Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
kemauan serta kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal. Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang
sangat penting. SDM merupakan pilar utama sekaligus penggerak roda organisasi
dalam mewujudkan visi dan misinya, karena harus dipastikan SDM ini dikelolah
dengan sebaik mungkin agar memberi kontribusi secara optimal, maka diperlukan
sebuah pengelolahan secara sistematis dan terencana agar tujuan yang diinginkan
di masa sekarang dan di masa depan tercapai yang sering disebut sebagai
kompetensi personil agar mampu merealisasikan visi dan misi suatu organisasi.
yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan yang baik untuk pengobatan maupun
untuk pemulihan kesehatannya. Oleh karena itu Rumah sakit dituntut untuk mampu
1
2
kepada klien oleh suatu tindakan multi disiplin sesuai kebutuhan pasien.
peningkatan mutu dan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Terkait dengan hal
diatas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara (STIKes-SU) sebagai salah
Latihan Kerja Peminatan (LKP) adalah proses praktis dari belajar dilapangan
teknis dengan cara melibatkan diri dalam pekerjaan pada suatu Institusi /Organisasi
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Selama ini dirasakan bahwa sektor-
dikunjungi masyarakat. Salah satu indikator mutu pelayanan rawat inap adalah
angka Bed Turn Over (BTO) rumah sakit. RS Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi
memiliki 19 × dalam tahun 2016. Hal tersebut masih belum memenuhi standard 40-
pasien. Indikator rawat inap terkait BTO penting diperhatikan dalam upaya
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara dalam segala bidang keahlian ,
dilakukan kegiatan latihan kerja peminatan (LKP) sebagai salah satu upaya
Masyarakat (SKM).
Tebing Tinggi.
Tinggi.
Tinggi.
7. Untuk menyusun rencana program dalam mengatasi masalah yang ada di RS.
SDM yang baik dan benar guna mewujudkan RS. Bhayangkara TK.III
Tebing Tinggi yang bermutu dan mampu mencapai visi, misi dan motto
yang ada.
BAB II
dilihat dari angka morbilitas dan mortalitas, pola penderita penyakit dan
awal melihat kondisi lingkungan sesuai dengan kondisi yang ada di tempat
dari sector lain, sumber daya yang mendukung dan performance dari service
5
7
Kepemimpinan
Analisis ini meliputi beberapa langkah yaitu analisis fungsi dan tujuan
6. Analisis Finansial
Analisis ini meliputi beberapa hal yaitu kesesuaian distribusi dana dengan
dari Rumah Sakit. Analisis ini menggunakan data primer (wawancara) dan
data sekunder.
8
Kegiatan LKP (Latihan Kerja Peminatan) dimulai tanggal 2 Mei 2017 – 13 Juni
3. 02 Mei s/d 05 Mei 2017 (Minggu Pertama), analisis situasi tempat LKP meliputi
staff
Tinggi.
jawab program
Tinggi.
Tinggi.
a. Konsultasi dan pengambilan data di bagian Tata Usaha dan YanMed SIM
Tinggi.
diangkat
9. Tanggal 13 Juni 2017 Menandatangani Absen dan daftar nilai dari RS.
Tabel 2.1.
Matriks Kegiatan LKP di RS. Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi
Tahun 2017
Minggu
No Kegiatan Keterangan
I II III IV V VI
1 Pembekalan LKP STIKESSU Terlaksana
BAB III
HASIL DAN KEGIATAN LKP
mencapai sasaran dan tujuan. Program kesehatan tanhun 2016 mengacu pada
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan perubahan kedua Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, namun demikian inti program kesehatan
tersebut sesuai dengan Rencana Strategi RS. Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi dan
Program kerja RS. Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi tahun anggaran 2016
terdiri dari :
1. Bidang Pengamanan
2. Bidang Personil
12
4. Logistik
Rencana kerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah
agenda penyusunan dari kebijakan anggaran yang merupakan komitmen bagi RS.
a. Pelayanan Medik.
- Yan KB.
c. Pelayanan Kefarmasian.
Sediaan Farmasi;
- Perawatan Intensif;
- Instalasi Gizi;
- Sterilisasi Instrumen;
- Rekam medik;dan
- Recovery Room.
- Unit Laundry;
- Jasa boga/dapur;
- Pengelolaan Limbah;
- Gudang;
- Ambulans;
14
seluruh indicator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan, dimana
Tabel 3.1.
Pengukuran Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Di RS. Rumah
Sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi Tahun 2016
pasien
datang
tindakan pada
operasi
hasil pemeriksaan
laboratorium.
(minimum 1
parameter)
Sumber : Profil Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi
NB : Standar Nasional berdasarkan Permenkes No: 129 Tahun 2008
Dari tabel diatas SPM tahun 2016 sebagian besar sudah sesuai dengan target
Dari 7 indikator yang ada sebagian besar sudah sesuai dengan target. RS.
Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi mempunyai UGD 24 Jam yang setiap saat
terbuka untuk umum. Hal ini masih harus diperhatikan adalah peningkatan
Untuk rawat jalan, standar pelayanan minimum semua sudah sesuai dengan
target, yang menjadi kendala hanya kepuasn pelanggan hal ini disebabkan karena
terkendalanya dengan ruang tunggu yang sangat terbatas dan tidak nyaman karena
Pada standar pelayanan minimum rawat inap dari 7 indikator hampir semua
mencapai 100% itu semua dapat terjadi dengan pelayanan prima dari SDM di RS.
4. Bedah Sentral
Pada bedah sentral ada 6 indikator dan semua indikator sudah mencapai
angka 100% itu berarti pelayanan di Bedah Sentral sudah memenuhi standar
Pelayanan Minimum.
Pada Persalinan dan Perinatologi yang belum memenhi SPM adalah pada
mencapai 90% dari target 100% masih ada kekurangan dalam hal ini.
dan Pengendalian Infeksi juga masih ada yang harus dibenahi. Terutama pada
yang belum terlaksana di rumah sakit ini sehingga belum memenuhi target.
Tabel 3.2.
Perbandingan antara Realisasi Kerja serta capaian kinerja pelayanan RS.
Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi Tahun 2016
pedoman bagi Rumah Sakit dalam menjamin pelaksanaan kesehatan. SPM adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang nerupakan urusan wajib
daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal juga merupakan
spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh RS.
1. Gross Death Rate (GDR): realisasi kerja 0,25‰ Standar Nasional sebesar < 45
2. Net Death Rate (NDR): realisasi kerja 0,50 ‰, Standar Nasional sebesar < 25
6-9 hari
target 30%
26
7. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka: realisasi kerja
11. Kepuasan pelanggan Rawat Inap, realisasi kerja 80%, target 90%
12. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi, realisasi kerja 70%, target 80%
13. Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala, realisasi kerja 90%, target 100%
14. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun, realisasi kerja
15. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan , realisasi kerja 80%, target
100%
18. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat, realisasi kerja 70%, target ≤ 80%
19. Ketepatan waktu pemeliharaan alat, realisasi kerja 80%, target 100%
menunjukkan bahwa Bed Turn Over (BTO) tidak memenuhi standar Depkes 2005,
27
realisasi kerjanya mencapai 19 X. Hal ini menunjukkan tingginya angka Bed Turn
Over (BTO) di RS Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi tahun 2016. BTO adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu priode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan tertentu (Depkes RI, 2005). Tingginya angka BTO
kematian di Rumah Sakit tersebut dan tingginya angka Pulang Atas Permintaan
Sendiri (PAPS).
TABEL 3.3.
Sarana Dan Prasarana Menurut Standar Nasional RS Tipe C Di RS.
Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi Tahun 2016
Standar
No Kriteria Jumlah
Nasional
1. PELAYANAN
Pelayanan Medik Umum + +
Pelayanan medik dasar + +
Pelayanan KIA/KB + +
Pelayanan Gawat Darurat + +
Pelayanan penyakit + +
dalam
kesehatan anak + +
bedah + +
Obstetri dan Ginekologi + +
Radiologi + +
Laboratorium + +
Anastesiologi + +
Pengolahan dan + -
Pengadaan Darah
Mata + +
Syaraf + -
Paru + +
28
Dari table diatas banyak yang sudah memenuhi standar untuk RS Tipe C
hanya ada beberapa yang tidak memenuhi standar seperti, Pengolahan darah dan
Ruang sanitasi. Dengan tidak adanya tempat pengolahan darah pasien yang
Tabel 3.4.
Fasilitas Ruang Rawat Inap yang ada di RS. Bhayangkara Tk III
Tebing Tinggi
Ruang Kelas II (Melati) berbagi dengan ruangan anak dan ruangan juga
cukup sempit untuk 2 TT serta tidak sesuai dengan keadaan kelas II di Rumah sakit
lain sehingga ada beberapa pasien yang kurang nyaman dengan suasana
ruangannya. Ini menjadi salah satu alasan Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
(PAPS).
30
Tabel 3.5.
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan/Poliklinik Berdasarkan Jenis Pelayanan di
RS Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi Tahun 2016
Jenis Pelayanan
Bulan/Tahun Jumlah Total
BPJS UMUM
Januari 520 325
Februari 597 169
Maret 683 193
April 646 76
Mei 969 53
Juni 2314 243
Juli 1382 153
Agustus 1482 397
September 4147 637
Oktober 3221 184
November 4082 303
Desember 3789 147
Total 3944
Sumber : Profil Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi
III Tebing Tinggi mulai Januari 2016 didominasi oleh pasien BPJS dengan rata-rata
sebesar 3944 sedangkan pasien Umum rata-rata sebesar 970. Keadaan di asumsikan
karena banyaknya pasien BPJS yang berobat ulang atau perpanjang obat bagi pasien
dengan penyakit degenerative seperti DM dan Hipertensi karena telah dijamin oleh
Tabel 3.6.
Jumlah Kunjungan Rawat Inap Berdasarkan Jenis Pelayanan di RS
Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi Tahun 2016
Jenis Pelayanan
Bulan/Tahun Jumlah Total
BPJS UMUM
Januari 639 144
Februari 833 291
Maret 836 263
April 722 160
Mei 874 247
Juni 842 231
Juli 1220 327
Agustus 1214 225
September 1137 215
Oktober 1373 199
November 1584 262
Desember 1437 232
Total
Sumber : Profil Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi
Dari tabel diatas tampak bahwa jumlah kunjungan rawat Inap tahun 2016 di
RS Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi didominasi oleh pasien BPJS dengan rata-
rata sebesar 90,9% sedangkan pasien umum rata-rata sebesar 9,1%. Tingginya
jumlah kunjungan pasien BPJS dikarenakan sebagian besar pasien yang berobat
Tabel 3.7.
Sepuluh Besar Penyakit Inap Berdasarkan Jenis Pelayanan di RS
Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi Tahun 2016
No Nama Penyakit
1 Sectio Cesarea (SC)
2 Dyspepsia
3 Diare Gastro Entritis Oleh Penyebab
4 Demam Typoid dan Para Typoid
5 Gastritis dan Duo Denitis
6 Hypertensi
7 Appendick
8 Bronkitis Akut
9 Demam Typus
10 Kecelakaan Angkutan Darat
Sumber : Profil Rumah Sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi
Dari tabel diatas dapat kita ketahui untuk tahun 2016 pasien rawat inap,
urutan pertama dan kedua. Pasien dengan kedua penyakit tersebut biasanya
memiliki waktu penyembuhan yang cepat. Untuk pasien Sectio Cesarea (SC) hanya
dibutuhkan waktu pemulihan sekitar 3 hari dan pasien sudah dianjurkan pulang,
sedangkan waktu rata-rata lama rawat pasien (ALOS) menurut Depkes tahun 2005
adalah 6-9 hari. Untuk pasien dengan diagnosa anemia biasanya dibutuhkan
transfusi darah, dengan plafon yang kecil di RS Tentara Binjai biasanya dianjurkan
untuk di rujuk ke RS dengan tipe lebih tinggi (RS tipe A atau B) Sehingga dapat
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa nama-nama penyakit yang sering
menajadi alasan pasien dirujuk terdapat 5 nama. Anemia berat menjadi urutan
pengolahan darah sehingga harus membeli di RS Lain dan anemia memiliki plafon
(jumlah batas harga selama pasien dirawat) yang cukup rendah dibandingkan
dengan kebutuhan darah yang dianjurkan dokter. Sehingga pasien dengan diagnosa
anemia sering dianjurkan rujuk. Pasien dengan diagnosa Struk harus dikonsulkan
dengan dokter spesialis syaraf dan PJK harus dikonsulkan dengan dokter spesialis
jantung, karena dokter tersebut tidak ada di RS Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi
Tabel 3.11.
Tabel Nilai GDR dan NDR di RS Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi
Tahun 2016
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa nilai GDR dan NDR tidak cukup
tinggi selama setahun di 2016 dengan standar nasional menurut Depkes RI (2005)
GDR adalah < 45 ‰ dan NDR adalah < 25 ‰. GDR (Gross Death Rate) adalah
angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar sedangkan NDR (Net
Death Rate) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
Tebing Tinggi tidak tinggi dan tidak mempengaruhi tingginya nilai BTO di RS
tersebut.
program dengan institusi lain, seperti bekerja sama dengan rumah sakit lain,
Dari hasil wawancara, banyak ruangan yang tidak memiliki Ambu Manual
ICU atau OK dan tabung oksigen tidak selalu tersedia disetiap ruangan sehingga
a. Visi : Menjadi rumah sakit pilihan utama di kota Tebing Tinggi yang
pelanggan.
b. Misi :
pelanggan.
Rumah sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi telah ditetapkan jabatan struktural
a. Rumah sakit TK III Tebing Tinggi dipimpin oleh seorang dokter berpangkat
sebagai berikut :
36
perumahsakitan.
sakit.
b. Kepala rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh satu wakil
Ketua komite medik dijabat oleh seorang dokter umum ketua komite
keperawatan dijabat oleh PNS serta beberapa jabatan fungsional staf medik
d. Unsur pelaksana teknis medis ada 3 (tiga) Instalasi masing – masing dijabat
Gambar 3.1
10. Ikut serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
care)
puskesmas
7. Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil resiko tinggi
Tk III Tebing Tinggi masih banyak yang tidak sesuai penempatannya. Diketahui
bahwa masih banyak Bidan yang masih tersebar di ruangan untuk merawat pasien
seperti ruangan UGD, ICU dan ruangan rawat inap. Sedangkan peraturan baru
39
untuk bidan di Rumah Sakit hanya boleh di tempatkan di VK. Tindakan. Hal ini
didukung oleh informasi yang tepat (accurate), benar (reliable) dan tepat waktu.
orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya.
Kerja RS. Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi, Kepala Rumah Sakit memimpin dan
memperdayakan seluruh stafny sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-
masing, baik itu melalui pelayanan didalam gedung diluar gedung Rumah Sakit.
Demokratis dimana dapat kita lihat bahwa pemimpin selaku pengambil keputusan
merupakan keputusan bersama yang tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi
pihak-pihak tertentu.
40
Rumah sakit Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi dipimpin oleh seorang dokter
perumahsakitan.
4) Meningkatkan daya dan hasil guna serta keserasian kerja di Rumah sakit.
memperlukan penanganan yang lebih lanjut, seperti untuk pasien Anemia berat
yang memerlukan banyak kantong darah. Pasien akan dirujuk jika permintaan
kantong darah melebihi plafon diagnosanya sesuai anjuran Kepala Rumah sakit dan
dokter yang menanganinya, tetapi itu sudah sesuai dengan kebijakan agar tidak
Tabel 3.12.
Klasifikasi Tenaga Kerja Medis Berdasarkan Standar Nasional di RS
Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi Tahun 2016
Dari tabel diatas dapat kita ketahui ada beberapa tenaga medis yang tidak
medis dari 6-11 sesuai standar. Sehingga pasien yang akan di Rongen sedikit
Untuk tenaga keperawatan yang kurang diambil dari tenaga bidan, sehingga masih
dan keuangan tidak sesuai kebutuhan sehingga diambil dari tenaga Bidan, jadi
Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi masih belum maksimal, mutu pelayanan sumber
daya manusia di RS Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi belum baik dan pelayananya
belum optimal dan tenaga kesehatan RS Bhyangkara Tebing Tinggi masih kurang.
Tk III Tebing Tinggi tidak tersedia karena kurang tenaga kesehatan di rumah sakit.
petugas yang datang terlambat dan tidak mengikuti apel akan di beri sanksi
peringatan.
Segala bentuk pengeluaran dan masukan dibuat pembukuan dan juga bukti
transaksinya seperti kwitansi dan bukti pengeluaran riil. Untuk bulan November
masih baru banyak terjadi kendala. Seperti honor dokter dan perawat yang lama
APBN. Sistem Non APBN banyak mendapat kendala saat penarikan dana akibatnya
- Para dokter komplin karena belum dibayar, mengakibatkan dokter jadi jarang
visit ke pasien
44
- Pasien menurun
karena banyaknya kendala pada Non . Terutama untuk pembangunan bagi ruangan
rawat inap yang masih banyak mengalami kerusakaan sehingga pasien merasa tidak
(data di lampiran)
45
BAB IV
berdasarkan hasil wawancara dan pengumpulan data di wilayah kerja Kota Tebing
1. Gross Death Rate (GDR): realisasi kerja 0,25 ‰ Standar Nasional sebesar < 45
2. Net Death Rate (NDR): realisasi kerja 0,50 ‰, Standar Nasional sebesar < 25
6-9 hari
target 30%
7. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka: realisasi kerja
11. Kepuasan pelanggan Rawat Inap, realisasi kerja 80%, target 90%
12. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan tranfusi, realisasi kerja 70%, target 80%
13. Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala, realisasi kerja 90%, target 100%
14. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun, realisasi kerja
15. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan , realisasi kerja 80%, target
100%
18. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat, realisasi kerja 70%, target ≤ 80
19. Ketepatan waktu pemeliharaan alat, realisasi kerja 80%, target 100%
menunjukkan bahwa salah satu cakupan yang tidak tercapai adalah Tingginya
III Tebing Tinggi masih banyak yang tidak sesuai penempatannya. Diketahui
bahwa masih banyak Bidan yang masih tersebar di ruangan untuk merawat
pasien seperti ruangan UGD, ICU dan ruangan rawat inap. Sedangkan peraturan
baru untuk bidan di Rumah Sakit hanya boleh di tempatkan di VK. Tindakan.
memperlukan penanganan yang lebih lanjut, seperti untuk pasien Anemia berat
yang memerlukan banyak kantong darah. Pasien akan dirujuk jika permintaan
kantong darah melebihi plafon diagnosanya sesuai anjuran Kepala Rumah sakit
dan dokter yang menanganinya, tetapi itu sudah sesuai dengan kebijakan agar
- Berdasarkan analisis Finansial diatas belum cukup baik di tahun 2016 karena
ruangan rawat inap yang masih banyak mengalami kerusakaan sehingga pasien
2. Banyak tenaga kerja yang tidak ditempat sesuai dengan keahliannya, terutama
bidan.
Gambar 4.2.
Analisis Penyebab Masalah
49
Rencana program yang akan dilakukan di Rumah Saki Bhayangkara Tk III Tebing
Tinggi yaitu :
a. Agar pihak rumah sakit lebih melengkapi sarana dan prasarana Rumah Sakit
agar pasien merasa lebih nyaman dan aman untuk berobat di RS ini.
administrasi agar bidan yang menjadi perawat di ruanagn dan SIM RS bisa
khususnya ruangan melati agar lebih layak dipakai sehingga pasien merasa
Tabel 4.1.
Planning Of Action
Program Penanganan di RS Bhayangkara Tk III Tebing Tinggi
No Sumber
Kegiatan Sasaran Target Volume Kebutuhan Waktu Pelaksana Penjab
Dana
1 Melengkapi Kepala RS 80 % - Penambahan Akhir Kepala RS, Kepala Non
sarana dan tempat tahun dan Wakil Rumah Sakit APBN
prasarana pengolahan awal Kepala RS
darah, bulan
2 Penambahan Lulusan D3 80% 1 kali Kebijakan Akhir Kepala RS, Kepala -
SDM atau S1 Kepala RS Tahun Wakil Rumah Sakit
sesuai SDM untuk merekrut Kepala RS,
yang kurang SDM baru Kepala
keperawatan
3 Memperbaiki Kepala RS 100% - Juni – Kepala RS, Kepala Non
Ruangan Rawat Desember Wakil Rumah Sakit APBN
Inap (Ruangan Kepala RS
Melati)
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
menjadi SIM RS
5.2. Saran
1. Bagi Kepala Rumah Sakit dapat memberi dukungan sarana dan prasarana
3. Kepada Kepala Rumah sakit dan kepegawaian agar menambah sumber daya
4. Program yang sudah berjalan dengan baik atau telah mencapai target agar
ditingkatkan
52
DAFTAR PUSTAKA