You are on page 1of 24

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO I HARI 1
BLOK 3.3 (GANGGUAN NEUROPSIKIATRI)

KELOMPOK 8 B :
1. Nadya Elsi Permata Sari
2. Nurul Ramadhini
3. Fitriani Afifah
4. Muhammad Imam Arrasyid
5. Dini Fajriah Omari
6. Fauzi Ahmad
7. Ulfa Inten Waluyani
8. Zafira Annisa Ramadhani Mahdi
9. Mohammad Azri

Pembimbing Tutorial :
Dr.dr Masrul, SpGK

Tahun Ajaran 2018/2019


SKENARIO 2 : NYERI OH NYERI

Tn. Pen, 48 tahun, bersama istrinya usia 45 tahun, datang ke Poliklinik Saraf untuk
berobat. Tn. Pen datang dengan keluhan nyeri pada pinggang bawah kanan yang menjalar ke
kaki kanan. Keluhan ini disertai dengan adanya rasa tersentrum mulai dari paha bagian luar
hingga ke betis bagian luar. Pasien telah dikenal menderita Diabetes melitus sejak 10 tahun
yang lalu. Sejak tiga bulan terakhir ini Tn. Pen mengeluhkan rasa kebas di telapak tangan dan
telapak kaki. Tn. Pen telah berobat ke dokter spesialis saraf, didiagnosis menderita
Polineuropati diabetik dan mendapat obat derivat vitamin B1. Setelah mengonsumsi obat
tersebut, keluhan kebas terasa berkurang.
Istri Tn. Pen ikut juga memeriksakan diri karena nyeri kepala yang sudah dialaminya
dalam dua bulan ini. Nyeri kepala dirasakan hanya di satu sisi dan terasa seperti berdenyut.
Dalam dua bulan ini sudah terjadi lima kali serangan yang muncul bila kurang tidur dan
kelelahan. Saat serangan, istri Tn. Pen merasakan mual yang disertai muntah. Keluhan ini
diawali dengan pandangan gelap, tapi penglihatan kembali membaik setelah 10 menit.
Ketika sedang menunggu antrian di Poliklinik, Tn. Pen bertemu seorang remaja laki-
laki, usia 20 tahun yang menggunakan kursi roda. Remaja tersebut bercerita bahwa dia dirujuk
karena kaki dan tangan terasa lemah sejak dua minggu yang lalu. Kelemahan ini juga disertai
rasa kesemutan pada tangan dan kaki, dokter di Rumah Sakit Daerah menduga remaja tersebut
menderita SGB, sehingga harus di rujuk ke RSUP M.Djamil untuk tatalaksana selanjutnya. Di
tempat yang sama Tn. Pen juga melihat seorang bapak sekitar usia 67 tahun dengan tangan
gemetar, jalan dengan langkah lambat dan postur badan membungkuk.
Bagaimana Anda menjelaskan berbagai kasus di atas?

STEP I
Terminologi
1. Poliklinik saraf : Suatu unit pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan persyarafan
ditangani oleh dokter spesialis syaraf untuk penegakan diagnosa yang akurat. (Kamus
kedokteran)

2. Nyeri : pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang disertai oleh
kerusakan jaringan secara potensial dan aktual (The International Association for the
Study of Pain)

3. Pinggang ; lumbar : bagian punggung diantara thorax dan pelvis (dorland ed.31)

4. Nyeri menjalar ; radiating pain : nyeri yang menyebar dari sumber nyeri ke jaringan
didekatnya (The Internasional Association for the Study of Pain)

5. Nyeri pinggang bawah menjalar ; nyeri skiatika : rasa nyeri yang terjadi di sepanjang
jalur saraf panggul menjalar dari pinggang hingga tungkai bawah (kamus kedokteran)

6. Paha ; femur : Tulang paha, tulang terbesar dan terpanjang ditubuh, memanjang dari
pelvis sampai ke lutut, kaputnya bersendi dengan tulang panggul, dan di bagian distal,
bersama dengan patela dan tibia, membentuk sendi lutut. (Dorland)

7. Betis : Cruris, tungkai bawah yang terdiri dari dua tulang panjang yaitu tibia dan fibula.
(Dorland)
8. Diabetes Melitus : Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi
insulin. (WHO)

9. Kesemutan : Paresthesia, Sensasi terbakar atau menusuk yang biasanya dirasakan di


tangan, lengan, kaki, atau kaki, tetapi juga dapat terjadi di bagian lain dari tubuh.
(Dorland)

10. Telapak tangan ; Palmaris : permukaan fleksor dari tangan (anggota gerak atas)
(Dorland)

11. Dokter spesialis saraf : seorang spesialis medis dengan pelatihan lanjutan dalam
diagnosis dan pengobatan penyakit otak, sumsum tulang belakang, saraf, dan otot
(Migraine and Headache Glossary WebMD Medical Reference.)

12. Diagnosis : Menurut Thorndike dan Hagen dalam Suherman (2011), diagnosa dapat
diartikan sebagai :
1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease)
apa yangdialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai
gejala-gejalanya (symptons).
2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik ataukesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-
gejala atau fakta tentang suatu hal.

13. Polineuropati diabetik : sindroma yang ditandai dengan gangguan motorik dan sensorik
yang meluas pada saraf-saraf perifer akibat adanya penyakit metabolik berupa diabetes
melitus (Neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional)

14. Obat : Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, obat adalah bahan atau
paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia
Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau
dengan garis tepi berwarna hitam.Contoh : Parasetamol
Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih
dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertaidengan tanda
peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM

Obat Keras dan Psikotropika

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh :
Diazepam, Phenobarbital

Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin (Depkes, 2006)

15. Derivat vit.b1 : Vitamin B1 atau tiamin adalah salah satu vitamin yang berguna dalam
merubah karbohidrat menjadi energi untuk tubuh, terutama otak dan sistem saraf.
Vitamin B1 dapat dijumpai dalam berbagai makanan, seperti sereal, daging sapi,
kacang-kacangan, dan telur. Jika asupan vitamin B1 tidak tercukupi dari makanan,
dokter akan menyarankan konsumsi suplemen vitamin B1. Suplemen vitamin B1
tersedia dalam bentuk obat tunggal, gabungan dengan vitamin B lainnya, atau gabungan
dengan vitamin dan mineral lainnya. Merek dagang: Neurobion, Neurodex, Farbion,
Vitamin B1

Pemberian suplemen vitamin B1 bersama dengan antibiotik azithromycin, clarithromycin,


dan erythromycin dapat mengurangi efek dari vitamin B1.

16. Nyeri kepala : rasa sakit yang terjadi pada bagian manapun di kepala

17. Satu sisi ; ipsilateral : salah satu bagian tubuh

18. Kelelahan ; fatigue : keadaan meningkatnya ketidaknyamanan dan menurunnya


efisiensi akibat kerja yang berkepanjangan atau berlebihan; kehilangan tenaga atau
kemampuan untuk menjawab rangsangan.

19. Mual ; nausea : rasa tidak nyaman di perut bagian atas

20. Muntah ; vomiting : dorongan dari dalam perut yang tidak disadari dan pengeluarannya
melalui esofagus sampai ke mulut
21. Pandangan gelap : salah satu komplikasi mikrovaskuler dari diabetes melitus akibat
gangguan vaskularisasi retina.
22. Penglihatan (visual) : kemampuan untuk menangkap cahaya dan menghasilkannya

23. Poliklinik : fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan


pelayanan medis dasar dan atau spesialistik

24. Remaja : mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam
bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional. WHO
memberikan definisi masa remaja mulai di usia 10-24 tahun.

25. Kursi roda : alat bantu mobilitas untuk melakukan aktifitas bagi yang memiliki
keterbatasan dalam menjalankan kegiatan (kamus kedokteran)
26. Rujuk : suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan
wewenang atau tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit, secara
vertical dalam arti dari unit terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit lebih
mampu atau secara horizontal dalam arti dari unit unit yang setingkat dengannya
27. Kelemahan ; paresis : kelemahan/kelumpuhan parsial yang ringan/tidak lengkap atau
suatu kondisi yang ditandai oleh hilangnya sebagian gerakan atau gerakan (dorland)

28. Rumah sakit daerah (RSUD) : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) adalah Rumah
Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit mulai dari yang
bersifat dasar, spesialistik, hingga sub spesialistik yang diselenggarakan dan dikelola
oleh pihak Pemerintah Daerah ( UU No. 44 Tahun 2009)

29. Menurut Centers of Disease Control and Prevention / CDC (2012), Guillain Barre
Syndrom (GBS) adalah penyakit langka di mana sistem kekebalan seseorang menyerang
sistem syaraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot bahkan apabila parah bisa terjadi
kelumpuhan. Hal ini terjadi karena susunan syaraf tepi yang menghubungkan otak dan
sumsum belakang dengan seluruh bagian tubuh kita rusak. Kerusakan sistem syaraf tepi
menyebabkan sistem ini sulit menghantarkan rangsang sehingga ada penurunan respon
sistem otot terhadap kerja sistem syaraf.

30. RSUP : merupakan Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis
penyakit mulai dari yang bersifat dasar, spesialistik, hingga sub spesialistik,
menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan
profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga
kesehatan lainnya. (Kementrian Kesehatan RI, 2011:5)

31. Tatalaksana : Upaya penyelesaian masalah klinis berupa preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif

32. Tangan gemetar ; tremor : getaran atau gigilan yang involunter (Dorland)

33. Langkah lambat ; bradikinesia : perlambatan abnormal dari gerakan, kelambatan


respons fisik dan mental (Dorland)

STEP II
Identifikasi masalah
1. Mengapa tn.pen 45th datang ke poliklinik saraf?
2. Mengapa tn.pen merasakan nyeri pinggang bawah kanan yang menjalar ke kaki
kanan dan Hubungan jenis kelamin dan usia tn.pen 45th dan juga istrinya?
3. Mengapa keluhannya rasa tersentrum mulai dari paha bagian luar sampai kebetis
bagin luar
4. Bagaimana hubungan diabetes melitus dengan keluhan sekarang
5. Mengapa sejak 3 bulan belakang ini mengeluhkan kebas ditangan
6. Mengapa dokter mendiagnosis polineuropati diabetik dan memberi obat dervat
vit.b1dan Mengapa setelah mengkonsumsi obat tersebut keluhan berkurang?
7. Mengapa istri tn.pen mengeluhkan nyeri kepala sejak 2 bulan dan nyeri keala satu
sisi saja dan merasa berdenyut
8. Bagaiman hubungan kurang tidur dan kelelahan dengan keluhan
9. Mengapa istri tuan pen merasakan mual dan muntah saat serangan
10. Mengapa terjadi pandangan gelap pada istri tn.pen dan kembali setelah 10 menit
11. Mengapa remaja laki laki remaja tersebu mengalami kelemahan kaki dan tangan
12. Apa tatalaksana selanjutnya dilakukaan dirsup m.djamil
13. Mengapa dokter dirsud menduga SGB
14. Mengapa seorang bpk 65th tangan gemetar, langkah lambat, dan posisi tubuh
membungkuk?
15. Bagaimana anda menjelaskan berbagai kasus diatas

STEP III
Brainstroming

1. Mengapa tn. Pen 48th bersama istrinya 45th datang ke poliklinik saraf?

Pasien yang menemui dokter spesialis saraf adalah pasien yang mendapatkan rujukan dari
dokter keluarga mereka, dokter umum atau dokter di unit gawat darurat. Oleh karena itu,
kemungkinan pengobatan awal sudah dilakukan namun gejala pasien terus memburuk atau
belum berhenti. Selain itu, penyakit atau gangguan yang dialami pasien kemungkinan tidak
diketahui atau bukan merupakan keahlian dari dokter umum.

Tidak semua gangguan saraf menunjukkan gejala, namun apabila menunjukkan gejala,
pasien sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis saraf. Beberapa gejala yang paling umum
adalah sakit kepala yang sering terjadi, sakit kepala yang disertai dengan muntah proyektil,
kejang, kehilangan penglihatan, gangguan keseimbangan, dan gangguan berbicara. Harap
diingat bahwa gejala ini tidak selalu disebabkan oleh penyakit saraf, namun konsultasi
neurologi dapat membantu untuk memahami penyakit yang menyebabkan gejala atau
menghilangkan dugaan tertentu.

Pasien yang telah mengalami cedera yang serius seperti kecelakaan bermotor mungkin
harus menemui dokter spesialis saraf walaupun ia tidak mengalami sakit kepala. Gangguan
pada otak dan tengkorak terkadang tidak langsung menyebabkan gejala. Pasien yang telah
didiagnosis dengan tekanan darah tinggi atau pernah mengalami stroke juga sebaiknya
menemui dokter spesialis saraf. Kedua penyakit ini biasanya berkaitan dengan pembuluh
darah di otak yang sudah melemah.

Konsultasi neurologi dapat dilakukan sebagai tindakan rawat inap atau rawat jalan. Pasien
bisa saja sudah menginap di rumah sakit dan konsultasi ini dilakukan bersamaan dengan
uji kesehatan lainnya dan janji dengan dokter.

Konsultasi dengan dokter spesialis saraf biasanya berlangsung selama minimal 30 menit.
Tergantung pada penemuan awal dokter, uji kesehatan dapat dilakukan pada hari yang
sama. Namun, hasilnya seringkali didapatkan dalam beberapa hari atau minggu.

2. Mengapa tn. Pen merasakan nyeri pada pinggang bawah kanan yang menjalar ke kaki
kanan? Bagaimana hubungan usia tn.pen dengan keluhannya?

Penyebab Skiatika
Skiatika terjadi ketika saraf pada tulang panggul tertekan. Kondisi itu umumnya
disebabkan karena piringan sendi yang bergeser dari posisinya (slipped
disc), saraf terjepit (herniated disc)di mana bagian tengah piringan sendi keluar dari
jalurnya, atau pertumbuhan taji tulang pada tulang belakang (bone spurs).
Sedangkan penyebab skiatika lainnya, meski jarang terjadi, meliputi pertumbuhan
tumor pada tulang belakang, penyempitan jalur saraf pada tulang belakang (spinal
stenosis), keluarnya tulang belakang dari posisinya (spondylolisthesis), cedera
atau infeksi tulang belakang, serta gangguan pada saraf sumsum tulang
belakang (cauda equine syndrome).

Faktor Risiko Skiatika


Sejumlah kondisi berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami
skiatika, di antaranya:

 Duduk terlalu lama. Orang yang terlalu lama duduk memiliki risiko lebih besar
untuk menderita skiatika dibandingkan orang yang aktif.
 Diabetes. Kondisi ini berisiko memicu terjadinya kerusakan saraf.
 Kerja berat. Orang yang sering mengangkat beban berat atau berkendara dalam
waktu yang lama berpotensi menderita skiatika.
 Obesitas. Pertambahan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada tulang
belakang sehingga memicu skiatika.
 Usia. Pertambahan usia dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap gangguan
tulang belakang, seperti saraf terjepit atau pertumbuhan taji tulang pada tulang
belakang.

3. Mengapa tn. Pen merasakan rasa tersentrum dari paha hingga betis bagian luar?

Sistem neuronal yang terlibat dalam nyeri pinggang pertama kali dijelaskan dalam
tinjauan anatomi fungsional dan kemudian upaya dilakukan untuk menyusun data
struktur fungsional khusus yang tampaknya menentukan asal dan lokalisasi nyeri
pinggang dan iskialgia.Nyeri punggung bawah dapat muncul sebagai rasa sakit yang
mendalam melalui rangsangan dari aferen nociceptive di otot dan jaringan pendukung
dan sebagai nyeri saraf melalui iritasi serabut saraf nociceptive di dalam area
persarafan dari lumbosacral plexus. Masuknya nociceptive dari viscera hanya
menimbulkan rasa sakit pada kasus yang paling langka, bagaimanapun, sering
memiliki pengaruh konduktif.Otot skeletal memainkan peran khusus di sini, bersama
dengan pasokan sensorik ke segmen motorik vertebral melalui saraf spinal dan skema
persarafan khusus dari pleksus lumbosakral yang disebabkan oleh tunas ekstremitas.

Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis. Bagian
vertebre yang membentuk punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5 denagn discus
intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus lumbalis keluar
dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus iliohipogastrika, nervus ilioinguinalis, nervus
femoralis, nervus genitofemoralis, dan nervus obturatorius. Selanjutnya pleksus
sakralis keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus gluteus superior, nervus
gluteus inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus femoris superior, nervus
pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ischiadicus adalah berkas saraf yang
meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen infrapiriformis dan keluar
pada permukaan tungkai di pertengahan lipatan pantat. Pada apeks spasium poplitea
nervus ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus perineus komunis dan nervus
tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-serabut sensorik yang berasal
dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini dapat terjadi pada setiap bagian
nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan belakang tungkai
Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:
1. Nyeri radikuler (sering)
2. Nyeri alih (referet pain)
3. Nyeri tidak menjalar

4. Apa hubungan penyakit DM terhadap keluhan tn.pen?

Hipoglikemia berat yang diinduksi insulin menyebabkan kerusakan otak. Hipotesis


yang akan diuji adalah bahwa diabetes menandakan kerusakan jaringan otak yang lebih
luas setelah episode hipoglikemia berat.Laki-laki berusia sembilan minggu
streptozotocin-diabetic (DIAB; n = 10) atau kontrol kendaraan-disuntikkan
(CONT; n = 7) Sprague-Dawley tikus menjadi sasaran hiperinsulinemik (0,2 U · kg −1 ·
min −1) hipoglikemik berat (10–15 mg / dl) klem saat bangun dan tidak
terkendali. Kelompok-kelompok secara tepat dicocokkan untuk kedalaman dan durasi
(1 h) hipoglikemia berat (CONT 11 ± 0,5 dan DIAB 12 ± 0,2 mg / dl, P = tidak
signifikan). Selama hipoglikemia berat, jumlah episode aktivitas kejang yang sama
tercatat pada kedua kelompok. Satu minggu kemudian, analisis histologis menunjukkan
kerusakan saraf yang luas di daerah hippocampus, terutama di daerah dentate gyrus dan
CA1 dan kurang begitu di wilayah CA3 ( P <0,05), meskipun kerusakan hippokampus
total tidak berbeda antar kelompok. Namun, di korteks, tikus DIAB memiliki neuron
mati secara signifikan (2,3 kali lipat) dibandingkan tikus CONT ( P <0,05).Ada korelasi
kuat antara kerusakan neuronal dan terjadinya aktivitas seperti kejang ( r 2 > 0,9). Studi
terpisah yang dilakukan pada kelompok tikus diabetes ( n = 5) dan nondiabetes ( n = 5)
yang tidak terpajan hipoglikemia berat tidak menunjukkan kerusakan otak. Singkatnya,
di bawah kondisi yang diteliti, hipoglikemia berat menyebabkan kerusakan otak di
korteks dan daerah di dalam hippocampus, dan tingkat kerusakan berkorelasi erat
dengan adanya aktivitas seperti kejang pada tikus yang tidak dibius.Disimpulkan
bahwa, sebagai tanggapan terhadap hipoglikemia berat yang diinduksi insulin, diabetes
secara unik meningkatkan kerentanan area otak spesifik terhadap kerusakan saraf.

5. Mengapa sejak 3 bulan belakang ini tn.pen mengeluhkan kebas ditelapak tangan dan
kaki?

1. Postur yang salah

Pada sebagian besar kasus, penyebab mati rasa paling sering terjadi karena postur yang
salah. Berdiri atau duduk dengan tumpuan satu kaki tertentu lebih berat dari yang lain,
begitu pula saat Anda tidur dan tumpuan tangan satu lebih berat dari tangan yang
lainnya, tentu akan memberikan tekanan yang lebih besar terhadap tangan dan kaki
yang menjadi titik tumpuan tersebut.

2. Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang berperan dalam
mengalirkan rangsangan menuju tangan dan telapak kaki Anda. Ini terjadi karena
diabetes dapat mempengaruhi sirkulasi darah yang berperan dalam pengiriman
rangsangan. Kondisi ini sebenarnya dapat berbahaya, karena tangan dan kaki Anda jadi
tidak bisa merasakan apabila tersentuh sesuatu dengan suhu yang tinggi.

3. Carpal tunnel syndrome

Tekanan yang berlebihan pada jemari dan pergelangan tangan, dapat menyebabkan
timbulnya gejala mati rasa pasien carpal tunnel syndrome. Kondisi ini akan semakin
sering Anda alami, bila Anda sering melakukan gerakan berulang tertentu, yang
menyebabkan tekanan terus menerus pada pergelangan tangan Anda.

4. Multiple sclerosis

Kerusakan pada selubung mielin yang berfungsi untuk melindungi jalur utama
pengiriman ransangan pada sistem saraf, dapat terjadi ketika Anda terserang multiple
sclerosis. Selain selubung mielin, multiple sclerosis juga mampu memperlambat
pengiriman sinyal rasa, dari dan menuju saraf.

5. Kekurangan vitamin B12

Vitamin B12 memiliki peranan dalam membentuk selubung mielin (selubung yang
berfungsi melindungi jalur utama rangsangan pada saraf). Kurangnya ketersediaan
vitamin B12 tentu akan menghambat pembentukan selubung ini dan pengiriman
rangsangan pada saraf.

6. Mengapa dokter mendiagnosis polineuropati diabetik dan memberi obat derivat vit.B1
dan mengapa setelah memproduksi derivat vit.B1 keluhan menurun?
TANDA DAN GEJALA
Polineuropati diabetika memiliki tanda dan gejala yang mudah dikenal yaitu
kelainanyang sifatnya simetris. Gangguan sensorik selalu lebih nyata dibanding
kelainan motorikdan sudah terlihat pada awal penyakit. Umumnya gejala nyeri,
parastesi dan hilang rasatimbul ketika malam hari. Khas diawali dari jari kaki berjalan
ke proksimal tungkai.Seiring memberatnya penyakit jari tangan dan lengan dapat
mengenai saraf sensoris,motor dan fungsi otonomik dengan bermacam-macam derajat
tingkat, dengan predominan terutama disfungsi sensoris.
Nyeri mungkin bisa tiba-tiba saja timbul ataumungkin dicetus oleh stimulasi pada
daerah kulit dan nyerinya tajam atau terbakar.Parastesi biasanya digambarkan dengan
rasa tebal, gringgingen, terbakar, ataukesemutan.Kelemahan otot-otot tungkai dan
penurunan reflek lutut dan tumit terjadi lebihlambat. Adanya nyeri dan menurunnya
rasa terhadap temperatur melibatkan serabutsarabut saraf kecil (small
fiber neuropathy) dan merupakan predisposisi terjadinya ulkuskaki. Gangguan
propioseptif, rasa getar dan gaya berjalan (sensory ataxia gait )menunjukkan
keterlibatan serabut saraf ukuran besar (large fiber neuropathy).Kerusakan pada
sistem saraf-saraf autonom dapat menyebabkan miosis (mengecilnya pupil),
anhidrosis (tidak bisa berkeringat), hipotensi ortostatik, impotensi, dankeabnormalan
vasomotor. Gejala-gejala tersebut dapat muncul tanpa gejala lain yangsering
menyertai polineuropati, tapi gangguan pada sistem autonom tersebut seringmenyertai
polineuropati distal yang simetris.Saraf-saraf kutan superfisial bisa menjadi tebal dan
terlihat karena kolagen berproliferasi dan dideposisi pada sel schwan
karena pengulangan episode demyelinisasi dan remyelinisasi atau deposisi dari
amyloid atau polisakarida pada saraf-saraf tersebut. Fasikulasi atau kontraksi spontan
dari unit motor dapat terlihat berkejut-kejut dibawah kulit dan bisa juga terlihat di
lidah pasien. Gejala tersebut merupakankarakteristik dari penyakit yang menyerang
cornu anterior tapi juga bisa terlihat padaneuropati motoric dengan multifokal blok
pada konduksi motoricnya dan juga padaneuropati kronis yang menyertai kerusakan
dari axon.Tanda dan gejala klinis dari polineuropati merupakan refleksi dari saraf apa
yangterkena. Gangguan dari tiap tipe saraf menghasilkan tanda dan gejala yang
“positif” atau“negatif” seperti yang terlihat pada tabel berikut

C.KLASIFKASI
Klasifikasi polineuropati diabetikum didasarkan pada :1.

Berdasarkan onset : Aku, sub akut dan kronik2.

Menurut Goto (1986) :


a. Somatik-

Motorik : keluhan paling menonjol adalah berkurangnya tenaga dan cepatlelah. Pada
pemerikasan kekuatan otot terjadi penurunan dan kelemahanoleh karena terputusnya
akson dan demielinisasi sehingga terjadihambatan pada konduksi hantaran syaraf.
Tanda objektif yang timbuladalah hilangnya reflek tendon Achilles dan patela-

Sensorik : terjadi parastesi (rasa tebal), rasa terbakar, diastesi (bila dirabaterasa sangat
nyeri), hiperalgesia (nilai ambang nyeri turun)

b. Autonom : Hipotensi postural, impotensi, anhidrosi, gagguan pada bowel


dan bleder

Diagnosis Neuropati Diabetika


Penegakan diagnose dan menentukan derajat keparahan dari neuropati
diabetikamenggunakan TCSS (Tronto clinical scoring system) yang meliputi
Gejala, pemeriksaan reflek dan pemeriksaan sensorik.a.

Gejala : pada kaki yaitu nyeri, rasa tebal, kesemutan, lemah, gejala adanyaataksia dan
gejala pada lengan. System scoringnya adalah bila terdapat gejalaskor 1 bila tidak ada
gejala skor 0 b.

Reflek : pemeriksaan pada kaki kiri dan kanan, dilakukan pemeriksaan


reflek patella dan achiles, skor 2 bila tidak ada reflek, 1 bila reflek menurun
dan 0 bila normalc.

Sensorik : pemeriksaan sensorik meliputi nyeri tusuk, suhu, raba, getaran dan posisi.
Skor 1 bila abnormal, 0 bila normal

Vitamin B1 atau tiamin adalah salah satu vitamin yang berguna dalam merubah
karbohidrat menjadi energi untuk tubuh, terutama otak dan sistem saraf. Vitamin B1
dapat dijumpai dalam berbagai makanan, seperti sereal, daging sapi, kacang-kacangan,
dan telur.

7. Mengapa istri tn.pen mengeluh nyeri kepala dan disatu sisi?


Sakit kepala sebelah Kanan
Sering merasakan sakit kepala sebelah kanan harus waspada karena jika terus terjadi
dan tak kunjung sembuh, bisa jadi terdapat potensi penyakit kronis.

Migrain kronis. Kondisi ini terjadi ketika seseorang memiliki riwayat migrain yang
terjadi berulang dengan gejala sebagai berikut:

 Dirasakan pada satu atau dua sisi kepala.


 Menyebabkan rasa nyeri berdenyut sedang hingga parah.
 Diperparah oleh aktivitas fisik harian.
 Dapat menyebabkan sensitivitas berlebihan pada cahaya dan suara, serta timbul
rasa mual dan muntah.

Hemicrania continua. Sakit kepala yang ditandai dengan gejala sebagai berikut:

 Dirasakan hanya pada satu sisi kepala.


 Terjadi dari hari ke hari secara terus menerus.
 Dapat menjadi parah dengan gejala menyerupai migrain.
 Kondisi ini dapat menyebabkan: hidung tersumbat atau justru berair serta mata
merah pada bagian kepala yang terasa sakit.
 Pupil mata mengecil atau kelopak mata terkulai.

Sakit kepala klaster. Serangan nyeri pada salah satu bagian kepala dan terjadi di
sekitar mata. Kondisi ini sering dihubungkan dengan aktivitas pada bagian otak
bernama hipotalamus. Sakit kepala klaster umumnya disertai dengan gejala:

 Pupil pada salah satu mata mengecil.


 Salah satu kelopak mata bengkak atau turun.
 Mata berair dan merah.
 Hidung berair atau justru tersumbat.
 Telinga merah.
 Wajah berkeringat.

Terkadang sakit kepala klaster dipicu beberapa hal khusus, antara lain:

 Suhu panas.
 Olahraga.
 Konsumsi minuman keras.
 Bau menyengat seperti aroma parfum, bensin, atau cat baru.

Kemungkinan penyebab lain. Selain penyebab-penyebab di atas, sakit kepala


sebelah kanan dapat juga disebabkan hal lain seperti:

 Infeksi seperti meningitis.


 Peradangan atau gangguan dalam pembuluh darah di sekitar otak seperti stroke.
 Tekanan dalam rongga kepala yang meningkat atau menurun.
 Tumor otak.
 Cedera otak.

Sakit kepala sebelah Kiri

Sakit kepala sebelah kiri bisa terjadi karena beberapa hal. Biasanya sakit kepala sebelah
kiri dapat pulih dalam beberapa jam dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika rasa
sakit yang dirasakan intens atau tidak segera hilang, sebaiknya kunjungi dokter untuk
penanganan yang tepat.

Mengenali Penyebab Sakit Kepala Sebelah Kiri

Penyebab sakit kepala sebelah kiri dapat disebabkan berbagai factor. Salah satunya
adalah faktor gaya hidup, yang meliputi:
 Minum alkohol
 Menunda makan
 Kurang tidur
 Stres

Selain itu, meski tidak semua orang merasakannya, akan tetapi makanan tertentu juga
dapat memicu sakit kepala sebelah kiri, seperti makanan yang mengandung bahan
pengawet, kacang-kacangan, dan daging olahan.

Ada pula beberapa kondisi lain yang dapat memicu sakit kepala sebelah kiri, di antaranya
adalah:

 Infeksi dan alergi

Infeksi saluran pernapasan seperti flu, kerap disertai dengan demam yang diikuti keluhan
sakit kepala. Sementara pada reaksi alergi, dapat terjadi penyempitan pada saluran napas
dan rongga sinus, sehingga sering menyebabkan sakit kepala.

 Trigeminal neuralgia

Gangguan saraf ini terjadi pada saraf trigeminus yang berfungsi menghantarkan sensasi
atau rangsang dari area wajah menuju otak. Trigeminal neuralgia umumnya ditandai
dengan rasa sakit pada satu sisi wajah, sehingga bisa memicu sakit kepala kiri.

 Tekanan darah tinggi

Meski tidak memiliki gejala fisik yang khas, namun tekanan darah tinggi bisa memicu
timbulnya sensasi tegang pada leher, hingga sakit kepala, termasuk sakit kepala sebelah
kiri.

 Stroke

Sakit kepala secara mendadak dan parah bisa menjadi pertanda adanya serangan stroke.
Oleh karena itu, Anda perlu waspada bila mengalami sakit kepala hebat mendadak dan
sebaiknya segera konsultasikan ke dokter, terutama jika diiringi dengan kelemahan pada
satu sisi tubuh.

Gegarotak
Gegar otak biasanya disebabkan karena benturan atau pukulan keras sehingga
mengakibatkan cedera pada otak. Gegar otak dapat menjadi penyebab seseorang
mengalami sakit kepala sebelah kiri.

 Tumor otak

Tumor otak merupakan kodisi adanya pertumbuhan sel abnormal di otak. Tumor dapat
menyebabkan sakit kepala yang intens, muncul mendadak dan berulang, disertai gejala
lain seperti kehilangan penglihatan, kesulitan berjalan, dan kejang.

Kondisi-kondisi di atas dapat menyebabkan beberapa jenis sakit kepala, di antaranya


adalah migrain yang terasa seperti berdenyut pada satu sisi kepala, meski mungkin juga
terasa pada seluruh bagian kepala, dan sakit kepala cluster, ditandai dengan nyeri hebat
pada satu sisi kepala, nyeri yang dirasakan seringkali terasa hingga mata pada sisi kepala
yang sakit.

8. Bagaimana hubungan kurang tidur dan kelelahan dengan keluhan?

Kurang tidur merupakan pemicu sakit kepala yang paling sering dikeluhkan. Sakit
kepala yang terjadi dapat berupa migrain atau sakit kepala tegang (tension-type
headache).

Hal ini dibuktikan oleh para peneliti yang menghubungkan kaitan antara tidur dan sakit
kepala. Periset dari Missouri State University melaporkan bahwa ketika fase REM
dalam tidur terganggu maka dapat mengubah protein-protein di otak, yang diketahui
berperan penting dalam menekan atau justru memicu nyeri.

Seseorang yang tertidur akan melewati beberapa fase dalam tidurnya. REM merupakan
fase tidur bermimpi, yang terjadi 70–90 menit setelah tertidur. Sakit kepala biasanya
muncul ketika fase REM terganggu.

Selain itu, pada mereka yang memiliki gangguan tidur seperti sleep apneu, pasokan
oksigen ke otak akan menjadi terhambat. Rendahnya kadar oksigen ke otak selama tidur
dapat menjadi penyebab sakit kepala.

9. Mengapa istri tn.pen merasakan mual dan muntah saat serangan?


Karena terjadi vasodilatasi sehingga melatoninnya menurun

10. Mengapa terjadi pandangan gelap pada istri tn. Pen dan kembali setelah 10 menit?

1. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi ketika jumlah gula darah rendah. Hal ini bisa terjadi pada
orang yang mengalami diabetes atau orang yang menggunakan pengobatan dengan
menggunakan insulin. Melewati makan, makan jauh lebih sedikit dari biasanya, atau
olahraga yang berlebihan juga bisa menjadi pemicu hipoglikemia.

Salah satu gejala yang timbul jika seseorang mengalami hipoglikemia antara lain
munculnya pandangan yang kabur, sakit kepala, keringat berlebihan, susah konsentrasi,
gemetar, serta kelelahan.

2. Tekanan darah rendah

Tekanan darah dikatakan rendah jika angkanya turun di bawah 90/60 mmHg.
Penyebab tekanan darah rendah atau hipotensi ini antara lain dehidrasi, masalah
kesehatan jantung, serta kekurangan vitamin B12 dan folat, reaksi anafilaktik, dan
perdarahan. Tekanan darah rendah menyebabkan munculnya berbagai macam gejala
mulai dari sakit kepala, pandangan kabur, mual, lemas, konsentrasi menurun, bahkan
pingsan.
3. Migrain

Migrain adalah kondisi sakit kepala yang terjadi di salah satu sisi kepala. Migrain
memiliki beberapa gejala yang berbeda tergantung dengan tahapannya. Pada saat
serangan utama sakit kepala sebelah ini memuncak, pandangan kabur bisa timbul.
Gejala lain yang timbul adalah kurang nafsu maka serta peningkatan sensitivitas
terhadap cahaya, suara atau bau.

Pemicu migrain pun bermacam-macam. Mulai dari makanan yang tinggi natrium,
bahan tambahan pangan tertentu seperti MSG, minuman alkohol dan yang tinggi kafein,
stres, efek pengobatan, dan perubahan pola tidur dapat memengaruhinya.

Pada dasarnya, di bagian kepala, bukan hanya migrain yang bisa menimbulkan pusing
dan pandangan kabur. Apa pun kondisi yang mengurangi aliran darah ke otak bisa
memicu terjadinya pusing dan pandangan yang kabur. Jika ada cedera di bagian kepala
pun juga bisa menimbulkan pandangan kabur dan pusing.

4. Whisplash atau cedera lecutan

Whisplash adalah kondisi terjadinya cedera leher. Cedera ini terjadi ketika posisi leher
Anda dipaksa terlalu mundur ke arah belakang. Biasanya ini bisa terjadi pada
kecelakaan mobil, olahraga yang melibatkan kontak fisik antar pemainnya (contoh
sepak bola, karate, tinju, dan lain-lain), jatuh dari sepeda, atau kejatuhan benda yang
membuat kepala tersentak ke belakang.

Kondisi ini akan menimbulkan luka pada ligamen, otot, tulang, dan sendi. Cedera ini
sangat tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas penderitanya.

Sekitar 24 jam setelah insiden terjadi, biasanya akan muncul beberapa gejala sakit
kepala khususnya di bagian belakang, pandangan kabur, dan leher terasa kaku.

5. Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit mata yang terjadi akibat ada kerusakan pada saraf optik.
Ada dua bentuk glukoma yang paling umum terjadi yakni glukoma sudut terbuka
primer dan glaukoma sudut tertutup. Glaukoma sudut terbuka primer jarangan
menunjukan gejala, tiba-tiba pandangan mata Anda menyempit.

Sedangkan glaukoma sudut tertutup akut atau yang disebut dengan acute angle-closure
glaucoma juga bisa jadi penyebab pandangan kabur, pusing, sakit kepala, mata terasa
nyeri, mual, dan muntah.

6. Gangguan mata lainnya

Terdapat berbagai kondisi mata lainnya yang bisa jadi penyebab pandangan kabur dan
juga sakit kepala. Orang yang rabun jauh atau rabun dekat juga bisa mengalami
serangan sakit kepala disertai pandangan kabur, apalagi jika ukuran kacamata tidak
sesuai dengan kondisi matanya.
Katarak juga bisa jadi penyebab pandangan kabur dan pusing yang ringan. Bahkan
perubahan mata terkait kehamilan dapat menyebabkan penglihatan terganggu dan sakit
kepala.

Meskipun beberapa perubahan pengelihatan dapat menyebabkan sakit kepala dan dan
pandangan yang kabur, namun tidak semua kondisi ini menandakan masalah medis
yang parah. Untuk itu, konsultasikan ke dokter perubahan dalam pandangan dan rasa
pusing yang terjadi pada Anda, terutama jika terjadi secara tiba-tiba.

7. Kondisi saraf dan pembuluh darah

Berbagai kondisi saraf dan pembuluh darah dapat menimbulkan pandangan kabur dan
juga sakit kepala. Cedera kepala, stroke, atau pecahnya pembuluh darah di otak, infeksi
pada otak dan jaringan sekitar otak, serta tumor juga bisa menimbulkan gejala
pandangan kabur dan sakit kepala.

11. Mengapa remaja 20th merasakan kaki dan tangannya lemah sejak 2 minggu lalu?
Paraparesis : Sindrome Guillaine Barre
Penyebab GBS masih belum diketahui secara lengkap. Ada bukti bahwa dipengaruhi
oleh
sistem imun. Terdapat patologi imun dan pasien akan membaik dengan terapi modulasi
imun.
Sebuah penyakit dengan gambaran klinis serupa (serupa dalam patologi,
elektrofisiologi dan
gangguan CSF) dapat diinduksi pada hewan coba dengan imunisasi saraf tepi utuh,
mielin saraf tepi, atau pada beberapa spesies oleh protein dasar mielin saraf tepi P2 atau
galaktoserebrosid.
Sebuah langkah penting pada penyakit autoimun adalah terganggunya self-tolerance
dan ada bukti bahwa hal ini terjadi karena mimikri molekular pada 2 bentuk GBS,
AMAN dan sindroma Miller-Fisher, dengan reaksi silang epitope antara Campylobacter
jejuni dan saraf tepi. Saat GBSdidahului oleh infeksi virus, tidak ada bukti langsung
infeksi virus pada saraf tepi maupun radixsaraf

Organisme penyebab GBS


• Epstein-Barr virus • Mycoplasma pneumoniae
• Campylobacter jejuni • Cytomegalovirus
• HIV

Vaksinasi yang berpotensi


menimbulkan GBS

• Rabies vaccine • Influenza vaccines


• Oral polio vaccine • Smallpox vaccine
• Diphtheria and tetanus vaccines
• Measles and mumps vaccines
• Hepatitis vaccines.

12. Apa tatalaksana yang dilakukan di RSUP untuk remaja tersebut?


Jawab : Di RSUP dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan diagnosis pasti
remaja tersebut seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan elektrofisiologi
(EMG)

13. Mengapa dokter di Rumah Sakit Daerah menduga remaja tersebut menderita SGB?
Kriteria diagnosa yang umum dipakai adalah criteria dari National Institute of
Neurological and Communicative Disorder and Stroke (NINCDS), yaitu:

I. Ciri-ciri yang perlu untuk diagnosis: Terjadinya kelemahan yang progresif


Hiporefleksi
II. Ciri-ciri yang secara kuat menyokong diagnosis SGB: a. Ciri-ciriklinis:
o Progresifitas: gejala kelemahan motorik berlangsung cepat, maksimal
dalam 4 minggu, 50% mencapai puncak dalam 2 minggu, 80% dalam 3
minggu, dan 90% dalam 4 minggu.
o Relatif simetris
o Gejala gangguan sensibilitas ringan
o Gejala saraf kranial 50% terjadi parese N VII dan sering bilateral.
Saraf otak lain dapat terkena khususnya yang mempersarafi lidah dan
otot-otot menelan, kadang < 5% kasus neuropati dimulai dari otot
ekstraokuler atau saraf otak lain
o Pemulihan: dimulai 2-4 minggu setelah progresifitas berhenti, dapat
memanjang sampai beberapa bulan.
o Disfungsi otonom. Takikardi dan aritmia, hipotensi postural, hipertensi
dangejala vasomotor.
o Tidak ada demam saat onset gejala neurologis

b. Ciri-cirikelainancairanserebrospinalyangkuatmenyokongdiagnosa:

o Protein CSS. Meningkat setekah gejala 1 minggu atau terjadi

peningkatan pada LP serial

o Jumlah sel CSS < 10 MN/mm


o Varian:

o Tidak ada peningkatan protein CSS setelah 1 minggu gejala

o Jumlah sel CSS: 11-50 MN/mm

14. Mengapa bapak 67th tangan gemetar, jalan dengan langkah lambat dan postur badan
membungkuk?
Etiologi
1. Usia
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang paling lazim
setelah penyakit Alzheimer, dengan insidens di Inggris kira-kira 20/100.000 dan
prevalensinya 100-160/100.000. Prevalensinya kira-kira 1% pada umur 65 tahun dan
meningkat 4-5% pada usia 85 tahun.

2. Genetik
Komponen genetik pada penyakit Parkinson telah lama dibicarakan, karena
kebanyakan pasien memiliki penyakit sporadis dan penelitian awal pada orang
kembar memperlihatkan persamaan rata-rata rendah dari concordance pada kembar
monozigot dan dizigot. Pandangan bahwa genetik terlibat pada beberapa bentuk
penyakit Parkinson telah diperkuat, bagaimanapun, dengan penelitian bahwa kembar
monozigot dengan onset penyakit sebelum usia 50 tahun memiliki pembawa genetik
yang sangat tinggi, lebih tinggi dari kembar dizigot dengan penyakit early-onset.

3. Faktor Lingkungan
a. Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menimbulkan kerusakan
mitokondria.
b. Pekerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.
c. Infeksi
Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predisposisi
penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada hewan
menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksi Nocardia astroides.
d. Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stres oksidatif, salah satu
mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya, kopi
merupakan neuroprotektif.
e. Ras
Angka kejadian Parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih dibandingkan kulit
hitam.
f. Trauma kepala
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya
masih belum jelas benar.
g. Stress dan Depresi
Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik.
Depresi dan stres dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stres dan
depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stres oksidatif.

Gejala Klinis
o Gejala Motorik

a. Tremor/bergetar
Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap sebagai
suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit
parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang
itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut
resting tremor, yang hilang juga
sewaktu tidur. Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi
metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam
atau memulung-mulung (pil rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau
pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng,
mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu
istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/alternating tremor). Tremor
tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata
dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung uang). Semua
itu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita bisa bergoyang-
goyang jika tidak sedang melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya, jika disadari,
tremor tersebut bisa berhenti.
Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit,
tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi.

b. Rigiditas/kekakuan
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya
terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila pergelangan difleksi dan
ekstensi pasif dan pronasi serta supinasi lengan bawah secara pasif. Pada stadium
lanjut rigiditas menjadi menyeluruh dan berat sehingga memberikan tahanan bila
persendian-persendian digerakkan secara pasif. Rigiditas merupakan peningkatan
terhadap regangan otot pada otot antagonis dan agonis. Salah satu gejala dini dari
rigiditas ialah hilangnya gerak asosiasi lengan bila berjalan. Peningkatan tonus otot
pada sindrom prakinson disebabkan
oleh meningkatnya aktifitas neuron motorik alfa. Kombinasi dengan resting tremor
mengakibatkan bunyi seperti gigi roda yang disebut dengan cogwheel phenomenon
muncul jika pada gerakan pasif.

c. Akinesia/bradikinesia
Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi pada impuls optik, labirin,
propioseptif dan impuls sensoris di ganglia basalis. Hal ini mengakibatkan berubahan
aktivitas refleks yang mempengaruhi motorneuron gamma dan alfa. Kedua gejala di
atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda akinesia/bradikinesia
muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan sehari-hari pun
bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan baju,
langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik sehingga penderita
bisa
menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan
dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang, sehingga
sering keluar air liur. Gerakan volunter menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak
asosiatif,
misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil
suatu obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat. Bradikinesia
mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan gerakan spontan yang
berkurang, misalnya wajah seperti topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya
gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut.

d. Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah


Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah,
sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai
melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat
berpikir dan depresi. Keadaan tersebut juga berimplikasi pada hilangnya refleks
postural disebabkan kegagalan integrasi dari saraf proprioseptif dan labirin dan
sebagian kecil impuls dari mata, pada level talamus dan ganglia basalis yang akan
mengganggu kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini mengakibatkan penderita mudah
jatuh.

e. Mikrografia
Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini
merupakan gejala dini.

f. Langkah dan Gaya Jalan (sikap Parkinson)


Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a petit
pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan,
punggung melengkung bila berjalan.

g. Bicara Monoton
Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring,
sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume
suara halus ( suara bisikan) yang lambat.

h. Demensia
Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan deficit
kognitif.

i. Gangguan behavioral
Lambat-laun menjadi dependen (tergantung kepada orang lain), mudah takut, sikap
kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat
(bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul,asal diberi waktu
yang cukup.

j. Gejala lain
Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal
hidungnya (tanda Myerson positif).

o Gejala Non-Motorik
a. Disfungsi otonom
- Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama
inkontinensia dan hipotensi ortostatik.
- Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic
- Pengeluaran urin yang banyak
- Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya
hasrat seksual, perilaku orgasme.
b. Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi
c. Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat
d. Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia)
e. Gangguan sensasi
- Kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan
warna.
- Penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension
orthostatic, suatu kegagalan system saraf otonom untuk melakukan penyesuaian
tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan posisi badan.
- Berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau (microsmia atau
anosmia).

15. Bagaimana anda menjelaskan berbagai kasus di atas?


pada kasus Tn.Pen gejala2 yang ditunjuk adalah dari penyakit Polineuropati diabetic
Pada remaja laki2 karena menderita SGB
Pada bapak 67 th karena penyakit Parkinson.

Sumber :
- American journal of neurology
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/198649
- American journal of physiology endrocrinology and metabolism
- The International Association for the Study of Pain
- Dorland ed 31
- Kemenkes kesehatan RI

STEP III
SKEMA
DM 10 tahun
Tn. Pen 48 tahun yang lalu

Nyeri menjalar di pinggang bawah


ke kaki kanan bawah
Rasa tersentrum dari paha ke betis
bagian luar

3 bulan kebas telapak


tangan dan kaki

Rujuk ke spesialis
saraf

Polineuropati Obat derivat


diabetik vit. B1

Kebas berkurang
Wanita 45 tahun

Kurang tidur
kelelahan

Melatonin
menurun

Migrain Mual muntah

Pandangan
gelap

Movement disorders

SGB Parkinson

Kesemutan Kelemahan Tangan Jalan Postur


Pada kaki pada kaki gemetar lambat badan
membungk
uk
STEP V
Learning Objective
1. Definisi dan klasifikasi penyakit saraf tepi, nyeri kepala (migran), movement disorder
2. Epidemiologi penyakit saraf tepi, nyeri kepala (migran), movement
3. Etiologi dan faktor resiko penyakit saraf tepi, nyeri kepala (migran), movement
4. Patogenesis dan patofisiologi penyakit saraf tepi, nyeri kepala (migran), movement
5. Manifestasi klinis penyakit saraf tepi, nyeri kepala (migran), movement
6. Prinnsip diagnosis holistik penyakit saraf tepi, nyeri kepala (migran), movement
7. Tatalaksana komprehensif penyakit saraf tepi, nyeri kepala (migran), movement
8. Komplikasi penyakit saraf tepi, nyeri kepala (migran), movement
9. Prognosis penyakit saraf tepi, nyeri kepala (migran), movement
10. Menyeleksi kasus rujukan dan persiapan rujukan

You might also like