You are on page 1of 13

BULETIN

GEOLOGI
Departemen Teknik Geologi
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Studi Petrografi Batuan Volkanik sebagai Agregat Bahan Baku Beton


I G.B. EDDY SUCIPTA dan IMAM A. SADISUN
Departemen Teknik Geologi FIKTM - ITB, Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Telp./Fax. (022) 2502197, E-mail : sucipta@gc.itb.ac.id ; imam@gc.itb.ac.id

(Naskah diterima pada tanggal 23 Desember 2000)

Sari - Dalam studi ini, bahan baku agregat yang dianalisis dapat dikelompokkan menjadi basalt/basalt olivin,
andesit piroksen, andesit hornblenda, dan tuf andesitik. Beberapa jenis mineral utama pada agregat tersebut
meliputi plagioklas, gelas volkanik, piroksen/augit, olivin, hornblenda, dan kuarsa, dengan tekstur umumnya
hipokristalin porfiritik untuk jenis agregat basalt/basalt olivin, andesit piroksen, dan andesit hornblenda, serta
tekstur klastik (vitroklastik) untuk jenis agregat tuf andesitik, dalam derajat ubahan berkisar dari lemah
sampai kuat.

Karakteristik petrografi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat fisik-mekanik agregat. Perbedaan kompo-
sisi mineralogi dan tekstur agregat secara nyata berpengaruh terhadap kekasaran permukaan, daya serap air,
kekuatan, dan potensi reaksi alkali-agregat. Pada kekasaran permukaan agregat terlihat bahwa semakin ba-
nyak persentase kahadiran fenokris/butiran terhadap masadasar/matrik maka permukaan agregat cenderung
semakin kasar. Kehadiran gelas volkanik sangat berpengaruh terhadap sifat daya serap air dan reaktivitas
agregat. Semakin banyak kehadiran prosentase gelas volkanik mengakibatkan semakin tinggi daya serap air
dan reaktivitasnya. Disamping itu, pada tekstur yang bersifat klastik, daya serap air cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan agregat yang bersifat kristalin. Pada aspek kekuatan agregat; tekstur, komposisi
mineralogi, dan kahadiran vesikuler merupakan faktor petrografi yang cukup dominan yang mempengaruhi
kekuatan agregat tersebut. Dan sifat reaktivitas agregat sangat dipangaruhi oleh tekstur terutama oleh
kehadiran masadasar/matriks yaitu berupa bahan kristalin berukuran halus sampai mikrokristalin maupun
berupa tekstur amorf dari gelas volkanik.

Abstract - In this study, materials for aggregates can be classified in to basalt/olivine basalt, pyroxene ande-
site, hornblende andesite, and andesitic tuff. Some silicate minerals in these aggregates composed are pla-
gioclase, volcanic glass, pyroxene/augite, olivine, hornblende, and quartz, with the hypocristalline porphy-
ritic textures for basalt/olivine basalt, pyroxene andesite, hornblende andesite types aggregates, and clastic
(vitroclastic) for andesitic tuff aggregate.

Petrographic characteristics of aggregates most influence for mechanical-physical characteristics of aggre-


gate. The changes on mineralogical composition of aggregates will influence for surface roughness, water
absorption, strength, and alkali-reaction potential of aggregates. In surface roughness, increasingly of per-
centages of phenocrysts/grains will be increased roughness of aggregates. Presence of volcanic glass will be
increased water absorption and alkali-reaction potential aggregates. Aggregates with clastic textures will be
more absorb water than aggregates with crystalline textures. In strength of aggregate aspec; texture, mine-
ralogical composition, and presence of vesicular are dominant petrographic factor will be influenced for
strength of aggregate. The changes on some textural aspects also will influence reactivity of aggregate,
especially based on the occurrences of groundmass or matrix either in the form of fine-crystalline materials
to microcrystalline or amorphous textures from volcanic glass.

PENDAHULUAN penggunaannya sebagai agregat beton.


Hampir 75% dari volume beton terdiri atas
Karakteristik material batuan, terutama dari agregat. Dengan demikian maka sifat-sifat
jenis batu pecah (crused stone), cukup me- dan perilaku agregat akan sangat berpenga-
megang peranan sangat penting dalam ruh terhadap kondisi alami dan perilaku

BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000 145


keteknikan beton (Bell, 1980; Talbot, 1982 beton (Wigun, 1995). Adanya retakan pada
op cit Clutterbuck, et.al., 1982). Kenam- beton akan mengakibatkan hilangnya
pakan fisik suatu agregat tidak boleh mem- kekuatan beton tersebut dan hal ini sangat
perlihatkan adanya gejala deteriorasi yang membahayakan dalam penggunaannya,
umumnya merupakan akibat dari adanya terutama untuk konstruksi beton pada
suatu proses pelapukan batuan. bangunan-bangunan sipil.

Kekuatan beton secara umum sangat di- Setiap jenis batuan akan memiliki perilaku
pengaruhi oleh kekuatan dari agregat yang dan karakteristik keteknikan yang spesifik.
digunakan (Hudec, 1984; Ramsey, et.al, Dalam rangka optimalisasi pemakaian ba-
1974). Kekuatan pecah batuan untuk agre- tuan sebagai agregat beton maka dibu-
gat beton umumnya berkisar antara 700 dan tuhkan suatu kajian yang cukup detil untuk
3000 kg/m2. Kekuatan beton juga dikontrol mengetahui berbagai kendala dalam peng-
oleh efektivitas ikatan antara agregat gunaannya. Salah satu metode yang cukup
dengan semen. Pada kondisi kering, semen handal dan umumnya dilakukan dalam
dapat mengalami penyusutan (shrinkage). tahap evaluasi awal suatu agregat yaitu
Jika agregat yang digunakan memiliki melalui studi petrografi (Hudec, 1984).
kekuatan yang tinggi, gejala penyusutan Dengan demikian maka studi petrografi
pada semen dapat diminimasi dan antara pada agregat beton sangat penting dilaku-
semen-agregat bisa terikat dengan baik. kan guna menunjang efektivitas pemilihan
Disamping itu, kekuatan ikatan antara bahan baku beton yang baik dan memiliki
semen-agregat juga dipengaruhi oleh kualitas yang tinggi.
tekstur permukaan agregat. Permukaan
yang kasar pada suatu agregat akan Pada penelitian ini, pengujian atau analisis
menghasilkan ikatan yang lebih kuat petrografi terutama dilakukan pada bahan
daripada agregat dengan permukaan yang baku agregat dari batuan beku ekstrusif
halus (Malewski, 1984). (lava), serta beberapa contoh batuan beku
intrusif dan batuan piroklastik (walded tuff).
Beberapa agregat memiliki potensi reaksi Bahan baku agregat (batuan) diambil dari
alkali, baik dari jenis batuan beku, sedimen sekitar daerah Bandung yaitu dari
maupun metamorf. Reaksi alkali-agregat Cicalengka, Majalaya, Baleendah, Soreang,
akan lebih mudah terjadi pada batuan yang dan Cimahi. Dari batuan bahan baku
kaya akan material silikaan (siliceous mate- agregat tersebut dipilih sebanyak 20 contoh
rials), yang antara lain hadir sebagai mine- guna pengujian petrografi di Laboratorium
ral-mineral silikat (silicate minerals). Seca- Geologi Teknik, serta di Laboratorium
ra umum, jenis batuan yang cukup banyak Petrologi dan Geologi Ekonomi,
digunakan sebagai agregat dan memiliki Departemen Teknik Geologi, Fakultas Ilmu
potensi reaksi alkali cukup tinggi antara Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut
lain yaitu batuan beku yang berkomposisi Teknologi Bandung.
asam hingga intermedier (McConnell, et.al.,
1950 op cit Bell, 1990, Clutterbuck, et.al.,
1982), seperti granit, riolit, syenit, diorit, ANALISIS PETROGRAFI AGREGAT
dasit, dan andesit. Mineral-mineral silikat
hadir cukup dominan pada batuan ini. Berdasarkan komposisi mineralogi dan
Adanya reaksi alkali antara agregat dengan tekstur maka bahan baku agregat dari 20
semen menye-babkan terjadinya proses contoh yang dipakai dalam studi ini dapat
pengembangan (expansion) yang ditandai digolongkan dalam kelompok basalt/basalt
oleh hadirnya jel silika dan umumnya olivin, andesit piroksen, andesit horn-
diikuti oleh adanya retakan (cracking) pada blende, dan tuf andesitik.

146 BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000


Mineralogi
Bahan baku agregat dari kelompok andesit
Dari analisis petrografi bahan baku agregat, piroksen memperlihatkan tekstur hipokris-
dijumpai beberapa mineral silikat seperti talin porfiritik, dengan fenokris (± 5% -
mineral plagioklas [(Na,Ca)AlSi3O8], gelas 20%), berukuran 0,5 - 2,0 mm, berbentuk
volkanik [SiO2,Al2O3,Fe2O,FeO,MgO,CaO, subhedral - anhedral, terdiri dari mineral
Na2O,K2O,H2O], piroksen/augit [(Ca,Na) silikat plagioklas, piroksen, dan sedikit
(Mg,Fe,Al) (Si,Al)2O6], olivin [(Mg,Fe)2 fragmen batuan basalt (xenolith), tertanam
SiO4], hornblenda [[Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2 dalam masa dasar bahan kristalin (± 80% -
[(Si,Al)4 O11]2], kuarsa [SiO2]. 95%), berukuran halus - sangat halus, mem-
perlihatkan tekstur aliran (trakhitik), yang
Bahan baku agregat dari kelompok basalt/ terdiri dari mineral silikat plagioklas ber-
basalt olivin mempunyai prosentase mineral bentuk mikrolit, sedikit piroksen, dengan
silikat plagioklas (± 40% - 65%), gelas vol- gelas volkanik (± 35% - 45%).
kanik (± 5% - 35%), piroksen (± 5% - 25%),
olivin (± 0% - 8%), dan hornblenda (± 0% - Bahan baku agregat dari kelompok andesit
1%). Bahan baku agregat dari kelompok hornblenda memperlihatkan tekstur hipo-
andesit piroksen mempunyai prosentase kristalin porfiritik, setempat memperlihat-
mineral silikat plagioklas (± 40% - 45%), kan tekstur holokristalin porfiritik (merupa-
gelas volkanik (± 35% - 45%), dan piroksen kan intrusi yang lebih dalam) dengan feno-
(± 5% - 10%). Bahan baku agregat dari kris (± 3% - 10%), berukuran 0,4 - 2,5 mm,
kelompok andesit hornblenda mempunyai berbentuk subhedral - anhedral, terdiri dari
prosentase mineral silikat plagioklas (± mineral silikat plagioklas, hornblenda, pi-
40% - 65%), gelas volkanik (± 0% - 30%), roksen, dan sedikit kuarsa, tertanam dalam
piroksen (± 3% - 8%), hornblenda (± 5% - masa dasar bahan kristalin (± 90% - 97%),
25%), dan kuarsa (± 0% - 3%). Bahan baku berukuran halus – sedang (0,1 – 0,3 mm),
agregat dari kelompok tuf andesitik memperlihatkan tekstur trakhitik, terdiri
mempunyai prosentase mineral silikat dari mineral silikat plagioklas berbentuk
plagioklas (± 15% - 40%), gelas volkanik mikrolit, sedikit piroksen, hornblenda, dan
(± 40% - 70%), dan piroksen (± 5%). kuarsa, dengan gelas volkanik (± 0% -
Prosentase kehadiran mineral silikat dari 30%).
setiap contoh agregat dapat dilihat dalam
Tabel 1. Bahan baku agregat dari kelompok tuf an-
desitik memperlihatkan tekstur klastik (vi-
Tekstur troklastik), dengan butiran (± 20% - 25%),
berukuran 0,8 - 2,0 mm, berbentuk
Bahan baku agregat dari kelompok basalt/ menyudut - membundar tanggung (anhedral
basalt olivin memperlihatkan tekstur hipo- - subhedral), terdiri dari mineral silikat pla-
kristalin porfiritik, dengan fenokris (± 3% - gioklas, piroksen, dan fragmen batuan ba-
40%), berukuran 0,4 - 2,5 mm, berbentuk salt, tertanam dalam matrik (± 75% - 80%),
subhedral - anhedral, terdiri dari mineral yang terdiri dari gelas volkanik (± 40% -
silikat plagioklas, piroksen, olivin, dan 70%), berbentuk amorf, dan sedikit kristal-
setempat hornblenda, tertanam dalam masa kristal plagioklas berukuran sangat halus
dasar bahan kristalin (± 60% - 97%), ber- (berbentuk mikrolit-mikrolit), serta mineral
ukuran halus (ada yang mencapai ukuran opak.
0,3 mm), memperlihatkan tekstur intergra-
nular - intersertal, yang terdiri dari mineral Kenampakan aspek-aspek tekstur mineral
silikat plagioklas, piroksen, sedikit olivin, silikat dari setiap contoh agregat dapat dili-
dengan gelas volkanik (± 5% - 35%). hat dalam Tabel 2.

BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000 147


Derajat Ubahan mempunyai prosentase mineral hornblenda
yang lebih banyak (B-12C, B-13A) mem-
Dalam panelitian ini, telah dilakukan karak- perlihatkan derajat ubahan sedang – kuat.
terisasi kualitatif derajat ubahan pada agre-
gat (Tabel 1) yaitu berkisar dari lemah Dan pada penelitian untuk kajian aspek
hingga kuat. Dari data tersebut terlihat petrografi terhadap kualitas agregat yang
bahwa pada bahan agregat basalt/basalt oli- meliputi sifat fisik agregat, kekuatan agre-
vin yang banyak mengandung gelas volka- gat, dan potensi reaksi alkali agregat, akan
nik (B-9C) memperlihatkan proses ubahan lebih digunakan bahan agregat yang mem-
yang kuat. Demikian pula halnya dengan punyai derajat ubahan yang lemah.
bahan agregat andesit hornblenda yang

Tabel 1. Jenis dan prosentase mineral utama pada agregat.


Jenis batuan, No. contoh, dan Prosentase Jenis Mineral Silikat
Jenis Mineral Silikat Basalt / Basalt Olivin
B - 1B B - 5B B - 6A B - 8B B - 9A B - 9C B - 10B B - 11B B - 11C B - 14A
Plagioklas 50 55 50 50 60 40 60 65 60 45
Gelas volkanik 10 7 33 20 20 35 5 5 6 30
Piroksen 25 15 5 15 7 7 15 15 20 10
Olivin 0 7 3 3 1 0 1 3 8 0
Hornblenda 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Kuarsa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah : 85 85 91 88 88 82 81 88 94 85

Hal lain :
- Mineral opak 15 12 7 10 12 8 4 12 5 0
- Fragmen batuan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
- Vesikuler 0 3 2 2 0 10 15 0 1 15
- Ubahan lemah sedang lemah sedang lemah kuat kuat lemah lemah kuat

Jenis batuan, No. contoh, dan Prosentase Jenis Mineral Silikat


Jenis Mineral Silikat Andesit Piroksen Andesit Hornblenda Tuf Andesitik
B - 3A B - 3B B - 4A B - 4C B - 12A B - 12C B - 13A B - 13B B - 2A B - 7C
Plagioklas 40 45 45 40 40 50 65 65 15 40
Gelas volkanik 45 35 40 40 30 0 15 20 70 40
Piroksen 5 8 10 5 8 7 3 3 5 5
Olivin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hornblenda 0 0 0 0 6 25 7 5 0 0
Kuarsa 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0
Jumlah : 90 88 95 85 85 85 90 93 90 85

Hal lain :
- Mineral opak 9 12 5 15 15 15 10 7 3 14
- Fragmen batuan 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1
- Vesikuler 1 0 0 0 0 0 0 0 5 0
- Ubahan lemah sedang lemah lemah sedang sedang kuat lemah lemah lemah

148 BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000


KAJIAN ASPEK PETROGRAFI TERHADAP jenisnya, didasarkan atas analisis petrografi
KUALITAS AGREGAT pada tahap sebelumnya.
Guna mengetahui kualitas bahan baku agre- Kekasaran Permukaan
gat, dalam penelitian ini telah dilakukan be-
berapa pengujian parameter fisik-mekanik, Dalam analisis petrografi, makro-tekstur
seperti analisis kekasaran permukaan agre- analog dengan orde pertama kekasaran
gat, analisis daya serap air, analisis kekuat- agregat dan mikro-tekstur berhubungan
an agregat, dan analisis potensi reaksi alka- dengan orde kedua kekasaran agregat. Ke-
li-agregat. Analisis hanya dilakukan terha- nampakan tekstural agregat dapat diilustra-
dap beberapa contoh agregat yang secara sikan seperti tampak dalam Gambar 1.
representatif dapat mewakili kelompok

Tabel 2. Kenampakan aspek-aspek tekstur pada agregat.

Kelompok batuan, No. contoh, dan Aspek Tekstur Mineral Silikat


Aspek-Aspek
Tekstur Mineral Basalt / Basalt Olivin
Silikat
B - 1B B - 5B B - 6A B - 8B B - 9A B - 9C B - 10B B - 11B B - 11C B - 14A
Fenokris 40% 20% 15% 20% 20% 3% 5% 15% 10% 10%

(Butiran)

Jenis Mineral :

- plagioklas ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada

- piroksen ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada

- olivin tidak ada ada ada ada tidak ada tidak ada ada ada ada tidak ada

- hornblenda tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

- kuarsa tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

- fragmen batuan tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

Ukuran 0,8 - 2,5 mm 0,5 - 1,5 mm 1,0 - 2,5 mm 0,4 - 1,5 mm 0,4 - 1,8 mm 0,8 - 2,0 mm 0,4 - 1,5 mm 1,0 - 2,5 mm 0,5 - 2,0 mm 0,7 - 1,5 mm

Bentuk sub-anhedral an-subhedral subhedral sub-anhedral sub-anhedral sub-anhedral an-subhedral sub-anhedral an-euhedral sub-anhedral

Massadasar 60% 80% 80% 97% 80% 97% 95% 85% 90% 90%

(Matriks)

Ukuran halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,3 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm)

Jenis mineral :

- gelas volkanik ada (10%) ada (7%) ada (35%) ada (20%) ada (20%) ada (35%) ada (5%) ada (5%) ada (7%) ada (30%)

- plagioklas ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada

- piroksen ada ada ada tidak ada ada ada ada ada ada ada

- olivin tidak ada tidak ada ada tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

- hornblenda tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

- kuarsa tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

Tekstur khas intergranular intergranular intergranular - intergranular intersertal intergranular intergranular - -

BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000 149


Lanjutan Tabel 2. Kenampakan aspek-aspek tekstur pada agregat.

Kelompok batuan, No. contoh, dan Aspek Tekstur Mineral Silikat


Aspek-Aspek
Tekstur Mineral
Silikat
Andesit Piroksen Andesit Hornblenda Tuf Andesitik
B - 3A B - 3B B - 4A B - 4C B - 12A B - 12C B - 13A B - 13B B - 2A B - 7C
Fenokris 5% 20% 10% 15% 10% 3% 10% 7%

(Butiran) 25% 20%

Jenis Mineral :

- plagioklas ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada

- piroksen ada ada ada ada ada ada ada ada ada ada

- olivin tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

- hornblenda tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada ada ada ada tidak ada tidak ada

- kuarsa tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

- fragmen batuan ada tidak ada tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada ada

Ukuran 0,5 - 1,5 mm 0,5 - 1,5 mm 0,6 - 2,0 mm 0,5 - 2,0 mm 0,4 - 1,2 mm 1,5 - 2,5 mm 0,2 - 1,5 mm 1,5 - 3,0 mm 1,0 - 2,0 mm 0.8 - 2.0 mm

Bentuk sub-anhedral sub-anhedral sub-anhedral sub-anhedral sub-anhedral sub-anhedral an-subhedral sub-anbhedral anhedral an-subhedral

Massadasar 95% 80% 90% 85% 90% 97% 90% 93%

(Matriks) 75% 80%

Ukuran halus (0,1 mm) halus (<0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) halus (0,1 mm) sedang (>0,3 mm) halus(<0,1mm) halus(0,1 mm) amorf amorf

Jenis mineral :

- gelas volkanik ada (45%) ada (35%) ada (40%) ada (40%) ada (30%) tidak ada ada (15%) ada (20%) ada (70%) ada (40%)

- plagioklas ada ada ada ada ada ada ada ada tidak ada ada

- piroksen tidak ada ada tidak ada tidak ada ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

- olivin tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

- hornblenda tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

- kuarsa tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

Tekstur khas trakhitik - trakhitik Trakhitik trakhitik holokristalin trakhitik trakhitik aliran -

Analisis kekasaran permukaan agregat dila- masadasar akan berpengaruh terhadap


kukan dengan mempergunakan alat surface kekasaran permukaannya. Secara umum
gauge (Gambar 2). Pada gambar tersebut kehadiran fenokris pada basalt lebih sedikit
terlihat bahwa kekasaran permukaan dan memiliki ukuran lebih halus di-
agregat basalt cenderung paling halus bandingkan dengan batuan beku lainnya.
dibandingkan jenis agregat lainnya. Fakta ini secara nyata juga tercermin dari
Berdasarkan ilustrasi hubungan antara perbandingan kekasaran permukaan antara
tekstur dan kekasaran permukaan agregat, agregat basalt dan andesit. Dengan kata lain
kekasaran permukaan basalt secara berarti dapat dikemukakan bahwa semakin banyak
juga telah membuktikan bahwa prosentase persentase kahadiran fenokris/butiran terha-
kehadiran serta ukuran fenokris dan dap masadasar/matrik maka permukaan

150 BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000


Gambar 1. Hubungan makro dan mikrotekstur terhadap kekasaran permukaan agregat
(modifikasi dari Ryell et al., 1979 op.cit. Bell, 1980)

Gambar 2. Ekspresi kekasaran permukaan pada masing-masing kelompok jenis bahan


baku agregat.

BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000 151


agregat cenderung semakin kasar, semakin serap air dapat dirangkum seperti terlihat
halus ukuran butir fenokris/butiran dan ma- dalam Tabel 3.
sadasar/matrik maka permukaan agregat
cenderung juga semakin halus. Bila dihubungkan dengan hasil analisis
petrografi agregat, hasil pengujian ini mem-
Daya Serap Air perlihatkan adanya kecenderungan bahwa
semakin banyak persentase gelas volkanik
Daya serap air (moisture) merupakan para- pada agregat diduga akan mengakibatkan
meter yang sangat penting untuk mempre- semakin tinggi daya serap air. Hal ini ter-
diksi dan mengetahui adanya potensi peru- cermin dari tingginya nilai daya serap air
bahan pada agregat, baik akibat pengaruh pada agregat tuf andesitik yang me-
internal maupun eksternal agregat. Berda- ngandung mineral gelas mencapai 70%.
sarkan beberapa hasil penelitian terdahulu Disamping itu, tekstur bahan agregat juga
(Ramsay, et.al., 1974; Lees dan Kennedy, sangat mempengaruhi nilai daya serap air.
1975; Kazi dan Al-Mansour, 1980) terlihat Pada bahan agregat tuf andesitik seringkali
nyata adanya hubungan antara daya serap mempunyai tekstur yang bersifat klastik di-
air agregat dengan daya guna (life time) bandingkan dengan bahan agregat lainnya
beton yang dihasilkannya. Beberapa aspek yang bersifat kristalin. Hal ini berkaitan
yang cukup penting dalam kaitannya dengan proses pembentukan bahan agregat
dengan sifat daya serap air agregat yaitu : tersebut dimana tuf andesitik merupakan
- Pengaruh proses pembekuan dan pen- hasil dari letusan gunung api sedangkan ba-
cairan (freeze-thaw problem) salt/basalt olivin, andesit piroksen, dan an-
- Pengaruh proses reaksi alkali (alkali desit hornblende merupakan langsung dari
reacion problem) hasil pembekuan magma.
- Pengaruh proses reaksi kimia lainnya
seperti pelapukan dan deteriorasi (wea- Kekuatan
thering and deterioration problems)
Kekuatan adalah parameter yang paling
penting dalam pemilihan bahan baku agre-
Meskipun pada kenyataannya proses penye-
gat. Mineralogi dan tekstur agregat sangat
rapan air pada suatu konstruksi beton telah
berpengaruh terhadap kekuatannya (Kazi
berlangsung selama pekerjaan konstrusi di-
dan Al-Mansour, 1980). Mineral silikat se-
laksanakan, namun proses ini biasanya akan
cara tipikal lebih resistan terhadap gaya te-
menerus oleh adanya faktor kelembaban
kan daripada jenis mineral lainnya. Keke-
atau oleh keberadaan konstruksi di bawah
rasan relatif dari mineral pembentuk batuan
level muka air tanah.
juga berpengaruh terhadap kekuatannya.
Adapun unsur-unsur tekstur yang berpenga-
Dalam penelitian ini, pengujian daya serap
ruh terhadap kekuatan agregat diantaranya
air dilakukan dengan merendam contoh
adalah : ukuran kristal atau butiran, orienta-
agregat selama 24 jam guna menjenuhkan
si relatif kristal atau butiran, kebundaran,
pori yang ada (porositas efektif/ne). Daya
dan porositas. Ukuran kristal atau butiran
serap air dideterminasi dengan melakukan
relatif lebih konsisten berpengaruh terhadap
pengukuran kenaikan berat contoh agregat
kekuatannya (Kazi dan Al-Mansour, 1980).
yang diekspresikan oleh prosentase terha-
dap berat keringnya. Sebelum dilakukan
Dalam penelitian ini kekuatan batuan
pengujian, masing-masing contoh dianalisis
dianalisis dengan pengujian kuat tekan uni-
dengan mempergunakan mikroskop bino-
aksial. Contoh agregat dibuat sedemikian
kuler untuk mengetahui adanya pori yang
rupa sehingga berbentuk kubus dengan sisi
berupa retakan halus maupun gejala-gejala
5 ± 0,1 cm. Berdasarkan hasil pengujian ini
lainnya. Secara umum hasil pengujian daya

152 BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000


Tabel 3 Hasil pengujian fisik-mekanik dan reaksi alkali pada beberapa contoh agregat terpilih
No. No. Kelompok Derajat ubahan Daya serap air UCS Reaksi alkali Keterangan
contoh Batuan (kualitatif) (%) (kg/cm2) Sc (mmol/L) Rc (mmol/L)
1 B - 1B lemah 0,628 1028,40 42 178
2 B - 5B sedang x x x x
3 B - 6A lemah x x 81 105
4 B - 8B Basalt/Basalt olivin sedang x x x x
5 B - 9A lemah x x 69 126
6 B - 9C kuat x x x x
7 B - 10B kuat x x x x
8 B - 11B lemah x x x x
9 B - 11C lemah x x x x
10 B - 14A kuat x x x x
11 B - 3A lemah 1,275 1124,60 250 90
12 B - 3B Andesit piroksen sedang x x x x
13 B - 4A lemah x x x x
14 B - 4C lemah x x 102 102
15 B - 12A sedang x x 72 109
16 B - 12C Andesit hornblenda sedang x x x x
17 B - 13A kuat x x x x
18 B - 13B lemah 2,746 985,30 56 134 ada retakan halus
19 B - 2A Tuf andesitik lemah 4,512 820,70 308 72
20 B - 7C lemah x x 150 97
Keterangan :
UCS = uji kuat tekan uniaksial
X = tidak dilakukan analisis

(Tabel 3) terlihat bahwa agregat andesit pi- bandingkan agregat andesit hornblenda.
roksen memiliki kekuatan terbesar dan Disamping itu, kekuatan agregat diperkira-
agregat tuf andesitik memiliki kekuatan kan juga dipengaruhi oleh kehadiran vesi-
terkecil. Hal ini mungkin terkait dengan kuler, seperti tercermin dari nilai kekuatan
tekstur klastik pada tuf andesitik yang se- yang tampak pada agregat basalt/basalt oli-
ringkali mempunyai ikatan yang lebih le- vin dan andesit piroksen (vesikulernya
mah dibandingkan dengan tekstur kristalin hanya 0% - 1% 15%) dan tuf andesitik (ve-
pada agregat andesit piroksen. Apabila hasil sikulernya dapat mencapai 5%).
analisis petrografi dilihat lebih teliti lagi,
maka boleh jadi kehadiran masadasar Potensi Reaksi Alkali
(ukuran kristal lebih kecil dari fenokris)
yang lebih banyak pada andesit piroksen, Dalam penggunaannya sebagai agregat be-
menjadi pengontrol kekuatan agregat terse- ton, beberapa agregat membutuhkan peng-
but. Namun pada agregat basalt/basalt oli- ujian lebih detil untuk mengetahui perilaku
vin, yang mempunyai masadasar yang pa- atau respon agregat dalam lingkungan alkali.
ling sedikit (60%), relatif mempunyai ke- Metode yang paling sederhana yaitu dengan
kuatan yang lebih baik dari agregat andesit merendam atau melarutkan agregat tersebut
hornblenda (masadasarnya 93%). Hal ini dalam larutan yang bersifat alkalis (basa).
mungkin dikontrol oleh kehadiran mineral Dalam penelitian ini, pengujian potensi
yang memiliki tingkat kekerasan di atas 5 reaktivitas agregat juga dilakukan dengan
(skala kekerasan Mohs), misalnya mineral menggunakan larutan kimia alkalis atau
plagioklas dan piroksen, yang relatif lebih lebih dikenal sebagai standar peng-ujian
banyak pada agregat basalt/basalt olivin di- dengan metode kimia (ASTM C 298 - 87).

BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000 153


Pada prinsipnya, pengujian ini didasar-kan berbagai jenis mineral silikat, terlihat ada-
atas jumlah NaOH 1 N yang bereaksi nya suatu kecenderungnan bahwa semakin
dengan silika dari agregat yang memiliki banyak prosentase gelas volkanik pada sua-
kehalusan antara 150 - 300 µm selama 24 tu agregat, tingkat reaktivitas agregat cen-
jam pada suhu 80°, dalam sebuah wadah derung relatif semakin tinggi (lihat Tabel 2
reaksi yang terbuat dari baja tahan karat dan Gambar 3). Kecenderungan ini selain
atau korosi lainnya dan dilengkapi dengan tercermin pada perbedaan jenis bahan baku
tutup kedap udara. Hasil pengujian tersebut agregatnya, secara berarti juga terlihat pada
menghasilkan dua parameter utama yaitu jenis agregat yang sama namun berbeda
banyaknya silika terlarut (Sc) dalam dalam persentase kehadiran gelas volkanik-
mmol/L dan reduksi alkalinitas atau kebasa- nya. Sebagai contoh, agregat basalt yang
an (Rc) yang juga dalam mmol/L (Tabel 3). mempunyai gelas volkanik sebanyak 33%
(B-6A) tampak lebih reaktif bila dibanding-
Untuk mengetahui tingkat reaktivitas agre- kan dengan basalt yang hanya mengandung
gat, hasil-hasil pengujian tersebut di atas 20% (B-9A) dan 10% (B-1B) gelas volka-
dirajah (diplot) ke dalam sebuah grafik nik. Hal yang relatif sama juga terlihat pada
standar seperti diperlihatkan pada Gambar 3. agregat yang berasal dari kelompok andesit
Tampak bahwa ada beberapa agregat ter- piroksen, andesit hornblenda, dan tuf ande-
golong sebagai agregat berpotensi reaktif sitik. Berdasarkan rasio perbandingan ter-
hingga agregat reaktif, terutama dari jenis hadap berat agregatnya, Gillott dan
tuf andesitik dan andesit piroksen. Hampir Swenson (1973) mengemukakan bahwa ke-
semua agregat tuf andesitik yang diuji hadiran 3% gelas volkanik sudah cukup
memiliki sifat reaktif yang cukup tinggi dan berbahaya terhadap potensi terjadinya re-
relatif bersifat lebih reaktif apabila diban- aksi alkali-agregat. Namun apabila dilaku-
dingkan dengan jenis agregat lainnya. Pada kan konversi ke dalam prosentase kehadiran
agregat andesit piroksen tergolong sebagai berdasarkan komposisi mineraloginya terli-
agregat berpotensi reaktif hingga reaktif, hat pula bahwa sifat reaktif pada agregat
sedangkan andesit hornblenda tergolong secara umum juga tercermin oleh hadirnya
agregat yang tidak bersifat reaktif. Lain hal- ± 35% atau lebih gelas volkanik. Hal ini
nya dengan agregat yang berasal dari jenis juga diperlihatkan hampir pada semua agre-
basalt, secara umum dapat dikatakan bahwa gat yang tergolong berpotensi reaktif hing-
agregat ini tidak bersifat reaktif. ga reaktif berdasarkan hasil pengujian pada
penelitian ini, yaitu dengan kandungan ge-
Dalam bab ini juga akan dibahas sejauh las volkanik 40% atau bahkan lebih.
mana pengaruh variasi jenis dan tekstur
mineral silikat terhadap tingkat reaktivitas Selain gelas volkanik, jenis mineral silikat
agregat. Studi individu terhadap setiap lainnya yang cukup dominan yaitu mineral
contoh agregat dilakukan guna mengkaji plagioklas. Adanya kenaikan pada prosenta-
adanya pola dan kecenderungan perubahan se kehadiran gelas volkanik biasanya di-
yang ada baik dalam kelompok jenis agre- ikuti dengan berkurangnya prosentase mi-
gat yang sama maupun dalam jenis yang neral plagioklas. Namun demikian, adanya
berbeda. pengaruh mineral plagioklas kemungkinan
juga akan dikontrol oleh tingkat keasaman
Variasi Jenis Mineral Silikat dan Reakti- mineral plagioklas (Ca-Plagioklas hingga
vitas Agregat Na-Plagioklas) serta ukurannya (fenokris
atau masadasar berupa kristal berukuran
Apabila adanya potensi reaksi alkali pada halus hingga mikrokristalin). Kehadiran mi-
agregat dikaitkan dengan variasi jenis mi- neral silikat lainnya, yaitu olivin, piroksen,
neraloginya, terutama terhadap kehadiran dan hornblenda secara umum relatif sangat

154 BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000


700

‹ Agregat Basalt/Basal Olivin


600 z Agregat Andesit Piroksen
∆ Agregat Andesit Hornblenda
„ Agregat Tuf Andesitik

500

Reduksi Alkalinitas (mmol/L)


400

300
A g reg at tid ak reaktif
A g reg at
b erp o tensi
200 reaktif

100

A g reg at reaktif
0
1 10 100 1000
Silika Terlarut (mmol/L)

Gambar 3. Grafik interpretasi tingkat reaktivitas agregat yang didasarkan atas hasil-hasil
pengujian dengan metode kimia.

sedikit apabila dibandingkan dengan keha- pada beton merupakan fungsi dari kompo-
diran jenis mineral plagioklas dan gelas sisi (jenis) mineralogi pada agregat yang
volkanik. Ada beberapa contoh agregat digunakan.
yang terbentuk oleh mineral piroksen hing-
ga ± 20% - 25% (B-11C dan B-1B). Namun Variasi Tekstur dan Reaktivitas Agregat
demikian, berdasarkan hasil uji potensi
reaksi alkali pada agregat tersebut tidak Tingkat reaktivitas agregat terhadap kondisi
diperlihatkan adanya pengaruh yang berarti lingkungan alkali dimungkinkan pula di-
pada tingkat reaktivitasnya. pengaruhi oleh pola teksturnya, terutama
oleh adanya variasi tekstur pada agregat.
Secara kumulatif, total kehadiran jenis mi- Secara umum terlihat bahwa semakin kecil
neral silikat juga tidak memperlihatkan persentase fenokris pada agregat, tingkat
adanya hubungan yang berarti terhadap reaktivitas agregat relatif semakin tinggi (li-
tingkat reaktivitas agregat. Tetapi, apabila hat Tabel 3 dan Gambar 3). Adanya ke-
dilihat berdasarkan pola kehadiran masing- cenderungan ini juga tercermin pada perbe-
masing jenis mineraloginya maka tampak daan reaktivitas antara agregat basalt (15%
adanya pengaruh yang berarti terhadap - 50% pada contoh B-1B, B-6A, B-9A), an-
tingkat reaktivitasnya, terutama pada jenis desit piroksen (5% - 15% pada contoh B-
gelas volkanik. Atau dengan kata lain dapat 3A, B-4C), dan andesit hornblenda (± 10%
dikatakan pula bahwa adanya perubahan pada contoh B-12A, B-13A). Meskipun
komposisi mineralogi pada agregat akan agregat dari jenis tuf andesitik memiliki
berpengaruh terhadap tingkat potensi kandungan butiran sebanyak 20% - 25%
reaktivitasnya. Dengan demikian kemam- namun agregat ini terlihat relatif lebih
puan agregat untuk bereaksi di lingkungan reaktif dibandingkan jenis batuan lainnya.
alkali tinggi dari semen yang digunakan Reaktifitas agregat tuf andesitik diduga

BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000 155


lebih dikontrol oleh hadirnya matrik berupa olivin, andesit piroksen, andesit hornblen-
gelas volkanik dengan tekstur umumnya da, dan tuf andesitik
berbentuk amorf.
Beberapa jenis mineral silikat yang dijum-
Semakin sedikit hadirnya fenokris atau bu- pai pada agregat meliputi mineral plagio-
tiran umumnya akan semakin banyak masa- klas, gelas volkanik, piroksen/augit, horn-
dasar atau matrik yang terkandung pada blenda, dan olivin, serta sedikit kuarsa,
agregat tersebut. Dengan demikian maka dengan tekstur umumnya hipokristalin por-
semakin banyak prosentase masadasar pada firitik untuk jenis agregat basalt/basalt
agregat, yang umumnya berupa bahan-ba- olivin, andesit piroksen, andesit hornblen-
han kristalin berukuran halus hingga mikro- da, dan tekstur klastik (vitroklastik) untuk
kristalin, menyebabkan tingkat reaktivitas jenis agregat tuf andesitik.
agregat juga relatif semakin tinggi. Hal ini
kemungkinan berhubungan erat dengan se- Tekstur agregat secara nyata berpengaruh
makin luasnya bidang permukaan pada ba- terhadap kekasaran permukaannya, semakin
han-bahan kristalin berukuran halus atau banyak prosentase kahadiran fenokris/ bu-
mikrokristalin yang menyebabkan permu- tiran terhadap masadasar/matrik maka per-
kaan bidang reaksi pada agregat tersebut mukaan agregat cenderung semakin kasar,
menjadi semakin luas, seperti halnya yang semakin halus ukuran butir fenokris/ butir-
juga dikemukakan oleh Wigun (1995) an dan masadasar/matrik maka permukaan
untuk batuan kataklastik di Norwegia. agregat cenderung juga semakin halus.
Lebih lanjut atas dasar ukuran masadasar
atau matrik dalam suatu agregat, hadirnya Terdapat hubungan yang berarti antara pro-
jenis gelas volkanik yang berbentuk amorf sentase hadirnya gelas volkanik pada agre-
tampak relatif lebih reaktif apabila diban- gat terhadap daya serap airnya, semakin ba-
dingkan dengan masadasar yang terdiri atas nyak kehadiran prosentase gelas volkanik
bahan-bahan kristalin berukuran halus dan/- semakin tinggi daya serap airnya. Tekstur
atau mikrokristalin. bahan agregat juga sangat mempengaruhi
nilai daya serap air, tektur yang bersifat
Secara umum, adanya perubahan aspek klastik cenderung memiliki daya serap air
tekstural pada agregat secara berarti juga yang lebih tinggi dibandingkan dengan ba-
berpengaruh terhadap tingkat reaktivitasnya, han agregat yang bersifat kristalin.
terutama didasarkan atas kehadiran
masadasar atau matrik pada agregat, baik Kekuatan agregat sangat dipengaruhi oleh
berupa bahan kristalin berukuran halus karakteristik petrografi; ukuran kristal atau
hingga mikrokristalin maupun adanya teks- butiran dan komposisi mineral merupakan
tur amorf yang terdapat pada jenis gelas faktor petrografi yang cukup dominan. Di-
volkanik. samping itu perbedaan kekerasan relatif mi-
neralogi pembentuk batuan juga berpeng-
aruh terhadap kekuatan agregat.
KESIMPULAN
Reaktivitas agregat pada lingkungan alkali
Analisis petrografi dalam kaitannya dengan tinggi, berdasarkan pengujian dengan meto-
beberapa parameter fisik-mekanik agregat de kimia, memperlihatkan bahwa agregat
telah dievaluasi dalam penelitian ini. Bebe- basalt/basalt olivin secara umum tergolong
rapa kesimpulan yang dapat diambil berda- sebagai agregat tidak reaktif, agregat ande-
sarkan penelitian ini antara lain yaitu : sit piroksen tergolong berpotensi reaktif
Berdasarkan komposisi mineralogi dan hingga reaktif, agregat andesit hornblenda
teksturnya, bahan baku agregat dapat digo- tergolong tidak reaktif, dan agregat tuf an-
longkan dalam kelompok basalt/basalt desitik tergolong reaktif.

156 BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000


Perubahan komposisi mineralogi pada agre- rials, Course Note, Training Program for
gat tampak berpengaruh terhadap tingkat Geoscientists in Development, AGID,
reaktivitasnya, terutama bila dikaitkan 235 p.
dengan prosentase hadirnya gelas volkanik Gillott, J. E., dan Swenson, E. G., 1973.
pada agregat tersebut. Demikian halnya Some unusual alkali expansive agregates,
dengan perubahan pada aspek teksturnya Eng. Geology, 2: 7-24.
yang juga tampak berpengaruh terhadap Hudec, Peter P., 1084. Quantitative petro-
tingkat reaktivitas agregat, terutama dida- graphic analysis of aggregate, Bull. Int.
sarkan atas kehadiran masadasar atau Assoc. Eng. Geology, 29: 381-385.
matrik baik berupa bahan kristalin berukur- Kazi, A. dan Al-Mansour, Z., R., 1980.
an halus hingga mikrokristalin maupun be- Empirical relationship between Los
rupa tekstur amorf dari gelas volkanik. Angeles abration and Schmidt hammer
strength test with application to aggre-
gates aruond Jeddah, Q. J. Eng. Geology,
Ucapan Terimakasih 13: 45-52.
Lees, G. dan Kennedy, C., K., 1975. Quali-
Tulisan ini merupakan bagian dari hasil ty, shape and degradation of aggregates,
penelitian yang didanai oleh SPP-DPP ITB Q. J. Eng. Geology, 8: 193-209.
1999. Malewski, J. A., 1984. A comparison of
particle shape characteristics of crushed
basalt and granite rocks, , Bull. Int.
DAFTAR PUSTAKA
Assoc. Eng. Geology, 29: 401-406.
Ramsey, D. M., Dhir, R., K., dan Spence, J.,
ASTM Standar C 289 - 87 (1987). Standart
M., 1974. The role of rock and clast
test method for potential reactivity of ag-
fabric in the physical performance of
gregate (chemical method), in Annual
crushed rock aggregate, Eng. Geology,
Book of ASTM Standards, Vol. 04. 02, pp.
8: 267-285.
161-167.
Wigun, B. J., 1995. Feature of Norwegian
Bell, F. G., 1980. Engineering Geology and
cataclastic rocks and their use for
Geotechnics, Newnes - Butterworths :
predicting alkali-reactivity in concrete,
London - Boston, 447p.
Engineering Geology, 4: 169-194.
Clutterbuck, P. J., Ingles, O.G., dan Talbot,
C. J., 1982. Rock as Construction Mate-

BULETIN GEOLOGI, Vol. 32, No. 3, 2000 157

You might also like