Professional Documents
Culture Documents
GEOLOGI
Departemen Teknik Geologi
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Sari - Dalam studi ini, bahan baku agregat yang dianalisis dapat dikelompokkan menjadi basalt/basalt olivin,
andesit piroksen, andesit hornblenda, dan tuf andesitik. Beberapa jenis mineral utama pada agregat tersebut
meliputi plagioklas, gelas volkanik, piroksen/augit, olivin, hornblenda, dan kuarsa, dengan tekstur umumnya
hipokristalin porfiritik untuk jenis agregat basalt/basalt olivin, andesit piroksen, dan andesit hornblenda, serta
tekstur klastik (vitroklastik) untuk jenis agregat tuf andesitik, dalam derajat ubahan berkisar dari lemah
sampai kuat.
Karakteristik petrografi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat fisik-mekanik agregat. Perbedaan kompo-
sisi mineralogi dan tekstur agregat secara nyata berpengaruh terhadap kekasaran permukaan, daya serap air,
kekuatan, dan potensi reaksi alkali-agregat. Pada kekasaran permukaan agregat terlihat bahwa semakin ba-
nyak persentase kahadiran fenokris/butiran terhadap masadasar/matrik maka permukaan agregat cenderung
semakin kasar. Kehadiran gelas volkanik sangat berpengaruh terhadap sifat daya serap air dan reaktivitas
agregat. Semakin banyak kehadiran prosentase gelas volkanik mengakibatkan semakin tinggi daya serap air
dan reaktivitasnya. Disamping itu, pada tekstur yang bersifat klastik, daya serap air cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan agregat yang bersifat kristalin. Pada aspek kekuatan agregat; tekstur, komposisi
mineralogi, dan kahadiran vesikuler merupakan faktor petrografi yang cukup dominan yang mempengaruhi
kekuatan agregat tersebut. Dan sifat reaktivitas agregat sangat dipangaruhi oleh tekstur terutama oleh
kehadiran masadasar/matriks yaitu berupa bahan kristalin berukuran halus sampai mikrokristalin maupun
berupa tekstur amorf dari gelas volkanik.
Abstract - In this study, materials for aggregates can be classified in to basalt/olivine basalt, pyroxene ande-
site, hornblende andesite, and andesitic tuff. Some silicate minerals in these aggregates composed are pla-
gioclase, volcanic glass, pyroxene/augite, olivine, hornblende, and quartz, with the hypocristalline porphy-
ritic textures for basalt/olivine basalt, pyroxene andesite, hornblende andesite types aggregates, and clastic
(vitroclastic) for andesitic tuff aggregate.
Kekuatan beton secara umum sangat di- Setiap jenis batuan akan memiliki perilaku
pengaruhi oleh kekuatan dari agregat yang dan karakteristik keteknikan yang spesifik.
digunakan (Hudec, 1984; Ramsey, et.al, Dalam rangka optimalisasi pemakaian ba-
1974). Kekuatan pecah batuan untuk agre- tuan sebagai agregat beton maka dibu-
gat beton umumnya berkisar antara 700 dan tuhkan suatu kajian yang cukup detil untuk
3000 kg/m2. Kekuatan beton juga dikontrol mengetahui berbagai kendala dalam peng-
oleh efektivitas ikatan antara agregat gunaannya. Salah satu metode yang cukup
dengan semen. Pada kondisi kering, semen handal dan umumnya dilakukan dalam
dapat mengalami penyusutan (shrinkage). tahap evaluasi awal suatu agregat yaitu
Jika agregat yang digunakan memiliki melalui studi petrografi (Hudec, 1984).
kekuatan yang tinggi, gejala penyusutan Dengan demikian maka studi petrografi
pada semen dapat diminimasi dan antara pada agregat beton sangat penting dilaku-
semen-agregat bisa terikat dengan baik. kan guna menunjang efektivitas pemilihan
Disamping itu, kekuatan ikatan antara bahan baku beton yang baik dan memiliki
semen-agregat juga dipengaruhi oleh kualitas yang tinggi.
tekstur permukaan agregat. Permukaan
yang kasar pada suatu agregat akan Pada penelitian ini, pengujian atau analisis
menghasilkan ikatan yang lebih kuat petrografi terutama dilakukan pada bahan
daripada agregat dengan permukaan yang baku agregat dari batuan beku ekstrusif
halus (Malewski, 1984). (lava), serta beberapa contoh batuan beku
intrusif dan batuan piroklastik (walded tuff).
Beberapa agregat memiliki potensi reaksi Bahan baku agregat (batuan) diambil dari
alkali, baik dari jenis batuan beku, sedimen sekitar daerah Bandung yaitu dari
maupun metamorf. Reaksi alkali-agregat Cicalengka, Majalaya, Baleendah, Soreang,
akan lebih mudah terjadi pada batuan yang dan Cimahi. Dari batuan bahan baku
kaya akan material silikaan (siliceous mate- agregat tersebut dipilih sebanyak 20 contoh
rials), yang antara lain hadir sebagai mine- guna pengujian petrografi di Laboratorium
ral-mineral silikat (silicate minerals). Seca- Geologi Teknik, serta di Laboratorium
ra umum, jenis batuan yang cukup banyak Petrologi dan Geologi Ekonomi,
digunakan sebagai agregat dan memiliki Departemen Teknik Geologi, Fakultas Ilmu
potensi reaksi alkali cukup tinggi antara Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut
lain yaitu batuan beku yang berkomposisi Teknologi Bandung.
asam hingga intermedier (McConnell, et.al.,
1950 op cit Bell, 1990, Clutterbuck, et.al.,
1982), seperti granit, riolit, syenit, diorit, ANALISIS PETROGRAFI AGREGAT
dasit, dan andesit. Mineral-mineral silikat
hadir cukup dominan pada batuan ini. Berdasarkan komposisi mineralogi dan
Adanya reaksi alkali antara agregat dengan tekstur maka bahan baku agregat dari 20
semen menye-babkan terjadinya proses contoh yang dipakai dalam studi ini dapat
pengembangan (expansion) yang ditandai digolongkan dalam kelompok basalt/basalt
oleh hadirnya jel silika dan umumnya olivin, andesit piroksen, andesit horn-
diikuti oleh adanya retakan (cracking) pada blende, dan tuf andesitik.
Hal lain :
- Mineral opak 15 12 7 10 12 8 4 12 5 0
- Fragmen batuan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Vesikuler 0 3 2 2 0 10 15 0 1 15
- Ubahan lemah sedang lemah sedang lemah kuat kuat lemah lemah kuat
Hal lain :
- Mineral opak 9 12 5 15 15 15 10 7 3 14
- Fragmen batuan 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1
- Vesikuler 1 0 0 0 0 0 0 0 5 0
- Ubahan lemah sedang lemah lemah sedang sedang kuat lemah lemah lemah
(Butiran)
Jenis Mineral :
- plagioklas ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada
- piroksen ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada
- olivin tidak ada ada ada ada tidak ada tidak ada ada ada ada tidak ada
- hornblenda tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- kuarsa tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- fragmen batuan tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
Ukuran 0,8 - 2,5 mm 0,5 - 1,5 mm 1,0 - 2,5 mm 0,4 - 1,5 mm 0,4 - 1,8 mm 0,8 - 2,0 mm 0,4 - 1,5 mm 1,0 - 2,5 mm 0,5 - 2,0 mm 0,7 - 1,5 mm
Bentuk sub-anhedral an-subhedral subhedral sub-anhedral sub-anhedral sub-anhedral an-subhedral sub-anhedral an-euhedral sub-anhedral
Massadasar 60% 80% 80% 97% 80% 97% 95% 85% 90% 90%
(Matriks)
Ukuran halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,3 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm)
Jenis mineral :
- gelas volkanik ada (10%) ada (7%) ada (35%) ada (20%) ada (20%) ada (35%) ada (5%) ada (5%) ada (7%) ada (30%)
- plagioklas ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada
- piroksen ada ada ada tidak ada ada ada ada ada ada ada
- olivin tidak ada tidak ada ada tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- hornblenda tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- kuarsa tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
Jenis Mineral :
- plagioklas ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada
- piroksen ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada
- olivin tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- hornblenda tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada ada ada ada tidak ada tidak ada
- kuarsa tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- fragmen batuan ada tidak ada tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada ada
Ukuran 0,5 - 1,5 mm 0,5 - 1,5 mm 0,6 - 2,0 mm 0,5 - 2,0 mm 0,4 - 1,2 mm 1,5 - 2,5 mm 0,2 - 1,5 mm 1,5 - 3,0 mm 1,0 - 2,0 mm 0.8 - 2.0 mm
Bentuk sub-anhedral sub-anhedral sub-anhedral sub-anhedral sub-anhedral sub-anhedral an-subhedral sub-anbhedral anhedral an-subhedral
Ukuran halus (0,1 mm) halus (<0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) sedang (>0,3 mm) halus(<0,1mm) halus(0,1 mm) amorf amorf
Jenis mineral :
- gelas volkanik ada (45%) ada (35%) ada (40%) ada (40%) ada (30%) tidak ada ada (15%) ada (20%) ada (70%) ada (40%)
- plagioklas ada ada ada ada ada ada ada ada tidak ada ada
- piroksen tidak ada ada tidak ada tidak ada ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- olivin tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- hornblenda tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- kuarsa tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
Tekstur khas trakhitik - trakhitik Trakhitik trakhitik holokristalin trakhitik trakhitik aliran -
(Tabel 3) terlihat bahwa agregat andesit pi- bandingkan agregat andesit hornblenda.
roksen memiliki kekuatan terbesar dan Disamping itu, kekuatan agregat diperkira-
agregat tuf andesitik memiliki kekuatan kan juga dipengaruhi oleh kehadiran vesi-
terkecil. Hal ini mungkin terkait dengan kuler, seperti tercermin dari nilai kekuatan
tekstur klastik pada tuf andesitik yang se- yang tampak pada agregat basalt/basalt oli-
ringkali mempunyai ikatan yang lebih le- vin dan andesit piroksen (vesikulernya
mah dibandingkan dengan tekstur kristalin hanya 0% - 1% 15%) dan tuf andesitik (ve-
pada agregat andesit piroksen. Apabila hasil sikulernya dapat mencapai 5%).
analisis petrografi dilihat lebih teliti lagi,
maka boleh jadi kehadiran masadasar Potensi Reaksi Alkali
(ukuran kristal lebih kecil dari fenokris)
yang lebih banyak pada andesit piroksen, Dalam penggunaannya sebagai agregat be-
menjadi pengontrol kekuatan agregat terse- ton, beberapa agregat membutuhkan peng-
but. Namun pada agregat basalt/basalt oli- ujian lebih detil untuk mengetahui perilaku
vin, yang mempunyai masadasar yang pa- atau respon agregat dalam lingkungan alkali.
ling sedikit (60%), relatif mempunyai ke- Metode yang paling sederhana yaitu dengan
kuatan yang lebih baik dari agregat andesit merendam atau melarutkan agregat tersebut
hornblenda (masadasarnya 93%). Hal ini dalam larutan yang bersifat alkalis (basa).
mungkin dikontrol oleh kehadiran mineral Dalam penelitian ini, pengujian potensi
yang memiliki tingkat kekerasan di atas 5 reaktivitas agregat juga dilakukan dengan
(skala kekerasan Mohs), misalnya mineral menggunakan larutan kimia alkalis atau
plagioklas dan piroksen, yang relatif lebih lebih dikenal sebagai standar peng-ujian
banyak pada agregat basalt/basalt olivin di- dengan metode kimia (ASTM C 298 - 87).
500
300
A g reg at tid ak reaktif
A g reg at
b erp o tensi
200 reaktif
100
A g reg at reaktif
0
1 10 100 1000
Silika Terlarut (mmol/L)
Gambar 3. Grafik interpretasi tingkat reaktivitas agregat yang didasarkan atas hasil-hasil
pengujian dengan metode kimia.
sedikit apabila dibandingkan dengan keha- pada beton merupakan fungsi dari kompo-
diran jenis mineral plagioklas dan gelas sisi (jenis) mineralogi pada agregat yang
volkanik. Ada beberapa contoh agregat digunakan.
yang terbentuk oleh mineral piroksen hing-
ga ± 20% - 25% (B-11C dan B-1B). Namun Variasi Tekstur dan Reaktivitas Agregat
demikian, berdasarkan hasil uji potensi
reaksi alkali pada agregat tersebut tidak Tingkat reaktivitas agregat terhadap kondisi
diperlihatkan adanya pengaruh yang berarti lingkungan alkali dimungkinkan pula di-
pada tingkat reaktivitasnya. pengaruhi oleh pola teksturnya, terutama
oleh adanya variasi tekstur pada agregat.
Secara kumulatif, total kehadiran jenis mi- Secara umum terlihat bahwa semakin kecil
neral silikat juga tidak memperlihatkan persentase fenokris pada agregat, tingkat
adanya hubungan yang berarti terhadap reaktivitas agregat relatif semakin tinggi (li-
tingkat reaktivitas agregat. Tetapi, apabila hat Tabel 3 dan Gambar 3). Adanya ke-
dilihat berdasarkan pola kehadiran masing- cenderungan ini juga tercermin pada perbe-
masing jenis mineraloginya maka tampak daan reaktivitas antara agregat basalt (15%
adanya pengaruh yang berarti terhadap - 50% pada contoh B-1B, B-6A, B-9A), an-
tingkat reaktivitasnya, terutama pada jenis desit piroksen (5% - 15% pada contoh B-
gelas volkanik. Atau dengan kata lain dapat 3A, B-4C), dan andesit hornblenda (± 10%
dikatakan pula bahwa adanya perubahan pada contoh B-12A, B-13A). Meskipun
komposisi mineralogi pada agregat akan agregat dari jenis tuf andesitik memiliki
berpengaruh terhadap tingkat potensi kandungan butiran sebanyak 20% - 25%
reaktivitasnya. Dengan demikian kemam- namun agregat ini terlihat relatif lebih
puan agregat untuk bereaksi di lingkungan reaktif dibandingkan jenis batuan lainnya.
alkali tinggi dari semen yang digunakan Reaktifitas agregat tuf andesitik diduga