You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Hadis Nabi SAW merupakan sumber kedua ajaran Islam sesudah kitab suci al-
Qur’an. Semua ayat al-Qur’an diterima oleh para sahabat dari Rasulullah SAW secara
mutawatir, ditulis dan dikumpulkan sejak zaman Nabi SAW masih hidup baik fi as-
suthur (dalam tulisan) maupun fi ash-shudur (melalui hafalan), serta dibukukan secara
resmi sejak zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq RA (W. 13 H), karena itu al-Qur’an
bersifat Qath’i al-subut.

Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-Qur’an, merupakan
sarana fungsionalis untuk menggali konsep kurikulum pendidikan Islam. Kurikulum
merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam sistem pendidikan,
karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan sekaligus sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pendidikan pada semua jenjang tingkat pendidikan. Kurikulum
yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam adalah yang
bersifat integral dan komprehensif serta menjadikan al-Qur’an dan Hadis sebagai
sumber utama dalam penyusunannya. Untuk mencoba memahami konsep kurikulum
pendidikan Islam dalam Hadis, pembahasan makalah ini dipusatkan pada makna-
makna Hadis yang mengandung konsep kurikulum pendidikan baik secara mantuq
maupun mafhum. Hal ini dilakukan, sehubungan tidak adanya kata kunci yang
bermakna kurikulum (manhaj al-dirasah) atau sejenisnya yang ditemukan di dalam
Hadis.1

Kurikulum merupakan perencanaan suatu program dalam segi input, proses dan
produk yang banyak didefinisikan secara berbeda menurut para ahlinya. Begitu
banyak definisi dan aspek- aspek didalamnya yang perlu dikaji kembali. Kurikulum
sebagai suatu program yang terencana, sebagai hasil belajar yang diharapkan, sebagai
reproduksi kultural, sebagai kumpulan tugas dan konsep diskrit, sebagai agenda

1
https://fathimah1.wordpress.com/2012/12/31/hadis-hadis-tentang-kurikulum-pendidikan/

1
rekontruksi sosial, sebagai currere dalam pendidikan agama Islam tentulah tidak
boleh menyimpang dari ajaran Al Qur’an dan As- Sunah/ Hadis sehingga diperlukan
kajian yang lebih.Pada bagian ini akan dibahas beberapa hadis untuk lebih memahami
bagaimana kurikulum pendidikan dalam persepsi Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kurikulum Pendidikan dalam Islam ?
2. Apa saja Hadist hadist yang menyertainya ?
3. Apa pokok kandungan Hadist ?
4. Apa hikmah nya ?

C. Tujuan
Untuk Mengetahui apa itu kurikulum pendidikan dalam islam dan apa saja
Hadist-Hadist yang menyertai nya, dan apa pokok Kandungan dari Hadist tersebut.
Dan untuk mengetahui apa hikmah dari Hadist tersebut

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Hakikat Kurikulum

Secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
artinya pelari dan curere yang artunya jarak yang harus ditempuh oleh pelari tersebut.
Ada juga yang mengatakan dari bahasa perancis yaitu curia yang berarti berlari.
Istilah ini pada mulanya digunakan dalam dunia olahraga berdasarkan penjelasan
di atas, dalam konteksnya dengan dunia pendidikan menjadi circle of instruction
yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat di dalamnya. Dengan
demikian, curricu diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari2.

Namun ada juga yang memberikan pengertian atau definisi mengenai kurikulum,
yaitu kurikulum sebagai kumpulan subjek yang diajarkan disekolah atau arah suatu
proses belajar. Sedangkan dalam bahasa arab, istilah kurikulum dikenal dengan kata
manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai
bidang kehidupan. Apabila pengertian ini dikaitkan dengan pendidikan maka manhaj
atau kurikulum berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru dengan orang-
orang yang dididik untuk menyumbangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
mereka (peserta didik)3. Dalam pengertian lain dikatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat perencanaan dan media untuk mengatur lembaga-lembaga pendidikan
dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.

Menurut al-Ghazali, kurikulum pendidikan terdapat dua hal yang menarik. Pertama,
pengklasifikasiannya terhadap ilmu pengetahuan dan segala aspek yang berkaitan
dengannya. Kedua, Pemikirannya tentang manusia berikut dengan segala potensi
yang dibawa, pada hakekatnya semua manusia esensinya sama. Yakni ia sudah kenal

2
Arbangi, KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIKULTURAL: Kajian
Kritis pada ranah Teoritik dan Praktek, Progressiva Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, Vol. 1, No.,
Februari-Juni 2016, hal. 39-40
3
Ibid, hlm. 39-40

3
betul dengan pencipta, selalu mendekatkan kepada-Nya dan hal ini tidak akan
berubah. Namun, setelah esensi itu menyatu dengan tubuh/fisik, ia menjadi berubah4.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum itu


merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya
kearah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan
ketrampilan dan sikap mental.

Pada hakikatnya kurikulum adalah model yang diacu oleh pendidikan dalam
upaya membentuk citra sekolah dengan mewujudkan tujuan pendidikan yang
disepakati. Oleh karena itu, setiap lembaga memiliki kurikulum pendidikan yang
berbeda. Ada perbedaan antara kurikulum pendidikan umum dengan kurikulum
pendidikan kejuruan. Jika kurikulum berbeda, cara yang ditempuh dalam
mengimplementasikan kurikulum pun berbeda.5

Kurikulum dengan pengertian di atas memberikan indikasi bahwa pedoman


rencana pembelajaran tidak bersifat kaku. Kurikulum yang baik adalah yang dinamis,
actual, teorotis, dan aplikatif. Sebagaimana tujuan yang hendak dicapai dalam
pendidikan, misalnya pendidikan bertujuan meningkatkan penguasaan pengetahuan
siswa, pengembangan pribadi siswa, kemampuan social, dan kemampuan ketrampilan
kerja.6

1. Hadis Satu Kurikulum Pendidikan Islam

ِ ‫علَى ث َ ََل‬
‫ث‬ َ ‫ ا َ ِدبُ ْوا ا َ ْو ََل َد ُك ْم‬: ‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬ َ ُ‫ع ِلي ٍّ َر ِض َي هللا‬ َ ‫ع َْن‬
ُ‫ب ا َ ْه ِل بَ ْيتِ ِه َو قِ َرأَةُ ا ْلقُ ْرأ َ ِن فَ ِإنَّ َح ْملَةَ ا ْلقُ ْرأَنُ فِ ْي ِظ ِل هللاِ يَ ْو َم ََل ِظ ٌّل ِظلَّه‬
ِ ‫ب نَبِيِ ُك ْم َو ُح‬
ِ ‫ ُح‬: ‫صا ٍّل‬
َ ‫ِخ‬
ْ َ ‫َم َع ا َ ْنبِيَائِ ِه َوا‬
) ‫ص ِفيَائِ ِه ( َر َواهُ ال َّد ْيلَ ِم‬

4
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2006, Ilmu Pendidikan Islam hlm. 122

5
Hasan Basri, 2009, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 128-129
6
Ibid, hlm. 128-129.

4
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-anak kalian
dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta
membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an
akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain
lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R Ad-Dailami)

a. Pokok Kandungan Hadis


Dalam hadis tersebut sebenarnya ingin menegaskan betapa pentingnya
pendidikan terhadap seorang anak , proses pendidikan seorang anak menggunakan
berbagai cara dan perencanaan dari start hingga finish yang kemudian dalam dunia
pendidikan disebut kurikulum pendidikan.
Kurikulum Pendidikan adalah rencana pelajaran atau sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh untuk mencapai tingkat tertentu yang disajikan oleh suatu
lembaga pendidikan.7 Kurikulum pendidikan juga dapat diartikan sebagai seluruh
aktivitas dan pengalaman belajar sebagai rencana tujuan pendidikan yang hendak
dicapai dan sebagai rencana kesempatan belajar.8
Hadis diatas menjelaskan kepada kita mengenai komponen proses belajar
mengajar yang mempertimbangkan kegiatan anak dan guru dalam prosesnya. Dalam
kurikulum sendiri setidaknya kurikulum haruslah memiliki komponen- komponen
seperti tujuan, konten/materi, sumber, aktivitas belajar/ metode dan evaluasi.
9
Komponen pendidikan islam meliputi tujuan pendidikan Islam, pendidik, peserta
didik, materi, metode/strategi, media, evaluasi, dan lingkungan.10 Seluruh komponen
yang ada merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan.
Dalam hadis diatas dijelaskan bahwasannya orang tua wajib memberikan ilmu
yang baik kepada anak, hal itu dilakukan untuk mengembangkan keterampilan serta
menambah kecerdasan anak, salah satunya adalah dengan mengajari anak membaca
al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam, dan juga sebagai pedoman hidup

7
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar ruz media, 2014) hlm. 97
8
Ibid., hlm. 98.
9
Oemar Hamalik, Dasar- dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung:Rosdakarya, 2013), hlm. 177.
10
Agus Zaenul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 74.

5
bagi seluruh umat manusia. Dengan memahami kandungan isi dari al-Qur’an
tentunya akan menjadikan akhlak anak menjadi baik, anak akan menjadi tahu mana
yang baik dan buruk bagi dirinya. Hadis tersebut menjelaskan tugas pendidik yaitu
orang tua dalam mendidik anaknya dengan mencintai Nabi yaitu sebagai pendidik
orang tua memiliki kewajiban meyakinkan anaknya untuk mempercayai nabi dan juga
menjalankan sunnahnya, kemudian Mencintai keluarga Nabi yang tentunya oleh Nabi
dididik sebaik mungkin hingga mereka mempunyai akhlak yang mulia. Kita diajarkan
oleh Nabi. Supaya mencintai keluarga Nabi, seperti kita mencintai Nabi.Selain itu
sebagai orangtua juga harus mengajari etika yang baik seperti mengucap salam
kepada sesama muslim jika bertemu Rasul menyuruh kita untuk mengucap salam
kepada sesama muslim dan diperintahkan untuk menyebarkannya.11
b. Hikmah Hadis
Hikmah yang dapat diambil dari hadis diatas adalah:
1. Orang tua sebagai pendidik harus mengajarkan ilmu yang baik kepada anaknya,
membimbing dan mengarahkan anak agar selalu berjalan dengan pedoman Al
Qur’an dan As Sunah/ Hadis.
2. Orang tua sebagai pendidik dianjurkannya untuk mengajarkan anak mencintai
Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dengan menjalankan apa yang
menjadi perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya

2. Hadis Dua Kurikulum Pendidikan Islam

‫ ُم ُر ْوا ا َ ْو ََل َد ُك ْم‬: ‫سلَّ َم‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ب ع َْن ا َ ِب ْي ِه ع َْن َجد ِه قَا َل‬ ُ ُ‫ع َم ُرو ْبن‬
ِ ‫شعَ ْي‬ ُ ‫ع َْن‬
) ‫َاو َد‬ُ ‫َاج ِع ( َر َواهُ اَبُ ْو د‬ ِ ‫عش ََر َو فَ ِرقُ ْوا بَ ْي َن ُه ْم فِ ْي ا ْل َمض‬
َ ‫ض ِربُ ُه ْم ا َ ْب َنا َء‬ ِ ‫ص ََل ِة َو ُهم ا َ ْب َنا ُء‬
ْ ‫سنِ ْينَ َوا‬ َّ ‫ِبال‬

Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka
berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun

11
http://yalidkurniawan.blogspot.com/2015/03/makalah-hadits-pengembangan-ketrampilan.html

6
jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur.”
(HR. Abu Dawud)

a. Pokok Kandungan Hadis


Hadis tersebut menginformasikan beberapa hal, yaitu orang tua harus
menyuruh anak mendirikan solat mulai berumur tujuh tahun, ketika seorang anak
berusia sepuluh tahun meninggalkan solat orang tua boleh memukulnya dan
dianjurkan pula pada usia sepuluh tahun itu tempat tidur antara anak laki- laki,
perempuan dan orang tuanya juga dipisahkan.12
Kurikulum pendidikan dalam hadis ini adalah seluruh aktivitas yang
dilakukan anak sebagai peserta didik dan orang tua sebagai pendidik dalam proses
pendidikannya dimana tujuannya adalah kebiasaan anak untuk solat dan tidak
meninggalkan solat , mengetahui adabantara laki- laki dan perempuan dengan
menggunakan metode pembiasaan dan hukuman. Ketika seorang anak berusia
sepuluhtahun anak sedang mengalami masa pubertas.13 Ketika anak berusia sepuluh
tahun maka instink yang dimilikinya sedang menuju ke arah perkembangan dan
sedang ingin menunjukkan eksistensinya, sehingga mereka haruslah diperlakukan
secara hati- hati agar terhindar dari penyebab kerusakan dan penyimpangan. Dan
sejalan pula pada pemikiran Mahmud Yunus bahwasannya aspek rohani harus
dijadikan isi kurikulum dalam pendidikan melalui perintah solat pada usia tujuh tahun
sebagai dasar pokok dalam kurikulum pendidikan islam.14
Dari segi hukum seorang anak yang berusia tujuh tahun belum termasuk
mukallaf.15 Diantara usia tujuh tahun dan mukallaf itu terdapat masa lebih kurang
tujuh atau delapan tahun. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Rasulullah
menyuruh anak berusia tujuh tahun mendirikan salat dengan maksut membiasakan
mereka agar setelah mukallaf nanti anak tidak merasa keberatan untuk melakukannya.

12
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Amzah, 2012), hlm. 120.
13
Ibid., hlm.63.
14
Fathimah1.wordpress.com
15
Mukallaf adalah orang yang dipertanggungjawabkan dengan kewajiban dan perintah untuk
menjalankan hukum tuntunan agama Islam serta menjauhi larangan-Nya atas dasar orang tersebut sudah
mencapai usia dewasa dan akal serta telah sampai seruan agama kepadanya. Orang yang tidak waras tidak
termasuk dalam mukallaf.

7
Orang tua diperintahkan untuk mendidik anak mendirikan salat setelah berusia tujuh
tahun untuk mempermudah proses pendidikannya.16 Dalam pengembangan kurikulum
orang tua merupakan salah satu sumber daya manusia yang keterlibatannya sangat
penting dalam keberhasilan suatu system dan tujuan pendidikan. Tidak hanya orang
tua, setidaknya sumber daya manusia dalam pengembangan kurikulum meliputi pakar
ilmu pendidikan, administrator pendidikan, guru dan siswa. Orang tua merupakan
stakeholder dalam penyusunan kurikulum, sebagian kegiatan belajar dituntut
kurikulum dilaksanakan dirumah, sehingga orang tua harus mengikuti atau
mengamati kegiatan belajar anaknya dirumah.17
Selain itu hadis diatas juga mengisyaratkan bahwa pendidikan salat dilakukan
kepada anak secara bertahap dan disiplin dengan metode pembiasaan. Pada usia tujuh
tahun anak diajarkan salat tetapi belum boleh dipukul apabila meninggalkan salat
sampai usianya sepuluh tahun.18 Yang berarti dalam penyusunan kurikulum haruslah
memperhatikan setiap komponen yang ada dan juga memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan siswa. Kurikulum juga harus disesuaikan dengan tingkatnya yang
dalam hal ini adalah siswa. Siswa akan mengalami perkembangan sejak masa bayi,
kanak- kanak dan masa remaja yang kemudian akan berkembang menjadi manusia
dewasa. Dan setiap perkembangan pada tingkatannya siswa senantiasa melakukan
usaha penyesuaian diri terhadap lingkungannya serta terhadap tingkat perkembangan
yang lebih tinggi. Kurikulum harus memperhatikan perubahan jasmaniah, tekanan
kultural, perubahan psikologis, kebutuhan, developmental task19dan minat dari para
siswa.20
Selain metode pembiasaan hadis diatas juga memuat metode hukuman. Akan
tetapi hukuman tersebut bertujuan agar anak menyadari kesalahan sehingga tidak mau

16
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi..., hlm. 121
17
Oemar Hamalik, Dasar- dasar Pengembangan..., hlm. 228.
18
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi..., hlm. 122.
19
Developmental task adalah suatu tugas yang muncul dalam periode tertentu dalam kehidupan
seseorang
20
Oemar Hamalik, Dasar- dasar Pengembangan..., hlm. 116.

8
mengulangi kesalahannya lagi. Hukuman tersebut hendaknya senantiasa merupakan
jawaban atas pelanggaran, sedikit banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan,
bertujuan kearah perbaikan dan diberikan untuk kepentingan anak itu sendiri.
Hukuman harus tetap dalam jalinan cinta, kasih dan sayang, harus didasarkan pada
alasan keharusan, harus menimbulkan kesan dihati anak, harus menimbulkan
keinsyafan juga penyesalan dan diberikan dengan pemberian maaf, harapan, serta
kepercayaan.21
b. Hikmah Hadis
Dari hadis diatas dapat diambil hikmah bahwasanya
a. Orang tua sebagai sumber daya manusia dalam kurikulum haruslah memberikan
pendidikan yang baik kepada anaknya. Orang tua haruslah membiasakan anaknya
untuk menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya.
b. Anak adalah amanat dari Allah SWT yang harus dididik secara bertahap dan di
ingatkan kesalahannya. Anak harus dibimbing agar menjadi pribadi yang baik.
Diajarkan ibadah solat yang merupakan tiang agama.
c. Agar pendidikan seorang anak berhasil hendaklah orang tua juga senantiasa
memperhatikan kebutuhan anaknya.

3. Hadis Tiga Kurikulum Pendidikan

ُ ‫سنَّةَ َر‬
) ‫س ْو ِل ِه ( َر َواهُ حَا ِك ْم‬ َ َ ‫س ْكت ُ ْم بِ ِه َما لَ ْن ت َ ِضلُّ ْوا اَبَدًا ِكت‬
ُ ‫اب هللاِ َو‬ َ ‫ت َ َر ْكتُ فِ ْي ُك ْم ا َ ْم َري ِْن َما ا ِْن ت َ ْم‬

“Telah aku tinggalkan kepada kalian semua dua perkara yang jika kalian berpegang
teguh padanya maka tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah (Al-
Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Hakim)

21
Oemar Hamalik, Dasar- dasar Pengembangan..., hlm. 124.

9
a. Pokok Kandungan Hadis
Hadis tersebut menjelaskan kepada kita bahwa seseorang tidak akan tersesat
selamanya apabila berpeegang teguh pada Al Qur’an dan hadis. Orang yang tidak
berpegang teguh pada keduanya berarti tergolong dalam kategori orang yang sesat.
Nabi tidak pernah memerintahkan kecuali dengan diperintah Allah, dan siapa yang
taat kepada nabi berarti ia taat kepada nabi berarti ia taat kepada zat yang
memerintahkan kepadanya untuk melaksanakan perintah itu.22
Dalam Pendidikan Islam, pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya sadar yang
dirancang untuk membantu seseorang, sekelompok orang dalam mengembangkan
pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual
maupun mental dan sosial. Dalam pandangan Islam berarti pandangan hidup, sikap
dan keterampilan hidup tersebut harus dijiwai oleh ajaran Islam dan nilai Islam yang
bersumber dari Al Qur’an dan As Sunah/ Al Hadis. Kurikulum Pendidikan Islam
yang berarti rancangan pendidikan dan pembelajaran pendidikan islam yang
diberikan kepada peserta didik agar dapat menjadi pribadi yang beriman, bertaqwa
dan memiliki keterampilan dalam hidup harus dijiwai oleh ajaran islam dan nilai
islam yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah sehingga menjadi pribadi yang
kamil.23
Ciri- ciri umum kurikulum pendidikan Islam adalah agama dan akhlak
merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan diamalkan harus berdasarkan
dengan Al Qur’an dan As- Sunah serta ijtihad para ulama dengan karakteristiknya:
a. Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi
siswa dari segi intelektual, psikologi, sosial dan spiritual.
b. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum pengalaman serta kegiatan
pengajaran.
Dalam hadis tersebut menegaskan bahwasannya dalam pengembangan kurikulum
hendaknya berdasarkan pada prinsip Al Qur’an dan As- Sunah agar selamat hidupnya
didunia dan akhirat.

22
http://rohiddrohid.blogspot.ca/2015/10/ulumul-hadist.html
23
Agus Zaenul Fitri, Manajemen Kurikulum..., hlm. 70.

10
b. Hikmah Hadis
a. Sebagai seseorang yang memiliki agama hendaklah menjalankan seluruh aktivitas
hidupnya berdasarkan dengan apa yang menjadi pedoman agama nya.
b. Dalam pengembangannya seluruh aspek yang terdapat dalam kurikulum
pendidikan khususnya Agama Islam harus dijiwai dengan nilai- nilai yang
terkandung dalam Al Qur’an dan As- Sunah agar selamat hidupnya didunia dan
akhirat.

11
BAB III

KESIMPULAN

Kurikulum adalah bagian penting pendidikan dimana kualitas suatu


negara ditentukan oleh kualitas pendidikan. Dalam hal ini, pendidik adalah suatu
media penting untuk mengatur dan mengembangkan potensi siswa didalam sekolah
untuk lebih aktif dan kreatif dalam menumbuhkan bakat dan minat peserta didik
didalam perkembangan kurikulum. Sehingga peserta didik mampu menjadi warga
negara yang produktif yang ikut berpartisipasi dalam perkembangan dan kemajuan
negaranya, khususnya didalam dunia pendidikan. Karena, generasi muda adalah
aset bangsa yang tak ternilai. Namun, didalamnya juga butuh kerjasama dalam
penerapan pola kurikulum yang juga tak terlepas dari memanajemen pendidikan itu
sendiri untuk memperoleh hasil yang optimal.
Pendidikan terhadap seorang anak sangatlah penting, proses pendidikan
seorang anak menggunakan berbagai cara dan perencanaan dari awal hingga akhir
disebut kurikulum pendidikan.Dalam kurikulum sendiri setidaknya kurikulum
haruslah memiliki komponen- komponen seperti tujuan, konten/ materi, sumber,
aktivitas belajar/ metode dan evaluasi. Komponen pendidikan islam meliputi tujuan
pendidikan Islam, pendidik, peserta didik, materi, metode/ strategi, media, evaluasi,
dan lingkungan. Seluruh komponen yang ada merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan dan saling berkaitan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://fathimah1.wordpress.com/2012/12/31/hadis-hadis-tentang-kurikulum-
pendidikan/

Arbangi, Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural: Kajian


Kritis pada Ranah Teoritik dan Praktek, dalam Jurnal Progressiva
Vol. 1, No.1 Tahun 2016

Mujib, Abdul dan Mudzakkir, Jusuf, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana

Basri Hasan, 2009, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia.

Fitri, Agus Zaeful. 2013. Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam. Bandung:


Alfabeta.
Hamalik, Oemar. 2013. Dasar- dasar Pengembangan Kurikulum.
Bandung:Rosdakarya.
Suharto, Toto. 2014. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar ruz media.
http://yalidkurniawan.blogspot.com/2015/03/makalah-hadits-pengembangan
ketrampilan.html
Umar, Bukhari. 2012. Hadis Tarbawi. Jakarta: Amzah.
Fatimah. Hadis Tarbawi 1, (Online). ( Fathimah1.wordpress.com,diakses pada Sabtu
2 April 2016 Pukul 13.00 WIB).
Rohid. Ulumul Hadis, (online). (http://rohiddrohid.blogspot.ca/2015/10/ulumul-
hadist.html, diakses pada Minggu 3 April 2015 pukul 21.52 WIB)

13

You might also like