You are on page 1of 4

KERAJAAN ISLAM DI RIAU

Menurut berita Tome Pires, kerajaan Islam di Riau dan Kepulauan Riau, antara lain Siak,
Kambar, dan Indragiri.

1. Kerajaan Siak Sri Indrapura

Istana siak terletak di pusat ibu kota kabupaten siak tepatnya yakni di kota siak sri indrapura.
Kabupaten siak sebuah kabupaten yang berbatasan langsung dengan kabupaten pelalawan
dan kebupaten bengkalis, dari pusat kota Pekanbaru memerlukan waktu perjalanan sekitar 2
jam, bisa menggunakan kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat.

Posisi Istana Siak ini sangat strategis, karena dekat dengan sungai siak yang merupakan pusat
pelayaran zaman dahulu. Selain bisa di kunjungi memalui jalur darat Anda juga bisa
menggunakan speedboat dari pekanbaru jarak tempuh menuju Pelabuhan Kota Siak ± 2 jam.

Istana Siak Sri Indrapura ini merupakan istana megah sisa dari peninggalan Kesultanan Siak
yang merupakan kerajaan penganut agama Islam terbesar di Riau pada abad ke 16-20 yang
lalu. Istana Siak ini memiliki sebutan lain yaitu Istana Asherayah Al Hasyimiyah. Istana
yang dibangun tahun 1889 oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaiffudin memiliki
bangunan yang menarik perhatian wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Didalam istana siak terdapat banyak peninggalan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi,
penginggalan kejayaan seperti cermin permaisuri, piring, sendok, meriam, keris dan masih
banyak lagi lainnya.

Sesuatu yang menjadi daya tarik pengunjung di istana siak ini adalah dengan terdapatnya
peninggalan sejarah yang dinamakan Komet, yaitu sebuah alat musik classic yang hanya ada
2 buah saja di dunia ini, hanya ada di istana siak sri indrapura dan satu lagi di negara Jerman.
Diperkirakan piringan yang terbuat dari baja tersebut beratnya 5 Kg, tinggi alat musik ini
sekitar 3 meter dan lebarnya sekitar 90 cm.

Sumber musik yang digunakan berupa piringan yang terbuat dari baja yang berbentuk
lingkaran. Tidak berbeda jauh dengan alat musik gramofon, untuk memainkan alat musik
yang dibawa ke Siak pada tahun 1896 ini harus diputar secara manual terlebih dahulu.

Di dalam alat musik tersebut tertulis sebuah penjelasannya, yakni “Komet, sejenis alat musik
gramopon piringnya terbuat dari baja yang terdiri dari musik-musik instrumen klasik Jerman
abad VIII ciptaan komponis terkenal Beethoven, Mozart, dan Strauss dibawa oleh Sultan Siak
XI tahun 1896 dari lawatannya ke Eropa.”

Balai Kerapatan

Balai Kerapatan Tinggi Siak pada masa pemerintahan Sultan Assyaidisyarif Hasyim Abdul Jalil
Syaifuddin pada tahun 1889. Bangunan istana menghadap kearah sungai (selatan). Tangga masuk
bangunan terbuat dari beton. Balai Kerapatan tinggi Siak dahulu berfungsi sebagai tempat pertemuan
(sidang) Sultan dengan Panglima-panglimanya.

Bangunan bertingkat 2, denah persegi 4, berukuran 30, 8 X 30, 2 m dengan tiang utama berupa pilar
berbentuk silinder. Lantai bawah bangunan terdiri dari 7 ruang dan lantai atas 3 ruang.

BALAI KERAPATAN TINGGI


KAPAL KATO
MASJID SYAHBUDDIN
(Masjid peninggalan kerajaan siak)

LAMBANG KERAJAAN SIAK MAHKOTA KERAJAAN SIAK

You might also like