You are on page 1of 13

Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 ISSN : 1978-001X

UTAMA JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI

KEMAMPUAN KERJA,INTRUKSI KERJA DAN PENGAWASAN


BERPENGARUH TERHADAP MUTU PEMBANGUNAN KONTRUKSI
GEDUNG BERTINGKAT DI JAKARTA
Mohamad Sobirin

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN KEDAUNG-


JENGGOT DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN
MENGGUNAKAN RANGKA BAJA
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, dan Harry Wibisono

PERENCANAAN STRUKTUR PONDASI GAS KOMPRESSOR DI SENG


GAS PLANT PELALAWAN RIAU (RECTANGULAR BLOCK
FOUNDATIONS)
Iqbal Fiqri, Hari Wibisono,dan Kristina Sembiring

SISTEM MONITORING PERALATAN BENGKEL MENGGUNAKAN


METODE WATERFALL DENGAN MVC CODEIGNITER
Andriyani dan Siyoperman Gea

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN TUKAD BANGKUNG


KABUPATEN BADUNG, BALI DENGAN METODE CABLE STAYED
Hazdhika Abizandhika, Hari Wibisono, dan Sempurna Bangun

ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU DAN BIAYA PADA


PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL BW LUXURY JAMBI
Waldi, Bertinus Simanihuruk, Kristina Sembiring

ALAMAT REDAKSI:
LPPM Universitas Tama Jagakarsa
Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530
Telp.(021) 789096-566, Fax.(021) 7890966
Email : info@jagakarsa.ac.id
Website : http;//www.jagakarsa.ac.id
Volume XI, Nomor. 3, Desember 2016 ISSN : 1978-001X

JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI

Pelindung
Rektor Universitas Tama Jagakarsa (UTAMA)

Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Teknik UTAMA

DEWAN REDAKSI

Ketua Dewan Redaksi


Ketua LPPM UTAMA

Wakil Ketua Dewan Redaksi


Wakil Ketua LPPM UTAMA

Anggota Dewan Redaksi


Prof. Dr. Ir. Bambang Soenarto, Dipl.H.E.,En.Dipl.GR., M. Eng.(Dosen UTAMA)
Prof. Dr. Ir. Sjahdanul Irwan, M.Sc. (Dosen UTAMA)
Dr. Maspul Aini Kambry , M.Sc. (Dosen UTAMA)

Mitra Bestari
Prof. Dr. Ir. Sri Murni Dewi, MS.(Univ. Brawijaya)
Prof. Dr. Ir. H. Dahmir Dahlan M.Sc.(ISTN)
Ir. H. Media Nofri, M.Sc. (Dosen ISTN)

Redaksi Pelaksana
H. Hamidullah Mahmud, Lc., MA
Ir. Bertinus Simanihuruk, MT
Bintang Unggul P ST, MT
Djoko Prihartono, ST., MT
Lukman Hakim, ST., M.Sc.
Napoleon Lukman, ST

Penerbit
Universitas Tama Jagakarsa

Alamat Redaksi
LPPM Universitas Tama Jagakarsa
Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530
Telp.(021)7890965-66. Fax.(021) 7890966, E-mail : info@jagakarsa.ac.id
Website : http://www.jagakarsa.ac.id
Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 ISSN : 1978-001X

UTAMA JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI

KEMAMPUAN KERJA,INTRUKSI KERJA DAN PENGAWASAN


BERPENGARUH TERHADAP MUTU PEMBANGUNAN KONTRUKSI
GEDUNG BERTINGKAT DI JAKARTA
Mohamad Sobirin..................................................................................... 133 - 146

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN KEDAUNG-JENGGOT


DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA
BAJA
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, dan Harry Wibisono....................... 147- 156

PERENCANAAN STRUKTUR PONDASI GAS KOMPRESSOR DI SENG


GAS PLANT PELALAWAN RIAU (RECTANGULAR BLOCK
FOUNDATIONS)
Iqbal Fiqri, Hari Wibisono,Kristina Sembiring......................................... 157- 162

SISTEM MONITORING PERALATAN BENGKEL MENGGUNAKAN


METODE WATERFALL DENGAN MVC CODEIGNITER
Andriyani dan Siyoperman Gea………………………........................... 163 - 168

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN TUKAD BANGKUNG


KABUPATEN BADUNG, BALI DENGAN METODE CABLE STAYED
Hazdhika Abizandhika, Hari Wibisono, dan Sempurna Bangun..………168 - 176

ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU DAN BIAYA PADA


PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL BW LUXURY JAMBI
Waldi, Bertinus Simanihuruk, Kristina Sembiring................………………177- 188

ALAMAT REDAKSI:
LPPM Universitas Tama Jagakarsa
Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan 12530
Telp.(021) 7890965-66
Fx.(021) 7890966, Email : info@jagakarsa.ac.id
Website : http;//www.jagakarsa.ac.id
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono, Perencanaan Struktur

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN KEDAUNG-JENGGOT


DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN MENGGUNAKAN
RANGKA BAJA

Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Tama Jagakarsa
Jl. TB Simatupang No. 152, Tanjung Barat, Jakarta Selatan

ABSTRACT

The bridge is a construction that serves to continue the way from one place to another. The development
of increasingly rapid transport connection with the construction, either the construction of roads and
bridges that serve to facilitate the flow of vehicles so as to create time efficiencies in the activity. Bridges
Kedaung - Beard in the region Tigaraksa Tangerang Regency is a bridge between district, and the views
from the bridge function has a very important role in society. Bridges Kedaung - Beard is designed in the
form of steel truss bridge truss. Imposition and analysis calculations are based according to the
"Imposition Planning Guidelines Bridges Road" and some other regulations. The bridge is planned with
a length of 30 m, has a width of 9 m wide road consisting of 7 m and 2 x 1 m to the sidewalk. The structure
of the bridge is made with a composite system of steel used beton.Untuk transverse girder profile (IWF
622 x 357 x 15.44 x 25.91-189), longitudinal girder (IWF 310 x 254 x 9.12 xx 16.28 - 66.31), wind bonds
(IWF 200 x 100 x 5.5 x 8 to 21.13 and 80.80.8 L) and order the parent (IWF 400 x 200 x 8 x 13-66). These
profiles are used as standards in accordance with the existing steel table.

Keywords: Bridge steel frame, composite, girder, steel profil

I. Pendahuluan kuat dan tahan, tidak mudah rusak (Ir.


Iman Subarkah, 1979).
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pada uraian di atas,
Sebagaimana kita ketahui, jalan maka dapat disimpulkan bahwa
merupakan alat penghubung atau alat jembatan mempunyai peranan yang
perhubungan antar daerah yang penting sangat penting dalam aktifitas
sekali bagi penyelenggaraan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
pemerintahan, ekonomi, kebutuhan di berbagai bidang, sehingga perlu
sosial, perniagaan, kebudayaan, adanya perhatian khusus dalam
pertahanan. Juga kita sadari betapa pembangunan dan perawatannya.
pentingnya transportasi bagi ekonomi Seperti pada pembangunan Jembatan
dan pembangunan negara dan bangsa. Kedaung – Jenggot. Sebagai salah satu
Maju mundurnya suatu negara, terutama usaha menyediakan sarana transportasi
dalam bidang ekonomi, sangat yang memadai dan layak Jembatan
tergantung pada baik-tidaknya sistem Kedaung – Jenggot Desa Kedaung
transportasinya. Jembatan adalah bagian Kecamatan Mekar Baru yang mana
dari jalan itu. Oleh karena itu jembatan kondisi jembatan yang ada tersebut
menentukan pula kelancaran sudah tidak memadai baik struktur
transportasi. Karena sangat pentingnya, jembatan maupun lebar layanan lalu
maka jembatan harus kita buat cukup lintas.

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 147
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono, Perencanaan Struktur

Salah satu upaya untuk mendukung 1. Merencanakan struktur atas


kegiatan dimaksud adalah dengan jembatan menggunakan rangka
Rencana Pembangunan Jembatan baja.
Kedaung – Jenggot Desa Kedaung 2. Mengetahui perhitungan gelagar
Kecamatan Mekar Baru menjadi memanjang dan melintang.
jembatan yang layak dan sesuai 3. Mengetahui perhitungan rangka
kebutuhan layanan lalu lintas yang induk dengan menggunakan SAP
diharapkan nantinya dapat 2000
mempengaruhi tingkat produksi Barang
dan Jasa yang berkorelasi dengan D. Batasan Masalah
Pertumbuhan Ekonomi Mikro dan Batasan masalah dalam penelitian
Makro. Jadi harapan penulis dalam ini dibutuhkan agar pembahasan tidak
merencanakan jembatan bagian struktur keluar dari tujuan awal yang ingin
atas adalah untuk memudahkan dicapai. Batasan masalah dalam
masyarakat dalam melakukan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
sehari-hari. 1. Penelitian dilakukan hanya
B. Tujuan Penelitian sampai tahap perencanaan
Tujuan yang ingin dicapai oleh struktur atas. Perencanaan tidak
penulis untuk pembaca dalam penelitian termasuk struktur bawah.
ini adalah sebagai berikut : 2. Data yang digunakan adalah data
1. Bagaimana merencanakan survei yang diperoleh dari
struktur atas dengan Parindo Raya Engineering
menggunakan rangka baja truss sebagai konsultan perencana
pada bagian jembatan Kedaung – yang telah ditunjuk untuk
Jenggot Desa Kedaung melaksanakan pekerjaan
Kecamatan Mekar Baru. perencanaan Jembatan Kedaung
2. Dengan adanya pembangunan – Jenggot Desa Kedaung Kec.
Jembatan Kedaumg Jenggot, Mekar Baru.
yang letaknya berada di desa 3. Struktur yang direncanakan
Kedaung Kabupaten Tangerang, adalah struktur atas dengan
diharapakan mampu menggunakan rangka baja truss.
mengakomodasi arus lalu lintas 4. Penulis tidak merencanakan
yang lewat sambungan pertambatan angin
3. Mengetahui perhitungan gelagar dan sambungan rangka utama
memanjang, gelagar melintang, atau baut-baut.
ikatan angin, serta rangka imduk
pada jembatan dengan II. Studi Pustaka
menggunakan profil baja yang
sesuai. A. Pembebanan Jembatan
Perhitungan pembebanan yang
C. Rumusan Masalah bekerja pada jembatan menggunakan
Dalam tugas akhir ini penulis “Pedoman Perencanaan Pembebanan
merencanakan struktur atas jembatan Jembatan Jalan Raya 1987”, merupakan
Kedaung-Jenggot yang terletak di dasar dalam menentukan beban-beban
Kecamatan Mekar Baru. Rumusan dan gaya-gaya untuk perhitungan
masalah tugas akhir ini adalah : tegangan-tegangan yang terjadi pada
setiap bagian-bagian jembatan jalan
raya. Penggunaan pedoman

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 148
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono, Perencanaan Struktur

dimaksudkan untuk mencapai Beban “T” adalah beban yang


perencanaan ekonomis sesuai dengan merupakan beban kendaraan truk
kondisi setempat, tingkat keperluan, yang mempunyai beban roda
kemampuan pelaksanaan dan syarat ganda (dual wheel load) sebesar
teknis lainnya, sehingga proses 10 ton dengan ukuran-ukuran
perencanaan menjadi efektif. serta kedudukan seperti tertera
Pembebanan dibagi menjadi tiga, yaitu : pada gambar II.1.
1. Beban primer dimana:
2. Beban sekunder a1 = a2 30,00 cm
3. Beban khusus b1 = 12,50 cm
b2 = 50,00 cm
B. Persyaratan Pelaksanaan Ms = 20 ton
2) Beban D atau beban jalur adalah
1. Beban Primer susunan beban pada setiap jalur
a. Beban mati lalu lintas yang terdiri dari beban
Dalam menentukan besarnya beban terbagi rata sebesar q ton/m
mati tersebut, harus digunakan nilai panjang per jalur, dan beban
berat isi untuk bahan-bahan garis P ton/m jalur lalu lintas
bangunan tersebut : tersebut dapat ditentukan dengan
Baja tuang = 7,85 persamaan berikut(PPJJR,
3
t/m Tahun 1987).
Besituang = 7,25 Besaran q ditentukan sebagai
3
t/m berikut :
Alumuniumpaduan = 2,80 q = 2,2 t/m’, untuk L < 30
t/m 3
q = 2,2 t/m’ – 1,1/60 x (L – 30)
Betonbertulang = 2,50 t/m’, untuk 30 m < L < 60 m
t/m 3
q = 1,1( 1 + 30) t/m’,untuk L>60
Betonbiasa = 2,20 m
t/m3 dimana :
Pasanganbatu = 2,00 L = Panjang dalam meter
t/m3 Beban “D”., dalam menghitung
Kayu = 1,00 momen dan gaya lintang
t/m3 dianggap bahwa gelagar-gelagar
Tanah danpasir = 2,00 mempunyai jarak dan kekuatan
t/m3 yang sama atau hampir sama,
Air = 1,00 sehingga penyebaran beban “D”
t/m3 melalui lantai kendaraan ke
gelagar-gelagar harus dihitung
b. BebanHidup dengan cara sebagai berikut:
1) Beban “T”, dalam menghitung
kekuatan lantai beban “T”
dianggap bahwa beban tersebut (a) Perhitungan momen
menyebar kebawah dengan arah Gelagar hidup yang diterima
45 derajat sampai ke tengah- oleh tiap gelagar tengah dapat
tengah tebal lantai.jembatan, ditentukan dengan persamaan
harus digunakan beban “T” berikut (PPJJR, Tahun 1987) :
𝑞
seperti dijelaskan berikut ini: Beban merata: 𝑞 ′ = 2,75 ×
𝛼×𝑠

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 149
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono, Perencanaan Struktur

𝑃 tertentu terhadap luas bagian-bagian


Beban garis : 𝑝′ = 2,75 × 𝛼 ×
sisi jembatan dan luas bidang
𝑠 vertikal beban hidup.
dimana :
s = jarak gelagar yang b. Gaya Akibat Perbedaan Suhu
berdekatan (yang ditinjau) Peninjauan diadakan terhadap
dalam meter, diukur dari timbulnya tegangan-tegangan
sumbu ke sumbu. struktural karena adanya perubahan
𝛼 = faktor distribusi. bentuk akibat perbedaan suhu antara
𝛼 = 0,75 bila kekuatan gelagar bagian-bagian jembatan baik yang
melintang di perhitungkan. menggunakan bahan yang sama
𝛼 = 1,00 bila kekuatan maupun bahan yang berbeda.
gelagar melintang tidak di Perbedaan suhu ditetapkan sesuai
perhitungkan. dengan data perkembangan suhu
P = adalah seperti pada II.5.1 setempat. Untuk bangunan baja
perbedaan suhu maksimum sampai
(b) Gelagar Pinggir minimum adalah 30°C sedangkan
Beban hidup yang diterima oleh perbedaan suhu antara bagian-
gelagar pinggir adalah beban bagian jembatan adalah 15°C.
hidup tanpa memperhitungkan
faktor distribusi (𝛼 = 1,00). c. Gaya Rem
Bagaimana pun juga gelagar Pengaruh gaya-gaya dalam arah
pinggir harus direncanakan memanjang jembatan akibat gaya
minimum sama kuat dengan rem harus ditinjau. Pengaruh ini
gelagar tengah. Dengan diperhitungkan senilai dengan
demikian beban hidup yang pengaruh gaya rem sebesar 5% dari
diterima oleh tiap gelagar beban"D" tanpa koefisien kejut yang
pinggir tersebut dapat memenuhi semua jalur lalu lintas
ditentukan dengan persamaan yang ada, dan dalam satu jurusan.
(2.9) dan (2.10) (PPJJR, Tahun Gaya rem tersebut dianggap bekerja
1987) : horisontal dalam arah sumbu
𝑞
Beban merata : 𝑞 ′ = 2,75 × 𝑠 ′ jembatan dengan titik tangkap
𝑃 setinggi 1,80 meter diatas
Beban garis : 𝑃′ = 2,75 × 𝑠 ′
permukaaan lantai kendaraan.
2. Beban Sekunder C. StrukturAtas
Struktur atas merupakan bagian atas
a. Beban Angin dari suatu jembatan yang berfungsi
Pengaruh beban angin sebesar 150 untuk menampung beban-beban yang
kg/m2 pada jembatan ditinjau ditimbulkan oleh lalu lintas, orang atau
berdasarkan bekerjanya beban angin kendaraan atau lainnya, yang kemudian
horisomtal terbagi rata pada menyalurkannya ke bangunan bawah.
bidangvertikal jembatan, dalam arah
tegak lurus sumbu memanjang 1. Sandaran
jembatan. Jumlah luas bidang Sandaran berfungsi sebagai pagar
vertikal bangunan atas jembatan pengaman bagi para penggunan jasa
yang dianggap terkena oleh angin jalan. Selain itu sandaran juga berfungsi
ditetapkan sebesar suatu prosentase

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 150
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono, Perencanaan Struktur

untuk menambah nilai estetika. dan muatan hidup (beban lalu lintas)
Konstruksi sandaran terdiri dari : yang berada di atasnya.
- Tiang sandaran (Rail Post) 1. Kondisi Pre Komposit
- Sandaran (Hand Rail) Kondisi pre komposit adalah kondisi
2. Trotoar dimana pelat beton belum mengeras
Fungsi utama trotoar adalah dan beban hidup belum bekerja.
memberikan layanan yang optimal bagi 2. Kondisi Post Komposit
pejalan kaki baik dari segi keamanan Kondisi pre komposit adalah kondisi
maupun kenyamanan. Berdasar PPJJR dimana pelat beton telah mengeras
1987: Kontruksi trotoar harus dan beban hidup telah bekerja. Baik
diperhitungkan terhadap beban hidup ( q gelagar memanjang maupun
) = 500 kg/m2, Kerb yang terdapat pada melintang harus ditinjau terhadap
tepi – tepi lantai kendaraan kontrol kekuatan dan kontrol
diperhitungkan untuk dapat menahan kekakuan.
beban satu horisontal ke arah melintang
jembatan sebesar ( P ) = 500 kg/m2 yang III. Metodologi Penelitian dan Data-
bekerja pada puncak kerb yang Data
bersangkutan atau pada tinggi 25 cm
diatas permukaan lantai kendaraan A. Bagan Alir Penelitian
apabila kerb lebih tinggi dari 25 Langkah pertama yang dilakukan
cm.Berdasar Manual Assembly And pada penelitian ini adalah studi
Erection Of Permanent Standard Truss pendahuluan, diawali dengan latar
Span Volume 2/A – Bridges, Direktorat belakang penelitian kemudian diikuti
jenderal Bina Marga tinggi plat lantai dengan identifikasi masalah,
trotoar = 25 cm, dengan lebar = 100 cm. pembatasan masalah dan rumusan
masalah. Dilanjutkan dengan
D. Pelat Lantai menetapkan tujuan dari penelitian dan
Pelat lantai kendaraan berfungsi melakukan kajian pustaka untuk
sebagai penahan lapisan perkerasan, memberi gambaran pengetahuan yang
pelat lantai kendaraan diasumsikan mendasari penulisan penelitian.
sebagai pelat yang ditumpu pada Pengumpulan data sekunder diperoleh
keempat sisinya (oleh gelagar dari penelitian kepustakaan, tetapi dalam
memanjang dan gelagar melintang). hal ini penulis mendapatkan data
sekunder dari Dinas Bina Marga
E. Gelagar Memanjang Kabupaten Tangerang. Kemudian dari
Gelagar jembatan berfungsi untuk data-data yang diperoleh penulis
menerima beban-beban yang bekerja melakukan analisis terhadap data
diatasnya dan menyalurkannya ke tersebut, agar dapat merencanakan
bangunan dibawahnya. jembatan rangka baja tersebut. Bagan
alir kegiatan penelitian ini disajikan pada
F. Gelagar Melintang gambar III.1.
Gelagar melintang merupakan
gelagar yang berada dibawah lantai B. Lokasi Pekerjaan
kendaraan melintang dengan sumbu Lokasi yang dipilih adalah
jalan untuk menahan beban diatasnya Kabupaten Tangerang, tepatnya daerah
yang merupakan beban dari lantai Tigaraksa-Banten. Berdasarkan Peta
kendaraan, beban gelagar memanjang Jaringan Jalan Kabupaten Tangerang,
lokasi Jembatan Kedaung – Jenggot

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 151
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono, Perencanaan Struktur

Desa Kedaung Kecamatan Mekar Baru,


merupakan salah satu jalan lintas tengah
Analisa
Provinsi Banten yang sedang
dikembangkan. Untuk lebih jelas nya
lokasi ruas jalan dapat dilihat pada Manual SAP
gambar 3.2 Peta Lokasi Pekerjaan.
Hasil

Kesimpulan

3.1 Bagan Alir Penelitian dan Perencanaan

IV. Analisa Dan Pembahasan


Gambar 3.2 Peta Lokasi Pekerjaan A. Data Perencanaan Bangunan
Direncanakan:
1. Kelas jalan = kelas I
C. Pengumpulan Data 2. Panjang total jembatan = 30 m
Pengumpulan data merupakan 3. Lebar total jembatan =9m
sarana pokok untuk menemukan 4. Lebar lantai kendaraan =7m
penyelesaian suatu masalah secara 5. Lebar trotoar =2x1m
ilmiah. Dalam pengumpulan data, 6. Tebal trotoar = 0,23 m
peranan instansi yang terkait sangat 7. Tipe jembatan =
diperlukan sebagai pendukung dalam Rangka Baja Truss
memperoleh data-data yang diperlukan. 8. Tinggi rangka jembatan =6m
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Jarak antara gelagar melintang = 1,75
dalam pengumpulan data adalah : m
1. Jenis data dan tempat diperolehnya 10. Jarak antara gelagar memanjang =
data. 5m
2. Jumlah data yang harus 11. Mutu bahan :
dikumpulkan agar diperoleh data a. Mutu baja (Fy) = 240
yang memadai (cukup, seimbang Mpa
dan tepat/akurat). b. Mutu beton (Fc) = K 300 =
Adapun penulis memperoleh data dari 30 Mpa
instansi pemerintah yaitu Dinas Bina c. Baja : Bj. 52
Marga Kabupaten Tangerang. Dinas 1) Tegangan leleh = 2400
Bina Marga memberikan data sekunder kg/cm2 (280 Mpa)
berupa data-data jembatan yang 2) Tegangan dasar = 3600
dibutuhkan oleh penulis. kg/cm2 (186,7 Mpa)

Pendahuluan
Kajian Pustaka

Bentang Jembatan Lebar Jembatan Mutu


Beto
Mutu Baja n

Profil Baja

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 152
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono, Perencanaan Struktur

Gambar 4.1 Penampang Memanjang


Jembatan

B. Perhitungan Bangunan Atas Gambar 4.4 Pelat Lantai Kendaraan


1. Perhitungan Sandaran
Pelat Lantai Kendaraan Digunakan
tulangan ∅ 14-150 (As =1026 mm2 )

4. Perencanaan Gelagar Memanjang

Gambar 4.2 Tinggi Tiang Sandaran

Jika gelagar melintang diasumsikan


menggunakan IWF 622 x 357 x 15,44 x
25,91 x 17,8 dan rangka induk
diasumsikan menggunakan IWF 400 x
200 x 8 x 13 x 16 .

Gambar 4.5 Gelagar Memanjang


Parameter Nilai Gelagar tepi dan tengah digunakan :
Hs 1826,09 mm profil IWF 310 x 254 x 9,12 x 16,28 x
Ls 3550,72 mm = 3,551 m
15,2
Terhadap Lendutan 1,661cm
Terhadap Momen 1013,791 kg/cm2
Terhadap Geser 928 kg/cm2
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Sandaran Parameter Nilai
Kontrol Tepi :
2. Perhitungan Lantai Trotoar Terhadap 0,56 cm <1,00 cm…OK
Lendutan Tengah :
0,8865 cm<1,00 cm…OK
Kontrol Tepi :
terhadap 743,289 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 <
tegangan 2400 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
lentur yang Tengah :
Gambar 4.3 Pembebanan Pada Trotoar terjadi (𝜎) 1246,710 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 <
2400 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Perhitungan tulangan : Dipakai tulangan
∅ 16-150 (As = 1500 mm2) Kontrol Tepi :
terhadap τterjadi =245,145 kg/cm2 <1392
3. Perencanaan Pelat Lantai tegangan Tengah
Kendaraan geser yang :τterjadi =335,313 kg/cm2 <1392
terjadi (𝜏) :

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 153
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono, Perencanaan Struktur

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Gelagar Pada sayap atas profil baja
Memanjang = 954,605 kg/cm2
Pada sayap bawah profil baja =
1914,454kg/cm2
5. Perencanaan Gelagar Melintang Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Gelagar
Melintang

6. Pembebanan Ikatan Angin

Gambar 4.7 Penyebaran Beban Angin

Profil IWF 200 x 100 x 5,5 x 8 x 11 dan


Profil L 80.80.8
Cek tegangan :
Atas :
σ = 6,210 < 2400 kg/cm2... ok
Bawah : 1490,625 < 2400 𝑘𝑔/𝑐𝑚2

7. Perencanaan Rangka Induk


Gambar 4.6 Beban Mati Pada Kondisi
Pre Komposit

Digunakan profil baja IWF 622 x 357 x


15,44 x 25,91 x 17,8 Gambar 4.8 Struktur Rangka Induk

No Diagram tegangan sebelum dan 1. Data perencanaan :


sesudah komposit Tabel plat = 20 cm
1 Tegangan sebelum komposit (pra Tebal perkerasan = 5 cm
komposit)
Genangan air = 5 cm
Pada sayap atas profil baja =
2 Lebar lantai jembatan = 700 cm
629,011 kg/cm
Pada sayap bawah profil baja = Lebar trotoar = 100 cm
629,011 kg/cm2 Tinggi trotoar = 23 cm
2 Tegangan sesudah komposit (post Gelagar memanjang =
komposit) IWF 310 x 254 x 9,12 x 16,28 x 15,2
Pada bagian atas pelat beton Gelagar melintang =
= 81,705 kg/cm2 IWF 622 x 357 x 15,44 x 25,91 x 17,8
Pada bagian bawah pelat beton = Ikatan angin atas =
12,156 kg/cm2

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 154
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono, Perencanaan Struktur

IWF 200 x 100 x 5,5 x 8 x 11 Jenggot di Kabupaten Tangerang


= L Dengan Menggunakan Rangka Baja,
80.80.8 didapat beberapa kesimpulan yaitu:
Ikatan angin bawah = L 1. Dengan adanya pembangunan
80.80.8 Jembatan Kedaumg Jenggot, yang
Sandaran = letaknya berada di desa Kedaung
Pipa sandaran D 76,3 berat 7,13 Kabupaten Tangerang, diharapakan
Rangka utama = mampu mengakomodasi arus lalu
IWF 388.402.15.15 lintas yang lewat.
2. Konstruksi jembatan Kedaung
Dengan menggunakan program SAP Jenggot ini memiliki bentang 30,00
2000 maka didapat Rekapitulasi Gaya meter dan lebar 9 meter ( 1 + 7 + 1 ),
Batang untuk strujtur atas menggunakan baja
truss dengan lantai jembatan (f’c =
Gaya Batang Gaya Batang 30Mpa), trotoar (f’c = 30Mpa), dan
Batang Beban Mati ( t ) Beban Hidup ( t ) Total ( t ) Ket
Tarik Tekan Tarik Tekan Tarik Tekan
rangka baja (bj 52) diantaranya :
2 272.851 618.380 891.231 tarik a. Gelagar melintang ( IWF 622 x
3 707.464 159.385 866.849 tarik 357 x 15,44 x 25,91 – 189 )
4 924.770 208.159 1.132.929 tarik b. Gelagar memanjang ( IWF 310 x
5 924.770 208.159 1.132.929 tarik
6 707.464 159.385 866.849 tarik
254 x 9,12 x 16,28 – 66,31 )
7 707.464 618.380 1.325.844 tarik c. Ikatan angin atas ( 200 x 100 x 5,5
8 712.115 162.707 874.822 tekan x 8 – 21,13 dan L 80.80.8)
9 703.338 156.438 859.776 tarik d. Rangka Induk ( 400 x 200 x 8 x 13
10 432.055 101.043 533.098 tekan
11 420.840 930.326 1.351.166 tarik – 66 ). Untuk penggunaan profil
12 149.557 376.372 525.929 tekan baja rangka induk seharusnya
13 138.342 296.266 434.608 tarik dilakukan pengecekan kembali,
14 132.941 257.686 390.627 tarik
dan di hitung dari awal kembali
15 144.155 337.793 481.948 tekan
16 415.439 891.746 1.307.185 tarik agar mendapatkan hasil yang
17 426.654 971.853 1.398.507 tekan sesuai. Karena pada awal
18 697.937 152.580 850.517 tarik perencanaan digunakan profil baja
19 706.714 158.849 865.563 tekan
20 54.232 121.264 175.496 tekan
untuk rangka induk yaitu IWF 400
21 868.287 19.442 887.729 tekan x 200 x 8 x 13 – 66. Tetapi setelah
22 976.940 218.812 1.195.752 tekan dilakukan perhitungan sampai
23 868.287 19.442 887.729 tekan selesai, ketika diakhir ada
24 542.328 121.264 663.592 tekan
beberapa bagian yang tidak sesuai
Tabel 4.4 Tabel Rekapitulasi Gaya
(oke) dengan tegangan ijin. Maka
Batang
digunakan profil baja yang lain
untuk rangka induk.
e. Handrail pipa ∅ 76,3 mm ( 3 inchi
)

B. Saran
V. Penutup
Dari hasil penelitian Perencanaan
Struktur Atas Jembatan Kedaung –
A. Kesimpulan
Jenggot di Kabupaten Tangerang
Dari hasil penelitian Perencanaan
Dengan Menggunakan Rangka Baja,
Struktur Atas Jembatan Kedaung –
didapat beberapa saran yaitu:

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 155
Hikma Dewita. B, Linda Supriantini, Harry Wibisono, Perencanaan Struktur

1. Dalam pelaksanaan pembangunan Kepala Pusat Litbang, Bandung,


jembatan Kedaung Jenggot ini, 2002.
metode pelaksanaan harus sesuai
dengan standar yang ada.
2. Akan lebih baik lagi jika dilakukan
perhitungan ulang SAP 2000.
3. Jika memang ada kesalahan dalam
pemilihan profil baja, seharusnya
dilakukan pengecekan kembali agar
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Kemudian perlunya penguasaan ilmu
yang baik dan cukup.

Daftar Pustaka

Subarkah Imam, 1979. Jembatan Baja.


Bandung: Bandung Idea Dharma
Guide Specification and Commentary
for Vessel Collision Design of
Highway Bridge, Volume I, Final
Report, February 1991.
Pedoman Perencanaan Pembebanan
Jembatan Jalan Raya, SKBI –
1.3.28 1987, Yayasan Badan
Penerbitan PU, Jakarta, 1987.
Rudy Gunawan, Morisco, Tabel Profil
Konstruksi Baja, Kansus,
Yogyakarta Desember 1987.
Sukamto Hary Prabowo, Perencanaan
Jembatan Kali Kuto Kabupaten
Kendal, Semarang :Universitas
Diponegoro, 2008.
Team Panitia, Perencanaan Peraturan
Bangunan Baja Indinesia,
Yayasan Lembaga Penyelidikan
Masalah Bangunan, Bandung,
1984.
Christady, Hary. 1996, Teknik Pondasi I,
PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Aim Abdurachman Idris, Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja
Untuk Bangunan Gedung,

Jurnal Sains dan Teknologi Utama, Volume XI, Nomor 3, Desember 2016 156

You might also like