You are on page 1of 8

PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

I. ANALISIS KEMURNIAN BENIH

L. M. DARNIAWAN
M1A115072

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benih merupakan sarana produksi yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan budidaya tanaman. Penggunaan bahan tanam bermutu merupakan

salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pertanaman.

Pengujian kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah tentang

kepositifan fisik komponen-komponen benih.

Kemurnian benih adalah persentase berdasarkan berat benih murni yang

terdapat dalam suatu contoh benih.. Prinsip dari pengujian ini yaitu dengan

memisahkan benih ke dalam tiga komponen, yaitu benih murni (benih yang

dimaksud oleh pihak produsen), benih tanaman lain (benih komoditas lain atau

varietas lain yang masih satu komoditas), dan kotoran benih. Untuk memperoleh

persentase kemurnian maka benih murni ditimbang pada unit penimbang, dan

hasilnya dibandingkan dengan standar minimum benih murni.

Tujuan pengujian benih adalah untuk mengetahui mutu kualitas pada suatu

jenis benih dari kelompoknya. Benih bermutu merupakan benih berkualitas yang

memiliki standar mutu baik secara fisik, fisiologis, dan genetik.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum analisis

kemurnian benih untuk mengetahui komposisi benih murni, benih lain dan

kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.


1.2. Tujuan

Tujuan analisis kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi

benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat menentukan

komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili

lot benih.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanankan pada tanggal 19 Oktober 2018, pukul 15.30

WITA sampai selesai, di Laboratorium Kehutanan Dan Ilmu Lingkungan

Universitas Halu Oleo, Kendari

2.2. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang diginakan pada praktikum ini yaitu benih jati lokal

(Tectona grandis).

Alat yang digunakan yaitu timbangan dan alat tulis menulis.

2.3. Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum ini yaitu antara lain:

2.3.1. Menghitung benih sebanyak 1000 benih

2.3.2. Memisahkan benih menjadi tiga bagian yaitu benih murni, benih lain dan

kotoran.

2.3.3. Menimbang masing-masing benih yang telah dipisahkan dan catat

hasilnya.

2.3.4. Hasil dari penimbangan dicatat dengan jumlah angka dibelakang koma

sesuai dengan aturan pada tabel angka desimal.


2.4. Perhitungan

Persentase berat masing-masing bagian dihitung dengan rumus :

𝑘1
% Benih murni = 𝑥 100%
𝑘1+𝑘2+𝑘3

𝑘2
% Benih lain = 𝑥 100 %
𝑘1+𝑘2+𝑘3

𝑘3
% kotoran = 𝑥 100 %
𝑘1+𝑘2+𝑘3

Dimana :

K1 : berat benih murni

K2 : berat benih lain

K3 : berat kotoran

Persentase benih murni, benih lain, dan kotoran harus dicatat dengan satu

angka desimal (misalnya 0,2 bukan 0,21).

Untuk mengetahui berat tambahan atau berat yang hilang selama analisis,

jumlah berat ketiga komponen benih dibandingkan dengan berat awal. Jika ada

ketidaksesuaian lebih dari 5 % berat benih pengujian ditolak dan pengujian ulang

harus dilaksanakan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini dapat disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 1. Analisis kemurnian benih jati lokal (Tectona grandis)


Pengamatan Hasil (gram)

% benih murni 99,99

% benih lain 0

% kotoran 0,0099

3.2. Pembahasan

Pengujian kemurnian diperlukan sebagai upaya untuk mengetahui

seberapa besar benih yang sebenarnya tanpa mempertimbangkan komponen lain

selain benih. Persentase benih murni, benih lain dan kotoran harus dicatat dengan

satu angka desimal (misalnya 0,2 bukan 0,21). Untuk mengetahui berat tambahan

atau berat yang hilang selama analisis, jumlah berat ketiga komponen benih

dibandingkan dengan berat awal contoh kerja. Jika ada ketidaksesuaian lebih dari

5% berat contoh kerja, pengujian ditolak dan pengujian ulang harus dilaksanakan

(Departemen Kehutanan , 2007).

Pengujian kemurnian benih di laboratorium ialah melakukan analisis

kemurnian fisik (berdasarkan identitas yang telah ditetapkan) dengan jalan


memisah contoh benih ke dalam komponen yaitu komponen benih murni, benih

tanaman lain, dan kotoran benih (Kemendikbud, 2017).

Pemilihan biji untuk bahan tanam(benih,bibit) harus diperhatiakn betul

agar produksi tanamanya mencapai hasil yang maksimal. Sertifikasi benih

bertujuan untuk memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul serta

(Asroni, 2014)

Menghitung secara langsung 1000 benih, setelah benih dihitung sebanyak

1000 benih lalu benih ditimbang dan diketahui beratnya. Data yang dihasilkan

dalam penghitungan ini sangat akurat, tetapi dalam pelaksanaan penghitungan

tentu sangat memakan waktu dengan menghitung 1000 benih apa lagi benih

berukuran yang kecil (Ferdian, 2010).

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, benih yang

digunakan yaitu benih jati lokal (Tectona grandis) sebanayak 1000 benih

memiliki kemurnian benih yaitu sebanyak 99,99 gram, dan untuk benih lain

sebanyak 0 gram serta untuk kotoran benih diperoleh sebanayak 0,0099 gram.

3.3. Kesimpulan

Kemurnian benih merupakan presentase berdasarkan berat benih murni

yang terdapat dalam suatu benih tertentu. Untuk menganalisa kemurnian benih

dipisahkan benih murni, benih lain dan kotoran benih.


DAFTAR PUSTAKA

Asroni,2014. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian Institut Pertanian (Intan)


Yogyakarta.

Departemen Kehutanan, 2007. Tentang Petunjuk Teknis Pengujian Mutu Fisik


Fisiologi Benih. Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan Dan
Perhutanan Sosial.

Ferdian 2010. Ilmu Pertanian. Jurnal Kultura. Vol. 11 (No.1). halaman : 22-31.

Kemendikbud, 2017. Pengujian Mutu Benih. Kementerian pendidikan dan


kebudayaan Direktorat jenderal guru dan tenaga Kependidikan.

You might also like