You are on page 1of 3

a) Tentukan nilai pengurang (DV) yang nilainya lebih besar 5 untuk bandara dan jalan

tanpa perkerasan, dan nilai-pengurang DV yang nilainya lebih besar 2 untuk jalan
dengan perkerasan.
b) Tentukan nilai-pengurangan total atau TDV (Total Deduct Value) dengan
menambahkan seluruh nilai-pengurang individual.
c) Tentukan CDV (Corrected Deduct Value) dari q dan nilai-pengurang total (TDV).
d) Lakukan iterasi sampai mendapatkan q = 1, dengan cara:

 Mengurangi nilai-nilai-pengurang (DV) yang nilainya lebih besar 5 diubah menjadi


5, untuk bandara dan jalan tanpa perkerasan (contohnya lihat Gambar 2.19)
 Mengurangi nilai-nilaiipengurang (DV) yang nilainya lebih besar 2 diubah menjadi
2, untuk jalan dengan perkerasan aspal atau beton.
Catatan: untuk bandara dan jalan tanpa perkerasan nilai-pengurang individual
minimum adalah 5. Untuk jalan aspal dan beton, nilai-pengurang individual
minimum adalah 2.
 Untuk mendapatkan sampai q = 1(yaitu saat TDV = CDV), maka ulangi langkah 3a
sampai 3c.

Nilai maksimum CDV adalah nilai CDV, terbesar hasil hitungan. Dalam contoh
Gambar 2.19, CDV maksimum adalah 43.

4. Hitungan PCI

Nilai PCI dihitung dengan mengurangkan nilai 100 dengan CDV maksimum.

Gambar 2.19 menunjukan rangkuman hitungan PCI untuk perkerasan aspal bandara
dari data yang diperlihatkan dalam Gambar 2.13. Dari contoh formulir data dalam Gambar
2.19, PCI = 100 – 43 = 57. Formulir dalam gambar-gambar 2.13 dan 2.19 adalah data hasil
survey untuk bandara dengan perkerasan aspal. Seperti yang telah dipelajari, prinsip-prinsip
hitungan PCI untuk perkerasan jalan ataupun bandara adalah sama (Shahin, 1994).
C. kerusakan Ekonomi Kerusakan Jalan

Menurut Sudarsana dan Swastika (2012), kajian ekonomi kerusakan jalan pada
dasarnya berisi tentang acuan dan pedoman dalam penyusutan rencana suatu proyek yang
akan dilaksanakan, sehingga menghasilkan suatu rencan ayang baik. Dalam kajian ini, akan
diperoleh besarnya nilai anggaran biaya pemeliharaan jalan. Sesuai dengan jenis dan tingkat
kerusakan jalan serta menghitung nilai kerugian masyarakat sebagai akibat dampak negatif
kerusakan jalan pada masyarakat sekitar ruas jalan yang mengalami kerusakan meliputi
ketidaknyamanan dalam perjalanan dan kerugian ekonomi. Kerugian ini kemudian
dinyatakan dalam satuan moneter yang biasa disebut biaya social (Social Cost). Biaya social
bisa dalam bentuk kerugian pendapatan akibat pelanggan yang menghindar karena kesulitan
aksesbilitas, kerugian produktifitas akibat berkurang kemampuan kinerja manusia,
kehilangan waktu akibat tundaan lalu lintas dan peningkatan penggunaan baan bakar minyak.

D. Perhitungan Anggaran Biaya

Berdasarkan peraturan pemerintah No.11 tahun 2013, Harga Satuan Pekerjaan (HSP)
terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung terdiri atas upah, alat
dan bahan. Biaya tidak langsung terdiri atas biaya umum dan keuntungan. Biaya langsung
masing-masing ditentukan sebagai harga satuan dasar (HSD) untuk setiap satuan pengukuran
standar, agar hasil rumusan analisis yang diperoleh mencerminkan harga aktual di lapangan.
Biaya tidak langsung dapat ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Harga satuan
dasar yang digunakan harus sesuai dengan asumsi pelaksanaan/penyediaan yang aktual
(sesuai dengan kondisi lapangan) dan mempertimbangkan harga setempat.

Dalam penerapannya, perhitungan harga satuan harus disesuaikan dengan spesifikasi


teknis yang digunakan asumsi-asumsi yang secara teknis mendukung proses analisis,
penggunaan alat secara mekanis atau manual, peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku, serta pertimbangan teknis (engineering judgment) terhadapa situasi dan kondisi
lapangan setempat. Dalam analisa harga satuan ini diperlukan masukan data dan asumsi yang
didasarkan atas data dan hasil survey pengalaman, dan bahan yang tersedia, sehingga bila
terjadi sanggahan terhadap harga satuan yang dihitung berdasarkan asumsi dan faktor dasar
yang digunakan harus sesuai dengan asumsi pelaksanaan/penyediaan yang aktual (sesuai
dengan kondisi lapangan) dan mempertimbangkan haarga setempat.

Dalam penerapan, perhitungan harga satuan harus disesuaikan dengan spesifikasi


teknis yang digunakan asumsi-asumsi yang secara teknis mendukung proses analisis,
penggunaan alat secara mekanis atau manual, peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku, serta pertimbangan teknis (engineering judgment) terhadap situasi dan kondisi
lapangan setempat. Dalam analisa harga satuan ini diperlukan masukan data dan asumsi yang
didasarkan atas yang didasarkan atas data hasil survey, pengalaman, dan yang tersedia.
Sehingga bila terjadi sanggahan terhadap harga satuan yang dihitung berdasarkan asumsi dan
faktor yang dirancang dalam perhitungan ini, segala akibat yang ditimbulkan sepenuhnya
adalah menjadi tanggung jawab perencana.

Dasar perhitungan rencana anggaran biaya dalam penanganan kerusakan jalan dapat
dilihat pada Tabel 3.2 sampai Tabel 3.8

You might also like