You are on page 1of 6

Rujukan adalah sesuatu yang digunakan untuk memberi informasi (pembicara) untuk

menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan mungkin menggunakan


faktual atau non-faktual.Rujukan faktual terdiri atas kesaksian, statistik contoh, dan objek
faktual. Rujukan dapat berwujud dalam bentuk bukti, nilai-nilai, dan/atau krebilitas. Sumber
rujukan adalah tempat materi tersebut ditemukan. Kutipan adalah penggunaan ide, konsep,
teori dan yang sejenisnya dari sumber lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semua pengutipan yang ditulis harus mencantumkan rujukannya. Kesengajaan atau kealpaan
pencatuman rujukan pada sebuah kutipan merupakan pelanggaran etika dalam tulis-menulis.

Cara menulis daftar rujukan harus dilakukan pada penulisan karya tulis ilmiah.
Biasanya pada bagian penutup karya tulis ilmiah akan dibuat kesimpulan dan saran. Di
dalamnya akan di buat semacam saran-saran atas masalah yang dibuat secara singkat. Agar
penyusunan sebuah karya ilmiah lebih rapih, biasanya sebuah karya ilmiah akan dilengkapi
dengan daftar pustaka atau rujukan yang berisi buku-buku atau referensi yang dijadikan
sebagai bahan rujukan pembuatan karya tulis tersebut.
Ada tiga bentuk penulisan rujukan, yaitu:
1. Bodynote (catatan tubuh) : Penulisan rujukan yang langsung ditulis dalam teks
kutipan.
2. Footnote (catatan kaki) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian
kaki halaman yang terdapat kutipannya.
3. Endnote (catatan akhir) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian
akhir karangan (setelah kesimpulan dan sebelum daftar pustaka).

Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan juga tahun, lalu diapit di
antara tanda kurung. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut
nama akhir kedua penulis. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan dengan cara
menulis nama pertama dari penulis tersebut, kemudian diikuti dkk (dan kawan-kawan)
atau et al. (et alili). Pilih salah satu, namun harus konsisten dalam menulis satu karya
ilmiah. Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan adalah nama lembaga yang
menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan, atau nama koran.

a. Cara Merujuk Kutipan Langsung

1. Kutipan kurang dari 40 kata


Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata, ditulis di antara tanda kutip (“...”) sebagai
bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti dengan nama penulis, tahun dan
nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi
satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam tanda kurung.
Contoh :
Suhartno (1995:124) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial
ekonomi dengan kemajuan belajar”.
Nama penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman.

2. Kutipan 40 kata atau lebih


Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih, ditulis secara terpisah dari teks yang
mendahuluinya (tanpa tanda kutip), ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan,
dan diketik dengan jarak spasi tunggal. Nomor halaman juga ditulis.
Contoh :
Pradopo (1979:12) berpendapat tentang kepuitisan sebagai berikut.

Sesungguhnya kepuitisan ini sifatnya subjektif, dalam arti sesuatu yang puitis bagi
seseorang, mungkin tidak puitis bagi orang lain. Memang kepuitisan itu bertingkat-tingkat
hingga mungkin kepuitisan itu terasa oleh seseorang, sedang yang lain tak dapat atau
kurang merasakannya. Meskipun kepuitisan itu subjektif, namun ada cara-cara yang
sifatnya umum untuk mendapatkan kepuitisan yang tertentu dalam sajak.

Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri
garis teks kutipan.

Contoh:

Keraf (1996:54) menyimpulkan tentang pentingnya mengatahui asal-usul kata dan


maknanya sebagai berikut.

Kamus yang baik menyertakan pula keterangan tentang asal-usul katanya atau
etimologinya, bila hal itu memang ada. Agaknya kebanyakan dari kita menganggap bahwa
asal0usul kata itu tidak perlu diketahui; yang perlu ialah mengetahui arti kata yang perlu
ialah mengetahui arti kata yang berlaku dewasa ini. Walaupun anggapan ini tidak dapat
ditolak, namun tidak dapat disangkal bahwa mengetahui asal-usul sebuah kata dengan
maknanya yang dahulu, sering lebih memantapkan makna kata itu daripada sekadar
mengahafal arti yang sekarang.

Bahasa Indonesia banyak sekali menerima kata asing. Pemahaman arti kata-kata asing itu
akan lebih manyap, bila kita memahami pula arti aslinya, serta mengetahui sejarah bentuk
katanya. Di samping itu, etimologi beberapa kata asli Indonesia dapat pula membantu kita
memahami arti kata secara lebih baik.

3. Kutipan yang Sebagian Dihilangkan


Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, kata-kata
yang dibuang diganti dengan tiga titik.
Contoh :
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan sudah
melaksanakan kurikulum baru” (Manan 1995:278).
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat
titik.
Contoh :
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan
atau bagian tubuh lain .... Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap
bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim 1995:315).

B. Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung


Kutipan yang ditulis secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis
sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan
dapat disebut terpadu dalam teks atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitanya.
Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan.
Contoh :
Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada
mahasiswa tahun keempat.
Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun penerbitnya.
Contoh :
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin
1990:13).

Menulis Daftar Rujukan


Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel atau bahan
lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang
dibaca akan tetapi tidak dikutip, tidak dicantumkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan
semua bahan yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung dalam teks harus
dicantumkan dalam daftar rujukan.
Semua rujukan yang dicantumkan dalam daftar rujukan itu disusun menurut abjad
nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkannya. Baik ke bawah maupun ke
kanan. Jika nama pengarang dan nama lembaga yang menerbitkan itu tidak ada,
menyusun Daftar Rujukan didasarkan pada judul pustaka acuan tersebut.
Unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut adalah (1) nama
penulis, ditulis dengan nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik,
(2) tahun penerbitan, (3) judul termasuk subjudul, (4) kota tempat penerbitan dan (5)
nama penerbit.
a. Rujukan dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis
dengan huruf miring (italic), dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata
hubung atau kata tugas. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik
dua (.
Contoh :
Robert, H.R. 1981. Food Safety. Canada : A Wiley-Intersience Publication.
Hasibuan, M.S.P. 1996. Organisasi dan Motivasi. Cet. Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

b. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)


Penulisannya seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) baik untuk
satu maupun lebih editor, di antara nama penulis dan tahun penerbitan.
Contoh :
Aminudin (Ed.). 1990. Pengembangan Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan
Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang.

c. Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)


Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel diapit
tanda kutip (“...”) tanpa cetak miring (italic). Nama editor ditulis seperti menulis nama
biasa, diberi keterangan (Ed.) baik untuk satu editor maupun lebih. Judul buku
kumpulannya ditulis dengan huruf miring (italic), dan nomor halamannya disebutkan
dalam kurung.
Contoh :
Hasan, M.Z. 1990. “Karateristik Penelitian Kualitatif” dalam Aminuddin
(Ed.),Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra(hlm. 12-25).
Malang: HISKI Komisariat Malang.

d. Rujukan dari Kumpulan Karya Ilmiah atau Makalah


Cara menulisnya adalah dengan menulis nama pengarang karya ilmiah dan dituis di
depan, diikuti dengan tahun penerbitan kumpulan karya ilmiah. Judul karya ilmiah ditulis
tanpa cetak miring. Nama editor ditulis seperti menulis nama pengarang buku, diberi
keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Judul buku
kumpulannya dicetak miring diikuti nomor halamannya.
Contoh :
Dardjowodjojo, Soejono. (Ed.) 1988. PELLBA I: Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa
Atama Jaya Pertama. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.

e. Rujukan Karya Ilmiah Jurnal


Cara menulis rujukan dari karya ilmiah dalam koran pada dasarnya sama dengan cara
menulis rujukan karya ilmiah dalam jurnal. Bedanya dibelakang dilanjutkan dengan
nomor yang didahului singkatan hlm.
Contoh :
Hanafi, A. 1989. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”.Forum
Penelitian, 1(1):33-47.

f. Rujukan dari Koran tanpa nama pengarang


Cara menulis rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu
penerbit tanpa pengarang dan tanpa lembaga adalah sebgai berikut: Judul atau nama
dokumen ditulis dibagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan, kota
penerbit dan nama penerbit.
Contoh :
Jawa Pos. 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. IV.2.22 juni. Hlm.3.

g. Rujukan dari Dokumen Pemerintah


Cara merujuk dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga sebagai berikut. Nama
lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul
karangan, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas
penerbitan karangan tersebut.
Contoh :
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.

h. Rujukan Buku Terjemahan


Cara merujuk rujukan yang berupa skripsi, tesis, disertasi atau laporan penelitian pada
prinsipnya sama, hanya perlu ditambah pernyataan skripsi, tesis, disertasi, atau laporan
penelitian, diikuti nama universitas itu tidak menggunakan nama kota, misalnya
Universitas Indonesia, Jakarta.
Contoh :
Robins, R.H. 1995. Sejarah Singkat Linguistik. Edisi ke-3.Terjemahan Asril Marjohan.
Bandung: Penerbit ITB.
i. Rujukan Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian
Cara menulis rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau
lokakarya ilmiah sama dengan lainnya, hanya perlu ditambah dengan
pernyataan Makalah disajikan dalam ..., diikuti nama pertemuan, lembaga penyelenggara
dan tempat penyelenggaraan.
Contoh :
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajaran Bahasa
Inggris di LPTK. Disertasi IKIP Malang.

You might also like