You are on page 1of 3

Sitokinin memacu pembesaran sel pada kotiledon dan daun tumbuhan dikotil

Banyak biji tumbuhan dikotil yang dikecambahkan di tempat gelap memunculkan


kotiledonnya ke atas tanah, tapi kotiledon itu tetap berwarna kuning dan kecil. Jika kotiledon
itu dikenai cahaya, pertumbuhannya meningkat pesat, walaupun energi cahaya yang
diberikan sebenarnya terlalu rendah untuk melangsungkan fotosintesis. Inilah efek
fotomorfogenetik yang antara lain dikendalikan oleh fitokrom dan barang kali juga sitokinin.
Jika kotiledon dipisahkan dan dipelihara dengan diberi sitokinin, laju pertumbuhan
meningkat 2 atau 3 kali lipat dibandingkan dengan kotiledon pembanding yang tak mendapat
tambahan hormone, baik dengan gelap maupun dalam terang. Pertumbuhan itu seluruhnya
akibat pengambilan air yang mengembangkan sel, sebab bobot kering jaringan tidak
bertambah.
Pemacuan pertumbuhan ini terjadi pada lebih dari banyak spesies tumbuhan yang
sudah dikenal, termasuk lobak, bunga matahari, mentimun dan labu kuing.Sebagian besar
sepsies tersebut mengandung lemak sebagai cadangan utama dalam kotiledon. Kotiledon
biasanya muncul diatas tanah dan mampu melakukan fotosintesis. Tidak terlihat adanya
respons pada spesies yang kotiledonnya tetap di bawah tanah setelah berkecambahan, atau
jenis kacang – kacangan yang kotiledonnya muncul namun tidak menyerupai daun.
Menunjukan efek pemacuan zeatin pada pembesaran kotiledon lobak, dalam gelap dan
terang; hal ini memperlihatkan pula bahwa cahaya bisa efektif dalam keadaan tanpa zeatin.
Auksin tidak memacu pertumbuhan kotiledon,, dan giberelinjuga hanya memberikan efek
kecil bila kotiledon dibiakkan dalam air atau dalam keadaan gelap. Jadi, respon ini dapat
digunakan sebagai uji biologi bagi sitokinin.
Semua hasil percobaan menunjukkan bahwa sitokinin meningkatkan baik sitokinesis
maupun pembesaran sel,tetapi sitokinesis tidak meningkatkan pertumbuhan organnya sendiri,
sebab sitokinesis hanya merupakan proses pembelahan saja.Oleh karena itu,pertumbuhan
membutuhkan pemelaran sel, dan pertumbuhan yang terpacu oleh sitokinin meliputi
pemelaran sel yang lebih cepat dan produksi sel yang lebih banyak. Kotiledon
pertumbuhannya dipacu oleh sitokinin.
Efek pemacauan yang jelas pada daun utuh tumbuhan dikotil dari beberapa spesies
terlihat setelah sitokinin diberikan berulang – ulang. Jika sejumlah cakram diambil dari daun
dikotil dengan alat pelubang gabus,dan diupayakan tetap lembab, maka sitokin dapat
meningkatkan pemelaran dengan cara memacu pertumuhan sel. Ini pun menunjukkan fungsi
normal sitokinin yang dating dari organ lain,misalnya akar,pada pertumbuhan daun.
Mekanisme kerja sitokinin
Beragamnya efek sitokinin menunjukan bahwa senyawa tersebut mungkin mempunyai
beberapa macam mekanisme kerja dalam jaringan berbeda.Namun secara sederhana diduga
bahwa satu efek utama yang umum sering diikuti oleh sejumlah efek sekunder, yang
bergantung pada keadaan fisiologis sel sasarannya. Seperti hormone lain, penguatan efek
utama harus terjadi, karena sitokinin terdapat dalam konsentrasi sangat rendah (0,01 sampai 1
µM). Adanya efek pemacuan oleh sitokinin pada pembentukan RNA dan enzim sudah diduga
sejak lama,antara lain karena efek sitokinin biasanya terhambat oleh zat penghambat sintesis
RNA atau protein.
Beberapa protein yang mengikat sitokinin secara agak khas telah ditemukan di berbagai
bagian tumbuhan, namun hampir semua protein tersebut tidak terikat cukup khas atau tidak
mempunyai afinitas yang cukup tinggi terhadap sitokinin aktif. Terdapat kekecualian yang
menarik yaitu protein – pengikat pada daun jelai, yang mengikat zeatin dengan afinitas yang
sangat tinggi dan mengikat sitokinin lain yang berhubungan dekat dengan aktifitas biologis.
Pemacuan sitokinesis merupakan salah satu respons sitokinin yang terpenting, sebab hal
itu menyebabkan sitokinin dimanfaatkan secara komersial dalam upaya perbanyakan mikro
tanaman budidaya dari biakan jaringan.Aspek biokimia dari respons yang sudah lama
diketahui itu sedang diteliti. Sitokinin mendorong pembelahan sel dalam biakan jaringan
dengat cara meningkatkan peralihan dari G2 ke mitosis dan bahwa hal tersebut terjadi karena
sitokinin menaikkan laju sintesis protein.Beberapa protein itu berupa protein pembangun atau
enzim yang dibutuhkan untuk mitosis.
Kasus khusus tentang sitokinin (misalnya, pemacuan pertumbuhan) juga tampaknya
berkenaan dengan efeknya pada translasi,seperti terbukti dengan naiknya jumlah polisom,
lebih cepatnya penggabungan asam amino radioaktif dalam protein, dan terhambatnya
respons fiologis oleh zat penghambat sintesis protein.Temuan ini telah melahirkan konsep
yang terkenal,bahwa auksin dan giberelin terutama mempengarui transkipsi di inti, sedangkan
sitokinin khusus berpengaruh dalam sitosol.
Chen dkk memperlihatkan bahwa benziladenin mengubah jenis mRNA yang terbentuk
oleh irisan kotiledon labu kuning;sitokinin mendorong pembesaran sel, pembelahan sel,dan
sintesis klorofil.Jumlah beberapa jenis mRNA ditingkatkan oleh benziladenin,sementara jenis
lainnya diturunkan.Perubahan paling dini terlacak satu jam setelah sitokinin ditambahkan,dan
biasanya dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengamati munculnya kerja sitokinin
dalam organdan dibagian tumbuhan yang lain jauh lebih lama dibandingkan dengan
munculnya efek auksin atau giberelin dibagian tumbuhan yang memberikan respons terhadap
hormon ini.
Perubahan tingkat mRNA yang disebabkan oleh sitokinin karena transkipsi beberapa gen
terpacu dan transkipsi gen lainnya tertekan.Dalam sedikitnya tiga kasus,sitokinin
mempengaruhi jumlah molekul mRNA yang menyandikan beberapa protein yang sudah
dikenal. Dua jenis protein serta mRNAnya sangat terpelihara (terbentuk lebih cepat atau
rusak lebih lambat).Jenis yang pertama adalah protein pengikat klorofil a/b (yang menjadi
bagian dari LHCII di tilakoid)dan jenis yang kedua adalah subunit kecil protein rubisko.Jika
daun yang ditumbuhkan di tempat gelap atau diberi cahaya tanpa diberi sitokinin,jumlah
kedua protein tersebut serta mRNAnya menjadi jauh lebih banyak dari pada didaun yang
tidak diberi sitokinin.kedua mRNA tersebut disandikan oleh gen inti.Tetapi Flores dan Tobin
memperoleh bukti bahwa sitokininjustru bekerja dengan cara meningkatkan kestabilan
mRNA dank arena itu mempercepat translasi pesan genetic mereka menjadi protein.
Contoh lain tentang pengendalian sitokinin atas protein yang sudah dikenal serta
mRNAnya menyangkut protein fitokrom. Pembentukan protein dan mRNAnya ini kurang
terpelihara (terbentuk lebih lambat atau ditimbun dalam jumlah lebih sedikit)akibat adanya
sitokinin zeatin dan sinar merah yang diserap oleh fitokrom itu sendiri.

You might also like