You are on page 1of 19

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN UKURAN

KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KUALITAS AUDIT


(Studi Kasus pada Auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang)
1
Deviana Ika Putri, 2 Nyata Nugraha, 3 Iwan Budiyono
Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof Soedarto SH Tembalang Semarang
Email : 1devianaikaputri@yahoo.com, 2nyatanugraha@yahoo.com,
3
iwanbudiyono@yahoo.com

Abstract
This research aims to analyze the influennce of independency, competency, and size of
certified public accountant firm partially and simultaneously against audit quality of
auditor in Certified Public Accountant firm in Semarang. The data used in this study is
primary data. Population of this research is all of auditor who work at Certified Public
Accountant firm in Semarang. By using convenience sampling method, sample in this
research is 70 respondents. For the model of analyzis used multiple linear regression.
Hypothesis testing used t-statistic, F-statistic, and determination coefficient (R2). It is also
tested the normality test and classical assumption by using SPSS 22.0 program. Based on
hypothesis testing and discussion that the result obtained by independency and
competency had positive and significant influence partially toward audit quality of auditor
in Certified Public Accountant firm in Semarang. Whilst size of certified public accountant
firm did not. Independency, competency, and size of Certified Public Accountant firm had
significant influence simultaneously toward audit quality of auditor in Certified Public
Accountant firm in Semarang. This research also give findings that from three variables,
competency was dominant variable that influencing audit quality of auditor in Certified
Public Accountant firm in Semarang.

Keywords: Audit Quality, Independency, Competency, Size of Certified Public Accountant


Firm.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh independensi, kompetensi, dan


ukuran kantor akuntan public terhadap kualitas audit pada auditor kantor akuntan publik
di kota Semarang baik secara parsial maupun simultan. Data yang digunkan dalam
penelitian ini adalah data primer. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh auditor yang
bekerja pada kantor akuntan publik di kota Semarang. dengan menggunkan convenience
sampling, di peroleh sampel sebanyak 70 responden. Model analisis regresi linier
berganda. Sedangkan teknik analisis untuk uji hipotesis menggunakan t-statistik, F-
statistik, dan koefisien determinasi(R2). Selain itu juga dilakukan uji normalitas dan uji
asumsi klasik dengan menggunkan program SPSS 22.0. Berdasarkan pengujian hipotesis
dan pembahasan, diperoleh hasil bahwa independensi dan kompetensi secara parsial
masing-masing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada kantor
akuntan publik di kota Semarang, sedangkan ukuran kantor akuntan public berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit pada auditor kantor akuntan publik di
kota Semarang. Independensi, kompetensi, dan ukuran kantor akuntan publik secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada auditor kantor akuntan
publik di kota Semarang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari ketiga variabel
diatas, variabel kompetensi merupakan variabel dominan yang berpengaruh terhadap
kualitas audit pada auditor kantor akuntan publik di kota Semarang.

Kata kunci : Kualitas audit, Independensi, Kompetensi, Ukuran Kantor Akuntan Publik

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 463
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif
dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun
pihak eksternal perusahaan. Para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu
auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut memang
relevan dan dapat diandalkan serta dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan tersebut (Singgih dan Bawono, 2010).
Munculnya banyak skandal akuntansi yang pernah terjadi pada perusahaan-perusahaan
besar di dunia seperti Enron, WorldCom, Xerox, dan terakhir perusahaan farmasi Merck
pada awal bulan Juli 2002 telah mengakibatkan turunnya kepercayaan publik terutama
investor di pasar modal terhadap pelaporan keuangan yang dilakukan perusahaan.
Keruntuhan perusahaan besar tersebut telah dikaitkan dengan kualitas audit yang buruk
(Riyatno, 2007).
Di Indonesia sendiri, kasus yang sama juga terjadi pada KAP Justinus Aditya Sidharta
yang telah diindikasikan melakukan kesalahan audit pada laporan keuangan Great River
International, Tbk (Yuniarti, 2011). Ada pula kasus kredit macet milik Bank BRI Jambi
pada tahun 2009 yang disebabkan adanya tindakan korupsi dan kerjasama antara PT
Raden Motor dengan akuntan publiknya. Dalam kasus ini ada empat kegiatan data laporan
keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh akuntan publik, sehingga
terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya (Chaniago,
2013).
Menurut Mulyadi (2009: 9) kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan
auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik mengharuskan akuntan
publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Hal ini didukung penelitian
yang dilakukan oleh Ilmiyati dan Suhardjo (2012) bahwa hasil audit yang berkualitas
akan memberikan nilai tambah opini audit yang pada dasarnya dijadikan sebagai landasan
pembuatan keputusan oleh pemakai laporan keuangan.
Berbagai pandangan tentang kualitas audit dikemukakan oleh para ahli. De Angelo (1981)
mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) di mana seorang
auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 464
kliennya. Pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar mampu
mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien.
Christiawan (2002) menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh 2 (dua) hal yaitu
kompetensi dan independensi. Selanjutnya menurut De Angelo (1981) kualitas audit dari
akuntan publik juga dapat dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit. Terdapat hasil
yang berbeda diantara beberapa peneliti mengenai independensi, kompetensi, dan ukuran
KAP terhadap kualitas audit.
Menurut Agusti dan Pertiwi (2013) kompetensi auditor adalah auditor yang dengan
pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara
objektif, cermat, dan seksama. Auditor yang berpendidikan tinggi akan mempunyai
banyak pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya, sehingga dapat mengetahui
berbagai masalah secara lebih mendalam.
Independensi berkaitan dengan masalah etika akuntan publik yang tidak mudah
dipengaruhi. Auditor berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan
pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan
kepercayaan atas pekerjaan akuntan publik. Sikap mental independen tersebut meliputi
independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance)
(Christiawan, 2002). Semakin tinggi tingkat independensi yang di terapkan oleh auditor
maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor (Singgih dan Bawono,
2010).
KAP besar (Big 4 Certified Public Accountant Firm) diyakini melakukan audit lebih
berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil (Non-Big Certified Public Accountant
Firm). Pembedaan tersebut dilakukan berdasarkan jumlah klien yang dilayani oleh suatu
KAP, jumlah rekan atau anggota yang bergabung, serta total pendapatan yang diperoleh
dalam satu periode (Riyatno, 2007). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yuniarti
(2011), dalam hal jumlah, KAP kecil memang lebih banyak dibandingkan KAP besar di
Indonesia. Banyaknya jumlah KAP kecil ini telah mendorong adanya persaingan ketat
untuk mendapatkan klien. Oleh karenanya, banyak perusahaan yang meninggalkan KAP
yang menetapkan harga rendah. Akan tetapi hal ini sangat bertentangan dengan keadaan
sebenarnya, meningkatnya persaingan diantara KAP telah menyulut tekanan kepada
mereka untuk menurunkan harga jasa audit.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 465
Penelitian ini mengacu pada penelitian Septriani (2012). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu, penelitian ini menambahkan variabel ukuran Kantor
Akuntan Publik yang termasuk dalam variabel yang digunakan pada penelitian Suseno
(2013). Selain itu objek penelitian yang digunakan adalah auditor Kantor Akuntan Publik
di kota Semarang.
Berbagai temuan tentang public yang mempengaruhi kualitas audit memberikan hasil
yang berbeda, sehingga perlu kajian ulang apakah independensi, kompetensi, dan ukuran
KAP berpengaruh terhadap kualitas audit. Masalah penelitian ini dapat diungkapkan
dalam pertanyaan penelitian yaitu bagaimana pengaruh independensi, kompetensi, dan
ukuran KAP masing-masing secara parisal terhadap kualitas audit pada auditor Kantor
Akuntan Publik di Kota Semarang dan bagaimana pengaruh independensi, kompetensi,
dan ukuran KAP secara simultan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan
Publik di Kota Semarang.
Adapun tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisis pengaruh
independensi, kompetensi, dan ukuran KAP masing-masing secara parsial terhadap
kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. (2) Untuk
menganalisis pengaruh independensi, kompetensi, dan ukuran KAP secara simultan
terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.

Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor dalam
proses pengauditan (Indah, 2010). Kualitas audit sebagai kapasitas auditor eksternal
untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk penyimpangan lainnya.
Russel (2000) menyebutkan bahwa kualitas audit merupakan fungsi jaminan dimana
kualitas tersebut akan digunakan untuk membandingkan kondisi yang sebenarnya dengan
kondisi yang seharusnya (Sari, 2011). Public sector General Accounting Office (GAO)
(1986) mendeskripsikan audit quality sebagai pemenuhan terhadap standar profesional
dan syarat-syarat sesuai perjanjian yang harus dipertimbangkan (Badjuri, 2011). Menurut
Farhan (2009: 41) ada 8 (delapan) prinsip yang harus dipatuhi akuntan publik yaitu:
tanggung jawab profesi, kepentingan 466ublic, integritas, objektivitas, kompetensi dan
kehati-hatian professional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 466
Independensi
Menurut Mulyadi (2009: 25-26), independensi berarti sikap mental yang bebas pengaruh,
tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga
berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya
pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan
menyatakan pendapatnya. Independensi adalah salah satu hal yang harus dimiliki oleh
akuntan publik. Auditor tidak seharusnya memihak pihak manapun (Cristiawan, 2002).
Sari dan Sudana (2013), menyatakan bahwa auditor tidak hanya berkewajiban untuk jujur
kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga pihak lain yang menaruh
kepercayaan atas pekerjaan auditor. Elfarini (2007), berkaitan dengan hal itu terdapat 4
(empat) hal yang mengganggu independensi akuntan publik, yaitu: (1) Akuntan publik
memiliki mutual atau conflicting interest dengan klien, (2) Mengaudit pekerjaan akuntan
publik itu sendiri, (3) Berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien dan (4)
Bertindak sebagai penasihat (advocate) dari klien.

Kompetensi
Pentingnya kompetensi telah dinyatakan dalam standar umum pertama (SA seksi 210
dalam SPAP 2001) yang berbunyi bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih
yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor (Ardini, 2010).
Menurut Ilmiyati dan Suhardjo (2012) dalam melakukan audit, seorang auditor harus
memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai, serta keahlian khusus di
bidangnya. Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor
sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam
pelatihan, seminar, simposium.
Kasim, et al. (2013) kompetensi terdiri dari beberapa jenis karakteristik yang berbeda,
yang mendorong perilaku. Fondasi karakteristik ini terbukti dalam cara seseorang
berperilaku di tempat kerja. Kompetensi adalah mengenal orang seperti apa dan apa yang
dapat mereka lakukan, bukan apa yang mungkin mereka lakukan. Kompetensi ditemukan
pada orang-orang yang diklasifikasikan sebagai berkinerja unggul. Yang dimaksud
berkinerja unggul adalah kinerja di atas rata-rata. Lastanti (2005) kompetensi diperlukan
agar auditor dapat mendeteksi dengan cepat dan tepat ada tidaknya kecurangan serta trik-
trik rekayasa yang dilakukan dalam melakukan kecurangan tersebut karena keahlian yang
dimilikinya dapat menjadikannya lebih sensitif (peka) terhadap tindak kecurangan.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 467
Ukuran KAP
Menurut Supriyono (1988) untuk menentukan ukuran Kantor Akuntan Publik dapat
digunakan berbagai variabel sebagai ukuran pengganti, misalnya jumlah relatif fee yang
diterima oleh suatu kantor akuntan dari satu klien tertentu, atau ada tidaknya spesialisasi
fungsi pada suatu kantor akuntan, atau atas dasar proporsi total fee dari klien tertentu
dibandingkan dengan fee dari jasa bukan audit.
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) menggolongkan kantor
akuntan ke dalam: (1) kantor akuntan besar dan (2) kantor akuntan kecil. Menurut
AICPA, kantor akuntan besar adalah kantor-kantor akuntan yang telah melaksanakan
audit pada perusahaan go public, sedangkan Kantor Akuntan Publik kecil adalah kantor
akuntan yang belum melaksanakan audit pada perusahaan go public (Supriyono, 1988).
Menurut Arens, et al., 2003 penggolongan ukuran besar kecilnya Kantor Akuntan Publik,
dikatakan besar jika kantor akuntan publik tersebut berafiliasi atau mempunyai cabang
dan kliennya perusahaan-perusahaan besar mempunyai tenaga profesional di atas 25 (dua
puluh lima) orang. Dikatakan kecil jika tidak berafiliasi, tidak mempunyai kantor cabang
dan kliennya perusahaan kecil dan jumlah profesionalnya kurang dari 25 (dua puluh lima)
orang.
Hogan (1997) menjelaskan bahwa kantor besar dapat memberikan kualitas audit yang
lebih baik. Halim (2005) menambahkan, Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama
besar dipandang sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang
melebihi persyaratan minimum profesionalisme dibandingkan dengan kualitas Kantor
Akuntan Publik yang tidak memiliki nama terkenal (dalam Suseno, 2013).

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 468
Kerangka Teoritis Penelitian

Gambar 1.: Kerangka Teoritis Penelitian


Sumber: Septriani (2012), Saripudin, et al (2012), Suseno (2013),
Putri (2012), Singgih dan Bawono (2010), Ningsih dan Yaniartha
(2013), Tjun, et al. (2012) (telah diolah kembali).

METODE PENELITIAN
Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang terdapat di Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Kota Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah 70 responden
dengan menggunakan metode pengambilan sampel convenience sampling. Adapun daftar
nama Kantor Akuntan Publik yang menjadi responden penelitian dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1
Daftar Kantor Akuntan Publik (KAP)
Nama KAP
No.
1. KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (Cab)
2. KAP Bayudi Watu & Rekan (Cab)
3. KAP Benny, Tony, Frans & Daniel (Cab)
4. KAP Drs. Hananta Budianto & Rekan (Cab)
5. KAP Riza, Adi, Syahril & Rekan (Cab)
6. KAP Sodikin & Harijanto
7. KAP Sugeng Pamudji
8. KAP Drs. Tahrir Hidayat
9. KAP Tarmizi Achmad
10. KAP Yulianti, SE, BAP
Sumber: IAPI, 2014 (telah diolah kembali).

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 469
Responden auditor yang ditentukan adalah auditor yang menyenangkan saja, atau
berdasarkan faktor spontanitas. Dengan kata lain, siapa saja yang secara tidak sengaja
bertemu dengan peneliti dan responden yang ditemui sesuai dengan karakteristik
responden yang dibutuhkan maka bisa saja orang tersebut dapat dijadikan sampel. Jenis
data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari jawaban
respondenauditor KAP di Kota Semarang.
Definisi Operasional Variabel
Variabel independensi dan kompetensi penelitian diukur dengan menggunakan instrumen
independensi dan kompetensi dari Sukriah, et al. (2009). Variabel ukuran KAP diukur
melalui instrumen penelitian dari Arens, et al. (2003). Sedangkan variabel kualitas audit
diukur melalui Ilmiyati dan Suhardjo (2012). Definisi dan pengukuran variabel penelitian
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Operasionalisasi Variabel PenelitianVariabel
Dimensi Pengukuran
Independensi Independensi penyusunan program 3 pertanyaan
Independensi pelaporan 3 pertanyaan
Independensi pelaksanaan pekerjaan 3 pertanyaan
Kompetensi Pengetahuan umum 4 pertanyaan
Keahlian khusus 3 pertanyaan
Mutu personal 3 pertanyaan
Ukuran KAP Jumlah cabang 1 pertanyaan
Jumlah auditor 1 pertanyaan
Kualitas Audit SPAP sebagai pedoman 1 pertanyaan
Pemahaman terhadap sistem 1 pertanyaan
informasi
Komitmen menyelesaikan audit 1 pertanyaan
Melaporkan semua kesalahan 1 pertanyaan
klien
Pengambilan keputusan 1 pertanyaan
Tidak mudah percaya pernyataan 1 pertanyaan
klien
Sumber: Output SPSS 22.0.

Metode Analisis Data


Analisis data untuk menguji hipotesis dilakukan dengan regresi linier berganda. Sebelum
pengujian dilakukan, data yang akan dianalisis diuji validitas, reliabilitas dan normalitas
(Ghozali, 2013). Dilakukan pengujian terhadap terbebas dari asumsi klasik terhadap
persamaan tersebut, melalui uji multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastistas. Uji

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 470
hipotesis dilakukan dengan memperhatikan signifikansi nilai t dan nilai F atas variabel
independen.

Karakteristik Responden
Pengumpulan kuesioner yang dibagikan sejumlah 85 (delapan puluh lima), dengan
kuesioner yang kembali sebanyak 75 (tujuh puluh lima) dan 5 (lima) tidak lengkap,
sehingga yang dapat digunakan hanya 70 (tujuh puluh) kuesioner (82,4 %). Deskripsi
responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin pria (55,7 %) dengan usia
terbanyak < 25 tahun (50 %) dan pendidikan terakhir mayoritas responden adalah S1
(81,4 %). Dilihat dari lamanya bekerja mayoritas responden telah bekerja 1-3 tahun
sebanyak 36 (tiga puluh enam) responden (51,4 %).

Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan, yaitu uji kelayakan data, uji asumsi klasik,
dan uji hipotesis.

Uji Kelayakan Data


Uji Validitas
Hasil uji validitas untuk variabel independensi, kompetensi, ukuran Kantor Akuntan
Publik dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Uji Validitas

Variabel Korelasi Taraf Sig. Kesimpulan


Independensi 0,000 – 0,002 0,05 Valid
(9 dimensi pertanyaan)
Kompetensi 0,000 0,05 Valid
(10 dimensi pertanyaan)
Kualitas Audit 0,000 0,05 Valid
(6 dimensi pertanyaan)
Sumber: Output SPSS 22.0.

Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dari variabel independensi, kompetensi, dan kualitas audit dapat
dilihat pada Tabel 4.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 471
Tabel 4
Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha (α) Kesimpulan


Independensi 0.769 Reliabel
Kompetensi 0.905 Reliabel
Kualitas Audit 0.653 Reliabel
Sumber: Output SPSS 22.0.

Uji Normalitas
Grafik normal probability plot pada Gambar 2. menunjukkan data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.

Gambar 2.: Grafik Normal Probability Plot


Sumber: Output SPSS

Uji Asumsi Klasik


Uji Multikolinearitas
Tabel 5. menunjukkan bahwa seluruh variabel independensi, kompetensi, dan ukuran
Kantor Akuntan Publik tidak ada yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 dan
nilai VIF lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen
tidak terjadi multikolonieritas dalam model regresi.

Tabel 5
Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: Output SPSS 22.0

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 472
Uji Autokorelasi
Bersdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel 6., nilai DW sebesar 2,109.
Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 70, serta k = 3
(diperoleh nilai dL sebesar 1,525 dan dU sebesar 1,703). Karena nilai dU (1,703) kurang
dari DW (2,109) dan nilai DW (2,109) kurang dari 4 - dU (4 - 1,703), maka dapat
disimpulkan dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi.

Tabel 6.: Hasil Uji Autokorelasi


Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 ,670a ,450 ,425 3,55960 2,109
a. Predictors: (Constant), UK, KOM, IDP
b. Dependent Variable: KA
Sumber: Output SPSS 22.0.

Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Tabel 7. terlihat bahwa signifikansi semua variabel independen lebih dari
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas.

Tabel 7
Hasil Uji Glejser

Uji Hipotesis
Hasil pengujian persamaan regresi dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8
Hasil Perhitungan Hipotesis
Variabel Koefisien Nilai t Sig
Konstanta 10,345 1,911 0,060
Independensi 0,201 3,522 0,001
Kompetensi 0,273 4,524 0,000
Ukuran KAP 1,640 1,495 0,140
Nilai F 17,968 0,000
ttabel = 1,996 Ftabel = 2,744
R2 = 42,5 % Taraf sig = 5 %
Sumber: Output SPSS 22.0.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 473
Model persamaan dari hubungan antar variabel dapat diformulasikan sebagai berikut:

Kualitas Audit = 10,345 + 0,201 Independensi + 0,273 Kompetensi + 1,640 Ukuran


Kantor Akuntan Publik + e

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengaruh Variabel Independensi Secara Parsial Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis 1 menyatakan bahwa hipotesis 1 diterima. Berdasarkan hasil uji
t, diperoleh nilai thitung 3,522 lebih besar dari ttabel 1,996 atau nilai signifikansi 0,001 lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel independensi secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor
Akuntan Publik di Kota Semarang.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Septriani (2012) yang menyatakan bahwa
independensi secara umum dapat diartikan sebagai sikap mental yang bebas dari
pengaruh, tidak dikendalikan dan tidak tergantung pada pihak lain. Independensi juga
dapat diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan
adanya pertimbangan objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan
menyatakan pendapat.
Alim, et al. (2007) menambahkan bahwa auditor harus memiliki kemampuan dalam
mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit
dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap independen. Tidak dapat dipungkiri
bahwa sikap independen merupakan hal yang melekat pada diri auditor, sehingga
independen seperti telah menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki.
Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan (Alim, et al., 2007; Singgih dan
Bawono, 2010; Badjuri, 2011; Saripudin, et al., 2012; Septriani, 2012; serta Ningsih dan
Yaniartha, 2013) yang menunjukan bahwa independensi berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agency, dimana adanya auditor yang independen
dalam melakukan pengujian maupun pemeriksaan diharapkan dapat mencegah terjadinya
kecurangan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen.
Dalam penelitian ini semakin tinggi independensi seorang auditor maka semakin tinggi
kualitas audit yang mereka hasilkan, begitu pula sebaliknya.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 474
Pengaruh Variabel Kompetensi Secara Parsial Terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis 2 menyatakan bahwa hipotesis 2 diterima. Berdasarkan hasil uji
t, diperoleh nilai thitung 4,524 lebih besar dari ttabel 1,996 atau nilai signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi secara
parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor
Akuntan Publik di Kota Semarang.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Ilmiyati dan Suhardjo (2012) dalam melakukan audit,
seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai,
serta keahlian khusus di bidangnya. Kompetensi berkaitan dengan keahlian profesional
yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan formal, ujian profesional maupun
keikutsertaan dalam pelatihan, seminar, simposium.
Alim, et al. (2007) menambahkan bahwa auditor sebagai ujung tombak pelaksanaan tugas
audit memang harus senantiasa meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar
penerapan pengetahuan dapat maksimal dalam praktiknya. Penerapan pengetahuan yang
maksimal tentunya akan sejalan dengan semakin bertambahnya pengalaman yang
dimiliki.
Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan (Alim, et al., 2007; Tjun, et al.,
2012; Septriani, 2012; Nugraha, 2012; Ningsih dan Yaniartha, 2013; serta Sari dan
Sudana, 2013) yang menunjukan bahwa kompetensi berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agency, dimana auditor independen harus
memiliki kompetensi yang cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan
audit secara objektif. Sehingga diharapkan akan menghasilkan sistem informasi yang
relevan yang berguna bagi investor, kreditor dalam mengambil keputusan rasional untuk
investasi.
Dalam penelitian ini semakin tinggi kompetensi seorang auditor maka semakin tinggi
kualitas audit yang mereka hasilkan, begitu pula sebaliknya.

Pengaruh Variabel Ukuran KAP Secara Parsial Terhadap Kualitas Audit


Hasil pengujian hipotesis 3 menyatakan bahwa hipotesis 3 ditolak. Berdasarkan hasil uji
t, diperoleh nilai thitung 1,495 lebih kecil dari ttabel 1,996 atau nilai signifikansi 0,140 lebih
besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran KAP secara

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 475
parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit pada auditor
Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
Semula diduga bahwa variabel ukuran KAP secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh
De Angelo (1981) yang menyatakan bahwa kualitas audit dari akuntan publik juga dapat
dilihat dari ukuran Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit. Riyatno (2007) dalam
penelitiannya menjelaskan bahwa KAP besar (Big 4 CPA firm) diyakini melakukan audit
lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil (Non-Big 4 CPA firm). Halim (2005)
dalam Suseno (2013) menambahkan, Kantor Akuntan Publik yang memiliki nama besar
dipandang sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang melebihi
persyaratan minimum profesionalisme dibandingkan dengan kualitas Kantor Akuntan
Publik yang tidak memiliki nama terkenal.
Namun, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran Kantor Akuntan Publik
secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit pada
auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Watkins, et al. (2004) hal ini terjadi
karena bahwa kepemilikan sumber daya tidak lebih penting daripada penggunaan sumber
daya tersebut. Sebuah kantor akuntan besar tidak akan lebih berkualitas dibandingkan
dengan kantor akuntan yang lebih kecil jika sumber daya yang dimiliki tidak digunakan
untuk memberikan pendapat secara independen. Seperti kasus Enron atau Andersen
merupakan salah satu buktinya. Andersen ketika menjadi auditor Enron adalah sebuah
kantor akuntan besar dengan sumber daya yang besar juga, namun terbukti tidak
digunakan secara independen. Preferensi auditor terhadap risiko berpengaruh terhadap
suplai audit. Semakin tinggi risiko klien, semakin tinggi probabilitas risiko litigasi yang
dihadapi auditor jika klien tersebut ternyata tidak mengungkapkan informasi yang benar.
Francis dan Yu (2009) menambahkan ketergantungan pasar akan keunggulan KAP besar
membuat KAP kecil sulit berkompetisi. Dengan kondisi memiliki banyak klien,
menjadikan KAP besar merasa sudah berada pada area yang aman dan cenderung kurang
memperhatikan kualitas auditnya sehingga memungkinkan penurunan kualitas audit.
Kondisi ini menjadi temuan bahwa indikator jumlah cabang dan jumlah auditor untuk
menentukan besar kecilnya Kantor Akuntan Publik berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 476
Hasil penelitian ini kontradiksi dengan penelitian yang dilakukan (De Angelo, 1981;
Putri, 2012; dan Suseno, 2013) yang menyatakan bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik
berpenagruh signifikan terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Yuniarti (2011) dan Nindita dan Siregar (2012) bahwa ukuran Kantor Akuntan
Publik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit.

Pengaruh Variabel Independensi, Kompetensi, dan Ukuran KAP Secara Simultan


Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil uji F, menunjukkan bahwa Fhitung 17,968 lebih besar dari Ftabel 2,744
atau nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa variabel bebas independensi (X1), kompetensi (X2), dan ukuran Kantor Akuntan
Publik (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada auditor
Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Keadaan ini menunjukkan bahwa
penggabungan variabel-variabel independensi, kompetensi, dan ukuran Kantor Akuntan
Publik sangat relevan apabila dipergunakan untuk meningkatkan kualitas audit pada
auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
Temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan (Septriani, 2012; Ningsih dan
Yaniartha, 2013; serta Nugraha, 2013) menyatakan bahwa kompetensi dan indpendensi
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Serta hasil penelitian
Suseno (2013) menunjukkan bahwa pengaruh independensi dan ukuran Kantor Akuntan
Publik memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kualitas audit dan
dampaknya terhadap reputasi Kantor Akuntan Publik.
Selanjutnya untuk mengukur besarnya sumbangan dari variabel independensi,
kompetensi, dan ukuran Kantor Akuntan Publik dalam menerangkan kualitas audit dapat
dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,425. Hal ini
menunjukkan bahwa kontribusi variabel independensi, kompetensi, dan ukuran Kantor
Akuntan Publik dalam menjelaskan kualitas audit sebesar 42,5 % dan sisanya 57,5 %
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan di depan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 477
1. Independensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit
pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
2. Kompetensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit
pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
3. Ukuran KAP secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kualitas
audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
4. Independensi, kompetensi, dan ukuran KAP secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.
5. Kompetensi merupakan variabel dominan yang berpengaruh terhadap kualitas audit
pada auditor Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.

Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian masih terdapat berbagai kelemahan dan kekurangan, adapun
keterbatasan dalam penelitian ini yakni:
1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan 3 (tiga) variabel independen sehingga
kontribusi variabel-variabel tersebut hanya mampu menerangkan kualitas audit
sebesar 42,5 %.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor independen yang
terdapat di 10 (sepuluh) Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Semarang.

Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya antara lain:
1. Disarankan agar penelitian mendatang menambahkan variabel selain variabel yang
diteliti dalam penelitian ini sebagai penelitian yang akan diuji pengaruhnya
terhadap kualitas audit. Variabel lain seperti etika auditor, akuntabilitas, dan due
professional care.
2. Disarankan agar penelitian mendatang memperluas dan menambah jumlah
responden sehingga hasil penelitian yang akan datang menjadi lebih baik dan
mampu menyempurnakan kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Agusti, R. dan Pertiwi, N. P. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan
Profesionalisme terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ekonomi. September. Volume 21.
Nomor 3.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 478
Alim, et al. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit
dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi.
Makassar: Universitas Hasanuddin. Tanggal 26-28 Juli.

Ardini, L. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi


terhadap Kualitas Audit. Jurnal Majalah Ekonomi. Desember. Nomor 3.

Arens, Randal J. Elder, et.al. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi. Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Gramedia.

Badjuri, A. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit Auditor


Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Jurnal Dinamika
Keuangan dan Perbankan. November. Volume 3. Nomor 2. ISSN: 1979-4878.
Hal: 183-197.

Chaniago, D. 2013. Kasus Kredit Macet BRI Jambi 5 Tahun 2013 Belum Temukan
Tersangka. (http://www.kompasiana.com/). Diakses pada tanggal 13 Oktober
2014).
Christiawan, Y. J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil
Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan. November. Volume 4. Nomor
2. Hal: 79–92.

De Angelo, L. E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and
Economics 3. Juli. Hal: 183-199.

Elfarini, E. C. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas


Audit. Penelitian. Universitas Negeri Semarang.

Farhan, D. 2009. Etika dan Akuntabilitas Profesi Akuntan Publik. Malang: Inti Media.

Francis, J. R. dan M. D. Yu. 2009. Big 4 Office Size and Audit Quality. The Accounting
Review. Volume 84. Nomor 5. PP 1521-1552.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Up Date PLS Regresi Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ilmiyati, F. dan Y. Suhardjo. 2012. Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi Auditor


terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang).
JURAKSI. Januari. Volume 1. Nomor 1. ISSN: 2301-9328.

Indah, S. N. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas


Audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang). Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Kasim, et al. 2013. Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi, dan Kompleksitas Tugas


terhadap Kinerja Auditor (Studi pada Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
RI Perwakilan Aceh). Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Mei. Volume 2. Nomor 2. ISSN 2302-0164. Hal: 103-116.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 479
Lastanti, H. S. 2005. Tinjauan terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:
Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan
Informasi. Volume 5. Nomor 1. Hal 85-97.

Mulyadi. 2009. Auditing. Buku I Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Nindita C. dan S. V. Siregar. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Akuntan Publik terhadap
Kualitas Audit di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. November. Volume
14. Nomor 2. Hal: 91-104.

Ningsih, A. A P. R. C. dan P. D. Yaniartha S. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi,


dan Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Volume 4. Nomor 1. ISSN: 2302-8556. Hal: 92-109.

Nugraha, M. E. 2012. Pengaruh Independensi, Kompetensi, dan Profesionalisme terhadap


Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Juli. Volume 1. Nomor 4.

Putri, B. W. 2012. Penentuan Kualitas Audit Berdasarkan Ukuran Kantor Akuntan Publik
dan Biaya Audit. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Juli. Volume 1. Nomor 4.

Riyatno. 2007. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Earnings Response
Coefficients. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Volume 5. Nomor 2. Hal: 148-162.

Sari dan I. P. Sudana. 2013. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor pada
Kualitas Proses Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN: 2302-
8556.

Sari, Nurmalita N. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektifitas,


Integritas, Kompetensi Dan Etika Terhadap Kuliatas Audit. Skripsi. Semarang:
Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Saripudin, et al. 2012. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan
Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (Survei terhadap Auditor KAP di Jambi dan
Palembang). e-Jurnal Binar Akuntansi. September. Volume 1. Nomor 1. ISSN
2303-1522.

Septriani, Y. 2012. Pengaruh Independensi dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas


Audit, Studi Kasus Auditor KAP di Sumtera Barat. Jurnal Akuntansi &
Manajemen. Desember. Volume 7. Nomor 2. Hal 78-100.

Singgih, E. M. dan I. R. Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due


Proffesional Care, dan Akuntanbilitas terhadap Kualitas Audit. Simposium
Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Sukriah, I., et al. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,


Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium
Nasional Akuntansi XII. Palembang.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 480
Supriyono, R. A. 1988. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing): Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik: Suatu Hasil
Penelitian Empiris di Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Suseno, N. S. 2013. The Influence of Independence, Size of Public Accountant Office


Toward Audit Quality and its Impact on Public Accountant Office Reputation.
International Journal Of Scientific & Technology Research. Maret. Volume 2.
Nomor 3. ISSN 2277-8616.

Tjun, et al. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kualitas
Audit. Jurnal Akuntansi. Mei. Volume 4. Nomor 1. Hal: 33-56.

Watkins, et al. 2004. Audit Quality: A Synthesis of Theory and Empirical Evidence.
Journal of Accounting Literature. Volume 23. Page: 153-193.

Yuniarti, Rita. 2011. Audit Firm Size, Auidt Fee and Audit Quality. Journal of Global
Management. July. Volume 2. Number 1.

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 481

You might also like