You are on page 1of 12

PERSIAPAN RESTORASI PASKA PERAWATAN ENDODONTIK

LEARNING TASK

1. Bagaimanakah efek perawatan endodontik pada gigi yang menerima perawatan ? (


Flo)
Jawaban:

-- Berkurangnya resistensi dan mengingkatkan resiko fraktur.


* berkurangnya struktur makhota dan struktur penguat gigi
* dehidrasi dentin
* efek samping larutan irigasu dan medikamen intrananal (melemahkan substrat dentin)
* berkurangnya rwapin propioseptif
-- Perubahan warna dan berkurangnya translusensi
* warna gelap karena sisa bahan obturasi di kamar pulpa
bahan obturasi mengandung iodoform/ perak yg cenderung menyebabkan perubahan
warna

2. Pertimbangan apa saja yang harus ditentukan sebagai indikasi restorasi ?(Fendy)
3. Apa saja perbedaan restorasi pada gigi anterior dan posterior yang telah dirawat
saluran akar ?(Nirma)
 Restorasi pasca endo gigi anterior :
 Gigi anterior yang telah dirawat endodontic dan memiliki struktur jaringan
gigi yang sehat masih banyak, serta retensi yang cukup ,dapat direstorasi
secara langsung dengan komposit resin atau GIC semen
 Gigi anterior dengan pewarnaan yang meliputi lebih dari setengah atau
seluruh coronal,dapat direstorasi dengan veener komposit atau porselen
 Gigi anterior dengan sisa jaringan keras gigi sedikit, retensi dari jaringan
gigi yang tersisa tidak adekuat, dan tidak dapat digunakan restorasi lain,
maka pasak dan inti menjadi pilihan
 Restorasi komposit menjadi kontraindikasi jika sisa jaringan kurang dari
1/3 koronal
 Restorasi pasca endo gigi posterior :
 Gigi posterior menerima beban kunyah lebih besar dibandingkan dengan
gigi anterior, karena itu pertimbanagan dalam pemilihan restorasi juga
berbeda . Faktor yang paling utama dalam menentukan restorasi adalah
banyaknya jaringan gigi sehat yang tersisa
 Gigi yang tidak beresiko fraktur dan memiliki sisa jaringan cukup banyak ,
diindikasikan menggunakan restorasi sederhana. Kavitas yang tidak
meliputi proksimal dapat direstoasi dengan komposit high strength untuk
gigi posterior.
 Logam cor seperti alloy emas , mahkota emas, mahkota metal porselen
,dan restorasi all porselen , merupakan restorasi pilihan pada gigi posterior
yang telah dirawat endodontic. Restorasi ini melindungi gigi dengan baik
walaupun membutuhkan pembuangan jaringan yang cukup banyak
 Gigi posterior selalu membutuhkan perlindungan koronal karena beban
kunyahnya yang besar . Premolar lebih rentan terhadap fraktur
dibandingkan dengan molar dan harus direstorasi minimal dengan onlay
pada kedua cups
 Gigi posterior secra umum tidak menggunakan mahkota pasak sebagai
restorasi. Ukuran kamar pulpa yang besar menyebabkan gigi posterior
lebih baik direstorasi dengan onlay atau mahkota penuh
 Mahkota pasak menjadi pilihan jika restorasi yang lain tidak memiliki
retensi yang cukup untuk menggantikan struktur gigi yang hilang, karena
beberapa penelitian menyatakan bahwa restorasi mahkota pasak dapat
meningkatkan resiko fraktur.

PASAK TUANG
Dari skenario di atas, diskusikan rencana perawatan yang akan dilakukan yaitu :

1. Bagaimana pemilihan dan pertimbangan rancangan pasak dan preparasinya(Chanjot)


Pemilihan dan pertimbangan rancangan pasak

a. Tergantung sisa jaringan gigi


Contohnya pada gigi anterior yang telah dirawat endodontik dan marginal ridge
yang masih utuh dan gigi posterior dengan jaringan keras yang masih banyak
(lebih dari 1/3 korona) tidak perlu melakukan pasak endodontic karena
masih dapat memberi retensi yang cukup untuk bahan restorasi
b. Panjang dan lebar akar
Apabila SA terlalu pendek dan tipis, tidak bisa dilakukan Pasak endodontic
karena dapat meningkatkan resiko fraktur akar
c. Konfigurasi SA
Apabila ada SA yang lebih dari satu, maka pilihlah SA yang paling panjang
d. Beban kunyah
Letakkan pasak di daerah dengan sisa jaringan keras gigi paling sedikit untuk
menambah retensi pasak dan inti
e. Estetik
Pasak diharapkan memiliki derajat translusensi yang memenuhi kebutuhan estetik
pasien.
f. Tipe pasak dan crown

Pasak dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu :
1. Costum-cast post

Costum-cast post di buat di klinik dan laboratorium dari hasil reproduksi


negatif saluran akar yang telah dipreparasi. Alloy emas (Tipe III dan IV)
merupakan logam pilihan yang digunakan hingga saat ini.

2. Pasak Prefabricated

Pasak ready made atau prefabricated dapat terbuat dari metal dan non-
metal. Keuntungan menggunakan pasak prefabricated adalah murah,
mudah, cepat, kuat dan retentif akan tetapi penggunaanya sangat selektif,
bentuk pasak dan saluran akar tidak sesuai dan mudah terjadi korosi selain
itu mempunyai modulus elastis yang berbeda dengan dentin sehingga
tekanan yang jatuh pada gigi terkonsentrasi dan dapat menimbulkan
fraktur.

Pasak pre fabricated dibagi menjadi aktif dan pasif. Pada pasak
aktif tidak memiliki bentukan ulir, namun pada pasak aktif terdapat ulir
yang berfungsi untuk menambah retensi.

 Bentukan Pasak
A. Tapered, smooth-sided
B. B. Paralel-sided
C. C. Tappered self-threading screw
D. D. Parallel-sided threded
E. E. Parallel-sided, tapered apical ends

Pada bentukan tapered, memiliki keuntungan yaitu dapat mempertahankan


bentuk SA , dan bentukam parallel ditujukan untuk SA yang lebar dan
besar.
 Bahan pasak jenis logam, antara lain :
 Alloy emas
 Alloy titanium
 Stainless steel
 Nikel kromium
 Bahan pasak yang termasuk non logam adalah : 4
 Keramik
 Fiber reinforce
 Fiber carbon
 Fiber quartz matrix
1. Preparasi mahkota disesuaikan dengan sisa jaringan keras yang masih sehat
2. Preparasi bagian saluran akar
pengambilan gutta perca di SA bisa dengan peeso reamer atau gates glidden drill.
Gutta percha disisakan 4-5mm

Panjang kerja pasak diukur dengan cara :


 Panjang akar = panjang gigi-panjang sisa mahkota
 Panjang kerja pasak = 2/3 x panjang akar
 Penetapan reference point untuk panjang kerja pasak = panjang kerja pasak + panjang
sisa mahkota
3. Kemudian dibuat kontra bevel(ferrule effect) disekeliling preparasi (cavosurface) dengan
bur diamond bentuk flame(nyala api), dengan tujuan untuk mencegah gigi yang dipegang
fraktur, ketepatan pengepasan pasak dan agar hubungan tepi inti dan struktur jaringan
gigi yang tersisa baik

Pembuatan model inti pasak

1. Inlay wax dipanaskan, diletakkan pada plastik sprue, dalam keadaan lunak dimasukkan
ke dalam preparasi pasak yang telah dibasahi dengan akuades/vaselin dan dipadatkan
sampai memenuhi seluruh preparasi pasak

2. Malam coba diambil untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan preparasi dan tidak
ada undercut, bila belum langkah diatas dapat diulang

3. Bagian inti dibentuk sesuai tonggak mahkota jaket

4 . Pengepasan inti pasak tuang dan sementasi

5. Pencetakan inti pasak tuang untuk pembuatan mahkota jaket

6. Dikirim ke lab

2. Bagaimana preparasi ruang pulpa dan gigi(Sai)

Pemilihan desain pasak

System pasak yang digunakan harus sesuai dengan saluran akar maupun restorasinya. Dokter
gigi harus mempunyai ketrampilan untuk menentukan indikasi dan penggunakan pasak pada
gigi yang dirawat.

Preparasi pasak

Kamar pulpa maupun saluran akar memberi retensi pada restorasinya. Pasak yang disemen
pada saluran akar akan memneri retensi pada restorasi (inti) namun tidak memperkuat akar
gigi, bahkan sering kali memeperlemah akar gigi bila bentuk pasak tidak sesuai dengan
bentuk saluran akarnya (lebih besar). Karena itu buatlah preparasi pasak yang minimal sesuai
dengan kebutuhan retensi inti.

Preparasi pasak dimulai dari pengambilan gutta percha dari saluran akar sesuai dengan
panjang yang diperlukan dilanjutkan dengan memperbesar dan membentuk saluran akar
untuk ditempati pasak. Pengambilan gutta percha harus hati-hati. Pengambilan yang terlalu
banyak akan mengakibatkan tendensi fraktur akar. Perforasi akar juga bias terjadi apabila
preparasi saluran akar menyimpang dari saluran akarnya. Radiograf tidak dapat menentukan
secara pasti mengenai lengkung dan diameter saluran akar. Radiograf mungkin tidak bisa
menunjukkan konkavitas dan lengkung labio-lingual. Sebagai patokan umum, diameter pasak
tidak boleh lebih dari sepertiga diameter akar. Preparasi pasak yang menyempit ke arah
apikal mencegah terjadinya step di daerah apeks; tidak adanya step merupakan predisposisi
terjadinya wedging (peregangan) dan fraktur akar.

Pengambilan gutta percha

Pengambilan gutta percha sebaiknya dilakukan pada saat obturasi karena dokter gigi masih
ingat betul bentuk, diameter, panjang dan lengkung saluran akar.

Pengambilan gutta percha juga bisa dilakukan pada kunjungan berikutnya. Pengambilan
gutta percha lebih baik menggunakan alat yang panas sedikit demi sedikit sampai panjang
yang ditentukan. Gutta percha diambil sampai tersisa sedikitnya 4 mm dari apeks. Semua alat
bisa digunakan asal bisa dipanaskan. Gunakan instrumen yang rotatif seperti pisau reamer.
Namun penggunaannya harus hati-hati karena kecenderungannya untuk menyimpang dan
menimbulakan perforasi atau paling sedikit mengakibatkan kerusakan yang berat pada
saluran akar. Alternatif lain yaitu menggunakan pelarut seperti kloroform, xylene atau
eucaliptol adalah kotor dan sulit mengambil gutta percha sampai panjang yang dikehendaki.

Penyelesaian ruang pasak

Setelah gutta percha diambil, dilakukan pembentukan saluran akar sesuai dengan tipe pasak
yang akan digunakan. Dapat menggunakan instrumen putar dalam pembentukannya. Yang
penting adalah bahwa pasak yang disemenkan, apapun desain dan bentuk preparasinya, tidak
mungkin rapat dengan saluran akar. Pasak tidak akan rapat benar-benar dan semen juga tidak
dapat mengisi seluruh interfase. Saliva dan bakteri juga dapat mencapai daerah apeks bila
sudah berkontak dengan pasak

3. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat pasak(Awi)


bahan base metal alloy ataupun silver-paladium alloys tipe III
fiber reinforced composite
polyethylene fiber
4. Pembuatan mahkota sementara untuk gigi anterior(Flo, Fendy)
Mahkota sementara adalah restorasi sementara yg digunakan selama menunggu proses
pengerjaan mahkota jaket/ restorasi tetap di lab.

Bahan yg dpt digunakan untuk mahkota sementara:


- gutta percha: estetik kurang baik
- self curing acrilic: kuat, estetik baik
- logam: kuat, estetik rendah
- plastic crown forms: lapisan akrilik/ celluloid tipis dan bening

Namun yg disarankan untuk pasien pd kasus adalah bahan self curing acrilic dan plastic
crown forms.

5. Pertimbangan untuk membuat restorasi(Rakita)


1. Banyaknya jaringan gigi tersisa Banyaknya struktur jaringan gigi tersisa
mempengaruhi retensi dan resistensi dari gigi. Pemilihan restorasi untuk menggantikan
struktur gigi yang telah hilang sangat dipengaruhi oleh banyaknya struktur gigi tersisa
(Garg, 2011).
2. Fungsi gigi Fungsi gigi dalam lengkung rahang akan mempengaruhi beban kunyah
yang diterima gigi. Pemilihan restorasi dipengaruhi oleh fungsi dari gigi (Segovic, 2004).
3. Posisi atau lokasi gigi Gigi anterior membutuhkan pertimbangan estetik yang lebih
dibandingkan dengan gigi posterior. Restorasi pada gigi anterior harus memiliki niali
estetik yang baik (Cheung, 2011).
4. Morfologi atau anatomi saluran akar Morfologi saluran akar berpengaruh dalam
pemilihan restorasi. Morfologi akar yang bengkok dapat menjadi pertimbangan jika ingin
direstorasi dengan mahkota pasak (Cheung, 2011)

RESTORASI RIGID ONLAY / INLAY


Dari skenario di atas, diskusikan mengenai :

1. Apa saja yang menyebabkan terjadinya karies sekunder ?(Cita)


a. Preparasi kavitas yang kurang benar
b. Perbedaan masing-masing koefisien thermal ekspansi diantara resin komposit,
dentin, dan enamel.
Adanya daerah kelembaban, mikroflora yang ada, lingkungan mulut bersifat asam.
Adanya mikroleakage, yang merupakan suatu celah berukuran mikro antara bahan
restorasi dengan struktur gigi, sehingga margin restorasi terbuka. Sifat kimiawi dari resin
komposit yaitu shrinkage setelah polimerisasi berkisar 2-3%, hal inilah yang
mengakibatkan terbentuknya celah mikro sehingga bakteri, cairan, molekul, atau ion
dapat masuk.
Adaptasi yang buruk, yang menyebabkan masuknya cairan oral, bakteri maupun
toksinnya sehingga menyebabkan karies sekunder.
Permukaan tumpatan kasar sehingga debris mudah melekat
Terjadinya tumpatan overhanging
Pecahnya tumpatan

2. Apa saja macam - macam dari restorasi rigid ?(Putri)

Jawaban :

1. Inlay
Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp.
Indikasi :
1. Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar
2. Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan), misalnya:
inlay bukal atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “ Rest Seat”, untuk gigi
tiruan.
3. Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp
4. Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami kerusakan
akibat adanya karies sekunder
Kontraindikasi :
 frekuensi karies tinggi
 OH pasien jelek

2. Onlay
Onlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi/
cusp.Apabila morfologi oklusal telah mengalami perubahan karena restorasi sebelumnya,
karies, atau penggunaan fisik, maka inlay dengan dua permukaan tidak akan adekuat lagi.
Hal ini memerlukan suatu restorasi yang meliputi seluruh daerah oklusal. Dan dalam
keadaan ini, onlay MOD merupakan jenis restorasi yang tepat
Indikasi :
1. Pengganti restorasi amalgam yang rusak.
2. Kalau restorasi dibutuhkan sebagai penghubung tonjol bukal dan lingual.
3. Restorasi karies interproksimal gigi posterior.
4. Restorasi gigi posterior yang menerima tekanan oklusal yang kuat.

3. Mahkota
Mahkota adalah restorasi rigid sebagian/ seluruh mahkota yang disemenkan.
Rekonstruksi kembali gigi yang kerusakannya lebih besar daripada gigi yang sehat.
Indikasi:
1. Gigi vital/ non vital
2. Sudah tidak bisa ditambal lagi
3. Karies yang meluas sampai menghilangkan cusp gigi
4. Jaringan periodontal sehat
5. Tidak ada riwayat alergi pada bahan mahkota pasak
6. Gigi antagonisnya masih bagus sehingga tidak menjadi iritasi pada bagian mukosa
palatal.
7. Retensi pada gigi yang akan diberi mahkota masih baik dalam artian masih mampu
menerima beban mahkota pasak itu sendiri
8. Akar gigi masih bagus.
Kontraindikasi:

 Karies pada gigi masih belum meluas masih tergolong pit dan fissure
 Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota karena adanya periodontitis
kronis
 Tidak adanya gigi antagonis sehingga menyebabkan mukosa palatal iritasi
 Gigi yang akan dibuatkan mahkota masih vital artinya tidak sampai perforasi.
 Kondisi gigi pada lengkung rahang tidak crowded.

3. Bahan apa yang digunakan pada restorasi rigid beserta pertimbangannya ?(Rakita, Awi)

Porselen

Untuk restorasi klas 1 dan klas 2 pada pasien yang mengutamakanestetika

Pada karies yang besar atau kegagalan restorasi sebelumnya

Bila keadaan social ekonomi pasien mengizinkan

- Porselen fused to metal

Pasien dengan tekanan pengunyahan yang ekstrem.

Adanya kebiasaan bruksism.

- Logam tuang

Karies dalam dan besar

Penyangga suatu jembatan

Abrasi yang luas


Tekanan oklusal besar

- Resin komposit

Tidak menyebabkan terkikisnya gigilawan. Selain itu restorasi ini mudah pecah dan berubah
warna.

Bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, porselen fuse to metal, resin
komposit, dan kombinasi keduanya.
4. Apa restorasi rigid yang sesuai untuk kasus pada skenario beserta
pertimbangannya?(Cita, Chanjot)
Dental inlay. Dental inlay adalah restorasi yang digunakan untuk memperbaiki gigi yang
rusak ringan hingga sedang. Inlay juga dapat digunakan untuk mengembalikan gigi yang
retak atau patah jika kerusakan tidak cukup parah untuk memerlukan mahkota penuh atau
untuk menggantikan restorasi lama. Pertimbangannya adalah kavitas melibatkan
proksimal bukal dan lingual yaitu bagian mesial dan cusp yang terlibat adalah sebagian
cusp bukal dan lingual.( Cita)

5. Hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan sebelum preparasi kavitas ?(Sai)


Jawab : 1. Struktur gigi yang masih tersisah
2. Lebar lesi karies pada gigi tersebut

6. Bagaimana peran kelas II MO untuk restorasi rigid ? (Putri, Nirma)


Peraan kelas II mesiooklusal untuk restorasi rigid yaitu salah satunya sebagai
pertimbangan untuk menentukan jenis restorasi apa yang akan digunakan. Pada kasus
kavitas kelas II MO yang kehilangan dinding bagian mesialnya sangat banyak sehingga
apabila dilakukan restorasi secara direk maka peluang terjadinya fraktur pada tumpatan
akan besar dikarenakan retensi dan resistensi dari tumpatan itu sendiri rendah. Selain itu
pada kavitas kelas II dimana lebar istmus hasil preparasi yang telah dilakukan menjadi
bahan preimage untuk menentukan jenis restorasi rigid apa yang akan digunakan. Apabila
lebar istmus melebihi sepertiga jarak antar cusp maka penggunaan restorasi rigid onlay
sangat dianjurkan. (P)
Desain kavitas
Pada scenario dapat diketahui bahwa pasien sebelumnya pernah ditambal dengan
komposit dan juga terjadi karies sekunder , sehingga pada pasien tersebut memerlukan
desain kavitas sebelumnya. Pembuatan dovetail dapat dilakukan pada bentukan fissure di
sisi yang satunya dengan mengikuti bentukan fissure dan boks proksimal dibuat lebih
melebar.
Tahap preparasi kavitas kelas II MO
 Outline form
Secara umum outline form inlay kelas II sesuai dengan outline kavitas untuk
amalgam kelas II. Outline form dibuat dengan memperhatikan resistensi form,
retention form, extention for prevention dan convenience form nya
 Preparasi dinding oklusal
 Melakukan preparasi dengan mengikuti bentukan outline form yang telah
dibuat sedalam 2- 2,5 mm dengan menggunakan “tapered fissure flat end”
 Membentuk dinding kavitas divergen 3-5 derajat kearah oklusal . tidak ada
undercut dan line angle dibuat tajam
 Preparasi bidang proksimal
 Melanjutkan preparasi bagian oklusal kearah proksimal sampai batas
daerah yang mudah dibersihkan (interdental papilla)
 Membentuk dinding bukal dan lingual divergen 3-5 derajat kearah oklusal
 Membuat dinding ngingiva sampai batas papilla interdental, datar,tegak
lurus dengan sumbu gigi (-+ 2 mm diatas garis servikal)
 Membuat bevel yang membentuk sudut 45 derajat terhadap permukaan
pada aksio- pulpal lineangel dan permukaan cavo survace enamel margin
 Dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal bebas kontak sebesar
ujung sonde
 Menghaluskan semua bidang preparasi menggunakan finishing bur
 Membuat cetakan percobaan pada malam tuang untuk melihat apakah
hasil preparasi sudah baik atau belum
 Cara mencetak percobaan
 Memanaskan malam tuang diatas api sampai lunak ( jangan sampai meleleh)
kemudian memilinnya samapai panjangnya lurus
 Selajutnya menekan malam tersebut kedalam kavitas sampai menutupi seluruh
kavitas dan permukaan oklusal gigi. Pada saat menekan mengusahakan supaya
searah dengan sumbuh gugu
 Tumpatan sementara
 Trial inlay: pada kunjungan kedua, dilihat retensi .
 Tumpatan sementara dibongkar
 Trial inlay , memperhatikan adanya tonjolan keci atau tidak
 Sisa tambahan /undercut dimodifikasi dan dibentuk kembali(N)

You might also like