You are on page 1of 7

HERITAGE

“Bangunan Heritage”

DISUSUN OLEH:
Lucky Kharisma Putra
(16120030)

DOSEN :
Ir. Maulina Dian. P, MT
Ir. Lely Mustika, MT

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
• Definisi Heritage
➢ Definisi menurut UNESCO
UNESCO memberi definisi `heritage` yaitu sebagai warisan
(budaya) masa lalu, apa yang saat ini dijalani manusia, dan apa yang
diteruskan kepada generasi mendatang. Pendek kata, `heritage` adalah
sesuatu yang seharusnya diestafetkan dari generasi ke generasi,
umumnya karena dikonotasikan mempunyai nilai sehingga patut
dipertahankan atau dilestarikan keberadaannya.
➢ Definisi menurut kamus inggris-Indonesia susunan John M Echols dan
Hassan Shadily
Pengertian heritage sesungguhnya cukup luas. Dalam kamus
Inggris-Indonesia susunan John M Echols dan Hassan Shadily, heritage
berarti warisan atau pusaka. Sedangkan dalam kamus Oxford, heritage
ditulis sebagai sejarah, tradisi, dan nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa
atau negara selama bertahun-tahun dan diangap sebagai bagian penting
dari karakter mereka. Dalam buku Heritage : Management,
Interpretation, Identity, Peter Howard memaknakan heritage sebagai
segala sesuatu yang ingin diselamatkan orang, termasuk budaya material
maupun alam. Selama ini warisan budaya lebih ditujukan pada warisan
budaya secara publik, seperti berbagai benda yang tersimpan di museum.
Padahal menurut Howard, tiap orang juga punya latar belakang
kehidupan yang bisa jadi warisan tersendiri.

• Kriteria Heritage
Kriteria untuk menentukan bangunan cagar budaya
1. Nilai sejarah
▪ Tempat berlangsungnya peristiwa bersejarah, seperti perundingan
dengan penjajah, lokasi pertempuran, dicanangkkanya perubahan
besar.
▪ Keterkaitan bagian dari perubahan atau capaian dalam sejarah, seperti
stasiun pertama, kantor layanan pos pertaama, bangunan PDAM dan
lainnya.
▪ Keterkaitan dengan kehidupan tokoh dalam sejarah seperti istana Oei
Tiong Ham dan rumah Tasripien.
▪ Keterkaitan dengan pembangunan/arsitek ir. H Thomas
Karsten,Rajawali Nusindo
▪ Keterkaitan dengan proses produksi pada masanya.
2. Nilai sosial
▪ Seberapa jauh bangunan tersebut di maknai sebagai tempat kegiatan
tertentu yang melibatkan masyarakat atau sekelompok orang, seperti
Pasar Yaik yang di gunakan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat
saat malam hari.
▪ Peran sebagai unsur pembentuk citra kota/kawasan. Seberapa jauh
berperan sebagai acuan arah masyarakat atau peran dalam kota.

3. Nilai arsitektur
▪ Perpadaun bentuk, struktur dan bahan. Bagaimana unsur-unsur
tersebut dapat di padukan dengan prinsip-prinsip desain arsitektur
seperti skala, proporsi, harmoni, dsb yang sebagian di tentukan oleh
semangat zamannya.
▪ Perpaduan bangunan dengan tapaknya. Seberapa tinggi bangunan
dengan luas tapaknya.
▪ Kekriyaan. Seberapa tinggi kekriyaan dan pertukangan bangunan
tersebut.
▪ Kelangkaan atau keterwakilan dalam hal tipologi bangunan.
4. Nilai ilmu
▪ Kandungan arkeologis yaitu keberadaan atau di duga tinggalan
arkeologi pada lokasi
▪ Capaian teknologi setelah proses pencarian yang sangat panjang
dalam sejarah perkembangan arsitektur contoh pasar Johar yang
merupakan puncak pencarian bangunan yang menyelesaikan
permasalahan penghawaan, penerangan ruang kegiatan
▪ Nilai keploporan atau kebaruan. Seberapa jauh bangunan/karya
arsitektur memperlihatkan kebaruan pada masanya dan/atau menjadi
pelopor yang diikuti oleh arsitek/karya arsitek lain sesudahnya.
5. Nilai keaslian bentuk atau pemanfaatan.

Kriteria penghargaan terhadap budaya dan sejarah


1. Nilai Bersejarah (historic values): ini berhubungan denga sejarah dari
sebuah tempat dan bagaimana hal ini menunjukkan pentingnya suatu tema
(themes), peristiwa (events), manusia (people), atau pengalaman
(experiences) bersejarah.
2. Nilai (Physical values): nilai ini berhubungan dengan bukti fisik kekinian.
3. Nilai Sosial (Social Values): nilai-nilai ini berhubungan dengan makna
yang dimiliki suatu tempat bagi komunitas atau masyarakat tertentu.
4. Nilai Sakral (tangata whenua values / sacred values): tempat yang
disucikan atau penting bagi alasan spiritual, budaya atau sejarah.
5. Lingkungan (surrounding): pengaturan atau konteks dari suatu tempat
yang memberikan sebuah penghargaan dan pengertian bagi karakter,
sejarah, dan atau pembangunan.
6. Kelangkaan (rarity): tempat yang unik atau langka di suatu daerah atau
wilayah.
7. Keterwakilan (representativeness): tempat yang contoh baik dari suatu tipe
atau era (waktu).
• Prinsip Heritage
▪ UU No. 11 tahun 2011 tentang Cagar Budaya (UUCB)
Pelestarian: upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar
Budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan
memanfaatkannya.

▪ UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (UUCB)


Pelestarian: kegiatan perawatan, pemugaran, serta pemeliharaan
bangunan gedung dan lingkungannya untuk mengembalikan keandalan
bangunan tersebut sesuai dengan aslinya atau sesuai dengan keadaan
menurut periode yang dikehendaki.

▪ UU No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya (UUCB)


Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai Cagar Budaya

• Jenis-jenis Pelestarian Heritage


▪ Konservasi merupakan suatu upaya untuk melindungi dan memelihara
tempat-tempat yang berharga dan indah supaya tidak hancur atau berubah
masih dalam batasan-batasan yang wajar
▪ Preservasi adalah mempertahankan ( melestarikan ) yang telah dibangun
disuatu tempat dalam keadaan aslinya tanpa ada perubahan dan
mencegah penghancuran
▪ Rekontruksi membangun kembali suatu tempat sesuai dengan kondisi
semula yang diketauhi dan diperbedakan dengan menggunakan bahan
baru atau bahan lama
▪ Restorasi adalah mengembalian yang telah dibangun disuatu tempat ke
kondisi semula yang diketahui, dengan menghilangkan tambahan atau
membangun kembali komponen-komponen semula tanpa menggunakan
bahan baru .
▪ Adaptasi adalah mengubah suatu tempat sesuai dengan penggunaan yang
dapat digabungkan
▪ Revitalisai kegiatan pengembangan yang ditujukan untuk menumbuhkan
kembali nilai-nilai penting cagar budaya dengan penyesuaian Fungsi
ruang baru yang tidak bertentangan dengan prinsip pelestarian dan nilai
budaya masyarakat
• Contoh-contoh banguna bersejarah
Bangunan Heritage Keterangan
Gedung Sate yang pada masa Hindia Belanda itu
disebut Gouvernements Bedrijven (GB), peletakan
batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina
Coops, puteri sulung Wali kota Bandung, B.
Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili
Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van
Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920,
merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang
terdiri dari Ir.J.Gerber, arsitek muda kenamaan
lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh.
De Roo dan Ir. G. Hendriks serta pihak Gemeente
van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors
dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang di
antaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir
batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina
yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu
tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal
dari penduduk Kampung Sekeloa, Kampung
Coblong Dago, Kampung Gandok dan Kampung
Cibarengkok, yang sebelumnya mereka
menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan
Gedong Papak (Balai Kota Bandung).

Gedung Sate (ca.1920-28)


Selama kurun waktu 4 tahun pada bulan
September 1924 berhasil diselesaikan
pembangunan induk bangunan utama
Gouverments Bedrijven, termasuk kantor pusat
PTT (Pos, Telepon dan Telegraf) dan
Perpustakaan.

Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya


arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak
terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda
Dr.Hendrik Petrus Berlage, yang bernuansakan
wajah arsitektur tradisional Nusantara.
Lawang Sewu (bahasa Indonesia: seribu pintu)
adalah gedung gedung bersejarah di Indonesia
yang berlokasi di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Gedung ini, dahulu yang merupakan kantor dari
Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau
NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada
tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda
yang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu
karena bangunan tersebut memiliki pintu yang
sangat banyak, meskipun kenyataannya, jumlah
pintunya tidak mencapai seribu. Bangunan ini
memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar,
sehingga masyarakat sering menganggapnya
sebagai pintu (lawang).

Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini


setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor
Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia
(DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia.
Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan
Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam
IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil)
Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada
masa perjuangan gedung ini memiliki catatan
sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung
peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14
Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini
menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara
pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api
melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka
dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat
Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992,
memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari
102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota
Semarang yang patut dilindungi.

Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami


tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan
oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan
bersejarah PT Kereta Api Persero
Gereja Blenduk (kadang-kadang dieja Gereja
Blendug dan seringkali dilafazkan sebagai
mBlendhug) adalah Gereja Kristen tertua di Jawa
Tengah yang dibangun oleh masyarakat Belanda
yang tinggal di kota itu pada 1753, dengan bentuk
heksagonal (persegi delapan). Gereja ini
sesungguhnya bernama Gereja GPIB Immanuel,
di Jl. Letjend. Suprapto 32. Kubahnya besar,
dilapisi perunggu, dan di dalamnya terdapat
sebuah orgel Barok. Arsitektur di dalamnya dibuat
berdasarkan salib Yunani. Gereja ini direnovasi
pada 1894 oleh W. Westmaas dan H.P.A. de
Wilde, yang menambahkan kedua menara di
depan gedung gereja ini. Nama Blenduk adalah
julukan dari masyarakat setempat yang berarti
kubah. Gereja ini hingga sekarang masih
dipergunakan setiap hari Minggu. Di sekitar gereja
ini juga terdapat sejumlah bangunan lain dari masa
kolonial Belanda.

• Resume Bangunan Heritage

KRITERIA

NILAI SEJARAH √ √ √

NILAI SOSIAL √ √ √

NILAI ARSITEKTUR √ √ √

NILAI ILMU √ √ √

NILAI KEASLIAN BENTUK √ √ √

You might also like