You are on page 1of 24

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang organisasi selalu merupakan pembicaraan yang menarik.

Karena. Organisasi merupakan elemen yang amat diperlukan didalam kehidupan

manusia (apabila dalam kehidupan modern). organisasi membantu kita

melaksanakan hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan

dengan baik sebagai individu. di samping itu, dapat dikatakan lagi bahwa

organisasi-organisasi membantu masyarakat, membantu kelangsungan

pengetahuan dan ilmu pengetahuan. ia pun mrupakan sumber penting aneka

macam karier didalam masyarakat.

Secara umum setiap manusia yang hidup dalam masyarakat, akan terlibat
dengan yang namanya komunikasi. Hal tersebut terjadi karena manusia pasti
berhubungan secara social dapat dikatakan komunikasi apabila ada dua orang atau
lebih saling berbicara atau menyampaikan informasi. Pengertian komunikasi
dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain. Dan jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang,
Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia
atau dalambahasa.
Komunikasi dapat dilakukan ada secara lisan, secara tatap muka, atau
melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, atau film,
maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster
dansebagainya
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan
seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
2

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apa itu organisasi dan pengorganisasian ?

2. Apa itu organisasi dan lingkungan?

3. apa itu organisasi formal ?

4. apa maksud dari kemampuan organisasi untuk bertahan ?


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Organisasi dan Pengorganisasian

1. Organisasi

Organisasi merupakan elemen yang amat diperlukan didalam kehidupan

manusia (apabila dalam kehidupan modern). organisasi membantu kita

melaksanakan hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan

dengan baik sebagai individu. di samping itu, dapat dikatakan lagi bahwa

organisasi-organisasi membantu masyarakat, membantu kelangsungan

pengetahuan dan ilmu pengetahuan. ia pun mrupakan sumber penting aneka

macam karier didalam masyarakat.

Organisasi-organisasi merupakan bagian dari lingkungan tempat kita

bekerja, tempat kita bermain. pendek kata, organisasi adalah tempat kita

melakukan apa saja. organisasi-organisasi memengaruhi kehidupan. sebaliknya

kita dapat pula memengaruhi organisasi.

Organisasi-organisasi dapat memenuhi aneka macam kebutuhan manusia.

kebutuhan itu misalnya kebutuhan emosional, spiritual, intelektual, ekonomi,

politik, psikologis, sosiologis, kultural, dan sebagainya.

Salah satu pembahasan tentang kemampuan organisasi untuk

melaksanakan tugas-tugas tertentu yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu

secara tersendiri, disajikan oleh seorang penulis manajemen terkenal Chester I

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Organisasi dan


Pengorganisasian, 2009,bab. 1. hal.1-25
4

Barnard (Barnard, 1956: 23 - 37). Bernard merumuskan kendala-kendala yang

dihadapi oleh seseorang individu, dalam hal melaksanakan hal-hal yang ingin

dilakukan olehnya. Adapun kendala-kendala tersebut menurutnya termasuk dalam

dua kelompok, yaitu:

(1). kemampuan biologis sang individu yang bersangkutan, atau

(2). faktor-faktor fisikal dari lingkungan yang dihadapi olehnya.

Pernyataan pertama menatakan menyatakan kendala dalam wujud

lingkungan fisikal dan pernyataan kedua menyatakan kendala tersebut dalam

wujud manusia. akan tetapi, dinyatakan lebih lanjut bahwa apabila dua orang itu

bekerja sama untuk memindahkan batu tersebut, maka mereka memperbesar

kekuatan dan kemampuan individual melalui penyatuan kekuatan tersebut.

selanjutnya, sewaktu mulai memahami hal tersebut, maka dengan sadar

membentuk sebuah organisasi. dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

organisasi-organisasi didesain oleh manusia untuk mengatasi keterbatasan-

keterbatasan yang melekat pada dirinya. kegiatan terorganisasi menjadi alat utama

manusia untuk mengatasi kendala-kendala yang timbul dari individu-individu.

2. Aneka Macam Alasan Mengapa Orang Membentuk Organisasi

Sejak dahulu manusia sudah diberi nama julukan "zoon politicon"

(makhluk yang hidup berkelompok). hal itu mengandung makna bahwa manusia

senantiasa menginginkan hubungan-hubungan dengan orang lain. Herbert G.

Hicks menyajikan sejumlah alasan mengapa manusia mencipakan organisasi-

organisasi (Hicks, 1972: 8-13).

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Organisasi dan


Pengorganisasian, 2009,bab. 1. hal.1-25
5

o Alasan Sosial (Social Reasons)

Banyak organisasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk

pergaulan. hal yang sama terlihat pada organisasi-organisasi yang memiliki

sasaran yang memiliki intelektual atau ekonomi. adakalanya kebutuhan-kebutuhan

sosial seseorang demikian seseorang demikian sempurna terpenuhi oleh perusahan

tempat ia bekerja, sehingga orang melontarkan kata-kata "pekerjaan adalah

kehidupannya".

o Alasan Material (Material Reasons)

Manusia juga melaksanakan kegiatan pengorganisasian karena alasan-

alasan material.

Melalui bantuan organisasi, manusia dapat melakukan tiga macam hal

yang tidak mungkin dilakukannya sendiri, yakni:

1. memperbesar kemampuannya

2. menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai sesuatu sasaran,

melalui bantuan sebuah organisasi

3. menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang

telah dihimpun.

 Memperbesar kemampuan

Alasan material pertama bagi organisasi-organisasi adalah memperbesar

kemampuan manusia. maksudnya, melalui organisasi-organisasi, manusia dapat

melaksanakan aneka macam tugas atau pekerjaan secara lebih efisien

dibandingkan dengan situasi apabila hanya bekerja sendiri tanpa bantuan orang

lain.

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Organisasi dan


Pengorganisasian, 2009,bab. 1. hal.1-25
6

Melalui bantuan organisasi, manusia dapat mengembangkan sistem hukum

dan pemerintah, dalam dunia modern ini dapat pula diciptakan organisasi-

organisasi asuransi jiwa, orkes-orkes simfoni, tim-tim atletik. organisasi -

organisasi menyebabkan timbulnya keuntungan-keuntungan dalam bidang

produktivitas karena mereka memungkinkan adana spesialisasi dan pertukaran.

 Menghemat waktu

Kemampuan suatu organisasi untuk menghemat waktu yang diperlukan

untuk mencapai suatu sasaran merupakan alasan material kedua untuk eksistensi

organisasi tersebut. dalam banyak kasus, upaya mengurangi waktu total yang

diperlukan jauh lebih penting dibandingkan dengan efesiensi biasa. suatu sasaran

yang dapat dilaksanakan oleh seorang individu atau sebuah kelompok yang relatif

kecil dapat dialihkan kepada sebuah organisasi besar. Waktu yang diperlukan oleh

individu atau kelompok kecil untuk melaksanakan tugas yang bersangkutan,

mungkin terlampau panjang hingga hal tersebut tidak dapat ditoleransi.

 Mengakumulasi pengetahuan

Alasan material ketiga adanya organisasi adalah bahwa organisasi

memungkinkan manusia untuk menarik manfaat dari pengetahuan yang

terakumulasi. dengan demikian, mereka dapat berpijak atas landasan yang

dibentuk oleh generasi sebelumnya. tanpa adanya organisasi, maka setiap manusia

pada setiap era harus mempelajari segala sesuatu sendiri sejak awal.

Manusia purba meneruskan pengetahuan yang diakumulasinya melalui

mulut-ke-melut, adakala melalui legenda dengan cerita rakyat, yang diteruskan

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Organisasi dan


Pengorganisasian, 2009,bab. 1. hal.1-25
7

dari generasi ke generasi melalui organisasinya atau sukunya. manusia modern

menggunakan peralatan modern, misalnya sebuah perpustakaan modern.

informasi yang telah dihasilkan, diakumulasi dan disimpan di dalam perpustakaan

dapat dijadikan landasan untuk medapat kemajuan-kemajuan lebih lanjut. jadi,

alasan yang paling penting bagi adanya organisasi adalah mereka menyediakan

peralatan bagi manusia untuk menarik manfaat dari pengalaman dan pemahaman

kelompok-kelompok masa lalu.

3. Pandangan Umum Tentang Organisasi-Organisasi

Apabila orang-orang berinteraksi untuk mencapai sasaran-sasaran

individual maupun sasaran-sasaran individual maupun sasaran-sasaran bersama,

maka terdapatlah sebuah organisasi. sebuah organisasi dapat distruktur

berdasarkan peranan hubungan-aktivitas dan sasaran-sasaran.

Masing-masing anggota sesuatu organisasi memiliki dua macam konsep,

yakni:

o konsepnya sendiri tentang sasaran-sasaran pribadinya di dalam organisasi

tempat ia bekerja, dan

o efektivitasnkeorganisasian.

Kedua macam konsep itu perlu diintegrasi.

Disamping itu efektivitas keorganisasian mengharuskan adanya suatu

integrasi dari semua konsep-konsep individual, dari sasaran-sasaran oganisasi

yang bersangkutan menjadi sebuah konsep bersama menyeluruh dari sasaran -

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Organisasi dan


Pengorganisasian, 2009,bab. 1. hal.1-25
8

sasaran organisasi yang ada. sasaran keorganisasian menyeluruh tersebut

memberikan pengarahan bagi aktivitas-aktivitas setiap anggota di dalam

organisasi yang bersangkutan.

Elemen inti suatu organisasi adalah orang-orang (manusia) yang

berinteraksi. interaksi demikian merupakan kondisinyang diperlukan sekaligus

kondisi cukup, guna menetapkan eksistensi organisasi yang ada.

Disamping itu, setiap organisasi juga memiliki elemen-elemen kerja

mencangkup sumber-sumber daya nonmanusia, dan kemampuan orang-orang.

kemampuan orang-orang mencangkup kemampuan untuk bertindak -kemampuan

untuk memengaruhi orang-orang lain dan kemampuan untuk memanfaatkan

konsep-konsep:

 menciptakan,

 perencanaan,

 pengorganisasian,

 memotivasi,

 berkomunikasi dan pengawasan.

Apabila semua sumber daya dimanfaatkan di manajemen secara baik,

terdapatlah sebuah organisasi yang efektif. hal itu akan terjadi apabila sasaran-

sasarannya tercapai secara efektif pula.

Kunci bagi organisasi-organisasi yang berhasil adalah upaya brsama guna

memuaskan sasaran-sasaran pribadi yang bersifat kompatibel. ada kemampuan

bahwa sasaran-sasaran pribadi mungkin sanagat bertentangan-agak bertentangan-

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Organisasi dan


Pengorganisasian, 2009,bab. 1. hal.1-25
9

atau bersifat netral-atau sesuai dengan (kompatibel) dengan atau identik dengan

sasaran-sasaran pribadi juga tercapai.

4. Pengorganisasian (Organizing)

Defenisi tentang pengorganisasian berikut memberikan sebuah gambaran

pendahuluan tentang makna kata pengorganisasian.

"... Organisasi ... The function of gathering resources, allocating

resources, and structuring tasks to fulfill organizational plans" (Holt, 1993:264).

Maka pihak manajemen perlu menetapkan tugas-tugas apa yang perlu

dilaksanakan-siapa yang arus melaksanakannya, dan siapa saja yang akan

mengambil keputusan-keputusan tentang tugas-tugas tterebut.

Dalam dunia nyata, banyak kondisi yang memengaruhi bagaimana

pengorganisasian akan dilaksanakan.

Aktivitas manusia yang terorganisasi timbul karena suatu:

 pembagian kinerja yang logis, dan suatu

 sistem koordinasi.

a) Tiga Macam Dimensi Pengorganisasian

Secara tipikal kita memikirkan dua aspek pengorganisasian sebagai hal

yang berkaitan dengan organisasi-organisasi besar, serta kompleks. akan tetapi,

mereka sesungguhnya dapat pula diterapkan terhadap setiap aktivitas kelompok.

pengorganisasian memiliki tiga macam dimensi sebagai berikut:

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Organisasi dan


Pengorganisasian, 2009,bab. 1. hal.1-25
10

Pertama: Organisasi itu sediri memiliki suatu bentuk, satu kofigurasi yang

melukiskan hierarki manajemen dan saluran-saluran komunikasi

formal.

Kedua: Melalui proses pengorganisasian tugas-tugas dirumuskan/ditetapkan dan

pekerjaan-pekerjaan individual distuktur.

Ketiga: Sebuah falsafah organisasi memengaruhi upaya dengan apa koordinasi

dicapai.

5. Mengapa Pengorganisasian Demikian Penting (David H,Holt, 1993: 264)

Organisasi efektif, sumber-sumber daya manusia dan sumber-sumber daya

material menyebabkan meningkatnya produktivitas. hal tersebut dilaksanakan

melalui apa yang dilaksanakan melalui apa yang dinamakan "sinergisnya"

(synergism). dalam hal itu anggota-anggota sesuatu organisasi mengombinasikan

upaya secara kolektif guna melaksanakan tugas-tugas. tugas-tugas itu akan jauh

melampaui jumlah dari upaya-upaya individual mereka. sinergi dicapai melalui

pengintegrasian tugas-tugas yang terspesialisasi.

Pengorganisasian secara efektif dapat menghasilkan manfaat/keuntungan

sebagai berikut:

o Kejelasan tentang ekspektasi-ekspektasi kinerja individual dan tugas-tugas

yang terspesialisasi.

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Organisasi dan


Pengorganisasian, 2009,bab. 1. hal.1-25
11

o Pembagian kerja, yang menghindari timbulnya duplikasi, konflik, dan

penyalagunaan sumber-sumber daya, baik sumber-sumber material

maupun sumber-sumbr daya manusia.

o Terbentuknya suatu arus aktivitas kerja yang logis, yang dapat

dilaksanakan dengan baik oleh individu-individu atau sebagai kelompok-

kelompok.

o saluran-saluran komunikasi yang mapan, yang membantu pengambilan

keputusan dan pengawasan.

o Mekanisme-mekanisme yang mengorganisasi, memungkinkan tercapainya

harmoni antara para anggota organisasi, yang terlibat dalam aneka macam

kegiatan.

o Upaya-upaya yang difokuskan yang berkaitan dengan sasaran-sasaran

secara logis dan efisien.

o Struktur-struktur otoritas tepat, yang memungkinkan kelancaran

perencanaan dan pengawasan pada seluruh organisasi yang bersangkutan.

Menurut Samuel C, Certo pengorganisasian (Orrganizing) ialah:

"... proses, di mana ditetapkan penggunaan teratur, semua sumber-sumber

daya di dalam sistem manajemen yang ada. penggunaan tersebut, menekankan

tercapainya sasaran-sasaran sistem manajemen yang bersangkutan, dan ia bukan

saja membantu membuat sasaran-sasaran menjadi jelas, tetapi ia menjelaskan pula

sumber-sumber daya macam apa akan digunakan untuk mencapainya."

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Organisasi dan


Pengorganisasian, 2009,bab. 1. hal.1-25
12

6. Proses Pengorganisasian

Samuel B. Certo yang mengutip Saul W. Gellerman mengemukakan

pandangan bahwa ada lima macam langkah pokok proses pengorganisasian

(Certo, 1994: 215).

Adapun langkah-langkah yang dimaksud sebagai berikut:

o melaksanakan refleksi tentang rencana-rencana dan sasaran-sasaran,

o menetapkan tugas-tugas pokok,

o membagi tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas bagian (subtasks),

o mengalokasi sumber-sumber daya dan petunjuk-petunjuk untuk tugas-

tugas bagian tersebut,

o mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian diimplementasi.

B. Organisasi Formal

Organisasi formal memperlihatkan sifat-sifat khusus tertentu, walaupun

sifat ini agak berubah-rubah dari satu organisasi formal ke yang lain. dalam

organisasi formal pada umumnya sifat khusus ini berada pada beberapa tingkatan.

organisasi formal secara khusus menurut Hicks dan Gulet (1975:63)

menggambarkan hubungan formal dengan struktur organisasi dan gambaran

posisinya. rencana dan struktur organisasi dan gambaran posisinya. rencana dan

struktur organisasi menghubungkan posisi bersama melalui jaringan kewenangan

bertindak dan hubungan pertanggung jawaban, juga menggambarkan arus-arus

komunikasi yang formal. ruang lingkup dan tema-tema yang lazim pada struktur

menggambarkan pola hubungan organisasi yang formal, menceritakan kegiatan

apa yang diselenggarakan, siapa yang memberikan laporan dan kepada siapa, dan

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Organisasi dan


Pengorganisasian, 2009,bab. 1. hal.1-25
13

hubungan posisi berbagai kegiatan yang berbeda dan kegiatan tambahan dalam

suatu organisasi.

Dalam menjalankan tugas sepanjang waktu secara relatif organisasi formal

cenderung menjadi permanen (langgeng). walaupun organisasi ini dapat berubah

strukturnya, keanggotaannya, dan bahkan tujuannya tetapi perkembangannya

tetap berlangsung. tentunya tidak semua organisasi dapat bertahan, kadang-

kadang ada yang jatuh dan gulung tikar disebabkan berbagai hal. seperti ketidak

mampuan organisasi memenangkan persaingan, konflik internal organisasi,

menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap organisasi tersebut dan lain

sebagainya. Organisasi yang dapat menjadi tidak berhasil jika organisasi tersebut

tidak mau menyesuaikan diri pada keadaan yang berubah dalam lingkungannya.

Jika suatu organisasi mampu memperluas perkembangan fungsi

spesialisasi dan adanya penambahan kegiatan baru yang berbeda jenisnya, maka

organisasi itu akan berhasil menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. untuk

mampu bertahan dan memenangkan persaingan, organisasi formal perlu

mendayagunakan tugas-tugas yang kompleks dan beraneka ragam. organisasi

formal seperti organisasi dinas pendidikan dan juga organisasi sekolah dapat

mengambil manfaat dan perbedaan kemampuan yang dimiliki individu. yaitu

dengan memanfaatkan individu, dimana bakat dan kemampuannya dapat

digunakan mencapai tujuan dan keefektifan organisasi. bakat dan kemampuan

berbeda dapat saling melengkapi, organisasi dapat meningkatkan kemampuan

mencapai sasaran dalam jangka waktu yang spesifik.

Syaiful. Sagala. "Memahami Organisasi Pendidikan" Organisasi


Formal, Juli 2008, bab . 2 . ha l.43-44.
14

Organisasi formal dapat mengarahkan bersama-sama sejumlah besar

individu, dan dapat mempertemukan batas-batas waktu yang tentunya tidak dapat

dicapai oleh individu yang kecil. secara formal organisasi pendidikan yang ada di

provinsi dan kabupaten/kota, masing-masing organisasi tersebut secara hirarkis

bertanggung jawab kepada kepalah daerahnya. pola interaksi organisasi

pendidikan tetap mengacu pada visi dan misi pendidikan, dan para personelnya

menyukaikan tugas dan tanggung jawab dengan visi dan misi organisasi dimana ia

bekerja. tingkah laku formal berasal dari jalur komunikasi resmi, metode standar

untuk melaksanakan pekerjaan, dan sikap berorientasi pada pekerjaan. sekolah

sebagai organisasi yang memiliki otonomi menyusun program, melaksanakan

program dan kegiatannya mempertanggung jawabkan kinerja pendidikan dan

penggunaan keuangan sesuai sumber dananya kepada publik dan juga pemerintah.

Dengan demikian organisasi formal adalah sifat khusus tertentu yang

menggambarkan hubungan formal dengan struktur pada beberapa tingkatan,

hubungan posisi berbagai kegiatan yang berbeda melalui jaringan kewenangan

bertindak hubungannya dengan tanggung jawab, dan melaksanakan hubungan

komunikasi yang resmi dalam suatu organisasi secara relatif menjadi permanen

(langgeng) sepanjang waktu. hubungan komunikasi antar unit organisasi baik

yang dilakukan secara formal maupun informal akan memberi kontribusi terhadap

penentuan kebijakan pendidikan dan akan berpengaruh pada pelaksanaan program

dan kegiatan. komunikasi akan lebih dinamis, jika rencana pendidikan disusun

secara partisipatif dan transparan, sehingga prosesnya menunjukkan akuntabilitas

yang tinggi.

Syaiful. Sagala. "Memahami Organisasi Pendidikan"Organisasi


Formal, Juli 2008, bab. 2. hal. 43-44.
15

C. Organisasi Lingkungan

Organisasi lingkungan menurut Hicks dan Gullett (1975:405) memberikan

suatu sumber energi, penyaluran dan penerimaan organisasi, sejak lingkungan

melanjutkan perubahan, maka proses penyesuaian bagi organisasi atau pencarian

merupakan proses yang dinamis dan peka kepada pertanggung jawaban tertentu.

pendapat ini didukung Jones (1995:212) mengatakan lingkungan organisasi

adalah sekumpulan sumber-sumber di sekitar organisasi mencakup bahan-bahan

mentah dan juga para pekerja terampil terampil untuk memproduksi barang dan

jasa. lingkungan organisasi menurut Wilson (1992) memiliki tiga konsep yang

luas:

1) fakta objektif, yaitu realisasi yang dapat di ukur dan didefinisikan,

2) fakta subjektif, yaitu karakteristik khusus tergantung dari interpretasi dan

persepsi individu, dan

3) pembagian antara organisasi dan lingkungan tidak jelas, dan lingkungan

tercipta dan didefenisikan oleh individu (Kuncoro, 2006:21).

Kelangsungan hidup organisasi sepenuhnya tergantung pada kemampuan

organisasi itu sendiri menyesuaikan diri terhadap perubahan dan tanggap pada

lingkungan. perubahan harus terjadi karena menurut Kasali (2006) manusia terus

menciptakan, melahirkan karya-karya baru, dan perubahan terus mengikutinya.

Suatu organisasi mempunyai titik singgung dengan lingkungannya,

menurut Parek (1984:8) titik singgung itu antara lain keadaan politis, ekonomis,

dan kebudayaan yang terdapat pada suatu waktu tertentu dalam masyarakat.

Syaiful. Sagala. "Memahami Organisasi Pendidikan" Organisasi


Lingkungan, Juli 2008, bab. 4. hal. 132-138.
16

proses utama dimensi ini ialah pengaruh, apakah organisasi mempengaruhi

lingkungan, atau lingkungan yang mempengaruhi organisasi.

Sub sistem informasi dan pengambilan keputusan berkaitan dengan

mekanisme dan ketersediaan informasi yang akurat menghasilkan keputusan-

keputusan yang dapat melancarkan dan memelihara kelangsungan organisasi. sub

sitem ekonomi dan teknologi mengacu pada peranan biaya dan peralatan yang

digunakan dalam melancarkan pelaksanaan tugas-tugas keorganisasian untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Kesadaran akan tanggung jawab pada lingkungan dan kehendak

berinteraksi dengan lingkungan menurut Hicks dan Gullet (1975:406) akan

membantu meyakinkan persetujuan pasar yang penting untuk melanjutkan

kelangsungan hidup kegiatan organisasi.

Sementara itu Hersey dan Blanchard (1982:125) mengemukakan

lingkungan dalam suatu organisasi terdiri dari pemimpin, para pengikut pimpinan

itu, atasan, rekan sejawat, organisasi, dan tuntutan pekerjaan. lingkungan ini tidak

induksif, tetapi berisi beberapa komponen yang saling berinteraksi dan penting

diketahui pemimpin. lingkungan organisasi yang dihadapi para manejer dapat

memiliki beberapa variabel situasional yang khusus serta memiliki lingkungan

eksternal yang mempengaruhinya.

Lingkungan dapat dikategorikan menjadi lingkungan umum dan spesifik,

Jones (1995:214) menegaskan bahwa lingkungan umum terdiri dari kekuatan-

kekuatan yang berbentuk lingkungan spesifik seperti kekuatan ekonomi,

internasional, teknologi, demografi, budaya, politik, dan lingkungan sejenis

Syaiful. Sagala. "Memahami Organisasi Pendidikan" Organisasi


Lingkungan, Juli 2008, bab. 4. hal. 132-138.
17

lainnya yang mempengaruhi kemampuan seluruh organisasi untuk menghasilkan

sumber-sumber. Robbins (1991) mengemukakan lingkungan umum mencangkup

kondisi yang mungkin mempunyai dampak terhadap organisasi, namun

relevansinya tidak demikian jelas.

Temuan penilitian Sagala (2003) menunjukan faktor lingkungan belum

menjadi perhatian yang memadai dalam menetapkan kebijakan penting mengenai

pendidikan oleh para pengambil kebijakan, meskipun hal itu dapat menjadi

potensi sebagai penunjang jika dikelola dengan baik dan juga kendala jika

diabaikan.

D. Kemampuan Organisasi-Organisasi Untuk Bertahan

Dalam literatur manajemen, khususnya mengenai organisasi-organisasi,

orang banya berbicara tentang "The Viability of Organizations". istilah ini dapat

diartikan sebagai kemampuan organisasi untuk "hidup" (bertahan).

Sebuah organisasi dinamakan " A Viable Organizations" merupakan

organisasi yang secara intern dikelolah (dimanajemen) dengan baik. ia pun

mempunyai hubungan yang terus-menerus berhasil dengan lingkungannya.

dengan sendirinya suatu, organisasi tidak mempunyai kehidupan dalam arti yang

sama seperti halnya sebuah organisasi biologis.

Selain itu, kelompok ciri-ciri lain demikian konsisten tercakup pada

organisasi-organisasi yan tahan lama. maka, ciri-ciri tersebut dapat dianggap

sebagai ciri-ciri yang mendeterminasi. maksudnya: sebuah organisasi yang

memiliki ciri-ciri tahan lama, akan tahan untuk jangka lama. sebuah organisasi

Syaiful. Sagala. "Memahami Organisasi Pendidikan" Organisasi


Lingkungan, Juli 2008, bab. 4. hal. 132-138.
18

dengan ciri-ciri "jangka pendek" apabila ingin bertahan untuk jangka panjang

dapat saja mencapai tujuannya asal saja ciri-ciri tersebut dapat diubah.

Ciri-ciri yang mendeterminasi, termasuk dalam tiga kategori. jangka waktu

bertahannya suatu organisasi dapat diramalkan dengan jalan membandingkan:

o pandangannya tentang ketahanan (survival)

o falsafahnya tentang sasaran-sasaran

o strukturnya

1. Pandangan para manajernya tentang "survival"

a. Organisasi "jangka pendek"

o Masalah "survival" biasanya tidak begitu dihiraukan pada sebuah

organisasi "jangka pendek".

o Organisasi macam ini hanya akan mementingkan kelangsungannya pada

masa kini ini sama sekali tidak dihiraukan apa yang akan terjadipada masa

yang akan datang.

"Survival" jangka panjang bukanlah merupakan sebuah sasaran (yang dianggap

penting).

b. Organisasi "jangka panjang"

o Sebuah organisasi "jangka panjang " justru sangat mementingkan

"survivalnya".

o Dengan keputusan demikian, organisasi tersebut mengambil langkah-

langkah menuju ke arah "hidup lama".

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Kemampuan


Organisasi-Organisasi Untuk Bertahan, 2009, bab .4. hal.137-145.
19

2. Falsafat manajemen para manajemennya

Organisasi-organisasi "jangka pendek" dan "jangka panjang" adalah

falsafat manajemen para manejernya. cara organisasi yang bersangkutan

berhadapan dengan sasaran-sasaran, perkembangan, anggota-anggotanya,

lingkungan dan hubungan-hubungannya adalah penting.

Untuk organisasi "jangka pendek" tidak diperlukan falsafah manajemen

terbuka. di lain pihak, organisasi-organisasi "jangka panjang"memerlukan falsafah

yang dipertimbangkan dengan matangdalam hal mengambil keputusan-keputusan.

1. Organisasi-Organisasi "Jangka Pendek" (Short Life Organizations)

Sasaran-sasaran organisasi-organisasi "jangka pendek" bersifat statis,

terbatas. mereka tidak berubah untuk mengatasi atau menghadapi kondisi-kondisi

yang berubah ketika mereka harus bekerja.

Sasaran-sasaran dinyatakan dalam bentuk:

o melaksanakan sesuatu tugas khusus

o mengumpulkan sejumlah uang tertentu

o melakukan sesuatu tugas tepat pada waktunya

o mengumpulkan keterangantentang proyek tertentu yang diantisipasi

o mempelajari dan mengevaluasi sesuatu usulan (proposal)

hampir semua sasaran sesuatu organisasi "jangka pendek" merupakan

sasaran yang segera harus dilaksanakan. sasaran-sasaran organisasi "jangka

pendek", biasanya bersifat "tunggal". mereka juga tidak membentuk sesuatu

hierarki yang kompleks.

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Kemampuan


Organisasi-Organisasi Untuk Bertahan, 2009, bab. 4. hal.137-145.
20

sasaran-sasaran organisasi "jangka pendek" biasanya dapa di rumuskan

secara sederhana. organisasi-organisasi "jangka pendek" tidak mengubah sasaran

mereka. segala sesuatu berlangsung dengan cara tertentu, karenan alasan "segala

sesuatu dilakukan dengan cara demikian sejak dahulu".

2. Organisasi-organisasi "jangka panjang" (Long Life Organizations)

Sasaran-sasaran organisasi-organisasi "jangka panjang" adalah dinamis.

perubahan yang terjadi pada lingkungannya akan menyebabkan sebuah organisasi

"jangka panjang" mengubah sasaran-sasarannya. bahkan, sebuah organisasi

"jangka panjang" dapat saja menerima sasaran-sasaran baru sekalipun

lingkungannya tidak berubah secara berarti.

Sebelum penggunaan lemari es listrik secara meluas, es dianggap sebagai

barang kebutuhan pokok. perusahan-perusahan es batu pun menganggap

organisasi mereka sebagai organisasi-organisasi "jangka panjang". akan tetapi,

pengembangan alat-alat pendingin listrik kemudian menyebabkan berkurangnya

permintaan akan es yang diproduksi secara komersial. jadi, supaya dapat dijaga

kelangsungan usaha mereka, para produsen es terpaksa mengubah sasaran-sasaran

mereka.

Pembuatan keputusan pada organisasi-organisasi "jangka panjang"

biasanya ditujukan ke arah upaya untuk mengantisipasi problem-problem sebelum

mereka timbul.

sasaran-sasaran pelengkap sesuatu organisasi "jangka panjang" biasanya

bersifat ganda. terdapat suatu hierarki sasaran-sasaran yang disusun dengan sadar

yang mencangkup sasaran-sasaran yang dapat dicapai.

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Kemampuan


Organisasi-Organisasi Untuk Bertahan, 2009, bab. 4. hal.137-145.
21

3. Struktur Organisasi "Jangka Pendek" dan Organisasi "Jangka Panjang"

a. Organisasi "Jangka Pendek"

Organisasi-organisasi jangka pendek biasanya tidak berstruktur "tinggi"

atau formal. hubungan-hubungan didalam organisasi demikian ditetapkan asal

saja dan tanpa dipikirkan dampaknya jangka panjang.

b. Organisasi "Jangka Panjang"

Biasanya terdapat struktur formal dan jelas pada organisasi-organisasi

"jangka panjang". struktur formal demikian memungkinkan dikomunikasinya

keterangan-keterangan kepada semua anggota (organisasi). dengan begitu hal

tersebut memungkinkan adanya usaha secara terkoordinasi.

Pada organisasi "jangka panjang":

o tanggung jawab,

o otoritas,

o kekuasaan, dan

o aktivitas ditetapkan secara tertulis.

4. Kondisi-kondisi untuk Organisasi-organisasi Baru yang Bertahan

Sudut pandangan ekologis memberikan gambaran yang menarik tentang

kedua macam kondisi yang perlu ntuk menciptakan sebuah organisasi baru yang

bertahan. kedua macam merupakan kondisi yang sama seperti yang diperlukan

untuk pengembangan spesi-spesi biologis baru yang bertahan.

Pada organisme-organisme biologis, sebuah mutasi merupakan hal baru

yang berbeda. mutasi berkembang karena adanya suatu pengaturan genitik baru.

Dalam studi tentang organisasi-organisasi, mutasi tersebut dapat berubah:

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Kemampuan


Organisasi-Organisasi Untuk Bertahan, 2009, bab. 4. hal.137-145
22

o sebuah produk baru.

o sebuah proses baru.

o sebuah prosedur baru.

o sebuah kebijaksanaan baru.

o sebuah bentuk organisasi baru dengan seterusnya.

Secara singkat dapat dikatakan mutasi tersebut melalui kreativitas atau

kejadian-kejadian yang "random" membentuk sesuatu yang berbeda. tidak ada

kepastian bahwa mutasi tersebut akan berhasil. bahkan, bagian terbesar di

antaranya mungkin gagal dan mati.

”Kondisi kedua yang dipelukan untuk muncul dan berhasilnay spesi-spesi

biologis baru atau organisasi baru adalah lingkungan yang menguntungkan".

Banyak mutasi mengalami kegagalan karena lingkungan di mereka

muncul tidak mengijinkan mereka hidup. di lain pihak, suatu lingkungan yang

menuntungkan memungkinkan hidupnya suatu spesies baru atau organisasi baru.

J. Wilnardi, "Teori Organisasi dan Pengorganisasian", Kemampuan


Organisasi-Organisasi Untuk Bertahan, 2009, bab. 4. hal.137-145
23

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan

bahwa organisasi memiliki arti penting dalam masyarakat karena organisasi dapat

membantu dan mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam lingkungan &

kehidupannya,organisasi bisa sebagai pendukung proses sosialisasi yang berjalan

di sebuah lingkungan bermasyrakat,yang paling utama organisasi merupakan

tempat dan wadah aspirasi dari sekelompok individu yang berbeda bedaTanpa

adanya organisasi kita akan menjadi kesulitan untuk melaksanakan suatu kerja

sama, karena setiap orang tidak akan mengetahui bagaimana cara bekerja sama

dalam sebuah organisasi tersebut. Suatu organisasi dibentuk karena adanya suatu

dorongan dari dalam diri sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dengan mengikuti organisasi,Masyarakat dapat mengaktualisasikan dirinya.

Selain itu, masyarakat juga akan memiliki kemampuan lebih di bandingkan

dengan mereka yang tidak pernah ikut organisasi dan . Selain itu, dalam

organisasi juga bisa melatih soft skill seseorang.

B. Saran

Didunia ini, tak ada satu pun orang yang sukses tanpa pernah mengikuti

sebuah organisasi. Organisasi apapun itu. Jadi, organisasi memiliki peranan yang

sangat penting untuk keberhasilan seseorang di masa yang akan datang. Orang

yang sukses ialah orang yang berhasil dalam kegiatan organisasinya.


24

DAFTAR PUSTAKA

Winardi, J. 2009. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Sagala, Syaiful. (2008). Memahami Organisasi Pendidikan. Bandung: CV

Alfabeta.

You might also like