You are on page 1of 7

ARTIKEL

EFEK EARLY WARNING SCORE (EWS) TERHADAP TINGKAT


KEGAWATAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU ISLAM HARAPAN ANDA
KOTA TEGAL

Disusun Oleh :
SUKIRNO
C1116040

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
2018
EFEK EARLY WARNING SCORES (EWS) TERHADAP TINGKAT KEGAWATAN
PASIEN RAWAT INAP DI RSU ISLAM HARAPAN ANDA KOTA TEGAL

Sukirno 1), Woro Hapsari 2), Deni Irawan 3)


1)
Prodi Profesi Ners, STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
2),3)
Dosen STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia
Email : Sukirnosuke@yahoo.com

Abstract: The high number of inpatient visits and low monitoring of the emergency of
inpatients can cause a sudden risk of cardiac arrest, stop breathing even worse the patient
dies. There are not many hospitals currently using the patient's emergency monitoring system
in the inpatient room. The purpose of this study was to determine the effect of Early Warning
Scores on the level of patient severity in the inpatient room. This research is experimental
aquasion experiment with post test design only non equivalent control group and using
crossectional approach, sample with purposive sampling conducted for 9 days in inpatient
room with number of 100 people consist of 50 responden with Early Warning Score (EWS)
and 50 respondents with Simple Clinical Scores (SCS). The mann-witney test shows that the
EWS effect on the level of insight includes significant p value = 0.002. p value < 0.05 which
means Ho is rejected and Ha accepted. Conclusion: there is an Early Warning Scores effect
on the emergency of the inpatient. Suggestion: recommended Early Warning Score (EWS) is
used as a patient's emergency monitoring system in the inpatient room, and developed
research in the same field.

Keyword: Early Warning scores, Simple Clinical Scores, Level Of Emergency, Inpatient.

Abstrak: Tingginya kunjungan pasien rawat inap dan rendahnya monitoring terhadap
kegawatan pasien rawat inap dapat menyebabkan resiko seperti tiba-tiba pasien henti jantung,
henti nafas sampai pasien meninggal dunia. Saat ini belum banyak rumah sakit yang
menggunakan sistim monitoring kegawatan pasien di ruang rawat inap. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efek Early Warning Score (EWS) terhadap tingkat kegawatan
pasien di ruang rawat inap. Penelitian ini adalah penelitian quasi experiment dengan desain
post test-only non equivalent control group dan menggunakan pendekatan crossectional,
sampel diambil dengan cara purposive sampling yang dilakukan selama 9 hari di ruang rawat
inap dengan jumlah sebesar 100 yang terdiri 50 responden diukur dengan EWS dan 50
responden diukur dengan SCS. Hasil uji mann-witney test menunjukkan bahwa efek EWS
terhadap tingkat kegawatan termasuk signifikan pvalue = sebesar 0,002. Nilai p < 0,05 yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan: Terdapat Efek Early Warning Score (EWS)
terhadap tingkat kegawatan pasien rawat inap. Saran: direkomendasikan Early Warning
Score (EWS) digunakan sebagai sistim monitoring kegawatan pasien di ruang rawat inap, dan
dikembangkan penelitian dalam bidang yang sama.

Kata Kunci : Early Warning Score, Simple Clinical Score, Tingkat Kegawatan, Rawat Inap
PENDAHULUAN dini dapat mengakibatkan angka kematian
Rawat inap merupakan bagian dari yang tinggi (Liswati, 2016). Keterlambatan
pelayanan rumah sakit yang memberikan dalam mendeteksi sejak dini perburukan
pelayanan pada pasien yang memerlukan pasien dapat menyebabkan kegawatan
rawat inap untuk keperluan observasi, pada penyakit jantung tidak terdeteksi dan
diagnosis, pengobatan bagi individu akibatnya membutuhkan perawatan
dengan keadaan medis tertentu, pada kasus intensive di ICU, kurangnya deteksi dini
bedah, kebidanan, penyakit kronis atau bisa meningkatkan pasien pindah rawat ke
rehabilitasi yang memerlukan perawatan ICU (Ravikirti, 2016).
dokter dan perawatan perawat setiap hari. Early Warning Score (EWS)
Pelayanan rawat inap itu sendiri bisa merupakan alat deteksi dini perburukan
diartikan sebagai suatu pelayanan pasien dan telah digunakan sebagai sistem
keperawatan yang diberikan selama pasien pendeteksian dini atau peringatan dini
dirawat yang bertujuan untuk memenuhi untuk mendeteksi adanya perburukan
kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual sesuai keadaan pasien atau tingkat kegawatan
dengan masalahnya (Permenkes, 2015). pasien (Departemen Of Health, 2013).
Kategori pasien yang masuk rawat inap Kelebihan EWS yaitu diantaranya
adalah pasien yang memerlukan perawatan merupakan alat deteksi dini perburukan
intensif dan memerlukan observasi ketat pasien yang simpel (mudah digunakan),
karena penyakit yang dideritanya. Ruang pengukuranya spesifik (parameter fisiologi
lingkup pelayanan pasien rawat inap dalam format standar), hasil pengukuran
meliputi pasien yang membutuhkan konsisten, dan respon klinis yang cepat,
asuhan keperawatan untuk pencegahan, EWS sudah terstandar secara Internasional
pengobatan, rehabilitasi, paliatif, dan (Royal College of Physicians, 2012). EWS
semua informasi yang relevan diperiksa merupakan sebuah sistem skoring
dan diprioritaskan sesuai kondisi kesehatan fisiologis yang berfokus pada
pasien saat mulai dirawat (Permenkes, pendekteksian dini sebelum perburukan itu
2015). terjadi sehingga diharapkan dengan
Tingginya jumlah kunjungan tatalaksana yang lebih dini, kondisi yang
pasien rawat inap menyebabkan kesibukan mengancam jiwa dapat tertangani lebih
bertambah, rendahnya monitoring ke cepat bahkan dapat dihindari sehingga
pasien, hal tersebut berisiko pasien output yang dihasilkan lebih baik. EWS
mengalami perburukan seperti tiba-tiba digunakan di Rumah Sakit India untuk
pasien henti jantung, henti nafas dan mengurangi beban yang berlebih dalam
bahkan sampai meninggal dunia menangani pasien dengan kasus akut dan
(Elizabetht, 2016). Prediksi pengunjung meminimalkan perburukan klinis pada
rawat inap akan terus mengalami kenaikan pasien akut (Royal College of Physicians,
dari tahun ke tahun (Wardani, 2015). 2012). EWS mampu memprediksi
Rendahnya monitoring dan deteksi dini perburukan pasien (Jesse, 2017). EWS
merupakan salah satu faktor yang sangat sensitif dan spesifik dalam
menyebabkan keterlambatan penanganan mendeteksi perburukan pasien setelah
pada pasien yang dapat meningkatkan keluar dari ICU satu kali 24 jam
resiko kematian (Limantara, 2016). (Kaewpradit, 2018). EWS sangat baik
Kurangnya identifikasi kegawatan sejak untuk memprediksi serangan jantung
(henti jantung) dan kematian dalam waktu tingkat kegawatan pasien rawat inap di
48 jam (Smith et al., 2014). EWS sangat RSU Islam Harapan Anda kota Tegal
efektif untuk memprediksi perburukan menggunakan simple clinical scores dan
pasien dan mampu mendeteksi perburukan beberapa kendala penerapan monitoring
pasien sejak dini (Soeharto, 2016). EWS tersebut adalah terlalu komplek, sulit
dapat mencegah pasien masuk ICU dengan diaplikasikan terutama pada parameter
tiba-tiba dan mencegah kematian tinggi di EKG karena kegiatan ini terlalu banyak
unit rawat inap (Ravikirti, 2016) memakan waktu dan tidak praktis.
Join Commission Internasional
(JCI) edisi 5 tahun 2014 mensyaratkan METODE:
standar pemberlakuan sistem deteksi dini Penelitian ini merupakan jenis penelitian
perburukan pasien di terapkan di rumah kuantitatif dengan metode penelitian quasi
sakit. Sistem deteksi dini perburukan experiment, desain penelitian post test-only
pasien sangat penting untuk diterapkan di non equivalent control group, jumlah
rumah sakit terutama di unit rawat inap sampel dalam penelitian ini sebanyak 100
dimana pasien mendapatkan perawatan responden yang dilakuksan selama 9 hari
untuk beberapa lama dan membutuhkan di Rumah Sakit Umum Islam Harapan
pengawasan atau monitoring ketat untuk Anda Kota Tegal.
memastikan perburukan pasien dapat
dicegah sejak dini.. HASIL:
Hasil studi pendahuluan dalam
kurun waktu 3 bulan yaitu dari bulan Karakteristik Responden Berdasarkan
September, Oktober dan November 2017 Umur
jumlah pasien rawat inap sebanyak,1.934 Responden terbanyak berumur 46-65 tahun
orang, 2.445 orang, 2.460 orang. Total (46 %) dan responden paling sedikit
selama 3 bulan sebanyak 6.859 Orang. berumur > 65 tahun (11%).
Data tersebut menunjukan ada peningkatan
Karakteristik Responden Berdasarkan
jumlah kunjungan rawat inap tiap
Jenis Kelamin
bulannya. Data pasien meninggal dari
Responden terbanyak berjenis kelamin
bulan September sampai dengan
perempuan sebanyak 53% dan responden
November 2017 sebanyak 78 orang (1,13
laki-laki sebanyak 47%.
%), meninggal <48 jam 30 0rang ( 38,46
%), meninggal > 48 jam 48 orang (61,54 Kategori Pasien Berdasarkan Early
%). data kematian tersebut menunjukan Warning Score (EWS) Di Ruang Rawat
indikator NDR melebihi ketetapan Depkes Inap
RI yang telah menetapkan Net Death Rate Responden paling banyak masuk kategori
(NDR) ≤ 25%. Artinya angka kematian low risk yaitu sebanyak 47 responden
pasien diunit rawat inap yang ≥ 48 jam (94%), dan paling sedikit masuk kategori
melebihi standar yang ditetapkan DEPKES high risk sebanyak 3 responden (6%).
RI dan ini masih tinggi. Dari hasil
wawancara dengan perawat di RSU Islam Kategori Pasien Berdasarkan Simple
Harapan Anda Kota Tegal belum ada Clinical Score (SCS) Di Ruang Rawat
sistem monitoring deteksi dini perburukan Inap
pasien di unit rawat inap. Monitoring
Responden paling banyak masuk kategori Pengukuran menggunakan instrumen SCS
very low risk sebanyak 37 responden untuk responden kelompok kontrol dengan
(74%), dan paling sedikit masuk kategori jumlah 50 responden. Hasil pengukuran
avarege risk (medium) sebanyak 2 didapatkan sebagian besar responden
responden (4 %). memiliki resiko rsangat rendah dan resiko
rendah terhadap kegawatan atau kategori
Efek Early Warning Score (EWS) very low risk dan low risk. Semua
Terhadap Tingkat Kegawatan Pasien responden yang masuk kategori tersebut
Nilai p-value (0,002), nilai p-value (< diperbolehkan pulang atau rawat jalan.
0,05) artinya hipotesis nol (Ho) ditolak. Kondisi responden yang masuk dalam
Hasil analysis diatas didapatkan p-value kategori ini memiliki kondisi yang sangat
0,002 < 0,05 berarti terdapat Efek Early baik, tidak ada keluhan, responden bisa
Warning Score (EWS) terhadap tingkat melakukan aktivitas secara mandiri tanpa
kegawatan pasien di ruang rawat inap bantuan dan layak untuk dipulangkan
secara klinis.
PEMBAHASAN:
Efek Early Warning Score (EWS) KESIMPULAN
Terhadap Tingkat Kegawatan Pasien 1. Karakteristik responden berdasarkan
Rawat Inap. umur terbanyak berumur 46-65 tahun
Terdapat efek Early Warning Score (46 %) dan responden paling sedikit
(EWS) terhadap tingkat kegawatan pasien berumur > 65 tahun (11%).
rawat inap. Pengukuran menggunakan 2. Karakteristik responden berdasarkan
instrumen EWS sebanyak 50 responden. jenis kelamin terbanyak berjenis
Hasil pengukuran didapatkan paling kelamin perempuan sebanyak 53% dan
banyak responden memiliki resiko rendah responden laki-laki sebanyak 47%.
terhadap kegawatan dan masuk dalam 3. kategori responden berdasarkan Early
kategori low risk. Pada responden dengan Warning Score (EWS) paling banyak
kategori low risk semua pasien responden masuk dalam kategori low
diperbolehkan rawat jalan karena dianggap risk (94%) dan paling sedikit high risk
aman dan tidak ada kegawatan. Kategori (6
low risk pada EWS memiliki skor 0 dan 1- 4. Kategori responden berdasarkan Simple
4, respon klinis untuk skor 0 dilakukan Clinical Score (SCS) paling banyak
monitoring 8-12 jam sekali dan skor 1-4 responden masuk kategori very low risk
dilakukan monitoring 4-6 jam sekali, (74 %), dan paling sedikit kategori
apabila ada kegawatan dilaporkan ke DPJP avarege risk (4 %).
untuk mendapatkan intruksi pengobatan 5. Terdapat Efek Early Warning Score
pada responden tersebut dan secara umum (EWS) terhadap tingkat kegawatan
kondisi responden yang masuk dalam pasien rawat inap.
kategori low risk ini memiliki keadaan
umum yang baik, secara haimodinamik
juga baik, responden tidak ada keluhan
atau hanya keluhan ringan saja sehingga
pasien layak untuk dipulangkan.
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Gresik. Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia,
Andalasari, niken. (2015). Konsep Dasar 3(1), 80–88.
Keperawatan Gawat Darurat Iqbal. (2015). Prediksi Kunjungan Pasien
Emergency Care Prioritas Manajemen Baru Perbangsal Rawat Inap Tahun
Darurat Mempertahankan kehidupan 2015 Dengan Metode Arima Di Blud
Prinsip Manajemen Darurat. Rsu Banjar. In Jurnal Manajemen
Emergency Care, 1, 1–6. Informasi Kesehatan Indonesia (Vol.
Arikunto. (2012). Prosedur Penelitian 3, p. 92). Poltekes kemenkes
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: tasikmalaya.
Rineka Cipta. Jesse MD. (2017). Early Warning Scores
Artati, D. K. (2005). Analisis Kebutuhan to Predict Noncritical Events
Dan Kesediaan Pasien Akan Overnight in Hospitalized Medical
Pelayanan Rawat Inap Di Poliklinik Patients: A Prospective Case Cohort
24 Jam Pt . Rumah Sakit Pelabuhan Study.JournalOfPasienSafety,10(Sept
Surabaya Cabang Semarang ember).https://doi.org/10.1097/PTS.0
Pengesahan Tesis. 000000000000292
Avard, B. . D. (2011). for The National Kaewpradit. cs. (2018). National Early
Early Warning Score and “ Pointing Warning Score (NEWS) at ICU
you in the right direction ,” discharge can predict early clinical
(December). deterioration after ICU transfer.
Boyd Claire. (2015). Panduan Praktik JournalofCriticalCare,43(December2
Klinik Untuk Perawat. (Carolina 015),225–229.
Sally, Ed.) (1st ed.). ciracas, jakarta: https://doi.org/10.1016/j.jcrc.2017.09.
Blackwell Publising Ltd. 008
https://doi.org/1817161554321 Kelana kusuma, D. (2015). metodologi
Canterbury, D. (2013). Early Warning penelitian keperawatan: panduan
Score (EWS) Management Protocol. melaksanakan dan menerapkan hasil
Clinical Psychology Review, penelitian. Jakarta: Trans Info Media.
11(June), 1–8. kellet. (2012). Predictive scores such as
Cohen. (1988). Power tables for effect size APACHE II and SAPS II have been
d power pables for effect size r, 0, 55. used to assess patients in intensive
Retrievedfrom.http://psych.unl.edu/ho care units., 2.
ffman/Sheets/Workshops/Power_Tabl Kemenkes. (2016). Profil Kesehatan
es.pdf Indonesia.
Departemen Of Health. (2013). National Klersy, C., Ms, C., Silvestri, A. De, Ms,
Early Warning Score (Vol. 17). C., Gabutti, G., Regoli, F., &
https://doi.org/10.1111/j.1478- Auricchio, A. (2009). Quarterly
5153.2012.00540_3.x Focus Issue : Heart Failure a Meta-
Depkes RI. (2009). Kategori Umur. Analysis of Remote Monitoring of
DINKES SULTRA, 2017. (2016). Profil Heart Failure Patients. JAC, 54(18),
Kesehatan Sulawesi Tenggara. 1683–1694.
Edi Susanto, dkk. (2015). Tinjauan- https://doi.org/10.1016/j.jacc.2009.08
Angka-Mortalitas-Menggunakan- .017
Indikator-Gross-Death-Rat.pdf, 1–30. Li JY1, Yong TY, Hakendorf P, Roberts S,
Elizabetht, T. dame. (2016). Early O’Brien L, Sharma Y, Ben-Tovim D,
Warning Score. In Symposium. T. C. (2012). Simple clinical score is
Hardyanti, H. (2015). Correlation associated with mortality and length
emergency status with attendance of of stay of acute general medical
emergency room at RSUD Ibnu Sina admissions to an Australian hospital.
InternalMedicineJournal,2(FEBRUA Freeman, M., … Slatore, C. G.
RI),160–5. (2014). Early Warning System Scores
https://doi.org/10.1111/j.1445- for Clinical Deterioration in
5994.2011.02498.x Hospitalized Patients: A Systematic
Limantara, R. (2016). Faktor-faktor yang Review. Annals of the American
Mempengaruhi Tingginya Angka Thoracic Society, 11(9), 1454–1465.
Kematian di IGD Rumah Sakit. https://doi.org/10.1513/AnnalsATS.2
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(2), 01403-102OC
200–205. Soeharto.S, F. M. (2016). Vitalpac early
https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2016. warning scoring. J.K.
028.02.15 Mesencephalon, 3(Oktober), 74–79.
liroga, C. (2016). Evidance Based Practice Subbe, C. P., Jishi, F., & Hibbs, R. A. B.
In Nursing Emergency “ Nursing (2015). The simple clinical score: A
Early Warning Score System In tool for benchmarking of emergency
Kelompok 1 Ppn Xvi Kelas A, (Ppn admissions in acute internal medicine.
Xvi). Clinical Medicine, Journal of the
Liswati. (2016). Gambaran tingkat Royal College of Physicians of
pengetahuan perawat tentang early London, 10(4), 352–357.
warning score ews di RSKB Cinta https://doi.org/10.7861/clinmedicine.
Kasih Tzu Chi Cengkareng = A 10-4-352
description of nursing knowledges Wardani, R. (2015). Analisis Trend
about early warning score ews / Peningkatan Jumlah Kunjungan
Liswati, 23, 60. Pasien Ditinjau Dari Marketing Mix.
Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi IKESMA, 11(SEPTEMBER), 1–6.
penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Permenkes. (2015). peraturan mentri
kesehatan republik indinesia nomer
10 tahun 2015.
Rampengan,S.H.(2015). Kegawatdaruratan
Jantung.
Ravikirti. (2016). Early warning scoring
system for early recognition of and
timely intervention in deteriorating
patients in the hospital. Journal of
Association of Physicians of India,
64(MAY), 59–61.
Rinjani. (2016). Johnson Di Rumah Sakit
Singaparna Medika Citrautama
Kabupaten Tasikmalaya Triwulan 1
Tahun 2016. Jurnal Manajemen
Informasi Kesehatan Indonesia,
4(Oktober), 38.
Royal College of Physicians. (2012).
National Early Warning Score (
NEWS ) - Standardising the
assessment of acute-illness severity in
the NHS. Report of a working party.
Smith, M. E. B., Chiovaro, J. C., O’Neil,
M., Kansagara, D., Quiñones, A. R.,

You might also like