You are on page 1of 19

MAKALAH KIMIA MATERIAL

“MINERAL APATIT”

Dosen Pengampu
Dr. Diah Riski Gusti, S.Si, M.Si
Dr. Yusnaidar, S.Si, M.Si
Dr. Drs. Ngatijo, M.Si

Disusun Oleh
Rini Alfiah As P2A818013

Syafira Tiaradipa P2A818014

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA


UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah

tentang mineral apatit ini dapat diselesaikan. Kami mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini

baik moril maupun materil.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah khazanah pengetahuan

dan pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar

makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Jambi, November 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Pengertian Mineral Apatit.................................................................6

2.2 Ciri-ciri Mineral Apatit.....................................................................7

2.3 Cara Penambangan Mineral Apatit...................................................9

2.3 Jenis-jenis Mineral Apatit...............................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................24

3.1. Kesimpulan.....................................................................................17

3.2. Saran...............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.

Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur

mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana

sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui

(senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Mineral merupakan komponen

inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Unsur mineral merupakan salah

satu komponen yang sangat di perlukan oleh makhluk hidup di samping

karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau

kadar abu. Berdasarkan susunan kimia dan struktur kristalnya, maka mineral-

mineral yang terdapat di alam dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelas, yaitu :

elemen native, sulfida, oksida dan hidroksida, halida, karbonat, sulfat, fosfat, dan

silikat yang kesemuanya memiliki derivatnya, susunan kimia serta struktur

kristalnya yang unik sehingga menjadikannya berbeda serta memliki sifat-sifat

fisik yang berbeda pula antara mineral yang satu dengan yang lainnya .

Fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar.

Walaupun P diserap tumbuhan dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan

dengan Nitrogen dan Kalium, P mempunyai peran sangat vital. Secara garis besar,

peran P yaitu untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada masa awal

pertumbuhan, mempercepat pembungaan, dan pemasakan biji serta buah. P

diserap oleh tumbuhan dalam bentuk ion ortofosfat (H2PO4 - ) dan ion ortofosfat

sekunder (H2PO4 2- ). Selain dari itu, unsur fosfat juga masih dapat diserap
dalam bentuk pirofosfat dan metafosfat, bahkan dalam bentuk senyawa organik

yang larut dalam air, unsur ini masih dapat diserap misalnya asam nukleat dan

phytin. Kekahatan P juga dapat menurunkan kandungan air pada biji jagung

sekitar 15% (Munson, 1978). P dalam tanah berada dalam bentuk organik dan

anorganik. P yang terikat dalam bahan organik, baru tersedia bagi tanaman setelah

bahan organik tersebut mengalami pelapukan. Deposit fosfat dibagi dalam tiga

golongan besar, yaitu (1) FeAl-fosfat (2) Ca-Fe-Al-fosfat dan (3) Ca-fosfat.

Ketiganya merupakan hasil pelapukan dan Fe-Al-fosfat adalah produk pelapukan

paling lanjut. Di antara ketiganya, Ca-fosfat (apatit) relatif lebih mudah melapuk

dan dikenal dengan nama batuan fosfat. Mineral apatit dapat berupa flour apatit

Ca5(PO4)3F, klor apatit Ca10(PO4)6Cl2, hidroksi apatit Ca10(PO4)6(OH)2, dan

karbonat apatit Ca10pqNapMgq(PO4)6x(CO3)xF2+y. Apatit merupakan kristal

kecil pada batuan. Setelah batuan dan mineral apatit melapuk, fosfat akan larut

dalam larutan tanah dan tersedia bagi tanaman. Diperkirakan deposit fosfat

terbentuk berupa presipitasi fosfat pada laut dangkal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di hasilkan rumusan masalah

sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud mineral apatit ?

2. Bagaimana ciri-ciri mineral apatit ?

3. Bagaimana cara penambangan mineral apatit?

4. Apakah jenis dari mineral apatit ?


1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dihasilkan tujuan penulisan

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui yang dimaksud mineral apatit.

2. Untuk mengetahui ciri-ciri mineral apatit.

3. Untuk mengetahui cara menambang mineral apatit

4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari mineral apatit.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mineral Apatit Ca5(PO4)3(OH,F,Cl)

Mineral apatit dinamai oleh ahli geologi Jerman Abraham Gottlob Werner

pada tahun 1786 berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “απατείν” (apatein), yang

berarti kebohongan, menipu atau menyesatkan karena apatit adalah serupa dengan

batu mineral lainnya. Apatit adalah istilah umum untuk kristal mineral dengan

komposisi M10(ZO4)6X2. Elemen-elemen yang menempati M, Z, dan X adalah: M

= Ca, Mg, Sr, Ba, Cd, Pb, dan sebagainya. Z = P<V<As, S, Si, Ge, CO 3, dan

sebagainya. X = F, Cl, OH, O, Br, CO 3, dan sebagainya. Apatit adalah

sekelompok mineral fosfat yang meliputi: fluorapatite, chlorapatite,

hydroxylapatite, apatit kaya akan karbonat dan francolite. Istilah "apatit" sering

digunakan untuk fluorapatite, yang paling umum dari mineral ini. Apatit

ditemukan dalam batuan beku, metamorf dan batuan sedimen. Keterdapatan yang

paling luas adalah pada sedimen "batu fosfat", yang ditambang/dimanfaatkan

untuk menghasilkan pupuk fosfat.

Apatite merupakan golongan mineral fosfat, arsenat, dan vanadate serta

merupakan salah satu dari beberapa mineral yang diproduksi dan digunakan oleh
sistem mikro-lingkungan biologis. Apatite adalah mineral dengan kekerasan 5,0.

Hidroksiapatit, juga dikenal sebagai hydroxylapatite, merupakan komponen utama

email gigi dan mineral tulang Sebuah bentuk yang relatif langka dari apatit di

mana sebagian besar kelompok OH tidak hadir dan banyak mengandung karbonat

dan fosfat substitusi asam adalah komponen besar tulang material. Fluorapatite

(atau fluoroapatite) lebih tahan terhadap serangan asam daripada hidroksiapatit.

Untuk alasan ini, pasta gigi biasanya berisi sumber fluoride anion (misalnya

natrium fluorida, monofluorophosphate natrium ). Demikian pula, air fluoride

memungkinkan pertukaran di gigi ion fluoride untuk kelompok hidroksil di apatit.

Terlalu banyak fluoride hasil fluorosis gigi dan / atau fluorosis tulang .

Termasuk kelas Phosphates dalam kelompok Apatite. Mineral ini digunakan

sebagai sumber phosphor yang digunakan untuk fertilisasi, jarang sebagai

gemstone dan sebagai contoh mineral. Memiliki warna hijau, tetapi juga

terkadang berwarna kuning, biru, coklat kemerahan dan ungu. Kilap kaca hingga

berminyak dengan tingkat transparansi yaitu transparan hingga translucent.

2.2 Ciri-ciri Mineral Apatit

Warna

- Segar : Putih Kemerahan

- Lapuk : Merah

Cerat : Abu-abu

Kilap : Kaca

Belahan : Tidak jelas

Pecahan : Tidak rata

Kekerasan : 5-5,6 (Mohs)


Berat Jenis : 3,15-3,20 gr/cm3

Sifat Kemagnetan : Feromagnetik

Reaksi dengan Asam : Tidak bereaksi

Tenacity : Rapuh ( Brittle )

Komposisi Kimia : Ca5 ( F, Cl, OH ) ( PO4 )

Sistem Kristal : Hexagonal

Asosiasi Mineral : Molibdenit, ilmenit, kalsit dan magnetit

Golongan Mineral : Phosphat

Kegunaan : untuk perhiasan, pupuk, industry kimia, suplemen, dan

pakan hewan

Ciri dari mineral ini yaitu warna segar putih kemerahan, lapuk

merah, cerat abu-abu, kilap kaca, belahan tidak jelas, pecahan tidak rata,

kekerasan 5,5–6 (Mohs), berat jenis 3,15-3,20 gr/cm3, sifat kemagnetan

feromagnetik karena dapat ditarik magnet dengan kuat, tenacity rapuh yaitu

mudah hancur, komposisi kimia Ca5 ( F, Cl, OH ) ( PO4 ), sistem kristal hexagonal

dan termasuk dalam golongan mineral fosphate karena terdiri dari anion fosphate

(PO4), berdasarkan ciri fisik mineral dapat kita namakan mineral ini adalah Apatit.

Mineral ini terbentuk dari proses kristalisasi magma yaitu proses utama

dari pembentukan batuan vulkanik dan plutonik. Mineral ini berasosiasi

dengan. molibdenit, ilmenit, kalsit dan magnetit. Mineral ini terdapat pada batuan

beku. Apatite terbentuk pada lingkungan batuan beku, batuan ini terbentuk karena

proses pembekuan magma yang bersifat cepat. Persebaran apatit di Indonesia

yaitu Propinsi Aceh, Jawa Barat, Kalimantan, dan Irian Jaya.


2.3 Cara penambangan mineral apatit

Cara penambangan batuan apatit umumnya sama dengan batuan fosfas

lainnya yaitu tergantung dari genesa endapan, luas operasi penambangan dan

tempat keberadaan. Metode penambangan batuan phospat dapat dilaksanakan

dengan metode Tambang Terbuka dan metode Tambang Bawah Tanah dengan

Tunneling. Peralatan untuk penambangan terbuka antara lain dragline dan

bulldozer. Untuk mmebongkar batuan phospat dapat digunakan bahan peledak

jenis low explosive. Batuan apatit berada dalam gua-gua batugamping sehingga

penambangan diarahkan sesuai dengan keberadaan gua-gua tersebut ada danhasil

penambangan diangkut keluar dengan keranjang oleh tenaga manusia.


Dalam proses pengolahan batuan apatit yang telah ditambang selanjutnya

dilakukan pencucian. Pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan lumpur dan

tanah dengan maksud agar lumpur dan tanah tersebut dimana banyak mengandung

oksida besi dan alumina dapat hilang atau berkurang prosentasenya. Pencucian

dilakukan dengan "log washer", dengan semprotan air dan bisa dilakukan dengan

"screening material" dengan ukuran 14 sampai 20 (mesh). Pencucian dengan cara

"flotasi" dapat juga dilakukan tetapi membutuhkan biaya yang tinggi. Pencucian

dengan cara floatasi, ada upaya meningkatkan "recovery" dari 52 % menjadi 90

%. Cara lain teknis pengolahan batuan phospat antara electrostatis dan cyclone /

classifier.

2.4 Penggunaan Mineral Apatit

Penggunaan utama dari apatit adalah untuk bahan baku dalam pembuatan

pupuk - karena itu adalah sumber fosfor. Tapi terkadang juga digunakan sebagai

batu permata. Apatit juga berfungsi sebagai mineral indeks skala kekerasan Mohs

dengan kekerasan lima (5).

2.5 Jenis Mineral Apatit

Apatit terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu Hidroksilapatit, Fluor-apatit, Klor-

apatite.

a. Hidroksilapatit (Ca5 (PO4) 3(OH))


Hydroxylapatite, juga disebut hidroksiapatit, adalah bentuk alami mineral

kalsium apatit dengan rumus kimia Ca5 (PO4) 3 (OH), tetapi biasanya ditulis Ca10

(PO4) 6(OH)2 untuk menunjukkan bahwa sel satuan kristal terdiri dari dua entitas.

Hydroxylapatite adalah bagian dari kelompok hidroksil apatit kompleks. OH-ion

yang dapat digantikan oleh fluorida, klorida atau karbonat, menghasilkan

fluorapatite atau chlorapatite. Mineral ini mengkristal dalam sistem kristal

heksagonal. Memiliki bobot jenis 3,08 dan 5 pada Skala Mohs. Hydroxylapatite

murni bubuk putih. Apatites alami dapat berwarna cokelat, kuning, atau hijau.

Hidroksiapatit adalah kalsium fosfat yang mengandung hidroksida, anggota

dari kelompok mineral dalam tulang yang memiliki rasio Ca/P dicirikan sebesar

1,67. Kalsium fosfat memiliki sifat alami yang komplek, seperti dapat hadir dalam

berbagai fase, dapat dalam bentuk nonstoikiometri dengan hadirnya impuritas

yang mengganti ion kisi dalam kristal, dan dapat pula dalam bentuk larutan padat

Tabel 1. Formula kimia, struktur dan parameter kisi kristal kalsium fosfat
Pada umumnya, kalsium fosfat hadir dalam bentuk campuran amorf maupun

berbagai kristal (dapat berada dalam berbagai fase). Formula kimia, struktur dan

parameter kisi kristal kalsium fosfat dari tiap fase diperlihatkan pada Tabel 2.

Fase-fase tersebut terdiri dari satu fase amorf dan empat fase kristal, yaitu:

1. Kalsium fosfat amorf (KFA), memiliki rumus kimia yang bervariasi, kaya

akan HPO42- dan mempunyai harga rasio molar unsur Ca dan P rendah.

Selain ion kalsium dan fosfat, ion lain seperti CO32-, HCO3- , Mg2+ dan

sebagainya juga dapat masuk dan mengganggu struktur KFA.


2. Dikalsium fosfat dihidrat (DKFD, Ca2HPO4.2H2O), merupakan tahap awal

proses pertumbuhan kristal hidroksiapatit. Kristal DKFD ini memiliki

ukuran yang kecil sehingga dalam profil XRD masih tampak seperti

amorf. DKFD dapat dihasilkan dari medium dengan pH di bawah 6,6 yang

kemudian mengalami hidrolisis dan berubah menjadi OKF.


3. Oktakalsium fosfat (OKF, Ca8H2(PO4)5H2O), mempunyai struktur yang

mirip dengan hidroksiapatit.


4. Trikalsium fosfat (TKF, Ca3(PO4)2), kristal TKF mempunyai kemungkinan

kecil dalam salah satu komponen mineral jaringan keras.


5. Hidroksiapatit (HAP, Ca10(PO4)6(OH)2), merupakan fase kristal yang

paling stabil.

Pada Gambar 1 terlihat bahwa struktur hidroksiapatit adalah heksagonal

dengan a = b = 9,423 Å dan c = 6,881 Å. Struktur ini dapat dipandang sebagai

struktur kristal ideal heksagonal (closed-packed) dari ion PO43- yang mengalami

distorsi akibat kehadiran unsur Ca2+ dan ion OH- di celah antara ion-ion PO43-

Gambar 1. Struktur Hidroksiapatit


Kategori : Mineral Fosfat

Rumus Kimia : Ca5(PO 4)3(OH)

Warna : Tak berwarna, Putih, Abu-abu, Kuning, hijau kekuningan

Struktur Kristal : segi enam

Rekahan : Conchoidal

Skala Mohs : 5,0

Berat Jenis : 3,14-3,21 diukur, dihitung 3,16


Kegunaan : penguat enamel gigi
Sintesis HAp dapat dilakukan dengan metode sol-gel yang merupakan

metode basah. Metode ini menggunakan reaksi pencampuran 2 larutan yaitu

Kalsium hidroksida dan asam fosfat pada suhu dan pH terkontrol.


Sol-gel adalah sebuah teknik untuk membentuk material gelas dan

keramik pada suhu rendah. Menurut Vijayalakshmi (2006), metode yang

menggunakan suhu rendah dalam prosesnya akan menghasilkan campuran dengan


kemurnian dan homogenitas lebih tinggi daripada proses yang menggunakan suhu

tinggi. Proses sol-gel diawali dengan pembentukan koloid yang memiliki padatan

tersuspensi di dalam larutannya (kondisi ini disebut sol). Sol ini kemudian akan

mengalami perubahan fase menjadi gel, yaitu koloid yang memiliki fraksi solid

yang lebih besar daripada sol. Gel ini kemudian akan mengalami kekakuan dan

dapat dipanaskan untuk membentuk keramik. Material produk yang diperoleh

akan memperlihatkan ketransparanan dan stabil secara kimia dan mekanik.

b. Fluor-apatit (Ca5 (PO4)3F)

c. Fluor-apatit (Ca5 (PO4)3F)

Fluorapatite, seringkali dengan ejaan alternatif fluoroapatite, adalah sebuah

mineral dengan rumus Ca5 (PO4) 3F (kalsium halophosphate). Fluorapatite adalah

kristal keras padat. Walaupun sampel dapat memiliki berbagai warna (hijau,

cokelat, biru, ungu, atau tak berwarna), mineral yang murni adalah tidak

berwarna. Fluorapatite mengkristal dalam sistem kristal heksagonal. Hal ini sering

digabungkan sebagai larutan padat dengan hydroxylapatite (Ca 5 (PO4) 3OH)

dalam matriks biologis. Chlorapatite (Ca5 (PO4) 3Cl) merupakan struktur terkait

lainnya. Fluorapatite yang paling umum merupakan mineral fosfat. Hal ini terjadi

secara luas sebagai aksesori mineral dalam batuan yang kaya akan kalsium dan
batuan metamorf. Ini biasanya terjadi sebagai detrital atau diagenic mineral dalam

batuan sedimen dan merupakan komponen penting dari bijih fosfotit deposito.

Terjadi sebagai residu mineral dalam tanah lateritic.

Fluorapatite adalah sebuah mineral dengan rumus Ca5 (PO4) 3F

(halophosphate kalsium) dengan kristalin keras padat. Mineral ini memiliki

berbagai warna (hijau, cokelat, biru, ungu, atau tak berwarna) mineral murni tidak

berwarna fluorapatite merupakan unsur penting dari enamel gigi. Fluorapatite

mengkristal dalam sistem kristal heksagonal dan sering digabungkan sebagai

larutan padat dengan hydroxylapatite (Ca5 (PO4) 3 OH) dalam matriks biologis.

Fluorapatite adalah mineral fosfat yang paling umum. Hal ini terjadi secara luas

sebagai mineral aksesor di batuan beku dan kaya kalsium untuk batuan metamorf

dan mineral ini terdapat juga sebagai detrital atau diagenic mineral dalam batuan

sedimen dan merupakan komponen penting dari fosfotit deposito bijih. Hal ini

terjadi sebagai residu mineral dalam tanah laterit .

Kategori : Mineral Fosfat

Rumus Kimia : Ca 5 (PO 4) 3 F

Warna : Laut-hijau, ungu, ungu, biru, pink, kuning, cokelat, putih, tidak

berwarna, dapat dikategorikan

Sistem Kristal : Hexagonal

Belahan : Kabur

Rekahan : Conchoidal

Skala Mohs : 5,0

Kilau : Vitreous untuk subresinous, bersahaja

Berat Jenis : 3,1-3,2


Kegunaan : pasta gigi

c. Klorapatit Ca5(PO4)3Cl

1. Kandungan Cl berasal dari Klorit (hasil pelapukan Mika Biotit)

2. Kandungan Ca berasal dari reaksi kontinu deret bowen

3. Lingkungan magnetisme dan pegmatit

4. Asosiasi dengan kuarsa (SiO2) kalsit (CaCO3) dan Magnetit (Fe2O3) dan talk.

5. Kegunaan : penguat tulang

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada makalah ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Mineral apatit dinamai oleh ahli geologi Jerman Abraham Gottlob Werner

pada tahun 1786 berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “απατείν” (apatein),

yang berarti kebohongan, menipu atau menyesatkan karena apatit adalah

serupa dengan batu mineral lainnya. Apatit adalah istilah umum untuk

kristal mineral dengan komposisi M10(ZO4)6X2. Elemen-elemen yang


menempati M, Z, dan X adalah: M = Ca, Mg, Sr, Ba, Cd, Pb, dan

sebagainya. Z = P<V<As, S, Si, Ge, CO3, dan sebagainya. X = F, Cl, OH, O,

Br, CO3, dan sebagainya.

2. Ciri dari mineral ini yaitu warna segar putih kemerahan, lapuk merah, cerat

abu-abu, kilap kaca, belahan tidak jelas, pecahan tidak rata, kekerasan 5,5–6

(kaca ), berat jenis 3,15-3,20 gr/cm3, sifat kemagnetan feromagnetik karena

dapat ditarik magnet dengan kuat, tenacity rapuh yaitu mudah hancur,

komposisi kimia Ca5 ( F, Cl, OH ) ( PO4 ), sistem kristal hexagonal dan

termasuk dalam golongan mineral fosphate karena terdiri dari anion

fosphate ( PO4 ), berdasarkan ciri fisik mineral dapat kita namakan mineral

ini adalah Apatit.

3. Cara penambangan mineral apatit yaitu dengan tambang terbuka dan

tambang bawah tanah.


4. Jenis-jenis apatit meliputi: hydroxylapatite, fluorapatite dan chlorapatite.

3.2 Saran

Menyadari bahwa Penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

Penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas

dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan lebih relevan yang tentunya dapat

di pertanggungjawabkan.

Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari berbagai pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah-makalah dengan

tema yang sama kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

http://geophypalace.blogspot.com/2014/09/apa-itu-apatit.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Apatit

http://sodikinmandala.blogspot.com/2010/10/spesifikasi-mineral-posfat.html

Warmada, I Wayan. 2004. AGROMINERAL (Mineralogi untuk Ilmu Pertanian

UGM:Yogyakarta.

You might also like