You are on page 1of 17

Makalah Agama Islam

“Hukum, HAM, dan Demokrasi


dalam Islam”

Kelompok : 4

1. Diana Feryka Y. (061111073)


2. Firdausy Kurnia M. (061111087)
3. Ristaqul Husna Belgania (061111104)
4. Hening Dyas Pitaloka (061111122)
5. Dian Ayu Permatasari (061111203)
6. Tridiganita Intan S. (061111206)
7. Pramita Nindya Saraswati (061111207)
8. Rhesa Milzam Favian (061111227)
9. Elsa Leonita W. (061111231)
10. Muhammad Imam Haikal (061111237)
11. Rosiana Febrianila (061111241)
12. Denny Wahyu Dian Saputra (061111242)
13. Eki Okta Freselia (061111246)
14. Muhammad Fikri F. (061111248)
15. Firdaus Imansari (061111249)

Fakultas Kedokteran Hewan


Universitas Airlangga
2011
BAB I
PENDAHULUAN

Hukum, HAM, dan demokrasi dalam islam berisi tentang penjelasan konsep-konsep
hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip
bermusyawarah dan pengambilan keputusan sesuai sesuai dengan sya’riat Islam.
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah sebagai way
of life yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para penganutnya merupakan
konsep yang lengkap mengatur segala aspek kehidupan manusia. Begitu juga dalam
pengaturan mengenai hak asasi manusia Islam pun mengtur mengenai hak asasi
manusia. Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang berarti agama rahmat bagi
seluruh alam. Bahkan dalam ketidakadilan sosial sekalipun Islam pun mengatur
mengenai konsep kaum mustadhafin yang harus dibela.
Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai tempat
tersendiri dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi dengan Islam
sebenarnya yang telah mendorong adanya wacana HAM dalam Islam. Karena dalam
demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia mendapat tempat yang spesial.
Berbagai macam pemikiran tentang demokrasi dapat dengan mudah kita temukan
didalamnya konsep tentang penegakan HAM.
Dalam penjelasan mengenai demokrasin dalam kerangka konseptual Islam, banyak
pengertian diberikan pada bebrpa aspek khusus dari ranah sosial dan politik. Demokrasi
Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep Islami yang sudah
lama berakar, yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma’), dan penilaian
interpretative yang mandiri (ijtihad).
Hukum, Hak Asasi Manusia, dan demokrasi merupakan tiga konsep yang tidak
dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan karena salah satu syarat utama terwujudnya
demokrasi adalah adanya penegakan hukum dan perlindungan Hak Asasi Manusia
(HAM). Demokrasi akan selalu rapuh apabila HAM setiap warga masyarakat tidak
terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan perlindungan HAM akan terwujud apabila
hukum ditegakkan.

2
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum
2.1.1 Hukum
Hukum adalah suatu sistem aturan atau adat yang secara resmi dianggap
mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah, atau otoritas melalui lembaga
atau institusi.
Definisi "hukum" dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997):
1. peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh
penguasa, pemerintah atau otoritas.
2. undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan
masyarakat.
3. patokan (kaidah, ketentuan).
4. keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan, vonis.

Berikut ini definisi hukum menurut para ahli:


 Tullius Cicerco : “Hukum adalah akal tertinggi yang ditanamkan oleh alam
dalam diri manusia untuk menetapkan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dalam hidup.”
 Thomas Hobbes : “Hukum adalah perintah-perintah dari orang yang memiliki
kekuasaan untuk memerintah dan memaksakan perintahnya kepada orang lain.
 Plato : “Hukum adalah peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang
mengikat masyarakat”
 Aristoteles : “Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya
mengikat masyarakat tetapi juga hakim.”
Secara garis besar Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas
rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam
bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai
perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi
dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut
pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum,
perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara
perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk
meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional
mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan
lingkungan peraturan atau tindakan militer.
Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang, antara lain hukum pidana/hukum
publik, hukum perdata/hukum pribadi, hukum acara, hukum tata negara, hukum
administrasi negara/hukum tata usaha negara, hukum internasional, hukum adat,
hukum agama, hukum agraria, hukum bisnis, dan hukum lingkungan.
Indonesia merupakan negara hukum dan memiliki sistem hukum tesendiri.
Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum hukum Eropa, hukum
Agama dan hukum Adat. Karena:
– Eropa: Jajahan Hindia-Belanda
– Agama: Mayoritas Islam
– Adat: Berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
2.1.2 Hukum Islam
A. Pengertian Hukum Islam

3
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya
yang kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh nabi Muhammad
sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik
dalam kitab-kitab hadits. Juga dapat diartikan sebagai hukum yang bersumber
dan menjadi bagian dari agama Islam. Yang diatur tidak hanya hubungan
manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, manusia dengan benda dan
alam semesta, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan.
Perkataan hukum yang dipergunakan sekarang dalam bahasa Indonesia
berasal dari kata hukum dalam bahasa arab. Artinya, norma atau kaidah yakni
ukuran, patokan, pedoman yang diperguanakan untuk menilai tingkah laku atau
perbuatan manusia dan benda. Hubungan antara perkataan hukum dalam bahasa
Indonesia tersebut diatas dengan hukum dalam pengertian norma dalam bahasa
arab itu memang erat sekali. Setiap peraturan, apapun macam dan sumbernya
mengandung norma atau kaidah sebagai intinya. Dalam ilmu hukum Islam
kaidah itu disebut hukum. Itulah sebabnya maka didlam perkataan sehari-hari
orang berbicara tentang hukum suatu benda atau perbuatan. Yang dimaksud,
seperti telah disebut diatas, adalah patokan, tolak ukur, kaidah atau ukuran
mengenai perbuatan atau benda itu (Mohammad Daud Ali, 1999:39).
Dalam islam, hukum islam dikenal sebagai sya’riat. Sya’riat menurut asal
katanya berarti jalan menuju mata air, Dari asal kata tersebut sya’riat Islam
berarti jalan yang lurus ditempuh seorang muslim. Menurut istilah, Sya’riat
berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur
seluruh aspek kehidupan manusia sebagai hamba Allah, individu, warga, dan
subyek alam semesta. Sya’riat merupakan landasan fiqih. Pada prinsipnya
syari’at adalah wahyu Allah yang terdapat dalam al- Quran dan sunah
Rasulullah. Syari’at bersifat fundamental, mempunyai lingkup lebih luas dari
fiqih, berlaku abadi dan menunjukkan kesatuan dalam islam. Sedangkan fiqih
adalah pemahaman manusiayang memenuhi syarat tentang sya’riat. Oleh karena
itu lingkupnya terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan manusia, dan
karena merupakan hasil karya manusia maka ia tidak berlaku abadi, dapat
berubah dari masa ke masa dan dapat berbeda dari tempat yang lain. Hal ini
terlihat pada aliran-aliran yang disebut dengan mazhab. Oleh karena itu fiqih
menunjukkan keragaman dalam hukum Islam. (Mohammad Daud Ali, 1999:45-
46).
Sebagai sistem hukum, hukum Islam tidak boleh dan tidak dapat disamakan
dengan sistem hukum yang lain yang pada umumnya berasal dari kebiasaan
masyarakat dan hasil pemikiran manusia dan budaya manusia pada suatu saat di
suatu masa. Berbeda dengan sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak hanya
merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di sutu
tempat tapi dasarnya ditetapka oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini terdapat
dalam Al-Quran yang dijelaskan oleh nabi Muhammad sebagai rasul –Nya
melalui sunnah beliau yang kini terhimpun dalam kitab-kitab hadits. Dasar
inilah yang membedakan hukum islam secara fundamental dengan hukum-
hukum lain yang semata-mata lahir dari kebiasaan dan hasil pemikiran dan
perbuatan manusia.

B. Sumber-Sumber Hukum Islam


1. Al Qur’an (‫)القرآن‬
Adalah kitab suci umat islam. Kitab tersebut diturunkan kepada nabi
terakhir, yaitu nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril. Al-qur’an

4
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
memuat banyak sekali kandungan. Kandungan-kandungan tersebut berisi
perintah, larangan, anjuran, ketentuan, dan sebagainya.
Al-qur’an menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia
menjalani kehidupannya agar tercipta masyarakat yang madani. Oleh karena
itulah, Al-Qur’an menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu hukum.
2. As Sunnah (Al-Hadits)
Sunnah dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara
Rasulullah menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang
dilaksanakan oleh Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua
dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh
para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut
sebagai hadits. Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.
3. Ijma’ (‫)إجماع‬
Adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum hukum
dalam agama berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang
terjadi. Ijma' terbagi menjadi dua:
 Ijma' Qauli, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' mengeluarkan
pendapatnya dengan lisan ataupun tulisan yang meneangkan
persetujuannya atas pendapat mujtahid lain di masanya.
 Ijma' Sukuti, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' diam, tidak
mengatakan pendapatnya. Diam di sini dianggap menyetujui.
4. Taklid atau Taqlid (‫)تقليد‬
Adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau
alasannya.
5. Mazhab (‫مذهب‬,)
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab
adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan
penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai
pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas
prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.
6. Qiyas
Menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum
suatu perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun
memiliki kesamaan dalah sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan
perkara terdahulu sehingga dihukumi sama. Dalam Islam, Ijma dan Qiyas
sifatnya darurat, bila memang terdapat hal hal yang ternyata belum
ditetapkan pada masa-masa sebelumnya
7. Bid‘ah (‫)بدعة‬
Dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak pernah
diperintahkan maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi
banyak dilakukan oleh masyarakat sekarang ini. Hukum dari bidaah ini
adalah haram. Perbuatan dimaksud ialah perbuatan baru atau penambahan
dalam hubungannya dengan peribadatan dalam arti sempit (ibadah mahdhah),
yaitu ibadah yang tertentu syarat dan rukunnya.
8. Istihsan (‫)استحسان‬
Adalah kecenderungan seseorang pada sesuatu karena menganggapnya
lebih baik, dan ini bisa bersifat lahiriah (hissiy) ataupun maknawiah;
meskipun hal itu dianggap tidak baik oleh orang lain.

C. Sifat Hukum Islam

5
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
Menurut Tahir Azhary, ada tiga sifat hukum islam yakni bidimensional, adil,
dan individualistik.
 Bidimensional artinya mengandung segi kemanusiaan dan segi
ketuhanan (Ilahi). Di samping itu sifat bidimensional juga berhubungan
dengan ruang lingkupnya yang luas atau komprehensif. Hukum Islam
tidak hanya mengatur satu aspek saja, tetapi mengatur berbagai aspek
kehidupan manusia. Sifat dimensional merupakan sifat pertama yang
melekat pada hukum islam dan merupakan sifat asli hukum Islam.
 Adil, dalam hukum Islam keadilan bukan saja merupakan tujuan tetapi
merupakan sifat yang melekat sejak kaidah – kaidah dalam sya’riat
ditetapkan. Keadilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap
manusia baik sebagai individu maupun masyarakat.
 Individualistik dan Kemasyarakatan yang diiikat oleh nilai-nilai
transedental yaitu Wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW. Dengan sifat ini, hukum islam memiliki validitas baik
bagi perseorangan maupun masyarakat. Dalam sistem hukum lainnya
sifat ini juga ada, hanya asaja nilai-nilai transedental sudah tidak ada
lagi. (Mohammad Tahir Azhary, 1993:48-49)

D. Ciri-ciri Hukum Islam


 Merupakan bagian dan bersumber dan Agama islam
 Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat di pisahkan dan aqidah dan
akhlak.
 Mempunyai dua istilah kunci.
 Tediri atas dua bidang utama.
 Strukturnya berlapis.

E. Ruang Lingkup Hukum Islam


Hukum islam baik dalam pengertian syari’at maupun fiqih dibagi menjadi
dua bagian besar, yakni bidang ibadah dan muamalah. Ibadah artinya
menghambakan diri kepada Allah dan merupakan tugas hidup manusia.
Ketentuannya telah diatur secara pasti oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasul-Nya.
Dengan demikian tidak mungkin adanya perubahan dalam hukum dan tata
caranya, yang mungkin berubah hanyalah penggunaan alat-alat modern dalam
pelaksanaannya. Adapun mu’amalat adalah ketetapan Allah yang langsung
mengatur kehidupan sosial manusia meski hanya pada pokok-pokoknya saja.
Oleh karena itu sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtihad.
Hukum islam tidak membedakan dengan tajam antara hukum perdata dan
hukum publik seperti halnya dalam hukum barat. Hal ini disebabkan karena
menurut hukum islam pada hukum perdata ada segi-segi publik dan begitu pula
sebaliknya. Dalam hukum Islam yang disebutkan hanya bagian-bagiannya saja.
Menurut H. M. Rasjidi bagian-bagian hukum islam adalah
1. Munakahat yakni hukum yang mengatur segala sesuatu yang mengenai
perkawinan, perceraian, serta akibat-akibatnya.
2. Wirasah mengatur segala masalah yang menyangkut tentang warisan.
Hukum kewarisan ini juga disebut faraid.
3. Muamalah dalam arti khusus, yakni hukum yang mengatur masalah
kebendaan dan tata hubungan manusia dalam soal ekonomi.
4. Jinayat (‘ukubat) yang menuat aturan-aturan mengenai perbuatan yang
diancam dengan baik dalam bentuk jarimah hudud (bentuk dan batas

6
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
hukumannya sudah ditentukan dalam Alqur’an dan hadis) maupun jar h
ta’zir (bentuk dan batas hukuman ditentukan penguasa).
5. Al Ahkam as-sulthaniyah yakni hukum yang mengatur urusan pemerintahan,
tentara, pajak, dan sebagainya.
6. Siyar adalah hukum yang mengatur perang, damai, tata hubungan dengan
negara dan agama lain.
7. Mukahassamat mengatur peradilan, kehakiman, dan hukum acara. (H. M.
Rasjidi, 1980: 25-26)
Dari hal-hal yang sudah dikemukakan di atas, jelas bahwa hukum islam itu
luas, bahkan bidang-bidang tersebut dapat dikembangkan masing-masing
spesifikasinya lagi.

F. Tujuan Hukum Islam


Maqasih syariah (tujuan hukum islam) maksudnya adalah nilai-nilai yang
terkandung dalam aturan-aturan islam. Tujuan akhir dari hukum islam pada
dasarnya adalah kemaslahatan manusia di dunia dan di akherat. Adapun tujuan
hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan pada manusia,
mengarahkan mereka pada kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup
manusia di dunia dan di akherat, dengan jalan mengambil segala yang
bermanfaat dan mencegah atau menolak yang tidak berguna bagi hidup dan
kehidupan manusia.Berikut ini adalah beberapa dari tujuan hukum islam :
 Pemeliharaan atas keturunan
Hukum islam telah menetapkan aturan beserta hukum untuk mencegah
kerusakan atas nasab dan keturunan manusia.contohnya, islam melarang zina
dan menghukum pelakunya.
(QS. Al-Israa’ : 32)

“dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah


perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
 Pemeliharaan atas akal
Islam menetapkan aturan yang melarang umatnya mengkonsumsi segala
sesuat yang dapat merusak akal. Di sisi lain, islam mengajarkan umatnya
agar menuntut ilmu mentaddaburi alam, dan berpikir untuk mengembangkan
kemampuan akal. Allah memuji orang-orang yang memiliki ilmu
pengetahuan.
(QS. Az-Zumar : 9)

“Katakanlah, ‘apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dan


orang-orang yang tidak mengetahui.”
 Pemeliharaan untuk agama
Islam tidak pernah memaksa seseorang untuk masuk dan menganut
agama islam. Allah telah berfirman
(QS. Al-Baqarah : 256)

7
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
}َ‫ِين ِفي ِإ ْك اراَها لا‬ َِ ‫الر ْشدَ تابايَّناَ قا َْد الد‬ ْ ‫يِ ا‬
ُّ َ‫َالغ ِمنا‬ َ ‫ن‬ َْ ‫فا ام‬
‫ت يا ْكف َْر‬ َِ ‫الطاغو‬َّ ‫ن ِب‬ َْ ‫لل اويؤْ ِم‬ َِ ‫ك َِداَفاق ِبا‬ َ‫س ا‬‫ا ْستا ْم ا‬
‫لا ْالوثْقاى ِب ْالع ْر اوَِة‬
َ ‫ام‬
َ‫ص ا‬ ‫س ِميعَ اوللاَ لا اها ا ْن ِف ا‬
‫ع ِليمَ ا‬
‫ا‬
“Tidak ada paksaan untuk agama. Tidak ada paksaan untuk agama.
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat...”

G. Fungsi Hukum Islam dalam Kehidupan Bermasyarakat


Peranan hukum islam dalam masyarakat sebenarnya cukup banyak , namun
dalam pembahasan ini hanya akan dikemukakan peranan utamanya saja, yakni:
 Fungsi Ibadah. Fungsi Utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada
Allah SWT.
 Fungsi amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Hukum Islam mengatur kehidupan
manusia sehingga dapat menjadi kontrol sosial. Dari fungsi inilah dapat
dicapai tujuan hukum islam, yakni mendatangkan kemaslahatan (manfaat)
dan menghindarkan kemadharatan (sia-sia) baik di dunia maupun di akhirat.
 Fungsi zawajir. Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum islam
sebagai sarana pemaksa yang melindungi umat dari segala perbuatan yang
membahayakan.
 Fungsi tanzim wa islah al-ummah. Sebagai sarana untuk mengatur sebaik
mungkin dan memperlancar interaksi sosial. Keempat fungsi tersebut tidak
terpisahkan melainkan saling berkaitan. (Ibrahim Hosen, 1996:90)
2.2 HAM
A. Pengertian HAM secara umum :
 Hak asasi manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia
dalam kandungan dan merupakan pemberian dari Tuhan. HAM Berlaku secara
universal, artnya berlaku dimana saja bagi siapa saja dan tidak dapat diambil
orang lain .
 Tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1,
pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1.

B. Pengertian HAM dalam Islam


Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang
umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun
individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas kamu." (HR.
Bukhari dan Muslim). Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-
hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-
hak ini. Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi
setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan muslim
dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan itu kewajiban negara, melainkan
negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini.

C. Sejarah Perkembangan Pengakuan HAM


1. Hak Asasi Manusia di Yunani

8
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM)
meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak – hak asasi
manusia. Konsepsinya menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol
kepada penguasa yang zalim dan tidak mengakui nilai – nilai keadilan dan
kebenaran. Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah harus
mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak warga negaranya.
2. Hak Asasi Manusia di Inggris
Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang
memperjuangkan hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak
asasi terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai
dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen
tersebut adalah sebagai berikut :
 MAGNA CHARTA
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya
memuat pembatasan kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting
daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari warga negara merdeka dapat
ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan cara
apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum.
Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-
hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam
tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi
karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih
tinggi daripada kekuasaan raja.
.PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai
hak-hak rakyat beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan
kepada raja di depan parlemen pada tahun 1628.
HOBEAS CORPUS ACT
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang
penahanan seseorang dibuat pada tahun 1679.
BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689
dan diterima parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang kebebasan
berpendapat dan beragama.
3. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak
alam,seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property)
mengilhami sekaligus menjadi pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu
memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke
mengenai hak – hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan
Amerika Serikat yang dikenal dengan DECLARATION OF INDEPENDENCE
OF THE UNITED STATES.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli
1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13
negara bagian, merupakan pula piagam hak – hak asasi manusia karena
mengandung pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama
derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya
hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebhagiaan.
Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika
sebagai negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia

9
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
dalam konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu
memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas
Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai “pendekar” hak
asasi manusia adalah Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy
Carter.
Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat kebebasan” yang
diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :
o Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and
expression).
o Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya
(freedom of religion).
o Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
o Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari
kekejaman dan penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler
(Jerman), Jepang, dan Italia. Kebebasan – kebebasan tersebut juga merupakan
hak (kebebasan) bagi umat manusia untuk mencapai perdamaian dan
kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada hakikatnya
merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang paling pokok dan
mendasar.
4. Hak Asasi Manusia di Prancis
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada
awal Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenang-
wenangan rezim lama. Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES
DROITS DE L’HOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak
manusia dan warga negara. Pernyataan yang dicetuskan pada tahun 1789 ini
mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau
kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite).
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis
yang berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan
tersusunnya Declaration des Droits de I’homme et du Citoyen. Kemudian di tahun
1791, semua hak-hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi
Prancis yang kemudian ditambah dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga
dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir – pemikir
besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu.
5. Hak Asasi Manusia oleh PBB
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-
hak asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi
manusia (commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947
di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10
Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris
menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL
DECLARATION OF HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak –
Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam
sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan
2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Desember diperingati
sebagai hari Hak Asasi Manusia.
6. Hak Asasi Manusia di Indonesia

10
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila.
Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni
Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi
manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam
ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi
manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak
ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang
lain.Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik
Indonesia,yakni:
Undang – Undang Dasar 1945
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
7. Hak Asasi Manusia Menurut Islam
Petunjuk Ilahi yang berisikan hak dan kewajiban telah disampaikan pada umat
manusia dari manusia itu ada. Diutusnya manusia pertama ke dunia mengindikasikan
Allah telah memberi petunjuk kepada umat manusia. Lalu ketika umat manusia lupa
dengan petunjuk tersebut, Allah mengutus Nabi dan rasul-Nya agar dapat
mengingatkan mereka tentang keberadaan-Nya. Nabi Muhammad diutus untuk umat
manusia sebagai nabi terakhir agar menyampaikan dan memberi teladan kehidupan
yang sempurna kepada seluruh umat manusia sesuai dengan jalan Allah. Hal ini
menunjukkan bahwa menurut pandangan Islam, konsep HAM bukan hasil dari
pemikiran manusia, tetapi merupakan hasil dari wahyu Ilahi yang diturunkan melalui
para nabi dan rasul sejak permulaan umat manusia di atas bumi.
Aspek khas dalam konsep HAM Islami adalah tidak adanya orang lain yang dapat
memaafkan pelanggaran hak-hak jika pelanggaran itu terjadi atas seorang yang harus
dipenuhi haknya. Bahkan suatu negara islam pun tidak dapat memaafkan
pelanggaran HAM tersebut dan harus memberikan sanksi kecuali bila pihak yang
dilanggar HAM-nya memaafkan pihak yang melanggar tersebut.
Dalam rangka memperingati abad ke-15 H, pada tanggal 12 Dzulkaidah atau 19
September 1981 para ahli hukum Islam mengemukakan “UNIVERSAL ISLAMIC
DECLARATION OF HUMAN RIGHTS” yang diangkat dari Alqur’an dan sunah
Rasulullah SAW. Pernyataan HAM menurut ajaran islam ini terdiri XXIII bab dan
63 pasal yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia.

D. Perbedaan Prinsip antara Konsep HAM dalam Pandangan Islam dan Barat
Ada perbedaan prinsip antara hak asasi musia dilihat dari sudut pandang
barat dan islam. Menurut pemikiran barat, hak asasi manusia semta-mata bersifat
antroposentris yaitu segala sesuatu berpusat pada manusia. Dengan demikian,
manusia yang sangat dipentingkan. Sebaliknya, dilihat dari sudut pandang Islam,
hak-hak asasi manusia bersifat teosentris. Yaitu segala sesuatu berpusat kepada
Tuhan. Dengan demikian Tuhan yang sangat dipentingkan. A.K. Brohi
mengatakan: “berbeda dengan pendekatan barat, strategi islam sangat
mementingkan penghargaan kepada hak-hak asasi dan kemerdekaan dasar
manusia sebagai sebuah aspek kwalitas dari kesadaran keagamaan yang terpatri
didalam hati, pikiran dan jiwa para penganutnya. Perspektif islam sungguh-
sunggguh bersifat teosentris.

11
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
Pemikiran barat menempatkan manusia pada posisis sebagai tolak ukur
segala sesuatu, didalm Islam melalui firman-Nya Allah yang menjadi tolak ukur
segala sesuatu, sedangkan manusia hanyalah ciptaan Allah untuk mengabdi
kepada-Nya. Disinilah letak perbedaan yang fundamental antara hak-hak asasi
manusia menurut pemikiran barat dengan menurut pola ajaran Islam. Makna dari
teosentris bagi masyarakat Islam adalah manusia harus meyakaini ajaran pokok
Islam yang dirumuskan pada dua kalimat syahadat. Yakni pengakuan bahwa tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Setelah itu manusia baru
melakukan perbuatan- perbuatan baik menurut keyakinan tersebut.
Petunjuk Ilahi yang berisikan hak dan kewajiban telah disampaikan pada
umat manusia dari manusia itu ada. Diutusnya manusia pertama ke dunia
mengindikasikan Allah telah memberi petunjuk kepada umat manusia. Lalu
ketika umat manusia lupa dengan petunjuk tersebut, Allah mengutus Nabi dan
rasul-Nya agar dapat mengingatkan mereka tentang keberadaan-Nya. Nabi
Muhammad diutus untuk umat manusia sebagai nabi terakhir agar menyampaikan
dan memberi teladan kehidupan yang sempurna kepada seluruh umat manusia
sesuai dengan jalan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa menurut pandangan Islam,
konsep HAM bukan hasil dari pemikiran manusia, tetapi merupakan hasil dari
wahyu Ilahi yang diturunkan melalui para nabi dan rasul sejak permulaan umat
manusia di atas bumi.
Apabila prinsip Universal Declaration of Human Rights dibandingkan
dengan Hak asasi manusia menurut islam, maka dalam Alqur’an dan sunah rasul
akan dijumpai berikut ini,
a. Martabat Manusia. Dalam Alqur’an disebutkan bahwa manusia
mempunyai kedudukan dan martabat yang tinggi (Q.S 17:70, 17:33,
5:32, dll)
b. Prinsip persamaan. Bahwa sebenarnya semua manusia itu sama yang
membedakan hanyalah imannya (Q.S 49:13)
c. Prinsip kebebasan berpendapat. Islam memberikan kesempatan untuk
bebas berpendapat asalkan tidak bertentangan dengan prinsip islam.
d. Prinsip kebebasan beragama. Al qur’an menyatakan tidak boleh ada
paksaan dalam beragama dan menjunjung tinggi kebebasan beragama
(Q.S 2:256, 50:45, 88:22)
e. Hak atas Jaminan Sosial. Di dalam Alqur’an banyak dijumpai ayat-
ayat yang menjamin tingkat dan kualitas hidup minimum bagi
masyarakat (QS 51:19, 70:24, 104:2, 2:273, 9:60, dll)
f. Hak atas harta benda. Dalam islam hak milik seseorang sangat
dijunjung tinggi.

2.3 Demokrasi
A. Pengertian demokrasi
Secara umum demokrasi adalah suatu bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Pada
intinya, yang banyaklah yang menang dan yang banyak dianggap sebagai suatu
kebenaran.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan
dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam
peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis

12
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi
dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga
pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan
kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang
menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat
(DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan
legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh
wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya
(konstituante) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif,
selain sesuai hukum dan peraturan.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci
tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini
disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam
suatu negara umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica dengan
kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan
ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu
besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab,
bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap
hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji
dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan
membawa kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi
harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga
negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori)
membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.

B. Sejarah Demokrasi
Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk sederhana
dari demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia. Ketika itu, bangsa
Sumeria memiliki beberapa negara kota yang independen. Di setiap negara kota
tersebut para rakyat seringkali berkumpul untuk mendiskusikan suatu permasalahan
dan keputusan pun diambil berdasarkan konsensus atau mufakat.
Barulah pada 508 SM, penduduk Athena di Yunani membentuk sistem
pemerintahan yang merupakan cikal bakal dari demokrasi modern. Yunani kala itu
terdiri dari 1.500 negara kota (poleis) yang kecil dan independen. Negara kota
tersebut memiliki sistem pemerintahan yang berbeda-beda, ada yang oligarki,
monarki, tirani dan juga demokrasi. Diantaranya terdapat Athena, negara kota yang
mencoba sebuah model pemerintahan yang baru masa itu yaitu demokrasi
langsung. Penggagas dari demokrasi tersebut pertama kali adalah Solon, seorang
penyair dan negarawan. Paket pembaruan konstitusi yang ditulisnya pada 594 SM
menjadi dasar bagi demokrasi di Athena namun Solon tidak berhasil membuat

13
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
perubahan. Demokrasi baru dapat tercapai seratus tahun kemudian oleh
Kleisthenes, seorang bangsawan Athena. Dalam demokrasi tersebut, tidak ada
perwakilan dalam pemerintahan sebaliknya setiap orang mewakili dirinya sendiri
dengan mengeluarkan pendapat dan memilih kebijakan.]Namun dari sekitar
150,000 penduduk Athena, hanya seperlimanya yang dapat menjadi rakyat dan
menyuarakan pendapat mereka.
Demokrasi ini kemudian dicontoh oleh bangsa Romawi pada 510 SM hingga 27
SM. Sistem demokrasi yang dipakai adalah demokrasi perwakilan dimana terdapat
beberapa perwakilan dari bangsawan di Senat dan perwakilan dari rakyat biasa di
Majelis.

C. Pengertian Demokrasi dalam Islam


Dalam Islam ada yang dikenal dengan istilah Syura atau musyawarah. Yang
merupakan derivasi (kata turunan) dari kata kerja ‘syawara’. Dan kata ‘syawara’
mempunyai beberapa makna, antara lain memeras madu dari sarang lebah;
memelihara tubuh binatang ternak saat membelinya; menampilkan diri dalam
perang. Dan makna yang dominan adalah meminta pendapat dan mencari kebenaran.
“Dan orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS.
Asy-syura: 36)
Dengan ayat tersebut, kita dapat mengerti bahwa Islam telah memposisikan
musyawarah pada tempat yang agung. Hal tersebut menunjukan bahwa, Islam secara
langsung menerapkan prinsip pengambilan keputusan;musyawarah yang menjadi
sendi utama dalam demokrasi modern (dari, oleh dan untuk kepentingan rakyat).
Yang menjadi poin penting dalam demokrasi bukan sistem trias politiknya, yang
membagi pemerintahan kedalam tiga lembaga (eksekutif, yudikatif dan legislatif),
melainkan sisitem checks and balances yang berlangsung dalam pemerintahan itu.
Tentunya agar bisa berjalan maka, harus ada keterbukaan dari setiap elemen dalam
pemerintahan itu. Dan keterbukaan itu dapat diwujudkan dalam sebuah musyawarah
yang efisien dan efektif. Tentu saja dengan tujuan untuk mensejahterakan kehidupan
rakyat.
Pada dasarnya, konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak
sepenuhnya sejalan dengan Islam. Hal ini ditunjukkan dengan :
1. Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama.
2. Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya.
3. Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah.
4. Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi
pertimbangan utama dalam musyawarah.
5. Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihadi; bukan
pada persoalan yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan
Sunah.
6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-
nilaiagama.
7. Hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga.

Hukum, HAM, dan demokrasi adalah tiga konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Hal ini dikarenakan salah satu syarat utama terwujudnya demokrasi ialah adanya
penegakkan hukum dan perlindungan HAM. Demokrasi akan rapuh apabila HAM
setiap masyarakat tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan perlindungan HAM

14
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
dapat terwujud apabila hukum ditegakkan. Dalam ajaran Islam, hukum, HAM dan
ddemokrasi disebutkan dengan jelas di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan
demikian manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini dapat menjalankan
tugasnya dengan baik dan benar apabila ia seelalu berpegang pada aturan-aturan
pada Al-Quran dan As-Sunnah.

15
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
1. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat.
2. Demokrasi menurut Islam bisa diartikan seperti musyawarah,
mendengarkan pendapat orang lain dalam suatu forum untuk mencapai
keputusan dengan mengedepankan nilai – nilai keagamaan.
3. HAM adalah hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia ada di dalam
kandungan.
4. HAM dalam Islam didefinisikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu
dan kew ajiban bagi negara dan individu untuk menjaganya
5. Hukum menurut Islam bisa diartikan sebagai hukum yang terdapat dalam
sumber-sumber seperti Al-Quran dan Al-Hadist.

Saran:
1. Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara
demokrasi di Indonesia dan demokrasi Islam dan dapat melihat sisi baik
dan buruknya.
2. Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat memahami pentingnya
HAM dalam kehidupan kita dan kewajiban kita untuk menjaganya.
3. Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara
hukum islam dan hukum yang berlaku di Indonesia dan dapat melihat
perbedaannya.

16
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam
Daftar Pustaka
Azra, Azyumardi, dkk.2002. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum.
Jakarta: dir. Perguruan Tinggi Agama Islam
Fanani, Sunan. 2010. Lembar Kerja Mahasiswa Pendidikan Agama Islam. Sidoarjo: PT. Al
Maktabah.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Materi instruksional pendidikan agama islam di perguruan
tinggi umum. Jakarta : dir. Pt. agama Islam

17
Makalah Hukum, HAM, Demokrasi dalam Islam

You might also like