Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Ajeng Pramadhaniar 135020401111055
Adelia Ayu Freeztika 135020407111017
Narisca Ulfa Viandiny 135020407111021
Universitas Brawijaya
Malang
2015
I. Currency Futures
Currency futures adalah standar kontrak jual-beli seperti conventional commodity futures di
futures exchange. Pemesanan untuk membeli atau menjual jumlah yang telah ditetap atas
mata uang asing yang diterima oleh broker atau anggota bursa. Pesanan tersebut berasal dari
perusahaan, individu, bahkan pasar-pembuat bank komersial yang berkomunikasi di futures
exchange. Pada bursa, untuk membeli mata uang pada long position cocok dengan pesanan
untuk menjual pada short position. Bursa atau dalam hal ini adalah clearing corporation
menjamin kedua kontrak tersebut baik kontrak untuk beli maupun kontrak untuk jual.
Kesediaan untuk membeli jika dibandingkan dengan kesediaan untuk menjual membuat
perubahan atas harga berjangka mengalami kenaikan/penurunan dimana hal ini terjadi untuk
mengimbangi angka dari order untuk beli dengan order untuk jual. Harga market clearing
secara historikal mengalami fluktuasi, sedikit banyak mengalami ketidak stabilan, terlihat
seperti adanya lubang pada perdagangan futures exchange, meskipun dengan otomatis
mengubah bagaimana operasional pasar.
Currency Futuress mulai diperdagangkan di International Money Market (IMM) of the
Chicago Mercantile Exchange (MCE) pada tahun 1972. Sejak itu banyak pasar lain yg mulai
bermunculan, termasuk COMEX (Commodition Exchange) di NewYork, The chicago
Board of Trade, dan London International Financial Futures Exchange (LIFFE). Seperti yg
telah dijelaskan pada chapter sebelumnya, non – deliverable forward serupa dengan
currency futuress. Keduanya sama-sama di jual belikan secara luas, terutama di belahan
Asia, termasuk Singapore.
Dalam rangka pasar membuat kontrak currency futuress, itu dibutuhkan untuk mempunyai
hari- hari bernilai. Di CME ada 4 hari bernilai dalam kontrak tiap tahunnya yaitu rabu ke
tiga di bulan Maret, Juni, September dan Desember. Pada kejadian yg jarang terjadi kontrak
akan jatuh tempo, pengiriman atas mata uang asing dilakukan selama 2 hari kerja setelah
jatuh tempo kontrak mengikuti pengiriman atas spot currency yg normalnya 2 hari. Kontrak
diperdagangkan pada kisaran tertentu ¥ 12.500, £62.500, €125.000, dll. Hal ini menjaga agar
kontrak seragam dan agar waktu jatuh tempo dirasa efektif. Mata uang yg diperdagangkan
di CME menggunakan kisaran kontrak dan standar kode mata uang : Japanese Yen (JPY
12.500.000) ; Canadian Dollar ( CAD 100.000) ; British Pound (GBP 62.500) ; Mexican
Peso (MXN 500.000) ; dan Euro (EUR 125.000).
Di CME harga berjangka atas mata uang asing disetarakan dengan US Dollar yg mana
sebagai angka dari US Dollar/unit atas mata uang asing. Di tangan lain forward rates, kecuali
untuk Euro dan British Pound menggunakan model European dimana sebagai foreign
currency per US dollar. Pada kasus Jepang Yen, harga 1 USD adalah 100 Yen dan pada
Mexican Peso harga 1USD adalah 10 Pesos. Sehingga mengurangi angka nol di depan harga.
Untuk mengubah harga per unit ke harga futures contract di butuhkan untuk mengkalikan
harga per unit dikali nilai kontrak. Contohnya kontrak atas Japanese Yen untuk ¥12.500.000.
Jika harga berjangka tiap Yen yang diberikan pada hari pengiriman adalah $0.8695 per 100
Yen , berarti $0.008695 per Yen sehingga harga kontrak yen = harga per unit x nilai kontrak
= $0.008695/¥ x ¥ 12.500.000 = $ 108.687.
Kita asumsikan saat membeli futuress contract, futures spot rate saat maturity date adalah
$1.32/€. Di tingkat expected rate pada futuress contract untuk €125,000 memiliki harga
pasar sebesar $1.32/€ x €125,000 = $165,000.
Apabila tiba-tiba spot exchange rate berubah menjadi $1.33/€, maka harga kontrak saat
maturity date adalah : $1.33/€ x $125,000 = $166,250. Ini mengakibatkan keuntungan
$1,250/€ bagi pembeli. Asumsi ini tidak mengikutkan biaya kontribusi, apabila biaya
kontribusi dimasukkan ke dalam perhitungan, maka pendapatan yang diterima oleh pembeli
tidak sebanyak $1,250/€, mungkin bisa jadi di bawahnya.
Tabel di atas menunjukkan, apabila spot rate yang terjadi adalah $1.31/€, maka maturity
value of contract yang di dapat oleh pembeli adalah $163,750 ($1.31/€ x €125,000). Ini
mengakibatkan kerugian sebesar $1,250 ($163,750-$165,000).
Misalnya untuk futuress contract sebesar €125,000. Apabila spot price untuk setiap Euro
secara tidak terduga naik sebesar $0.01/€ maka akan mendapat keuntungan dari kontrak
tersebut dengan mengalikan $0.01/€ x €125,000 = $1,250, yang dimasukkan pada buyer’s
margin account.
Namun apabila spot price untuk setiap Euro secara tidak terduga turun sebesar $0.01/€ maka
buyer akan mengalami kerugian sebesar $1,250, yang akan mengurangi buyer’s margin
account.
VIII. Faktor yang Menentukan Nilai Pasar dari Opsi Mata Uang
1. Nilai Intrinsik
Harga atas opsi dapat dianggap terdiri dari nilai waktu dan nilai intrinsik. (nilai intrinsik
adalah sejauh mana harga berjangka melebihi strike price pada call option, dan sejauh
mana strike price melebihi harga berjangka pada put option). Bagaimanapun juga, opsi
akan bernilai jika dilaksanakan segera. Nilai intrinsik inilah yg membentuk harga atas
opsi.
2. Volatilitas Nilai Tukar yang Mendasari
Ceteris paribus, semakin stabil adalah tingkat yang mendasari, besar kemungkinan
bahwa opsi akan dilakukan dengan benefitof pembeli dan biaya penjual. Artinya,
semakin tinggi volatil-ity nilai tukar yang mendasari, semakin besar pula kemungkinan
bahwa pada beberapa waktu akan melebihi strike exchange pada option call, atau berada
di bawah strike exchange pada put option. Akibatnya, pembeli akan membayar lebih
untuk sebuah option , dan penjual akan menuntut lebih, jika volatilitas bursa berada di
tingkat yang lebih tinggi. Sejak Philadelphia memberikan pembeli hak untuk membeli
atau menjual valuta asing, itu adalah volatilitas atas nilai tukar hal itulah yg menentukan
nilai option Philadelphia.. Namun, bagaimanapun juga nilai tukar spot adalah faktor
utama yang mempengaruhi harga futuress contract, pada akhirnya volatilitas kurs spot
yang terpenting.
3. Tipe Opsi Amerika atau Eropa
Fleksibilitas dari Amerika atas Opsi Eropa berarti bahwa pembeli tidak akan membayar
lebih untuk opsi Eropa dibandingkan opsi Amerika pada tingkat harga yang sama dan
juga jatuh tempo. (Opsi Amerika ini dapat dieksekusi setiap saat sampai dengan
termasuk tanggal jatuh tempo, sementara opsi eropa ini dapat dieksekusi hanya pada
batas jatuh tempo saja.) Dalam hal pembayaran dividen saham opsi Amerika dapat
dilaksanakan sebelum jatuh tempo sehingga dividen dapat dikumpulkan: pembeli opsi
menerima penyerahan saham dimana dicatat sebagai pemegang saham dan dengan
demikian akan menerima dividen. Kemampuan untuk melakukan ini membuat saham
opsi Amerika lebih banyak peminatnya daripada opsi Eropa. Namun, dalam kasus opsi
mata uang tidak ada lump-sum pembayaran dan karenanya sedikit alasan untuk eksekusi
yang lebih awal. Oleh karena itu, opsi mata uang Amerika yang sangat mirip harga
dengan pencocokan Eropa option.
4. Suku Bunga pada Mata Uang yang Dibeli
Semakin tinggi tingkat suku bunga untuk pembelian mata uang atas opsi, maka semakin
rendah nilai sekarang dari exercise. Tingkat bunga yang lebih tinggi akibatnya memiliki
efek yang sama pada opsi seperti halnya harga exercise nya rendah; sehingga,
meningkatkan nilai pasar atas call option dan mengurangi nilai put option.
5. Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko Jangka Pendek
Pembelian opsi ini dapat memberikan kesempatan kepada investor untuk melakukan
spekulasi terhadap pergerakan harga saham tanpa harus mempunyai saham yg dijadikan
patokan. Di samping itu investasi pada opsi akan relatif lebih murah jika dibandingkan
dengan investasi dengan membeli saham itu sendiri. Umumnya jika tingkat suku bunga
bebas resiko meningkat maka harga-harga saham juga akan mengalami kenaikan,
sehingga pada tingkat suku bunga bebas resiko jangka pendek yg tinggi, investor akan
semakin tertarik untuk membeli call option dibanding membeli saham dan hal ini akan
menyebabkan call option naik.
6. Panjangnya Periode Jatuh Tempo
Setelah expiration date maka sebuah opsi tidak mempunyai nilai apa-apa, sehingga jika
semua faktor lain tetap, maka semakin lama expiration date sebuah opsi maka akan
semakin tinggi harga opsi tersebut. Hal ini dikarenakan jika waktu jatuh tempo sebuah
opsi relatif pendek, maka akan semakin sedikit waktu yang tersedia bagi investor untuk
berspekulasi terhadap kenaikan atau penurunan saham.