You are on page 1of 10

SILOGISME DAN CONTOHNYA

Oleh :
Ainun Rachmatina A 17030234030 /KB2017
Eucharistia Oktavia F.L. 17030234031/KB 2017
Excel Aida Fransiska 17030234057/KB 2017

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
KIMIA
2018
SILOGISME

Dalam sebuah pengertian silogisme secara umum adalah suatu


argumentasi deduktif yang terdiri atas dua premius dan satu kesimpulannya.
Silogisme adalah setiap kesimpulan tidak langsung, berasal dari dua proposisi
(premis-premis) disimpulkan dalam proposisi baru (Kesimpulan). Premis
yang pertama disebut premis umum atau Premis Mayor dan Premis kedua
disebut sebagai Premi khusus (Premis minor). Kesimpulan tersebut berkaitan
dengan beberapa premis yang tersedia. Kalau premis-premisnya benar maka
kesimpulannya juga menjadi benar.

Silogisme merupakan bagian yang paling akhir dari pembahasan


logika formal dan dianggap sebagian yang paling penting dalam ilmu logika .
Dilihat dari bentuknya silogisme adalah contoh yang paling tegas dalam cara
berpikir deduktif yakni mengambil kesimpulan khusus dari kesimpulan
umum . hanya saja dalam teori silogisme kesimpulan terdahulu hanya terdiri
dari dua keputusan saja sedang salah satu keputusannya harus universal dan
dalam dua keputusan tersebut harus ada usur – unsur yang sama – sama
dipunyai oleh kedua keputusannnya

Jadi tegasnya yang di namakan dengan silogisme adalah suatu


pengambilan kesimpulan dari dua macam keputusan ( yang mengandung
unsur yang sama dan salah satunya harus universal ) suatu keputusan yang
ketiga yang kebenarannya sama dengan dua keputusan yang mendahuluinya .
Dengan kata lain silogisme adalah merupakan pola berpikir yang di susun dari
dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan . Contoh

1, Semua makhluk mempuyai mata , ( Primis Mayor )

2. Si kacong adalah seorang mahluk ( Primis Minor )

3. Jadi Si kacong mempuyai mata . ( Kesimpulan )


Pada contoh diatas kita melihat adanya persamaan antara keputusan
pertama dengan keputusan kedua yakni sama – sam mahkluk dan salah satu
dari keduanya universal ( Keputusan pertama ) oleh karena itu nilai kebenaran
dari keputusan ketiga sama dengan nilai kebenaran dua keputusan sebelumnya.
Kesimpulan yang diambil bahwa Si kacong mempuyai mata adalah sah
menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua
primis yang mendukungnya. Pertanyaan apakah kesimpulan itu benar maka
hal ini harus di kembalikan kepada kebenaran primis yang mendahuluinya..
Sekiranya kedua primis yang mendukungnya adalah benar maka dapat
dipastikan bahwa kesimpulan yang di tariknya juga adalah benar.

Dengan demikian maka ketetapan penarikan kesimpulan tergantung


dari tiga hal yakni kebenaran primis mayor, kebenaran premis minor dan
keabsahan pengambilan kesimpulan . Dan ketika salah satu dari ketiga unsur
tersebut persyaratannya tidak di penuhi maka kesimpulan yang ditariknya
akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif,
Argumentasi matematik seperti : a sama dengan b dan bila b sama dengan c
maka a sama dengan c hal ini merupakan penalaran deduktif , Kesimpulan ang
berupa pengetahuan baru bahwa a sama dengan c pada haketnya bukan
merupakan pengetahuan baru dalam arti yang sebenarnya , melainkan sekedar
konsekwensi dari dua pengetahuan yang sudah kita ketahui sebelumnya ,
yakni bahwa a sama dengan b dan b sama dengan c.

Bagian-bagian Silogisme
Pada dasarnya silogisme memiliki empat bagian sebagai berikut:
1. Bagian pertama yaitu keputusan pertama yang biasanya disebut sebagai
premis mayor. Premis memiliki arti kalimat yang dijadikan sebagai dasar
penarikan kesimpulan. Premis mayor berarti pangkal pikir yang memiliki
kandungan term mayor dari silogisme tersebut, dimana nantinya akan muncul
menjadi predikat dalam menarik kesimpulan.
2. Bagian kedua yaitu keputusan kedua disebut sebagai premis minor. Premis
minor berarti pangkal pikiran yang kecil atau term minor dari silogisme itu
dimana nantinya akan bermunculan subjek pada konglusi atau kesimpulan.

3. Bagian ketiga yaitu bagian-bagian yang sama pada kedua keputusan tersebut
disebut term menengah atau medium (middle term), karena dia terdapat pada
kedua premis (Minor dan Mayor), maka bertindak sebagai penghubung atau
Medium antara keduanya. Akan tetapi tidak muncul dalam kesimpulan atau
kongklusi.

4. Bagian keempat yaitu keputusan ketiga yang disebut sebagai kesimpulan atau
kongklusi yaitu keputusan baru yang menyatakan bahwa apa yang benar
dalam mayor juga ternyata benar dalam term minor.

Macam-macam Silogisme
Penyimpulan deduksi yang telah kita ketahui sekedarnya dapat kita
laksanakan melalui teknik – teknik , silogisme kategosik baik melaui bentuk
standarnya maupun bukan , Silogisme merupakan bentuk penyimpulan tidak
langsung di katakan demikian karena dalam silogisme kita menyimpulkan
pengetahuan baru yang kebenarannya di ambil secara sintetis dari dua
permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu , yang tidak terjadi
dalam penyimpulan Eduksi. Dan pada saat ini Silogisme terdiri dari silogisme
katagorik ,silogisme hipotetik, Silogisme disyungtif maupun melalui dilema.
untuk lebih lanjut akan kami jelaskan berikut ini

1. Silogisme Kategoris
Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua posisinya
merupakan proposisi kategorik , Demi lahirnya konklusi maka pangkal umum
tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal , sedangkan
pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau
sinjuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah
aturan pangkalan umumnya . Pangkalan khusus bisa menyatakan
permasalahan yang berbeda dari pangkalan umumnya , tapi bisa juga
merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya dengan
demikian satu pangalan umum dan satu pangkalan khusus dapat di hubungkan
dengan berbagai cara tetapi hubungan itu harus di perhatikan kwalitas dan
kantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi atau natijah yang valid

Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:


Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term
mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SMA
Mn : Bustomi adalah mahasiswa
K : Bustomi lulusan MA

My : Tidak ada manusia yang abadi


Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak abadi

My : Semua pelajar memiliki buku tulis.


Mn : Firman tidak memiliki buku tulis
K : Firman bukan pelajar

2. Silogisme Hipotesis
Adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik
sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau
mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya .
Sebenarnya silogisme hipotetik tidk memiliki premis mayor maupun primis
minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung terem predikat pada
konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung term subyek pada
konklusi .
Pada silogisme hipotetik term konklusi adalah term yang kesemuanya
dikandung oleh premis mayornya, mungkin bagian anteseden dan mungkin
pula bagian konsekuensinya tergantung oleh bagian yang diakui atau di
pungkiri oleh premis minornya. Kita menggunakan istilah itu secara analog ,
karena premis pertama mengandung permasalahan yang lebuh umum , maka
kita sebut primis mayor , bukan karena ia mengandung term mayor. Kita
menggunakan premis minor , bukan karena ia mengandung term minor , tetapi
lantaran memuat pernyataan yang lebih khusus

Macam tipe silogisme hipotetik :


a. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent,
seperti:
Jika hujan , saya naik becak
Sekarang Hujan .
Jadi saya naik becak.
b. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian
konsekwensinya , seperti : Bila hujan , bumi akan basah
Sekarang bumi telah basah .
Jadi hujan telah turun
c. Silogisme hipotetik yang premis Minornya mengingkari antecendent ,
seperti :
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa , maka kegelisahan
akan timbul .
Politik pemerintah tidak dilaksanakan dengan paksa ,
Jadi kegelisahan tidak akan timbul
d. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian
konsekwensinya , seperti:
Bila mahasiswa turun kejalanan , pihak penguasa akan gelisah
Pihak penguasa tidak gelisah
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan

3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh
My : Mirzal berada di Lenteng Agung atau Depok.
Mn : Mirzal berada di Lenteng Agung.
K : Jadi, Mirzal tidak berada di Depok.

My : Mirzal berada di Lenteng Agung atau Depok.


Mn : Mmirzal tidak berada di Depok.
K : Jadi, Mirzal berada di Lenteng Agung.

4. Silogisme Entimem
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:
– Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam kuis itu.
– Anda telah memenangkan kuis ini, karena itu Anda berhak menerima
hadiahnya.
CONTOH SILOGISME BERHUBUNGAN DENGAN KIMIA

1. PREMIS MAYOR
Semua Unsur pada golongan VIIA berwujud gas.
PREMIS MINOR
Helium (He) adalah unsur golongan VIIIA.
KESIMPULAN
Jadi, Helium (He) berwujud gas.

2. PREMIS MAYOR
Jika larutan NaOH mengubah lakmus merah menjadi biru, larutan
bersifat basa.
PREMIS MINOR
Larutan NaOH mengubah lakmus merah menjadi biru
KESIMPULAN
Maka, larutan bersifat basa.

3. PREMIS MAYOR
Molekul yang memiliki jari-jari antar atom relatif besar, memiliki
energi kisi yang relatif besar pula.
PREMIS MINOR
Molekul NaCl memiliki jari-jari relatif kecil.
KESIMPULAN
Maka, memiliki energi kisi yang relatif kecil.

4. PREMIS MAYOR
Semua ikatan kovalen rangkap dua memiliki satu ikatan phi dan satu
sigma.
PREMIS MINOR
Etena memiliki ikatan kovalen rangkap dua.
KESIMPULAN
Jadi, etena memiliki satu ikatan phi dan satu ikatan sigma.

5. PREMIS MAYOR
Pada laboratorium kimia, larutan yang bereaksi dengan udara akan
disimpan pada wadah tertutup.
PREMIS MINOR
Larutan NaOH disimpan dalam wadah tertutup.
KESIMPULAN
Maka, larutan NaOH bereaksi dengan udara.
DAFTAR PUSTAKA
UNILA. “Kemampuan Berfikir Logika” 2 (2017): 36–42.
UNY. “PERTEMUAN VIII-IX SILOGISME KATEGORIS,” t.t., 1–9.
W, Pespoprodjo. Logika Ilmu Menalar: Dasar-Dasar Berpikir Tertib, Logis, Kritis,
Analitis, Dialektis. Bandung: Pustaka Grafika, 2011.

You might also like