You are on page 1of 29

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA IBU HAMIL TRIMESTER II

BAB I

PENDAHULUAN

Ibu hamil trimester dua yakni masa kehamilan pada minggu ke-14 sampai dengan minggu ke-24
kehamilan. Pada trimester kedua ini kehamilan biasanya sudah tampak jelas, ibu hamil dan
keluarganya sudah mengatur waktunya untuk kehamilan. Sebagian besar ibu hamil pada
trimester kedua ini tidak memiliki permasalahan yang serius. Namun tidak sedikit ibu hamil pada
masa ini ketika memeriksakan kehmilannya mengeluhkan ketidaknyamanan. Kebanyakan dari
keluhan ini adalah ketidaknyamanan normal dan merupakan bagian dari perubahan yang terjadi
pada tubuh dan emosional ibu selama kehamilan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
bulan. Jadi ibu hamil trimester kedua yakni pada bulan keempat sampai keenam tepatnya pada
minggu ke-14 sampai dengan minggu ke-24 kehamilan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam
keluarga, jarang seorang ahli medik terlatih yang begitu terlibat dalm kondisi yang biasanya
sehat dan normal. Mereka menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam memberikan
dukungan pada ibu dan keluarganya dalam rencana menyambut anggota keluarga baru,
memantau perubahan-perubahan fisik normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin.
Juga mendeteksi serta mentalaksanakan setiap kondisi yang tidak normal. Pada umumnya
kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan
melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui
sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat
memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama hamilnya. Oleh karena itu pelayanan /
asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil
normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
B. Pengertian Kehamilan Trimester II
1. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 12-28 minggu (Hanifa Wiknjosastro,
2005).
2. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 14 – 28 minggu (Manjoer, 2008).
3. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 13 – 27 minggu (Kusmiati, 2009).
4. Kehamilan Trimester II adalah kehamilan dengan usia 12 – 28 minggu(Prawirohardjo,2008).

C. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda-tanda Persumtif
a) Amenore (tidak dapat haid)
b) Mual dan muntah (nusea dan vomiting)
c) Hiperemesis
d) Mengidam (ingin makan khusus)
e) Tidak tahan bau-bauan
f) Pingsan
g)Tidak ada selera makan
h) Lelah (Fatique)
i) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
j) Miksi (sering kencing)
k) Konstipasi / Obstipasi
l) Pigmentasi kulit
m) Epulsi (hipertropi dari papil gusi)
n) Pemekaran vena-vena (varises)
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b)Uterus membesar
c) Tanda hegar
d) Tanda chadwick
e) Tanda piscaseck
f) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang
g) Teraba ballotement
h) Reaksi kehamilan positif
c. Tanda pasti
Gerakan janin yang terlihat atau diraba, juga bagian-bagian janin.
a) Denyut jantung janin
1. Didengar dengan stetoskop-monoral laennec
2. Dicatat dan didengar dengan alat dopler
3. Dicatat dengan foto elektrokardiogram
4. Dilihat pada ultrasonografi
b) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

D. Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi


1. Sistem Reproduksi
a) Uterus
Terjadi perubahan bentuk dan ukuran uterus akibat pengaruh dari estrogen dan
progesteron. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bukit. Hubungan antara besarnya dengan
tuanya kehamilan sangat penting diketahui, diantaranya untuk mengetahui diagnosa apakah
wanita tersebut hamil fisiologis atau hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa dan sebaganinya (Saifudin, Abdul Bari. 2008).
(a) Usia kehamilan 16 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak diantara ½ jarak pusat ke
simpisis.
(b) Usia kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak dipinggir bawah pusat.
(c) Usia kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat
Umumnya seiring pembesaran uterus berotasi ke kanan. Hal ini kemungkinan disebabkan
adanya colon rektosigmoid di sebelah kiri. Hipertrofi ekstensif (pembesaran) dan mendesak usus
halus ke kedua sisi abdomen. Segera setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi uterus dapat
dirasakan selalui dinding abdomen. Kontraksi ini disebut tanda brakton hicks. Selain bertambah
besar uterus yang mengalami perkembangan desidua dan perubahan berat. Bentuk serta posisi
dinding otot menjadi kuat dan elastis. Fundus pada serviks mudah fleksibel yang disebut tanda
Mc. Donald.

b) Serviks
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan sekresi lebih banyak (keputihan) (Kusmiati, Yuni. 2009).

c) Vagina
Karena hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan perjadi hipervascularisasi
mengakibatkan pembuluh-pembuluh darah dan alat genetalia interna akan membesar. Hal ini
terjadi karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Peningkatan
sensitifitas dan meningkatkan keinginan dan bangkitnya nafsu seksual. Khususnya selama
Trimester II kehamilan. Peningkatan Kongesti kehamilan relaksasi dingin pembuluh darah dan
uterus akan dapat menyebabkan timbulnya odema dan varices vulva (Kusmiati, Yuni. 2009).

d) Ovarium
Dalam Endokrinologi, ovarium memiliki 2 fungsi yaitu :
(1) Fungsi proliferasi (generatif) yaitu sumber ovum selama masa reproduksi.
(2) Fungsi Sekretorik (vegetatif) yaitu tempat pembentukan dan pengeluaran hormon steroid
(estrogen, progesteron, androgen)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum
akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu
seterlah plasenta terbentuk, korpus luteum mengecil (Saifudin, Abdul Bari. 2008)

e) Payudara
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih
agak jernih disebut colostrum. Colostrum berasal dari asinus yang bersekresi. Selama trimester
kedua pertumbuhan kelenjar mammae meningkat secara progesif. Kadar hormon luteal dan
plasenta pada masa hamil meningkatkan proliferasi ductus laktiferus dan jaringan lubulus
alveolar sehingga pada palpasi teraba penyerapan nodul kasar. Peningkatan jaringan glandular
menggantikan jaringan ikat akibatnya jaringan menjadi lebih lunak dan lebih panjang.
Peregangan ligamentum cooper sucpensosium fibrosa berlebihan yang menompang payudara
dapat dicegah dengan menggunakan bra maternitas sesuai ukuran.
Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada pertengahan
masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan
plasenta lahir (Pantikawati, Ika. 2010).

2. Sistem Endokrin
Adanya peningkatan estrogen dan progesteron serta bertambahnya pembentukan FSH
dan LH (Pantikawati, Ika. 2010).

3. Sistem Sirkulasi
Peredaran darah pada ibu hamildipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a) Peningkatan kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan
dan pertumbuhan janin.
b) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro placenta.
c) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron mungkin meningkat, akibat dari faktor tersebut
dijumpai beberapa pengaruh peredaran darah, yaitu :
(1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel
darah, sehingga terjadi hemodilusi dengan puncak pada umur hamil 32 minggu curah jantung
akan bertambah sekitar 30% bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar UK 16
minggu.
(2) Sel darah
Sel darah merah mungkin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin
dalam rahim tetapi pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan peningkatan volume
darah sehingga terjadi hemodilusi (salah satu penyebab gusi berdarah) dan disertai anemia
fisilogis (Saifudin, Abdul Bari. 2008).

4. Sistem Perkemihan
Kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang. Pada trimester II
kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang
sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser ke arah atas. Kongesti panggul pada masa hamil
di tunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat
mukosa kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kadung kemih sampai
sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan
rasa ingin berkemih, walaupun kemih haya berisi sedikit urine. (Pantikawati, Ika. 2010)

5. Sistem Respirasi
Selama periode kehamilan, sistem respirasi berubah, hal ini terjadi karena kebutuhan
O2 semakin meningkat. Disamping itu terjadi pula desakan diafragma karena dorongan rahim.
Ibu hamil bernapas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya. Ibu hamil dapat merasa lelah
karena kerja jantung dan paru-paru menjadi lebih berat.

6. Sistem Muskuloskeletal
Pada trimester II, peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan
wanita berubah secara menyolok. Otot dinding perut meregang dan akhirnya sedikit kehilangan
tonus otot.Selama trimester II mobilitas persendian akan berkurang terutama di daerah siku dan
pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif/ jaringan yang
berhubungan di sekitarnya (Pantikawati, Ika. 2010).

7. Sistem Pencernaan
Biasanya terjadi Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat selain
itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut
yang mendesak orga-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas
dan lateral, wasir (hemoroid).
Cukup sering pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-
vena di bawah uterus termasuk vena hemoroid, perut panas (heartburn) terjadi karena aliran balik
asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah (Kusmiati, Yuni. 2009).

8. Sistem Integumen
a) Perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruhmelanophore stimulating
hormone (MHS), pengaruh lobus hipofisis anterior, dan pengaruh kelenjar suprsrenalis.
b) Perubahan kondidi kulit yang berubah terbalik dari keadaan semula, yang biasanya (pada saat
belum hamil) kulit kering, maka kini akan menjadi berminyak, begitu pula sebaliknya.
c) Rambut menjadi lebih kering atau berminyak karena adanya perubahan hormon.

9. Metabolisme
Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
pemberian ASI. Perubahan metabolisme pada kehamilan antara lain:
a) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq/liter menjadi 145 mEq/liter
karena hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
b) Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan
organ kehamilan, serta persiapan laktasi.
c) Kebutuhan kalori bisa didapatkan dari karbohidrat, lemak, dan protein.
d) Kebutuhan zat mineral (kalsium, fosfor, zat besi, dan air).
e) Berat badan ibu hamil bertambah.Kenaikan berat badan 0,4 – 0,5 kg perminggu selama sisa
kehamilan (Pantikawati, Ika. 2010).

E. Perubahan dan Adaptasi Psikologi


Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan
kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu
belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya
dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini
pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai
seorang di luar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa
tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido
( Pusdiknakes, 2003: 27).

Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu
lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu
besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti
dan mengerti tentang kehamilannya ( Tri Rusmi Widayatun dalam Dewi, 1999: 154).
Perubahan emosi;
a) Bulan ke 4:
(1) Tampak egosentris dan sering melamun
- Mulai menunjukan tingkah laku “mengayomi; menyiapkan segala sesuatu untuk bayi yang
akan lahir dan untuk dirinya dalam mengantisipasi kelahiran.
- Kelabilan alam perasaan dan emosi , keasikan dan kelabilan alam perasaan menyusahkan
orang-orang disekitarnya; memerlukan kasih sayang, perhatian, dan pemahaman ekstra.
- Ketidakstabilan mirip dengan sindroma pra menstruasi, termasuk mudah tersinggung, suasana
hati yang berubah-ubah, tidak rasional dan cengeng
- Perasaan tidak karuan, pikiran kacau, menjadi pelupa, menjatuhkan barang-barang,
mengalami kesulitan untuk memudahkan perhatian
b) Bulan ke 5:
- Menerima realita kehamilan
- Berkurangnya perubahan suasana hati, tetapi kadang-kadang perasaan cepat, marah dan
tersinggung masih muncul
c) Bulan ke 6:
- Perubahan suasana hati mulai berkurang
- Perasaan cemas tentang masa depan

F. Perubahan dan Perkembangan Pada Janin


a) 12 minggu
Bentuk wajah mulai lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki terpisah
penuh. Usus bayi talah teraba di rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak
jantung janin meningkat. Panjang bayi ± 63 mm dan berat ± 14 gram.

b) 13 minggu
Kelopak mata bayi merapat dan melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai
panjang ± 76 mm dan beratnya ± 19 gram.

c) 14 minggu
Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya ± 80 -110 mm dan beratnya ± 25 gram. Lehernya
semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh diseluruh tubuh dan melindungi
kulit mulai tumbuh pada mingu ini.

d) 15 minggu
Tulang dan sumsum tulang didalam sistem kerangka terus berkembang. Kulit bayi masih sangat
tipis sehingga pembuluh darah terlihat. Beratnya ± 49 gram dan panjangnya ± 113 mm.

e) 16 minggu
Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Sistem peredaran darah
mulai berfungsi. Panjangnya ± 116 mm dan beratnya ± 80 gram.

f)17 minggu
Panjangnya ± 12 cm dan beratnya ± 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak coklat
mulai berkembang untuk menjaga suhu tubuh bayi setelah lahir.

g) 18 minggu
Panjang ± 14 cm dan beratnya ± 149 gram, bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk dalam
rahim dam mulai bergerak.

h) 19 minggu
Tubuh bayi diselimuti verniks caseosa, semacam lapisan lilin yang melindung kulit dari luka.
Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik kerenanya ia mampu membuat gerakan seperti
menghisap jempol. Beratnya ± 226 gram dengan panjang ± 16 cm.

i) 20 minggu
Setengah perjalanan telah dilaluui. Berat ± 260 gram dan panjang ± 18 cm. Dibawah lapisan
verniks, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous, kuku tumbuh di
minggu ini.

j) 21 minggu
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga bayi sudah mampu menyerap atau menelan gula
dari cairan lalu dilanjutkan sistem pencernaan menuju usus besar. Berat ± 340 gram dan panjang
± 20 cm.

k) 22 minggu
Indra byi mulai berkembang dan pertumbuhan tubuh sudah mulai mirip dengan pada saat bayi
lahir.

l) 23 minggu
Lemak semakin banyak, kulit mulai keriput. Bayi mulai menggerakan jari, lengan dan kaki.
Berat ± 450 gram.

m) 24 minggu
Paru-paru bayi mulai mengambil oksigen meskipun belum bisa sempurna. Paru-paru sudah mulai
memproduksi surfaktan untuk menjaga kantung udara.

n) 25 minggu
Bayi sudah mulai mengedipkan mata. Indra yang lain juga mulai lebih sempurna. Berat ± 650 -
670 grsm dsn panjang ±34 -37 cm.

o) 26 minggu
Mata sudah bisa berkedip, otak mulai berfungsi mengembangkan fungsi indra bayi. Berat ± 750 -
780 gram dan panjang ± 35 – 38 cm.

p) 27 minggu
Paru paru, hati dan sistem kekebalan masih harus dimatangkan. Akan tetapi jika sudah dilahirkan
85% sudah bisa bertahan. Berat ± 870 -890 gram dan
panjang ± 36 -38 cm.

q) 28 minggu
Berat ±1100 gram. Otak bayi mulai berkembang dan luas. Lapisan lemak semakin berkembang
dan rambut halus bertambah banyak
(Manjoer, Arief dkk. 2008).

G. Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Trimester II


1. Faktor Fisik
a. Status Kesehatan
Status kesehatan wanita sebelum hamil akan berpengaruh pada kehamilan, kesehatan ibu selama
hamil akan mempengaruhi kehamilannya dan mempengaruhi tumbuh kembang zygote, embrio,
dan janin termasuk keabnormalan formasi.
Dan jika seorang wanita yang sedang hamil pernah sebelumnya menderita suatu penyakit seperti
hepatitis, infeksi kandung kemih, penyakit ginjal, TBC dan lain-lain. Maka bidan perlu mengkaji
kembali kondisi wanita tersebut untuk mengetahui apakah ia masih menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit tersebut. Hal ini sangat penting karena beberapa penyakit yang
dibawa ibu dapat berdampak pada bayi yang dikandungnya seperti sifilis atau campak jerman
yang dapat menyebabkan cacat bawaan.
Beberapa hal yang mempengaruhi status kesehatan wanita hamil:
1) Riwayat penggunaan obat-obatan
2) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang dialami (penyakit kronis, penyakit infeksi, riwayat
kecelakaan, riwayat operasi
3) Riwayat melakukan transfusi darah
4) Imunisasi
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami
oleh ibu hamil :
1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan, yaitu hyperemesis gravidarum,
preklamsia/eklamsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau
selaput janin, perdarahan antepartum, gemelli.
2) Penyakit atau kelainan yang tidak berhubungan langsung dengan kehamilan. Terdapat
hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan
atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan. Termasuk klasifikasi ini adalah :
a) Penyakit atau kelainan alat kandungan misalnya varises vulva, kelainan bawaan, oedema
vulva, hematoma vulva, peradangan, gonorea, bartholinitis, trikomonas vaginalis, kista vagina,
kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, tumor uteri, mioma uteri, dan lain-lain.
b) Penyakit kardiovaskuler misalnya penyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral insufiensi,
jantung rematik, endokarditis.
c) Penyakit darah misalnya anemia dalam kehamilan, leukemia, hemostatis dan kelainan
pembekuan darah, trombositopeni dan lain-lain.
d) Penyakit saluran nafas misalnya influensa, bronkitis, pneumonia, asma bronkiale, TB paru.
e) Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia
diafragmatika gastritis, ileus, valvulusta dan lain-lain.
f) Penyakit hepar dan pankreas misalnya, hepatitis, rupture hepar, sirosis hepatis, ikterus, atrofi
hepar, penyakit pankreas, dan lain-lain.
g) Penyakit ginjal dan saluran kemih misalnya infeksi saluran kemih, bakteriuria, sistitis,
pielonefritis, glomerulonephritis dan lain-lain.
h) Penyakit endokrin misalnya diabetes dalam kehamilan, kelainan kelenjar gondok dan anak
ginjal, kelainan hipofisis, dan lain-lain.
i) Penyakit saraf misalnya epilepsia, pendarahan intrakranial, tumor otak, mistenia gravis,
otosklerosis dan lain-lain.
j) Penyakit menular misalnya IMS, (penyakit akibat hubungan seksual), AIDS, kondiloma
akuminata, thypus, kolera, tetanus, TORCH dan lain-lain.
Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, intra uterin fetal
death (IUFD), anemia berat, infeksi transplasental, pertus prematurus, dismaturitas, asfiksia
neonatorum, shock, perdarahan.

b. Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kahamilan. Banyak wanita yang
tidak mengetahui manfaat gizi bagi hamil (diet ibu hamil). Masalah inilah yang menjadi tugas
kita sebagai seorang bidan untuk menerangkannya di setiap ibu berkunjung.
Kebutuhan ibu hamil akan nutrisi lebih tinggi dibandingkan saat sebelum hamil dan
kebutuhan tersebut semakin bertambah pada saat ibu menyusui bayinya. Kecukupan gizi ibu
hamil dan pertumbuhan kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi maka ibu harus makan makanan yang banyak
mengandung gizi karena makanan tersebut diperlukan untuk pertumbuhan janin,plasenta,buah
dada dan kenaikan metabolisme dan apabila kekurangan dapat menyebabkan terjadinya abortus
(pada kehamilan trimester I) atau terjadinya partus prematurus atau kelahiran anak pertama.
Berikut ini merupakan zat makanan yang dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui:
Kalori 2000 kkal, Protein 55 g, Kalsium 0.5 g, Zat bezi 12 g, Vitamin A 5000 IU, Vitamin D 400
IU, Thiamin 0.8 mg, Roboflavin 1.2 mg, Niasin 13 mg, Vitamin C 60 mg.
c. Gaya Hidup : Subtance abuse, perokok, hamil diluar nikah, kehamilan tidak diharapkan.
Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani oleh para wanita
pada masa kini, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang langsung
menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi hari,
keletihan,sakit punggung,dan gangguan pencernaan.
d. Subtance abuse (Alkohol)
Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau membahayakan bayi
dalam kandungan. Pada hakekatnya semua wanita tahu tentang akibat dari meminum alkohol.
Resiko dari minum alkohol yang terus-memerus, tentunya juga berhubungan dengan dosis yang
akan menyebabkan berbagai masalah yang serius seperti meningkatkan resiko keguguran,lahir
prematur,berat lahir yang rendah,komplikasi selama masa persiapan kelahiran, persalinan dan
FAE (Fetal Alkohol effect). Di Amerika Serikat, penggunaan alkohol selama kehamilan
merupakan penyebab terbesar dari keterbelakangan mental dan cacat lahir. Makin cepat seorang
peminum menghentikan kebiasaanya selama kehamilan akan lebih kecil resikonya pada bayi
e. Merokok
Terdapat bukti kuat bahwa ibu hamil yang merokok dapat langsung mempengaruhi dan
merusak perkembangan janin dalam rahim seperti BBLR, apneu dan kemungkinan meninggal
karena SIDS ( Sudden Infant Death Sindrome) atau Crib Death atau kematian diranjang bayi.
Asap rokok dapat menyebabkan suplai Oksigen dan nurisi kepada janin melalui plasenta
berkurang
f. Hamil diluar Nikah / Kehamilan tidak diharapkan
Hamil tidak diharapkan adalah kehamilan yang oleh karena suatu sebab maka keberadaanya
tidak diinginkan oleh salah satu pihak ataupun keduanya.
2. Faktor Psikologis
Kehamilan merupakan krisis maternitas yang dapat menimbulkan stres tetapi berharga karena
menyiapkan wanita tersebut untuk memberi perawatan dan mengemban tugas yang lebih berat.
Apabila wanita saat hamil berubah menjadi cepat naik darah atau yang rajin menjadi malas hal
tersebut merupakan hal yang wajar karena wanita tersebut mengalami perubahan emosi.
(Pantikawati, Ika. 2010).

H. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester II


1. Kebutuhan fisik
a. Oksigen
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan tubuhnya dan untuk aktivitas
berbagai organ atau sel. Asupan oksigen bisa terganggu disebakan oleh berbagai faktor yang
salah satunya adalah aktifitas ibu hamil yang berlebihan, karena kegiatan yang berlebihan dapat
membuat daya serap oksigen lemah. Penyebab lain adalah asupan gizi ibu hamil yang kurang
bagus, sehingga ibu kekurangan energi untuk mengantarkan darah dan oksigen ke rahim.
Pada dasarnya kebutuhan oksigen manusia sama yaitu udara bersih, tidak kotor, tidak bau
dan tidak berpolusi.
b. Nutrisi Ibu hamil
Janin di dalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat
memberikannya. Oleh sebab itu makanan ibu hamil harus cukup untuk berdua yaitu untuk ibu
sendiri dan anaknya dalam kandungan.
Makanan yang cukup mengandung zat gizi selama hamil penting artinya. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa apabila jumlah makanannya dikurangi maka berat bayi yang
akan dilahirkan menjadi lebih kecil.Komplikasi pada ibu yang mungkin terjadi adalah anemia
dan pre eklamsi. Selain berat badan janin lebih kecil, menyebabkan pula pertumbuhan dan
perkembangan otak janin tidak sempurna.
Ibu hamil yang cukup makannya akan mendapat kenaikan berat badan yang cukup baik.
Kenaikan berat badan rata-rata selama hamil adalah 9–13,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi
terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir.
Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi yaitu : fetus,
plasenta, liquor amnii, uterus, mammae, darah, lemak, protein serta retensi air.
Pada trimester II kalori dibutuhkan untuk penambahan darah, pertumbuhan uterus,
pertumbuhan jaringan mammae dan penimbunan lemak.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:
1) Asam folat
Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari daun hijau
(seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat disebut juga dengan
folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U dan faktor R atau vitamin B11. Kebutuhan akan
folic acid sampai 50-100 mg/hari pada wanita normal dan 300-400 mg/hari pada wanita hamil
sedangkan hamil kembar lebih besar lagi.
Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan plasenta, abortus habitualis, solusio plasenta,
dan kelainan kongenital pada janin.
Pemberian asam folat diberikan pada masa perikontrasepsi, satu bulan sebelum konsepsi dan 1
bulan post konsepsi, karena neural tube manusia menutup pada minggu ketiga post konsepsi.
Minimal pemberian suplemen asam folat yang dimulai 2 bulan sebelum konsepsi dan belanjut
hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 500
mikrogram, sedangkan untuk kelompok dengan faktor resiko adalah 4 mg/hari.
2) Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan gizi
seimbang energi dan juga protein.Hal ini juga efektif unutk menurunkan kejadian BBLR dan
kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang
janin dan perubahan pada tubuh ibu.
3) Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6
bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
4) Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk membangun
cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung
FeSO4 320 mg ( zat besi 30 mg ), minimal 90 tablet perhari.
5) Kalsium
Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg
perhari.
6) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok berisiko penyakit menular seksual dan
di negara dengan musim dingin yang panjang.
7) Pemberian yodium pada daerah yang endemik kretinisme.
8) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan selama hamil.

c. Personal Hygiene dan Pakaian


Kebesihan harus selalu dijaga pada masa hamil. Baju hendaknya yang longgar dan mudah
dipakai. Jika telah sering hamil, maka pemakaian setagen untuk menunjang otot-otot perut baik
dinasehatkan pada ibu hamil. Sepatu atau alas kaki yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh
karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh. Mammae
yang bertambah besar juga membutuhkan kutang atau BH yang lebih besar dan cukup
menunjang.Tak bisa disangkal, hampir semua bagian tubuh memang bertambah besar dan berat
di saat hamil.
1) Bra
Selama hamil, payudara perlu tersangga dengan baik. pilih bra yang biasa dipakai untuk
berolahraga, bra biasa tapi tanpa kawat penyangga (kawat penyangga dapat mencederai jaringan
payudara yang lembut), atau bra khusus untuk kehamilan.
Sebenarnya, tidak harus mengenakan bra khusus untuk kehamilan, namun pemakaian bra jenis
ini dapat menyangga payudara dengan baik, sehingga terasa nyaman saat bergerak
Ada bra yang bisa dipakai sejak masa hamil hingga menyusui. Bra jenis ini memiliki “jendela”
yang bisa dibuka bila ingin menyusui bayi kelak. Bra ini juga memudahkan, mengingat setelah
melahirkan perlu pakai bra siang dan malam (terutama di minggu pertama), untuk menghindari
tetesan ASI “tumpah” ke mana-mana.
Pilih yang bahan dasarnya katun, agar kulit bisa “bernapas” dengan nyaman. Sekalipun begitu,
bahan elastis yang menyertainya akan membuat bra lebih lentur ketika ukurannya berubah
Untuk payudara besar, bra yang memiliki tali bahu lebar, sehingga dapat menahan beban
payudara.
Pastikan penyangga bra di bagian bawah cup nyaman dipakai. Jika terlalu ketat dapat memicu
sakit di ulu hati. Selain itu, bra yang terlalu ketat akan menahan aliran darah seputar payudara,
dan meningkatkan kemungkinan penyumbatan saluran air susu (mastitis). Memakai bra yang pas
akan menghindari berbagai gangguan tersebut.
2) Celana Dalam
Awalnya mungkin masih bisa memakai celana dalam yang biasa di pakai. Akibat perut yang
mulai membesar, terkadang akan lebih terasa nyaman bila bagian pinggangnya ditarik ke bawah
hingga di bawah garis perut (bikini line). Namun, umumnya celana dalam harus diganti dengan
yang lebih besar setelah kehamilan memasuki usia 16 minggu.
a) pilih celana dalam berbahan dasar katun, karena memberi “ventilasi” yang baik sehingga
menghambat pertumbuhan jamur. Ingat, selama hamil suhu tubuh akan meningkat dan cairan
vagina juga kadang-kadang keluar, sehingga membuat ibu hamil rentan terhadap infeksi bakteri
b) perhatikan ukuran dan karet celana, jangan sampai menekan perut, pinggang atau lingkar paha
c) celana dalam yang pas, menutupi sekaligus menyangga perut dan bokong, serta tidak terlalu
ketat menekan bagian selangkangan, akan sangat membantu ibu hamil yang mengalami varises
(pembesaran pembuluh darah balik vena.

d. Eliminasi
Masalah eliminasi terkadang mengalami kesulitan tetapi banyak pula yang cukup lancar.
Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi basah. Situasi
basah ini menyebabkan jamur (Tricomonas) kambuh sehingga wanita sering mengeluh keputihan
dan gatal.

e. Seksualitas
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus
ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta
kemungkinan abortus menjadi lebih kecil.
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati.
Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk kedalam rongga panggul, koitus sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
Sebagian perempuan takut melakukan hubungan seksual saat hamil. Beberapa merasa
gairah seksualnya menurun karena tubuh mereka melakukan banyak penyesuaian terhadap
bentuk kehidupan baru yang berkembang di dalam rahim mereka. Sementara di saat yang sama,
gairah yang timbul ternyata meningkat. Ini bukan kelainan seksual. Memang ada masanya ketika
ibu hamil mengalami peningkatan gairah seksual.
Trimester kedua: Minat meningkat (kembali) memasuki trimester kedua, umumnya libido
timbul kembali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan sehingga
ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa daripada di trimester pertama.
Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual,
muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih
nyaman. Demikian pula untuk urusan ranjang. Ini akibat meningkatnya pengaliran darah ke
organ-organ seksual dan payudara.

f. Mobilisasi dan body mekanik


Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak bebas mudah, dan teratur
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatan.

g. Gunakan body mekanik yang baik:

1) Hindari mengangkat beban yang berat


2) Gunakan kasur yang keras untuk tidur
3) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
4) Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi
terhambat
5) Boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari selama tidak memberikan gangguan.
6) Aktivitas dibatasi bila didapatkan penyulit : partus prematurus imminens, ketuban pecah,
menderita kelainan jantung.

h. Exercise/ senam Hamil


Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada kegiatan ini terjadi peningkatan
metabolisme yang pada dasarnya dengan peningkatan metabolisme diperlukan peningkatan
penyediaan oksigen sehingga senam hamil akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
Penanggulangan aspek fisik dari persalinan dan pemeliharaan kehamilan yang bertujuan
melindungi ibu dan anak adalah dengan jalan memberikan bimbingan pada ibu hamil dalam
persiapan persalinan yang fisiologis melalui penerangan, berdiskusi, dan memberikan latihan
fisik kepada wanita hamil. “Senam adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan seorang ibu
hamil baik fisik maupun mental pada persalinan yang aman, spontan dan lancar sesuai waktu
yang diharapkan”.
Pada prinsipnya senam hamil adalah exercise therapy atau terapi latihan yang merupakan
bagian dari ilmu fisioterapi yang dilaksanakan dibagian obstetric pada ibu hamil oleh seorang
fisioterapis.
Senam yang dilakukan oleh ibu hamil pada setiap semester. Senam hamil penting bagi
seorng ibu yang sedang mempersiapkan diri untuk persalinan terutama untuk ibu dengan usia
kandungan lebih dari 20 minggu.
Tujuan
1) Menguasai tehnik pernafasan
2) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut
3) Melatih sikap tubuh selama hamil
4) Melatih relaksasi sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi
5) Ibu dapat melahirkan tanpa penyulit sehingga ibu dan bayi sehat setelah persalinan
Manfaat
1) Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar panggul yang
penting dalam proses persalinan
2) Melatih sikap tubuh guna menghindari /memperingan keluhan-keluhan seperti sakit
3) Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani persalinan
secara lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya sehingga proses
persalinan normal langsung relatif cepat.
4) Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stress dan rasa sakit akibat his ketika
bersalin).

i. Istirahat dan Tidur


Selama hamil, tubuh butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini sama dengan tidur orang sehat
pada umumnya. Hanya saja, berbagai perubahan tubuh kerap membuat ibu hamil gampang lelah
dan mengantuk. Itu sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu istirahat dan tidur
sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap rentang 3 hingga 4 jam.
Sebaiknya tidak berbaring terlentang waktu tidur. Dengan besarnya rahim, berbaring
terlentang bisa menempatkan rahim di atas pembuluh darah penting yang berjalan ke bawah di
bagian perut. Beberapa wanita hamil mengalami kesulitan bernafas bila berbaring terlentang,
posisi istirahat yang bagus adalah tidur menyamping.

j. Imunisasi
Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi terhadap berbagai penyakit
yang dapat dicegah. Hal ini karena kemungkinan adanya akibat yang membahayakan Janin.
Imunisasi harus diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk mencegah kemungkinan
tetanus neonatorum. Imunisasi TT harus diberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak waktu TT1 dan
TT2 minimal 1 bulan, dan ibu hamil harus sudah diimunisasi lengkap pada umur kehamilan 8
bulan.

k. Travelling
Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan yang cenderung lama dan
melelahkan, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan
sirkulasi serta Oedema tungkai karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman
yang dikenakan dikendaraan jangan sampai menekan perut yang menonjol. Jika mungkin
perjalanan yang jauh sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak
mempengaruhi kehamilan.Berpergian dapat menimbulkan masalah lain, seperti konstipasi / diare
karena asupan makanan dan minuman cenderung berbeda seperti biasanya karena akibat
perjalanan yang melelahkan.

l. Persiapan Kelahiran Bayi


Sangatlah penting bekerjasama dengan ibu, keluarga dan masyarakat dalam
mempersiapkan persalinan serta membuat rencana tindakan sekiranya terjadi komplikasi-
komplikasi. Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota
keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang
tidak tertulis. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat
menerima asuhan yang ia perlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu
akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu.
Ada 5 komponen penting dalam rencana kehamilan :
1. Membuat rencana persalinan
Idealnya setiap keluarga mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana persalinan. Hal-
hal di bawah ini haruslah digali dan diputuskan dalam membuat rencana persalinan tersebut :
a) Tempat persalinan
b) Memilih tenaga kesehatan terlatih
c) Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
d) Bagaimana transportasi ke tempat persalinan
e) Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara
f) mengumpulkan biaya tersebut
g) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada
2. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat
pengambil keputusan tidak ada.
Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan :
a) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga ?
b) Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi
kegawatdaruratan ?
3. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan
Setiap keluarga seharusnya mempunyai rencana transportasi untuk ibu, jika ia mengalami
komplikasi dan perlu segera di rujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana ini perlu
dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen di bawah ini :
a) Dimana ibu akan bersalin (Desa, fasilitas kesehatan, rumah sakit)
b) Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawatdaruratan
c) Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial
4. Membuat rencana/pola menabung
Keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia
untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus, dimana
ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang
diperlukan.
5. Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan

m. Memantau kesejahteraan bayi


Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan ibu hamil dengan cara menghitung gerakan janin
dan menimbang pertumbuhan berat badan ibu setiap trimesternya apakah mengalami
peningkatan atau tidak.
n. Ketidaknyamanan dan cara mengatasinya
1) Chloasma/perubahan warna areola
a) Hindari sinar matahari berlebihan selama kehamilan
b) Gunakan bahan pelindung non alergis
2) Gusi berdarah
a) Berkumur dengan air hangat
b) Memeriksakan gigi secara teratur
c) Jaga kebersihan gigi, mengosok gigi dan flossing
3) Kelebihan Gas/kembung
a) Hindari makanan yang mengandung gas
b) Mengunyah makanan secara sempurna
c) Lakukan senam secara teratur
4) Nyeri Ligamentum Rotundum

o. Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan
antenatal yang pertama. Kunjungan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan (1x TM I, 1x TM
II, 2x TM III). Tujuan kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi,
mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
Jadwal kunjungan ulang sebaiknya : Sampai dengan 28 minggu usia kehamilan, setiap 4 minggu

o. Pekerjaan
Seorang wanita yang hamil harusnya berhenti bekerja diluar rumah sangat tergantung pada jenis
pekerjaannya, apakah lingkungan pekerjaan mengancam kehamilan/tidak dan seberapa besar
energi fisik dan mental yang diperlukan dalam bekerja. Sebagai contoh : wanita yang bekerja
sebagai radiografer dianjurkan untuk meninggalkan pekerjaannya beberapa bulan sebelum
hamil.

q. Tanda bahaya dalam kehamilan


1) Perdarahan pervaginam
2) Sakit kepala hebat
3) Bengkak di wajah dan jari – jari tangan
4) Keluar cairan pervaginam
5) Gerakan janin tidak ada/ berkurang
6) Nyeri perut yang hebat
(Pantikawati, Ika. 2010)

I. Kebutuhan psikologis pada trimester II


a. Support keluarga dan tenaga kesehatan
Ibu hamil sangat memerlukan dukungan dan perhatian dari keluarga dan tenaga kesehatan.
Adanya dukungan ini menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman dalam melewati
kehamilannya. Psikologi ibu hamil sangatlah unik dan sensitif, oleh karena itu dukungan yang
diberikan harus serius dan maksimal. Selain itu, persiapan untuk menjadi orang tua merupakan
hal yang sangat penting dilakukan sebelum anggota keluarga baru dilahirkan. Bagi yang sudah
memiliki anak, hal yang perlu diperhatikan adalah mempersiapkan anak tertua dalam
menghadapi kelahiran adik barunya.
Biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon
yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil pun sudah berkurang. Perut ibu pun belum
terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan
dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini ibu sudah
merasakan gerak bayinya dan mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang di luar
dirinya sendiri.
Pada periode ini banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama, merasakan meningkatnya libido.
Dukungan yang dapat diberikan keluarga atau suami adalah bersama-sama dengan ibu
merencanakan persalinan, ikut mewaspadai adanya komplikasi dan tanda-tanda bahaya, dan
bersama-sama merencanakan suatu rencana apabila terjadi komplikasi.
Petugas kesehatan dapat memberikan dukungan dengan mengajarkan kepada ibu tentang
nutrisi, pertumbuhan bayi, tanda-tanda bahaya, rencana kelahiran, dan rencana
kegawatdaruratan, karena saat ini merupakan waktu dan kesempatan yang paling tepat.
b. Persiapan menjadi orang tua
Kelahiran dapat pula disebut sebagai suatu keajaiban karena dalam waktu sembilan bulan
terbentuklah suatu makhluk hidup baru dari sebuah sel yang besarnya tidak lebih dari sebutir
pasir. Peristiwa ini membuat pasangan suami istri berubah status menjadi orang tua dan
mengalami berbagai kejadian berarti dalam hidupnya. Kegembiraan dan kesedihan akan lebih
mempererat hubungan diantara keduanya.
Mengandung merupakan waktu yang paling mencemaskan bagi ibu apalagi ketika
menunggu saat kelahiran dan ini dapat diperingan dengan mendiskusikan semua kecemasan yang
dirasakan dengan pasangan, keluarga dan tenaga kesehatan. Memamg ketika mengetahui bahwa
diri hamil akan terasa mengejutkan, namun diperlukan persiapan untuk menjadi orang tua sedini
mungkin, diantaranya :
1) Bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan saat melahirkan untuk saling berbagi
pengalaman yang unik tentang setiap kejadian yang dialami.
2) Berdiskusi dengan pasangan tentang apa yang akan dilakukan untuk menghadapi status
sebagai orang tua, seperti : akomodasi bagi calon bayi, menyiapkan tambahan penghasilan,
bagaimana nanti apabila nanti bila tibanya saat ibu harus kembali bekerja, apa saja yang
diperlukan untuk merawat bayi, dll.
Hubungan ini dapat memperkokoh perasaan diantara pasangan, bahwa memiliki bayi
berarti saling membagi tugas. Yang tidak kalah penting adalah persiapan psikologis dalam
menghadapi perubahan status dari hanya hidup berdua dengan pasangan, sekarang ada anggota
baru dalam keluarga.
c. Persiapan sibling
Jika memutuskan untuk mempunyai bayi lagi, kekuatan dari ikatan batin antara ibu dan
anak pertama akan terbukti sangat penting. Anak-anak yang lebih tua, yang telah membentuk
semacam independensi dan ikatan batin yang kuat biasanya tidak begitu merasa terancam oleh
kedatangan bayi baru daripada anak-anak yang belum mencapai kekuatan ikatan batin yang
sama. Anak-anak berusia 3 tahun atau lebih akan cenderung menunggu-nunggu kelahiran
seorang bayi baru, sedangkan anak-anak yang lebih muda mungkin merasa cemas menantikan
peristiwa kelahiran adiknya.
Kenyataannya semua anak merasa teraancam oleh kedatangan seorang bayi baru,
meskipun dengan derajat yang berbeda-beda, baik selama kehamilan maupun setelah kelahiran
dan perlu diyakini bahwa ibu masih mencintai mereka. Untuk mempersiapkan sang kakak dalam
menerima kehadiran adiknya dapat dilakukan dengan cara :
1) Ceritakan mengenai calon adik yang disesuaikan dengan usia dan kemampuannya untuk
memahami, tapi tidak pada usia kehamilan muda karena anak akan cepat bosan
2) Jangan sampai dia mengetahui tentang calon adiknya dari orang lain
3) Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya
4) Gunakan gambar-gambar mengenai cara perawatan bayi
5) Sediakan buku yang menjelaskan dengan mudah tentang kehamilan, persalinan dan perawatan
bayi
6) Menunjukkan foto anak semasa bayi, sehingga dapat membantunya membayangkan kecilnya
tubuh adiknya.
7) Mengajaknya menengok teman yang sedang memiliki bayi, sehingga anak dapat
menyentuhnya dan melihat bagaimana bayi disusui, diganti pakaiannya dan dimandikan. Baik
anak laki-laki atau perempuan dapat menggunakan boneka untuk memperagakannya di rumah.
8) Biarkan sang kakak membantu menyiapkan kamar dan pakaian calon adiknya.
9) Bila akan menggunakan kamar sang kakak, siapkan beberapa bulan sebelumnya agar tidak
merasa tersisihkan.
10) Yakinkan bahwa ibu tetap mencintainya setelah adiknya lahir.
11) Apabila bayi kembar atau cacat maka persiapkan sedini mungkin sang kakak untuk lebih
mandiri.
12) Bila anak sudah cukup besar ajarkan cara memakai dan melepas baju sendiri, makan ataupun
membantu untuk membawakan sesuatu agar anak mandiri ketika bersalin.
13) Memperkenalkan pengasuh.
14) Beri kesempatan suami untuk turut mengurusinya agar anak sadar bahwa bukan hanya ibu yang
dapat menyiapkan makanannya atau menemani tidurnya tetapi ayah juga bisa.
15) Perlihatkan cinta pada anak tertua.
16) Apabila sang kakak mengatakan ketidaksukaan pada sang adik, maka jangan panic.
17) Tidak boleh memberikan kesan bahwa ada hal yang mungkin anak rasakan tapi tidak dapat
dibicarakan.
18) Tetapkan jadwal mandi dan waktu tidur bersama-sama dengan anak beberapa bulan sebelum
tiba saat melahirkan sehingga anak terbiasa dengan rutinitas yang terjadi setelah melahirkan.
19) Jika punya kesempatan mulailah menempatkan anak dalam kelompok bermain sebelum bayi
lahir.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II

A. Pengkajian
Pengkajian meliputi data dasar dan riwayat kesehatan ibu, antara lain meliputi:
Identitas (nama, umur, pekerjaan, agama, dsb.)
1. Status pernikahan (pernikahan ke berapa)
2. Kunjungan sebelumnya (berapa kali berkunjung, rutin/ tidak, tempat berkunjung tetap/ pindah,
dst.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan (kehamilan ke berapa, abortus, pre eklampsia, perdarahan)
- riwayat imunisasi ibu (MMR,TORCH, TT)
- riwayat penyakit sekarang dan terdahulu
- riwayat alergi makanan dan obat-obatan
- riwayat penyakit dalam keluarga
- riwayat psiko sosial
Selain pengkajian data dasar tersebut diatas, dilakukan pula pengkajian terhadap:
a. Aktivitas / istirahat
- Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8-12 minggu), kembali pada tingkat
prakehamilan selama setengah kehamilan terakhir
- Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 dpm
- Murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume
- Sinkope
- Varises
- Sedikit oedema ekstremitas bawah/ tangan mungkin ada.
b. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
c. Eliminasi
- Perubahan pada konsistensi/ frekwensi defekasi
d. Peningkatan frekwensi perkemihan
- peningkatan berat jenis urinalisi
- Hemoroid
e. Makanan/ cairan
- Sedikit mual dan muntah
- Nyeri ulu hati
- Penambahan berat badan 11-12 Lb
- Membran mukosa kering: hipertrofi jaringan gusi, mudah berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
f. Nyeri / ketidak nyamanan
Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, nyeri punggung
g. Pernafasan
- Hidung tersumbat, mukosa lebih merah daripada normal
- Frekwensi pernapasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran/ tinggi uterus, pernafasan
torakal
h. Keamanan
- Suhu 98-99,6° F (36,1-37,6° C)
- Irama jantung janin (IJJ) terdengar dengan fetoskop
- Gerakan janin mulai terasa, quickening (sensasi gerakan janin pada abdomen) diantara 16 dan
20 minggu
i. Seksualitas
- Penghentian menstruasi
- Perubahan respon/ aktivitas seksual
- Leukorea mungkin ada
- Peningkatan progresif pada ukuran uterus fundus pada umbilikus (20 – 22 minggu)
- Perubahan payudara, pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas, lunak bila di
palpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan alveolar, hipertrofi tuberkel montgomery,
kemungkinan strie gravidarum, mulai tampak adanya kolostrum
- Perubahn pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spider nervi
- Tanda- tanda Goodel, Hegar, Chadwick positif
j. Interaksi sosial
- Bingung/ meragukan perubahan peran yang di antisipasi
- Tahap maturasi/ perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stresor kehamilan
- Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai
disfungsional.

Pemeriksaan Diagnostik
- JDL: menunjukkan animia, hemoglobinopatis ( misal : sel sabit )
- Golongan darah: ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompabilitas
- Usap vagina/ rektal : tes untuk neisseria ghonorrhea, clamydia
- Tes serologi: menentukan adanya sifilis (RPR: rapid plasma reagen), penyakit hubungan
kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kulit vagina, lesi, abnormal
- Skrinning: terhadap HIV, hepatitis, tuberkulosis
- Papaniculou smear: mengidentifikasi neoplasma, herpes simolek tipe 2
- Urinalisis: Skrin untuk kondisi medis (misal: pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit
ginjal )
- Positif Tes serum/ urin : untuk gonadotropin chorionik manusia ( HCG )
- Sonografi : ada janin setelah gestasi 8 minggu
- Skrin glukosa serum/ 1 jam tes glukosa : < 140 mg biasanya dilakukan antara 24 dan 28
minggu pada trimester II dan III )
- Evaluasi selanjutnya: fokus pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

Pengkajian Maternal
Kunjungan lanjutan kurang dari ekstensif dari pada kunjungan pertama.pada setiap
kunjungan wanita diminta menceritakan dengan ringkas peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak
kunjungan pertama.ia ditanyai tentang kesejahteraan secara umum,masalah yang dikeluhkan,dan
hal-hal yang ingin ditanyakan.pewawancara dapat menguatkan penyuluhan tentang tanda-tanda
bahaya dengan bertanya tentang hal-hal tersebut pada setiap kunjungan .kebutuhan personal
keluarga diidentisikasi dan digali.keberhasilan atau kegagalan dalam melakukan perawatan diri
dibahas dan kebutuhan kesiapan untuk belajar dikaji.
Pencatatan respon pasien yang teliti,tepat,dan sesuai dengan hasil labolatorium penting untuk
supervisi kontinu yang vital bagi ibu dan janin.suatu daftar kebutuhan perawatan selama
trisemester kedua kehamilan merupakan alat yang berharga.daftar ini untuk menjaga
kesenjangan dan mengidentisikasi hal-hal secara berulang untuk trisemester kedua.

Daftar trisemester kedua


Jadwal dan peristiwa yang terjadi selama kehamilan
Pengkajian maternal
Perkembangan dan pertumbuhan janin
Tes diasnotik
· Spesifikan
Konseling untuk perawatan diri
Keluarga berancana
Adaptasi atau rasa tidak nyaman
· Perubahan kulit
· Palpitasi
· Pingsan
· Distres saluran pencernaan
· Varises
· Distres neuromuskular dan skelet
Keamanan(sabuk pengaman dengan sabuk pada bahu dan sandaran kepala)
Latihan istirahat
Relaksasi
Nutrisi
Alkohol
Seksualitas
Higiene personal
Tanda peringatan komplikasi yang potensial

Pemeriksaan fisik
Evaluasi ulang bersifat kontinu .setiap wanita memperlihatkan reaksi yang berbeda terhadap
kehamilan .pemantauan kehamilan yang teliti dan reaksi terhadap perawatan adalah vital.suatu
dasar yang diperbaharui tiap kali kontak dengan pasien memperlihatkan pola dan pergerakan
isi.Pada setiap kunjungan temperatur,nadi,pernafasan,tekanan,darah,(lengankanan,posisi
duduk), diukur, berat badan dan penempatan apakah peningkatan berat secara keseluruhan
dievaluasi, dan adanya edema serta diderajat .temuan ini mencerminkan status adaptasi
maternal.apabila hasil wawancara atau temuan pemeriksaan fisik mencurigakan ,dilakukan
pemeriksaan yang lebih mendalam.
Intrepetasi yang cermat terhadap tekanan darah penting dalam analisis faktor-faktor resiko pada
semua ibu hamil.tekanan darah dievaluasi berdasarkan nilai absolut dan lama gestesi serta
diimpretasikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor modifikasi.hipertensi akibat kehamilan
( pregnacy induced hypertension) dan sindrom HELLP (hemolisis,peningkatan enzim hati,hitung
trombosis rendah) merupkan komplikasi serius kehamilan dan dapat berakibat fatal.
Nilai absolut tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mm/Hg dan tekanan darah
distolik kurang dari sama dengan 90 mm/Hgmemberi kesan hipertensi.peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 30mm/Hg dari nilai daasar dan peningkatan lebih dari sama dengan
15mm/Hg untuk tekanan darah diastolik juga signifikan tanpa memperhatikan apakah nilai
absolut kurang dari 140/90.misalnya jika tekanan darah normal seorang wanita adalah 105/60
,maka perubahan menjadi 120/75 harus dilihat sebagai potensi
Mean aterial preasure (MAP {tekanan arteri rata-rata}mencapai titik terendah pada trisemesater
kedua,yakni pad sekitar minggu ke 22,kemudian secara perlahan meningkat sampai kehamilan
mencapai aterm(page,ville,ville,1981) MAP lebih dari sama dengan 90 pada trisemester kedua
dikaitkan dengan peningkatan insiden IPH pada trisemester ketiga)
Ansietas maternal dapat meningkatkan tekanan darah.apabila tekanan darh meningkat ,ibu hamil
diberi kesempatan untuk beristirahat,kemudian pengukuran darah diulang.
Tes role-over kadang-kadang dipakai suatu sarana untuk memprediksi kemungkinan munculnya
masalah hipertensi pada trisemester ketiga.tes ini dilakukan pada setiap kunjungan setelah
minggu ke 20 gestasi.tes role-over dapat dilakukan sebagai berikut:beri wanita posisi miring
,ukur tekanan darah pada lengan atas ,minta wanita tersebut berbaring terlentang,lakukan lagi
pengukuran ,tunggu 5 menit dan ukur tekanan darah sekali lagi.peningkatan tekanan diastolik
sebesar 20mmHg dari posisi miring keposisi terlentang menunjukkan tes role-over
positif.signifikasi tes role-over adalah jika negatif,dari 100 wanita hamil,kemungkinan untuk
mengalami preeklamsi kurang dari 1.apabila tes poositif walaupaun tekanan darah normal dan
wanita hamil tidak menunjukkan tanda-tanda retensi cairan,kemungkinan menunjukkan tanda-
tanda 60 %.apabila ates positif maka tindakan perawatan diri wajib dilakukan dirumah.wanita
harus meluangkan waktu banyak dirumah dengan berbaring ditempat tidur dengan posisi
rekumben lateral ,sres dirumah harus dikurangi,dan dietnya harus ditinjau ulang dan tekanan
darahnya harus dipantau.
a. Inspeksi
Kepala : bersih, tidak ada ketombe, warna rambut hitam, lurus, pendek
Muka : tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada oedema palpebra
Hidung : bersih, tidak ada pengeluaran secret, tidak ada polip
Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab, tidak stomatitis, tidak ada caries gigi, lidah
bersih, tidak labioskisis
Telinga : simetris, tidak ada kelainan pendengaran, tidak ada pengeluaran serumen
Leher : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan pembesaran vena jugularis
Axilla : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Mamae : simetris , puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi aerola
Abdomen : membesar sesuai UK, terdapat linea nigra, trdapat strie livide, tidak ada bekas
operasi
Punggung : bersih, tidak ada kelainan tulang belakang
Genetalia : bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada kondiloma, tidak ada
pengeluaran pervaginam
Anus : bersih, tidak ada hemoroid
Ekstr. atas : simetris, tidak ada kelainan gerak, tidak ada kelainan jumlah jari
Ekstr. bawah : simetris, tidak ada varises , tidak ada kelainan gerak, tidak ada kelainan jumlah
jari, tidak oedema
b. Palpasi
Kepala : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan pembesaran vena jugularis
Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan
Mamae : tidak ada nyeri tekan , tidak ada benjolan
Abdomen :
Leopod I : (13-16 minggu) : TFU terletak pada pertengahan sympisis, pada fundus teraba
bulat ,lunak, tidak melenting (bokong )
Leopod I : (17-20 minggu); TFU terletak 3 jari di bawah pusat, pada fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting(bokong)
Leopod I : (21-24 minggu) : TFU setinggi pusat, pada fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting(bokong)
Leopod II : pada bagian samping kiri perut ibu teraba keras, datar seperti papan(PUKI), bagian
samping kanan perut ibu teraba bagian terkecil janin(ekstremitas janin)
Leopod III : pada bagian terendah janin teraba bulat, keras, melenting, kepala belum masu PAP
Leopod IV : tidak di lakukan
Ektr atas : tidak oedema, tidak ada nyeri tekan
Ektr bawah : tidak oedema, tidak nyeri tekan
c. Auskultasi :
d. Dada
Dada : tidak ronchy, tidak wheezing
Abdomen : djj (+) 140X,terdengar di sebelah kiri perut ibu(PUKI)
e. Perkusi
Patella : +/+

Uji Laboratorium
Uji laboratorium rutin selama trimesterkedua di batasi. Spesimen urine yang diambil dengan cara
bersih di gunakan untuk mendeteksi glukosa,aseton,dan albumin/pritein. Tes glukosa biasanya
dilakukan antara minggu ke-24 dan ke-28. Ibu hamil dapat mengalami glukosuria. Pemeriksaan
kultur dan sensitivitas urine serta sampel darah hanya dilakukan bila da gejala dan tanda yang
menunjang. Hematokrit (HCT) ataupacekd cell volume dapat dilakukan pada setiap kunjungan di
beberapa lingkungan prenatal.

Pengkajian janin
Tinggi fundus
Selama trimestser kedua uterus menjadi organ abdomen. Pengukuran tinggi uterus di atas
simfisis pubis dipakai sebagai suatu indikator kemajuan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi
fundus juga memungkinkan perkiraan usia kehamilan secara kasar. Pengukuran tinggi fundus
dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor risiko tinggi : tinggi fundus yang stabil atau
menurun dapat mengidentifikasikan retardasi pertumbuhan intrauterin; peningkatan yang
berlebihan dapat menunjukkan adanya kehamilan kembar atau hidramnion.
Pengukuran menggunakan meteran kertas atau pelvimeterd dapat dipakai untuk mengukur tinggi
fundus. Untuk meningkatkan ketepatan pengukuran, pada setiap kunjungan prenatal, wanita
hamil harus diperiksa oleh orang yang sama, tetapi sering kali klinisi yang melakukan
pemeriksaan pada setiap kunjungan berbeda-beda. Semua klinisi yang memeriksa ibu hamil
harus menggunakan teknik pengukuran yang konsisten. Secara ideal, harus ditetapkan suatu
protokol di lingkungan perawatan kesehatan yang secara ekspilit menjelaskan teknik
pengukuran, meliputi posisi wanita di atas meja periksa, alat ukur,dan metode pengukuran yang
digunakan. Syarat untuk melakukan pengukuran dapat juga di uraikan. Termasuk apakah
kandung kemih harus dikosongkan dan apakah uterus dalam keadaan rileks atau kontraksi.
Berbagai posisi untuk pengukuran tinggi fundus telah diuraikan dalam literatur. Posisi wanita
dapat telentang, kepala diangka, lutut fleksi, atau kedua kepala diangkat & lutut fleksi. Penelitian
menunjukkan bahwa hasil pengukuran berbeda-beda sesuai posisi, hal ini membuat standarisasi
teknik pengukuran tinggi fundus bahkan lebih penting.
Penempatan meteran pengukur juga bervariasi. Meteran dapat diletakkan di bagian tengah
abdomen wanita dan pengukuran dilakukan dengan mengukur dari batas atas simfisis pubis
sampai ke batas atas fundus. Meteran pengukur ini menyentuh kulit sepanjang uterus. Teknik
pengukuran yang lain tidak melibatkan pengukuran lekukan fundus bagian atas. Salah satu ujung
meteran diletkkan di batas atas simfisis pubis dengan satu tangan;tangan yang lain diletakkan di
batas atas fundus. Meteran diletakkan di antara jari telunjuk dan jari tengah dan pengukuran
dilakukan sampai titik di mana jari mengapit meteran .
Aturan McDonald dapat digunakan oleh beberapa pemeriksa untuk menguatkan ketepatan
pengukurantinggi fundus selama trimester kedua dan ketiga.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola nafas sehubungan dengan ketidakefektifan pergeseran difragma karena
pembesaran uterus.
2. Gangguan curah jantung sehubungan dengan kebutuhan sirkulasi, perubahan preload
(penurunan aliran balik vena) dan after load (peningkatan tahanan vaskuler perifer), hipertrofi
ventrikel.
3. Kelebihan volume cairan sehubungan dengan perubahan mekanisme regulator, retensi natrium/
air.
4. Ketidaknyamanan sehubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek hormon-hormon,
ketidakseimbangan elektrolit.

C. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernafasan sehubungan dengan pergeseran diagfragma akibat
pembesaran uterus yang ditandai dengan keluhan sesak nafas, dispnea, perubahan kedalaman
pernafasan.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam , pola nafas pasien efektif
Hasil yang diharapkan :
- Klien akan melaporkan penurunan frekwensi atau beratnya keluhan.
- Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan.
No Intervensi Rasional
1. Kaji status pernafasan Menentukan luas atau beratnya masalah.
Meski kapasitas vital meningkat, fungsi
pernafasan diubah saat kemampuan
diafragma untuk turun pada inspirasi
berkurang oleh pembesaran uterus.

2. Dapatkan riwayat dan pantau masalah Masalah lain dapat terus mengubah pola
medis yang terjadi sebelumnya, misal pernafasan dan menurunkan oksigenasi
alergi, asma , tuberkolusis jaringan ibu atau janin.
3. Kaji kadar Hb dan Ht Tekankan pentingnya masukan vitamin atau
fero sulfat. Peningkatan kadar plasma pada
gestasi minggu ke 24 – 32 mengecerkan
kadar Hb, mengakibatkan anemia dan
menurunkan kapasitas pembawa oksigen.

4. Beri informasi tentang rasional kesulitan Menurunkan kemungkinan gejala


pernafasan dan program latihan yang pernafasan yang disebabkan oleh kelebihan.
realistis
5. Tinjau ulang tindakan yang dapat Postur yang baik dan makan sedikit
dilakukan klien untuk mengurangi membantu memaksimalkan penurunan
masalah, misalnya postur yang baik, diafragmatik, meningkatkan ketersedian
hindari merokok, makan sedikit tapi ruang untuk ekspansi paru. Merokok
sering. menurunkan persedian oksigen untuk
pertukaran ibu-janin

2. Dekompensasi curah jantung sehubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan


preload (penurunan aliran balik vena), dan afterload (peningkatan tahanan vascular perifer),
hipertrofi ventrikel.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam kebutuhan sirkulasi tubuh terpenuhi
Hasil yang diharapkan :
1. Tetap normotensitif selama perjalanan prenatal
2. Bebas dari edema patologis dan tanda-tanda HAK
3. Mengidentifikasi cara-cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskular
No. Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang proses fisiologis dan hipertrofi ventrikel jantung menjamin
perubahan normal dan abnormal, tanda- peningkatan curah jantung, yang
tanda, dan gejala – gejala Selama memuncak pada gestasi minggu ke 25 – 27
trimester kedua untuk memenuhi oksigen dan nutrien ibu/
janin. Normalnya, system kardiovaskuler
mengkompensasi peningkatan curah
jantung dengan dilatasi pembuluh darah,
yang menurunkan tahanan curah jantung.
Ini menurunkan pembacaan tekanan sistolik
kira-kira 8 mmHg, tekanan diastolic
menurun kira-kira 12 mmHg. Peningkatan
cairan, stress, dan masalah jantung
sebelumnya, dapat membahaya-kan sistem
2. Perhatikan riwayat yang ada Klien ini menghadapi resiko tertinggi ter-
sebelumnya atau potensial masalah hadap masalah jantung selama trimester
jantung/ ginjal/ diabetik. kedua, bila curah jantung memuncak
Ukur tekanan darah (TD) dan nadi.
3. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih Peningkatan TD dapat menunjukkan HAK,
dari 30 mmHg dan diastolic lebih dari khususnya pada klien dengan pe-nyakit
15 mmHg jantung/ ginjal, DM, atau adanya kehamilan
multiple atau mola hidatidosa
4. Auskultasi bunyi jantung; catat adanya Murmur sistolik sering ringan dan mungkin
murmur diciptakan oleh peningkatan volume,
penurunan viskositas darah, perubahan
posisi jantung, atau torsio pembuluh darah
besar. Namun, murmur dapat menandakan
terjadinya kerusakan

5. Kaji adanya edema pergelangan kaki Bedakan antara edema fisiologis dan
dan varieses kaki, vulva dan rectum potensial berbahaya Edema dependen dari
ekstremitas bawah (edema fisiologis) sering
terjadi karena stasis vena akibat
vasodilatasi dari aktifitas progesterone,
herediter, retensi kelebihan cairan, dan
tekanan uterus pada pembuluh darah pelvis

3. Kelebihan volume cairan sehubungan dengan perubahan mekanisme regulator, retensi natrium/
air
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan 1x24 jam volume cairan pasien normal Hasil
yang diharapkan :
1. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
2. Klien dapat mengidentifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi / intervensi medis
3. Bebas dari hipertensi, albuminuria, retensi cairan berlebihan dan edema wajah
No Intervensi Rasional
1. Pantau berat badan secara teratur Mendeteksi penambahan berat badan
berlebihan dan retensi cairan yang
tidak kelihatan, yang potensial
patologis. Selama trimester kedua, total
cairan tubuh (plasma dan SDM)
meningkat 1000 ml karena sebagian
kadar estrogen merangsang kelenjar
adrenal untuk mensekresikan
aldosteron yang menahan natrium dan
air. Meski sampai 5 lb (3,6 Kg) cairan
dapat ditahan dengan edema tidak
tampak, peningkatan ini dapat
memperberat dekompensasi jantung
2. Tes urin terhadap albumin Deteksi masalah vascular berkenaan
dengan spasme glomerular dari ginjal,
yang menurunkan resorpsi albumin
Berikan informasi tentang diet (mis,
peningkatan protein, tidak
menambahkan garam meja,
menghindari makan dan minum tinggi
natrium) Nutrisi adekuat, khususnya
peningkatan HAK. Na berlebihan dapat
memperberat retensi air (terlalu sedikit
Na dapat mengakibatkan dehidrasi)
3. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara Edema fisiologis dari ekstremitas
periodic selama sehari bawah terjadi di penghujung hari
adalah normal tetapi harus dapat diatasi
dengan tindakan sederhana. Bila tidak
teratasi pemberi pelayanan kesehatan
harus diberi tau

4. Ketidaknyamanan sehubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormon,


ketidakseimbangan elektrolit yang ditandai oleh ketegangan pada punggung, kram kaki, nyeri
ulu hati
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam ketidaknyamanan pasien berkurang
Hasil yang diharapkan :
1. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri yang tepat
2. Ketidaknyamanan dicegah atau diminimalkan
No Intervensi Rasional
1. Kaji ulang adanya perubahan BAB dan Penurunan motilitas gastrointestinal,
hemoroid efek suplemen zat besi dan
peningkatan tekanan/ Penurunan
motilitas gastro-intestinal, efek
suplemen zat besi dan peningkatan
tekanan perubahan posisi dari
pembesaran uterus mempengaruhi
fungsi normal
2. Diskusikan masukan diet, latihan, dan Membantu dalam pencegahan/ penata
penggunaan pelunak feces laksanaan konstipasi
3. Tinjau ulang yang dikenakan dengan tepat Menghilangkan tegang pada
mis; sepatu berhak rendah; pakaian longgar punggung bawah yang disebabkan
dan nyaman oleh peningkatan lengkung vertebra
lumbosakral dan pengencangan otot
punggung
4. Perhatikan adanya nyeri ulu hati (pirosis), Jelaskan fisiologis masalah.
tinjau ulang riwayat diet
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ibu hamil trimester dua adalah kehamilan pada bulan ke-4 sampai dengan bulan ke-6 tepatnya
pada minggu ke-14 sampai dengan minggu ke-24 kehamilan.

(a) Usia kehamilan 16 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak diantara ½ jarak pusat ke
simpisis.
(b) Usia kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri kira – kira terletak dipinggir bawah pusat.
(c) Usia kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat

Daftar Pustaka

Kusmiati, yuni. Dkk.2009. Perawatan ibu hamil (asuhan Ibu Hamil).Jakarta: Fitramaya
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2009. Memahami kesehatan reproduksi Wanita. Jakarta :EGC
Pantiawati, Ika, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika

You might also like