You are on page 1of 2

ANEMIA DEFISIENSI BESI

No. Dokumen :
/SOP.03/PUSK.NPL/III/2018
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas Vinsentius Neta, Amd. Kep


Ngalupolo NIP:196801231990031005
1. Pengertian Anemia adalah penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah cukup ke
jaringan perifer.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk
penatalaksaan Anemia Defisiensi Besi di Puskesmas.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Ngalupolo
No. /SK.03/PUSK.NPL/III/2018 tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi KMK No.514 Tahun2015 Tentang Panduan Praktisi Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur / Langkah - 1. Petugas melakukan anamnesis
langkah  Petugas menanyakan apakah pasien merasakan keluhan lemah,
lesu, letih, lelah, penglihatan berkunang-kunang, pusing, telinga
berdenging, penurunan konsentrasi serta sesak nafas.
 Peugas menggali faktor risiko, biasanya terjadi pada Ibu hamil,
remaja putrid, status gizi kurang, faktor ekonomi kurang, infeksi
kronik, vegetarian.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik:
 Petugas memeriksa gejala umum, seperti pucat dapat terlihat pada:
konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, dan jaringan di bawah
kuku.
 Gejala anemia defisiensi besi: disfagia, Atrofi papil lidah, Stomatitis
angularis, Koilonikia.
3. Petugas melakukan pemeriksaan diagnostik
 Pemeriksaan darah: hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), leukosit,
trombosit, jumlah eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah
tepi), MCV, MCH, MCHC, feses rutin, dan urin rutin.
 Pemeriksaan Khusus (dilakukan di layanan sekunder) Serum
iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin serum.
4. Petugas melakukan tatalaksana secara komprehensif
a. Farmakoterapi ditujukan untuk tatalaksana anemia
 Sulfas ferrosus 3 x 200 mg (200 mg mengandung 66 mg besi
elemental).
b. Konseling dan Edukasi
 Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga tentang
perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat serta
meningkatkan kualitas hidup pasien.
 Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat berupa
mual, muntah, heartburn, konstipasi, diare, serta BAB
kehitaman.
 Bila terdapat efek samping obat maka segera ke pelayanan
kesehatan.
5. Petugas segera merujuk ke RSUD Ende apabila apabila dengan
penanganan yang dilakukan tidak terdapat perbaikan.

6. Bagan Alir -
7. Unit Terkait Poli Umum, Poli KIA, Poli Gizi, UGD, Ruang Rawat Inap,
Laboratorium

2/2

You might also like