You are on page 1of 4

KESIMPULAN

Abortus

A. Pengertian
Abortus adalah berhentinya kehamilan pada usia <20 minggu yang mengakibatkan
kematian janin, BBL <500 gram, PB <25 cm. Abortus sebagai berhentinya kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat lahir janin kurang dari 500 gram
(Cunningham, 2013)

B. Klasifikasi abortus
Abortus dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Abortus Spontan
 Abortus Imminiens (keguguran mengancam).
 Abortus incipiens (keguguran berlangsung).
 Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap).
 Missed Abortion (keguguran tertunda)
 Abortus komplit (keguguran lengkap)
 Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang),
 Abortus infeksiosus, abortus septik
b. Abortus Provocatus
 Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus.
 Abortus Provocatus criminalis
C. Etiologi
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat
beberapa faktor sebagai berikut:
 Faktor pertumbuhan hasil konsespi
 Kelainan pada plasenta
 Tatalaksana umum
D. Penanganan Abortus
a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu termasuk tanda-
tanda vital (nadi, tekann darah, pernapasan, suhu).
b. Pemeriksaan tanda-tanda syok (akral dingin,pucat, takikardi, tekanan sistolik <90
mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok. Jika tidak
terlihat tanda-tanda syok, tetap fikirkan kemungkinan tersebut saat penolong
melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat
memburuk dengan cepat.
c. Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi,
berikut kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:
1) Ampisilin 2 g lV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam.
2) Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
3) Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
d. Segerah rujuk ibu ke rumah sakit.
e. Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan
konseling kontrasepsi pasca keguguran.
f. Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus (WHO, 2013:84).

Ektopik Terganggu

A. Pengertian
KET adalah perdarahan pada kehamilan kurang dari 22 minggu yang terjadi karena sel
telur yang sudah dibuahi dalam perjalanan menuju endometrium tersendat sehingga
embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh
di luar rongga rahim. Bila tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri
dengan besarnya buah kehamilan, akan terjadi ruptura dan menjadi kehamilan
ektopik yang terganggu (KET)

b. Tanda adanya kehamilan ektopik :

 Kehamilan Ektopik
1) Gejala kehamilan awal (flek atau perdarahan yang ireguler, mual,
pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks, perlukaan
serviks, pembesaran uterus, frekuensi buang air kecil yang meningkat
2) Nyeri pada abdomen dan pelvis
 Kehamilan Ektopik Terganggu (Ket)

1) Sakit perut mendadak yang mula-mula terdapat pada satu sisi kemudian
menjalar ke bagian tengah atau ke seluruh perut sehingga menekan
diafragma
2) Nyeri bahu iritasi saraf frenikus)
3) Darah intraperitoneal meningkat timbul nyeri dan terjadi defence muskuler
dan nyeri lepas.
4) Bila terjadi hematoke retrouterina dapat menimbulkan nyeri defekasi dan
selanjutnya diikuti dengan syok (Hipotensi dan hipovolemia)
5) Serviks tertutup
6) Perdarahan dari uterus tidak banyak dan berwarna merah tua
7) Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG

a. Penangan Awal
1) Jika fasilitas memungkinkan segera lakukan uji silang darah dan
persiapan laparotomy
2) Jika fasilitas tidak memungkinkan, segera rujuk ke fasilitas lebih lengkap
dengan memperhatikan hal-hal yang diuraikan pada bagian penilaian
awal
b. Penangaan lanjut
1) Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling dan nasehat
mengenai prognosis kesuburannya. Mengingat meningkatnya resiko
akan kehamilan ektopik selanjutnya, konseling metode kontrasepsi.
2) Bila anemia dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus 600 mg/hari
peroral selama 2 minggu
3) Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu.

You might also like