You are on page 1of 5

Beda 1998 dengan 2018

Selang 20 tahun kemudian, mata uang rupiah kini berada pada posisi yang hampir serupa,
memang masih mendekati Rp15.000 per dolar AS. Setidaknya, menurut JISDOR pada 5
September 2018, nilai rupiah saat ini berada di level Rp14.927 per dolar AS. Beberapa bank
seperti BRI, sejak Selasa (4/9) sudah menjual dolar di atas Rp15.000. Jika menghitung dari
awal 2018, maka otot rupiah sudah melorot sekitar 10 persen.

Namun, bukan berarti rupiah saat ini yang tengah mendekati angka Rp15.000 per dolar AS,
telah menandakan Indonesia sedang menghadapi krisis moneter. Ada beberapa faktor yang
membedakan kondisi di 1998 dengan 2018.

Perbedaan-perbedaan itu antara lain seperti tingkat inflasi. Pada 1998, tingkat inflasi sangat
tinggi, yakni mencapai 77,6 persen, berdasarkan data Bappenas. Angka ini jauh lebih tinggi
ketimbang inflasi pada Januari-Agustus 2018 sebesar 2,31 persen.

Tingginya inflasi membuat harga beras kala itu tembus Rp2.800/kg. Padahal, pada saat yang
sama, UMP rata-rata nasional kala itu hanya Rp150.900 artinya UMP hanya bisa membeli
sekitar 53 kg. Bandingkan dengan harga beras saat ini Rp11.200/kg dengan UMP rata-rata
nasional Rp2,26 juta masih bisa membeli lebih dari 200 kg. Jadi, bisa dibayangkan betapa
mahalnya barang-barang kebutuhan pokok pada saat itu dan kemampuan beli masyarakat.

Selain itu, suku bunga perbankan. Pada September 1998, suku bunga acuan sempat mencapai
level tertinggi di angka 52,82 persen. Bandingkan dengan suku bunga acuan saat ini rata-rata
hanya 5,5 persen. Kondisi suku bunga yang sangat tinggi pada akhirnya berdampak terhadap
kelesuan kegiatan produksi. Pada 1998, terjadi penurunan produk domestik bruto (PDB) riil
sebesar 13,7 persen. Sementara kondisi saat ini, PDB atau ekonomi Indonesia masih tumbuh
5,27 persen.

Penurunan PDB membuat angka pengangguran meningkat kala itu. Pada 1998, jumlah
tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 5,46 juta orang, naik 17 persen dari 4,68 juta
orang pada 1997. Saat itu TPT tercatat 5,46 persen.
Saat ini, jumlah pengangguran terbuka turun 140.000 orang menjadi 6,87 juta orang dari
sebelumnya 7,01 juta orang. Adapun, TPT tercatat 5,13 persen per Februari 2018.

Begitu juga dengan cadangan devisa. Sebelum 1997-1998, cadangan devisa Indonesia cukup
aman sekitar US$20-23 miliar atau setara dengan pembiayaan tujuh bulan impor. Kondisinya
hampir mirip dengan saat ini, dimana cadangan devisa per Juli 2018 sebesar US$118,32
miliar ini setara dengan pembiayaan tujuh bulan impor.

https://tirto.id/dolar-tembus-rp15000-pada-1998-beda-kondisi-dengan-2018-cW6m

Dampak Positif Krisis Ekonomi.


a. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah
terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat dilihat secara konkrit
b. Indonesia mengubah ststus dari Negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang
memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
c. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.

http://destinadesydianita.blogspot.com/2012/12/karya-tulis-krisis-moneter-dan-
ekonomi.html?m=1

Kebijakan moneter sangat berperan dalam mengendalikan inflasi agar tidak memperburuk
perekonomian negara. Kebijakan moneter juga menjadi kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal melalui kinerja perekonomian. Dalam kinerja perekonomian
tersebut dibantu oleh lembaga-lembaga keuangan, seperti bank. Sistem ekonomi yang
diterapkan pada suatu negara dijalankan oleh bank yang memiliki tugas masing-masing.
Peran kebijakan moneter menjadi faktor utama untuk mengatur kestabilan perekonomian
suatu negara. (baca juga: Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli)

Kebijakan moneter tidak bisa hilang begitu saja, karena memiliki peran untuk mengatur laju
lalu lintas perekonomian negara. Adanya kebijakan moneter, segala bentuk perekonomian
dan lalu lintas keuangan bisa distabilkan. Tidak heran jika peran moneter tidak bisa
dihilangkan dari perekonomian negara. Bisa dikatakan bahwa peran kebijakan moneter
menjadi lembaga utama suatu negara, sebab apabila perekonomian suatu negara tidak stabil
maka akan berdampak pada bidang lain. Ketika bidang ekonomi mengalami masalah, maka
bidang politik, sosial, ataupun budaya juga dapat terganggu. Maka dari itu, kebijakan
moneter berperan untuk menjaga kestabilan ekonomi. (baca juga: Faktor Penyebab
Kelangkaan)

Peran Kebijakan Moneter


Setiap negara perlu menerapkan kebijakan moneter dengan benar untuk menjaga
perekonomian negaranya. Berikut peran dari kebijakan moneter yang penting untuk suatu
negara:

1. Kebijakan menetapkan cash ratio

Kebijakan moneter berperan mengatur persentase cadangan minimum yang ada di bank
berdasarkan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Pemerintah perlu menetapkan rasio
presentasi dana cadangan minimum agar peredaran uang tidak berlebihan, sehingga tidak
terjadi inflasi.

2. Kebijakan suku bunga kredit

Setiap bank tentu saja perlu menyediakan layanan kredit kepada masyarakat. Setoran yang
diberikan per bulan dari kredit tersebut juga ditambah dengan bunga yang sudah ditetapkan.
Apabila bank tidak memiliki kebijakan suku bunga, maka perekonomian negara tidak stabil.
Untuk itu, kebijakan moneter berperan dalam penetapan suku bunga kredit agar kestabilan
ekonomi terjaga.
3. Kebijakan suku bunga deposito

Kebijakan moneter dalam suku bunga deposito peranannya sama dengan kebijakan suku
bunga kredit. Apabila pemerintah menginginkan peredaran uangnya bertambah, maka suku
bunga deposito dinaikkan. Apabila pemerintah menginginkan peredaran uangnya berkurang,
maka suku bunga deposito juga perlu diturunkan.

4. Kebijakan Mempertahankan kestabilan harga

Perekonomian suatu negara kerap kali tidak stabil, seperti inflasi. Inflasi merupakan
banyaknya uang yang beredar sehingga menyebabkan harga barang-barang mengalami
kenaikan. Apabila suatu negara mengalami inflasi, maka kebijakan moneter berperan untuk
mengurangi peredaran uang. Dengan begitu laju perekonomian suatu negara akan stabil
kembali.

5. Mengendalikan uang dengan menjual atau membeli surat berharga

Kebijakan moneter ini disebut sebagai operasi pasar terbuka. Apabila negara ingin menambah
jumlah uang yang beredar, maka pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Ketika
pemerintah membeli surat berharga, dengan begitu aset negara juga bertambah dan peredaran
uang bisa diperbanyak. Begitu sebaliknya, apabila negara ingin mengurangi jumlah uang
yang beredar, maka pemerintah perlu menjual surat berharga kepada masyarakat. Surat-surat
berharga pemerintah antara lain, SBI (Sertifikat Bank Indonesia) atau SPBU (Surat Berharga
Pasar Uang).

6. Memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum

Peran kebijakan moneter ini disebut sebagai fasilitas diskonto. Fasilitas akan memainkan
peredaran uang dengan meningkatkan suku bunga bank sentral kepada bank umum. Biasanya
bank umum seringkali kekurangan uang dan meminjam uang kepada bank sentral. Untuk itu,
bank sentral akan menurunkan suku bunga dan menaikkan bunga pada bank umum. Fasilitas
diskonto ini membuat jumlah uang bertambah, sehingga tidak mengalami inflasi.

7. Memainkan jumlah cadangan perbanka

Peran kebijakan moneter ini disebut sebagai rasio cadangan wajib. Peran kebijakan moneter
ini sama halnya dengan memainkan uang, tetapi melalui jumlah cadangan perbanka yang
harus disimpan oleh pemerintah. Ketika negara akan menambah jumlah uang, maka
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Begitu pun sebaliknya, untuk mengurangi
jumlah uang, pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib. Dengan memainkan rasio
cadangan wajib pada perbanka, maka perekonomian negara akan kembali stabil karena
perbanka menjadi lembaga utama dalam peredaran keuangan negara.

8. Imbauan moral kepada pelaku ekonomi


Dalam mengatur kestabilan uang, kebijakan moneter bukan hanya bergerak untuk
memainkan peredaran uang, tetapi juga menghimbau para pelaku ekonomi. Himbauan ini
khususnya ditujukan kepada bank. Pemerintah akan menghimbau setiap bank agar hati-hati
memberikan kredit. Hal itu untuk menjaga agar peredaran uang tidak meningkat. Selain itu,
bank umum juga dihimbau untuk meminjam lebih banyak uang kepada bank sentral untuk
memperbanyak uang yang beredar pada perekonomian.

9. Kebijakan nilai tukar uang

Kebijakan moneter dalam mengatur kestabilan ekonomi juga melakukan kebijakan nilai tukar
uang. Nilai tukar sangat berpengaruh kepada peningkatan harga barang dan jasa, sehingga
kebijakan moneter berperan memantau nilai tukar. Bank Indonesia akan menjalankan
kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar agar tidak berlebihan. Bank
Indonesia akan menetapkan jumlah nilai tukar pada level tertentu, sehingga peredaran uang
tidak berlebihan.

10. Mengatur persediaan uang dan barang

Kebijakan moneter juga berpengaruh kepada sektor perdagangan. Untuk mengatur laju
perekonomian dengan menstabilkan keuangan, tentu saja pemerintah juga perlu
memperhatikan penyediaan barang. Ketika pemerintah menginginkan peredaran uang
meningkat, maka perlu meningkatkan penyediaan barang. Jika pemerintah menginginkan
peredaran uang menurun, maka penyediaan barang juga diturunkan. Dengan begitu
perekonomian negara akan stabil melalui kebijakan moneter di bidang perdagangan.

Itulah sepuluh peran dari kebijakan moneter untuk menstabilkan perekonomian negara.
Dengan kebijakan moneter yang kuat, maka laju perekonomian juga akan lebih kuat. Peran
kebijakan moneter ini diterapkan tentu saja untuk memberikan dampak positif bagi
masyarakat. Misalnya, untuk mengurangi tingkat kemiskinan, maka kebijakan moneter
berperan meningkatkan peredaran uang dengan menstabilkan harga barang dan jasa. Melalui
cara tersebut, masyarakat juga dapat tertolong pada segi perekonomian. Selain itu, dari suku
bunga kredit dan deposito juga perlu mendapat kebijakan, sehingga peredaran uang tidak
meningkat. Untuk kebijakan moneter, lembaga keuangan yang terus terlibat ialah dari sektor
perbanka. Hal itu karena perbanka menjadi salah satu lembaga dalam lalu lintas keuangan
baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Kebijakan moneter juga bukan hanya berperan mengatur peredaran uang melalui permintaan
pemerintah. Kebijakan moneter juga memiliki peran untuk menghimbau masyarakat dalam
lembaga ekonomi dalam pemakaian uang. Himbauan tersebut menjadi salah satu cara untuk
menstabilkan harga barang dan jasa pula. Dalam menjalankan kebijakan moneter, pemerintah
juga memerlukan tolak ukur agar tujuan dapat tercapai. Tolak ukur tersebut juga menjadi
acuan apakah kebijakan yang dijalankan berhasil atau tidak. Dalam perekonomian tolak ukur
itu terdiri dari jumlah uang yang beredar, laju inflasi yang cukup rendah terkendali, dan suku
bunga pada tingkat yang wajar. Ketiga tolak ukur tersebut perlu ada untuk mengatur
perekonomian negara.
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/moneter/peran-kebijakan-moneter

You might also like