You are on page 1of 33

BAB I

LAPORAN KASUS

I. BERKAS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Puskesmas/Klinik Pratama : Puskesmas Kecamatan Menteng
Nama : An. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juni 2008
Suku bangsa : Betawi
Agama : Islam
Umur : 10 tahun 4 bulan
Alamat : Jl. Menteng Jaya,RT 02/RW 01 No.
26, Kel.Menteng,Kec. Menteng
Tanggal Pemeriksaan : 18 Oktober 2018

B. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada pasien dan alloanamnesis pada ibu
kandung pasien pada tanggal 18 Oktober 2018 pukul 09.30 WIB di
Puskesmas Kecamatan Menteng.
1. Keluhan Utama :
Demam hilang timbul sejak ± 5 hari yang lalu
2. Keluhan Tambahan :
Pasien juga mengeluh lemas, mual, nyeri ulu hati, dan nafsu makan
berkurang
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang anak perempuan (An.M) berusia 10 tahun 4 bulan datang
diantar oleh ibunya ke poliklinik PKPR di Puskesmas Kecamatan
Menteng dengan keluhan demam hilang timbul yang dirasakan sejak 5
hari sebelum datang ke puskesmas. Demam dirasakan tinggi terutama

1
saat sore hari. Keluhan demam menggigil ataupun kejang disangkal
oleh ibu pasien dan pasien.
Pasien juga mengeluh lemas yang dirasakan bersamaan dengan
keluhan demam. Keluhan mual dirasakan sejak ± 2 hari yang lalu tidak
disertai muntah, terdapat rasa nyeri ulu hati dan nafsu makan pasien
menjadi berkurang. Tidak ada keluhan batuk maupun pilek. Keluhan
tidak disertai BAB cair dan BAB berdarah. Pasien tidak mengeluh BAK
nyeri, BAK terasa panas, dan BAK dirasakan lancar seperti biasanya.
Pasien sudah meminum obat parasetamol yang di beli di apotek, namun
kondisinya tidak membaik. Menurut ibu pasien, pasien sebelum sakit
sempat beberapa kali membeli dan mengkonsumi makanan dipinggir
jalan dan tempatnya yang kurang bersih. Sebelumnya, sejak kelas 1 SD
hingga kelas 3 SD pasien selalu dibawakan bekal makanan yang di
masak sendiri oleh ibunya. Namun, semenjak pasien naik kelas 4 SD,
pasien merasa bosan jika dibawakan bekal makanan setiap harinya,
sehingga pasien diberikan uang saku jajan oleh orang tuanya. Menurut
ibu pasien, pasien jarang sarapan yang telah disediakan di rumah, pasien
lebih memilih mengkonsumsi jajan di pinggir jalan, sehingga pola
makan menjadi tidak teratur. Keluarga An.M memiliki kebiasaan
mencuci tangan dengan air dan sabun hanya setelah makan. Keluarga
Selain itu, ibu pasien bekerja sebagai wiraswasta yang membuka sebuah
toko kerudung di pasar Tanah Abang sedangkan ayah pasien bekerja
sebagai ojek online sehingga pasien kurang mendapat perhatian dan
lebih sering membeli makanan diluar rumah. Sejak pasien berusia 5
tahun, ibu pasien sudah membiasakan pasien untuk mengaji, solat lima
waktu dan solat berjamaah apabila ayah sedang ada dirumah. Selama
pasien sakit, ibu pasien selalu mengupayakan pengobatan yang terbaik
untuk pasien serta pasien tetap melakukan ibadah solat, mengaji dan
berdoa meminta kesembuhan kepada Allah SWT agar diberikan
kesembuhan.

2
Pasien dan ibu pasien berharap penyakit yang dialami pasien tidak
serius, dapat segera sembuh, dan rasa sakitmya segera hilang sehingga
dapat beraktivitas seperti biasa. Pasien mempercayai bahwa penyakit
yang dialami saat ini akibat kurang menjaga kesehatan dan tidak ada
hubungannya dengan ilmu ghaib atau guna-guna. Sakit yang dialami
pasien semata-mata adalah ujian dari Allah SWT, sehingga dengan
berikhtiar mencari pengobatan ke dokter, teratur meminum obat, dan
berdoa kepada Allah memohon kesembuhannya maka Allah SWT akan
membantu menyembuhkan penyakitnya.

Ibu pasien mengkhawatirkan keluhan yang dirasakan pada pasien


menjadi berkepanjangan dan kondisi pasien memburuk. Akhirnya
keluarga pasien memutuskan untuk berobat ke Puskesmas Kecamatan
Menteng.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama seperti ini.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mengatakan pada anggota keluarga tidak ada yang
mengalami keluhan serupa dengan pasien.
6. Riwayat Pengobatan
Ibu pasien mengaku sudah memberikan parasetamol yang dibeli di
apotek, namun kondisinya tidak membaik.
7. Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki alergi obat.
8. Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Sosial Ekonomi
Kebutuhan pasien dan keluarga tercukupi dari pendapatan ayah dan
ibu pasien berkisar + Rp 5.000.000/bulan. Ayah pasien bekerja sebagai
pengemudi ojek online dan Ibu pasien bekerja sebagai wiraswasta yang
membuka sebuah toko kerudung di pasar Tanah Abang.
Lingkungan

3
Ibu pasien mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggalnya tidak
ada yang sedang sakit demam berdarah. Saat ini pasien tinggal di rumah
bersama kedua orang tuanya, kakak perempuan berusia 14 tahun dan
adik laki-laki berusia 8 tahun. Rumah milik pribadi keluarga An.M
berukuran 8 m x 10 m dengan tiga kamar tidur, satu kamar mandi, satu
dapur, satu ruang keluarga, dan satu ruang tamu. Lantai terbuat dari
keramik, dinding rumah terbuat dari beton, dan terdapat jamban di
kamar mandi. Terdapat ventilasi dan penerangan yang cukup.
Ketersediaan air bersih berasal dari PAM dan tempat pembuangan
sampah yang tertutup berada di dalam dan di luar rumah An.M.
9. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku jarang sarapan sehingga pasien mengaku suka jajan
makanan dan minuman sembarangan diluar rumah seperti di warung
pinggir jalan atau di warung kantin sekolahnya yang belum terjamin
kebersihannya. Pasien dan keluargnya memiliki kebiasaan makan dua
sampai tiga kali dalam sehari. Menu makanan setiap harinya di masak
sendiri oleh ibu pasien. Menu sehari-hari biasanya antara lain nasi, mie,
telur, tahu, tempe, ayam, dan ikan. Keluarga An.M jarang
mengkonsumsi sayuran, daging, buah-buahan dan susu. Menurut
pengakuan Ibu pasien, ketika memasak dan memberikan makanan
untuk anaknya, Ibu pasien memperhatikan kebersihan. Namun,
Keluarga An.M memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan air dan
sabun hanya setelah makan.
Keluarga An.M tidak memliki kebiasaan menggantungkan pakaian
sembarangan seperti di kamar, dan selalu membuang sampah di
tempatnya. Menurut ibu pasien, keluarga pasien jarang sekali
melakukan olah raga.

4
C. DATA KHUSUS
1. Riwayat kehamilan
Selama kehamilan ibu pasien rutin memeriksakan kehamilan ke bidan
terdekat. Ibu pasien juga mengkonsumsi makanan cukup nutrisi serta
vitamin. Riwayat mengkonsumsi alkohol, obat-obatan, merokok, jamu-
jamuan disangkal. Tidak ada riwayat hipertensi dan trauma selama
kehamilan.
2. Riwayat persalinan
Pasien lahir dari ibu P2A0, cukup bulan, secara spontan kepala, ditolong
oleh bidan, dengan berat badan lahir 3300 gram, panjang badan 49 cm,
lahir langsung menangis.
3. Riwayat pasca lahir
Tidak ada keluhan kelainan bawaan.
4. Riwayat Makanan :
- Umur 0-6 bulan
Pasien mengonsumsi ASI tanpa tambahan makanan lain.
- Umur 6-10 bulan
Pasien mengonsumsi ASI diselingi bubur dan nasi tim
- Umur 10 – 24 bulan
Pasien mengonsumsi ASI diselingi bubur, nasi tim, serta biskuit
balita, sesekali ibu pasien memberikan buah pisang dan pepaya.
- Umur 24 bulan – sekarang
ASI diganti oleh susu formula, dan mulai makan sesuai dengan
makanan yang dikonsumsi oleh keluarga pasien. Diusianya sat ini
pasien memiliki nafsu makan yang baik namun jadwal makan tidak
menentu karena aktivitas sekolah dan bermain. Pasien makan dua
sampai tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan malam hari, dengan nasi
dan lauk-pauk, namun pasien lebih sering mengkonsumsi jajanan di
luar rumah di sela waktu makan.

5
5. Riwayat Perkembangan
Menurut ibu pasien perkembangan anak sejak lahir hingga saat ini tidak
ada keluhan maupun keterlambatan, perkembangan sesuai dengan anak-
anak seusianya.
Tabel 1. Riwayat Perkembangan An.M
Usia Motorik Motorik Bicara Sosial
kasar Halus
2 bulan -Mengangkat -Mengoceh -Tersenyum
kepala spontan spontan
-Memiringkan
tubuh ke kanan
atau kiri
4 bulan -Menggenggam -Tertawa -Melihat muka
-Berteriak orang dengan
tersenyum
5 bulan -Tengkurap -Meraih dan -Menoleh ke -Meraih ke
dan terlentang menggapai suara mainan
7 bulan -Duduk -Mengambil -Mengeluarkan -Memasukkan
mainan dengan kata tanpa arti benda ke mulut
tangan kanan
dan kiri
8 bulan -Merangkak
9-10 -Berdiri -Menoleh ketika
bulan di panggil nama
-Melaimbaikan
tangan dan
bertepuk tangan
12 bulan -Berdiri tanpa -Menyatakan -Menunjuk dan
berpegangan satu atau 2 meminta
kata
18 bulan -Berjalan -Mengucapkan -Memperlihatkan
5 hingga 10 cara cemburu dan
kata bersaing
24 bulan -Naik turun -Belajar makan -Menyusun -Bermain dengan
tangga sendiri kalimat dengan anak-anak lain
2 kata

6
Tabel 1. Riwayat Perkembangan An.M (Lanjutan)
Usia Motorik Motorik Bicara Sosial
kasar Halus
3 tahun -Meloncat, -Menggambar -Mampu -Dapat
memanjat garis tegak menyusun melaksanakan
kalimat tugas-tugas
sederhana dan sederhana
menyebutkan
warna berbeda
4 tahun -Berjalan -Menulis -Bicara dengan
sendiri dan baik, menyebut
mengunjungi nama, jenis
tetangga kelamin dan
usianya
5 tahun -Melompat -Protes bila
dilarang apa yang
diinginnya
7 tahun -Mulai -Kadang malu
membaca atau sedih, cemas
dengan lancar terhadap
kegagalan
9 tahun -Mencari teman
secara aktif
10 tahun -Prestasi -Adanya
belajar baik keinginan anak
untuk
menyenangkan
dan membantu
orang lain

6. Imunisasi
Ibu pasien mengaku membawa anaknya ke bidan secara rutin dan
mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu:

7
Tabel 2. Riwayat Imunisasi An.M

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
2. Kesadaran : Compos mentis. E4, M6, V5 (GCS total:15)
3. Tanda Vital :
Frekuensi nadi : 88 x/menit, teratur, teraba kuat
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu : 36,9 °C
Tekanan darah : 100/70 mmHg
4. Status Gizi :
Klinis : Normal
Berat badan (BB) : 26 kg
Tinggi badan : 132 cm
BMI : BB(kg)/TB(m2) 26 kg/1,32 m2=14,94 kg/m2

8
Tabel 3. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
Kemenkes 2010

9
Tabel 4. Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak
perempuan umur 5-18 tahun Kemenkes 2010

Simpulan status gizi : Normal


Interpretasi :
Pada IMT/U = 26 kg/(1,32 m)2/ 10 tahun 4 bulan =14,94 kg/m2 dan
berada di -1 SD, berarti dapat dikategorikan sebagai status gizi
normal.

5. Status Generalis
a. Kepala
Normocephale, rambut hitam, tidak mudah dicabut
b. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Reflek Cahaya
Langsung (+/+), Reflek Cahaya Tidak Langsung (+/+), Pupil bulat
dan isokor.

10
c. Telinga
Normotia, sekret pada liang telinga (-/-), nyeri tekan tragus (-/-)
d. Hidung
Normotia, tidak ditemukan kelaianan pada hidung, sekret dari
lubang hidung (-/-), septum nasal tidak deviasi, pernapasan cuping
hidung (-/-)
e. Mulut
Mukosa bibir kering, lidah merah dan kotor tampak gambaran
typhoid tounge, tonsil T1-T1, uvula tidak deviasai, ginggiva tidak
ada perdarahan.
f. Leher :
Trakea ditengah, tidak ditemukan pembesaran pada kelenjar getah
bening dan kelenjar tiroid
g. Dada
Jantung
 Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus cordis teraba, tidak ada vibrasi
 Perkusi : Batas jantung kanan di ICS 4 linea sternalis dextra.
Batas pingang jantung di ICS 2 linea parasternalis
sinistra. Batas jantung kiri di ICS 5 linea
midclavicularis sinistra.
 Auskultasi : Bunyi jantung S1 S2 Normal, murmur (-),
gallop (-)

Paru
 Inspeksi : Dada simetris kiri-kanan, gerakan statis simetris,
gerakan dinamis simetris. Retraksi suprasternal (-),
retraksi epigastrial (-), retraksi intercostal (-)
 Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris pada kedua
lapang paru, krepitasi (-).

11
h. Abdomen
 Inspeksi : Tampak perut datar simetris.
 Auskultasi : Bising usus normal.
 Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) pada bagian epigastrium,
tidak teraba pembesaran hepar dan lien.
 Perkusi : Tympani pada seluruh lapang abdomen

 Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru


 Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronki (-/-), wheezing (-/-)
i. Ekstrimitas
Ekstremitas atas : Akral hangat, capillary refilll time < 2 detik,
turgor baik, edema (-/-), sianosis (-/-),
petechie(-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat, capillary refilll time < 2 detik,
turgor baik, edema (-/-), sianosis (-/-),
petechie(-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Rutin tanggal 18 Oktober 2018
 Hb : 11,8 gr/dL
 Leukosit : 7.500 / mm3
 Trombosit : 295.000 /mm3
 Hematokrit : 30,4 %

Pemeriksaan Tes Widal tanggal 18 Oktober 2018


 S. Typhi O : 1/320

E. DIAGNOSIS KLINIS
Demam tifoid

F. DIAGNOSIS BANDING
Demam dengue

12
G. PENATALAKSANAAN
Non farmakologi
 Istirahat cukup dan mengurangi aktivitas untuk sementara
waktu
 Cukup asupan cairan (air putih,susu, dan jus buah)
 Tidak mengkonsumsi makanan dan minuman di sembarang
tempat
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta sebelum
dan sesudah aktivitas.
 Meningkatkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,
konsistensi lunak, cukup protein, rendah serat.
 Minum obat secara teratur.

Farmakologi
 Tiamfenikol 4 x 500 mg tablet
 Domperidon 2 x 1 tablet
 Paracetamol 3 x 500 mg tablet
 Vitamin B Komplek 1 x 1 tablet

13
II. BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Nama Kepala Keluarga
Tn.S (37 tahun)

b. Nama Pasangan
Ny.D (35 tahun )
c. Struktur Komposisi Keluarga
Tabel 5. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

Keduduk Umur Pekerjaan Keterangan


Jenis
No Nama an dalam Pendidikan Tambahan
Kelamin (thn)
Keluarga
1. Ojek Ayah Pasien
Tn. S Suami Laki-laki 37 SMA
online
2. Ny. D Istri Perempuan 35 SMP Wiraswasta Ibu Pasien
3. An. A Anak ke-1 Perempuan 14 SMP -

4. An. M Anak ke-2 Perempuan 10 SD - Pasien


5. An. R Anak ke-3 Laki-laki 8 SD -

2. Bentuk Keluarga
Menurut Goldenberg (1980), bentuk keluarga An.M adalah
nuclear family. Merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga
inti yaitu Tn. S sebagai suami dari. Ny.D. Dari hasil pernikahan
Tn.S dan Ny. D dikaruniai tiga orang anak yaitu An. A, An.M,
dan An.R.
3. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari
Duvall (1985) dan Miller (1998), keluarga An.M merupakan
keluarga di tahap empat yaitu keluarga dengan pasangan suami
istri yang memiliki anak usia sekolah.

14
4. Dinamika Keluarga
Di dalam keluarga An.M memiliki hubungan keluarga yang
sangat baik dan saling menyayangi satu sama lain. An. M juga
merupakan anak yang patuh kepada orang tua, walaupun sesekali
sering membuat ulah namun menurut orang tua hal tersebut masih
dalam batas toleransi karena dianggap masih anak-anak dengan
sikap ingin tahu yang tinggi.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga Tn.S dan Ny. D mempunyai tiga orang anak yang
sudah dirawat hingga kini. Keluarga ini baik dari keluarga ayah
maupun ibu tidak memiliki kecatatan bawaan dari lahir.
Keluarga An. M merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan
makanan sehari-hari namun tidak sesuai dengan pola gizi
seimbang yaitu jarang mengkonsumsi daging, sayuran,
buah,susu, dan kurang melakukan aktivitas fisik secara teratur
seperti berolah raga.
b. Fungsi Psikologi
Pasien adalah seorang anak perempuan yang taat dan patuh
dengan orang tuanya. Komunikasi di antara keluarga juga baik,
dan antar keluarga saling memberi dukungan dan menyayangi
satu sama lain termasuk jika terdapat anggota keluarga yang
sedang sakit. Keluarga pasien saling memberikan rasa aman,
nyaman, perhatian kepada anggota keluarganya.
c. Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan pada keluarga pasien adalah dari ayah
pasien yaitu Tn.S yang bekerja sebagai ojek online dan ibu
pasien yaitu Ny.D yang bekerja sebagai wiraswasta dengan
membuka sebuah toko kerudung di pasar Tanah Abang.
Penghasilan yang di dapat dari keluarga pasien berkisaran Rp
5.0000.000/bulan. Dengan jumlah penghasilan tersebut,

15
keluarga pasien merasa kebutuhan pokok sehari-hari tercukupi.
Untuk biaya kesehatan, keluarga pasien menggunakan BPJS
sehingga pasien dapat berobat tanpa memikirkan banyaknya
biaya yang keluar dan terjamin kesehatannya.
d. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan tidak
padat penduduk. Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga ini
dapat bersosialisasi dengan baik dengan tetangga di sekitar
rumah. Seringkali turut serta dalam kegiatan yang ada di RT
maupun RW setempat seperti acara penyuluhan yang diadakan.
e. Fungsi Spiritual
An.M dan keluarga selalu melaksanakan ibadah wajib dan
kewajiban lain sesuai syariat Islam tanpa adanya hambatan
dalam keluarga dan lingkungan sosial. An.M rutin mengikuti
kegiatan atau ekstrakulikuler keagamaan baik di sekolah
maupun di lingkungan sekitar rumah seperti mengaji di TPQ,
rutin shalat Maghrib di masjid yang kebetulan jarak dari rumah
menuju ke masjid masih terjangkau.

16
6. Genogram

Gambar 2. Genogram Keluarga An. M

17
B. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
1. Lingkungan Tempat Tinggal

Gambar 3. Denah Rumah Keluarga An.M

Kepemilikan rumah : Milik pribadi


Daerah pemukiman : Tidak padat penduduk
Luas rumah : 8 m x 10 m
Jumlah penghuni rumah : 5 orang

18
Tabel 6. Pedoman Penilaian Rumah Sehat

KOMPONEN RUMAH
No. KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI

I KOMPONEN RUMAH 31

1 Langit-langit a. Tidak ada 0

b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1 2

c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2

2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1

b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu


2
yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air. 3

c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang diplester)


3
papan kedap air.

3 Lantai a. Tanah 0

b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran yang


1 2
retak dan berdebu.

c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2

4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0


1
b. Ada 1

5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0


0
b. Ada 1

6 Ventilasi a. Tidak ada 0

b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1

c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2

7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0

b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1
1
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur (asap
keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan atau ada 2
peralatan lain yang sejenis.

8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0

b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan


1
normal 2

c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk


2
membaca dengan normal.

TOTAL HASIL PENILAIAN 12 372

19
Tabel 6. Pedoman Penilaian Rumah Sehat (Lanjutan)

NO KOMPONEN RUMAH
KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI

II SARANA SANITASI 25

1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0

(SGL/SPT/PP/KU/PAH) b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 1

c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2 3

d. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3

e. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4

2 Jamban (saran a. Tidak ada. 0


pembuangan kotoran)
b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke
1
sungai / kolam

c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai 4


2
atau kolam

d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3

e. Ada, leher angsa, septic tank. 4

3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman 0

Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak sumber
1
air (jarak dengan sumber air < 10m).

c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2


2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak
3
dengan sumber air > 10m).

e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah


4
lebih lanjut.

4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0


Sampah/Tempat
Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
3
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2

d. Ada, kedap air dan bertutup. 3

TOTAL HASIL PENILAIAN 12 300

20
Tabel 6. Pedoman Penilaian Rumah Sehat (Lanjutan)

KOMPONEN
NO
RUMAH KRITERIA NILAI BOBOT
YG DINILAI
III PERILAKU PENGHUNI 44

a. Tidak pernah dibuka 0


1 Membuka Jendela
Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1 2
c. Setiap hari dibuka 2
a. Tidak pernah dibuka 0
2 Membuka jendela
Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 0
c. Setiap hari dibuka 2
a. Tidak pernah 0
3 Mebersihkan rumah
dan halaman b. Kadang-kadang 1 2
c. Setiap hari 2
a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
4 Membuang tinja bayi
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1 2
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2
a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
5 Membuang sampah
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 2
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2
SUB TOTAL HASIL PENILAIAN 9 396

Keterangan :
Hasil Penilaian : Nilai x Bobot
I. Komponen Rumah = 12 x 31 = 372
II. Sarana Sanitasi = 12 x 25 = 300
III. Perilaku penghuni = 9 x 44 = 396
Total = 1068

Kriteria
1. Rumah Sehat : 1068 – 1200
2. Rumah Tidak Sehat : < 1068
Kesimpulan : Rumah yang dihuni pasien An. M (total skor 1068) masuk
dalam kriteria rumah sehat berdasarkan Pedoman Penilaian Rumah Sehat.

2. Kepemilikan barang-barang Berharga


Keluarga An.M memiliki beberapa barang elektronik dirumahnya
antara lain satu buah televisi berwarna yang terletak di ruang
keluarga, tiga buah kipas angin yang terletak di masing-masing
kamar. Satu buah rice cooker, satu buah kompor gas, dan satu buah

21
setrika. Selain itu Ayah An. M memiliki satu unit sepeda motor dan
memiliki dua unit handphone yaitu milik Tn.S dan Ny.D.

C. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


1. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga An. M
biasanya hanya membiarkan sakit itu hilang sendiri atau terlebih
dahulu meminum obat yang dibeli di warung atau apotek
terdekat. Namun jika sudah berhari-hari tidak ada perbaikan
atau kondisinya semakin memburuk maka keluarga An.M
langsung membawa ke bidan atau puskesmas terdekat.
2. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan
Keluarga An.M mengikuti program BPJS dan selalu membayar
iuran untuk mendapatkan jaminan kesehatan di Puskesmas
ataupun Rumah Sakit. An.M menggunakan BPJS kelas III untuk
biaya pelayanan kesehatan. Biasanya keluarga An.M pergi ke
tempat pelayanan kesehatan menggunakan kendaraan pribadi
yaitu motor atau kendaraan umum seperti angkotan umum.
Alasan pasien berobat ke puskesmas karena biaya pengobatan
di puskesmas terjangkau oleh pasien dan tidak terlalu jauh dari
tempat tinggal pasien. Pasien merasa cukup puas dengan
pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas.
3. Perilaku terhadap makanan
Keluarga An.M mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua
hingga tiga kali sehari dengan menu makanan sehari-hari
keluarga ini tidak tetap. Menu makanan biasanya terdiri dari dua
lauk yang dimasak sendiri di rumah. Menu sehari-hari biasanya
antara lain nasi, mie atau bihun, telur, tahu, tempe, ayam, dan
ikan. Keluarga An.M jarang mengkonsumsi sayuran, daging,
dan buah-buahan. Menurut pengakuan Ibu pasien, ketika
memasak dan memberikan makanan untuk anaknya, Ibu pasien
memperhatikan kebersihan. Namun, Keluarga An.M memiliki

22
kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun hanya setelah
makan. Pasien sering mengkonsumsi jajanan sembarangan yang
dijual dipinggir jalan atau warung di kantin sekolahnya, seperti
minuman yang dingin, aneka gorengan, dan makanan pedas.
4. Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan
Pasien tinggal di rumah milik pribadi, bersama dengan kedua
orangtua, kakak dan adiknya. Rumah pasien berada di
lingkungan yang tidak padat penduduk. Ibu pasien setiap pagi
selalu menyapu dan mengepel lantai rumah sebelum berangkat
bekerja. Rumah tersebut memiliki 5 jendela, dan setiap hari
jendela-jendela tersebut dibuka. Ventilasi yang baik, sehingga
sirkulasi udara di dalam rumah baik. Pencahayaan di dalam
rumah baik. Di rumah An.M memiliki tempat sampah tertutup
berada di dalam dan di luar rumah. Keluarga An.M membuang
sampah di tempatnya, yang setiap hari ada dinas yang
mengambil sampah tersebut. Keluarga pasien memiliki jadwal
setiap seminggu sekali rutin melakukan kerja bakti di
lingkungan rumah bersama dengan anak-anaknya.
D. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 7. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Kendaraan ribadi (Motor), Letak Puskesmas Kecamatan
Cara Mencapai Pelayanan
terkadang kendaraan umum Menteng tidak jauh dari tempat
Kesehatan
seperti angkutan kota tinggal pasien, sehingga untuk
mencapai puskesmas pasien dapat
Badan Penyelenggara
Tarif Pelayanan Kesehatan menggunakan kendaraan pribadi
Jaminan Sosial (BPJS)
(Motor) terkadang kendaraan umum
seperti angkutan kota. Untuk biaya
pengobatan murah karena ditanggung
Kualitas Pelayanan
Cukup Memuaskan oleh BPJS dan pelayanan yang
Kesehatan
diberikan oleh pihak puskesmas pun
dirasa cukup memuaskan.

23
E. Pola Konsumsi Keluarga
a. Kebiasaan Makan
Keluarga An.M mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua
hingga tiga kali sehari dengan menu makanan sehari-hari keluarga
ini tidak tetap. Menu makanan biasanya terdiri dari dua lauk yang
dimasak sendiri di rumah. Menu sehari-hari biasanya antara lain
nasi, mie atau bihun, telur, tahu, tempe, ayam, dan ikan. Keluarga
An.M jarang mengkonsumsi sayuran, daging, dan buah-buahan.
An.M memakan jenis makanan yang sama dengan yang
dikonsumsi oleh anggota keluarga lain. Menurut pengakuan Ibu
pasien, ketika memasak dan memberikan makanan untuk anaknya,
Ibu pasien memperhatikan kebersihan. Namun, Keluarga An.M
memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun hanya
setelah makan. Pasien An. M sering mengkonsumsi jajanan
sembarangan yang dijual dipinggir jalan atau warung di kantin
sekolahnya, seperti minuman yang dingin, aneka gorengan, dan
makanan pedas.

b. Menerapkan pola gizi seimbang


Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari
nasi, lauk dan pauk, sayur mayur, buah dan susu. Namun menu
makan sehari-hari keluarga An.M yang biasa disajikan terdiri dari
nasi, mie atau bihun, telur, tahu, tempe, ayam, dan ikan sedangkan
konsumsi sayuran, daging, dan buah-buahan jarang sekali serta
tidak mengkonsumsi susu. Keluarga An.M belum menerapkan gizi
seimbang sesuai dengan pedoman gizi karena An.M sendiri juga
jarang sekali untuk sarapan serta kalori makanan yang mereka
konsumsi kurang. Makanan yang dimakan juga belum sesuai
dengan menu makan gizi seimbang, tidak membatasi konsumsi
makanan yang berlemak dan berminyak, dan tidak melakukan
aktivitas fisik seperti berolahraga secara teratur.

24
Tabel 8. Food Record Pola Makan An.M Selama Tiga Hari Terakhir

Senin, 15 Oktober 2018

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

PAGI Mie Goreng 220 kkal 40 gr 4 gr 5 gr

Teh manis 55 kkal 14,36 gr 0 gr 0 gr


Jumlah 275 kkal 54,36 gr 4 gr 5 gr

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr


SIANG
Telur ceplok 201 kkal 0,8 gr 13,7 gr 15,3 gr
Tumis kangkung 106 kkal 4,3 gr 2,8 gr 9,4 g
Air putih
482
Jumlah 45,1 gr 20,5 gr 24,7 gr
kkal

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

MALAM Nasi goreng 333 kkal 41,7 gr 12,47 gr 12,34 gr


Tempe goreng 125 kkal 8 gr 6 gr 8g

Jumlah 458 kkal 49,7 gr 18,47 gr 20,34 gr

25
Tabel 8. Food Record Pola Makan An.M Selama Tiga Hari Terakhir (Lanjutan)

Selasa, 16 Oktober 2018

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Bubur ayam 155 kkal 15,05 gr 11,48 gr 5,16 gr


PAGI
Teh manis 55 kkal 14,36 gr 0 gr 0g

Jumlah 210 kkal 29,41 gr 11,48 gr 5,16 gr

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Bihun goreng 152 kkal 18,26 gr 5,91 gr 5,68 gr


SIANG
Ikan lele goreng 350 kkal 7,26 gr 14,93 gr 12,35 gr

Air putih

Jumlah 502 kkal 25,52 gr 20,84 gr 18,03 gr

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr

Soto Ayam 212 kkal 11,55 gr 18,01 gr 10,31 gr


MALAM
Air Putih

Jumlah 387 kkal 51,55 gr 22,0,1 gr 10,31 gr

26
Tabel 8. Food Record Pola Makan An.M Selama Tiga Hari Terakhir (Lanjutan)

Rabu, 17 Oktober 2018

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Teh manis 55 kkal 14,36 gr 0 gr 0g


PAGI
1buah apel 40 kkal 10 gr 0 gr 0 gr

Jumlah 95 kkal 24,36 gr 0 gr 0 gr

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr

SIANG Sop Ayam 75 kkal 9,39 gr 4,05 gr 2,46 gr

Air Putih

Jumlah 250 kkal 49,39 gr ` 8,05 gr 2,46 gr

Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr

Ayam goreng 140 kkal 0 gr 10 gr 11 gr


MALAM
Tahu goreng 125 kkal 8 gr 6 gr 8g

Air putih

Jumlah 440 kkal 48 gr 20 gr 19 gr

Interpretasi terhadap food record pasien An.M :


Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa An.M mendapat
Total kalori perhari:
 Tanggal 15 Oktober 2018 : 1215 kkal
 Tanggal 16 Oktober 2018 : 1099 kkal
 Tanggal 17 Oktober 2018 : 785 kkal

27
Total asupan karbohidrat perhari:
 Tanggal 15 Oktober 2018 : 149,16 gr
 Tanggal 16 Oktober 2018 : 106,48 gr
 Tanggal 17 Oktober 2018 : 121,75 gr
Total asupan protein perhari:
 Tanggal 15 Oktober 2018 : 42,97 gr
 Tanggal 16 Oktober 2018 : 54,33 gr
 Tanggal 17 Oktober 2018 : 28,05 gr
Total asupan lemak perhari:
 Tanggal 15 Oktober 2018 : 50,04 gr
 Tanggal 16 Oktober 2018 : 33,5 gr
 Tanggal 17 Oktober 2018 : 21,46 gr

Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah 1033 kkal.


Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi adalah 1033 kkal, dengan
rata-rata asupan karbohidrat 125,79 gr, protein 41,78 gr, dan lemak 35 gr.

Penentuan Status Gizi An.M


BB : 26 Kg
TB : 132 cm
IMT : BB (Kg) /TB (m2) = 26 kg/(1,32m)2 = 14,94 kg/m2
Status Gizi Anak : Normal
 Cara menghitung berat badan ideal perempuan , menurut broca adalah :
Berat Badan Ideal (kg) = (TB – 100) – ((TB-100) X 10%)
BBI = (132– 100) – ((132 – 100) x 10%)
BBI = 32 – 3,2 = 28,8 kg
 Kebutuhan Kalori Basal (BBE) berdasarkan rumusan Broca adalah :
BEE = BBI x 25 kkal
BBE = 28,8 x 25 kkal = 720 kkal/hari
Koreksi aktivitas sedang + 30%
720 kkal x 30% = 216 kkal

28
Koreksi kebutuhan kalori anak + 50 kkal/kgBB/hari
720 kkal + (50 kkal x 26 kg) = 2020 kkal
Total Kebutuhan Kalori Harian = BEE + koreksi aktivitas sedang +
Kebutuhan anak
Total Kebutuhan Kalori Harian = 720+ 216 + 2020
Total Kebutuhan Kalori Harian = 2956 kkal
 Kebutuhan Zat Gizi :
a. Protein 10% dari total kalori
= (10% x 720) :4 = 18 gr
b. Lemak 20% dari total kalori
= (20% x 720) :9 = 16 gr
c. Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi protein dan lemak
= (70% x 720) : 4 = 126 gr
Interpretasi terhadap food record pasien :
Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food record
pasien selama 3 hari sebelum datang ke puskesmas maka disimpulkan
bahwa setiap harinya menu makan pasien belum sesuai dengan jumlah
energi yang dibutuhkan setiap harinya, yaitu kurang dari kalori yang
seharusnya, dan belum mencakupi gizi yang seimbang. Pasien
disarankan agar memberikan tambahan makanan agar kebutuhan kalori
pasien tiap harinya dapat terpenuhi, termasuk melakukan variasi
makanan yang mengandung protein seperti daging sapi dan telur serta
rutin mengkonsumsi buah dan susu.
F. KEGIATAN SEHARI-HARI (Activity Daily Living)
Sehari-hari pasien bangun pukul 05.30, kemudian pasien solat subuh
dan mandi serta menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah. Pasien
mengaku jarang sarapan sehingga pasien mengaku suka jajan makanan
dan minuman sembarangan diluar rumah seperti di warung pinggir jalan
atau di warung kantin sekolahnya yang belum terjamin kebersihannya.
Pasien dan keluargnya memiliki kebiasan makan dua sampai tiga kali
dalam sehari. Menu makanan setiap harinya di masak sendiri oleh ibu

29
pasien. Menu sehari-hari biasanya antara lain nasi, mie, telur, tahu,
tempe, ayam, dan ikan. An.M jarang mengkonsumsi sayuran, daging,
dan buah-buahan. Keluarga An.M memiliki kebiasaan mencuci tangan
dengan air dan sabun hanya setelah makan.
Pasien sehari-hari banyak mengikuti kegiatan di sekolahnya
terutama hari libur pasien ikut ekstrakulikuler. Selain itu pasien juga
mengikuti kegiatan keagamaan di sekitar lingkungannya. Setiap hari
hari minggu, keluarga An.M memiliki kebiasaan kerja bakti di
rumahnya.

G. Nilai/ Kepercayaan yang dianut keluarga terkait kesehatan


Keluarga pasien percaya bahwa penyakit yang didapat akibat kurang
menjaga kesehatan dan tidak ada hubungannya dengan ilmu ghaib
atau guna-guna. Sakit yang dialami pasien semata-mata adalah ujian
dari Allah SWT.

H. Pola Dukungan Keluarga


1. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
 An.M mendapatkan dukungan penuh dan perhatian dari kedua
orang tuanya agar sembuh.
 Adanya keinginan pasien untuk sembuh dari penyakitnya
 Lokasi rumah yang terjangkau dengan fasilitas kesehatan
memudahkan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan.
 Keluarga memiliki layanan gratis berobat (BPJS)
2. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam
keluarga
 Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit pasien, yang salah
satunya dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan
orang tua terhadap perjalanan penyakit yang dialami pasien
 Pengetahuan yang kurang mengenai gizi seimbang dan
pengaturan pola makan yang tepat.

30
 Keluarga An.M memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan
air dan sabun hanya setelah makan.
 Kedua orang tua An. M bekerja sehingga kurangnya waktu
berkumpul dengan ketiga anaknya.

3. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga


Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga
ini, yaitu:
 Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit pasien, yang salah
satunya dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan
orang tua terhadap perjalanan penyakit yang dialami pasien.
 Keluarga merasa cukup dengan penyajian makanan di dalam
keluarga tetapi keluarga belum memahami asupan gizi
seimbang yang seharusnya di konsumsi sehari-hari, ini terlihat
dari pemenuhan kebutuhan kandungan gizi yang kurang pada
pasien.
 Keluarga kurang menjaga kesehatan, ini terlihat dari pasien
memiliki kebiasaan mengkonsumsi jajanan makanan dan
minuman sembarangan diluar rumah seperti di warung pinggir
jalan atau di warung kantin sekolahnya yang belum terjamin
kebersihannya, kebiasaan mencuci tangan dengan air dan
sabun hanya setelah makan, dan jarang sekali untuk
berolahraga.
 Kedua orang tua pasien merupakan pekerja yang membuat
kurangnya waktu untuk berkumpul dengan ketiga anaknya.

31

You might also like