Professional Documents
Culture Documents
SIFAT BAKTERI TB
CARA PENULARAN
KLASIFIKASI TB
Pembagian secara patologis
Tuberkulosis primer (childood tuberculosis)
Tuberkulosis post-primer (adult tuberculosis)
GEJALA KLINIS
KERINGAT MALAM HARI
Keringat malam mungkin merupakan gejala klinis TB penting pada dewasa dan
bukan gejala utama pada anak. Pada orang dewasa yang sehat pada malam
hari istirahat atau tidur, metabolisme (BMR) menurun, sedangkan pada
keadaan sakit TB yang merupakan proses infeksi atau sakit TB metabolisme
meningkat sehingga akan berkeringat pada malam hari. Pada anak, yang masih
fase tumbuh, growth hormon malam hari, metabolisme meningkat, sehingga
akan timbul keringat pada malam hari
(Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak, Unit Kerja Koordinasi Pulmonologi PP
Ikatan Dokter Anak Indonesia 2005
DEMAM
Keadaan ini sangat dipengarui oleh daya tahan tubuh pasien dan berat
ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk. Panas badan dapat mencapai
40-41 C
BATUK/BATUK BERDARAH
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Pada TBC , batuk darah terjadi pada
kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus
SESAK NAPAS
Sesak napas muncul setelah infiltrasi sudah meliputi setengah bagian paru-paru
NYERI DADA
Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga
menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien
menarik/melepaskan napasnya.
MALAISE
Penyakit TB bersifat radang menahun. Gejala malaise sering ditemukan berupa
anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, meriang,
nyeri tot, keringat malam. Gejala malaise ini terjadi hilang timbul secara tidak
teratur
PATOGENESIS
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pasien TB didapatkan :
Konjungtiva mata / kulit pucat karena anemia
Suhu demam
BB turun
Pada Perkusi didapatkan redup
Auskultasi suara napas bronkial, ronki basah kasar
Bila Kavitas cukup besar maka perkusi menjadi suara hipersonor atau tumpani
dan auskultasi memberikan suara amforik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN SPUTUM
Pemeriksaan Sputum adalah penting karena dengan ditemukannya kuman BTA ,
diagnosis tuberkulosis sudah dapat di pastikan.
Kriteria sputum BTA (Bakteri Tahan Asam) adalah bila sekurang-
kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan. Dengan
kata lain diperlukan 5.000 kuman dalam 1mL Sputum
2. Pemeriksaan Radiologis
Lokasi lesi tuberculosis biasanya di apeks paru(segmen apical lobus atas ataua
segmen apical lobus bawah) tetapi dapat juga mengenai lobus bawah(bag.
Inferior) atau daerah hilus menyerupai tumor paru.
Gambaran radiologisnya berupa :
Bayangan lesi terletak dilapangan ataas paru atau segmen apical lobus bawah
Bayangan berawan (patchy) atau bercak(nodular)
Adanya cavitas, tunggal atau ganda
Kelainan bilateral , terutama di lapangan atas paru
Adanya kalsiikasi
Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian
Bayangan milier
3. TES TUBERKULIN
Pemeriksaan ini masih banyak dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis
tuberkulosis terutama pada anak-anak. Biasanya dipakai tes MANTOUX yakni
dengan menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin P.P.D (purified Protein Derivative )
intrakutan berkekuatan 5 T.U.
Tes Tuberkulin hanya menyatakan apakah seseorang individu sedang
atau pernah mengalami infeksi >tuberculosis,M.bovis,vaksinasi BCG.
4. PEMERIKSAAN LAB
Didapatkan Jumlah leukosit yang meninggi dengan hitung jenis
pergeseran ke kiri (shift to the left)
LED meningkat
Anemira ringan gambaran normokrom dan normositer
Gama Globulin meningkat
Kadar natrium darah menurun
DIAGNOSIS
OBAT ANTI TUBERKULOSIS
Kelompok obat sekunder/second line drugs (Digunakan bila ada kontra indikasi/
resistensi) :
Etionamid
Tersering adalah gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, dan diare.
Gangguan fungsi hati yg paling reversible bila obat dihentikan
PAS
Dosis 10 – 12 gr/hari dlam 3-4 kali pemberian
Efek samping :
1. Gejala sal. Cerna
2. Nyeri sendi
3. Hipersensitifitas
Sikloserin
Gangguan SSP : kantuk, sakit kepala, tremor, disatria, vertigo, bingung, gelisah,
iritabilitas, psikosis dg kecenderungan bunuh diri, gangguan penglihatan.
Amikasin
Efek samping : Toksisitas terhadap pendengaran dan fungsi ginjal. Hanya digunakan
bila kuman penyebab resisten terhadap streptomisin dan kanamisin
Kanamisin
Efek toksik umum ditemukan pada pasien yg mendapat 1gram/hari. Efek toksik
cukup berat berupa paralisis neuromuscular, depresi napas, agranulositosis, tulu,
anafilaksis dan nefrotoksisitas
Kapreosin
Tinitus, ketulian, proteinemia, silinduria dan resistensi nitrogen. Dapat terjadi
leukositosis, leucopenia, urtikaria dan reaksi kulit makulopapular dan demam obat.
Obat ini dapat menyebabkan nyeri di tempat suntikan.
Prinsip Pengobatan :
Terapi harus merupakan kombinasi obat (minimal 2 macam baktericid)
menghindari resistensi
Jangka panjang - short treatment ( 6-9 B1n)
- long treatment ( 18 – 24 Bln)
Sesuai perjalanan hidup POPULASI bakteri
(Frekuensi pembelahan dan aktivitas metabolisme )
Bi fasik - fase inisial menghentikan pembiakan
penularan menurun
- fase intermitten sterilisasi kuman
KOMPLIKASI
Komplikasi
Komplikasi dini : pleuritis, empiema, efusi pleura, laryngitis, usus,
Poncet’s arthropathy
Komplikasi lanjut : Obstruksi jalan nafasSOFT(Sindrom Obstruksi
Pasca Tuberkulosis), kerusakan parenkim berat SOPT/fibrosis paru,
kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas
dewasa, sering terjadi TB Milier dan Cavitas TB.