You are on page 1of 15

WORKSHEETS (LEMBAR KERJA)

MATA KULIAH Metodologi Penelitian dan Biostatistik


MATERI Metodologi Penelitian Teori
NAMA Mega Rachmawati
NIM 1810104366
KELAS F

1. ANALISIS JURNAL PERTAMA

NO KETERANGAN PEMBAHASAN
1 TOPIK Hubungan Hipertensi Dalam Kehamilan Dengan
Kejadian BBLR di Wilayah Kerja di RSUD
Indrasari Rengat Tahun 2015
2 Gambaran Umum Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah
Kasus satu penyabab terjadinya angka kematian bayi di
Indonesia. BBLR dapat disebabkan oleh Hipertensi
Dalam Kehamilan . Pada kasus hipertensi dalam
kehamilan tekanan darah meningkat sehingga
sirkulasi darah ke janin menurun akibatnya janin
kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal ini dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan
menifestasi BBLR. Pada pasien hipertensi dalam
kehamilan didapatkan resiko persalinan premature
2,67 kali lebih besar, dan persalinan buatan 4,39 kali
lebih banyak dan mempunyai kecenderungan lebih
tinggi untuk mendapatkan bayi dengan berat badan
lahir rendah.
3 Identifikasi Data Rancangan penelitian jurnal ini menggunakan
metode analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja RSUD
Indrasari Rengat. Metode pengambilan data dalam
penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi.
Instrumen penelitian jurnal ini menggunakan lembar
pengumpulan data. Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
di RSUD Indrasari Rengat tahun 2015 yaitu
sejumlah 812 orang yang terdiri dari ibu hamil
dengan hipertensi dan ibu hamil tanpa hipertensi.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 812 orang.
Analisis data pada jurnal ini dilakukan secara
univariat dan bivariat. Metode pengambilan sampel
dalam penelitian jurnal ini dengan cara retrospektif.
4 Hasil diskusi yang Dari data didapatkan bahwa sebagian besar ibu
disesuaikan dengan hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
teori. berumur < 20 tahun. Dapat ditarik kesimpulan dari
teori bahwa hipertensi dalam kehamilan meningkat
di umur muda, sehubungan dengan belum
sempurnanya organ-organ yang ada ditubuh wanita
untuk bereproduksi, selain itu faktor psikologis
yang cenderung kurang stabil juga meningkatkan
kejadian hipertensi dalam kehamilan di umur muda.
Berdasarkan paritas didapatkan 54.20% kejadian
hipertensi terjadi pada primigravida. Pada
primigravida sering mengalami stress dalam
menghadapi persalinan. Stres emosi dapat
meningkatkan pelepasan CRH oleh hipotalamus
yang kemudian meningkatkan kortisol, kortisol
sendiri untuk mempersiapkan tubuh untuk berespon
terhadap semua tresor dengan cara meningkatkan
respon simpatis termasuk respon yang ditunjukan
untuk meningkatkan curah jantung dan
mempertahankan tekanan darah.
Sebanyak 79 responden (74.73%) melahirkan
pada usia aterm. Bayi yang lahir dengan BBLR
sebanyak 30 responden (28.30%)
30 ibu bersalin yang mengalami hipertensi
melahirkan berat badan lahir rendah. Dari hasil uji
statistik di peroleh P < 0,05 (P = 0,000 ), maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara ibu
hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Indrasari
Rengat tahun 2015. Dari hasil analisa diperoleh nilai
Odd Ratio dengan Confidence Interval (CI) sebesar
95% adalah 3,225 artinya ibu yang mengalami
hipertensi dalam kehamilan mempunyai peluang
3,225 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan
bayi berat lahir rendah dibandingkan dengan ibu
yang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan.
Hal ini sesuai dengan teori yaitu yang menyatakan
komplikasi yang banyak dan sering ditemukan pada
hipertensi dalam kehamilan antara lain BBLR

5 Strategi Yang Sebagai tenaga kesehatan perlu melakukan


Dilakukan pemantauan terhadap ibu-ibu yang mengalami
komplikasi dalam kehamilannya terutama yang
memiliki hipertensi dalam kehamilannya agar dapat
ditangani secara dini dan dilakukan perawatan
konservatif sehingga kejadian BBLR dapat dicegah
6 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di
RSUD Indrasari Rengat tahun 2015 tentang
hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan angka
kejadian BBLR di wilayah kerja RSUD Indrasari
Rengat tahun 2015 diperoleh kesimpulan sebagai
berikut : Sebagianbbesar ibu hamil yang mengalami
hipertensi yaitu pada umur <20 tahun 61,68% .
Primigravida 54,20%, kehamilan aterm (37-42
minggu) 69, 13% dan ada hubungan yang bermakna
antara hipertensi dalam kehamilan (HDK) dengan
kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di
RSUD Indrasari Rengat tahun 2015. Dari uji statistic
Chi-square di peroleh nilai p value < 0,05 (P=0,000)
maka Ha diterima.
2. ANALISIS JURNAL KEDUA
NO KETERANGAN PEMBAHASAN
1 Topik Analisis Faktor Ibu Hamil Terhadap Kunjungan
Antenatal Care di Puskesmas Siwalankerto
Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya Tahun 2014
2 Gambaran Umum Asuhan antenatal care ditunjukan pada ibu hamil
Kasus bukan hanya pada saat sakit dan memerlukan asuhan,
tetapi merupakan pengawasan dan penjagaan wanita
hamil agar tidak terjadi kelainan pada kehamilannya,
sehingga ibu serta anaknya sehat dan selamat.
Asuhan antenatal menjadi sangat penting untuk
menjamin proses kehamilan, persalinan sampai
dengan masa nifas agar proses tersebut bisa berjalan
dengan normal dan sehat. Ibu hamil yang tidak
mengunjungi antenatal care mungkin karena ibu
hamil tidak tahu bahwa antenatal care bisa
melindungi kesehatan dirinya serta bayinya.
Faktor cakupan antenatal care di
puskesmas Siwalankerto yang masih rendah
disebabkan karena faktor dukungan keluarga yang
kurang, dukungan petugas kesehatan yang kurang,
kelengkapan sarana pemeriksaan antenatal care di
Puskesmas Siwalankerto yang kurang dan faktor
umur, paritas, pengetahuan, pendidikan serta sikap
ibu hamil yang 5egative tentang kunjungan antenatal
care. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya yang
melibatkan semua pihak, ibu hamil khususnya untuk
mengubah danmengoptimalkan kunjungan antenatal
care ke pelayanan kesehatan.
3 Identifikasi Data Rancangan penelitian pada jurnal ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Siwalankerto
Kota Surabaya. Waktu penelitian dilakukan pada
bulan Februari sampai Juni 2014. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
melakukan ANC di Puskesmas Siwalankerto yang
berjumlah 123 ibu hamil. Saampel yang digunakan
adalah 54 ibu hamil yang melakukan ANC. Dengan
metode pengambilan sampel simple random
sampling.
4 Hasil diskusi yang Kungan Antenatal Care, Analisis data
disesuaikan menggunakan uji Chi Square diperoleh pvalue =
dengan teori. 0,037 < α =0,05 yang berarti ada hubungan yang
bermakna antara umur ibu hamil dengan kunjungan
antenatal care. Sesuai dengan penelitian Adawiyah
(2013), terdapat hubungan umur ibu hamil dengan
kunjungan antenatal care.
Umur sangat mempengaruhi proses reproduksi,
seorang ibu hamil sebaiknya hamil pada rentang
umur 20-35 tahun, karena masa ini merupakan masa
yang aman untuk hamil dan organ reproduksi sudah
siap menerima kehamilan selain itu secara psikis
seorang wanita sudah siap menjadi ibu.
Hubungan Paritas Ibu Hamil Terhadap Kunjungan
Antenatal Care, Berdasarkan hasil analisis data
dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh
pvalue = 0,011 < α = 0,05 berarti ada hubungan yang
bermakna antara paritas dengan kunjungan antenatal
care di Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya. Ibu
hamil yang primigravida lebih sesuai jadwal
melakukan kunjungan antenatal care dibandingkan
ibu hamil yang multigravida (paritas 2-5) dan
grandamultigravida (paritas >5).
Ibu hamil primigravida lebih ingin kehamilanya
selalu dalam keadaan baik dan sehat karena belum
mempunyai pengalaman tentang kehamilan sehingga
dalam perjalanan kehamilan dan menuju persalinan
selalu menjaga kehamilan supaya aman dan nyaman.
(Winkjoksastro. 2005)
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap
Kunjungan Antenatal Care, Berdasarkan hasil
analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square
diperoleh pvalue = 0,028 < α = 0,05 berarti ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu
hamil dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas
Siwalankerto Kota Surabaya.
Menurut WHO, seorang ibu hamil memperoleh
pengetahuan bahwa antenatal itu penting adalah
setelah memperoleh pengalaman di mana ibu hamil
merasakan masalah pada kehamilanya.
Hubungan Pendidikan Ibu Hamil Terhadap
Kunjungan Antenatal Care, Berdasarkan hasil
analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square
diperoleh pvalue = 0,005 < α = 0,05 berarti ada
hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu
hamil dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas
Siwalankerto Kota Surabaya.
Ibu hamil yang berpendidikan tinggi biasanya
akan bertindak lebih rasional. Ibu hamil dengan
pendidikan tinggi akan mudah menerima informasi
tentang antenatal care. Oleh karena itu seorang ibu
hamil yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah
menerima informasi dan mau melakukan kunjungan
antenatal care secara berkesinambungan
(Notoatmodjo, 2012)
Hubungan Sikap Ibu Hamil Terhadap
Kunjungan Antenatal Care, Berdasarkan hasil
analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square
diperoleh pvalue = 0,027 < α = 0,05 berarti ada
hubungan yang bermakna antara sikap ibu hamil
dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas
Siwalankerto Kota Surabaya.
Sesuai teori WHO bahwa sikap positif terhadap
nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam
suatu tindakan nyata yaitu melakukan kunjungan
antenatal care.
Hubungan Kelengkapan Sarana Kesehatan
Terhadap Kunjungan Antenatal Care Berdasarkan
hasil analisis data dengan menggunakan uji Chi
Square diperoleh pvalue = 0,003 < α = 0,05 berarti
ada hubungan yang bermakna antara kelengkapan
sarana kesehatan dengan kunjungan antenatal care di
Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya.
Teori WHO menyebutkan bahwa pelayanan
Puskesmas, dapat berpengaruh positif terhadap
perilaku penggunaan Puskesmas tetapi juga dapat
berpengaruh sebaliknya. Kelengakapan sarana
kesehatan di puskesmas akan membuat ibu hamil
mau melakukan kunjungan antenatal secara
berkelanjutan karena mereka percaya dengan alat
yang digunakan saat pemeriksaan bisa
mengetagui keadaan kesehatan ibu dan bayinya.
Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap
Kunjungan Antenatal Care Berdasarkan hasil analisis
data dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh
pvalue = 0,002 < α = 0,05 berarti ada hubungan yang
bermakna antara dukungan keluarga ibu hamil
dengan kunjungan antenatal care di Puskesmas
Siwalankerto Kota Surabaya.
Sesuai dengan teori WHO (2000) dalam
Pusdiknakes (2001) yaitu seorang ibu hamil tidak
melakukan kunjungan antenatal care karena keluarga
menganggap bahwa kehamilan suatu proses alamiah
dan tidak memerlukan perawatan atau perlakuan
khusus.
Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan
Terhadap Kunjungan Antenatal Care, Berdasarkan
hasil analisis data dengan menggunakan uji Chi-
Square diperoleh pvalue = 0,016 < α = 0,05 berarti
ada hubungan yang bermakna antara dukungan
petugas kesehatan ibu hamil dengan kunjungan
antenatal care di Puskesmas Siwalankerto Kota
Surabaya.
Menurut teori Lawrence Green (1980) dalam
Notoatmodjo dan Sarwono (1985) mengatakan
bahwa petugas kesehatan bertanggung jawab
terhadap kesehatan ibu hamil. Petugas yang
mendukung akan memperkuat terbentuknya
kunjungan antenatal care yang berkesinambungan.
5 Strategi Yang Sebagai Bidan kita perlu memberikan dukungan
Dilakukan serta bertanggung jawab atas kesehatan ibu. Karena
ANC sangat penting untuk menjamin proses
kehamilan, persalinan sampai dengan masa nifas
agar proses tersebut bisa berjalan dengan normal dan
sehat.
6 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di
Puskesmas Siwalankerto Surabaya tahun 2014
tentang Analisis Faktor Ibu Hamil Terhadap
Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas
Siwalankerto Kecamatan Wonocolo Kota Surabaya
Tahun 2014 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Karakteristik responden sebagian besar berumur
reproduktif (20-35 tahun), dengan jumlah paritas
satu (primigravida), pendidikan sedang (SMP dan
SMA), serta banyak yang pengetahuanya sedang,
menjadikan sikap ibu hamil terhadap antenatal care
kebayakan negatif. Ada hubungan antara umur ibu
hamil terhadap kunjungan antenatal care. Umur
sangat berhubungan dengan resiko pada kehamilan,
umur yang < 20 dan > 35 seharusnya lebih sering
melakukan pemeriksaan kehamilan karena sistem
reproduksi tidak baik untuk hamil dan resikonya
lebih tinggi. Ada hubungan antara paritas ibu
hamil terhadap kunjungan antenatal care.
Pengalaman dalam paritas akan mengubah sikap dan
perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan
antenatal. Ada hubungan antara pengetahuan
ibu hamil terhadap kunjungan antenatal care.
pengetahuan berkaiantan dengan bagaimana seorang
ibu hamil menangkap informasi sehingga ibu hamil
mau melakukan kunjungan atau tidak.
Ada hubungan antara pendidikan ibu hamil terhadap
kunjungan antenatal care. Pendidikan menentukan
bagaimana seorang ibu hamil menjaga kehamilanya,
karena mereka tahu dan ingin melakukan yang
terbaik dalamkehamilanya. Ada hubungan antara
sikap ibu hamil dengan kunjunganantenatal care.
Sikap berhubungan dengan pendidikan dan
pengetahuan ibu hamil mengenai antenatal care, bila
keduanya baik maka sikap ibu akan baik (positif)
begitu juga sebaliknya. Ada hubungan kelengkapan
sarana kesehatan terhadap kunjungan antenatal care.
kelengkapan sarana kesehatan member kepuasaan
pada ibu hamil dan kepercayaan akan hasil
pemeriksaan. Ada hubungan yang bermakna
antara dukungan keluarga terhadap kunjungan
antenatal care. Keluarga sebagai contoh serta
panutan seorang ibu hamil menentukan sikap untuk
kehamilanya. Ada hubungan antara dukungan
petugas kesehatan dengan kunjungan antenatal care.
Ibu hamil yang diberi rasa nyaman dan nyaman saat
melakukan pemeriksaan kehamilan akan membuat
ibu hamil melakukan kunjungan antenatal secara
berkala.

3. ANALISIS JURNAL KETIGA


NO KETERANGAN PEMBAHASAN
1 Topik Effectiveness Of Antenatal Care Package On
Knowledge Of Pregnancy Induced Hypertension For
Antenatal Mothers In Selected Hospital Of
Mangalore
2 Gambaran Umum Gangguan hipertensi pada kehamilan adalah salah
Kasus satu penyebab utama kematian ibu, perinatal
dan morbiditas. Sekitar 1,00,000 perempuan
meninggal di seluruh dunia per tahun karena
kehamilan diinduksi hipertensi. Dikatakan bahwa
preeklamsia dan eklampsia berkontribusi terhadap
kematian seorang wanita setiap 3 menit di seluruh
dunia. Penelitian dilakukan pada efektivitas
perawatan antenatal pada kasus hipertensi dalam
kehamilan. Ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan dan usia pretest, status
pendidikan, pekerjaan, pendapatan bulanan, paritas,
usia kehamilan, riwayat hipertensi pada kehamilan
sebelumnya.
3 Identifikasi Data Rancangan penelitian jurnal ini menggunakan
metode pretest post test desain eksperimental dengan
pendekatan evaluative. Penelitian ini dilakukan di
Rumah Sakit Mangalore. Metode pengambilan data
dalam penelitian ini adalah dengan wawancara dan
kuesioner. Instrumen penelitian jurnal ini
menggunakan lembar pengumpulan data. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
pernah melakukan ANC di Rumah Sakit Mangalore.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak
40 orang. Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling.

4. Hasil diskusi yang 40 ibu mengaku dengan kehamilan diinduksi


disesuaikan hipertensi di rumah sakit terpilih di Mangalore dan
dengan Teori siapa memenuhi kriteria inklusi dimasukkan sebagai
sampel. Pre-test diberikan kepada peserta yang
dirawat dengan hipertensi yang diinduksi kehamilan
menggunakan kuesioner pengetahuan terstruktur.
Peneliti mengumpulkan data demografi bersama
dengan ini. Butuh sekitar 30 menit. Setelah peneliti
pra tes mendistribusikan perawatan antenatal pada
kehamilan dengan hipertensi ke peserta. Setelah 5
hari intervensi, penyidik diberikan tes pos untuk
menilai tingkat pengetahuan ibu yang menggunakan
hal yang sama kuesioner pengetahuan terstruktur.
Data dianalisis berdasarkan tujuan dan hipotesis.
Baik statistik deskriptif dan inferensial digunakan
untuk data analisis. Statistik deskriptif yang
digunakan adalah frekuensi, persentase dengan
presentasi tabular. Tes 't' yang dipasangkan
digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan
dalam mean skor pengetahuan dan latihan pretest
dan posttest. Dari data didapatkan bahwa sebagian
besar ibu 19 (47,5%) adalah dalam kelompok usia
20-25 tahun, sebagian besar ibu 14 (35%) memiliki
pendidikan tingkat PUC, lebih dari setengah ibu, 23
(57,5%) adalah ibu rumah tangga, mayoritas 14
(35%) dari
para ibu memiliki pendapatan bulanan antara Rs
4001-5000, lebih dari setengah ibu-ibu 22 (55%)
adalah primigravida, mayoritas ibu-ibu 18 (45%)
adalah dari kehamilan usia antara 25-29 minggu,
sebagian besar ibu 29 (72,5%) tidak memiliki
riwayat PIH pada kehamilan sebelumnya. Data
pengetahuan pretest menunjukkan bahwa maksimum
jumlah ibu 26 (65,5%) mencetak antara rentang 11-
20% (rata-rata). Skor pengetahuan rata-rata adalah
14,88 di mana sebagai skor maksimum yang
mungkin adalah 30. Dari tujuh bidang, persentase
rata-rata pengetahuan di bidang faktor dasar PIH
adalah 43,75%, gambaran klinis 4 1%, diagnosis
44%, management 7. 5%, diet 50%, komplikasi 50%,
dan pencegahan 58%. Perawatan antenatal efektif
dalam meningkatkan pengetahuan ibu antenatal pada
kehamilan yang diinduksi hipertensi. Ada hubungan
yang signifikan antara tingkat pretest pengetahuan
dan usia, status pendidikan, pekerjaan, penghasilan
bulanan, paritas, usia kehamilan, riwayat hipertensi
pada kehamilan sebelumnya.
5 Srategi Yang
Digunakan
6 Kesimpulan Penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar ibu
19 (47,5%) adalah dalam kelompok usia 20-25
tahun, sebagian besar ibu 14 (35%) memiliki
pendidikan tingkat PUC, lebih dari setengah ibu, 23
(57,5%) adalah istri rumah, mayoritas 14 (35%) dari
para ibu memiliki pendapatan bulanan antara Rs
4001-5000, lebih dari setengah ibu-ibu 22 (55%)
adalah primigravida, mayoritas ibu-ibu 18 (45%)
adalah dari kehamilan usia antara 25-29 minggu,
sebagian besar ibu 29 (72,5%) tidak memiliki
riwayat PIH pada kehamilan sebelumnya. Data
pengetahuan pretest menunjukkan bahwa maksimum
jumlah ibu 26 (65,5%) mencetak antara rentang 11-
20% (rata-rata). Skor pengetahuan rata-rata adalah
14,88 di mana sebagai skor maksimum yang
mungkin adalah 30. Sampai tujuh bidang, persentase
rata-rata pengetahuan di bidang faktor dasar PIH
adalah 43,75%, gambaran klinis 4 1%, diagnosi
44%, management 7. 5%, diet 50%, komplikasi 50%,
dan pencegahan 58%.
Nilai 't' menunjukkan perbedaan yang signifikan
dalam posttest, ('t' nilai perhitungan pretest dan post
test) nilai pengetahuan = 14,22 p <0,05 yang
menunjukkan itu perawatan antenatal efektif dalam
meningkatkan pengetahuan ibu antenatal pada
kehamilan yang diinduksi hipertensi. Ada hubungan
yang signifikan antara tingkat pretest pengetahuan
dan usia, status pendidikan, pekerjaan, penghasilan
bulanan, paritas, usia kehamilan, riwayat hipertensi
pada kehamilan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA :
Joseph, Sr. Jolly et.al. 2013. Effectiveness Of Antenatal Care Package On
Knowledge Of Pregnancy Induced Hypertension For Antenatal Mothers In
Selected Hospital Of Mangalore. Nite University Journal Of Health Science.
Diakses dari http://nitte.edu.in/journal/March2013/EOACP.pdf pada tanggal
18 Oktober 2018.

You might also like