You are on page 1of 8

Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 9. No 2, Desember 2013, Halaman 52-59.

MODIFIKASI RANCANGAN BERSEKAT DAN PENDUGAAN PARAMETER GENETIK


PADA GENERASI AWAL TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

Modification of Augmented Design and Estimation of Genetic Parameter in Early Generation


of Self-Pollinated Crops
Edizon Jambormias1,*), Surjono Hadi Sutjahjo2, Ahmad Ansori Mattjik3, Yudiwanti Wahyu2,
Desta Wirnas2
1
Program Studi Agroteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura,
Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon 97233
2
Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor
3
Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor
*)
email: edy_jambormias@yahoo.com

ABSTRACT

Jambormias, E., S.H. Sutjahjo, A.A. Mattjik, Y. Wahyu, & D. Wirnas. 2013. Modification of Augmented Design and
Estimation of Genetic Parameter in Early Generation of Self-Pollinated Crops. Jurnal Budidaya Pertanian 9:
52-59.
The early generation population of self-pollinated crops consists of the families which are homogeneous and
heterogeneous. Analysis based on information from relatives of earlier generations can produce expected values of
genetic parameter and the variance of quantitative traits. Modification of augmented design through the use of random
check genotypes and sub sampling analysis can reveal the behavior of genetic deviation in the early generation. BLUP,
i.e. the best linear unbiased predictions of mixed linear models are more accurate than the best linear predictor of the
fixed effects linear model that is commonly used in the data analysis of plant breeding experiments. Systematic
disturbing of environmental factors and non-additive genetic factors can be handled through the use of the generalized
linear mixed model and transformed linear mixed models to generate BLUP. The high accuracy is due to the prediction
of phenotypic, genotypic and breeding value carried out in accordance with the fitting probability distribution model of
the responses’ variables.
Key words: Prediction and link function, information from relatives, non-normal probability models, breeding value,
additive and genotypic variance

PENDAHULUAN merupakan prediksi linear terbaik (best linear prediction,


BLP) dari model linear umum (general linear model,
Seleksi memainkan peranan penting dalam GLM). Namun analisis GLM dilakukan di bawah asumsi
program pemuliaan tanaman. Keberhasilan seleksi yang ketat, yaitu sisaan model menyebar normal, ragam
bergantung pada seberapa baik pemulia mampu homogen dan bebas. Pengaruh aksi gen non aditif ber-
mengungkap sebagian besar faktor genetik temurun yang kontribusi besar terhadap ketakhomogenan ragam pada
menguasai pewarisan sifat-sifat kuantitatif dan populasi generasi awal sehingga BLP cenderung berbias.
menerjemahkannya ke dalam suatu nilai bersama (merit Suatu kelas pemodelan yang dikenal sebagai model
value) yang merepresentasikan keunggulan menyeluruh linear campuran (mixed linear model, MLM) dapat
suatu bahan genetik. Program seleksi semakin efektif menghasilkan penduga tak bias linear terbaik (best linear
apabila pemulia mampu memperoleh keunggulan ini unbiased prediction, BLUP) sehingga dapat menangani
pada generasi awal. Indeks seleksi merupakan nilai fenotipe dengan ketakhomogenan ragam. BLUP da-
pendekatan yang umum digunakan untuk memperoleh pat dihasilkan pula dari kelas pemodelan non normal,
nilai bersama ini. Matriks peragam genotipe aditif yaitu model campuran linear terampat (generalized
memainkan peranan penting dalam penyusunan indeks linear mixed model, GLMM) untuk gugus sebaran famili
seleksi sehingga mampu mengoptimalkanpenggunaan eksponensial, seperti sebaran normal, log normal, ekspo-
nilai pemuliaan (breeding value) dalam seleksi. Seleksi nensial, gamma, non-sentralt, invers-normal, beta, bi-
dilakukan terhadap nilai fenotipe tetapi indeks seleksi nom, binom negatif, geometrik, poisson, dan multinom.
merupakan nilai pemuliaan bersama sifat berganda Di luar famili sebaran eksponensial, BLUP masih dapat
(Smith, 1936; Hazel, 1943; Kemphtorne & Nordskog, dibangkitkan dari kelas pemodelan linear campuran
1959; Itoh & Yamada, 1988; Cerón-Rojas et al., 2008). tertransformasi (transformed linear mixed models,
Indeks seleksi semakin akurat apabila seleksi TLMM) (McCulloch & Searle, 2001; Cordeiro & de
dilakukan terhadap nilai pemuliaan. Nilai iniumumnya Andrade, 2009; Myers et al., 2010; Gbur et al., 2012).

52
JAMBORMIAS dkk.: Modifikasi rancangan bersekat dan …

Pengaruh sistematik merupakan faktor-faktor hasil persilangan terdiri atas individu-individu yang
sumber keheterogenan yang tidak dikehendaki dan berbeda secara genetik sehingga tidak dapat diguguskan
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman di sebagai suatu perlakuan. Namun demikian, analisis
generasi awal. Pengaruh-pengaruh sistematik ini dapat kekerabatan memungkinkan individu-individu yang
menyebabkan ketaknormalan dan ketakhomogenan berasal dari induk yang sama diguguskan sebagai famili-
ragam sifat-sifat kuantitatif. Faktor genetik yang famili pada generasi awal. Famili-famili ini dapat
menghasilkan pengaruh sistematik sebagian besar dianggap sebagai perlakuan-perlakuan yang berbeda
berasal dari heterozigositas dan keunggulan hibrida, dalam rancangan percobaan. Suatu famili dapat merupa-
terjadinya aksi gen dominansi atau overdominansi, dan kan gugus suatu genotipe yang terdiri atas individu
pautan digenik dan interaksi berurutan seperti terjadinya tanaman homogen, tetapi dapat pula merupakan
epistasis (Yadav et al., 1998; Kuczyñska et al., 2007; campuran beberapa individu heterogen yang berasal dari
Jambormias et al., 2011). Sebagian keragaman hasil segregasi induknya yang masih heterozigot. Oleh
sistematik juga muncul dari keheterogenan lapangan sebab itu, sebagai perlakuan dalam rancangan percobaan,
percobaan dan pengaruh keterbauran (confounding) famili heterogen menyumbang ragam tak homogen dan
akibat kompetisi inter tanaman dengan tanaman ketaknormalan.
tetangganya. Keragaman sistematik lingkungan ini turut Rancangan bersekat (augmented design) merupa-
mempengaruhi penampilan akhir fenotipe sifat-sifat kan suatu rancangan yang dapat mengatasi permasalahan
kuantitatif tanaman. Adanya pengaruh sistematik yang percobaan dengan sebagian besar perlakuan bahan gene-
tidak dapat dikendalikan berimbas pada nilai fenotipe tiknya tidak dapat diulang. Rancangan ini menggunakan
yang heterogen dan tidak menyebar normal. beberapa genotipe pembanding (check genotype), yaitu
Sebagian besar bahan genetik dalam percobaan galur murni yang dapat diulang, untuk memperoleh galat
generasi awal tidak dapat diulang, sehingga memerlukan percobaan yang bersifat acak. Galat acak ini meng-
penggunaan rancangan tanpa ulangan yang dapat hasilkan galat baku beda untuk membandingkan seluruh
mengendalikan pengaruh sistematik, baik yang berasal bahan genetik yang digunakan dalam percobaan
dari faktor genetik maupun lingkungan. Rancangan ber- (Federer, 1956, 1961; Federer & Ragharvarao, 1975).
sekat (augmented design) merupakan rancangan tak Genotipe pembanding juga dapat digunakan untuk
lengkap tanpa ulangan yang dapat digunakan mengen- memulihkan kembali informasi (recovery of information)
dalikan faktor sistematik pada generasi awal ini. Galat yang hilang karena ketiadaan ulangan, yaitu dengan
percobaan pada rancangan ini dibangkitkan dari mengeliminir pengaruh lingkungan, bila rancangan ling-
penggunaan beberapa taraf faktor yang dapat diulang kungannya adalah rancangan acak lengkap berblok atau
(Federer, 1956), misalnya galur-galur sebagai pemban- rancangan bujur sangkar latin (Federer, 1994). Wolfinger
ding. Percobaan seperti ini menghasilkan gugus data et al. (1997) menyediakan analisis data pemulihan kem-
yang memiliki banyak keterbatasan (restriction) dalam bali informasi yang hilang ini dengan menggunakan
analisis seperti data tak setimbang (unbalance data). program SAS. Pemulihan kembali informasi ini merupa-
Analisis kuadrat terkecil pada data seperti ini dapat kan suatu bentuk penyuaian data (dataadjust) untuk
menghasilkan BLP yang cenderung berbias (Khuri, mengeliminasi pengaruh buruk lingkungan dari dalam
2008). Selain itu, analisis anak contoh (sampling ana- data famili zuriat hasil persilangan (Jambormias et al.,
lysis) sering diabaikan, walaupun keragaman non aditif 2009). Ukuran genotipe pembanding untuk menerapkan
dari famili-famili generasi awal dapat diungkap dari rancangan bersekat adalah yang menghasilkan sedikitnya
dalam anak contoh ini. Selain itu, kompetisi antar barisan derajat bebas galat sebesar 12 (CropStat Inc., 2007).
individu dalam penelitian seleksi yang dapat menyebab- Model linear umum rancangan bersekat dengan
kan keterbauran tidak dapat ditangani melalui pengguna- rancangan acak tak lengkap berblok sebagai rancangan
an rancangan bersekat tanpa anak contoh. Oleh sebab itu, lingkungan adalah:
perlu dilakukan modifikasi rancangan bersekat untuk yjik = μ + βj + Gi’ + Ci’’ + (GC) i’i’’ + εij,
menangani pengaruh sistematik dan mengembangkan untuk i = 1, 2, ..., t genotipe, j = 1, 2, ..., k blok,dimana μ
analisis sebaran tak normal yang dapat menduga para- = nilai tengah umum, Gi’ = pengaruh genotipe generasi
meter genetik pada kondisi pengaruh sistematik dalam awal ke-i’ (yang tidak dapat diulang dalam blok berbeda,
percobaan generasi awal tanaman menyerbuk sendiri. untuk i = 1, 2, ..., g), Ci’’ = pengaruh genotipe pem-
banding ke-i’’ (yang diulang dalam blok berbeda, untuk
Modifikasi Rancangan Bersekat untuk Pengendalian i’’ = g+1, g+2, ..., c), (GC) i’i’’ = pengaruh perbedaan G
Pengaruh Sistematik pada Generasi Awal Tanaman vs C, dan εij = galat percobaan. Perlu diperhatikan bahwa
Menyerbuk Sendirii struktur Gi’ + Ci’’ + (GC) i’i’’ = ηi = pengaruh perlakuan
ke-i, untuk i = 1, 2, ..., t, untuk t = g + c.
Unsur-unsur utama rancangan percobaan adalah Metode seleksi silsilah merupakan suatu metode
adanyaperlakuan (treatment), ulangan (replication), seleksi dimana famili-famili ditanam dalam barisan-
pengacakan (randomization), dan pengendalian lokal barisan tanaman untuk dievaluasi keragaannya. Pena-
(local control) (Steel et al., 1997). Pada percobaan naman famili-famili dalam barisan tanaman seperti ini
generasi awal, salah satu unsur percobaan yang penting memungkinkan penerapan rancangan bersekat, dimana
yaitu ulangan tidak tersedia. Unsur ini berperan untuk satu barisan famili merupakan satu satuan percobaan.
menghasilkan ragam galat yang berperilaku acak. Zuriat Genotipe pembanding ditanam secara acak dan diulang

53
Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 9. No 2, Desember 2013, Halaman 52-59.

pada setiap blok. Pendekatan seperti ini digunakan dipertahankan untuk menghasilkan ragam dalam anak
Yadav et al. (1998) untuk memprediksi segregan trans- contoh, atau digabungkan ke dalam galat percobaan
gresif melalui pembandingan populasi rata-rata generasi, untuk menghasilkan ragam galat percobaan yang kecil.
serta zuriat generasi F2 dan F3 pada tanaman gandum. Penurunan ragam galat percobaan ini diperoleh melalui
Analisis percobaan metode seleksi silsilah dengan sumbangan derajat bebas dalam pembanding ke dalam
model rancangan bersekat menghilangkan sedikitnya dua derajat bebas galat. Namun sebagaimana telah dijelaskan
informasi penting. Pertama, pengaruh perbedaan dalam sebelumnya, karena genotipe pembanding ditanam dalam
famili yang terkandung pada informasi dalam contoh barisan-barisan yang sama seperti barisan-barisan famili,
tidak dapat dieksplorasi lebih lanjut karena telah dirata- maka genotipe pembanding ini mengalami keterbauran.
ratakan untuk menyesuaikan data dengan model Keadaan ini merugikan untuk menghasilkan galat acak,
rancangan. Setidaknya terdapat sumber keragaman namun menguntungkan untuk mengevaluasi terjadi
dalam famili dan dalam pembanding yang hilang tidaknya keterbauran dalam famili.
bersama dengan informasi penting yang terkandung di Modifikasi kedua dilakukan untuk memperoleh
dalamnya. Eksplorasi sumber keragaman dalam famili galat acak yang bebas keterbauran. Galur pembanding
dapat memberikan inferensia mengenai keragaman yang dapat diulang dapat dimodifikasi lebih lanjut untuk
genetik lain yang bukan aditif dan besarnya simpangan mengevaluasi keterbauran ini. Selain ditanam di antara
non genetik yang bukan berasal dari galat percobaan. famili-famili, galur-galur pembanding juga ditanam
Kedua, timbulnya pengaruh sistematik pada sisaan dalam suatu plot dengan lingkungan dan kompetisi yang
model yang muncul sebagai akibat dari penanaman seragam. Suatu plot tidak terdiri atas satu barisan
barisan genotipe pembanding di antara barisan-barisan tanaman, tetapi atas beberapa barisan tanaman dari
famili. Penanaman seperti ini menyebabkan genotipe genotipe pembanding yang sama. Barisan tanaman
pembanding mengalami keterbauran sebagai akibat dari terluar dalam plot ini menjadi barisan penyanggah (row
kompetisi antar barisan tetangga (interneighbor border) terhadap keheterogenan tetangganya. Plot ini
competition) dengan famili-famili yang masih heterogen. dapat berada di antara barisan-barisan famili dalam
Keterbauran merupakan pengaruh sistematik yang hadir setiap blok, atau dalam satu blok yang baru tanpa
karena adanya kompetisi antar tanaman untuk bertetangga dengan famili-famili. Pilihan pertama
memperoleh input cahaya dan hara dalam lingkungan merupakan yang terbaik dari aspek analisis data, namun
yang sama. Famili-famili yang masih beragam dalam kurang praktis pada kondisi ukuran famili-famili yang
suatu barisan tanaman dapat menyebabkan munculnya besar, yang dapat menambah pekerjaan fisik koleksi
keragaman pada barisan famili seragam dan genotipe data. Pilihan pertama dapat digunakan, bila famili-famili
pembanding tetangganya. Ragam galat yang diharapkan dan blok berukuran kecil. Galur-galur pembanding yang
berperilaku acak dan menyebar normal menjadi tak ditanam bertetangga dengan famili-famili yang
homogen dan menyebar tak normal. Akibatnya, sumber dievaluasi selanjutnya disebut genotipe pengendali
pengaruh sistematik tidak dapat diketahui berasal dari (controlling genotype), sedangkan dalam plot yang
pengaruh lingkungan atau pengaruh aksi gen non aditif. seragam tetap disebut sebagai genotipe pembanding
Keterbatasan rancangan bersekat ini dapat (checking genotype). Sub faktor pengendali dan dalam
dimodifikasi lebih lanjut untuk memulihkan informasi pengendali masing-masing adalah sub faktor genotipe
dalam contoh yang hilang dan mengisolasi pengaruh pembanding dan dalam pembanding yang telah
sistematik. Modifikasi dilakukan melalui penambahan dijelaskan sebelumnya, sedangkan sub faktor genotipe
informasi dalam contoh atau informasi dalam genotipe pembanding dan dalam pembanding hasil modifikasi
ke dalam model, dan penambahan faktor baru yang dapat merupakan sub faktor yang baru. Sumber keragaman
menghasilkan ragam galat berperilaku acak (bebas dalam pembanding, boleh dimasukkan ke dalam galat
keterbauran). Modifikasi pertama, yaitu pemulihan percobaan seperti penjelasan sebelumnya karena telah
informasidalam genotipe, dilakukan dengan cara berperilaku acak (bebas keterbauran). Beberapa
memasukkan informasi dalam genotipe ini ke dalam modifikasi rancangan bersekat yang melibatkan galur-
model sebagai suatu faktor tersendiri. Taraf-taraf faktor galur dan famili seperti ini juga telah dilakukan dalam
genotipe dengan sendirinya terdiri atas beberapa taraf kajian evaluasi generasi awal (Schaalje, 1987;
faktor dalam genotipe, atau faktor dalam genotipe Bhagyalkhsmi & Somarajan, 1999).
disebut tersarang (nested) dalam faktor genotipe. Faktor Model linear umum hasil modifikasi ini, yaitu
genotipe dibedakan atas dua sub faktor, yaitu sub faktor dengan barisan famili, barisan genotipe pengendali dan
genotipe tak dapat diulang (sub faktor famili) dan sub plot pembanding dapat diturunkan dari model umum
faktor genotipe dapat diulang (genotipe pembanding). berikut:
Demikian pula faktor dalam genotipe dibedakan atas sub yijk = μ + βk+ ηi + δj(i) + εijk
faktor dalam famili dan sub faktor dalam pembanding. untuk i = 1, 2, ..., f famili tak berulang, (f + 1), (f + 2),
Sub faktor dalam famili tersarang dalam sub faktor …, c varietas pengendali, (c + 1), (c + 2), …, h varietas
famili, dan sub faktor dalam pembanding tersarang pembanding; j = 1, 2, …, ≤ si contoh acak (dapat
dalam sub faktor pembanding. Keragaman sistematik berukuran tak sama), dan k = 1, 2, ..., r; dimana: μ = nilai
dari famili-famili heterogen dengan sendirinya diisolasi tengah umum, βk= pengaruh blok ke-k, ηi = pengaruh
dalam sub faktor dalam famili, sedangkan sub faktor genotipe ke-i, δj(i) = pengaruh dalam contoh ke-j, dan εijk
dalam pembanding berperilaku acak. Sub faktor ini dapat = galat percobaan. Model linear umum ini dapat

54
JAMBORMIAS dkk.: Modifikasi rancangan bersekat dan …

berbentuk sequensial, terdiri atas sub komponen aditif dan lingkungan. Analisis model linear bagi nilai
informasi famili, pengendali dan pembanding, sehingga fenotipe yang dibakukan menghasilkan nilai genetik
pengaruh genotipe ke-i terdiri atas informasi antar famili aditif sebagai nilai pemuliaan. Nilai-nilai ini merupakan
(θi’(k)), antar pengendali (χi’’) dan antar pembanding nilai BLP.
(ηi’’’); dan pengaruh dalam genotipe ke-j(i) terdiri atas Harapan kuadrat tengah analisis ragam rancangan
informasi dalam famili (ωj(i’(k))), dalam pengendali (ϖj(i’’)) blok bersekat tersarang (Tabel 1), juga dapat diuraikan
dan dalam pembanding (γj(i’’’)), masing-masing sesuai untuk pendugaan ragam-ragam genetik (Tabel 2).
persamaan: (1) yj’i(k) = μ + θi’(k) + ωj(i’(k)) untuk informasi Penguraian E(KT) menghasilkan ζ2e , ζ2WF , dan ζ2F ,
famili, (2) yi’’jk = μ + βk+ χi’’ + ϖj(i’’) untuk informasi masing-masing digunakan sebagai penduga ragam ling-
pengendali, dan (3) yi’’’jk = μ + ηi’’’ + γj(i’’’) untuk kungan, dalam famili dan antar famili. Namun terdapat
informasi pembanding. komponen ragam keterbauran (ζ2Baur ) yang juga terdapat
Model gabungan bagi ketiga persamaan sequen- dalam famili dan merupakan komponen lingkungan,
sial di atas adalah: sehingga ragam dalam famili perlu disuai (adjusted)
yijk = μ + βk+ θi’(k) + χi’’ + ηi’’’ + θi’(k)χi’’ + ωj(i’(k)) + ϖj(i’’) + lebih dulu terhadap ragam keterbauran sesuai persamaan
γj(i’’’) + εijk ζ2WF(suai) = ζ2WF − ζ2Baur . Demikian pula ragam lingkungan
untuk i’ = 1, 2, ...,f famili, i’’ = i’’’ = 1, 2, ..., c=h berdasarkan rata-rata (mean basis) dapat mengambil
varietas. Pengaruh θi’(k)χi’’ kadang-kadang tidak
bentukζ2E = 1 si (ζ2Baur + ζ2e ) atau berdasarkan plot (plot
mempunyai makna, kecuali dalam melengkapi jumlah
basis) menjadi ζ2E = ζ2Baur + ζ2e .
kuadrat bagi ηi tanpa mengganggu sumber keragaman
Ragam-ragam genotipe dapat diduga untuk setiap
dalam genotipe dan galat percobaan, sehingga boleh
lokus bersegregasi pada generasi awal, dengan asumsi
tidak diperhatikan selanjutnya, kecuali dalam verifikasi
tidak ada seleksi, frekuensi alel konstan pada p = q =
perhitungan manual. Demikian pula informasi dalam
½ (untuk populasi zuriat persilangan), dan bergantung
pembanding diasumsikan bersifat acak sehingga dalam
pada koefisien inbreeding di setiap generasi. 𝜎𝐹2 dan
tulisan ini, dapat digabungkan ke dalam galat percobaan. 2
Oleh sebab itu, model linear bagi populasi bersegregasi 𝜎𝑊𝐹(suai) masing-masing mengandung ragam aditif (ζ2A )
generasi awal dapat dinyatakan sebagai: dan simpangan dominan ( ζ2𝐷 ), dimana bahan genetik
yijk = μ + βk+ θi’(k) + χi’’ + ηi’’’ + ωj(i’(k)) + ϖj(i’’) + εijk pada Generasi F3 cocok (fit) digunakan dalam analisis
Rancangan bagi model ini dapat disebut sebagai genetik dengan akurasi pendugaan yang tinggi (Bos &
rancangan acak tak lengkap berblok bersekat tersarang 1- Caligari, 2008; Hallauer et al., 2010). Pada generasi
tahap (1-stagenested augmented randomized incomplete awal, khususnya pada populasi F3, ragam aditif dan
block design), atau rancangan blok bersekat tersarang 1- simpangan dominan merupakan komponen ragam
tahap (1-stage nested augmented block design). genetik yang menyusun ragam antar famili dan dalam
famili, masing-masing sesuai persamaan: ζ2F = ζ2A + 14ζ2D
2
Analisis Keterbauran dan Pendugaan Parameter dan 𝜎𝑊𝐹(suai) = 12ζ2A + 12ζ2D , sehingga ζ2G = 32ζ2A + 34ζ2D .
Genetik: Prediksi Linear Terbaik Pendugaan ragam aditif dapat dilakukan melalui
penyelesaian persamaan linear ζ2F = ζ2A + 14ζ2D dan
Model dugaan bagi rancangan bersekat 2
𝜎𝑊𝐹(suai) = 12ζ2A + 12ζ2D . Pada generasi tak hingga, atau
termodifikasi ini dapat digunakan untuk analisis
keterbauran dan tujuan pendugaan parameter genetik. populasi galur, diperoleh ζ2F = 2ζ2A = 2ζ2G dan ζ2D = 0 .
Keterbauran terjadi apabila informasi dalam pengendali Perolehan ragam genetik memungkinkan pendugaan
menunjukkan pengaruh nyata. Penguraian harapan heritabilitas dalam arti luas dan sempit. Analisis peragam
kuadrat tengah [E(KT)]analisis ragam rancangan blok sesuai pendekatan ini juga dapat menghasilkan matriks
bersekat tersarang 1-tahap (Tabel 1) juga menghasilkan ragam-peragam sesuai penguraian komponen ragam,
yang juga dapat digunakan dalam analisis hubungan
komponen ragam dalam pengendali ( ζ2WC ) dan ragam
genetik antar sifat (Rumalatu & Jambormias, 1998) serta
dalam pembanding ( ζ2WH ). Dua komponen ragam ini
penyusunan indeks seleksi bersama nilai fenotipe dan
dapat digunakan untuk menduga ragam keterbauran
nilai pemuliaan (Hazel, 1943; Smith, 1936).
sesuai persamaan: ζ2Baur = ζ2WC − ζ2WH . Adanya keterbauran mengindikasikan bahwa
Parameter nilai-nilai dan ragam-ragam genetik pembandingan antar famili dan galur terbaik sebaiknya
dapat dibangkitkan dari model rancangan blok bersekat menggunakan informasi genotipe pembanding bila
tersarang. Nilai genetik terdiri atas nilai genetik aditif dibandingkan dengan genotipe pengendali. Namun bila
(Ai), simpangan genetik ( A i) dan simpangan acak tidak terdapat keterbauran, maka gabungan informasi
lingkungan (Ei), masing-masing dirumuskan sebagai: Ai genotipe pembanding dan pengendali lebih
= μ + θi’(k), Ai = μ + ωj(i’(k)), Ei = μ +(yijk - yijk), sedangkan meningkatkan presisi pendugaan dengan ukuran contoh
nilai genotipe (Gi) dan fenotipe (Pi) dinyatakan sebagai: yang besar, khususnya dalam menentukan batas seleksi
Gi = μ + θi’(k) + ωj(i’(k)), dan Pi = μ + θi’(k) + ωj(i’(k)) + (yijk - (selection threshold) seperti dalam metode seleksi sifat
yijk). Perolehan nilai genetik aditif, genotipe dan fenotipe berganda taraf penyisihan bebas (independent culling
memungkinkan pendugaan parameter genetik penting levels) dan seleksi ekstrim (extreme selections).Adanya
lainnya seperti analisis hubungan antar sifat dan peubah keterbauran juga mengindikasikan nilai fenotipe generasi
ganda dapat dilakukan pada taraf fenotipe, genotipe, awal masih rentan terhadap adanya perubahan,

55
Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 9. No 2, Desember 2013, Halaman 52-59.

khususnya fitness dari masing-masing individu dalam pengaruh dalam model linear melalui pembobotan
famili. Misalnya bila terdapat korelasi genotipik yang pengaruh acak dengan suatu pembobot nisbah dari hasil
tinggi antara tinggi tanaman dengan hasil biji, namun penguraian harapan kuadrat tengah, yang dalam hal ini
kompetisi karena jarak tanam yang rapat menyebabkan adalah heritabilitas (Galwey, 2006, Piepho et al., 2008).
beberapa tanaman dengan postur tinggi memiliki hasil Jika heritabilitas tinggi, nilai BLUP cenderung
biji yang rendah. Penggunaan indeks seleksi bersama mendekati nilai fenotipik. Sebaliknya bila heritabilitas
Smith-Hazel (Smith, 1936; Hazel, 1945) berhasil rendah, nilai BLUP cenderung menyusut (shrink)
mengatasi kendala ini sehingga menurunkan terhadap nilai tengah keseluruhan (overall mean).
kemungkinan kekeliruan seleksi untuk memperoleh hasil Pembobotan heritabilitas memungkinkan BLUP efektif
biji yang tinggi. Namun analisis pendahuluan lainnya mengantisipasi heteroskedatisitas (Gbur et al.,2012) dan
yang tidak mendasarkan inferensianya pada hubungan dapat memaksimalkan korelasi antara nilai amatan
antar sifat, cenderung menghasilkan BLP yang berbias dengan nilai prediksi (Searle et al., 1992).
terhadap parameter. Statistisi telah mengembangkan Pengembangan berbagai metode BLUP memung-
prosedur untuk menghasilkan BLUP dengan akurasi kinkan pembandingan bahan genetik dari populasi-
yang lebih baik dari BLP. populasi berbeda dievaluasi dalam lingkungan-
lingkungan berbeda. Pembandingan ini berasal dari
BLUP dan Pemulihan Informasi Rancangan Bersekat kemampuan MLM memanfaatkan informasi kekerabatan
dalam sistem pemuliaan silsilah (pedigree breeding
MLM merupakan suatu metode analisis yang system), walaupun tanpa menggunakan rancangan per-
menggunakan iterasi persamaan kemungkinan silangan (Piepho et al., 2008). BLUP pada awalnya
maksimum (maximum likelihood, ML) dalam pendugaan dikembangkan dalam pemuliaan ternak untuk menduga
nilai harapan dan ragam suatu atau beberapa pengaruh nilai pemuliaan (Mrode & Thompson, 2005) dan
acak (Khuri, 2010). Pendugaan suatu pengaruh acak sekarang banyak digunakan di berbagai bidang
menghasilkan BLUP (Searle et al., 1992; Mc Culloh & penelitian.
Searle, 2001). Ide dasar BLUP adalah pendugaan

Tabel 1. Analisis ragam rancangan acak tak lengkap berblok bersekat tersarang 1-tahap bagi analisis kekerabatan pada
tanaman menyerbuk sendiri

Sumber Derajat Bebas Kuadrat Tengah (KT) Harapan KT [E(KT)]


Blok 𝜈R MR
Antar Pengendali 𝜈C MC
Antar Famili 𝜈F MF ζ2e + ζ2WF + si ζ2F
Antar Pembanding 𝜈H MH
Dalam Pengendali 𝜈𝑊𝐶 MWC ζ2e + ζ2WC
Dalam Famili 𝜈𝑊𝐹 MWF ζ2e + ζ2WF
Dalam Pembanding 𝜈𝑊𝐻 MWH ζ2e + ζ2WH
Sisa νe Me ζ2e

Tabel 2. Komponen ragam genotipe serta penguraian ragam genotipe atas ragam famili dan dalam famili pada generasi
awal tanaman menyerbuk sendiri, dengan asumsi p=q= ½ dan F = 1-(½)t-2 (kompilasi dari Bos dan Caligari,
2008; Hallauer et al., 2010)

Gene- Komponen Ragam


rasi (t) F
Genotipe Antar Famili Dalam Famili
F1 -1 0 0 0
F2 0 ζ2A +ζ2D 0 ζ2A +ζ2D
1 3 2 3 2 1 1 2 1 2
F3 2 ζ +ζ
2 A 4 D
ζ2A +4ζ2D ζ +ζ
2 A 2 D
3 7 2 7 2 3 2 3 2 1 2 1 2
F4 4 ζ + ζ
4 A 16 D
ζ + ζ
2 A 16 D
ζ +ζ
4 A 4 D
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
1 t-2 F 1-2t-2 F
Ft 1- 1+F ζ2A + +1 ζ2D 2Fζ2A + t-2ζ2D 1-F ζ2A +ζ2D
2 2t-2 2
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
F 1 2ζ2A 2ζ2A 0
Ket.: F =koefisien inbreeding, ζ2A = ragam aditif, dan ζ2D = ragam dominan

56
JAMBORMIAS dkk.: Modifikasi rancangan bersekat dan …

BLUP untuk seleksi fenotipe juga dapat dengan analisis MLM yang sudah umum diketahui,
digunakan dalam pemuliaan tanaman dan pengujian sehingga tidak diuraikan lebih lanjut.
varietas (Piepho et al., 2008). Selain itu, karena BLUP Persamaan regresi bagi GLMM untuk satu faktor
dihasilkan dari MLM, maka BLUP dapat juga digunakan tetap dan satu faktor acak dalam bentuk yang sederhana
untuk pemulihan informasi nilai fenotipe yang hilang dapat dituliskan sebagai (Gbur et al., 2012):
p q
karena adanya gangguan sistematik seperti pengaruh
blok pada rancangan bersekat (Schaalje, 1987; Wolfinger yijk =β0 + βk xkj + zij ui +εijk
et al., 1997; Bhagyalakhsmi & Somarajan, 1999). BLUP k=1 i=1
juga dapat menghasilkan nilai pemuliaan (Satoh, 1998; dimana β0 = nilai tengah keseluruhan (overall mean), βk
Bauer et al., 2006). MLM sesuai digunakan untuk = koefisien pengaruh tetap faktor ke-k, xkj = peubah
perbaikan inferensia program pemuliaan dengan penjelas (explanatory variable) ke-k dan pengamatan ke-
menggunakan rancangan bersekat berblok (Santos et al., j, ui = pengaruh acak faktor ke-i, zij = peubah indikator
2002). biner untuk pengaruh acak faktor ke-i dan pengamatan
ke-j, dan εijk = pengaruh sisa. Sebagai suatu model
Penanganan Gangguan Sistematik pada Generasi regresi, model dugaan persamaan di atas juga dapat
Awal ditulis dalam bentuk persamaan matriks (Myers et al.,
2010):
Transformasi data (data transformation) E(y|u) = g-1(𝜃) =g-1(Xβ + Zu),
merupakan suatu pendekatan yang umum digunakan atau secara singkat ditulis sebagai:
untuk menangani gangguan sistematik dalam data. y = Xβ + Zu
Namun transformasi data menghasilkan skala peubah dengan matriks ragam-peragam S = A1/2(θ)R A1/2(θ)
respons yang berbeda dari skala nilai fenotipe. Inferensia dimanay = vektor peubah respons berdimensi 1 × p, X =
tidak dilakukan terhadap skala nilai fenotipe, namun matriks rancangan peubah bebas pengaruh tetap ke-k
dalam skala transformasi. McCullagh & Nelder (1987) berdimensi n × (p + 1), β = vektor koefisien regresi
mengembangkan suatu kelas pemodelan untuk pengaruh tetap, Z = matriks peubah indikator biner untuk
menangani data yang menyebar bukan normal, tak pengaruh acak ke-i berdimensi n × k, u = vektor
homogen, dan tak setimbang tanpa memerlukan koefisien regresi pengaruh acak peubah indikator biner.
transformasi, yang dikenal sebagai model linear terampat 𝜃 adalah prediktor linear yang diberikan oleh Xβ + Zu,
(generalized linear models, GzLM). Model ini dapat A(θ) = matriks diagonal yang mengandung fungsi ragam
dipandang sebagai suatu bentuk model regresi dari suatu yang berasosiasi dengan asumsi sebaran peluang peubah
peubah respons (response variables) y yang menyebar respons dan dievaluasi pada prediktor linear, dan R
menurut suatu sebaran tertentu dari famili sebaran adalah matriks korelasi yang bertalian dengan matriks
eksponensial (Myers et al., 2010). Beberapa sebaran itu A(θ). Setiap GzLM dan GLMM mempunyai tiga
adalah sebaran normal, log normal, eksponensial, komponen, yaitu suatu sebaran peubah respons
gamma, non-sentralt, invers-normal, beta, binom, binom (kadang-kadang disebut struktur galat), suatu prediktor
negatif, geometrik, poisson, dan multinom (Gbur et al., linear, dan suatu fungsi penghubung (link function) g
2012). Oleh sebab itu, GzLM mampu menangani yang menghubungkan prediktor linear dengan rerata
permasalahan sebaran peubah respons, baik yang alami dari peubah respons. Iterasi dengan suatu teknik
menyebar normal maupun tak normal (Khuri, 2010; optimasi (umumnya dual quasi Newton atau dual quasi
Myers et al., 2010, Gbur et al., 2012). Newton-Raphson) berlangsung melalui fungsi
GzLM hanya mencakup anggota famili sebaran penghubung hingga terdapat konvergensi antara
eksponensial, tetapi tidak meliputi sebagian besar prediktor linear dengan rerata alami peubah respons.
sebaran penting lainnya seperti sebaran Weibull. Metode pendugaan parameter dalam proses iterasi ini
Cordeiro dan de Andrade (2009) mengembangkan suatu menggunakan salah satu metode ML, misalnya quasi-
kelas pemodelan baru lainnya melalui perluasan maximum likelihood pada GLMM.
transformasi Box-Cox (Box-Cox models, BCM) ke Secara ringkas pula, perluasan bagi populasi
dalam GzLM yang disebutnya sebagai model linear bersegregasi dengan model rancangan blok bersekat
terampat tertransformasi (transformed generalized linear tersarang 1-tahap menghasilkan model:
models, TGzLM). Kelas pemodelan ini tergolong sangat y = Xβ + Z(G)i ui + Z(W)ij uij + ε,
tegar (robust) untuk menangani heteroskedatisitas dan atau dalam model sequensial:
fungsi non-linear. Walaupun demikian, baik GzLM y = Xβ + Z(G)i' ui' +Z(G)i'' ui'' + Z(G)i''' ui''' + Z(W)i'j ui'j
maupun TGzLM tidak dapat digunakan untuk
memperoleh BLUP karena penggunaannya terbatas pada +Z(W)i''j ui''j + Z(W)i'''j ui'''j + ε
pengaruh faktor tetap. BLUP bagi kedua model ini dimana β = vektor pengaruh acak blok ke-k, ui = vektor
dihasilkan dari perluasan dan penyederhanaan model pengaruh acak genotipe ke-i, uij = vektor peubah
dengan pendekatan MLM, masing-masing menghasilkan indikator biner untuk pengaruh acak dalam genotipe ke-i
kelas pemodelan baru yang disebut model campuran dan pengamatan ke-j, untuk i’, i’’ dan i’’’ masing-masing
linear terampat (GLMM) dan model linear campuran berkaitan dengan informasi sequensial sub faktor famili
tertransformasi (TLMM). Secara teknis, model terakhir ke-i’, pengendali ke-i’’ dan pembanding ke-i’’’, danε =
ini menggunakan nilai fenotipe transformasi Box-Cox pengaruh sisa; dan X, Z(G) dan Z(W) masing-masing

57
Jurnal Budidaya Pertanian, Vol. 9. No 2, Desember 2013, Halaman 52-59.

adalah matriks rancangan untuk vektor pengaruh X , dapat mengeksplorasi simpangan genetik non aditif dan
ui dan uij . pengaruh keterbauran pada populasi generasi awal
GLMM walaupun sangat efektif, namun tanaman menyerbuk sendiri; 5) BLUP merupakan nilai
pendugaan parameter berbasis iterasi metode ML pada prediksi tak bias linear terbaik dari suatu model linear
populasi berukuran besar dengan program komputer campuran yang memiliki akurasi prediksi lebih baik dari
seperti SAS memerlukan waktu yang sangat lama, model linear dengan pengaruh tetap yang umumnya
sehingga lebih tepat digunakan pada data berukuran kecil digunakan dalam analisis data percobaan pemuliaan
sampai sedang, misalnya dengan ukuran famili ≤ 100 tanaman; dan 6) Gangguan sistematik dari faktor
dan ukuran contoh famili ≤ 30. Penyederhanaan kelas lingkungan dan genetik non aditif yang sering terjadi
pemodelan TGzLM yang dikemukakan Cordeiro & de pada percobaan yang melibatkan bahan genetik generasi
Andrade (2009) sebagai MLM,yaitu kelas pemodelan awal dapat ditanggulangi melalui penggunaan model
TLMM, menghasilkan BLUP yang sama baiknya dengan linear campuran terampat dan model campuran linear
GLMM. Namun demikian, karena TLMM dihasilkan tertransformasi. Model ini dapat menghasilkan BLUP
dari transformasi Box-Cox, sehingga memerlukan dari suatu peubah respons yang menyebar tak normal.
transformasi balik. BLUP model ini memiliki akurasi tinggi karena prediksi
Program SAS menyediakan prosedur PROC nilai fenotipe, genotipe dan pemuliaan dilakukan sesuai
GLIMMIX dan PROC MIXED masing-masing untuk dengan model sebaran peluang suatu peubah respons.
analisis GLMM dan TLMM. Littell et al. (2006)
memberikan teladan untuk memperoleh BLUP dengan DAFTAR PUSTAKA
kedua prosedur SAS ini, baik pada skala penghubung
maupun skala asal. GLMM dan TLMM menghasilkan Bauer, A.M., T.C. Reetz, & J. Léon. 2006. Estimation of
BLUE bagi faktor tetap dan BLUP bagi faktor acak. breeding value of inbred lines using best linear
BLUP model ini memiliki kemampuan yang lebih baik unbiased prediction (BLUP) and genetic
untuk meningkatkan validitas, akurasi dan presisi dari similarities. Crop Sci. 46: 2685-2691.
prediksi nilai genetik, khususnya bila sifat kuantitatif Bhagyalakhsmi, K.V., & K.G. Somarajan. 1999. A
merupakan peubah respons yang menyebar tak normal modified augmented design for early selection
dan rancangan percobaan tak setimbang (unbalance stage in sugarcane and its limitation. Sugar
design). Model ini dapat digunakan untuk menguraikan Tech. 1: 63-68.
informasi famili dan dalam famili pada populasi Bos, I., & P. Caligari. 2008. Selection Methods in Plant
bersegregasi sehingga BLUP nilai aditif (pemuliaan), Breeding. 2nd ed. Springer. New York. p. 37,
simpangan genetik dan nilai fenotipe GLMM dan 179-180, 217-223, 254-256.
TLMM memiliki akurasi dan presisi yang lebih baik dari Cerón-Rojas, J.J., F. Castillo-González, J. Sahagún-
BLUP MLM dan model BLP GLM. Castellanos, A. Santacruz-Verela, I. Benitez-
Riquelme, & J. Crossa. 2008. A molecular
KESIMPULAN selection index method based on eigenanalysis.
Genetics 180:547-557.
Kesimpulan dari ulasan ini adalah: 1) Populasi Cordeiro, G.M. & M.G. de Andrade. 2009. Transformed
generasi awal tanaman menyerbuk sendiri umumnya generalized linear models. J. Stat. Plann.
telah terdiri atas famili-famili, khususnya setelah Inference 139: 2970-2987.
generasi F2. Famili-famili ini umumnya heterogen bila CropStat Inc. 2007. Help Topics CropStat 7.2.
berasal dari hasil kawin sendiri individu yang International Rice Research Institute, DAPO
heterozigot, dan homogen bila berasal dari hasil kawin Metro, Manila.
sendiri individu yang homogen. Akibatnya, antar famili Federer, W.T. 1956. Augmented designs.Hawaiian
generasi awal cenderung heterogen dan menyebar tak Planters Record 55: 191-208.
normal; 2) Generasi awal tanaman menyerbuk sendiri Federer, W.T. 1961. Augmented design with one-way
dapat disusun atas informasi antar famili dan dalam elimination of heterogeneity. Biometrics 17:
famili. Analisis berbasis informasi kekerabatan pada 447-473.
generasi awal seperti ini dapat menghasilkan parameter Federer, W.T., & D. Raghavarao, 1975. On augmented
genetik nilai harapan dan ragam bagi sifat-sifat design. Biometrics 31: 29-35.
kuantitatif; 3) Rancangan bersekat merupakan rancangan Federer, W.T. 1994. Augmented experiment designs
tanpa ulangan untuk sebagian besar perlakuan dalam with recovery of interblock and intervariety
suatu percobaan. Famili-famili generasi awal tidak dapat information. http://ecommons.library.cornell.
diulang. Oleh sebab itu rancangan ini dapat digunakan edu/ bitstream/1813/31854/1/BU-1266-M.pdf
untuk mengendalikan pengaruh lingkungan pada keada- Galwey, N.W. 2006. Introduction to Mixed Modeling.
an famili-famili generasi awal tidak dapat ditanam dalam Beyond Regression and Analysis of Variance.
blok-blok berbeda untuk pengendalian lokal (local John Wiley & Sons Ltd., Chichester. p154-162.
control); 4) Modifikasi rancangan bersekat melalui Gbur, E.E., W.W. Stroup, K.S. McCarter, S. Durham,
penggunaan genotipe pembanding yang berperilaku acak L.J. Young, M. Christman, M. West, & M.
dan analisis anak contoh berbasis informasi kekerabatan Kramer. 2012. Analysis of Generalized Linear
Mixed Models in The Agricultural and Natural

58
JAMBORMIAS dkk.: Modifikasi rancangan bersekat dan …

Resources Sciences. American Society of Myers, R.H., D.C. Montgomery, G.G. Vining, & T.J.
Agronomy, Soil Science Society of America, Robinson. 2010. Generalized Linear Models
Crop Science Society of America, Inc., with Applications in Engineering and the
Madison. p59-196. Sciences. 2nd Ed. A John Wiley and Sons, Inc.
Hallauer, A.R., M.J. Carena, & J.B. Miranda Filho. New Jersey. p. 202-264, 319-382.
2010. Quantitative Genetics in Maize Piepho, H.P., J. Möhring, A.E. Melchinger, & A.
Breeding.Springer, New York. p. 54. Bücshe, 2008. BLUP for phenotypic selection
Hazel, I.N. 1943. The genetic basis for constructing a in plant breeding and variety testing. Euphytica
selection indexes. Genetics 28:476-490. 161: 209–228.
Itoh, Y., &Y. Yamada. 1988. Linear selection indeces for Rumalatu, F.J. & E. Jambormias. 1998. Analisis regresi
non-linear profit functions. Theor. Appl. Genet. genotipe dan peranannya dalam penentuan
75: 731-735. indikator seleksi sifat bernilai ekonomis. GOTI
Jambormias, E. &J. Riry. 2009. Penyesuaian data dan 4: 70-75.
penggunaan informasi kekerabatan untuk Santos, A., E. Bearzoti, D.F. Ferreira, & J.L. da Silva
mendeteksi segregan transgresif sifat kuantitatif Filho. 2002. Simulation of mixed models in
pada tanaman menyerbuk sendiri (suatu Augmented Block Design. Scientia Agricola 59:
pendekatan dalam seleksi). Jurnal Budidaya 483-489.
Pertanian 5: 11-18. Satoh, 1998. A simple method of computing restricted
Jambormias, E., S.H. Sutjahjo, M. Jusuf, & Suharsono. best linear unbiased prediction of breeding
2011. Using information from relatives and path values. Genet. Sel. Evol. 30: 89-101.
analysis to select for yield and seed size in Schaalje, G.B., D.R. Lynch, & G.C. Kosub. 1987. Field
soybean (Glycine max L. Merrill). SABRAO J. evaluation of a modified augmented design for
Breed. Genet. 43: 44-58. early stage selection involving a large number
Kemphtorne, O., &A.W. Nordskog. 1959. Restricted of test lines without replication. Potato
selection indeces. Biometrics 15: 10-19. Research 30: 35-45.
Khuri, A.I.2010. Linear Model Methodology. CRC, Searle, S.R., G. Casella, & C.E. McCulloch. 1992.
Boca Raton.p. 349-421, 473-506. Variance Components. Wiley, New York. p269-
Kuczyñska, A., M. Surma, & T. Adamski. 2007. 275.
Methods to predict transgressive segregation in Smith, H.F. 1936. A discriminant function for plant
barley. J. Appl. Genet.48:321-328. selection. Ann. Eugen. 7: 240-250.
Littell., R.C., G.A. Miliken, W.W. Stroup, R.D. Steel, R.G.D., J.H. Torrie, & D.A. Dickey. 1997.
Wolfinger, & O. Schabenberger. 2006. SAS for Principles and Procedures of Statistics. A
Mixed Models. 2nd Ed. SAS Institute Inc. New Biometrical Approach. 3th ed. McGraw-Hill
York, p. 549-553. Companies Inc., New York.
McCullagh, P., & J.A. Nelder. 1989. Generalized Linear Wolfinger, R.D., W.T. Federer, & O. Cordero-Brana,
Models. Chapman and Hall, London. p. 21-44. 1997. Recovering information in augmented
McCulloch, C.E., & S.R. Searle. 2001. Generalized, designs, using SAS PROC GLM and PROC
Linear and Mixed Models. John Wiley & Sons. MIXED. Agron J. 89: 856-859.
Inc., New York. p254-256. Yadav, B., C.S. Tyagi, & D. Singh. 1998. Genetics of
Mrode, R.A. & R. Thompson, 2005. Linear Models for transgressive segregation for yield and yield
the Prediction of Animal Breeding Values. 2nd components in wheat. Ann. Appl. Biol. 133:
Ed. Walingword UK: CABI Publishing. p. 39. 227-235.

journal homepage: http://paparisa.unpatti.ac.id/paperrepo/

59

You might also like