You are on page 1of 7

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS KESEHATAN
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIBIRU HILIR
Jl. Desa Cibiru Hilir RT 03 RW 07 Kecamatan Cileunyi Telp (022)
87822797 Kode Pos 401619
Email : pkmcibiruhilir_bandungkab@yahoo.com
Blog : http://pkmcibiruhilir.blogspot.co.id/

A. Pedahuluan

Di Indonesia masih banyak penyakit yang menjadi masalah kesehatan salah


satu diantaranya adalah cacingan yang ditularkan melalui tanah. Cacingan ini dapat
mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas
penderitanya sehingga secara ekonimo banyak menyebabkan kerugian. Prevalensi
cacingan di Indonesia umumnya sangat tinggi terutama pada golongan penduduk
yang kurang mampu dengan sanitasi yang buruk.

WHO juga menyatakan bahwa selain malaria, lebih dari separuh kesakitan
penduduk di Negara berkembang disebabkan oleh infeksi parasitik cacing. Bank
Dunia menyimpulkan bahwa di Negara berkembang tindakan kesehatan masyarakat
paling cost effektif adalah dengan memberikan pengobatan cacingan untuk anak
usia sekolah. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk mengendalikan cacingan
di Indonesia diantaranya pencanangan program pemberantasan cacingan pada
anak yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Prof DR Sujudi di Medan pada
tanggal 12 Juni 1995. Kerjasama upaya pengendalian kecacingan merupakan salah
satu program Kementrian Kesehatan dalam rangka mendorong masyarakat untuk
menjadi pelaku utama dalam pengendalian kecacingan di daerahnya masing masing
sesuai dengan Visi Kementrian Kesehatan yaitu masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan.

Pengendalian kecacingan bukan semata mata tugas dari kementrian


kesehatan, melainkan menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah,
masyarakat maupun sektor lain sebagai mitra. Untuk itu peningkatan kerja sama
lintas program dan lintas sektor sangat penting dalam pengendalian kecacingan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian kecacingan Subdit Fillariasis dan
Kecacingan Direktorat Pemberantasan Penyakit bersumber Binatang menitik
beratkan sasarannya pada anak sekolah dasar (SD/MI) karena karena infeksi
cacingan pada anak sekolah adalah yang tertinggi dibandingkan golongan umur
lainnya. Namun demikian cacingan dapat mengenai siapa saja mulai dari bayi,
balita, anak remaja bahkan dewasa. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka
program pengendalian Kecacingan di Indonesia menrtapkan sasaran bahwa selain
anak usia Sekolah Dasar/MI juga anak anak usia 1- 4 th mengingat dampak yang
ditimbulkan penyakit Cacingan pada anak usia dini akan menimbulkan kekurangan
gizi yang menetap, yang dikemudian hari akan menimbulkan dampak pendek
menurut umur (stunting). Untuk itu Priogram pengendalian Cacingan perlu
diintegrasikan dengan berbagai program yang memiliki sasaran yang sama antara
lain program Pengendalian Fillariasis, program UKS untuk anak SD/MI sedang untuk
lebih menjangkau anak usia 1- 4 tahun maka integrasi dengan program pemberian
vitamin A di Posyandu.

Untuk mengakselerasi pengendalian kecacingan WHO dalam roadmapnya


menetapkan target cakupan pemberian obat cacing minimal 75% pada populasi
beresiko. Kementrian RI telah menetapkan tujuan program pengendalian kecacingan
pada anak usia sekolah dan anak balita sehingga menurunkan angka kecacingan
dan tidak menjadi masalah di masyarakat. Sampai saat ini pemberian obat cacing
obat cacing di Indonesia belum mencapai target yang ditetapkan WHO. Saat ini
kementrian RI menggunakan albendazol sebagai obat dalam program pengendalian
kecacingan karena obat ini relative aman, pemberian dosis tunggal, tidak mahal dan
mudah dalam pendistrisibusian..

B. Latar belakang

Di indonesia masih memiliki banyak penyakit yang merupakan masalah


kesehatan, salah satu diantaranya ialah cacingan yang di tularkan melalui tanah,
yaitu cacing Ascaris lumbricoides (cacing gelang), cacing trichuris trichiura (cacing
tambang) , Necator americanus (cacing cambuk). Cacingan ini dapat mengakibatkan
menurun nya kondisi kesehatan , gizi, kecerdasan, dan produktifitas penderitanya
sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian. Cacingan menyebabkan
kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurun nya
kualitas sumberdaya manusia.

Prevalensi cacingan di indonesia pada umumnya masih sangat tinggi ,


terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang
buruk. Puskesmas CIBIRU HILIR terletak di daerah perkotaan dengan banyak
penduduk yang tempat tinggal nya masih dalam lingkungan sanitasi yang kurang
memenuhi syarat kesehatan.

C. Tujuan
a) Tujuan Umum

Semua anak usia sekolah dan anak balita terbebas dari infeksi kecacingan

b) Tujuan Khusus
1. Meningkatkan cakupan pemberian obat cacing pada usia 12 Bln – 12
tahun
2. Menurunkan kejadian kasus kecacingan pada anak usia 12 bulan
sampai 12 tahun
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kecacingan
4. Meningkatkan kemitraan dalam pengendalian cacingan di masyarakat
dengan seluruh pemangku kebijakan lintas sektor, organisasi
masyarakat.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian kegiatan

1. Pendataan Sasaran
2. Pengamprahan obat cacing ke Dinas Kesehatan Kabupaten
3. Advokasi lintas sektor, Sosialisasi pada Petugas kesehatan puskesmas,
kepala desa, kader posyandu, para guru Tk dan SD
4. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan
5. Mengirim surat pemberitahuan dan jadwal kegiatan ke SD/MI, TK
6. Mengirim surat pembatalan kegiatan
E. Cara melaksanakan kegiatan dan sasaran

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya


adalah :

1. Membentuk Tim/ Unit


2. Menunjuk penanggung jawab Kegiatan
3. Menetapkan jadwal
4. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal
5. Melaksanakan pemberian obat cacing sesuai umur
a. Anak usia 12 – 23 bulan ½ tablet Albendazol 400 mg
b. Anak usia 24 bulan – 12 tahun 1 tablet Albendazol 400 mg
6. Melakukan analisa dan rencana tindak lanjut kegiatan
7. Sasaran yang saat pemberian obat cacing tidak masuk karena sakit
dilakukan sweeping ulang untuk pemberian obat cacing.
8. Pencatatan dan Pelaporan hasil kegiatan.

F. Sasaran
1. Persiapan Pelaksanaan
 Advokasi Lintas Sektor
Kepada Camat, Kades, Toga Toma, Ka Sekolah, Tp PKK

 Sosialisasi
Kepada : Guru, Kader
 Penyuluhan
Kepada masyarakat Sekolah, Msyarakat yang mempuyai anak usia 1-
12 tahun
2. Pelaksanaan
Sasaran dari kegiatan ini adalah anak usia 12 Bulan sampai dengan 12
tahun
G. Jadwal Kegiatan
Bulan Kegiatan
NO Uraian Kegiatan
Juli Agust Sept Okt Des
1 Pendataan
2 Pengajuan
Kebutuhan obat
3 Advokasi linsek
4 Sosialisasi
5 Pelaksanaan
6 Sweeping
7 Pelaporan

1. Pendataan Sasaran dibulan juli


2. Pengamprahan obat cacing ke dinas kesehatan kabupaten dilakukan
minggu terakhir Juli ( gudang Farmasi Kabupaten )
3. Sosialisasi kepada petugas kesehatan dan kader posyandu minggu ke 3
Bulan september.
4. Mengirim surat ke sekolah dan Posyandu dilakukan 3-4 hari sebelum
pelaksanaan di mulai
5. Pelaksanaan pemberian obat cacing dilakukan pada bulan oktober 2017
6. Pelaporan pelaksanaan pemberian obat cacing dilakukan setelah selesai
pelaksanaan kegiatan
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Setiap kegiatan yang tercantum dalam jadwal pelaksanaan kegiatan, akan di


evaluasi apakah telah sesuai dengan rencana, apabila berjalan tidak sesuai
rencana, maka akan dilakukan audit internal.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :

1. Format pencatatan dan pelaporan


2. Dokumen pelaksanaan
3. Analisis pelaksanaan dan pembiayaan
Pembiayaan

a) Persiapan

1. Rapat Koordinasi Lintas Sektor:


- Penggandaan = Rp 105.000
2. Pendataan sasaran:
- Transport : 3 PNS x 5 hr x 2 Desa x Rp 50.000 = Rp 1.500.000
3. Sosialisasi popm kecacingan untuk Kader/ Guru
- Transport : 1 kdr x 1 kl x 120 pos x Rp 50.000 = Rp 6.000.000
- Mamin : 132 org x Rp 45.000 = Rp 5.940.000
4. Pengambilan obat
- Transport : 1 PNS x 3 kl x Rp 200.000 = Rp 600.000
Jumlah Rp 14.145.000

b) Pelaksanaan

1. Pengambilan Kekurangan obat


- Transport : 1 PNS x 2 kl x Rp 200.000 = Rp 400.000
2. Pelaksanaan POPM di sekolah
Mamin Guru
- 1 guru x 80 pos x Rp 50.000 = Rp 4.000.000
Transport ptgs
- 3 ptgs x 80 pos x Rp 50.000 = Rp 12.000.000
Konsultasi/Pelaporan
- 1 ptgs x 2 kl x 200.000 = Rp 400.000
Sweeping
- 3 ptgs x 5 pos x 2 hr x 50.000 = Rp 1.500.000
Penanggulangan KIPI
- 2 ptgs x 5 kl x 2 kl x 50.000 = Rp 1.000.000
3. Pelaksanaan POMP di Posyandu
Transport Kader
- 2 kader x 40 pos x 50.000 = Rp 4.000.000
Transport Ptgs
- 2 ptgs x 40 pos x 50.000 = Rp 4.000.000
Konsultasi/ pelaporan POMP
Transport : 1. ptgs x 2 kl x Rp 200.000 = Rp 400.000
Sweeping
- 3 ptgs x 6 pos x 2 hr x 50.000 = Rp 1.800.000

Jumlah Rp 33.350.000

4. Rencana tindak lanjut


5. Laporan tindak lanjut
6. Hasil evaluasi dan tindak lanjut terhadap penyelenggaraan kegiatan.

Mengetahui Cibiru Hilir, ............................... 2017


Kepala Puskesmas Cibiru Hilir Penanggung jawab P2P

dr. Mutia Nurhayati Neneng Suryati


NIP. 19741007200212 2 009 NIP.19710526199503 2 002

You might also like