You are on page 1of 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGELOLAAN DIIT DAN AKTIVITAS FISIK (SENAM AEROBIK)


HIPERTENSI

Satuan Acara Penyuluhan


Tema : Hipertensi
Topik : Diit dan Aktivitas fisik (Senam Aerobik) Hipertensi
Sub Topik : 1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Gejala Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Pengelolaan Diit dan Senam Aerobik Hipertensi
Penyuluh : Rizki Pertiwi Kusumawardhani
Hari/tanggal : Selasa, 18 April 2017
Waktu : 16.00-16.45 WIB
Tempat: Rumah Tn. S

A. Tujuan
1. Tujuan Umum (TU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 45 menit, klien dan keluarga
mampu mengaplikasikan diit dan senam aerobik hipertensi yang benar
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus (TK)
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit klien dan
keluarga mampu :
a. Menjelaskan pengertian hipertensi dengan benar
b. Menyebutkan penyebab dari hipertensi
c. Menyebutkan gejala dari hipertensi
d. Menyebutkan komplikasi dari hipertensi
e. Mampu mengelola diit dan aktivitas fisik (senam aerobik)
hipertensi
B. Sasaran
Keluarga Tn. S khusunya Tn. S

C. Setting Tempat

Ket :
= Penyuluh

= Keluarga

= Media

D. Materi
(Terlampir)

E. Media
Leaflet, laptop

F. Metode
Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab
G. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Kien &
Keluarga
1. 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam
- Mendengarkan
- Salam pembukaan
- Mendengarkan
- Perkenalan
- Menjawab
- Menjelaskan topik dan tujuan - Berpartisipasi aktif
pendidikan kesehatan
- Kontrak Waktu
- Menanyakan kesiapan keluarga
- Apersepsi
2. 25 menit Pelaksanaan : - Mendengark
1. Penyampaian materi an
a. Pengertian - Memperhati
hipertensi. kan
b. Penyebab - Bertanya
hipertensi
c. Gejala Hipertensi
d. Komplikasi
hipertensi
e. Cara Pengelolaan
diit hipertensi dan senam
aerobik
2. Memberikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
mengenai materi yang
disampaikan dan menjawab
pertanyaan

3. 10 menit Evaluasi: - Menjawab


- Meredemonstarasi
- Menanyakan kembali hal-
hal yang sudah dijelaskan
mengenai diit dan aktivitas
fisik (senam aerobik)
hipertensi
4. 5 menit Penutup - Mendengarkan
- Menjawab
- Menutup pertemuan
salam
dengan menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
- Memberikan salam
penutup

H. Evaluasi
1. Target persiapan
a) Tersedianya materi tentang hipertensi
b) Media : Leaflet
c) Tempat: Rumah Tn. S
d) Waktu : 16.00 – 16.45 WIB
2. Evaluasi proses
a) Klien dan keluarga antusias dalam mendengarkan penjelasan
b) Klien dan keluarga mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan
materi
c) Klien dan keluarga dapat menjawab pertanyaan dengan baik
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan, klien dan keluarga mampu
menyebutkan kembali :
a) Pengertian hipertensi
b) Penyebab hipertensi
c) Gejala hipertensi
d) Komplikasi hipertensi
e) Pengelolaan diit dan aktivitas fisik (senam aerobik)
hipertensi

I. Daftar Pertanyaan
1. Apakah pengertian dari hipertensi ?
2. Apakah Penyebab dari hipertensi ?
3. Apakah Gejala dari hipertensi ?
4. Apakah komplikasi yang ditimbulkan dari hipertensi ?
5. Bagaimana pengelolaan diit dan aktivitas fisik pada hipertensi ?
J. Jadwal Penyuluhan
Waktu
No. Kegiatan 10 April 12 April- 16
18 April 2017
2017 April 2017
1. Survei √
2. √
Prioritas masalah
3. √
Menyusun rencana
4. √
kegiatan
5. √
Pelaksanaan
Evaluasi
Lampiran
Materi Penyuluhan Pengelolaan Diit dan Aktivitas Fisik (Senam
Aerobik) Hipertensi

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat
melebihi batas normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan
kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh
darah tepi dan peningkatan volume aliran darah (Hani, 2010).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang (Kemenkes, 2014).

B. Penyebab Hipertensi
Menurut Widjadja (2009), faktor yang mempengaruhi hipertensi ada
tiga yaitu fisik, lingkungan dan stress
1. Faktor Fisik
a. Obesitas
Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu faktor risiko terhadap
timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita
hipertensi.
b. Keturunan
Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer,
apabila dibiarkan secara alamiah bersama lingkungannya, akan
menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50
tahun akan timbul gejala-gejalanya.
c. Jenis Kelamin
Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat dipengaruhi oleh faktor
psikologis. Pada pria sering kali dipicu oleh perilaku tidak sehat misalnya
merokok, depresi, dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada
wanita lebih berhubungan dengan pekerjaan yang mempengaruhi faktor
psikis dan stress.
2. Faktor lingkungan
a. Pola konsumsi
Asupan garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme
timbulnya hipertensi, sehingga perlu dibatasi secara terkontrol. Sumber
natrium yang umum adalah penyedap rasa yang mengandung
monosodium glutamat yang dikenal dengan MSG.
b. Gaya hidup yang kurang sehat
Kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan sedikitnya
aktivitas tubuh akibat pola hidup modern memengaruhi kemunculan
hipertensi.
c. Pengaruh stress
Stress meningkatan aktivitas saraf simpatis. Peningkatan ini
memengaruhi meningkatnya tekanan darah secara bertahap. Stress adalah
rasa takut dan cemas dari perasaan dan tubuh kita terhadap perubahan di
lingkungan.

C. Gejala
Menurut Nuratif & Kusuma (2015) terdapat beberapa gejala yang
dikeluhkan pada pasien yang menderita hipertensi yaitu:
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Gangguan penglihatan
d. Gelisah
e. Mual
f.Muntah
g. Mudah marah
h. Kesadaran menurun

D. Komplikasi Hipertensi
Menurut Aziza (2007), komplikasi hipertensi yang dapat terjadi
diantaranya adalah
1. Stroke
Peningkatan tekanan darah 20/10 mmHg meningkatkan risiko
CVD/Cerebrovaskular Desease sebanyak dua kali. CVD yang dimaksud
adalah penyakit jantung iskemik dan stroke.
2. Penyakit Jantung Koroner dan Gagal Jantung
Hipertensi diikuti dengan penurunan suplai oksigen dan faktor risiko lain
mempercepat proses aterogenesis sehingga semakin mengurangi oksigen
yang sampai ke otot jantung.
3. Penyakit Ginjal
Penurunan aliran darah ke ginjal karena hipertensi dapat menyebabkan
hiperfiltrasi yang nantinya akan berkembang menjadi glomerulosklerosis
dan selanjutnya gangguan fungsi ginjal.

E. Pengelolaan Diit dan Senam Aerobik Hipertensi


Pengaturan menu bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan
empat cara yaitu :
1. Diit rendah garam
Konsumsi natrium yang berlebih dapat menyebabkan konsentrasi
natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya,
cairan intraseluler ditarik ke luar sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler menyebabkan
meningkatnya volume darah sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi. Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium
atau sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida
(garam dapur), penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), dan
sodium karbonat. Konsumsi garam dapur yang dianjurkan tidak lebih dari 4
gram per hari, setara dengan satu sendok teh (Nurrahmani, 2012).
Pengurangan asupan garam bukan saja dari garam dapur, atau garam meja
pada waktu kita makan. Namun, hindari makanan yang tanpa kita sadari
mengandung banyak garam, misalnya makanan yang diasinkan (ikan asin,
telur asin, dan diawetkan, makanan kaleng, acar, bumbu-bumbu yang
banyak mengandung garam dapur misalnya terasi, kecap, petis, tauco, atau
juga makanan camilan (Lestari, 2013).
Menurut Almatsier (2010) berdasarkan dengan keadaan penyakit,
hipertensi dapat diberikan berbagai tingkat untuk diit rendah garam, yaitu
sebagai berikut :
a. Diit Garam Rendah I (200-400 mg Na)
Diit garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan
atau hipertensi berat. Untuk pengolahan makanannya tidak menggunakan
garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natrium.
b. Diit Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diit garam rendah II diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan
atau hipertensi sedang. Pemberian makanan sehari-hari sama dengan diet
garam rendah I. Pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sdt
garam dapur (2gr). Hindari bahan makanan yang tinggi kadar
natriumnya.
c. Diit Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diit garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema dan atau
hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari-hari sama dengan diit
garam rendah I. Pada pengolahan makanan boleh menggunakan 1 sdt
(4g) garam dapur.

2. Diit rendah kolesterol dan lemak


Membatasi asupan makanan yang banyak mengandung lemak dan
kolesterol, untuk mencegah terjadinya komplikasi berlanjut seperti
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Hindari makan terlalu banyak
daging kambing, lemak sapi, lemak babi, dan jeroan. Sebaliknya, dianjurkan
untuk banyak mengkonsumsi asam lemak tak jenuh ganda, omega-3 dan
omega-6. Selain baik untuk kesehatan jantung, penelitian melaporkan bahwa
asam lemak tak jenuh omega-3 (Lestari, 2013). Seseorang yang mengalami
kelebihan bobot badan, kemungkinan mengalami hipertensi meningkat lebih
dari tiga kali lipat. Resiko itu akan terus meningkat dengan bertambahnya
bobot badan. Menurunkan bobot badan merupakan strategi sangat efektif
dalam mengatur pola hidup untuk menormalkan tekanan darah. Bila kita
berhasil menurunkan bobot badan 2,5 – 5 kg saja, tekanan darah diastolik
dapat diturunkan sebanyak 5 mmHg. Penurunan bobot badan 10 kg dapat
memberikan perbaikan.

3. Diit tinggi serat


Menurut Nurrahmani (2012) serat merupakan karbohidrat kompleks
dan bagian dari tanaman yang tidak bisa dicerna. Pola makan tinggi serat
terbukti efektif mencegah dan mengobati berbagai penyakit kardiovaskuler,
termasuk hipertensi.
Bahan makanan yang mengandung serat kasar cukup tinggi bisa
diperoleh dari sumber berikut :
a. Buah-buahan : Jambu biji, belimbing, anggur, pepaya, jeruk,
mangga, apel, semangka, dan pisang
b. Sayuran : kacang panjang, buncis, tomat, kangkung, wortel,
bayam, sawi, pare, daun bawang, bawang putih, daun dan kulit mlinjo,
kecipir, jamur segar, kamangi, lobak, daun katuk, kol, dan bayam.
c. Protein nabati : kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang
merah, dan biji-bijian.
d. Agar-agar dan rumput laut.

4. Diit rendah energi ( bagi yang kegemukan)


Membatasi asupan kalori, terutama bagi penderita dengan berat
badan lebih (overweight) dan kegemukan (obesitas). Beberapa penelitian
melaporkan, bahwa penurunan berat badan pada penderita yang gemuk, oleh
penurunan tekanan darah yang berarti. Hindari makanan junk food yang
biasanya tinggi kalori, tinggi lemak, serta tinggi asupan garam (Na), tinggi
gula, dan rendah serat. Contoh: goreng-gorengan dan kue-kue manis
(Lestari, 2013).
Beberapa makanan yang harus dihindari menurut Darma (2013) bagi
penderita hipertensi adalah makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi
contoh minyak kelapa dan gajih; makanan yang diolah dengan
menggunakan garam natrium contoh biscuit, craker, keripik dan makanan
kering yang asin; makanan dan minuman dalam kaleng contoh sarden, sosis,
korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink; susu full
cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani
yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,
kulit ayam; bumbu-bumbu seperti kecap, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam
natrium; dan alkohol serta makanan yang mengandung alkohol seperti
durian dan tape.
Selain pengaturan pola makan, ada beberapa hal yang dapat
mencegah terjadinya hipertensi. Menurut Dewi (2011) ada beberapa cara
untuk mencegah hipertensi diantaranya
a. Dengan mengatur pola makan kita
- Gunakan garam secukupnya saja, perbanyak rempah untuk
meningkatkan cita rasa masakan.
- Hindari mengkonsumsi alkohol atau makanan yang mengandung
alkohol.
- Kurangi minuman bersoda
- Kurangi mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium seperti udang,
jerohan, daging kambing, sosis dan lain sebagainya

b. Olahraga yang teratur


Olahraga yang dapat dilakukan seperti aerobik, jalan santai, jogging, lari,
bersepeda, renang secara teratur serta olahraga rileks seperti yoga dan
meditasi.
c. Hindari merokok atau terkena asap rokok
d. Istirahat yang cukup dan mengurangi stress
5. Aktivitas Fisik (Senam Aerobik) Hipertensi
a. Pengertian
Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan
melakukan senam , karena dapat merangsang aktifitas kerja
jantung untuk melakukan perubahan yang menguntungkan dalam
tubuh seseorang yang melaksanakannya. Hal ini merupakan usaha
preventif/pencegahan tujuannya untuk meningkatkan jumlah
interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh dalam waktu
tertentu.
b. Manfaat
 Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru
serta membakar lemak yang berlebihan di tubuh karena
aktifitas gerak untuk menguatkan dan membentuk otot dan
beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: Pinggang, Paha,
Pinggul, Perut dan lain-lain.
 Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi,
kelincahan, daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-
kegiatan atau olah raga lainnya.
Bila seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat
merupakan suatu program penurunan berat badan.
c. Tekhnik Senam Hipertensi
Latihannya harus bertahap dan tidak boleh memaksakan diri.
Gerakan dengan intensitas ringan dapat dilakukan perlahan sesuai
kemampuan. Menurut Niniek Soetini SSt Ft, Fisioterapis Siloam
Hospitals Surabaya, contoh latihan yang bisa diterapkan setiap
hari adalah sebagai berikut:
Pemanasan:
Bertujuan untuk menyiapkan fungsi organ tubuh (terutama
jantung) agar mampu menerima gerakan pada tahap senam senam
selanjutnya yaitu inti. Sekaligus sebagai penanda bahwa tubuh
siap menerima pembebanan. Dengan melakukan pemanasan yang
benar akan mengurangi resiko terjadinya cidera.
1. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada
sisi yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-
10, lalu bergantian dengan sisi lain.
2. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas
kepala dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan
dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung.
Inti:
Bertujuan untuk meningkatkan kelentukan, keseimbangan
koordinasi, kelincahan, daya tahan, dan melancarkan peredaran
dearah serta meningkatkan jumlah volume darah. Sehingga
dengan melakukan senam secara teratur dapat meminimalkan
terjadinya penyakit jantung.
 GERAKAN - GERAKAN TANGAN
1. Mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke samping, ke
belakang
2. Gerakan tangan membuka dan menyilang
3. Mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke
samping
4. Gerakan tangan meninju, ke depan, ke samping, ke atas, ke
bawah, dan menyilang
5. Gerakan mengayun satu tangan atau dua tangan
6. Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk, tangan
menepuk paha, bahu, dan lain sebagainya

 GERAKAN - GERAKAN KAKI


1. Berjalan di tempat
2. Berbaris
3. melangkah satu atau dua langkah
4. Melompat satu kaki atau dua kaki ke samping, ke depan,
dan ke belakang
5. Mengangkat lutut
6. Tendangan, ke belakang, ke depan, dan ke samping
7. Geraka cha cha cha
8. Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan lain
sebagainya

Pendinginan:
Bertujuan untuk mengembalikan kondisi tubuh pada seperti
kondisi awal sebelum melakukan senam dengan melakukan
serangkaian gerakan berupa stretching. Tahapan ini ditandai
dengan menurunnya frekuensi detak jantung, menurunnya suhu
tubuh, dan semakin berkurangnya keringat.
1. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke
leher dan tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan
lakukan pada sisi lainnya.
2. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke
samping dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 kali
hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya dan tahan dengan
hitungan sama.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Y. (2010). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia

Aziza, L. (2007). Hipertensi the silent killer. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia.

Darma, A.S. (2013). Terapi diet pada penderita hipertensi. (online),


(http://rumahsakit.unair.ac.id/berita_rumahsakit96.html) (diakses tanggal
11 April 2017).

Dewi, M. (2011). Pengaturan makan bagi penderita hipertensi, (online),


(http://radioharmonifm.com/home) (diakses tanggal 11 April 2017).

Hani, L (2010). Pola makan penderita hipertensi. (online),


(http://www.indonesiapower.co.id/index.php?
option=com_conten&view=atikel&id=1302:pola-makan-penderita-
hipertensi, diakses (diakses tanggal 11 April 2017).

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Infodatinhipertensi. http://www.depkes.go.id


(diakses tanggal 11 April 2017).).

Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia.

Niniek Soetini. Meningkatkan Stamina Penderita Hipertensi.


http://www.surya.co.id/web/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=5393(diakses tanggal 11 April 2017).

You might also like