Professional Documents
Culture Documents
Kode Etik
Akuntan
Profesional
KODE ETIK
EXPOSURE AKUNTAN PROFESIONAL
DRAFT
Dikeluarkan oleh
Komite Etika
Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 10310
Telp: (021) 31904232
Fax : (021) 3900016
Email: iai-info@iaiglobal.or.id,
Oktober 2016
Exposure Draft ini diterbitkan oleh Komite Etika Ikatan Akuntan Indonesia untuk
ditanggapi dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan exposure draft
dimungkinkan sebelum diterbitkannya Kode Etik Akuntan Profesional
Tanggapan tertulis atas exposure draft paling lambat diterima pada 25 November 2016.
Tanggapan dikirimkan ke:
Komite Etika
Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1, Menteng, Jakarta 10310
Telp: (021) 31904232 Fax: (021) 3900016
E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id
Hak Cipta @ 2016 Ikatan Akuntan Indonesia
Exposure Draft dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar yang
akan dikirimkan ke Komite Etika Ikatan Akuntan Indonesia. Penggandaan exposure draft
oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan diizinkan untuk penggunaan di atas dan
tidak untuk diperjualbelikan
KODE ETIK AKUNTAN PROFESIONAL EXPOSURE DRAFT
1
2
3
4
5 KATA SAMBUTAN
6 DEWAN PENGURUS NASIONAL
7 IKATAN AKUNTAN INDONESIA
8
9
Etika sebagai salah satu unsur utama dari profesi menjadi landasan bagi
10
akuntan dalam menjalankan kegiatan profesional. Akuntan memiliki
11
tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan kepentingan publik.
12
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi akuntan di Indonesia
13
telah memiliki Kode Etik IAI yang merupakan amanah dari AD/ART
14
IAI dan peraturan yang berlaku, yaitu Keputusan Menteri Keuangan
15
No. 263/KMK.01/2014 tentang Penetapan Ikatan Akuntan Indonesia
16
Sebagai Organisasi Profesi Akuntan. Kode etik tersebut perlu untuk
17
dimutakhirkan dengan perkembangan saat ini dan ketentuan kode etik
18
akuntan profesional yang berlaku secara internasional.
19
20
Exposure Draft Kode Etik Akuntan Profesional ini merupakan adopsi
21
dari Handbook of the Code of Ethics for Professional Accountants 2016
22
Edition yang dikeluarkan oleh International Ethics Standards Board for
23
Accountants of The International Federation of Accountants (IESBA-IFAC).
24
Dalam proses penyusunannya, IAI melakukan koordinasi dengan Institut
25
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Institut Akuntan Manajemen
26
Indonesia (IAMI) sesuai Nota Kesepahaman antara IAI, IAPI dan IAMI
27
tentang Kerjasama Pengembangan Profesi Akuntan di Indonesia. Tujuannya
28
supaya terjadi sinergi antar organisasi profesi akuntan dan menciptakan
29
keseragaman ketentuan etika bagi seluruh akuntan di Indonesia.
30
31
Penyusunan Kode Etik Akuntan Profesional ini diharapkan akan
32
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada akuntan, serta
33
meningkatkan kontribusi akuntan bagi kepentingan masyarakat dan
34
negara.
35
36
Jakarta 27 Oktober 2016
37
38
39
40
Prof. Mardiasmo
41
Ketua
42
43
44
45
1
2
3
4
PENGANTAR
5
6
7
Exposure Draft Kode Etik Akuntan Profesional disetujui dalam Rapat
8
Komite Etika pada tanggal 24 Oktober 2016 dan telah disahkan oleh
9
Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 27
10
Oktober 2016.
11
12
Tanggapan akan sangat berguna jika permasalahan dipaparkan secara
13
jelas dan alternatif saran didukung dengan alasan. Exposure Draft Kode
14
Etik Akuntan Profesional ini disebarluaskan dalam situs www.iaiglobal.
15
or.id dan majalah Akuntan Indonesia.
16
17
18 Jakarta, 27 Oktober 2016
19
Dewan Pengurus Nasional Komite Etika
20
Ikatan Akuntan Indonesia Ikatan Akuntan Indonesia
21
Prof. Mardiasmo Ketua Emil Bachtiar Ketua
22
Prof. Ainun Naim Anggota Bambang Pamungkas Anggota
23
Ahyanizzaman
24 Anggota Irsan Gunawan Anggota
25
Ardan Adi Perdana Anggota Linus Setiadi Anggota
26
Cris Kuntadi Anggota Pontas Pane Anggota
27
Dwi Martani Anggota
28
Dwi Setiawan Susanto
29 Anggota
Ferdinan D. Purba
30 Anggota
31
Gatot Trihargo Anggota
32
Ito Warsito Anggota
33
Khomsiyah Anggota
34
Prof. Lindawati Gani
35 Anggota
Maliki Heru Santosa
36 Anggota
37
Rosita Uli Sinaga Anggota
38
Prof. Sidharta Utama Anggota
39
Tia Adityasih
40 Anggota
Prof. P.M. John L. Hutagaol Anggota
41
42
Dadang Kurnia Anggota
43
Nunuy Nur Afiah Anggota
44
45
1
2
3
4
IKHTISAR RINGKAS
5
6
7
Kode Etik ini terdiri atas tiga bagian yaitu:
8
• Bagian A: Prinsip Dasar Etika;
9
• Bagian B: Akuntan Profesional di Praktik Publik;
10
• Bagian C: Akuntan Profesional di Bisnis.
11
12
Bagian A berisi prinsip dasar etika yaitu integritas, objektivitas, kompetensi
13
dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional. Bagian
14
A juga memberikan suatu kerangka konseptual dalam mengidentifikasi
15
dan mengevaluasi ancaman terhadap prinsip dasar etika, serta menerapkan
16
perlindungan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman sampai
17
pada tingkat yang dapat diterima.
18
19
Bagian B menjelaskan bagaimana penerapan prinsip dasar etika di Bagian
20
A bagi Akuntan Profesional yang memberikan jasa profesional kepada
21
publik (praktik publik).
22
23
Bagian C menjelaskan bagaimana penerapan prinsip dasar etika di Bagian
24
A bagi Akuntan Profesional di organisasi tempatnya bekerja (bisnis).
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1
2
3
4
PERBEDAAN DENGAN CODE OF ETHICS FOR PROFESSIONAL
5
ACCOUNTANTS
6
7
Exposure Draft (ED) Kode Etik Akuntan Profesional mengadopsi seluruh
8
Handbook of the Code of Ethics for Professional Accountants 2016 Edition
9
yang diterbitkan oleh International Ethics Standards Board for Accountants
10
of The International Federation of Accountants (IESBA-IFAC). Code of Ethics
11
for Professional Accountants tersebut juga mencakup ketentuan mengenai
12
ketidakpatuhan terhadap hukum dan peraturan yang dikeluarkan oleh
13
IESBA-IFAC pada Juli 2016 yang berlaku efektif pada 15 Juli 2017 dan
14
dizinkan untuk penerapan dini.
15
16
Handbook of the Code of Ethics for Professional Accountants yang tidak
17
diadopsi adalah paragraf 100.4 tentang penggunaan kata ‘shall’. Paragraf
18
tersebut tidak diadopsi karena seluruh ketentuan dalam Kode Etik ini
19
bersifat wajib bagi Akuntan Profesional serta kata dalam Bahasa Indonesia
20
tidak mengenal tingkatan derajat dari kewajiban.
21
22
Bagian B dari ED Kode Etik ini mengacu pada Bagian B dari Kode Etik
23
Profesi Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
24
Akuntan Publik dari Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP-IAPI)
25
atau incorporation by reference. Kode Etik Profesi Akuntan Publik tersebut
26
dikeluarkan pada Oktober 2008. Jika tidak diatur dalam Kode Etik
27
Profesi Akuntan Publik, maka mengacu secara langsung pada Part B dari
28
Handbook of the Code of Ethics for Professional Accountants 2016 Edition
29
yang dikeluarkan oleh IESBA-IFAC.
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1
2
3
4
DAFTAR ISI
5
6
.
7 Halaman
8
Bagian A: Prinsip Dasar Etika.................................................... 01–15
9
Pendahuluan dan prinsip dasar........................................................... 2
10
Integritas................................................................................................. 10
11
Objektivitas............................................................................................. 11
12
Kompetensi dan kehati-hatian profesional.......................................... 12
13
Kerahasiaan............................................................................................ 13
14
Perilaku Profesional............................................................................... 15
15
16
Bagian B: Akuntan Profesional di Praktik Publik...................... 16 - 17
17
18
19
Bagian C: Akuntan Profesional di Bisnis................................... 18 - 43
20
Pendahuluan.......................................................................................... 19
21
Benturan kepentingan.......................................................................... 23
22
Penyusunan dan pelaporan informasi................................................. 27
23
Bertindak dengan keahlian yang memadai......................................... 29
24
Kepentingan keuangan, kompensasi, dan insentif terkait dengan
25
pelaporan keuangan dan pengambilan keputusan........................... 30
26
Bujukan .................................................................................................. 32
27
Merespons ketidakpatuhan pada hukuman dan peraturan............... 34
28
29
Definisi ....................................................................................... 44
30
31
Tanggal Efektif............................................................................. 51
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19 BAGIAN A: PRINSIP DASAR ETIKA
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1 SEKSI 100
2
3 PENDAHULUAN DAN PRINSIP DASAR
4
5 100.1 Ciri pembeda profesi akuntansi adalah kesediaannya
6 menerima tanggung jawab untuk bertindak bagi kepentingan publik.
7 Oleh karena itu, tanggung jawab Akuntan Profesional tidak hanya
8 terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Dalam bertindak
9 bagi kepentingan publik, Akuntan Profesional memerhatikan dan
10 mematuhi ketentuan Kode Etik ini. Jika Akuntan Profesional dilarang
11 oleh hukum atau peraturan untuk mematuhi bagian tertentu dari
12 Kode Etik ini, Akuntan Profesional tetap mematuhi bagian lain dari
13 Kode Etik ini.
14
15 100.2 Kode Etik ini terdiri atas tiga bagian. Bagian A menetapkan
16 prinsip dasar etika profesional bagi Akuntan Profesional dan
17 memberikan kerangka konseptual yang akan diterapkan Akuntan
18 Profesional dalam:
19 (a) Mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
20 dasar etika;
21 (b) Mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut; dan
22 (c) Menerapkan perlindungan yang tepat untuk menghilangkan atau
23 mengurangi ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat
24 diterima. Perlindungan diperlukan ketika Akuntan Profesional
25 menentukan bahwa ancaman itu tidak berada pada tingkat
26 yang mana pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi
27 yang cukup, berdasarkan semua fakta dan keadaan tertentu
28 yang tersedia bagi Akuntan Profesional pada saat itu, akan
29 menyimpulkan bahwa kepatuhan pada prinsip dasar etika tidak
30 berkurang.
31 Akuntan Profesional menggunakan pertimbangan profesionalnya
32 dalam menerapkan kerangka konseptual ini.
33
34 100.3 Bagian B dan C menjelaskan penerapan kerangka konseptual
35 pada situasi tertentu. Bagian tersebut memberi contoh perlindungan
36 yang mungkin tepat untuk mengatasi ancaman terhadap kepatuhan
37 pada prinsip dasar etika. Bagian tesebut juga menjelaskan situasi ketika
38 tidak tersedia perlindungan untuk mengatasi ancaman dan, sebagai
39 akibatnya, keadaan atau hubungan yang menimbulkan ancaman
40 tersebut untuk dihindari. Bagian B berlaku bagi Akuntan Profesional
41 di Praktik Publik. Bagian C berlaku bagi Akuntan Profesional di
42 Bisnis. Bagian C mungkin juga relevan bagi Akuntan Profesional di
43 Praktik Publik untuk keadaan tertentu yang mereka hadapi.
44
45 100.4 Dikosongkan.
1 Prinsip Dasar
2
3 100.5 Akuntan Profesional mematuhi prinsip dasar etika berikut
4 ini:
5 (a) Integritas, yaitu bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan
6 profesional dan bisnis.
7 (b) Objektivitas, yaitu tidak membiarkan bias, benturan kepentingan,
8 atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain, yang dapat
9 mengesampingkan pertimbangan profesional atau bisnis.
10 (c) Kompetensi dan kehati-hatian profesional, yaitu menjaga
11 pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang
12 dibutuhkan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
13 akan menerima jasa profesional yang kompeten berdasarkan
14 perkembangan praktik, peraturan, dan teknik mutakhir, serta
15 bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan teknik dan
16 standar profesional yang berlaku.
17 (d) Kerahasiaan, yaitu menghormati kerahasiaan informasi yang
18 diperoleh dari hasil hubungan profesional dan bisnis dengan
19 tidak mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga
20 tanpa ada kewenangan yang jelas dan memadai, kecuali
21 terdapat suatu hak atau kewajiban hukum atau profesional
22 untuk mengungkapkannya, serta tidak menggunakan informasi
23 tersebut untuk keuntungan pribadi Akuntan Profesional atau
24 pihak ketiga.
25 (e) Perilaku Profesional, yaitu mematuhi hukum dan peraturan yang
26 berlaku dan menghindari perilaku apa pun yang mengurangi
27 kepercayaan kepada profesi Akuntan Profesional.
28 Masing-masing prinsip dasar etika ini dijelaskan lebih rinci di Seksi
29 110-150.
30
31 Pendekatan Kerangka Konseptual
32
33 100.6 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
34 dapat berasal dari situasi dan keadaan yang dihadapi oleh Akuntan
35 Profesional. Tidak mungkin untuk menjelaskan semua situasi atau
36 keadaan yang menyebabkan timbulnya ancaman terhadap kepatuhan
37 pada prinsip dasar etika, serta menjelaskan tindakan perlindungan
38 yang sesuai. Di samping itu, sifat perjanjian dan penugasan kerja
39 mungkin berbeda, sehingga menimbulkan ancaman yang berbeda
40 dan membutuhkan perlindungan yang berbeda-beda. Oleh sebab
41 itu, Kode Etik ini menetapkan kerangka konseptual yang mewajibkan
42 Akuntan Profesional untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
43 mengatasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika.
44 Pendekatan kerangka konseptual membantu Akuntan Profesional
45 mematuhi ketentuan etika dalam Kode Etik ini dan memenuhi
1 SEKSI 110
2
3 INTEGRITAS
4
5 110.1 Prinsip integritas mewajibkan setiap Akuntan Profesional
6 untuk bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional
7 dan hubungan bisnisnya. Integritas juga berarti berterus terang dan
8 selalu mengatakan yang sebenarnya.
9
10 110.2 Akuntan Profesional tidak boleh terkait dengan laporan,
11 pernyataan resmi, komunikasi, atau informasi lain ketika Akuntan
12 Profesional meyakini bahwa informasi tersebut terdapat:
13 (a) kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan;
14 (b) pernyataan atau informasi yang dilengkapi secara sembarangan;
15 atau
16 (c) penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya
17 diungkapkan sehingga akan menyesatkan.
18 Ketika menyadari bahwa dirinya telah dikaitkan dengan informasi
19 semacam itu, maka Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah
20 yang diperlukan agar tidak dikaitkan dengan informasi tersebut.
21
22 110.3 Akuntan Profesional dianggap tidak melanggar ketentuan
23 paragraf 110.2 sepanjang Akuntan Profesional memberikan laporan
24 yang telah diperbaiki terkait dengan permasalahan yang terdapat
25 dalam paragraf tersebut.
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1 SEKSI 120
2
3 OBJEKTIVITAS
4
5 120.1 Prinsip objektivitas mewajibkan semua Akuntan
6 Profesional untuk tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau
7 pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain, yang dapat mengurangi
8 pertimbangan profesional atau bisnisnya.
9
10 120.2 Akuntan Profesional mungkin dihadapkan pada situasi
11 yang dapat mengganggu objektivitasnya. Namun tidak mungkin untuk
12 mendefinisikan dan memberikan rekomendasi atas seluruh situasi
13 yang akan dihadapi oleh Akuntan Profesional. Akuntan Profesional
14 tidak akan memberikan layanan profesional jika suatu keadaan atau
15 hubungan menyebabkan terjadinya bias atau dapat memberi pengaruh
16 yang berlebihan terhadap pertimbangan profesionalnya.
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1 SEKSI 130
2
3 KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN PROFESIONAL
4
5 130.1 Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional
6 mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk:
7 (a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat
8 yang dibutuhkan untuk menjamin klien atau pemberi kerja akan
9 menerima layanan profesional yang kompeten; dan
10 (b) Bertindak cermat dan tekun sesuai dengan standar teknis dan
11 profesional yang berlaku ketika memberikan jasa profesional.
12
13 130.2 Jasa profesional yang kompeten mensyaratkan
14 pertimbangan yang cermat dalam menerapkan pengetahuan
15 dan keahlian profesional untuk jasa yang diberikan. Kompetensi
16 profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah yaitu:
17 (a) Pencapaian kompetensi profesional; dan
18 (b) Pemeliharaan kompetensi profesional.
19
20 130.3 Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan
21 kesadaran yang berkelanjutan dan pemahaman atas perkembangan
22 teknis, profesional, dan bisnis yang relevan. Program pengembangan
23 profesional yang berkelanjutan membuat Akuntan Profesional dapat
24 mengembangkan dan memelihara kemampuannya untuk bertindak
25 secara kompeten dalam lingkungan profesional.
26
27 130.4 Ketekunan meliputi tanggung jawab untuk bertindak sesuai
28 dengan penugasan, berhati-hati, lengkap, dan tepat waktu.
29
30 130.5 Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah yang
31 rasional untuk menjamin bahwa orang-orang yang bekerja di bawah
32 kewenangannya telah memperoleh pelatihan dan pengawasan yang
33 memadai.
34
35 130.6 Ketika tepat, Akuntan Profesional menjelaskan kepada
36 klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa lain mengenai keterbatasan
37 yang melekat pada jasa atau kegiatan profesional yang diberikannya.
38
39
40
41
42
43
44
45
1 SEKSI 140
2
3 KERAHASIAAN
4
5 140.1 Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap Akuntan Profesional
6 untuk tidak melakukan hal berikut:
7 (a) Mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
8 profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar Kantor
9 Akuntan atau organisasi tempatnya bekerja tanpa diberikan
10 kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika terdapat
11 hak atau kewajiban secara hukum atau profesional untuk
12 mengungkapkannya; dan
13 (b) Menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
14 profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau
15 pihak ketiga.
16
17 140.2 Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi,
18 termasuk dalam lingkungan sosialnya, serta waspada terhadap
19 kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja terutama kepada
20 rekan bisnis dekat atau anggota keluarga dekat.
21
22 140.3 Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi yang
23 diungkapkan oleh calon klien atau pemberi kerja.
24
25 140.4 Akuntan Profesional menjaga kerahasiaan informasi di
26 dalam Kantor Akuntan atau organisasi tempatnya kerja.
27
28 140.5 Akuntan Profesional mengambil langkah-langkah yang
29 dibutuhkan untuk memastikan bahwa staf yang berada di bawah
30 pengawasannya dan orang yang memberi saran dan bantuan
31 profesional, menghormati kewajiban Akuntan Profesional untuk
32 menjaga kerahasiaan informasi.
33
34 140.6 Kewajiban untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus
35 dipertahankan, bahkan setelah berakhirnya hubungan antara
36 Akuntan Profesional dengan klien atau pemberi kerja. Ketika
37 Akuntan Profesional berpindah kerja atau mendapatkan klien baru,
38 Akuntan Profesional berhak untuk menggunakan pengalaman yang
39 diperoleh sebelumnya. Namun demikian, Akuntan Profesional tidak
40 menggunakan atau mengungkapkan setiap informasi rahasia baik
41 yang diperoleh atau diterima dari hubungan profesional atau bisnis
42 sebelumnya.
43
44
45
1 SEKSI 150
2
3 PERILAKU PROFESIONAL
4
5 150.1 Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Akuntan
6 Profesional untuk mematuhi ketentuan hukum dan peraturan yang
7 berlaku serta menghindari setiap perilaku yang Akuntan Profesional
8 tahu atau seharusnya tahu yang dapat mengurangi kepercayaan pada
9 profesi. Hal ini termasuk perilaku, yang menurut pihak ketiga yang
10 rasional dan memiliki informasi yang cukup, setelah menimbang
11 semua fakta dan keadaan tertentu yang tersedia bagi Akuntan
12 Profesional pada waktu itu, akan menyimpulkan, yang mengakibatkan
13 pengaruh negatif terhadap reputasi baik dari profesi.
14
15 150.2 Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan
16 pekerjaannya, Akuntan Profesional dilarang mencemarkan nama baik
17 profesi. Akuntan Profesional bersikap jujur dan dapat dipercaya, serta
18 tidak:
19 (a) Mengakui secara berlebihan mengenai jasa yang ditawarkan,
20 kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang diperoleh; atau
21 (b) Membuat referensi yang meremehkan atau membuat
22 perbandingan tanpa bukti terhadap pekerjaan pihak lain.
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 BAGIAN B: AKUNTAN PROFESIONAL DI PRAKTIK PUBLIK
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21 BAGIAN C: AKUNTAN PROFESIONAL DI BISNIS
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1 SEKSI 300
2
3 PENDAHULUAN
4
5 300.1 Bagian ini menjelaskan penerapan kerangka konseptual
6 di Bagian A oleh Akuntan Profesional di Bisnis dalam situasi
7 tertentu. Bagian ini tidak menjelaskan semua keadaan dan hubungan
8 yang mungkin dihadapi oleh Akuntan Profesional di Bisnis yang
9 memunculkan atau dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan
10 pada prinsip dasar etika. Dengan demikian, Akuntan Profesional di
11 Bisnis dianjurkan untuk mewaspadai keadaan dan hubungan tersebut.
12
13 300.2 Hasil pekerjaan Akuntan Profesional di Bisnis dapat
14 dijadikan acuan oleh investor, kreditur, pemberi kerja, dan komunitas
15 bisnis lain, sebagaimana juga pemerintah dan masyarakat umum.
16 Akuntan Profesional di Bisnis bertanggung jawab baik sendiri
17 ataupun bersama dengan pihak lain dalam menyusun dan melaporkan
18 informasi keuangan dan informasi lain, yang dijadikan acuan oleh
19 organisasi tempatnya bekerja dan pihak ketiga. Akuntan Profesional
20 di Bisnis juga dapat bertanggung jawab dalam mengelola keuangan
21 secara efektif dan memberi nasihat yang kompeten dalam beragam
22 permasalahan terkait bisnis
23
24 300.3 Akuntan Profesional di Bisnis dapat berperan sebagai
25 karyawan, rekan, direktur, komisaris, manajer sekaligus pemilik,
26 relawan, atau lainnya, yang bekerja pada satu atau lebih organisasi.
27 Bentuk hukum hubungan dengan organisasi tempatnya bekerja, jika
28 ada, tidak berkaitan dengan tanggung jawab etika sebagai Akuntan
29 Profesional di Bisnis
30
31 300.4 Akuntan Profesional di Bisnis memiliki tanggung jawab
32 untuk mendukung organisasi tempatnya bekerja mencapai tujuannya.
33 Kode Etik ini tidak dimaksudkan untuk menghalangi Akuntan
34 Profesional di Bisnis memenuhi tanggung jawab tersebut, namun
35 lebih bertujuan untuk menjelaskan keadaan yang dapat mengurangi
36 kepatuhan pada prinsip dasar etika.
37
38 300.5 Akuntan Profesional di Bisnis mungkin menduduki jabatan
39 yang tinggi dalam organisasi. Semakin tinggi jabatan, maka semakin
40 besar kesempatan dan kemampuannya untuk memengaruhi peristiwa,
41 praktik, dan perilaku. Akuntan Profesional di Bisnis didorong untuk
42 mendukung budaya organisasi yang berbasis etika yang menekankan
43 pentingnya manajemen senior untuk berperilaku etis.
44
45
1 SEKSI 310
2
3 BENTURAN KEPENTINGAN
4
5 310.1 Akuntan Profesional di Bisnis mungkin menghadapi
6 benturan kepentingan ketika melakukan kegiatan profesionalnya.
7 Benturan kepentingan dapat memunculkan ancaman terhadap prinsip
8 objektivitas dan prinsip dasar etika yang lain. Ancaman tersebut
9 dapat muncul ketika:
10 • Akuntan profesional melakukan suatu kegiatan profesional
11 terkait dengan permasalahan tertentu bagi dua pihak atau lebih
12 yang memiliki kepentingan yang berbenturan; atau
13 • Kepentingan Akuntan Profesional atas suatu permasalahan
14 tertentu berbenturan dengan berkepentingan pihak yang
15 menerima jasa dari Akuntan Profesional yang bersangkutan.
16 Pihak yang mungkin terlibat dalam benturan kepentingan mencakup
17 organisasi tempatnya bekerja, pemasok, pelanggan, pemberi pinjaman,
18 pemegang saham, atau pihak lain.
19 Akuntan Profesional tidak membiarkan benturan kepentingan
20 mengurangi pertimbangan profesional atau bisnis.
21
22 310.2 Contoh situasi yang memunculkan benturan kepentingan
23 termasuk:
24 • Berposisi sebagai manajemen di dua organisasi dan memperoleh
25 informasi rahasia dari satu organisasi yang dapat digunakan
26 untuk menguntungkan atau merugikan organisasi yang lain.
27 • Melakukan kegiatan profesional untuk dua pihak dalam suatu
28 persekutuan untuk membantu mereka secara terpisah dalam
29 proses pembubaran persekutuan.
30 • Menyusun informasi keuangan bagi anggota manajemen tertentu
31 dari entitas tempatnya bekerja yang sedang berupaya untuk
32 melakukan pembelian atas entitas tersebut (management buy-
33 out).
34 • Bertanggung jawab memilih pemasok bagi organisasi tempatnya
35 bekerja ketika terdapat anggota keluarga batih dari Akuntan
36 Profesional yang akan memperoleh keuntungan keuangan dari
37 transaksi tersebut.
38 • Berposisi sebagai penanggung jawab tata kelola organisasi
39 tempatnya bekerja yang berwenang untuk memberikan
40 persetujuan investasi, yang salah satu pilihan investasinya
41 akan meningkatkan nilai portfolio investasi pribadi Akuntan
42 Profesional atau anggota keluarga batih.
43
44 310.3 Ketika melakukan identifikasi dan evaluasi atas kepentingan
45 dan hubungan yang dapat memunculkan benturan kepentingan dan
1 SEKSI 320
2
3 PENYUSUNAN DAN PELAPORAN INFORMASI
4
5 320.1 Akuntan Profesional di Bisnis seringkali terlibat dalam
6 proses penyusunan dan pelaporan informasi, baik untuk kepentingan
7 publik maupun yang digunakan oleh pihak lain di dalam maupun di
8 luar organisasi tempatnya bekerja. Informasi tersebut dapat mencakup
9 informasi keuangan atau informasi manajemen, seperti proyeksi dan
10 anggaran, laporan keuangan, diskusi dan analisis manajemen, dan
11 surat representasi manajemen yang disediakan bagi auditor selama
12 proses audit laporan keuangan. Akuntan Profesional di Bisnis
13 menyusun atau menyajikan informasi tersebut secara wajar, jujur,
14 dan sesuai dengan standar profesional yang berlaku, sehingga dapat
15 dimengerti dalam konteks pelaporannya.
16
17 320.2 Akuntan Profesional di Bisnis yang memiliki tanggung
18 jawab dalam menyusun atau menyetujui laporan keuangan untuk
19 tujuan umum dari organisasi tempatnya bekerja, meyakini bahwa
20 laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan standar akuntansi
21 keuangan yang berlaku.
22
23 320.3 Akuntan Profesional di Bisnis mengambil langkah rasional
24 untuk memelihara informasi yang menjadi tanggung jawabnya
25 dengan cara:
26 (a) Menjelaskan dengan gamblang mengenai sifat sebenarnya dari
27 transaksi bisnis, aset, atau liabilitas;
28 (b) Mengklasifikasikan dan mencatat informasi secara tepat waktu
29 dan dengan cara yang tepat; dan
30 (c) Menyajikan fakta secara akurat dan lengkap dalam semua hal
31 yang material.
32
33 320.4 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika,
34 seperti ancaman kepentingan pribadi atau ancaman intimidasi
35 terhadap prinsip integritas, objektivitas, atau kompetensi dan kehati-
36 hatian profesional, dapat muncul ketika Akuntan Profesional di Bisnis
37 mendapat tekanan (baik dari luar atau dari kemungkinan perolehan
38 keuntungan pribadi) untuk menyusun atau melaporkan informasi
39 yang menyesatkan atau dikaitkan dengan informasi yang menyesatkan
40 melalui tindakan pihak lain.
41
42 320.5 Signifikansi dari ancaman tersebut akan bergantung pada
43 faktor seperti sumber tekanan dan budaya organisasi di dalam
44 organisasi tempatnya bekerja. Akuntan Profesional di Bisnis waspada
45 terhadap prinsip integritas yang mewajibkan seluruh Akuntan
1 SEKSI 330
2
3 BERTINDAK DENGAN KEAHLIAN YANG MEMADAI
4
5 330.1 Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional
6 mensyaratkan Akuntan Profesional di Bisnis hanya melaksanakan
7 tugas signifikan ketika memiliki, atau dapat memperoleh, pelatihan
8 atau pengalaman tertentu yang memadai. Akuntan Profesional di Bisnis
9 tidak boleh dengan sengaja menyesatkan pemberi kerja mengenai
10 tingkat keahlian atau pengalaman yang dimilikinya, ataupun gagal
11 memperoleh nasihat dan bantuan ahli ketika diperlukan.
12
13 330.2 Keadaan berikut dapat memunculkan ancaman bagi
14 Akuntan Profesional di Bisnis dalam melaksanakan tugasnya dengan
15 tingkat kompetensi dan kehati-hatian profesional yang memadai:
16 • Waktu yang tidak mencukupi dalam melaksanakan atau
17 menyelesaikan tugas.
18 • Informasi yang tidak lengkap dan terbatas, atau tidak cukupnya
19 informasi dalam melaksanakan tugas.
20 • Pengalaman, pelatihan, dan atau pendidikan yang tidak memadai.
21 • Sumber daya yang tidak cukup dalam melaksanakan tugas
22 dengan tepat.
23
24 330.3 Signifikansi ancaman akan bergantung pada beberapa faktor
25 seperti sejauh mana Akuntan Profesional di Bisnis bekerja dengan
26 pihak lain, senioritas di bisnis, dan tingkat pengawasan dan telaahan
27 yang dilakukan atas pekerjaan. Signifikansi ancaman dievaluasi dan
28 perlindungan diterapkan ketika diperlukan untuk menghilangkan
29 atau mengurangi ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat
30 diterima. Contoh perlindungan tersebut termasuk:
31 • Diperolehnya nasihat atau pelatihan tambahan.
32 • Dipastikannya kecukupan waktu dalam melaksanakan tugas.
33 • Diperolehnya bantuan dari seseorang dengan keahlian yang
34 dibutuhkan.
35 • Dilakukan konsultasi dengan, ketika diperlukan:
36 o Atasan di dalam organisasi tempat kerja;
37 o Ahli independen; atau
38 o Ikatan Akuntan Indonesia
39
40 330.4 Ketika ancaman tidak dapat dihilangkan atau dikurangi
41 sampai ke tingkat yang dapat diterima, maka Akuntan Profesional
42 di Bisnis menentukan menolak tidaknya melaksanakan tugas yang
43 dipermasalahkan. Jika Akuntan Profesional memutuskan untuk
44 menolak, maka alasan penolakan dikomunikasikan secara jelas.
45
1 SEKSI 340
2
3 KEPENTINGAN KEUANGAN, KOMPENSASI, DAN INSENTIF
4 TERKAIT DENGAN PELAPORAN KEUANGAN DAN
5 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
6
7 340.1 Akuntan Profesional di Bisnis mungkin mempunyai
8 kepentingan keuangan termasuk kepentingan keuangan yang
9 timbul dari program kompensasi atau insentif, atau mungkin
10 mengetahui kepentingan keuangan dari anggota keluarga batih atau
11 keluarga sedarah dan semenda, yang dalam keadaan tertentu dapat
12 memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika.
13 Misalnya, ancaman kepentingan pribadi terhadap prinsip objektivitas
14 atau kerahasiaan dapat muncul dari motif dan kesempatan untuk
15 memanipulasi informasi yang berpengaruh terhadap harga saham
16 untuk memperoleh keuntungan keuangan. Contoh keadaan yang
17 dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi termasuk situasi
18 ketika Akuntan Profesional di Bisnis atau anggota keluarga batih atau
19 keluarga sedarah dan semenda:
20 • Memiliki kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung
21 di organisasi tempatnya bekerja dan nilainya dapat dipengaruhi
22 secara langsung oleh keputusan yang dibuat oleh Akuntan
23 Profesional di Bisnis;
24 • Berhak untuk mendapatkan bonus yang dikaitkan dengan laba,
25 dan nilainya dapat dipengaruhi secara langsung oleh keputusan
26 yang dibuat oleh Akuntan Profesional di Bisnis;
27 • Memiliki hak secara langsung atau tidak langsung atas bonus
28 kepemilikan saham yang ditangguhkan (deferred bonus share
29 entitlements) atau opsi saham organisasi tempatnya bekerja, yang
30 nilainya dapat dipengaruhi secara langsung oleh keputusan yang
31 dibuat oleh Akuntan Profesional di Bisnis;
32 • Ikut serta dalam program kompensasi yang memberi insentif atas
33 pencapaian target kinerja atau upaya untuk memaksimalkan nilai
34 saham organisasi tempatnya bekerja, misalnya, melalui program
35 insentif jangka panjang yang dikaitkan dengan pencapaian
36 kinerja tertentu.
37
38 340.2 Ancaman kepentingan pribadi yang muncul dari program
39 kompensasi atau insentif mungkin meningkat secara berlipat ganda
40 ketika terdapat tekanan dari atasan atau rekan kerja yang ikut serta
41 dalam program yang sama. Misalnya, program tersebut memberikan
42 saham organisasi tempatnya bekerja tanpa biaya atau dengan sedikit
43 biaya bagi karyawan yang berhak yang memenuhi kriteria kinerja
44 tertentu. Dalam beberapa kasus, nilai saham yang diterima mungkin
45 jauh lebih besar daripada gaji dasar Akuntan Profesional di Bisnis.
1 SEKSI 350
2
3 BUJUKAN
4
5 Menerima Penawaran
6
7 350.1 Akuntan Profesional di Bisnis, anggota keluarga batih, atau
8 anggota keluarga sedarah dan semenda mungkin ditawari bujukan
9 dalam berbagai bentuk termasuk hadiah, layanan, perlakuan istimewa,
10 dan tawaran yang tidak sepantasnya berdasarkan pertemanan atau
11 loyalitas.
12
13 350.2 Bujukan dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan
14 pada prinsip dasar etika. Ketika Akuntan Profesional di Bisnis atau
15 anggota keluarga batih atau keluarga sedarah dan semenda ditawari
16 bujukan, maka dilakukan evaluasi atas situasi tersebut. Ancaman
17 kepentingan pribadi terhadap prinsip kerahasiaan atau objektivitas
18 muncul ketika bujukan diberikan dalam upaya untuk memengaruhi
19 tindakan atau keputusan, mendorong perilaku ilegal atau tidak jujur,
20 atau memperoleh informasi rahasia. Ancaman intimidasi terhadap
21 prinsip objektivitas atau kerahasiaan muncul jika bujukan tersebut
22 diterima dan diikuti dengan ancaman untuk mempublikasi dan
23 merusak reputasi, baik Akuntan Profesional di Bisnis maupun anggota
24 keluarga batih atau keluarga sedarah dan semenda.
25
26 350.3 Keberadaan dan signifikansi dari setiap ancaman
27 bergantung pada sifat, nilai, dan maksud di balik tawaran yang
28 diberikan. Jika pihak ketiga yang rasional dan memiliki informasi
29 yang cukup, dengan mempertimbangkan berbagai fakta dan kondisi,
30 akan menganggap bahwa tawaran tersebut tidak signifikan dan
31 tidak dimaksudkan untuk mendorong perilaku tidak beretika, maka
32 Akuntan Profesional di Bisnis dapat menyimpulkan bahwa tawaran
33 tersebut merupakan hal yang wajar dalam bisnis dan tidak ada
34 ancaman signifikan terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika.
35
36 350.4 Signifikansi setiap ancaman dievaluasi dan perlindungan
37 diterapkan ketika diperlukan untuk menghilangkan atau mengurangi
38 ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat diterima. Ketika
39 perlindungan yang diterapkan tidak dapat menghilangkan atau
40 mengurangi ancaman sampai ke tingkat yang dapat diterima, maka
41 Akuntan Profesional di Bisnis tidak menerima bujukan tersebut. Karena
42 ancaman yang nyata atau jelas terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
43 etika tidak hanya muncul dari penerimaan bujukan tetapi dari fakta
44 adanya tawaran, maka perlindungan tambahan diterapkan. Akuntan
45 Profesional di Bisnis mengevaluasi setiap ancaman yang muncul dari
1 SEKSI 360
2
3 MERESPONS KETIDAKPATUHAN PADA HUKUM DAN
4 PERATURAN
5
6 Tujuan
7
8 360.1 Akuntan Profesional di bisnis mungkin menghadapi atau
9 menyadari adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan pada
10 hukum dan peraturan ketika melaksanakan kegiatan profesional.
11 Tujuan dari Seksi ini adalah untuk menetapkan tanggung jawab
12 Akuntan Profesional ketika menghadapi adanya ketidakpatuhan
13 atau dugaan ketidakpatuhan tersebut, serta memberikan panduan
14 bagi Akuntan Profesional dalam menilai implikasi dari permasalahan
15 dan tindakan yang mungkin dilakukan ketika menanggapinya. Seksi
16 ini diterapkan, terlepas dari sifat dari organisasi tempatnya bekerja,
17 termasuk apakah organisasi tersebut merupakan atau tidak merupakan
18 entitas dengan kepentingan publik.
19
20 360.2 Ketidakpatuhan pada hukum dan peraturan
21 ("ketidakpatuhan") mencakup tindakan kelalaian atau perbuatan
22 jahat yang disengaja maupun tidak disengaja, yang dilakukan oleh
23 organisasi tempat Akuntan Profesional bekerja, penanggungjawab
24 tata kelola, manajemen, atau individu lain yang bekerja untuk atau
25 di bawah arahan organisasi tempatnya bekerja yang bertentangan
26 dengan hukum atau peraturan yang berlaku.
27
28 360.3 Ketentuan hukum atau peraturan mungkin mengatur
29 tindakan yang harus dilakukan Akuntan Profesional ketika menghadapi
30 adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan, yang mungkin
31 berbeda dengan atau melebihi yang diatur dari Seksi ini. Ketika
32 menghadapi adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan,
33 maka Akuntan Profesional bertanggung jawab untuk mendapatkan
34 pemahaman atas ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku serta
35 mematuhinya, termasuk setiap ketentuan untuk melaporkan hal
36 tersebut kepada otoritas dan setiap larangan untuk memperingatkan
37 pihak terkait sebelum membuat pengungkapan, misalnya, sesuai
38 dengan undang-undang anti pencucian uang.
39
40 360.4 Ciri pembeda profesi akuntansi adalah kesediaannya
41 menerima tanggung jawab untuk bertindak bagi kepentingan publik.
42 Ketika meresponsadanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan,
43 tujuan dari Akuntan Profesional adalah:
44 (a) mematuhi prinsip integritas dan perilaku profesional;
45 (b) mengingatkan manajemen atau, jika sesuai, penanggung jawab
1 DEFINISI
2
3 Berikut definisi istilah yang digunakan dalam Kode Etik ini:
4
5 Ahli eksternal Seseorang (bukan rekan atau anggota staf profesional,
6 termasuk staf sementara, dari Kantor Akuntan atau Jaringan Kantor
7 Akuntan) atau organisasi yang memiliki kemampuan, pengetahuan,
8 dan pengalaman dalam bidang selain akuntansi atau audit, yang
9 bekerja di bidang tersebut dalam rangka mendukung Akuntan
10 Profesional untuk mendapatkan bukti yang cukup memadai.
11
12 Akuntan Profesional Seorang individu yang merupakan anggota
13 utama Ikatan Akuntan Indonesia.
14
15 Akuntan Profesional di bisnis Seorang akuntan Profesional yang
16 bekerja atau terikat dalam kapasitas eksekutif atau noneksekutif di
17 berbagai bidang seperti perdagangan, industri, jasa, sektor publik,
18 pendidikan, sektor nirlaba, badan regulator atau organisasi profesi,
19 atau Akuntan Profesional yang dikontrak oleh entitas tersebut.
20
21 Akuntan Profesional di praktik publik Seorang Akuntan Profesional
22 di Kantor Akuntan, tanpa memandang klasifikasi fungsinya (misalnya,
23 audit, pajak, atau konsultansi), yang menyediakan jasa profesional.
24 Istilah ini juga digunakan untuk mengacu pada kantor dari Akuntan
25 Profesional di praktik publik.
26
27 Akuntan yang sedang bertugas Akuntan Profesional di praktik
28 publik yang saat ini memiliki penugasan audit atau melaksanakan
29 akuntansi, perpajakan, konsultasi, atau jasa profesional serupa untuk
30 suatu klien.
31
32 Direktur, komisaris, atau pejabat Pihak penanggung jawab tata
33 kelola suatu entitas, atau bertindak dalam kapasitas setara, tanpa
34 memandang jabatannya.
35
36 Entitas berelasi Suatu entitas yang memiliki hubungan berikut
37 dengan klien:
38 (a) Entitas yang memiliki pengendalian langsung atau tidak langsung
39 atas klien jika klien bersifat material bagi entitas tersebut;
40 (b) Entitas dengan kepentingan keuangan langsung di klien jika
41 entitas tersebut memiliki pengaruh signifikan atas klien dan
42 kepentingan di klien bersifat material bagi entitas tersebut;
43 (c) Entitas yang dikendalikan secara langsung atau tidak langsung
44 oleh klien;
45 (d) Entitas yang klien, atau entitas berelasi dengan klien di huruf
1 TANGGAL EFEKTIF
2
3 Kode Etik ini berlaku efektif pada 1 Januari 2017
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45