You are on page 1of 6

TUMOR MULUT

Tumor merupakan salah satu dari lima karakteristik reaksi inflamasi.


Namun sekarang ini, istilah tumor digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan
jaringan yang tidak normal. Sel tumor berasal dari sel-sel yang sebelumnya adalah
sel normal. Pertumbuhan sel tumor bisa bersifat ganas (malignant) atau jinak
(benign). Tumor bisa disebabkan antara lain keadaan genetic, ketidakseimbangan
hormon, sinar radiasi, dan sebagainya.
Tumor ganas disebut kanker. Kanker memiliki potensi untuk menyerang
dan merusak jaringan yang berdekatan dan menimbulkan metastasis. Tumor jinak
tidak menyerang jaringan yang berdekatan dan tidak menyebabkan metastasis,
tetapi dapat tumbuh secara local menjadi besar. Biasanya tumor jinak tidak
muncul kembali setelah penyingkiran melalui operasi.
Penyebab tumor yaitu adanya mutasi dalam DNA sel. Reaksi mutasi yang
mengaktifkan onkogen atau menekan gen penahan tumor dapat menyebabkan
timbulnya tumor. Sel memiliki mekanisme memperbaiki DNA dan mekanisme
lainnya yang menyebabkan sel untuk menghancurkan dirinya melalui apoptosis
bila DNA rusak terlalu parah. Mutasi yang menahan gen untuk mekanisme ini
juga dapat menyebabkan kanker.
Tumor rongga mulut sering terjadi pada anjing dan kucing. Sifat tumor,
cara mendiagnosa, serta terapi tumor pada rongga mulut tidak terlalu berbeda
dengan tumor yang terjadi pada bagian tubuh lainnya. Tumor mulut pada anjing
sering terjadi (kejadian 6-7% dari total keseluruhan kejadian tumor), sedangkan
pada kucing kejadiannya lebih sedikit (3%). Tipe tumor mulut yang sering terjadi
antara lain: malignant melanoma, fibrosarcoma, squamous cell carcinoma,
epulids, dan osteosarcoma.
Malignant melanoma merupakan tumor yang bersifat malignant yang
sering terjadi pada daerah gingival, buccal, labial mukosa, palatum, dan lidah.
Anjing jantan sering terkena jenis tumor ini dengan rata-rata berumur 9-11 tahun
dengan predisposisi ras Cocker spaniels dan german shepherds.

1
Fibrosarcoma merupakan kejadian tumor yang sering terjadi pada anjing
ras besar, berumur muda (< 7 tahun) menyerang daerah gingival dan palatum.
Jenis tumor ini bisa bersifat malignant atau benign. Bersifat benign bisa terjadi
pada anjing berumur < 2 tahun.
Squamous cell carcinoma merupakan tumor yangpaling mudah
didiagnosa. Bersifat malignant dengan laju pertumbuhan (metastasis) tergantung
pada lokasi terjadinya tumor. Sering terjadi pada kucing (70%), sedangkan pada
anjing (15%) yang diikuti dengan fibrosarcoma. Dalam terapi squamous cell
carcinoma, jarang dilakukan operasi namun dapat dilakukan dengan terapi sinar.
Epulids merupakan tumor jaringan gigi yang tidak bermetastasis. Terdapat
3 bentuk epulids antara lain: fibromatous, ossifying, dan acanthomatous. Sering
terjadi pada anjing ras besar dengan rata-rata berumur 8 tahun. Osteosarcoma
merupakan tumor bersifat malignat dengan kejadian tumor sekitar 10% pada
daerah mandibula atau maxilla, sering terjadi pada anjing betina daripada anjing
jantan dengan perbandingan 1,8:1.
Pemeriksaan fisik pada hewan dilakukan untuk mengetahui kondisi
abnormal pada pasien. Keadaan umum anjing Lesy pada umumnya masih baik,
namun terlihat ada pembengkakan pada daerah mulut sebelah kanan. Dalam
pemeriksaan fisik, anjing Lesy terlebih dahulu dibius untuk dapat diperiksa lebih
lanjut karena kondisi hewan yang sangat galak.
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan, anjing Lesy diduga
menderita osteosarcoma karena adanya benjolan besar dan keras di daerah
mandibula sebelah kanan. Untuk memperjelas penyakit ini perlu dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan darah, roentgen daerah kepala dan thorax, serta jika
perlu dilakukan biopsy untuk meyakinkan dugaan tumor. Pemeriksaan darah
dilakukan untuk mengetahui kelainan darah yang dapat mengindikasikan adanya
tumor seperti terjadi perubahan nilai platelet. Rontgen daerah kepala untuk
mengetahui luas dan lokasi tumor. Sedangkan roentgen daerah thorax untuk
melihat adanya kemungkinan apakah tumor tersebut sudah bermetastasis ke paru-
paru. Rontgen daerah kepala diambil dengan posisi lateral oblique dengan
membuka mulut dan ventro-dorsal dari mandibula, sedangkan roentgen daerah
thorax diambil dengan posisi lateral.

2
Tindakan operasi sampai saat ini merupakan satu-satunya hal pertama dan
terpenting dalam terapi tumor mulut. Tumor yang bersifat benign dapat
dihilangkan dengan berbagai tehnik operasi tergantung pada lokasi tumornya.
Sedangkan untuk tumor yang bersifat malignant dapat dilakukan tindakan operasi
dengan diikuti terapi tambahan lainnya untuk menghambat pertumbuhan tumor.
Tindakan bedah yang biasa dilakukan pada tumor mulut yaitu maxillectomy dan
mandibulectomy. Hal ini tergantung pada lokasi dimana terjadinya tumor. Pada
kasus ini, anjing Lesy mengalami tumor di mandibula bagian tengah sehingga
dilakukan tindakan bedah central hemimandibulectomy.

Gambar 1. Central hemimandilectomy

Berikut ini cara serta urutan operasi yang bisa dilakukan pada anjing Lesy:
Alat dan bahan operasi:
Alat : stetoskop, thermometer, periosteal elevator, oscillating saw, jarum,
benang, spoit dan syringe, kapas, tampon, alat bedah minor, kain kassa, dan
plester.
Bahan : atropine, ketamin, diazepam, penisilin, alcohol 70%, iodium
tincture 3%.
Metode operasi:
• Preparasi ruang operasi
Ruang operasi, meja dan perlengkapannya dibersihkan. Desinfeksi ruangan
dan perlengkapan dengan desinfektan, fumigasi ruangan dengan formalin 10%
dan KMnO4 1% dengan perbandingan 1:2, dilakukan semalam sebelum
operasi. Desinfeksi meja dengan alcohol 10% kemudian di lap memutar dari
tengah meja kearah luar.

3
• Preparasi alat
Alat-alat yang digunakan harus disterilisasi dahulu. Alat dicuci dengan sabun,
disikat dan dibilas dengan air kemudian dikeringkan. Setelah itu dimasukan ke
dalam bak instrument bersama needle, tampon, kassa, serta ditutup dan
dibungkus dengan kain, lalu masukkan ke autoclave selama 1 jam.
• Preparasi hewan
Pemeriksaan signalement dan status present, dan hewan dipuasakan terlebih
dahulu.
• Preparasi operator
Operator diwajibkan memakai masker dan tutup kepala, mencuci tangan dan
disikat dai ujung kuku sampai siku dan dibilas ± 5 kali lalu dilap, memakai
baju operasi, dan sarung tangan.
• Preoperasi
Pemberian atropine (0,02-0,04 mg/kg SC/IM) sebagai premedikasi, setelah itu
diberikan obat bius (anasthesi) diazepam (0,5 mg/kg IV) lalu diberikan
ketamine (10 mg/kg IV).
• Operasi
1. hewan diletakan secara dorso-ventral di meja operasi, lalu bibir dikuakkan
agar terlihat bagian ventral mandibula.
2. terlebih dahulu rongga mulut di flushing dengan antibiotic
3. bagian yang dihilangkan tergantung pada lokasi dan luas tumor.
4. penghilangan atau pemotongan jaringan tumor sebaiknya dilakukan 1-2
cm pada jaringan/ tulang yang normal
5. tarik bagian commissura bibir agar mendapatkan bagian perluasan yang
jelas
6. dimulai dengan pemotongan bagian mukosa (buccal, gingival, sublingual)
disekitar tumor.
7. dengan menggunakan periosteal elevator, kuakkan gingival mukosa untuk
melihat bagian lateral dan ventral mukosa mandibula.
8. kemudian dilakukan pemotongan menggunakan oscillating saw, untuk
memisahkan otot dengan symphysis mandibula.
9. jika ada pendarahan dari arteri mandibulae, dapat dilakukan cauterisasi.

4
10. lalu dilakukan penjahitan pada bagian gingival dan sublingual mukosa.
Pada lapisan pertama dengan jahitan sederhana di submukosa. Lapisan
kedua (jahitan sederhana) untuk labial, sublingual, dan gingival mukoa.
11. setelah itu dilakukan penjahitan daerah bibir (cheiloplasty atau
commissuroplasty) dengan sekaligus menjahit tiga lapisan pada bibir
(mukosa mulut, otot dan jaringan ikat, kulit).
12. kemudian daerah jahitan diberi iodium tincture 3%, dan di perban.
13. hewan diberikan antibiotic penisilin (20.000 IU/kg IM).

Gambar 2. Pasca operasi hemimandilectomy

• Postoperasi
Perawatan post operasi dilakukan dengan pemberian antibiotic Amoxycillin
syrup selama 5 hari. Pemberian makanan yang lunak sangat dianjurkan setelah
operasi selama 3 minggu. Meminimalisasi aktivitas hewan, sebab kebanyakan
aktivitas hewan menggunakan mulut. Kontrol kembali setelah 1 minggu untuk
melihat kondisi jahitan, serta kondisi hewan. Pemeriksaan rontgen dilakukan 3
bulan setelah operasi untuk melihat kemungkinan terkena tumor kembali (jika
tumor sudah bermetastasis ke bagian tubuh lain). Pengobatan dengan
kemoterapi setelah operasi juga dianjurkan.

Daftar pustaka

Anonim. 2006. Tumors of the Mouth - Oral Cancer. http://www.


Michvet.com/library/oncology/_oral_tumors.asp [25 Oktober 2008]

5
---------. 2008. Cancer (Malignant Tumour). http://www.medicinenet.com/cancer/
focus.htm [30 Juli 2008].

Birchard SJ, Sherding RG. 2000. Saunders Manual of Small Animal Practice. 2nd
edition. WB Saunders: Philadelphia.

Borissov I, Pascalev M, Dinev I, Valchev I. 1998. Mandibulectomy as a method of


treatment of a mandibular canine tooth retention and
secondary fibrous epulis in a dog. http://www.vef.hr/
vetarhif/papers/64.2/borissov.htm[25 Oktober 2008]

Degner DA. 2004. Tumors of the Mouth in Dogs - Oral Cancer.


http://www.vetsurgerycentral.com/mouthcancer.htm [25 Oktober 2008]

Fossum TW et al. 2002. Small Animal Surgery. 2nd edition. Mosby: Missouri.

Havlicek M, Straw R. 2004. Mandibulectomy and Maxillectomy.


http://www.acvs.org/animalowner/overview/mandibulectomy&maxillecto
my.htm[25 Oktober 2008]

Kirpensteijn J. 2006. Surgery of Oral Tumors. http://www.script/main/forum.


asp?articlekey=13931 [30 Juli 2008]

Plumb DC. 2004. Veterinary Drug Handbook. 5th edition. Blackwell Publishing:
Missisipi.

Ticer JW. 1975. Radiographic Tehnique in Small Animal Practice. WB Saunders:


Philadelphia.

Trout N. 2008. Mandibulectomy in Dogs. http://www.petplace.com/overview/


mandibulectomyindogs.htm[25 Oktober 2008]

You might also like