Professional Documents
Culture Documents
Dermatitis kontak iritan adalah respon kuntaneus terhadap fisikal atau efek toksik dari paparan yang
sering dalam lingkungan. Hal ini dapat berupa dermatitis kontak iritan akut (toksik) atau iritan kronik
Cedera selular reversible dapat menjadi penyebab dari urtikaria kontak atau dermatitis tergantung sifat….
Tidak ada nya cedera selular yang nyata, gejala sensorik yang berpariasi seperti pedas, pedih, dan rasa
terbakar/panas mungkin dapat terjadi. Berikut jenis jenis reaksi kontak iritan yang dapat dibedakan :
1. Luka bakar
Iritan kronik
5. Lain lain : pembentukan pigmen dan respon granulomatosus dan itu local pada stuktur
Ada banyak ragam/macam respon antara satu individu dan individu lainnya, serta pada pasien yang
sama disebabkan berbagai variabel endogen dan eksogen (table 129.2). berbagai zat kimia memiliki sifat
Isi table 129.1 respon lain kontak iritan pada kulit dan penyebab nya :
Pembentukan pigmen :
Epidemiologi
Banyak studi epidemiologi dari dermatitis kontak iritan yang samar secara diagnose atau bias
Isi table 129.2 faktor yang mempengaruhi potensial iritan dari zat terhadap kulit manusia :
pKa kulit/phototype
lokasi paparan
Zat asam
Minyak pemotong
Pelarut organic
Pestisida
Studi kuesioner (dengan daftar pertanyaan) pada 20 ribu orang di sebuah kota industry tepat nya di selatan
swedia mengungkapkan prevalensi dari eksim tangan sebanyak 5.4% (dengan prevalensi 11% periode
satu tahun), dan 35% eksim tangan dianggap bersifat alami. Eksim tangan atopi tercatat sebanyak 22%
kasus; munculnya eksim masa kanak kanak meningkatkan prevalensi dermatitis tangan 3 kali lipat
dibandingkan dengan individu yang non-atopi. Dermatitis kontak alergi tercatat ada 19%. Sumber yang
paling sering terpapar adalah zat kimia yang tidak spesifik, air, deterjen, debu, kotoran. Pekerjaan, sabun
(22.0% dari kasus), pekerjaan basah/tukang cuci mobil/apapun pekerjaan yang berhubungan dengan air
(19.8%), produk minyak tanah (8.7%), dan minyak pemotong, serta pendingin (7.8%) adalah penyebab
yang paling sering disebutkan. Keterlibatan individu dalam pertambangan/pabrik, penataan rambut,
pertanian, pekerjaan perawat/medis mempunyai frekuensi tertinggi pada dermatitis (kotak 129.3). Pada
studi besar mengenai reaksi merugikan/efek samping pada penggunaan kosmetik, 16% dianggap sebagai
zat iritan. Pada sebuah studi besar kohort, hingga 98.6 wanita dari 10 ribu pekerja dalam pekerjaan
beresiko tinggi dengan dermatitis kontak iritan. Mereka lebih muda, rata rata, dibandingkan dengan
Sex
Etnis/suku bangsa
Di utara amerika, menunjukan tidak ada perbedaan etnis pada prevalensi dari kulit yang sensitive,
walaupun ada perbedaan rasial tentang bagaimana hal tersebut dipandang. America-eropa mengalami
reaktivitas/respon yang lebih besar terhadap angin dan kurang terhadap kosmetik; afrika amerika telah
mengurangi reaktivitas untuk sebagian besak factor lingkungan; asia mempunyai reaktivitas yang lebih
besar terhadap bumbu bumbu/rempah rempah, perubahan suhu, angin, dan gatal lebih sering; Hispanic
bereaksi kurang terhadap alcohol. Secara keseluruhan, bagaimanapun, ada banyak kemiripan dari pada
perbedaan. Hal ini di konfrimasi oleh suatu studi pada populasi dari asia selatan dengan perbedaan
pigmentasi kulit.
Ekzim atopi
Patofisiologi
Zat kimia tertentu mempunyai sifat iritan intrinsic hingga berbagai tingkatan, namun factor eksternal bisa
juga mempengaruhi, termasuk suhu (dari zat kimia, lingkungan, atau indiviu). Aliran angin (pecah-
pecah/kering), kelembapan yang rendah (dengan sendirinya berespon terhadap kondisi umum
‘kelembapan rendah, penyakit kulit akibat kerja’ yang mana umumnya menyerang wajah), dan
oklusi/sumbatan. Tidak berfungsi nya barier kulit/system pertahanan kulit adalah sebuah alasan terjadinya
iritasi.
Kulit memberikan pertahanan pertama dan merupakan barisan pertahanan paling penting dalam
menyerang agen eksogen berbahaya, dan ini merupakan satu fungsi fisiologis utama. Pertahanan ini jauh
dari sempurna, karena banyak zat yang menembus denga mudah ke dalam dan melalui epidermis, bahkan
Barier epidermal utama berada hampir diseluruh stratum korneum. Secara normal diperbarui setiap 17-22
hari, tetapi fungsi barrier dapat dikembalikan dalam 2-5 setelah terkelupas atau cedera superficial.
Stratum korneum berfungsi sebagai unit yang homogen, jumlah besar dari penetran selalu di temukan di
layer/lapisan paling luar. Kerusakan pada stratum korneum secara normal diikuti dengan peningkatan
penyerapan perkutaneus dan kehilangan air pada transepidermal/ Transepidermal Water Loss (TEWL),
Studi ekstraksi pelarut menunjukan bahwa lemak epidermal adalah kontribusi utama pada barier, terdiri
dari ceramides (45-50%), kolesterol (25%). Asam lemak bebas (10-15%) dan lemak lainya termasuk
kolesterol sulpat. Lemak tersusun seperti lembaran membrane menumpuk di dalam ruang interselular dan
di hasilkan dari granula/butir lamellar/pipih di dalam sel lapisan sel granula epidermis. Dapat dikatakan
bahwa pathway abnormalitas yang diturunkan/diwarisi dapat menghasilkan gangguan fungsi barier yang
Claudin-1 (protein esensial yang berperan pada tight junction/kekerapan (keketatan) antar sel)
mengalahkan perkembangan keriput pada tikus percobaan, dan ssangat meningkatkan TEWL. Mereka
Untuk material tertentu, mungkin ada system barier/pertahanan kedua pada atau dekat penghubung
(junction) dermal-epidermal atau pada membran basal, tetapi untuk sebagian besar zat, lapisan tanduk
Data baru menunjukkan bahwa filaggrin mutasi mungkin merupakan predisposisi pada dermatitis kontak
iritan.
Iritan adalah dari berbagai agen, fisikal atau kimia, mereka mampu memproduksi zat pengganggu selular
jika terpapar dalam waktu yang cukup dan dengan konsentrat yang cukup. Memori imunologi/Ig G tidak
terlibat dan dermatitis terjadi tanpa sensitisasi sebelumnya. Banyak zat kimia terpenetrasi/masuk kedalam
kulit, dan banyak zat akan merubah dan merusak sel kulit. Dermatitis munculketika pertahanan atau
kapasitas perbaikan kulit engalami kelelahan, atau ketika penetrasi/masuknya zat kimia lalu merangsang
keluarnya respon peradangan/inflamasi. Iritan kuat akan menginduksi reaksi klinis pada hampir semua
individu, sedangkan iritan dengan potensi kecil/iritan lemah, respon dapat fisiologis, dermatitis hanya
Hubungan antara struktur fisik dan aktivitas sitotoksik harus dijelaskan sepenuhnya, tetapi akan muncul
hidropobik (log P) dan disosiasi konstan (pKa) diantara factor factor yang berkontribusi pada potensi
iritasi. (lihat table 129.2). Pada sodium lauryl shulphate, konsentrasi telah terbukti penentu yang lebih
penting dari dermatitis berikutnya dari pada waktu paparan. Sifat respon sebagian ditentukan oleh iritan.
Secara laboratorium, gangguan/kerusakan barier telah terbukti menginduksi interleukin 1 alfa (IL-1 alfa)
yang dilepaskan dari pool siap pakai pada epidermis tikus dan peningkatan regulasi dari tumor nekrosis
factor alfa (TNF- alfa) dan ganulosit-makropag, factor stimulasi koloni (GM-CSF). Terdapat kenaikan
pada derivate sel langerhans Il-alfa terstimulasi oleh GM-CSF dan produksi IL-1alfa. Bersamaan dengan
itu, hilangnya normal kalsium gradien ekstraseluler menstimulasi sekresi lamellar body dan perbaikan
barrier. Stress oksidatif juga berkontribusi terhadap perkembangan dari inflamasi dengan berbagai iritan.
Deterjen pada exposure yang rendah/tidak sering terutama menyerang lapisan tanduk, menyebabkan kulit
kering, dan kerak dengan menghancurkan enzim lisosomal pada lapisan tanduk, sedangkan dalam
konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan membrane sel dan merusak lisosom. Dengan
paparan berulag, akan tampak tanda inflamasi kronik, dengan peningkatan sintesis DNA, akantosis dan
Deterjen dan iritan lainnya seperti minyak croton dan fenol ester bersifat kemotaktik bagi leukosit
polimorfonuklear pada kadar nontoxic, dan dapat menyebabkan reaksi berjerawat. Pelarut organik seperti
metanol atau kloroform akan merusak pembuluh darah, menyebabkan hiperemi, dan sulfoksida dimetil
Iritasi menyerang pada setiap orang, meskipun kerentanan individu sehubungan dengan perkembangan
dermatitis itu sendiri bervariasi. Respon kekebalan tubuh yang penting dalam menimbulkan dermatitis,
dan ini telah terbukti dalam respon dilemahkan nya iritan pada tikus percobaan dengan jumlah CD4
mengalami penurunan.
Sedangkan reaksi dermatitis kontak alergi secara histologis hampir selalu eczematous dan agak
monomorfik, hal itu ditimbulkan oleh iritan yang menunjukkan pleomorfisme jauh lebih besar. Perubahan
histologis bervariasi sesuai dengan sifat kimia dan konsentrasi iritan, jenis dan durasi paparan, tingkat
keparahan respon dan waktu sampling. Beberapa reaksi iritasi dapat dibedakan secara histologis dari
dermatitis kontak alergi, sedangkan yang lain mungkin memiliki fitur morfologi karakteristik jenis zat
kimia tertentu. Lebih dari satu bentuk respon dapat ditimbulkan oleh iritan yang sama.
Gejala klinis
Bahan Iritan menimbulkan berbagai Respon pada kulit yang tidak selalu eczematous. Hal ini subjektif,
seperti pedih, perih, terbakar, atau sensasi kering dan sesak, Reaksi urtikaria sementara hingga reaksi
iritan persisten atau dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak iritan memiliki spectrum gejala klinis,
mulai dari kering sedikit, kemerahan atau pecah pecah dalam berbagai macam dermatitis eksema hingga
rasa pedas terbakar akut. Iritan juga dapat menembus kulit melalui struktur appendageal dan
Zat kimia serupa dapat menyebabkan reaksi iritasi yang berbeda tergantung konsentrasi; DMSO,
kontak reaksi urtikaria. pola reaksi beragam antara spesies, sel mast menyediakan komponen penting dari
respon seluler terhadap hewan percobaan namun umumnya kurang tampak pada manusia. Respon
tersebut juga dapat bervariasi menurut lokasi dan cara paparan, sarana dan antar individu (lihat table
129.2)
Dermatitis kontak iritan sering muncul pada tangan. Namun, iritan dan factor alergi sering menyertai.
Walaupun eksem tangan lebih sering pada wanita, hal ini mungkin dihasilkan dari peningkatan exposure
terhadap iritan dan bukannya kerentanan bawaan. Alergi tidak dapat di singkirkan, baik dalam bentuk
Bagaimanapun, vesikel kurang umum dijumpai pada dermatitis kontak iritan daripada kontak alergi atau
eksem, dan gejala utama selalu kering atau pecahpecah. Pergelangan tangan dan lengan distal dapat juga
terserang. Dengan meningkatnya penggunaan alat mekanis di rumah dan tempat kerja, meluas nya
penggunaan sarung tangan pelindung dank rim tangan, maka bentuk eksim tangan ini sudah kurang
eczema/eksim jari, dengan gejala kering, kemerahan, terbentuk celah celah/pecah pecah yang menyerang
aspek utama palmar jari dan telapak distal.Bnetuk dermatitis ini umumnya terjadi pada orang yang sering
memegang pakaian basah yang mengandung deterjen atau zat kimia rumah tangga tanpa pelindung
tangan. Gesekan, iritan dan pembasahan berulang/pengawetan denga proses pengeringan memainkan
peran penting. Bentuk mirip dapat dilihat pada pekerjaan dimana para pekerjanya terpapar berulang kali
dengan larutan , gesekan atau komponen makananan yang bersifat iritatif. Bentuk discoid dan numular
pada eksim tangan adalah bentuk lainya yang jarang dari dermatitis kontak iritan, menyerang khususnya
Diferensial diagnosis dari dermatitis tangan mencakup infeksi jamur, yang menstimulasi palmar unilatera
(gambar 129.1) dan dapat menyerupai eksim pada dorsum tangan (gambar 129.2). Kulit terkikis/tergores
terkelupas adalah penting untuk meng ekslusi tinea sebagai penyebab susahnya mengobati sermatitis.
Psoriasis sering menyerang palmar/telapak tangan, sebagai hasilnya muncul lah hiperkeratosik. Hal ini
dapat mempersulit membedakan dari dermatitis ketika tidak terdapat lesi dimanapun. Selanjutnya,
phenomenon pada kedua tangan sebagai hasil pekerjaan manual. Munculnya kerak eritema pada sendi
interpalang sering memberikan klu untuk mendiagnosis (gambar 129.3). Skabies pada interdigital/sela jari
dapat menimbulkan dermatitis iritan (gambar 129.4). Jarang, kemunculan dari milia menyebabkan
Dermatitis kosmetik
Kosmetik, wewangian, dan produk skincare, termasuk sunscreen, sering menjadi penyebab
berkembangnya reaksi iritan. Pada kebanyakan kasus, reaksi nya dapat ringan atau sementara. dan
kebanyakan konsumen hanya mengubah ke produk alternative. Pada sebagian, reaksi dapat lebih berat,
dengan kemerahan, bengkak, kering, dan berkerak. Eyelid/lipat mata terutama rentan terhadap iritan,
begitu pula individu atopik dan mereka yang yang sangat rentan, rosasea atau seboroic. Menarik nya
bahwa reaksi iritan lebih sering pada wanita muda. Hal itu terjadi karena penggunaan beberapa produk
yang menyebabkan resiko ‘cosmetic exhaustion’ (kelelahan dengan kosmetik), dermatitis kontak iritan
kosmetik kronis. Alergi di ekslusi hanya dengan pemeriksaan uji temple terhadap produk itu sendiri dan
ingrediens/komposisi nya.
Iritan, maupun alergen, dapat menyebabkan dermatitis kontak volatile. Iritan volatile tidak sering menjadi
penyebab dari dermatitis pada kelopak mata. Pada beberapa lokasi paparan dermatitis, salah satu harus
mempertimbangkan kemungkinan iritan asap yang menguap atau partikel udara. Asap itu dapat berasal
dari asam, alkali, pelarut, resin atau iritan kimia lainnya, seperti amonia atau formaldehyde. Debu iritan
meliputi dari beberapa (kebanyakan tropis) kayu, semen, serat kaca atau rockwool, beberapa logam dan
Kelitis
Cheilitis adalah masalah yang sering dijumpai, biasanya dengan etiologi berbagai faktor. Eksim atopik
sering menjadi predisposisi perkembangan penyakit ini. Beberapa penyebab yang paling sering
menyebabkan cheilitis adalah dermatitis iritan, disebabkan oleh bibir menjilati, kosmetik dan obat-obatan,
dan alergi dermatitis kontak, terutama dari asam risinoleat dan olahan dari bibir pasien itu sendiri.
dermatitis iritan akan berkembang pada pajanan kronis/berulang atau terlalu sering kontak
dengan urine yang mengalami degradasi atau kotoran / residu feses. Keringat, kemacetan,
pembersih yang mengandung iritan, infeksi sekunder dan alergi obat sekunder merupakan faktor-
faktor penyulit tambahan.Itu paling sering terjadi pada usia sangat muda, atau pada orang tua
dalam situasi inkontinensia urin atau feses. Langkah-langkah untuk mencegah infeksi pada
penggunaan popok pada bayi dan orang tua sangat penting, seperti pembersih ringan dan pasta
pelindung atau krim berbasis silikon. Setiap dermatitis atau infeksi sekunder harus dikontrol
dengan steroid topical yang terpat dan kuat atau steroid-antimikroba kombinasi. Pada dermatitis
popok, infeksi sekunder yang disebabkan candida dapat diberikan pengobatan rutin dengan anti
jamur imidazol.
Hal serupa tergolong ke dermatitis perianal, di mana lendir atau kebocoran feses dapat terjadi
dalam hubungan dengan hemoroid dan / atau buruk nya fungsi sfingter ani. Sebuah bidet, atau
pembersih ‘'basah' menggunakan krim berair atau setara secara rutin sangat lah berguna.
mempertahankan penutup pelindung antara kantong stoma dan kulit. Penggunaan lotion yang
mengandung kortikosteroid, baik berair atau alkohol, telah terbukti efektif tanpa mengganggu
daya rekat stoma. Dermatitis, selain juga sebagai akibat pembocoran, juga mungkin karena
oklusi yang terus menerus serta pengelupasan kulit berulang. Pada penyakit erosif, penggunaan
sukralfat topikal telah terbukti meningkatkan penyembuhan penyakit tetapi tidak untuk erosi
peristomal dari penyebab lain. Sukralfat berfungsi baik sebagai barier fisik serta disarankan,
berikatan dengan faktor pertumbuhan fibroblast untuk mencegah degradasi, sebagai stimulus
penyembuhan.
Gejala klinis :
Diferensial diagnosis
eksim atopi
urtikaria kontak
cedera panas
Pada praktek sehari hari,tidak ada cara objektif untuk meng klasifikasi kan derajat keparahan
dan reaktivitas dinilai dengan derajat eritema dan perubahan pada permukaan kulit. Alat
bantu penilaian yang tidak spesifik seperti “the physician global assessment or the
dermatology life quality index (DLQI; kuesioner pasien terpadu)” mungkin dapat digunakan.
Sejumlah alat bantu penelitian yang ada dapat mengukur respon iritan dengan mengukur
eritema, TEWL, hidrasi dan ketebalan kulit. Metode optimal menggunakan berbagai macam
sifat iritan.
Eritema
Di antara gejala klinis reaksi iritasi/iritan yang paling jelas adalah eritema, yang mungkin
owmetry (LDF) mampu mengukur aliran darah superfisial dengan mmenggunakan cahaya
monokromatik dari laser helium-neon melalui serat optik pada kulit permukaan. Cahaya dari
Doppler-shifted memindahkan sel darah di dermis atas, sisanya tidak mengalami perubahan
pada sekitar jaringan. Dengan perbedaan detektor sinyal dan proses penyusunan sinyal, back-
scattered atau cahaya yang dipantulkan dapat ditafsirkan. Hasil akhir, yang berhubungan
secara linier dengan produk dari jumlah sel darah dan kecepatan rata-rata volume diukur,
dinyatakan dalam satuan relatif dan tak berdimensi. Studi oleh sejumlah peneliti telah
menunjukkan bahwa LDF umumnya berkorelasi baik dengan penilaian eritema secara visual
peningkatan secara keseluruhan sel darah merah yang dihasilkan baik dari peningkatan aliran
darah dan dilatasi pembuluh darah. Didasarkan pada spektroskopi remittance yang
memancarkan cahaya warna merah dan hijau dari lampu halogen tungsten atau LED.
Oksihemoglobin dalam pembuluh darah menyerap bagian cahaya hijau, dan sebagian besar
signifikan mengubah jumlah cahaya hijau diserap, tetapi memiliki sedikit pengaruh
padacahaya merah. Oleh karena itu Indeks eritema dapat dihitung dari perbandingan antara
pantulan cahaya merah dan hijau yang dipantulkan, sehingga lebih besar eritema, semakin
Eritema juga dapat diukur menggunakan colorimeters tristimulus, hampir semua yang
l'Eclairage (CIE) L * a * b *