Professional Documents
Culture Documents
MEKANIKA TANAH
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4A
Aulia Noor Islami (21010115060051)
M. Fiqih Maulana (21010115060060)
Fauziah Karina (21010115060064)
Chandra Khoiru Riza (21030115060065)
Khusnul Wahyu W (21010115060073)
Bintang Egan N . (21010115060074)
Ricky Firgananda (21010115060076)
Arif Rahman Dimas (21010115060090)
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat, taufik serta hidayat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH dengan baik
tanpa suatu halangan apapun.
Penyusun
2.1.PENGERTIAN
Sondir adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kedalaman
lapisan tanah keras.
2.2.TUJUAN
Untuk mengetahui besarnya nilai conus resistance, local friction dan
total friction untuk setiap kedalaman serta mengetahui struktur lapisan tanah
dan daya dukung tanah (bearing capacity).
Keterangan :
Cc – C : cleef ( kg/cm2)
: interval pembacaan (cm).
: perbandingan luas conus dengan luas torak.
Tf : total friction (Kg/cm).
Tf = ( Cc – C ) x 20/10
2.6.DATA PERCOBAAN
3.1. PENGERTIAN
Boor yaitu alat yang digunakan untuk mengambil sampel tanah pada
kedalaman tertentu.
3.2. TUJUAN
Untuk mengetahui struktur lapisan tanah, mengetahui jenis serta warna
dan kedudukan MAT (muka air tanah). Pengambilan contoh tanah kita
lakukan tiap meter, baik pengambilan tanah secara biasa (distory). Tanah kita
ambil dan kita bawa ke labotratorium untuk diadakan penyelidikan.
Catatan :
Ada dua cara pengambilan sample :
Disturbed Sample ( terganggu ).
Undisturbed Sample (asli ).
Kedalaman 1m
Gravel : 100% - 91,14% = 8,86%
Sand : 91,14% - 51% = 40,14%
Silt : 51% - 41% = 10%
Clay : 41%
Kedalaman 2m
Gravel : 100% - 75,27% = 24,73%
Sand : 75,27% - 47% = 28,27%
Silt : 47% - 37% = 10%
Clay : 37%
5.1. PENGERTIAN
Dasar menentukan tebal perkerasan di atasnya. Perbandingan antara
beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standard dengan kedalaman dan
kecepatan penetrasi yang sama cara umum. Perkerasan jalan harus memenuhi
2 syarat, yaitu :
1. Secara keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat untuk memikul
berat kendaraan-kendaraan yang akan memakainya.
2. Permukaan jalan harus dapat menahan gaya gesekan dan keausan dari
roda-roda kendaraan, juga terhadap pengaruh air dan hujan.
5.2. TUJUAN
Untuk menentukan nilai CBR di tempat pada kedalaman tertentu.
5.3. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
5.3.1. PERALATAN
Cone penetrometer yang terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
1. Pegangan dan Profing-ring
2. Arloji-pembacaan
3. Batang-batang yang satu sama lain dapat disambung
4. Konus
5.3.2. PERLENGKAPAN
1. Blincong
2. Linggis dan Cangkul
3. Kain lap
5.4. CARA KERJA
1. Menggali lubang sedalam yang diinginkan, kemudian dasar lubang
diratakan.
2. Memeriksa semua sambungan-sambungan penetrometer dan
kencangkan. Jarum pembacaan harus menunjukkan angka nol (0)
bila penetrometer menggantung pada pegangannya.
KETERANGAN
Batang pembacaan
Arloji pembacaan mempunyai satuan pembacaan dari 0 sampai
dengan 300.Pada waktu pemeriksaan, pembacaan nol dapat terjadi pada
tanah yang sangat lembek basah dan sudah tentu tidak dapat mendukung
beban lalu lintas.Pembacaan mencapai 300 dapat terjadi pada lempung
yang kering serta padat atau lanau atau pasir yang padat, pada pemeriksaan
ini pembacaan maksimum cukup sampai 250.
Kedalaman
Daya dukung tanah biasanya bertambah kalau semakin dalam,
tetapi dalam beberapa hal tanah yang mempunyai lapisan-lapisan tipis dari
bahan yang lunak dengan alasan tersebut, maka dianjurkan agar setiap
5.5.2. PERHITUNGAN
1. Kedalaman : 0 cm
Pembacaan rata-rata : 39
CBR yang diperoleh :2%
Tebal teoritis : >65 cm
Tebal lapisan penutup : 65 - 0 cm = 65 cm
CBR dasar :2%
2. Kedalaman : 2.5 cm
Pembacaan rata-rata : 44,5
CBR yang diperoleh : 2,3%
Tebal teoritis : 58,5 cm
Tebal lapisan penutup : 58,5 – 2,5 = 56 cm
CBR dasar : 2,5 %
4. Kedalaman : 7,5 cm
Pembacaan rata-rata : 39,5
CBR yang diperoleh : 2,1 %
Tebal teoritis : 62,5 cm
Tebal lapisan penutup : 62,5 – 7,5 = 55 cm
CBR dasar : 2,6 %
5. Kedalaman : 10 cm
Pembacaan rata-rata : 41,5
CBR yang diperoleh : 2,2 %
Tebal teoritis : 61 cm
Tebal lapisan penutup : 61 – 10 = 51 cm
CBR dasar : 2,9 %
6. Kedalaman : 12,5 cm
Pembacaan rata-rata : 47,5
CBR yang diperoleh : 2,5 %
Tebal teoritis : 56 cm
Tebal lapisan penutup : 56 – 12,5 = 43,5 cm
CBR dasar : 3,75 %
7. Kedalaman : 15 cm
Pembacaan rata-rata : 62,5
CBR yang diperoleh : 3.5 %
Tebal teoritis : 46 cm
Tebal lapisan penutup : 46 – 15 = 31 cm
CBR dasar : 6,5 %
9. Kedalaman : 45 cm
Pembacaan rata-rata : 73
CBR yang diperoleh :4%
Tebal teoritis : 41,5 cm
Tebal lapisan penutup : 41,5 – 45 = - 3,5 cm
CBR dasar : >20 %
5.1. PENGERTIAN
Suatu test pemadatan tanah yang dilakukan sebelum didirikan
bangunan.
5.2. TUJUAN
Untuk memeriksa atau menentukan kepadatan tanah dan untuk
mengurangi compressability dari tanah.
Untuk mengetes kepadatan tanah ada 2 cara :
a. Metode Sand Cone
b. Menggunakan tabung
Metode yang dilaksanakan dalam praktikum disini yaitu metode
Sand Cone. Metode ini dilakukan bila material yang digunakan untuk urugan
terdiri dari material yang keras (sirtu).
PERHITUNGAN
Mencari Kadar Air ( w )
1. Berat tanah basah + cawan : 65,30 gr
2. Berattanahkering + cawan : 52,05 gr
Berat Air
Kadar Air (w) = x100%
Berat Tanah Kering
13,25
= x100%
33,92
= 39,1
Mencari Berat Isi Tanah Basah Lapangan (b )
Berat Tanah Basah W
b =
Volume Lubang V
910
=
507,936
= 1,791 gr/cm3
Mencari Berat Isi Tanah Kering( d)
γb
dlap. = x100%
100 w
1,791
= x100%
100 0,391
= 1,228 %
Misal jenis tanah Proctor = jenis tanah tempat melakukan test pemadatan,
maka :
x 100% 90%
d Lap.
Kepadatan lapangan =
d Proctor.
1,228
= x100%
1,300
= 94,462 % 90%
Kesimpulan
94,462 % 90 %, berdasarkan perbandingan ini, maka test pemadatan tanah telah
memenuhi syarat.
6.1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui kadar air tanah.
Catatan :
Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu digunakan
2 benda uji dengan cawan, yang hasilnya hampir sama, yang kemudian
harganya di rata-ratakan. Jika selisih harga kedua percobaan terlalu
berbeda, maka percobaan harus di ulangi.
Hitungan :
𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒊𝒓
Kadar air ( W ) = 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 100%
𝑾𝟐− 𝑾𝟏
= 100%
𝑾𝟑−𝑾𝟏
Perhitungan :
𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒊𝒓
Kadar air ( W ) = 100%
𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈
𝟏𝟖,𝟐𝟏
= 100%
𝟒𝟑,𝟓𝟓
= 41,814%
Perhitungan :
𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒊𝒓
Kadar air ( W ) = 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 100%
𝟐𝟐,𝟏𝟎
= 100%
𝟒𝟕,𝟕𝟑
= 46,302%
6.2.2 TUJUAN
Untuk menentukan berat jenis suatu contoh tanah.
Perhitungan :
Harga air picnometer ( W1 ) = (b – a) t1C
= ( 133,75 gr – 34,46 gr ) 1,00374
= 99,661
Perhitungan :
Harga air picnometer ( W2 ) = (b – a) t1C
= ( 138,27 gr – 39,35 gr ) 1,00374
= 99,289
Perhitungan :
c-a
GS =
W1 - (d - c) t1 C
70 gr - 34,46 gr
=
99,661 - (155,73 gr - 70 gr) 1,00374
= 2,611
Perhitungan :
c-a
GS =
W1 - (d - c) t1 C
71,17 gr - 39,35 gr
=
99,289 - (157,40 gr - 71,17 gr) 1,00374
= 2,498
PERHITUNGAN
KEDALAMAN 1 METER
Dalam hal ini tanah dianggap dalam keadaan Saturated sehingga
Vv = Ww dan :
Ws 43,55
Vs = Vs = 16,366
Gs 2,661
Nilai porosity
k
n = 1 x 100%
Gs
1,259
= 1 x 100%
2,498
= 49,599 %
Nilai ℽSaturated
Gs e
ℽsat = . ℽw
1 e
2,489 0,984
= x1
1 0,984
= 1,751 gr/cm3
Nilai ℽSubmerged
Gs e
ℽsub = . ℽw
1 e
2,489 1
= x1
1 0,984
= 0,751 gr/cm3
Nilai porosity
k
n = 1 x 100%
Gs
1,057
= 1 x 100%
2,498
= 42,31 %
Nilai ℽSubmerged
Gs 1
ℽsub = . ℽw
1 e
2,498 1
= x1
1 1,312
= 0,648 gr/cm3
7.1. PENGERTIAN
Direct Shear Test adalah alat yang digunakan untuk mencari besarnya
sudut geser dalam dan kohesi dari tanah.
7.2. TUJUAN
Untuk memperoleh sudut geser dalam dan kohesi dari tanah.
7.3. ALAT DAN BAHAN
a. Direct shear test aparat.
b. 3 buah besi plat pembebanan yang masing- masing sudah diketahui
beratnya.
c. Alat untuk mencetak sample.
7.4. CARA KERJA
A. Sebelum pekerjaan kita lakukan, dial pembacaan harus menunjukkan
angka nol.
B. Kemudian contoh tanah yang kita cetak kita masukkan ke tempatnya.
C. Beban vertical kita pasang, ini untuk mendapatkan tegangan normal (n).
D. Sedang untuk mendapatkan tegangan geser, alat kita putar sehingga dial
pada manometer akan bergerak, saat jarum dial itu konstan (tidak mau
naik/turun) besarnya kita baca dan kita catat.
E. Percobaan ini kita laksanakan sampai tiga kali dengan pembebanan yang
berbeda-beda sehingga didapatkan tegangan normal (n), tegangan geser
(s) yang berbeda-beda juga.
Cara menggambarkan agar mendapatkan harga kohesi dan sudut geser dalam
tanah :
a. Beban normal (Pn) dibagi luasnya sample, akan mendapatkan harga
tegangan normal (n).
b. Besarnya penunjukkan dial pada proving ring dikalikan kalibrasi
proving ring dibagi luas sample, akan mendapatkan harga tegangan
geser (s).
Beban I+ ring 55 65
PERHITUNGAN
Berat ring = 0.820 kg
𝟏
Luas ring (F) = 𝟒 .D2
Percobaan II:
0,820 5,50 5,50
n2 0,36 kg / cm 2
33,166
0,075 x85
s2 0,19 kg / cm 2
33,166
Percobaan III:
0,820 5,50 5,50 5,50
n3 0,52 kg / cm 2
33,166
Percobaan I:
0,820 5,50
n1 0,19 kg / cm 2
33,166
0,075 x65
s1 0,15 kg / cm 2
33,166
Percobaan II:
0,820 5,50 5,50
n2 0,36 kg / cm 2
33,166
0,075 x80
s 2 0,18 kg / cm 2
33,166
Percobaan III:
0,820 5,50 5,50 5,50
n3 0,52 kg / cm 2
33,166
0,075 x95
s3 0,21 kg / cm 2
33,166
8.1. PENGERTIAN
Suatu percobaan untuk menentukan gradasi pada butiran tanah.
8.2. TUJUAN
Untuk menentukan gradasi pada butiran tanah.
8.3. ALAT DAN BAHAN
a. Satu set saringan
b. Oven
c. Cawan
d. Neraca analitis
8.4. CARA KERJA
1. Percobaan pendahuluan
Ambil sample seberat 100 gram.
Sample yang sudah diketahui beratnya, direndam dengan air selama
kurang lebih 24 jam.
Setelah direndam, sample dicuci dengan saringan 0.074mm.
Sample yang sudah dicuci setelah larutan lolos lewat saringan dioven
setelah kering dilakukan pekerjaan / percobaan grain size. Sedang
lumpur yang lolos saringan dilakukan percobaan hidrometer.
2. Percobaan Grain Size
a. Sample yang tertinggal di atas saringan setelah dioven dan kering
ditimbang.
b. Selisih berat kering sebelum dicuci dan setelah dicuci adalah berat
lumpurnya.
c. Sample lalu diayak dengan saringan tersusun dari ukurannya paling
besar sampai ukuran paling halus.
d. Setiap sample yang tertinggal dalam saringan,diambil dan ditimbang
beratnya,sehingga dapat ditentukan prosentasenya yaitu berat tanah
yang tertinggal pada setiap saringan dibagi berat tanah mula-mula
sebelum direndam.
RUMUS:
a
Prosentase = x 100%
b
Dimana :
a = Berat butiran yang tertinggal dalam saringan.
b = Berat mula-mula seluruhnya.
8.5. ANALISA DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
DATA HASIL PERCOBAAN
Tanah sample pada kedalaman 1.00 meter
Berat Berat
Prosentase Prosentase Prosentase
tanah tanah
Yang
Diameter Berat Yang yang
tinggal + Komulatif Primer
tempat tinggal tertahan
tempat
(mm) ( gr ) (gr) (gr) () () ()
PERHITUNGAN
Berat tanah mula – mula = 100 gram
Berat sample tanah yang tertinggal
Prosentase = x 100 %
berat mula mula
2. Saringan 2,00 mm
6,51
x100 = 6,51
100
4. Saringan 0,85 mm
3,55
x100 = 3,55
100
5. Saringan 0,42 mm
10,25
x100 = 10,25
100
6. Saringan 0,30 mm
4,86
x100 = 4,86
100
7. Saringan 0,18 mm
7,35
x100 = 7,35
100
8. Saringan 0,15 mm
3,25
x100 = 3,25
100
9. Saringan 0,075 mm
5,27
x100 = 5,27
100
3. Saringan 1,18 mm
5,05
x100 = 5,05
100
4. Saringan 0,85 mm
4,03
x100 = 4,03
100
5. Saringan 0,42 mm
1,42
x100 = 1,42
100
6. Saringan 0,30 mm
4,3
x100 = 4,3
100
7. Saringan 0,18 mm
6,05
x100 = 6,05
100
8. Saringan 0,15 mm
1,9
x100 = 1,9
100
9. Saringan 0,075 mm
3,6
x100 = 3,6
100
9.1. PENGERTIAN
Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan kadar
lumpur yang dikandung oleh tanah. Alat yang berbentuk kerucut dengan
ujung tumpul berisi Hg dan dilengkapi dengan skala ukur.
9.2. TUJUAN
Untuk menentukan prosentase kadar lumpur yang dikandung oleh
tanah, atau untuk mengetahui butiran yang lolos lewat saringan no.200 atau
0.074 mm
9.3. ALAT DAN BAHAN
Alat Hidrometer
Gelas ukur 1000 ml
Stopwatch
Cawan
9.4. CARA KERJA
Tanah yang lolos dari saringan no. 200 atau 0.074 mm masih bercampur
dengan air, kemudian sample dibiarkan mengendap dan air sebagian
dibuang.
Endapan lumpur sebagian dimasukkan ke dalam gelas ukur, kemudian
dikocok-kocok smapai betul-betul homogen, disamping itu
mempersiapkan alat hidrometer dan stopwatch.
Pada alat hidrometer terdapat strip-strip yang terbaca dari titik nol.
Pembacaan dimulai pada saat sample masih homogen serta waktu dalam
nol detik.
Diusahakan agar air tenang, sehingga pembacaan dapat jelas , demikian
pembacaan dilakukan berturut-turut dengna interval waktu yang sudah
Dimana :
a : tinggi alat hidrometer yang diukur dari titik berat ujung hidrometer
sampai permukaan ujung hidrometer.
b : strip yang terbaca
t : interval waktu pembacaan
n : prosentase kadar lumpur
D : diameter butiran
9.6. ANALISA DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
DATA HASIL PERCOBAAN
Tanah Kedalaman 1 m
Waktu Pembacaan Strip Pembacaan Strip Selisih Pembacaan
(b) dua strip
( Detik ) X 0,2
0” 22 4,4 0
30” 20 4 0,2
300” 10 2 1,6
491” 0 0 2
600 0 0 0
( Detik ) X 0,2
0” 25 5 0
120” 20 4 0,4
515” 0 0 1,6
600” 0 0 0
=5
PERHITUNGAN
1. t = 0 detik
Z = 22 – 4,4 = 17,6
D = {106 x 10 –7 x (17,6/0)}1/2 = 0 mm
Prosentase = (0/4,4) x 45,8 % = 0 %
2. t = 15 detik
Z = 22-4,2 = 17,8
D = {106 x 10 –7x (17,8/15)}1/2 = 0,00355 mm
3. t = 30 detik
Z = 22-4 = 18
D = {106 x 10 –7x (18/30)}1/2 = 0,00252 mm
Prosentase = (0,2/4,4) x 45,8 % = 2,082 %
4. t = 60 detik
Z = 22-3,8 = 18,2
D = {106 x 10 –7 x (18,2/60)}1/2 = 0,00179 mm
Prosentase = (0,2/4,4) x 45,8 % = 2,082 %
5. t = 120 detik
Z = 22-3,6 = 18,4
D = {106 x 10 –7 x (18,4/120)}1/2 = 0,00127 mm
Prosentase = (0,2/4,4) x 45,8 % = 2,082 %
6. t =300 detik
Z = 22-2 = 20
D = {106 x 10 –7 x (20/300)}1/2 = 0,00084 mm
Prosentase = (1,6/4,4) x 45,8 % = 16,655%
7. t = 491 detik
Z = 22-0= 22
D = {106 x 10 –7 x (22/491)}1/2 = 0,00069 mm
Prosentase = (2/4,4) x 45,8 % = 20,818 %
8. t = 600 detik
Z = 22-0 = 22
D = {106 x 10 –7 x (22/600)}1/2 = 0,00062 mm
Prosentase = (0/4,4) x 45,8 % = 0 %
0” 22 0 0 0 45,8
3. t = 30 detik
Z = 25-4,6= 20,4
D = {106 x 10 –7 x (20,4/30)}1/2 = 0,00268 mm
Prosentase = (0,2/5) x 41,99 = 1,679 %
4. t = 60 detik
Z = 25 – 4,4 = 20,6
D = {106 x 10 –7 x (20,6/60)}1/2 = 0,00191 mm
Prosentase = (0,2/5) x 41,99 = 1,679 %
5. t = 120 detik
Z = 25 – 4 = 21
D = {106 x 10 –7x (21/120)}1/2 = 0,00136 mm
Prosentase = (0,4/5) x 41,99 = 3,359 %
6. t = 300 detik
Z = 25 – 1,6 = 23,4
D = {106 x 10 –7x (23,4/300)}1/2 = 0,00091 mm
Prosentase = (2,4/5) x 41,99 = 20,155 %
7. t = 439 detik
Z = 25 – 0 = 25
D = {106 x 10 –7x (25/439)}1/2 = 0,00078 mm
Prosentase = (1,6/5) x 41,99 = 13,437 %
8. t = 600 detik
Z = 25 – 0 = 30
D = {106 x 10 –7x (25/600)}1/2 = 0,00066 mm
Prosentase = (0/5) x 41,99 = 0 %
0” 25 0 0 0 41,99
Percobaan No I II III IV
Banyak Ketukan 20 45 15 35
No. kaleng 21 13 5 9
Percobaan 4
Banyaknya ketukan = 35 kali
Nomor kaleng =9
Berat kaleng = 18,33 gr
Berat Tanah Basah+Kaleng = 39,6 gr
Berat Tanah Kering+Kaleng = 35,07 gr
Berat Air (Ww) = 4,53 gr
Berat Tanah Kering (Ws) = 16,74 gr
Ww
Kadar air x100
Ws
4,53
x100 = 27,060
16,74
Nomor Kaleng 22
PLASTIC INDEX ( IP )
IP = LL – PL
Dimana :
LL = Liquid Limit( Batas Cair ) dari grafik
PL = Plastic Limit( Batas Plastis )
11.1. PENGERTIAN
Proctor adalah suatu alat yang digunakan untuk proses pemadatan
tanah dengan cara menumbuk tanah dan tanah diberi air dengan prosentase
yang berbeda.
11.2. TUJUAN
Menentukan hubungan kadar air dengan kepadatan (berat volume
kering) tanah yang dipadatkan dengan pemadatan standart.
11.3. ALAT DAN BAHAN
Keterangan :
Dari setiap pekerjaan pemadatan yang telah dilakukan dihitung :
1. Kadar air ( W ).
2. Berat Volume Tanah Basah (b).
3. Kemudian digambar hubungan antara berat volume basah dan berat
volume kering dengan kadar air pada grafik dengan absis = kadar air
dan ordinat = volume basah atau kering.
4. Dari grafik ditetapkan :
Kadar air tanah optimum( W optimum ) dari tanah yang diperiksa
yaitu kadar air pada puncak garis lengkung.
Kepadatan maksimal ( dry max, wet max )yaitu berat volume
kering atau basah yang diperoleh dari pemadatan pada kadar air
optimum.
DATA PERCOBAAN
Percobaan No I II III IV V
No. Cawan 3 17 16 10 25
Berat Cawan + tanah kering (gr) 62,22 56,90 48,66 47,21 60,90
PERHITUNGAN
Berat alat proctor = 3285 gr
Volume proctor = 995,282 cm3
Mencari berat isi basah atau volume basah
W2 W1
b = gr/cm 3
V
Dimana :
W1 = berat silinder bagian bawah (gr).
W2 = berat silinder + tanah kosong (gr).
V = volume silinder.
Untuk air 200 cc
4690 3290
b 1,407 gr / cm3
995,33
Dimana :
k = berat isi kering.
b = berat isi basah.
W = kadar air
HASIL PERHITUNGAN
BAB 12
PENUTUP
Print – 19/12/2016