You are on page 1of 25

MINI RISET

ORGANISME DAN LINGKUNGANNYA

DOSEN PENGAMPU : FRIENDS SILABAN, S.Si, M.Si

MATA KULIAH : BIOLOGI SISTEM

KELOMPOK IV

HARIONO (4172240005)

FISIKA NONDIK 2017


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA 3
2.1 Interaksi Antar Makhluk Hidup di Suatu Lingkungan 3
2.2 Makhluk Hidup Yang Terdapat di Lingkungan 3
2.3 Cara Menggolongkan Suatu Makhluk Hidup 4
2.4 Komponen Abiotik dan Biotik 5
BAB III METODE PENELITIAN 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya sehingga kami sebagai pemuat dapat menyelesaikan
tugas Mini Riset yang berjudul,”ORGANISME DAN LINGKUNGANNYA”.
Lewat tugas ini kami ingin memberikan pengetahuan yang dapat menambah
wawasan kita.

Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat
nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
para pembaca pada umumnya.

Akhir Kata, penulis mengucapkan semoga karya ilmiah ini dapat


bermanfaat bagi kita semua.
Terima Kasih

Medan, November 2017

penyusun
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Individu merupakan organisme tunggal, tanpa bantuan dari orang lain kita
tidak bisa hidup sempurna. Adaptasi merupakan bentuk penyesuaian yang
dilakukan makhluk hidup agar bisa betahan hidup dalam lingkungannya, terlebih
lingkungan yang baru, bukan hanya pada manusia saja tetapi juga pada hewan dan
juga tumbuhan, mereka harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka
berada, demi mempertahankan kelangsungan hidup atau dalam mempertahankan
hidupnya.
Mahkluk hidup tinggal di bumi karena lingkungan bumi yang mendukung
yaitu keadaan cuaca yang tidak ekstrem, suhu yang tidak tinggi, adanya oksigen
dan masih banyak lagi faktor yang mendukung adanya kehidupan dibumi.
Manusia hidup bersamaan dengan makhluk hidup lain yaitu hewan dan tumbuhan.
Oleh karena itu manusia harus hidup berkesinambungan dengan makhluk hidup
lain. Setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang beraneka ragam dan tidak
dimiliki oleh makhluk hidup lainya. Mereka mampu bertahan hidup oleh seleksi
alam.
Mereka memiliki kesamaan jenis atau ciri pada suatu daerah. Oleh karena itu
praktikum ini dilakukan untuk mengatahui populasi tumbuhan disuatu objek.
Populasi itu dapat berupa dominasi suatu jenis tumbuhan pada suatu
daerah.dominasi tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
mendukung pertumbuhannya. Dalam kenyataannya tumbuhan ini memilika ciri
yang sama bahkan satu jenis spesies yang sama.
Ada beberapa contoh makhluk hidup dalam menyesuaikan dirinya dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya seperti : seekor tikus, seekor kucing,
sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam
mempertahankan hidup,setu jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang
kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan
diri terhadap musuh alaminya, sertamemelihara anaknya.
2

Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus


seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah
laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk
mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya,
yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. Ada
beberapa studi kasus yang di temukan oleh penulis, salah satunya yaitu adaptasi
morfologi fisiologi dan anatomi eceng gondok (eichhornia crassipes diberbagai
perairan tercemar, yang mana eceng gondok merupakan salah satu tumbuhan yang
membutuhkan adaptasi sebagai pelindung dalam mempertahankan hidupnya. Lalu
bagaimana tumbuhan ini bisa beradaptasi dengan lingkungannya yang tercemar?
Studi kasus ini yang juga akan di bahas dalam makalah ini. Adapun tujuan
penulisan makalah ini merupakan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa
untuk mengetahui berbagai informasi tentang konsep adaptasi baik morfologi,
fisiologi dan tingkah laku. (Campbell,2008)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana interaksi antar makhuk hidup di suatu lingkungan?
2. Makhluk hidup apa saja yang ada di lingkungan?
3. Bagaimana cara menggolongkan suatu makhluk hidup?
4. Apa saja komponen abiotik dan biotik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui interaksi antar makhluk hidup disuatu lingkungan
2. Untuk mengetahui makhluk hidup yang ada di lingkungan
2. Untuk mengetahui cara menggolongkan suatu makhluk hidup
3. Untuk mengetahui komponen abiotik dan biotik
3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Interaksi Antar Makhluk Hidup di Suatu Lingkungan


1. Produsen (organisme autotrof) adalah organisme yang menyusun senyawa
organik atau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari.
Organisme yang tergolong produsen meliputi organisme yang melakukan
fotosintesis yaitu tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri, serta ganggang hijau
biru.
2. Konsumen (organisme heterotrof) adalah organisme yang tidak mampu
menyusun senyawa organik atau membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi
kebutuhan makanannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Hewan
dan manusia termasuk tergolong dalam kelompok sebagai konsumen.
3. Dekomposer (pengurai) merupakan organism yang menguraikan sisa-sisa
organism untuk memperoleh makanan atau bahan organik yang diperlukan.
Penguraian memungkinkan zat-zat organik yang kompleks terurai menjadi zat-zat
yang lebih sederhana. Organism yang termasuk dekomposer adalah bakteri dan
jamur.
Sumber : (Cartono, 2005)

2.2 Makhluk Hidup Yang Terdapat di Lingkungan


Tanah
Tanah adalah alat atau faktor produksi yang dapat menghasilkan berbagai
produk pertanian. Peranan tanah sebagai produksi pertanian adalah sebagai
berikut:
1. Tanah sebagai tempat berdirinya tanaman.
2. Tanah sebagai gudang tempat unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.
3. Tanah sebagai tempat persediaan air bagi tanaman.
Tanah dengan tata udara yang baik merupakan lingkungan yang baik
bagi pertumbuhan tanaman. (H. E. Saifuddin Sarief, 1993)
4

Kondisi tanah yang perlu kita ketahui antara lain :


a. Ketebalan Top soil
Top soil merupakan lapisan tanah bagian atas, tebalnya antara 15 sampai 35
cm atau lebih, lapisan tanah ini merupakan bagian yang teramat penting, pada
lapisan inilah hidup dan penghidupan manusia akan bertumpu. Humus atau
bahan-bahan organik serta variabel zat-zathara mineral yang sangat diperlukan
bagi tnaman terdapat pada lapisan tanah ini.
b. Suhu dan kelembaban tanah
Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan
kehadiran dan kepadatan organisme tanah, dengan demikian suhu tanah akan
sangat menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah. Terhadap
pelapukan bahan induk tanah suhu juga sangat besar peranannya. Fluktuasi suhu
tanah lebih rendah dari suhu udara, Dan suhu tanah sangat tergantung pada suhu
udara. Suhu tanah lapisan atas mengalami fluktuasi dalam satu satu malam dan
tergantung musim. Fluktuasi itu juga tergantung pada keadaan cuaca, topografi
daerah, dan keadaan tanah. Suhu permukaan tanah dapat diukur dengan
termometer air raksa.Untuk mengukur suhu tanah bagian dalam bisa digunakan
termometer tanah atau thermistor.
Temperatur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sangat
berpengaruh pada proses-proses yang terjadi di tanah seperti pelapukan dan
penguraian bahan induk, reaksikimia dan lain-lain, dan juga dapat mempengaruhi
pada pertumbuhan tanaman melalui perubahan kelembaban tanah, aerasi, aktivitas
microbial, ketersediaan unsur hara tanah. Umumnya fluktuasi atau naik turunnya
temperatur dalam tanah lebih kecil dari pada fluktuasi temperatur udara.
(Jumhana, 2006)

2.3 Cara Menggolongkan Suatu Makhluk Hidup


Cara menggolongan pada hewan:
1. Penggolongan Hewan Berdasarkan Tempat Hidupnya
2. Penggolongan Hewan Berdasarkan Cara Geraknya
3. Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya
4. Penggolongan Hewan Berdasarkan Penutup Tubuhnya
5

Cara Menggolongkan pada tumbuhan:


1. Penggolongan Tumbuhan Berdasarkan Tempat Hidupnya
2. Penggolongan Tumbuhan Berdasarkan Bentuk Daunnya
3. Penggolongan Tumbuhan Berdasarkan Bentuk Batangnya
4. Penggolongan Tumbuhan Berdasarkan Jenis Akarnya (Hanum, 2009)
2.4 Komponen Abiotik dan Biotik
a. Abiotik
1. Udara
Udara merupakan bagian dari Bumi yang keberadaannya sangat penting,
bahkan bisa dikatakan sebagai elemen yang paling penting. Bagaimana bisa
demikian? Tentu saja, hal ini karena udara digunakan untuk bernafas. Tanpa
adanya udara, manusia tidak akan bisa hidup. Tidak hanya manusia saja, bahkan
binatang, tumbuhan dan juga organisme kecil- kecil sekalipun. Udara merupakan
sekumpulan gas yang menyelimuti lapisan atmosfer Bumi. Gas- gas yang
menyusun udara tersebut terdiri dari gas Oksigen atau O2 yakni sebesar 21,9%,
gas Nitrogen atau H2O yakni sebanyak 78,1%, gas Karbondioksida atau CO2
yakni sebanyak 0,03%, serta gas- gas lainnya dalam jumlah yang sedikit. diantara
gas- gas tersebut, yang paling penting untuk menunjang kehidupan di Bumi
adalah Oksigen. Hal ini karena manusia dan binatang hidup dengan menghirup
gas Oksigen. Tanpa adanya gas Oksigen, manusia dan binatang tidak akan bisa
bertahan hidup dalam beberapa jangka waktu tertentu. sementara pepohonan
memerlukan Karbondioksida untuk berfotosintesis, dan kemudian akan mencetak
oksigen. Hal ini menandakan bahwa posisi udara sangatlah penting bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup.
2. Air
Komponen abiotik yang kedua adalah air. Volume air di bumi ini mencapai
sekitar 1,4 milyar km kubik. Volume- volume air tersebut berasal dari air laut
sebanyak 97%, air tawar 0,75% dan gunung es sekitar 2%. Jadi kita bisa
membayangkan betapa luasnya dan banyaknya air yang ada di samudera.
Meskipun air seringkali digunakan dan dibuang, namun volume air ini akan
bersifat tetap karena adanya siklus hidrologi. Namun meski demikian, kita tidak
boleh boros dalam menggunakan air. Kita harus hemat demi menjaga
6

kelangsungan atau ketersediaan air di Bumi, karena air dapat menguap. Air
mempunyai peranan yang sangat penting, bahkan menjadi sumber daya yang vital
bagi kehidupan di bumi. Air mempunyai banyak sekali fungsi yang menjunjang
kehidupan manusia. selain untuk memenuhi cairan di dalam tubuh (minum), air
juga digunakan dalam kehidupan sehari- hari. tanpa adanya air untuk minum,
makhluk hidup khususnya manusia dan binatang tidak akan bisa bertahan hidup.
Mungkin manusia masih bisa tahan apabila tidak makan selama berhari- hari,
namun belum tentu bisa bertahan hidup jika tidak minum selama beberapa hari.
dalam dunia tumbuhan, air juga digunakan untuk menunjang proses fotosintesis,
menunjang metabolisme jaringan, dan lain sebagainya. Maka dari itulah
ketersediaan air akan sangat menunjang bagi kelangsungan hidup semua makhluk
hidup baik organisme autotrof, heterotrof, maupun lain sebagainya.
3. Kelembaban udara
Komponen abiotik dari suatu ekosistem yang selanjutnya adalah kelembaban
udara. Udara merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia, seperti
yang telah disampaikan di atas. Udara ini mempunyai suatu kelembaban yang
mana kelembaban tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk
hidup. Kelembaban udara ini dapat mempengaruhi berbagai hal, terutama dalam
pertumbuhan tanaman. Kelembaban udara ini sangat dipengaruhi oleh berbagai
hal, seperti intensitas, angin, curah hujan serta sinar matahari. Suatu daerah yang
mempunyai tingkat kelembaban berbeda, akan menghasilkan sebuah ekosistem
yang juga memiliki komposisi yang berbeda- beda.
4. Cahaya Matahari
Matahari merupakan pusat tata surya dan sekaligus menjadi bintang yang paling
besar di jagat raya. Matahari dengan sinar dan kehangatannya mampu menyinari
planet- planet yang ada di sekelilingnya. Sinar matahari ini seorah tidak pernah
habis dan selalu menjadi sumber kehangatan bagi kehidupan makhluk hidup,
bahkan menjadi sumber energi di Bumi. Cahaya matahari juga menjadi penentu
terjadinya proses fotosintesi bagi tumbuhan. Cahaya matahari pun dapat diserap
oleh air, sehingga pada ekosistem air, fotosintesis pada tumbuhan akan terjadi di
sekitar permukaan yang terjangkau oleh cahaya matahari. Di daerah gurun,
intensitas cahaya matahari begitu besar sehingga hal ini justru akan membiat
7

binatang dan tumbuh- tumbuhan menjadi sangat tertekan. Dengan demikian,


cahaya matahari menjadi komponen yang sangat mempengaruhi aktivitas dan juga
kondisi dari makhluk hidup.
5. Tanah
Manusia, binatang, serta tumbuhan yang hidup di darat hampir semuanya
menginjak tanah. Daratan memang hamparan tanah yang besar dan bisa
digunakan untuk temat tinggal makhluk hidup. Namun tidak berarti bahwa
seluruh daratan ini terdiri atas tanah. Daratan juga ada yang terdiri atas perairan,
seperti rawa- rawa, danau, sungai dan lainnya. Meski demikian, tanah merupakan
komponen abiotik yang sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Tanah
terbentuk oleh proses destruktif, yakni pelapukan batuan dan pembusukan
senyawa organik. Serta proses sintesis yakni pembentukan mineral. Tanah
mempunyai komponen yang utama yakni mineral, bahan organik, air dan juga
udara. Tumbuhan mengambil air dan juga garam mineral dari tanah. Sementara
manusia dan binatang memanfaatkan tanah sebagai tempat tinggal. Selain itu,
manusia juga memanfaatkan tanah sebagai lahan pertanian, perkebunan,
peternakan, dan lain sebagainya.
6. Suhu
Komponen abiotik yang selanjutnya adalah suhu. Suhu merupakan derajat
energi panas yang berasal dari sinar, terutama sinar matahari. Suhu udara berbeda-
beda di setiap ekosistem yang bergantung pada garis lintang dan juga ketinggian
tempat. Suhu di tempat yang mendekati kutub, maka akan semakin rendah
suhunya, dan juga kering. Suhu ini merupakan faktor pembatas bagi kehidupan
dan mempengaruhi keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem. Makhluk hidup
akan dapat bertahan hidup pada suhu sekitar 0° hingga 40° Celcius. Namun ada
juga beberapa makhluk hidup yang bisa hidup di suhu yang lebih rendah dari itu.
Khususnya, makhluk hidup yang tinggal di daerah kutub bumi. Beberapa makhluk
hidup akan melakukan hibernasi apabila bertemu dengan suhu yang dingin.
7. Derajat keasaman (pH)
pH atau derajat keasaman dapat mempengaruhi kehidupan berbagai macam
organisme, khususnya tumbuhan. Tumbuhan akan dapat hidup dengan baik
apabila memiliki pH optimum, yakni sekitar 5,8 hingga 7,2. Nilai pH tanah ini
8

dipengaruhi oleh berbagai hal seperti curah hujan, aktivitas akar tanaman,
penggunaan pupuk, serta penguraian mineral tanah. Selain berpengaruh pada
tumbuhan, pH juga dapat berpengaruh pada manusia serta binatang.
8. Garam mineral
Garam merupakan bumbu dapur yang selalu dipakai ketika memasak dan
memberikan rasa yang asin. Garam dibuat dengan menggunakan air laut yang
ditampung dalam suatu wadah dan kemudian dijemur. Air laut itu lama- kelamaan
akan mengkristal dan kita akan mendapatkan bubuk garam yang langsung bisa
kita gunakan. Garam mengandung banyak mineral, khususnya Yodium. Siapa
yang menyangka bahwa salah satu komponen abiotik dari ekosistem adalah garam
mineral. Konsentrasi garam sangat mempengaruhi kesetimbangan air dalam
organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestial akan dapat beradaptasi
pada lingkungan yang memiliki kandungan garam yang tinggi. (Ikhwan, 2006)

b. Biotik
Komponen- komponen biotik suatu eksosistem dapat dibedakan menjadi
beberapa macam. Berdasarkan kemampuannya dalam memperoleh makanan,
komponen biotik digolongkan menjadi tiga tingkatan, yakni organisme autotrof,
heterotrof dan juga pengurai. Adapun penjelasan dari masing- masing tingkatan
adalah sebagai berikut:
1. Organisme Autotrof atau Produsen
Jenis organisme pertama yang merupakan golongan dari komponen biotik atau
komponen hidup adalah organisme autotrof. Organisme autotrof juga dikenal
sebagai produsen. Dikatakan sebagai produsen karena organisme ini dapat
membuat makanannya sendiri, bahkan membuat makanan bagi organisme yang
lain juga. Produsen membuat makanan dengan menyerap senyawa serta zat- zat
anorganik yang kemudian diubah menjadi senyawa organik melalui sebuah proses
yang bernama fotosistensis. Organisme autotrof atau produsen mempunyai ciri-
ciri yang menyebabkan kita mudah untuk mengenalinya. Beberapa ciri dari
organisme autotrof atau produsen antara lain sebagai berikut:
 Memiliki klorofil di dalam tubuhya
Klorofil merupakan sebutan bagi zat hijau daun, yakni zat yang menyebabkan
daun menjadi berwarna hijau. Klorofil ini hanya dimiliki oleh organisme yang
9

mempuyai warna hijau. Sehingga organisme yang merupakan tanaman, namun


tidak memiliki klorofil baik di dalam daun maupun di dalam tubuhnya, maka
organisme tersebut tidak bisa dikatakan sebagai produsen karena tidak bisa
membuat makanan sendiri. hal ini karena sesunguhnya klorofil merupakan
persyaratan untuk melakukan fotosintesis.
 Melakukan proses fotosistesis
Ciri yang kedua adalah organisme tersebut melakukan proses fotosintesis.
Proses fotosintesis sendiri merupakan proses untuk membuat makanan sendiri
pada tumbuhan. Tumbuhan mendapatkan makanannya sendiri melalui proses
fotosintesis yang berlangsung pada siang hari. Mengapa di siang hari? karena
proses fotosistesis sendiri dapat berlangsung apabila terdapat cahaya atau sinar
matahari. Sehingga jika tidak ada sinar matahari, mustahil fotosintesis akan dapat
berlangsung. Dalam proses fotosintesis ini, pohon akan menyerap banyak gas
karbon untuk kemudian diubah menjadi gas oksigen atau O2 yang sangat berguna
bagi pernafasan makhluk hidup. Maka dari itulah mengapa ketika kita berada di
bawah pohon ketika siang hari, kita akan merasa sangat sejuk. Hal ini tidak lain
karena pada siang hari, organisme autotrof atau produsen ini mengelauarkan
oksigen. Sebaliknya, apabila pada malam hari kita berada di bawah pohon, maka
kita akan merasa sesak dan lemas karena kita berebut oksigen dengan pohon.
2. Organisme Heterotrof (Konsumen)
Organisme heterotrof atau konsumen merupakan organisme yang tidak bisa
membuat makanannya sendiri atau makanan untuk dikonsumsi sendiri. organisme
heterotrof ini memperoleh makanan dari organisme autotrof atau produsen, atau
memakan sesama organisme heterotrof lainnya. Dengan kata lain, organisme
heterotrof ini merupakam organisme yang menggunakan bahan- bahan organik
yang berasal dari organisme lain sebagai sumber energi dan makanannya. Banyak
sekali komponen biotik suatu ekosistem yang merupakan organisme heterotrof ini.
10

Antara lain adalah manusia dan binatang. Dilihat dari makanannya,


organisme heterotrof ini dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda. Golongan-
golongan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
 Herbivora
Herbivora merupakan sebutan bagi organisme heterotrof, khususnya binatang
yang makananna berupa tumbuh- tumbuhan atau dedaunan. Ada banyak sekali
hewan atau binatang yang merupakan herbivora yang ada di sekitar kita ini,
contohnya adalah sapi, kambing, kerbau, kuda, dan lain sebagainya.
 Karnivora
Jika herbivora merupakan sebutan bagi pemakan tumbuhan, maka sebutan bagi
organisme pemakan daging adalah kernivora. Karnivora merupakan sebutan bagi
binatang- binatang yang memakan daging. Di sekitar kita juga banyak binatang-
binatang yang memakan daging. Beberapa contohnya adalah kucing, harimau,
anjing, dan lain sebagainya.
 Omnivora
Jika hibivora adalah pemakan rumput atau tanaman, sementara karnivota adalah
pemakan daging, maka omnivora merupakan organisme yang memakan dua-
duanya, yakni rumput maupun daging. Manusia termasuk ke dalam omnivora ini.
Sementara binatang lain yang masuk dalam kategori omnivora ini adalah monyet.
3. Pengurai atau Dekomposer
Golongan dari komponen biotik dalam suatu ekosistem selanjutnya adalah
pengurai atau dekomposer. Pengurai atau dekomposer ini merupakan makhluk
hidup atau organisme yang mempunyai tugas untuk menguraikan sisa- sisa
makhluk hidup lainnya yang telah mati. Dengan kata lain, pengurai merupakan
organisme yang merubah bahan- bahan organik dari organisme yang sudah mati
menjadi senyawa anorganik melalui proses dekomposisi. Pengurai atau
dekomposer ini juga menduduki jabatan penting dalam terselenggaranya rantai
makanan yang ada di bumi. Beberapa contoh pengurai atau dekomposer yang
sering kita temukan di lingkungan sekitar kita adalah jamur, bakteri, ganggang,
cacing, dan sebagainya. Beberapa pengurai yang menggunakan sisa bahan orgaik
hasil dekomposisi disebut sebagai detritivor. Contor organisme detritivot ini
11

adalah kutu kayu. Proses penguraian atau dekompisisi ternyata mempunyai


beberapa tipe. Beberapa tipe dari proses demomposisi adalah sebagai berikut:
 Aerobik, merupakan proses dekomposisi yang menempatkan oksigen sebagai
penerima elektron atau oksidan.
 Anaerobik, merupakan kebilkan dari aerobik, yakni proses dekomposisi yang
tidak melibatkan oksigen. Bahan organik sebagai penerima elektron atau
oksidan.
 Fermentasi, merupakan dekomposisi anaerobik, namun agak berbeda.
Fermentasi ini merupakan anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi
juga sebagai penerima elektron. Komponen tersebut barada di suatu tempat
dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang sifatnya teratur.
Sebagai contoh, pada suatu ekosistem akuarium terdiri dari ikan sebagai
komponen heterotrof, plankton yang terapung- apung di air berfungsi sebagai
pengurai, dan untuk komponen abiotiknya adalah air, pasir, batu, mineral dan
juga oksigen yang terlarut di dalam air. (Saktiyono, 2004)
12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. ALAT

NO NAMA ALAT

1. Termometer

2. pH Stick

3. Tali Rafia

4. Pinset

5. Kertas Label

6. Catokkan Kayu

B. BAHAN
NO NAMA BAHAN
1. Organisme yang terdapat dilingkungan

C. PROSEDUR KERJA
1. Menentukan lokasi pengamatan
2. Membuat plot 3 x 3 m² untuk membatasi lokasi pengamatan
3. Dengan menggunakan cetok, mengambil sampel tanah di beberapa
sudut lokasi bagian tanah top soil kedalaman 15 cm, kemudian
menentukan tekstur tanah.
4. Mengukur pH, suhu dan kelembapan udara, kecepatan angin, dan
intensitas cahaya dalam tanah pada lokasi pengamatan
5. Mengamati jenis vegetasi, hewan yang ada pada plot lokasi
pengamatan, menghitung jumlahnya, dan mengamati atau menentukan
bentuk interaksi antar komponen biotik maupun biotik dengan biotik
6. Mencatat hasil pengukuran/pengamatan dalam tabel.
13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


- Abiotik
Ciri ciri Keterangan
Warna tanah Hitam
Kelembapan tanah Tinggi
Penyinaran yang diterrima Kurang baik
Suhu tanah 29 °c
Ph tanah 5,1

Penyinaran yang diterima tanah adalah penyinaran kurang baik. Hal ini
dikarena adanya di jumpai lumut yang tumbuh di batang tanaman yang
tumbuh. Karena penyinaran tanah yang kurang baik sehingga suhu
tanah tergolong dingin yaitu sekitar 28ºC.

Saat Mengukur pH Tanah

NO LAPISAN TANAH (cm) BLOK DOKUMENTASI


1 Lapisan tanah yang 1
diambil 5 cm

2 Lapisan tanah yang 2


diambil 8 cm
14

3 Lapisan tanah yang 3


diambil 11 cm

4 Lapisan tanah yang 4


diambil 15 cm

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Hymenoptera

Famili: Formicidae

Literature Subfamili: Formicinae


Foto semut ankrang
Sumber wikipedia
Bangsa: Oecophyllini

Genus: Oecophylla

Spesies Oecophylla sp
Rangrang tidak segan-segan menyerang apa pun yang mendekati
kawasan aktivitasnya. Karena perilaku ini, banyak pemilik pohon
buah di Asia Tenggara memanfaatkannya untuk menjaga buah yang
mulai ranum.
15

a. Nyamuk Culex sp

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Diptera

Literaatur dai wikipedia


Famili: Culicidae

Genus : Culex

Spesies : Culex sp
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang
untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung
atau juga reptilia dan amfibi) untuk mengisap darah. Nyamuk betina
memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet
nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung
protein, kebanyakan nyamuk betina perlu mengisap darah untuk
mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda
dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk
mengisap darah.
16

b. Cacing tanah Lumbricus sp

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Annelida

Kelas: Oligochaeta

Subkelas: Haplotaxida

Literature dari wiki


Foto cacing tanah Ordo: Megadrilacea
pedia
Subordo: Lumbricina +
Moniligastrida

Family Lumbricidae

Genus Lumbricus

spesies Lumbricus
sp

Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi dalam


filum Annelida. Mereka umumnya ditemukan hidup di tanah pada bagian
atas, memakan bahan organik hidup dan mati. Sistem pencernaan berjalan
melalui panjang tubuhnya. Cacing tanah melakukan respirasi melalui
kulitnya.

- Biotik

NO NAMA JUM DOKUMENTASI KEDALA


SPESIES LAH MAN
1 Pennisetum 27 Diatas
purpupoides permukaan
(Rumput Tanah
Raja)
17

2 Asystasia 9 Diatas
coromandelia Permukaan
na (Rumput Tanah
Israel)

3 Axonopus 31 Diatas
compresus Permukaan
(rumput Tahan
gajah mini)

4 Borreria alata 2 Diatas


(rumput Permukaan
setawar) Tanah

5 Mimisa 2 Diatas
Pudica (Putri Permukaan
malu) Tanah

6 Cacing Tanah 5 I = 5 cm
(Lubricina) II = 8 cm
III = 11 cm
IV = 15 cm
18

7 (Dolichoderu 16 Diatas
s sp.) Semut Permukaan
Hitam Tanah

8 Achatina 1 5 cm
pulica (Siput
)

9 Pacet 1 7 cm
(Haemadipsa
zeylanisa)

10 Dissosteira 1 Diatas
carolina Permukaan
(Belalang) tanah
19

4.2 Pembahasan

Dari percobaan ini diilakukan pengamatan pada satu plot lingkungan berukuran 3
x 3cm². Orgamisne biotik yang dapat ditemukan didalam plot tersebut yaitu :

1. Pennisetum purpupoides (rumput raja)

2. Asystasia coromandeliana (rumput israel)

3. Axonopus compresus (rumput gajah mini)

4. Borreria alata (rumput setawar)

5. Mimisa pudica (Putri malu)

6. Cacing tanah (Lubricina)

7. Dolichoderus sp. (Semut hitam)

8. Achatina pulica (Siput )

9. Pacet (Haemadipsa zeylanisa)

10. Dissosteira carolina (Belalang)

Organisme abiotik yang terdapat pada plot lingkungan yaitu:


1. Tanah
2. Cahaya Matahari
3. Suhu
4. Kelembaban Udara.
5. Unsur Hara Tanah.
Organisme –orgamisme tersebut yang sering dijumpai dalam satu plot akan
memiliki nilai kerapatan yang tinggi. Tumbuhan ini pada umunya memilih habitat
yang lembab diantaranya hidup di bawah pohon-pohon besar yang di bawahnya
rindang. Dari beberapa data tersebut ada beberapa tempat yang termasuk kategori
banyak. Tetapi ada juga tempat dengan kategori sedikit sekali. Ada pula data yang
sama banyak kerapatan individu disuatu tempat. Oleh karena itu percobaan ini
dapat di lakukan di beberapa titik yang individunya beraneka-ragam agar tada
20

yang didapat lebih mendekati kebenaran yang lebih akurat.adapun organisme


yang memiliki nilai kerapatan yang tinggi yaitu: rumput gajah. Rumput gajah
memiliki populasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan organisme lainnya
karena pH tanah pada plot lingkungan sangat cocok dengan organisme rumput
gajah.
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komponen
vegetasi secara struktur vegetasi tumbuh-tumbuhan. Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data jenis , diameter, dan keliling untuk menentukan
indeks nilai penting dari penyusun komunitas suatu area. Dengan analisis vegetasi
dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu
komunitas tumbuhan. Komunitas akan ditentukan oleh keadaan individe-individu
atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan.
Disamping itu analisis vegetasi merupakan studi untuk mengetahui komposisi dan
struktur tumbuhan.
21

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Interaksi antar makhluk hidup disuatu lingkungan yaitu: Produsen,
Konsumen, Dekomposer.
2. Makhluk Hidup yang ada di lingkungan adalah manusia, hewan,
tumbuhan.
3. Cara menggolongkan suatu makhluk hidup yaitu bisa dilihat dari jenis
makanannya, cara berkembang biak, bentuk batangnya, tempat hidupnya.
4. Komponen abiotik yaitu ada udara, air, kelembaban udara, cahaya
matahari, tanah, suhu, derajat keasaman (pH). Komponen Biotik yaitu ada
manusia, hewan, dan tumbuhan.

5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum, penulis memberikan saran-saran yang
bermanfaat. Adapun saran tersebut:
1. Menjaga dan melestarikan setiap makhluk hidup yang ada dilinhkungan.
2. Saling menghargai antar sesama makhluk hidup.
3. Melestarikan lingkungan sekitar.
22

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Hanum, W. 2009.Ekologi. Erlangga. Jakarta.
Ikhwan.2006.Lingkungan dan Makhluk Hidup.Yogyakarta:Tiga Putra.
Saktiyono.2004.Biologi.Erlangga.Jakarta.
Cartono, 2005. Biologi Umum Untuk Perguruan Tinggi LPTK.
Jumhana, N. 2006. Konsep Dasar Biologi. Bandung: UPI PRESS

You might also like