You are on page 1of 9

Ciri Ciri Sastra Angkatan 70

Angkatan ini di dominasi oleh karya sastra puisi, prosa dan drama
a. Puisi
Struktur Fisik
1. Puisi bergaya mantera menggunakan sarana kepuitisan berupa: ulangan kata, frasa, atau
kalimat
2. Puisi konkret sebagai eksperimen
3. Banyak menggunakan kata-kata daerah untuk member kesan ekspresif
4. Banyak menggunakan permainan bunyi
5. Gaya penulisan yang prosaic (bersifat prosa)
6. Menggunakan kata yang sebelumnya tabuh
Struktur Temantik
1. Kesadaran aspek bahwa manusia merupakan subjek dan bukan objek pembangunan
2. Banyak mengungkapkan kehidupan batin religius
3. Cerita dan pelukisan bersifat alegoris atau parabel
4. Perjuangan hak-hak asasi manusia: kebebasan, persamaan, pemerataan, dan terhindar dari
pencemaran teknologi modern
5. Kritik sosial terhadap sikuat yang bertindak sewenang-wenang terhadap mereka yang lemah.
6. Kritik sosial terhadap sikuat yang bertindak sewenang-wenang terhadap mereka yang lemah.
b. Prosa dan Drama
Sturktur Fisik
1. Melepaskan ciri konfesional menggunakan pola sastra “absurd” dalam tema dan alur serta
tokoh maupun latar
2. Menampakan ciri latar kedaerahan “warna lokal”
Struktur Temantik
1. Sosial: politik, kemiskinan, dll.
2. Kejiwaan dan Metafisik

Ciri-Ciri Sastra Angkatan 80


1. Puisi yang di hasilkan bercorak spiritualreligius. Misalnya : Kubakar Cintaku Karya Emba
Ainun Najib.
2. Pada sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme.
3. Para sastrawan menggunakan konsep improvisasi.
4. Karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang
memuat kritik sosial, politik, dan budaya.
5. Menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan.
6. Bahasa yang digunakan realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis.
7. Dalam karya sastra terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya.
8. Mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai
konflik dengan pemikiran timur.
9. Didominasi oleh roman percintaan
10. Novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari budaya barat, dimana tokuh utama
mempunyai konflik dengan pemikiran timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.
Ciri-Ciri Sastra Angkatan 2000
1. Menggunakan kata-kata maupun frase yang bermakna kontatif (makna yang mempunyai
hubungan/kaitan)
2. Banyak menyindir keadaan sekitar baik sosial, budaya, politik, atau lingkungan.
3. Revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan kecenderungan ke puisi konkret
yang disebut antromofisme.
4. Kritik sosial muncul lebih keras.
5. Penggunaan estetika baru.
6. Karya senderung vulgar.
7. Mulai muncul fiksi fiksi islami.
8. Munculnya cyber sastra di internet.
9. Ciri ciri bahasa diambil dari bahasa sehari-hari yaitu kerakyatjelataan.

10. Karya sastra pada angkatan ini mulai berani muncul karya sastra yang cenderung berbau
vulgar dan kebanyakan mengadopsi begitu saja moral pergaulan bebas ala amerika.
Struktur Temantik
1. Kesadaran aspek bahwa manusia merupakan subjek dan bukan objek
pembangunan
2. Banyak mengungkapkan kehidupan batin religius
3. Cerita dan pelukisan bersifat alegoris atau parabel
4. Perjuangan hak-hak asasi manusia: kebebasan, persamaan, pemerataan, dan
terhindar dari pencemaran teknologi modern
5. Kritik sosial terhadap sikuat yang bertindak sewenang-wenang terhadap
mereka yang lemah.
6. Kritik sosial terhadap sikuat yang bertindak sewenang-wenang terhadap
mereka yang lemah.
b. Prosa dan Drama
Sturktur Fisik
1. Melepaskan ciri konfesional menggunakan pola sastra “absurd” dalam tema
dan alur serta tokoh maupun latar
2. Menampakan ciri latar kedaerahan “warna lokal”
Struktur Temantik
1. Sosial: politik, kemiskinan, dll.
2. Kejiwaan dan Metafisik
Lagu Unggas Lagu Ikan

Katak rawa-rawa

Menyanyi sendiri
Pii
Wii

Serangga pepohonan

Daun bermerahan

Angsa menggelepar

Dan berbunyi

Pii
Wii

Ikan danau jauh

Jerami yang luruh

Langit mengental

Paya-paya kristal

Unggas sembunyi
Hutan pun mati

Bunyi yang sunyi

Pii
Wii

. Karya Sastra Angkatan 70-an


1. Putu Wijaya
a) Orang-orang Mandiri (drama);
b) Lautan Bernyanyi (drama);
c) Telegram (novel);
d) Aduh (drama);
e) Pabrik (novel);
f) Stasiun (novel);
g) Hah (novel);
h) Keok (novel);
i) Anu (drama);
j) MS (novel);
k) Sobat (novel);
l) Tak Cukup Sedih (novel);
m) Dadaku adalah perisaiku (kumupulan sajak);
n) Ratu (novel);
o) Edan (novel);
p) Bom (kumpulan cerpen).
2. Iwan Simatupang
a) Merahnya Merah (roman);
b) Kering (roman);
c) Ziarah (roman);
d) Kooong (roman);
3. Danarto
a) Godolb (kumpulan cerpen);
b) Obrok owok-owok, Ebrek ewek-ewek (drama);
c) Adam ma’rifat (kumpulan cerpen);
d) Berhala;
e) Orang Jawa Naik Haji (1984);
f) Bel Geduwel Beh (1976).
4. Budi Darma
a) Solilokui (kumpulan essai);
b) Olenka (novel);
c) Orang-orang Bloomington (kumpulan cerpen);
5. Sutardji Calzoum Bachri
a) O (kumpulan sajak);
b) Amuk ( kumpulan sajak);
c) Kapak (kumpulan sajak).
6. Arifin C. Noer
a) Kapai-kapai (drama);
b) Kasir Kita (drama satu babak);
c) Orkes Madun (drama);
d) Selamat Pagi, Jajang (kumpulan sajak);
e) Sumur tanpa dasar (drama);
f) Tengul (drama).
7. Darmanto Jatman
a) Sajak-sajak Putih (kumpulan sajak);
b) Dalam Kejaran Waktu (novel);
c) Bangsat (kumpulan sajak);
d) Sang Darmanto (kumpulan sajak);
e) Ki Balaka Suta (kumpulan sajak).
8. Linus Suryadi
a) Langit Kelabu (kumpulan sajak);
b) Pengakuan Pariyem (novel);
c) Syair-syair dari Jogja (kumpulan sajak);
d) Perang Troya (cerita anak);
e) Dari Desa ke Kota (kumpulan essai);
f) Perkutut Manggung (kumpulan sajak);
g) Gerhana Bulan (kumpulan sajak).
9. Taufik Ismail
a) Puisi-puisi Sepi (kumpulan sajak);
b) Kota, Pelabuhan, Ladang, Angin, dan Langit (kumpulan sajak);
c) Sajak Ladang Jagung (kumpulan sajak).
10. Arsendo Atmowiloto
a) Lawan Jadi Kawan (cerita anak);
b) Bayang-bayang Baur (novel);
c) Teu Cireus (novel);
d) Surat dengan Sampul Putih (kumpulan cerpen);
e) Saat Kau Berbaring di dadaku (novel);
f) 2 x cinta.
11. Y.B Mangunwijaya
a) Teknologi dan Dampak Kebudayaannya (essai);
b) Sastra dan Religiusitas (kumpulan essai);
c) Roro Mendut (roman);
d) Puntung Roro Mendut (roman);
e) Ragawirdya (novel);
f) Fisika Bangunan (buku teks);
g) Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa (novel).
12. Abdul Hadi WM
a) Laut Belum Pasang (kumpulan sajak);
b) Cermin (kumpulan sajak);
c) Potret Seorang Pengunjung Pantai Sanur (kumpulan sajak);
d) Meditasi (kumpulan sajak);
e) Tergantung pada Angin (kumpulan sajak);
f) Manusia dalam Sastra Indonesia Muttakhir (kumpulan essai);
g) Zaman Edan dan Sastra Frustasi (kumpulan essai).
13. Emha Ainun Najib
a) Frustasi (kumpulan sajak);
b) Sajak-sajak Sepanjang Jalan (kumpulan sajak);
c) Mabang;
d) Tangis;
e) Lingkaran Dinding;
f) Kepala Kampung;
g) Seorang Gelandangan;
h) Mimpi Setiap Orang;
i) Mimpi Istriku;
j) 99 untuk Tuhanku (sajak);
k) Di Belakangku.
14. Korrie Layun Rampan
a) Matahari pinsan di ubun-ubun (kumpulan sajak);
b) Cermin Sang Waktu (kumpulan sajak bersama Gunoto Saparie);
c) Saan (kumpulan sajak);
d) Malam Putih (kumpulan sajak);
e) Upacara (novel);
f) Kekasih (kumpulan cerpen);
g) Suara Kesunyian (kumpulan sajak).
15. Umar Kayam
a) Seribu Kunang-kunang di Matahari (kumpulan cerpen);
b) Sri Sumarah dan Bawuk (kumpulan cerpen);
c) Totok dan Toni (cerita anak-anak);
d) Seni, Tradisi, Masyarakat (kumpulan essai);
e) Para Priyayi (novel);
f) Lebaran di Karet, di Karet - (kumpulan cerita pendek);
g) Pada Suatu Saat di Bandar Sangging;
h) Kelir Tanpa Batas;
i) Jalan Menikung.
16. Remy Sylado
a) Gali Lobang Gila Lobang (roman);
b) Kita Hidup Hanya Sekali (roman);
c) Belajar Menghargai Hak asasi Kawan (sajak).
17. WS. Rendra
a) SLA (drama terjemahan);
b) Informan ( drama terjemahan);
c) Blues untuk Bonnie (kumpulan sajak);
d) Sajak-sajak Sepatu Tua (kumpulan sajak);
e) Oidipus Sang Budha (drama terjemahan);
f) Antigone (drama);
g) Potret Pembangunan dalam Puisi (kumpulan sajak).
Karya puisi W.S Rendra
”DENGAN KASIH SAYANG”
Dengan kasih sayang
Kita simpan bedil dan kelewang
Punahlah gairahpada darah
Jangan !
Jangan dibunuh para lintah darat
Ciumlah mesra anak janda tak berayah
Dan sumbatlah jarimu pada mulut peletupan
kena darah para bajak dan perombak
akan mudah mendidih oleh pelor
mereka bukan tapir atau badak
hatinyapun berurusan cinta kasih
seperti jendela terbuka bagai angi sejuk¡
kita yang sering kehabisan cinta untuk mereka
Cuma membenci yang nampak rompak
Hati tak bisa berpelukan dengan hati mereka
Terlampau terbatas pada lahiriah masing pihak
Lahiriah yang terlalu banyak meminta !
Terhadap sajak yang paling utopis
Bacalah dengan senyuman yang sabar
Jangan dibenci para pembunuh
Jangan dibiarkan anak bayi mati sendiri
Kere – ker jangan mengemis lagi
Dan terhadap penjahat yang paling laknat
Pandanglah dari jendela hati yang bersih

Karya puisi Sutardji Calzoum Bachri


’POT”
Pot apa pot itu pot kaukah pot aku
Pot pot pot
Yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu
Yang jawab pot pot pot pot kaukah pot aku
Potapa potitu potkaukah potaku
POT
Prosa dan Drama
a) Struktur Fisik
a. Melepaskan ciri konvensional, menggunakan pola sastra “asurd” dalam tema, alur, tokoh,
maupun latar;
b. menampakkan ciri latar kedaerahan“warna lokal”.
b) Struktur Tematik
1) sosial: politik, kemiskinan, dan lain-lain
2) kejiwaan
3) metafisik.

Angkatan ’80-an
Karya sastra Indonesia pada setelah tahun 1980 ditandai dengan banyaknya roman pecintaan karya
sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut.

 Contoh ciri-ciri dan karya pada Angkatan ’80-an

Ciri-ciri karya pengarang


Didominasi oleh roman Pulau Buru Pramoedya Ananta
percintaan Toer
Konvensional : tokoh Burun- Burung Manyar Y.B Mangun Wijaya
antagonis selalu kalah

Tumbuh sastra Boko Darman Moenir


beraliran pop

Karya sastra
tersebar luas diberbagai Ronggen Dukuh Ahmad Tohari
majalah dan penerbitan Paruk
umum Lupus Hilman Hariwijaya

Kejiwaan dan Metafisik

Ciri-Ciri Sastra Angkatan 80


1. Puisi yang di hasilkan bercorak spiritualreligius. Misalnya : Kubakar Cintaku Karya Emba
Ainun Najib.
2. Pada sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme.
3. Para sastrawan menggunakan konsep improvisasi.
4. Karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang
memuat kritik sosial, politik, dan budaya.
5. Menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan.
6. Bahasa yang digunakan realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis.
7. Dalam karya sastra terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya.
8. Mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai
konflik dengan pemikiran timur.
9. Didominasi oleh roman percintaan
10. Novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari budaya barat, dimana tokuh utama
mempunyai konflik dengan pemikiran timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.
mempunyai penggemar baik dikalangan muda maupun tua.

B. Latar Belakang Munculnya Angkatan 80-an


Sastra 80-an berada di tengah lingkungan yang masyarakatnya mengalami depolitisasi
yang nyaris total. Aktivitas-aktivitas politik mahasiswa ditertibkan dan mahasiswa
sepenuhnya dijadikan organ kampus yang dilepaskan dari segala macam aktivitas politik.
Mimbar bebas tidak lagi dibolehan dan bahkan indoktrinasi berupa penataran P4 mulai
menjadi bagian integral dari kehidupan kampus.
Politik stabilitas, security approach, normalisasi kehidupan kampus, dan asas tunggal
merupakan lingkungan tempat para sastrawan era 80-an hidup. Majalah sastra hanya
ada Horison dan Basis. TIM sebagai pusat kesenian tidak seleluasa dulu, baik dalam masalah
dana maupun kegiatan.
Karya sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi tersebut.
Oleh karena itu, sastra yang muncul pun jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta
tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.

You might also like