Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kata Geologi berasal dari kata Yunani, geos berarti bumi dan logos yang berarti
ilmu. Jadi Geologi adalah Ilmu yang mempelajari material bumi secara menyeluruh,
termasuk asal mula, struktur, penyusun kerak bumi, proses - proses yang berlangsung
selama dan atau setelah pembentukannya, dan yang sedang berlangsung, hingga
menjadikan keadaan bumi seperti saat ini.
Geologi pada masa kini (Geologi Modern) dibagi menjadi 2 bagian yang saling
berhubungan erat dan bahkan dianggap sebagai ilmu yang terpisah. Ilmu-ilmu
tersebut:
1. Dinamic Geology (Physical Geology), yaitu ilmu geologi yang mempelajari
sebab-sebab atau proses-proses yang berhubungan dengan perubahan bumi atau
dinamika bumi.
2. Historycal Geology, yaitu ilmu geologi yang mempelajari perubahan-
perubahan pada lapisan-lapisan bumi khususnya kerak bumi dari masa ke masa,
dan hubungan antara perkembangan dunia organik dengan lapisan kulit (kerak)
bumi.
1
Gambar 1.1
Sumber : http://riise-aeza.blogspot.co.id/2012/03/ruang-lingkup-geologi.html
Ilmu geologi terus berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu-ilmu yang
menjadi dasar geologi. Cabang-cabang ilmu geologi tersebut diantaranya :
1. Mineralogi
Ilmu yang mempelajari mineral, komposisi, bagaimana terjadinya, struktur
kristal, sifat-sifat dan ciri-ciri fisik mineral yang terdapat dalam bumi,
manfaatnya bagi manusia serta dampaknya terhadap sifat dan ciri tanah.
2. Petrologi
Ilmu yang mempelajari batuan, asal mula kejadiannya, struktur, tekstur, sifat-
sifat batuan penyusun, manfaatnya, dan klasifikasi atau pengelompokkan
berbagai macam batuan yang terdapat di atas permukaan bumi.
3. Stratigrafi
Ilmu yang mendeskripsikan dan mempelajari lapisan-lapisan bebatuan baik
dari penyebarannya, komposisi, ketebalan, umur, keseragaman, sifat lapisan
maupun proses terjadinya lapisan.
4. Paleontologi
Ilmu yang mempelajari tentang keadaan fosil-fosil dan sisa-sisa dari jejak
kehidupan di masa lalu yang terkandung dalam batuan yang dapat
mengungkap sejarah masa lalu. Tujuan pengetahuan ini yaitu pengenalan fosil.
Berdasarkan jenis dan ukuran fosil, paleontologi dapat dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu :
a. Makropaleontologi
Ilmu yang mempelajari sisa atau jejak kehidupan dengan cara
megaskopis, yaitu dengan mata telanjang tanpa bantuan alat.
b. Mikropaleontologi
Ilmu yang mempelajari sisa-sisa atau jejak kehidupan masa lampau
dengan cara pengamatan mikroskopis, yaitu dengan bantuan alat
2
mikroskop sebagai alat pembesar. Objeknya berupa fosil-fosil yang
berukuran mikro.
5. Vulkanologi
Ilmu yang mempelajari tentang sifat, ciri, pembentukan gunung api, serta
pengaruhnya terhadap kehidupan.
6. Seismologi
Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat gerakan kerak bumi berupa gempa
bumi serta dampaknya terhadap susunan kerak bumi dan bentuk permukaan
bumi.
7. Sedimentologi
Ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk batuan endapan (batuan sedimen),
meliputi klasifikasi, jenis dan macamnya, serta pembentukannya.
8. Geologi Struktur
Ilmu yang mempelajari bentuk dan konfigurasi batuan di kerak bumi yang
terdeformasi, dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser, atau terlipat
menjadi pegunungan lipatan, serta hubungannya dengan jenis-jenis batuan
yang terbentuk di kerak bumi. Deformasi itu sendiri adalah perubahan bentuk,
dimensi, dan posisi dari suatu materi baik merupakan bagian dari alam
ataupun buatan manusia dalam skala waktu dan ruang.
9. Geologi Pertambangan
Ilmu yang mempelajari tentang kandungan mineral atau bahan-bahan tambang
yang memungkinkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri atau
keperluan lainnya.
10. Geomorfologi
Ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi dan proses-proses alam yang
membentuknya, menganalisis dan menginterpretasi sejarah bentang alamnya,
serta pengaruhnya terhadap kondisi setempat.
3
11. Geologi Minyak
Ilmu yang mempelajari tentang kemungkinan adanya bahan fosil yang dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar (sumber energi) seperti halnya minyak dan
gas bumi.
12. Geofisika
Ilmu yang mempelajari tentang pembentukan keadaan permukaan bumi dan
atmosfer seperti perubahan iklim dan beberapa sifat-sifat fisik bumi secara
keseluruhan termasuk gempa, gaya berat, gaya magnet, gradien suhu, dan
sebagainya yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.
13. Geokimia
Ilmu yang mempelajari komposisi (kimia) dalam bumi, keberadaan unsur-
unsur isotop di bumi, penyebaran unsur-unsur tertentu di berbagai tempat,
sistem penyusun bumi yang dilihat dari aspek kimia seperti kelarutan dan
karakteristik unsur dalam tanah.
4
1.3 Hubungan Geologi dengan Ilmu Lainnya
5
Definisi klasik dan definisi modern. :
a. Definisi klasik geodesi : Ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan
pemetaan bumi yang juga termasuk permukaan dasar laut.
b. Definisi modern geodesi : Ilmu yang mempelajari pengukuran dan
penampakan dari bumi dan benda-benda langit lainnya.
BAB II
6
TERJADINYA BUMI
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai
tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-
bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu
planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti
apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada
porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem
tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air
laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita. Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi
dari beberapa teori:
Gambar 2.1
Sumber : http://lumajang-zone.blogspot.co.id/2011/02/big-bang-teori-
terbentuknya-jagat-raya.html
7
Berdasarkan Teori Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan
milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang
berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan
bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di
pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu
meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan
nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula
tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama
Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu,
bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga
membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian,
gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Teori Planetesimal
Gambar 2.2
Sumber : http://carlez666.blogspot.co.id/2013/06/teori-terjadinya-tata-
surya.html
Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan
oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya
telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh
8
sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian
matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan
yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian
mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut
planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet,
dan salah satunya adalah planet Bumi kita.
Gambar 2.3
Sumber : http://destypurworejo.blogspot.co.id/2014/03/teori-asal-usul-tata-
surya.html
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan
analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan
proses terjadinya Bumi. Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang
dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka
terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa
di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya
tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan
berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi
kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan).
Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya.
9
Teori Bintang Kembar
Gambar 2.4
Sumber : http://itbecomefind.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-pembentukan-muka-
bumi.html
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori
ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak
sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan
bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak
meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-
planet yang mengelilinginya
Gambar 2.5
Sumber : http://adityasaputraugm.blogspot.co.id/2013/02/5-teori-terbentuknya-
bumi.html
10
Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya
pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan
gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat
kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi
(60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam
gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh
gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar
biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa
matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu. Dalam lidah yang panas ini
terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah
menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang
menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-
planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari
dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan
lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada
planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
11
Gambar 2.6
Sumber : https://dedekusn.wordpress.com/2012/04/17/serba-serbi-gempa-jenis-
jenis-gempa-proses-terjadinya/
Tahun 1912, seorang ahli meteorologi dan fisika Jerman, Alferd Wegener
mengemukakan tentang konsep pengapungan benua. Hipotesanya yaitu bumi pada
awalnya hanya terdiri dari satu benua (super continent) yang disebut Pangaea dan
dikelilingi oleh lautan yang dainamakan Panthalassa. Kemudian Pangaea ini pecah
menjadi benua-benua yang lebih kecil dan bergerak ke tempatnya seperti sekarang ini.
Hal ini didukung oleh bukti kesamaan garis pantai, kesamaan fosil kesamaan struktur
dan batuan antar benua.
Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer padat dan
kaku yang terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Selubung
bagian atas bumi merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan
hampir mendekati cair sehingga wajarlah kalau lempeng litosfer yang padat dapat
bergerak di atasnya. Kerak bumi (litosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang
sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan
sangat panas. Ada dua jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh
batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan
kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera. Kerak
bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang
12
mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerak bumi ini pecah menjadi beberapa
bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerak bumi. Dengan demikian lempeng
dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya.
Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang disokong oleh magma di
bagian bawahnya. Lempeng tektonik bebas untuk menggesek satu sama lain.
Pergerakan antar lempeng tektonik tidak berjalan secara perlahan – lahan. Pergeseran
antara tanah dan batuan yang membentuk lempeng tektonik, berjalan tersentak –
tersentak, dan menyebabkan gempa bumi. Dalam peristiwa gempa bumi, penyebab
utama dari semua pergerakan lempeng adalah gravitasi. Lempeng litosfer yang kita
kenal sekarang ini ada 6 lempeng besar, yaitu lempeng Eurasia, Amerika utara,
Amerika selatan, Afrika, Pasifik, dan Hindia Australia. Lempeng-lempeng tersebut
bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di dalam selubung dan bersifat
kampir melebur atau hampir berbentuk cair). Karena hal tersebut, maka terjadi
interaksi antar lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat berbentuk :
1. Batas Divergen
Gambar 2.7
Sumber : http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/12/perkembangan-bumi.html
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan
terbelah, membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini
menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada
lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift
13
valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh
tersebut. Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu
contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di
sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan
Benua Amerika.
2. Batas Konvergen
Gambar 2.8
Sumber : http://hmgi.or.id/mengenal-batas-lempeng-tektonik-dan-ciri-
morfologinya/
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi,
yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one
slip beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke
bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona
tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa.
Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches)
juga terbentuk di wilayah ini. Pada daerah konvergen terjadi perusakan litosfer
yang berlebihan. Tumbukan pada zona konvergen ini dipengaruhi oleh tipe
material yang terlibat. Tumbukan itu dapat berupa :
3. Batas Transform
Gambar 2.9
Sumber : http://murzhong.blogspot.com/2013/03/about-earth.html
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling
15
memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai
sesar ubahan-bentuk (transform fault).
Pendapat yang banyak diterima mengenai penyebab kempeng bergerak saat ini
adalah karena adanya arus konveksi di dalam selubung atau mantel. Sebagai energi
dalam hal ini adalah panas bumi. Panas bumi menyebar ke luar pusat bumi sepanjang
waktu. Konveksi di dalam bumi dikendalikan oleh gravitasi dan sifat-sifat batuan
yang mengkerut bila mendingin. Hal ini berarti litosfer samudra lebih berat dari
selubung di bawahnya. Sedangkan gaya gravitasi yang menarik lempeng ini cukup
kuat untuk menendalikan mantel..
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu
lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang
lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang.
Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah
berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan
meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan
samudra. Dalam teori tektonik lempeng, terdapat 4 hukum, diantaranya adalah :
1. Hukum Horizontalitas
Lapisan – lapisan sedimen diendapkan mendekati horizontal, dan pada
dasarnya sejajar dengan bidang permukaan dimana lapisan sedimen tersebut
diendapkan.
2. Hukum Inklusi
Jika ada fragmen batuan A pada batuan B, maka batuan A lebih tua dari batuan
B.
3. Hukum Kesinambungan
Proses yang terjadi di alam masa kini, juga terjadi pada masa lampau. Lapisan
sedimen tidak mungkin terpotong secara tiba-tiba.
4. Hukum Faunal Suksesi
Menganalisis suatu jenis batuan apakah dia mengandung fosil atau tidak.
Dapat menginterpretasikan unsur batuan.
BAB III
16
MINERAL DAN BATUAN
Batuan
Jenis batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu Batuan
Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Malihan atau Metamorfis. Penelitian yang
dilakukan oleh para ahli menyimpulkan bahwa batuan beku merupakan nenek
moyang dari batuan lainnya melalui gambaran tentang permukaan luar bumi yang
terdiri dari batuan beku yang seiring dengan berjalannya waktu terbentuklah
kelompok-kelompok batuan lainnya. Proses perubahan kelompok batuan menjadi
kelompok batuan lain dinamakan daur batuan.
James Hutton menjelaskan bahwa dalam daur batuan tersebut terjadi oleh
pendinginan dan pembekuan magma yang berupaka lelehan silikat yang dapat terjadi
di bawah atau di atas permukaan bumi melalui erupsi gunung berapi. Saat batuan
beku tersingkap di permukaan, maka akan bereaksi dengan atmosfir dan hidrosfir
sehingga terjadi proses pelapukan.
3.2 Terjadinya Mineral dan Batuan
17
Proses Terjadinya Mineral
Adapun proses pembentukan mineral antara lain sebagai berikut:
a. Proses Magmatik
Proses ini merupakan proses pembentukan mineral dengan cara pemisahan
magma, yang diakibatkan oleh pendinginan dan penurunan temperature
dan membentuk satu atau lebih jenis batuan beku. Contoh: Platina, Timah,
Intan, Tembaga.
c. Proses Hidrotermal
Merupakan proses pengendapan larutan sisa magma yang keluar melalui
rekahan pada temperatur yang cukup rendah. Contoh: Kuarsa, Klorit,
Kalkosit.
d. Proses Pegmatit
Proses ini merupakan kelanjutan dari proses magmatik dimana larutan sisa
magma akan mengalami pendinginan atau penurunan temperatur. Contoh:
Grapit, Kuarsa, Pirit.
e. Proses Karbonatit
Merupakan proses pembentukan batuan sedimen terutama yang disusun
oleh mineral-mineral karbonat. Contoh: Dolomit.
f. Skarn
Merupakan proses pembentukan mineral pada batuan samping dengan
terjadinya kontak antara batuan sumber dan batuan karbonat.
g. Sublimasi
18
Merupakan proses pembentukan mineral dan batuan yang terjadi akibat
proses pemadatan dari uap/gas yang berasal dari magma. Contoh: Sulfur.
19
Sifat Fisik Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah
dengan caramengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral
adalah (1) bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna, (5)
kekerasan, (6) goresan, dan (7) kilap. Adapun carayang kedua adalah melalui
analisa kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnyasangat mahal
dan memakan waktu yang lama.
1. Bentuk kristal (crystall form)
Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa
mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yangkhas. Tetapi
apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentukkristalnya
juga akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnyayang
khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai
akibatdari susunan kristalnya didalam.
2. Berat jenis (specific gravity)
Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh
unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsurtersebut dalam
susunan kristalnya. Umumnya “mineral-mineral pembentuk batuan”, mempunyai
berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal
didalamnyaberkisar antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis
19.3.
20
tertentudidalamnya. Sebagai contoh warna gelap dipunyai mineral,
mengindikasikan terdapatnyaunsur besi. Disisi lain mineral dengan warna terang,
diindikasikan banyak mengandungaluminium.
5. Kekarasan (hardness):
Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalahdengan
mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatumineral
terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah
tergores(scratching).Kekerasan suatu mineral bersifat relatif, artinya apabila dua
mineral saling digoreskansatu dengan lainnya, maka mineral yang tergores adalah
mineral yang relatif lebih lunakdibandingkan dengan mineral lawannya. Skala
kekerasan mineral mulai dari yang terlunak(skala 1) hingga yang terkeras (skala
10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai SkalaKekerasan Mohs.
Tabel 3.1
Skala Kekerasan Relatif Mineral (Mohs)
Sumber : http://rio-simatupang01.blogspot.co.id/2011/02/mineral-dan-
batuan-chapter-1.html
21
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan padabidangnya, seperti pada
mineral kuarsa dan pyrit, yang sangat jelas dan khas.
7. Kilap (luster):
Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaansuatu
mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam dan Kilap Non-
Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap
sutera, kelapresin, dan kilap tanah.
22
Gambar 3.13 Struktur Kristal ( Sperssatite )
Sumber : https://www.academia.edu/5433056/Bab_3._Mineral_dan_Batuan
23
Sumber : https://www.academia.edu/5433056/Bab_3._Mineral_dan_Batuan
24
Sumber : https://www.academia.edu/5433056/Bab_3._Mineral_dan_Batuan
25
antara 3.27 – 3.37,tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah
yang kurang sempurna.
Gambar 3.19 – Olivine
Sumber : https://www.academia.edu/5433056/Bab_3._Mineral_dan_Batuan
3. Mineral non-ferromagnesium.
- Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning
muda, coklat , hijauatau merah. BD. berkisar antara 2.8 – 3.1.
26
- Felspar : Merupakan mineral pembentuk batuan yang
paling banyak. Namanya jugamen
cerminkan bahwa mineral ini
dijumpai hampir disetiap
lapangan. “Feld” dalam
bahasaJerman adalah lapangan
(Field). Jumlahnya didalam kerak
4. Mineral oksida.
27
Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan
unsurtertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida
umumnya lebih kerasdibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga
lebih berat kecuali sulfida. Unsur yangpaling utama dalam oksida adalah besi,
Chroom, mangan, timah dan aluminium.
5. Mineral Sulfida.
Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentudengan
sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri.
Beberapadari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai
ekonomis, atau bijih, seperti pirit, chalcocite, galena, dan sphalerit.
6. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat.
Merupakan persenyawaan dengan ion, dan disebut “karbonat”, umpamanya
persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO dikenal
sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan
utama yangmembentuk batuan sedimen.
28
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaanbumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava
yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjukmengenai
proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini
diantaranya:
a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang
terlihat seragam.
b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai
lapisan
c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal sepertibatang pensil.
d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-
gumpal. Hal inidiakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan
air.
e.Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada ba
tuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat
pembekuan.
f.Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh min
eral lain sepertikalsit, kuarsa atau zeolit
g. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya
kesejajaran mineral padaarah tertentu akibat aliran
29
Gambar 3.2 Struktur Batuan Beku Intrusif
Sumber : https://www.academia.edu/5433056/Bab_3._Mineral_dan_Batuan
Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan
disekitarnya, jenis jenis dari tubuhbatuan ini yaitu :
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan
perlapisan batuandisekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuanyang asalnya datar menjadi melengkung akibat
penerobosan tubuh batuan ini,sedangkan bagian dasarnya tetap datar.
Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mildengan kedalaman
ribuan meter.
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari
laccolith, yaitu bentuktubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith
memiliki diameter yang lebih besardari laccolith, yaitu puluhan sampai
ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin
yang telah terbentuksebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara
ratusan sampai ribuan kilometer
30
Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan
disekitarnya. Jenis-jenis tubuhbatuan ini yaitu:
a. Dyke, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya
dan memiliki bentuktabular atau memanjang. Ketebalannya dari
beberapa sentimeter sampai puluhankilometer dengan panjang ratusan
meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi
ukurannya lebih kecil
31
Gambar 3.3 Batuan Intrusif Dike
Sumber : https://www.academia.edu/5433056/Bab_3._Mineral_dan_Batuan
32
Gambar 3.6 Batuan Intrusif Laccolith
Sumber : https://www.academia.edu/5433056/Bab_3._Mineral_dan_Batuan
33
Gambar 3.8 Batuan Intrusif Roftpendant
Sumber : https://www.academia.edu/5433056/Bab_3._Mineral_dan_Batuan
34
Gambar 3.10 Batuan Intrusif Batholith
Sumber : https://www.academia.edu/5433056/Bab_3._Mineral_dan_Batuan
35
BAB IV
PROSES – PROSES GEOLOGI
Proses endogen adalah proses yang berasal dari dalam bumi yang sifatnya
membentuk akibat aktivitas magma akibat adanya tenaga endogen, permukaan
menjadi tidak datar lagi.
Terlipat : miring terbalik
Tergeser : ke kana, kekiri
Terpatahkan : naik, turun, oblique
Vulkanisme : intrusi, munculnyagunungapi
Bentuk-bentuk Patahan
a. Graben / Slenk
Bagian dari patahan yang lebih rendah dari sekitarnya / bagian yang mengalami
pemerosotan atau penurunan.
b. Horst / sembul
Bagian kulit bumi yang terangkat atau bagian patahan yang lebih tinggi dari
daerah sekitarnya.
Gambar 4.1
36
c. Patahan Normal
Kedua bagian terpatah, sehingga satu bagian batuan naik dan bagian lainnya
turun.
Gambar 4.2
Patahan yang terjadi setelah terbentuknya lipatan. Ini terjadi karena tekanan
salah satu sisi lipatan lebih kuat sehingga struktur batuan / lapisan batuan rebah
dan terjadi patahan, sehingga lapisan tengah terbalik susunannya.
e. Sesar Geser
Gambar 4.3
37
Sumber : http:// aanulahyan.blogspot.co.id/2014/08/geraktektonisme-orogenesa-dan
epirogenesa.html
Lipatan
Gambar 4.4
Pada saat tenaga endogen bergerak secara mendatar pada lapisan kulit bumi yang
elastis, lapisan batuan mendapat tekanan yang kuat dan mengakibatkan lapisan kulit
bumi terangkat dan apabila tenaga endogen itu terus bekerja akan mengakibatkan
lipatan miring. Hal ini mengakibatkan terbentuknya perbukitan (antiklinal) dan
lembah (sinklinal) daerah lipatan yang tinggi yang merupakan puncak lipatan disebut
antiklinal, sedangkan sedangkan bagian yang rendah / lembah disebut sinklinal.
38
Bentuk-bentuk lipatan
Gambar 4.5
a. Lipatan Normal
Lipatan normal terjadi jika dua tenaga penekanan mempunyai kekuatan yang
sama dan saling berhadapan. Bentuk lipatan ini meiliki dua lapisan yang
seimbang lerengnya.
b. Lipatan Asimetris
Lipatan asimetris terjadi apabila salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari
yang lain. Bentuk lipatan ini memiliki lereng yang curam.
Lipatan tumpang tindih terjadi jika salah satu tenaga penekanan lebih kuat dari
yang lain, sehingga terdapat lapiisan batuan yang menumpang pada batuan
lainnya akibatnya terbentuk lapisan batuan yang hamper paralel.
Contoh Lipatan :
39
- Lipatan pegunungan tua (pegunungan ural dan pegunungan allegani).
- Lipatan pegunungan muda (rangkaian pegunungan mediterania dan
sirkum pasifik).
- Pegunungan lipatan terbentuk oleh gerakan mendatar kulit/kerak bumi
pada lipatan endapan yang lenturdan elastis.
Gambar 4.6
Sumber : http://softilmu.blogspot.co.id/2014/07/batuan-pembentukan-litosfer.html
2. Magma adalah benda cair, panas, pijar yang bersuhu diatas 1000˚C
40
Gambar 4.7
Sumber : http://softilmu.blogspot.co.id/2014/07/batuan-pembentukan-litosfer.html
41
dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk
di bawah permukaan kerak bumi.
Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi pada saat
lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika membeku di tengah perjalanan disebut
batuan korok atau porforik. Adapun jika magma telah keluar dan membeku di
permukaan bumi, disebut batuan beku luar atau efusi / vulkanik. Berdasarkan
teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu
Gambar 4.1.8
Sumber : http://softilmu.blogspot.co.id/2014/07/batuan-pembentukan-litosfer.html
42
a. Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari
material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari
batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai
ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan
hidrokarbon (reservoir rocks) atau bias juga menjadi batuan induk sebagai
penghasil hidrokarbon (source rocks). Contoh sediment klastik adalah
breksi, konglomerat, batupasir, lempung, serpih dan kaolin
b. Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi
Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan.
Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks)
hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu. Batuan sedimen ini
biasanya mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder,
gypsum danchert. Batuan sedimen terbentuk melalui tiga carautama :
pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas
biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Batuan endapan
meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan sedimen memiliki ciri yang
mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :
Gambar 4.9
43
Sumber : http://softilmu.blogspot.co.id/2014/07/batuan-pembentukan-litosfer.html
Gambar 4.10
Sumber : http://softilmu.blogspot.co.id/2014/07/batuan-pembentukan-litosfer.html
Proses eksogen adalah proses yang berasal dari luar bumi akibat air, angin, es,
yang proses pembentukannya bersifat merusak. Proses eksogen mengakibatkan
terjadinya proses gradasi (proses perataan) proses gradasi terdiri atas 2 proses yaitu:
44
BAB V
GEOMORFOLOGI
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata, yaitu
Ge(o) = bumi, morphe = bentuk dan logos = ilmu, sehingga kata geomorfologi dapat
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi. Berasal dari bahasa
45
yang sama, kata geologi memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang proses
terbentuknya bumi secara keseluruhan.
Geomorfologi adalah Ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi dan proses-
proses alam yang membentuknya, menganalisis dan menginterpretasi sejarah bentang
alamnya, serta pengaruhnya terhadap kondisi setempat.Berdasarkan pengertian dan
definisi geomorfologi, maka bidang ilmu geomorfologi merupakan bagian dari
geologi yang mempelajari bumi dengan pendekatan bentuk rupa bumi dan arsitektur
rupa bumi. Tujuan mempelajari geomorfologi di lingkungan geologi selaras dengan
motto Hutton , yaitu THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST . Pemahaman kata
adalah pemahaman terhadap bentuk rupa bumi yang dapat dijadikan cerminan proses
yang berlangsung di masa lalu.
46
Gambar 5.1
Sumber : https://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/bentuk-lahan-
struktural-copy.jpg
Gambar 5.2
Sumber : https://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/gunungapi.jpg
47
air tersebut maka akan terjadi mekanisme proses erosi, transportasi, dan
sedimentasi.contoh: meander, gosong pasir, dataran banjir (flood plain), point bar.
Gambar 5.3
Sumber: https://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/fluvial.jpg
48
Gambar 5.4
Sumber : https://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/marine1.jpg
49
Gambar 5.5
Sumber : https://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/pelarutan-copy.jpg
Gambar 5.6
Sumber : https://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/eolin.jpg
50
Bentuk lahan akibat proses erosi dan degradasi. contoh: bukit sisa, lembah
sungai, lahan kritis.
Gambar 5.7
Sumber : https://agnazgeograph.files.wordpress.com/2013/03/img_2747-
small.jpg
Gambar 2.8
Sumber : https://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/glasial.jpg
51
9. Bentuk Lahan Asal Proses Organis
Bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses aktivitas makhluk hidup maupun
jasad renik lainnya.
Gambar 2.9
Sumber : https://agnazgeograph.files.wordpress.com/2013/03/terumbu-karang-34.jpg
Gambar 2.10
Sumber : https://agnazgeograph.files.wordpress.com/2013/03/108521_kota-seoul.jpg
52
1. Pola Dendritik
Gambar 5.11
Sumber : http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-pola-
pengaliran-sungai.html
2. Pola Rectangular
Pola aliran ini terdapat pada daerah dengan struktur patahan (fault) atau
mempunyai banyak retakan (joint).Pola aliran ini ditandai oleh pertemuan aliran
sungai utama dengan anak sungai membentuk pola saling tegak lurus,daerah
patahan besifat teratur.
53
Gambar 5.12
Sumber : http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-pola-
pengaliran-sungai.html
3. Pola Trelis
Pola aliran ini berbentuk seperti teralis atau menyirip seperti daun. Terdapat
pada daerah dengan struktur lipatan, biasanya juga didukung oleh adanya patahan
atau retakan. Pola aliran ini terbentuk ketika lembah sempit berbatuan lunak
dipisahkan oleh perbukitan paralel yang terbentuk dari erosi pada batuan sedimen
yang mempunyai resistensi rendah.
Gambar 5.13
Sumber : http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-pola-
pengaliran-sungai.html
4. Pola Pararel
54
Pola aliran ini memiliki arah yang saling sejajar, terkendali oleh proses dan
struktur geologi. Pola ini terbentuk pada daerah yang kemiringan lerengnya dapat
menghambat kerja angin, pola pengaliran yang mempunyai pola memusat atau
menyebar dengan 1 titik pusat yang dikontrol oleh kemiringan lerengnya.
Terbentuk dari erosi pada batuan sedimen yang mempunyai resistensi rendah.
Gambar 5.14
Sumber : http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-pola-
pengaliran-sungai.html
5. Pola Radial
Dibagi menjadi 2, yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.
- Tipe sentrifugal, yaitu pola radier dimana arah-arah pengalirannya
menyebar ke segala arah dari suatu pusat.
Gambar 5.15
Sumber : http://ghozaliq.com/2015/06/24/pola-aliran-sungai-2/
55
- Tipe sentripetal, yaitu pola Radier dimana arah-arah pengalirannya
memusat dari segala arah Pola Annular.
Gambar 5.16
Sumber : http://ghozaliq.com/2015/06/24/pola-aliran-sungai-2/
6. Pola Annular
Pola pengaliran dimana sungai atau anak sungainya mempunyai penyebaran
yang melingkar.Sering dijumpai pada daerah kubah berstadia dewasa. Pola ini
merupakan perkembangan dari pola radier. Pola penyaluran ini melingkar
mengikuti jurus perlapisan batuannya.
Gambar 5.17
Sumber : http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-pola-
pengaliran-sungai.html
56
Pola pengaliran yang tidak sempurna, kadang nampak di permukaan bumi,
kadang tidak nampak, yang dikenal sebagai sungai bawah tanah. Pola pengaliran
ini berkembang pada daerah karst atau daerah batu gamping.
Gambar 5.18
Sumber :
http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-pola-pengaliran-
sungai.html
8. Contorted
Pola pengaliran dimana arah alirannya berbalik / berbalik arah. Kontrol
struktur yang bekerja berupa pola lipatan yang tidak beraturan yang
memungkinkan terbentuknya suatu tikungan atau belokan pada lapisan sedimen
yang ada.
Gambar 5.19
Sumber : http://klikgeografi.blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-pola-
pengaliran-sungai.html
57
BAB VI
STRATIGRAFI
58
2. Kategori yang berhubungan dengan umur geologi
- KategoriMatrial
a. Unit Kronastratigrafi
b. Unit Polariti-Kronostratigrafi
- Kategori Non-Material
a. Unit Geokronologi
b. Unit Polariti-Geokronologi
c. Unit Diakronik
d. Unit Geokronometrik
Gambar: 6.3
59
Sumber : http://iqbalputra.wordpress.com/2008/12/17/umur-geologi/
Masing – masing dari zaman pada skala waktu geologi tersebut memiliki fosil
penciri yang disebut fosil index. Ciri-ciri dari fosil index tersebut ialah:
- Penyebarannya luas
- Tidak memiliki periode hidup yang khusus. Jadi, dapat hidup dalam iklim dan
cuaca apapun dalam satu zaman.
Fosil index tiapjaman, jumlahnya bias lebih dari satu. Misalnya saja zaman
Cretaceous atau Kapur yang memiliki fosil index Inoceramus sp. dan Coeloptychium
rude.
PenentuanUmur
Umur geologi terbagi menjadi 2, yaitu umur relative dan umur absolut. Umur
relative ialah umur yang ditentukan berdasarkan posisi batuan atau fosil relative
terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain, umur relative
tidak menunjukkan angka, tetapi pernyataan bahwa tentang mana yang lebih tua
dan mana yang lebih muda berdasarkan proses pembentukannya. Umur absolute
ialah umur yang ditunjukkan dengan suatu angka yang diperoleh dari pengukuran
radioaktif. Jadi, umur absolute ini langsung menunjukkan angka umurnya sehingga
dapat diketahui pada zaman apa batuan tersebut terbentuk. Material yang dapat
diukur antara lain ialah sedimen, fosil, batuan beku, benda arkeologi dan tumbuhan
seperti yang terdapat pada gambar berikut:
60
Gambar : 6.3
Sumber : \stefanusaisfatmisitangger.blogspot.com
Tiap material tersebut dapat diukur umur relative maupun umur absolutnya,
tergantung pada keperluan penelitian yang dilakukan. Untuk mengetahui urutan
proses pembentukannya, lebih efisien menggunakan umur relatif. Tetapi, jika
ingin mengetahui kapan material tersebut terbentuk, lebih efektif menggunakan
umur absolut. Penentuan umur relative dapat ditentukan melalui prinsip
superposisi, fosil suksesi, potong memotong, dan prinsip kesebandingan.
Prinsip super posisi menjelaskan bahwa lapisan batuan yang berada di bawah,
dalam kondisi normal (tidak terdeformasi) lebih tua daripada lapisan di atasnya.
Fosil suksesi merupakan analisa kesejajaran fosil atau disebut juga biostratigrafi.
Berdasarkan prinsip ini, lapisan yang mengandung fosil yang sejenis, memiliki
rentang umur yang sama. Dalam Prinsip potong memotong, lapisan yang
memotong lebih tua daripada lapisan yang dipotongnya. Lalu, prinsip
kesebandingan ialah membandingkan bentuk, misalnya fosil yang memiliki sutura
sederhana lebih tua dari pada fosil yang suturanya lebih kompleks.
Untuk menentukan umur absolut, terdapat dua metode, yaitu:
- Metode menghitung, contohnya ialah menghitung lingkaran tahunan,
jumlah endapan atau sutura fosil, dan sclerochronology (menghitung
lapisan dari pertumbuhan organism seperti koral, kerang-kerangan, atau
kayu yang membatu).
61
- Metodeisotop, misalnya ialah radio karbon atau C-14, kosmogenik (Cl-36,
Be-10, He-3, Al-26), atau Uranium series disequilibrium. Khusus untuk
daun, metode yang cocok ialah radio karbon karena metode yang lain
kesalahannya terlalu besar untuk penentuan umur absolute daun.
6.3 Ketidakselarasan
Macam-macam Ketidakselarasan
Gambar : 6.4
Sumber : https://medlinkup.files.wordpress.com/2011/09/nonconformity.jpg
2. Angular Conformity: hubungan 2 satuanstratigrafi danterjadihubungan
yang menyudut
62
Gambar 6.4
Sumber : https://medlinkup.files.wordpress.com/2011/09/angular-conformity.jpg
Gambar 6.4
Sumber : https://medlinkup.files.wordpress.com/2011/09/disconformity.jpg
63
Gambar 6.4
Sumber : https://medlinkup.files.wordpress.com/2011/09/grand-canyon.jpg
64
serpih. Transgressi mencapai puncaknya pada Miosen Bawah, kemudian berhenti
dan lingkungan berubahmenjadi tenang ditandai dengan adanya endapan napal
yang kaya akan fosil foraminifora planktonik dariformasi Peutu.
Dibagian timur cekungan diendapkan formasi Belumai yang berkembang
menjadi 2 facies yaitu klastik dan karbonat. Kondisi tenang terus berlangsung
sampai Miosen tengah denganpengendapan serpih dari formasi Baong. Setelah
pengendapan laut mencapai maksimum, kemudian terjadi proses regresi yang
mengendapkansedimen klastik (formasi Keutapang, Seurula dan Julu Rayeuk)
secara selaras diendapkan diatas Formasi Baong, kemudian secara tidak selaras
diatasnya diendapkan Tufa Toba Alluvial.Proses tektonik cekungan tersebut telah
membuat stratigrafi regional cekungan Sumatera Utara dengan urutan dari tua ke
muda adalah sebagai berikut :
Batuan metamorf, karbonat dan dijumpai fosil Halobia yang berumur Trias
terletak tidak selaras menyudut dibawah batuan sedimen diatasnya.
Terdiri dari batupasir kasar dan konglomeratan dibagian bawah seta diatasnya
dijumpai sisipan serpih.Secara regional dibagian bawah diendapkan dalam
lingkungan fluviatil dan bagian atas dalam lingkunganlaut dangkal.
Terdiri dari serpih hitam tidak berlapis, berasosiasi dengan lapisan tipis
batugamping dan batulempungkarbonat, dimana formasi ini miskin fosil dan
diendapkan dalam lingkungan reduksi.
65
batugamping kalkarenit dan kalsilutit dengan selingan serpih. Formasi ini
diendapkan dalam lingkunganlaut dangkal sampai neritik.
Penyusun utama formasi ini adalah batu lempung abu - abu kehitaman,
napalan, lanauan, pasiran dan pada umumnya kaya akan fosil Orbulina Sp dan
Globigerina Sp, Kadang - kadang diselingi lapisan tipis batu pasir. Formasi ini
diendapkan dalam lingkungan laut dalam. Formasi ini didaerah Aru dibagi
menjadi 3 satuan :
a. Bagian bawah didominasi oleh lanau dan batulempung dengan sisipan batu
pasir dan batu gamping
b. Bagian tengah (MBS) didominasi oleh batupasir glaukonitan dan lempung
dengan sisipan lanau sertalapisan tipis batu gamping. Pada anggota inin
dikenal beberapa lapisan batupasir yang telah terbuktimengandung
hidrokarbon, yaitu Sembilan sand dan besitang river sand (BRS).
c. Bagian atas didominasi oleh lanau dan lempung dengan sisipan batupasir
dan lapisan tipisbatugamping.
6. Formasi Keutapang (Akhir Miosen)
Terdiri dari selang-seling antara batu pasir berbutir halus sedang, serpih,
lempung dengan sisipan batu gamping dan batubara. Dibagian Barat daerah
Aru batu pasirnya bertambah kearah atas, dibagian timur serpih lebih
dominan. Formasi ini merupakan lapisan utama penghasil hidrokarbon dan
merupakan awal terjadinya siklus regresi, diendapkan dalam lingkungan delta
sampai laut dangkal.
6. Formasi Seurula (Awal Pliosen)
Terdiri dari batupasir, serpih dan lempung. Dibandingkan dengan formasi
Keutapang, formasi seurulaberbutir lebih kasar, banyak ditemukan fragmen-
fragmen moluska yang menunjukkan endapan lautdangkal atau neritik.
7. Formasi Julu Rayeu (Akhir Pliosen)
Terdiri dari batupasir halus kasar dan lempung, kadang - kadang mengandung
mika dan fragmen molusca yang menunjukkan endapan laut dangkal Neritik.
8. Vulkanik Toba (Kwarter)
66
Terdiri dari Tufa hasil aktivitas vulkanik toba, menutupi secara tidak selaras
diatas formasi seurula.
9. Endapan Aluvial
Terdiri dari kerakal, kerikil, pasir dan Batu lempung.
Gambar 6.1
Sumber : http//4.bp.blogspot.com/-
umjdO3T6MrE/TwwikK0hA5I/AAAAAAAAAGc/NHDrQO_KVU4/s1600/Geologi_kalt
eng.jpg
Geologi Kalimantan Tengah tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari kesatuan geologi Kalimantan secara umum. Kalimantan Tengah
terbentuk dari endapan atau batuan yang terjadi dalam cekungan-cekungan sedimen
dan daerah pegunungan yang terbentuk oleh kegiatan magma atau pun proses malihan
(metamorfosa). Cekungan-cekungan yang ada di Kalimantan Tengah terdiridari :
67
konglomerat dan breksi. Diatas batuan Pra-Tersier ini diendapkan batuan sedimen
Tersier yang terdiri dari tua kemuda yaitu:
1. Formasi Tanjung
2. Formasi Berai
3. Formasi Warukin
4. Formasi Dahor
5. Endapan Kuarter (Aluvium).
Kontak antara batuan Pra - Tersier dan batuan sedimen Tersier ialah kontak
ketidak selarasan umur, tetapi di beberapa tempat tertentu terdapat kontak ketidak
selarasan tektonik. Umur dari batuan sedimen Tersier adalah Eosen sampai Pleistosen
formasi yang terdapat pada cekungan barito, yaitu:
1. Formasi Tanjung
Terdiri atas batu pasir kuarsa berselingan dengan batu lempung dengan sisipan
batubara. Formasi Tanjung berumur Eosen.
2. Formasi Berai
Terdiri atas batu gamping, berlapis baik setempat kaya akan koral,
foraminifera, dangan gang, bersisipan napal, padat dan berlapis baik, serta
batu lempung. Formasi Berai berumur Miosen Awal.
3. Formasi Warukin
Disusun oleh batu pasir kuarsa, batu lempung, batu lanau, dan konglomerat di
bagian bawahnya serta sisipan batu bara dan lensa batu gamping. Formasi
Warukin berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir.
4. Formasi Dahor
Terdiri atas batu pasir kuarsa dan konglomerat yang mengandung kepingan
kuarsit dan basal, berselingan dengan batu pasir berbutir sedang – sangat
kasar, setempat berstruktur silang-siur, dengan sisipan batu lempung setempat
karbonan hingga gambut dan batu lempung. Formasi Dahorberumur
Pliosampai Plistosen.
Formasi Tanjung merupakan formasi paling tua yang terdapat di dalam Cekungan
Barito, berumur Eosen yang terdiri dari (atas ke bawah) batu lempung, batu lanau,
68
batu pasir, batu bara dan konglomerat sebagai komponen utama. Hubungannya tidak
selaras dengan batupra-tersier. Selanjutnya diikuti fase transgrasi yang menghasilkan
Formasi Berai. Hasil erosi dari paparan Sunda dibarat dan Pegunungan Meratus di
timur diendapkan dalam cekungan ini sebagai Formasi Warukin dan Formasi Dahor.
BAB VII
STRUKTUR GEOLOGI
69
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajarai batuan yang mengalami
deformasi dan merupakan lapisan bagian atas dari bumi. Kata struktur berasal dari
bahasa latin yang berarti membangun. Deformasi yang merubah bentuk atau ukuran
dari batuan yang di akibatkan oleh strees dan meninggalkan hasil yang permanen
(strain). Proses deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat
dari gaya (force) yang terjadi di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan
proses tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di dalam pengertian umum, geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian dari
kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya. Gaya-gaya pembentuk
struktur geologi terdiri dari :
Tension / Streess (gaya tarik)
Compression / Strain (gaya tekan)
Couple
Torsion (Gaya Puntiran)
Lithostatis (segala arah)
Struktur Primer ialah sturktur yang terbentuk pada saat proses pengendapan atau
pada saat batuan terbentuk, contohnya : perlapisan, Laminasi, greded bedding,ripple
mark,dll. Struktur primer sangat penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi
asal sesuatu batuan, terutama dalam batuan sedimen. Struktur Sekunder ialah struktur
yang terbentuk setelah batuan yang bersangkutan terbentuk, contoh:
perlipatan,magma menerobos lapisan batunya (lacolith,dike dsb), kekar sesar dll.
Struktur sekunder penting untuk mengetahui bentuk-bentuk dari permukaan bumi
yang dihasilkan oleh gerak-gerak yang ada dari dalam bumi.
70
bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil proses deformasi. Deformasi batuan
adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat dari gaya
yang bekerja di dalam bumi. Proses yang menyebabkan batuan-batuan
mengalami deformasi adalah gaya yang bekerja pada batuan-batuan
tersebut. Dalam teori “Tektonik Lempeng” kulit bumi tersusun atas
lempeng-lempeng yang saling bergerak antra satu dengan yang lain.
Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa pergerakan yang saling
mendekat (konvergen), saling menjauh (divergen) atau saling berpapasan
(trans-form). Pergerakan lempeng-lempeng inilah yang merupakan sumber
asal dari gaya yang bekerja pada batuan kerak bumi. Pergerakan batuan ini
merupakan bagian pokok dari “Mekanika Batuan”. Ada 3 jenis struktur yang
dijumpai pada batuan dari gaya-gaya yang bekerja pada batuan:
71
Gambar 7.1
Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/2013/02/jenis-jenis-
geologi-struktur.html
2. Perlipatan (Folding)
Deformasi batuan yang berbentuk gelombang sinusiodal dimana gaya
yang bekerja pada batuan tidak melampaui batas elastisnya, sehingga
batuan tidak mengalami persesaran. Lipatan sinklin adalah bentuk
lipatan yang cekung ke arah bawah, sedangkan lipatan antiklin adalah
lipatan yang cembung ke arah atas. Berdasarkan kemiringan sayap-
sayap suatu lipatan, maka lipatan dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
72
Gambar 7.2
Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/2013/02/jenis-jenis-geologi-
struktur.html
Gambar 7.3
Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/2013/02/jenis-jenis-geologi-struktur.html
73
Lipatan asimetri, lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada
kedua sayapnya tidak sama besar.
Gambar 7.4
Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/2013/02/jenis-jenis-geologi-
struktur.html
Gambar 7.5
74
Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/2013/02/jenis-jenis-geologi-struktur.html
Gambar 7.6
Sumber :
http://learnmine.blogspot.co.id/2013/02/jenis-jenis-geologi
struktur.html
75
Gambar 7.7
Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/2013/02/jenis-jenis-geologi-
struktur.html
3. Patahan (Sesar)
Pergesaren sebagian massa/tubuh batuan dari kedudukan semula yang
diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Sesar geologi
ada 3 jenis:
Gambar 7.8
Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/2013/02/jenis-jenis-geologi-struktur.html
76
.
Gambar 7.9
Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/2013/02/jenis-jenis-geologi-struktur.html
Sesar naik, sesar di mana salah satu blok batuan bergeser ke arah
atas dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang
bidang sesarnya.
77
Gambar 7.10
Sumber : http://learnmine.blogspot.co.id/2013/02/jenis-jenis-geologi-struktur.html
78
DAFTAR PUSTAKA
Ahyan, Anul. 2014. Gerak Tektonisme Orogenesa dan Epirogenesa. http:// aanulahya
n.blogspot.co.id/2014/08/gerak-tektonisme-orogenesa-dan epirogenesa. html.
Diakses pada tanggal 23 Desember 2015. Jakarta
79
geomorfologi-menurut-ahli.html. Diakses pada tanggal 28 Desember 2015.
Jakarta
Hadi, Abdul, dan Rizki Puji. 2014. Proses Pembentukan dan Jenis Batuan.
http://softilmu.blogspot.co.id/2014/07/batuan-pembentuk-litosfer.html.
Diakses pada tanggal 14 Desember 2015. Jakarta
Lailiyah, Nurul S. 2013. Makalah Kaitan Ilmu Geologi dengan Ilmu Lain.
http://fkippgsd265-unpak.blogspot.co.id/2013/07/makalah-kaitan-ilmu-geologi
-dengan-ilmu.html. Diakses pada tanggal 14 Desember 2015. Jakarta
80
Nugroho, Lulut. 2014. Macam – Macam Pola Pengaliran Sungai. http://klikgeografi.
Blogspot.co.id/2014/12/macam-macam-pola-pengaliran-sungai.html. Diakses
pada tanggal 28 Desember 2015. Jakarta
81
82