You are on page 1of 10

1

PENENTUAN JENIS KARBOHIDRAT DENGAN


UJI KUALITATIF MENGGUNAKAN REAGEN
PADA SAMPEL MIE INSTAN
Oleh :
Agus Sulistiyono
412013016
Program Studi Biologi
Fakultas Biologi

ABSTRACT
Carbohydrates are composed of atoms C, H, and O. Carbohydrates are
organic compounds that are most widely in the earth. Carbohydrates are one of
the natural macromolecular organic compounds that are found in living things,
especially plants. In plants chlorophyll, carbohydrates formed by reaction
between carbon dioxide and water molecules with the help of sunlight, called the
fotosientesis. Carbohydrates are natural products that perform many important
functions in plants and animals. Through photosynthesis, plants convert carbon
dioxide into carbohydrates, which is in the form of cellulose, starch, and other
sugars. Very complex carbohydrate constituent. The purpose of this experiment is
to study the difference between monosaccharides, disaccharides, and
polysaccharides, as well as the properties of carbohydrates. The material used is
some kind of a solution of glucose carbohydrates (pentose and hexose
monosaccharides, disaccharides, polysaccharides), concentrated H2SO4, distilled
water, reagents (molisch, iodine, benedict, selliwanoff, and bial), and samples of
instant noodles. The main equipment used is a test tube. The results of the
experiment can be seen by observing the color change on each - each test that has
been done.

Keywords : carbohydrates, reagents and instant noodles

PENDAHULUAN
Mie instan sudah bukan makanan asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Hampir tiap orang sudah pernah mengkonsumsinya, atau malah sudah menjadi
makanan wajib sehari-hari. Kebiasaan memakan mie instan biasanya ketika
makanan utama yakni nasi sudah habis. Memakan mie instan dianggap lebih
praktis dan cepat. Hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari lima menit mie
sudah siap disantap sambil menonton televisi. Mie dibuat dari campuran tepung,
minyak sayur, garam, dan beberapa bahan aditif seperti natrium polifosfat
(berfungsi sebagai pengemulsi atau penstabil), natrium karbonat dan kalium
karbonat yang berfungsi sebagai pengatur asam. Selain itu, mie juga ditambahkan
zat pewarna kuning (tartrazine). Selain mie itu sendiri, ada pula bumbu mie yang
2

banyak mengandung garam, cabe, dan bumbu-bumbu lain. Bumbu mie instan juga
tak lepas dari zat aditif makanan seperti MSG (monosodium glutamat) yang
berfungsi sebagai penguat rasa (Aisya. 2012).
Penyusun karbohidrat adalah C, H, dan O yang terbentuk dari peristiwa
fotosintesis pada tumbuhan. Karbohidrat memiliki peran sebagai sumber energi
utama, setiap 1 gram karbohidrat mengandung 4,1 kalori, membentuk senyawa –
senyawa organik seperti lemak dan protein, menjaga keseimbangan asam basa
dalam tubuh. Manusia tidak dapat terlepas dari peranan karbohidrat dalam
melaksanakan aktivitasnya. Berbagai sumber makanan seperti beras dan jagung
merupakan sumber karbohidrat utama. Karbohidrat didalam tubuh manusia
disimpan dalam bentuk glikogen yang terdapat dalam otot sekitar 245-350 gram,
dalam hati sekitar 90-108 gram dan di darah dalam bentuk glukosa sekitar 17
gram. Kebutuhan karbohidrat pada setiap manusia tidaklah sama antara seorang
pelajar, pekerja ringan, pekerja berat, dan pemikir. Rata-rata kita hanya
membutuhkan 1 gram per berat badan per hari, artinya bila memiliki berat tubuh
50 kg, maka kebutuhan tubuh kita akan karbohidrat per hari adalah 50 gram
(Wahyu, Iwan. 2006: 144).
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-
tumbuhan dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering
dalam bahan makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji,
buah dan akar tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis, yang
melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun
merupakan zat fotosintetik aktif pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan
molekul yang rumit dengan suatu struktur yang serupa dengan struktur
hemoglobin, yang terdapat dalam darah hewan. Hijauan daun mengandung
magnesium serta hemoglobin mengandung besi. Lebih terperinci lagi, karbohidrat
dibentuk dari air (H2O) berasal dari tanah, karbondioksida (CO2) berasal dari
udara dan energi berasal dari matahari. Suatu reaksi kimiawi sederhana yang
memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa) disintesis oleh fotosintesis dalam
tumbuh-tumbuhan adalah 6CO2 + 6H2O + 673 cal  C6H12O6 + 6 O2. Karbohidrat
bersama seyawa lemak dan protein memegang peranan dasar bagi kehidupan di
bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dalam sumber tenaga yang
terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu karbohidrat juga menjadi
komponen stuktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti
selulosa, pektim, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh (Sumardjo, Damin. 2009: 205).
Monosakarida adalah gula-gula sederhana yang mengandung lima atau
enam atom karbon dalam molekulnya. Zat tersebut larut dalam air.
Monosakharida yang mengandung enam karbon mempunyai formula molekul
C6H12O6. Termasuk di dalamnya glukosa (juga dikenal sebagai dekstrosa) terdapat
pada tubuhan, buah masak, madu, jagung manis, dan sebagainya. Pada hewan zat
tersebut terutama terdapat dalam darah yang pada konsentrasi tertentu adalah
sangat vital untuk kehidupan. Orang sakit dapat diberi makan dengan menginfus
glukosa langsung ke dalam peredaran darah. Pengubahan energi matahari menjadi
energi kimia dalam biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama
energi metabolit untuk organisme hidup. Karbohidrat didefinisikan sebagai
3

senyawa polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton dan turunannya.


Karbohidrat digolongkan dalam monosakarida, olisakarida, dan polisakarida.
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari 2 sampai 10
monosakarida. Yang termasuk kelompok ini adalah disakarida, trisakarida, Dan
seterusnya. Disakarida terdiri dari dua monosakarida yang terikat dengan O-
Glikosidik. Tiga senyawa disakarida utama yang penting dan melimpah ruah di
alam yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa. Ketiga senyawa ini memiliki rumus
molekul yang sama (C12H22O11) tetapi struktur molekul berbeda. Sukrosa atau gula
pasir dibuat dari tetes tebu. Sikropsa lebih manis dari glukosa, tetapi kurang manis
dibandingkan dengan fruktosa, sangat mudah larut dalam air. Gula ini dipakai
untuk membuat sirup, gula – gula dan pemanis makanan. Jika senyawa ini
dihidrolisis akan dihasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Laktosa disebut gula susu karena terdapat banyak dalam air susu. Biasanya
diperoleh dari air susu. Gula ini merupakan gula yang paling suka larut dalam air
dan paling tidak manis. Enzim dalam bakteri tertentu akan mengubah laktosa
menjadi asam laktat, hal ini terjadi bila susu berubah menjadi masam. Laktosa
dipakai untuk membuat makanan bayi dan diet spesial. Jika dihidrolisis akan
dihasilkan 1 molekul glukosa dan 1 molekul galaktosa (Yayan, Sunarya. Dkk.
2007: 227).
Glukosa atau gula anggur ataupun dekstrosa banyak dijumpai di alam,
terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di
dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa
dan laktosa. Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar Gula Darah)
dan berfungsi sebagai penyedia enersi bagi seluruh sel-sel dan jaringan tubuh.
Pada keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah
dapat meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai
pada penderita Diabetes Mellitus. Fruktosa disebut juga gula buah ataupun
levulosa. Merupakan jenis sakarida yang paling manis, banyak dijjumpai pada
mahkota bunga, madu dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa
didapat dari hasil pemecahan sukrosa. Galaktosa Tidak dijumpai dalam bentuk
bebas di alam, galaktosa yang ada di dalam tubuh merupakan hasil hidrolisa dari
laktosa. Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat
mengandung lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk
rantai lurus ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak
seperti monosakarida dan disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga) jenis yang
ada hubungannya yaitu amilum, dekstrin, glikogen dan selulosa (Hutagalung,
Halomoan. 2004: 2-4)
Glukosa dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat dalam sayur,
buah, sirup jagung, sari pohon dan bersama fruktosa dalam madu. Fruktosa
dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula yang paling manis. Terdapat
dalam buah, madu (bersama glukosa) nektar bunga dan juga dalam sayuran.
Galaktosa yaitu monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umumnya
berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa (Nurhayati, Ai. 2010: 5).
Karbohidrat sederhana (simple carbohydrate), monosa, atau monosakarida
adalah karnohidrat yang molekulnya lebih kecil dan susunannya lebih sederhana
dibandingkan dengan molekul karbohidrat yang lain. Molekul karbohidrat ini
4

tidak dapat diperkecil lagi dengan cara hidrolisis. Monosakarida adalah sesuatu
persenyawaan yang netral, mudah larut dalam air, kelarutannya dalam alkohol
kecil, dan tidak larut dalam dietileter (Sumardjo, Damin. 2009: 206).
Karbohidrat yang berasal dari makanan kita sehari-hari, dalam tubuh
mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara
lain yaitu Glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah
karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan
otot sebagai sumber energi. Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada
dasarnya berasal dari energi matahari, yaitu glukosa yang dibentuk dari karbon
dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Dan
selanjutnya glukosa yang terjadi di ubah menjadi amilum dan disimpan dalam
bagian lain, misalnya pada buah, dan umbi-umbian. Di dalam sistem pencernaan
dan juga usus halus, semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan terkonversi
menjadi glukosa untuk kemudian diabsorpsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke
berbagai organ dan jaringan tubuh. Molekul glukosa hasil konversi berbagai
macam jenis karbohidrat inilah yang kemudian akan berfungsiSebagai dasar bagi
pembentukan energi di dalam tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam proses
metabolisme, sel-sel yang terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa
menjadi C2O & H2O dimana proses ini juga akan disertai dengan produksi energi.
Proses metabolisme glukosa yang terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan
kontribusi hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan energi (Irawan, M. 2007).
Reaksi-reaksi kimia merupakan suatu hal yang dapat diamati dari adanya
perubahan, misalnya perubahan warna, perubahan wujud, dan yang utama adalah
perubahan zat yang disertai perubahan energi dalam bentuk kalor. Reaksi kimia
merupakan kunci utama ilmu kimia. Dengan mereaksikan suatu zat berarti kita
mengubah zat itu menjadi zat lain, baik sifat maupun wujudnya. Dalam ilmu
kimia reaksi itu merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari
satu atau berbagai jenis zat. Sifat-sifat kimia, kemudian dicatat sebagai data
kuantitatif. Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis
kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia,
sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan
metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin
terjadi di dalam sel dilakukan. Dengan demikian, bila kita mengharapkan suatu zat
yang memiliki ciri-ciri tertentu, kita harus berupaya mencari bahan baku yang bila
direaksikan dengan zat tertentu menghasilkan zat yang kita harapkan. Para pakar
kimia berusaha menciptakan bahan-bahan baru yang sangat bermamfaat bagi
kepentingan umat manusia.

METODE
Alat yang digunakan dalam praktikum antara lain tabung reaksi, pipet
tetes, waterbath, dan bunsen. Bahan yang digunakan yaitu beberapa jenis larutan
karbohidrat (monosakarida pentose dan heksosa, disakarida, polisakarida), asam
sulfat pekat, akuades, reagen-reagen (molisch, iod, benedict, selliwanoff, dan
bial), dan sampel mie instan. Untuk praktikum uji molisch dimasukkan 10 tetes
sampel (glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum, dan
5

arabinosa) ke dalam tabung reaksi(sebagai kontrol, gunakan akuades), lalu


ditambahkan 2 tetes reagen molisch, kemudian ditambahkan 15 tetes H2SO4 pekat
melalui dinding tabung dengan perlahan, lalu asam sulfat akan membentuk lapisan
dibawah larutan sampel, kemudian diamati warna yang terbentuk pada daerah
pertemuan antara asam sulfat dan larutan sampel.
Praktikum uji iod pertama dimasukkan 5 tetes sampel (glukosa dan
amilum) ke dalam tabung reaksi (sebagai kontrol gunakan akuades), lalu
ditambahkan 2 tetes larutan iod ke dalam masing-masing tabung reaksi kemudian
dikocok larutan dan diamati perubahan warna yang terjadi.
Praktikum uji benedict dengan cara dimasukkan 5 tetes sampel (glukosa
dan arabinosa) ke dalam tabung reaksi (sebagai kontrol, gunakan akuades), lalu
ditambahkan 5 tetes reagen benedict ke dalam masing-masing tabung reaksi.
Kemudian dipanaskan 4 sampai dengan 5 kali hingga larutan tepat akan mendidih
setelah itu diamati warna yang terbentuk dan apakah terbentuk endapan atau tidak.
Praktikum uji selliwanoff dilakukan dengan cara dimasukkan satu pipet
sampel (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) ke dalam tabung reaksi (sebagai kontrol,
gunakan akuades), lalu ditambahkan 10 tetes reagen selliwanoff setelah itu
dimasukkan ke dalam air mendidih selama satu menit dan diamati perubahan
warna yang terjadi.
Praktikum uji bial dilakukan dengan cara dimasukkan 5 tetes sampel
(glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, dan amilum) ke dalam
tabung reaksi (sebagai kontrol, gunakan akuades), lalu ditambahkan 5 tetes reagen
bial ke dalam masing-masing tabung reaksi. Kemudian dipanaskan pada nyala
Bunsen sebanyak 1 sampai 3 kali dengan hati-hati sampai larutan tepat akan
mendidih. Setelah itu diamati perubahan warna yang terjadi.
Praktikum pengujian sampel mie instant dilakukan dengan cara ditumbuk
mie instant yang telah direbus dengan menggunakan mortar dan pestle lalu
ditambahkan akuades secukupnya kemudian diambil ekstrak mie instant dengan
menggunakan pipet tetes dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu di
uji dengan pengujian molisch jika terdapat karbohidrat lalu dilanjutkan dengan
pengujian iod, jika positif mungkin terdapat amilum, glikogen, atau dekstrin. Jika
negatif dilanjutkan dengan pengujian benedict bila hasilnya positif mungkin
terdapat monosakarida atau disakarida sedangkan bila negetif mungkin sukrosa
atau polisakarida. Untuk yang positif dilakukan pengujian selliwanoff biala
hasilnya positif maka terdapat sukrosa, sedangkan bila negatif dilanjutkan uji bial.
Untuk hasil negatif dari uji benedict dilanjutkan uji selliwanoff.

HASIL
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum uji molisch, uji iod, uji
benedict, uji selliwanoff, dan uji bial, maka dapat dihasilkan dalam bentuk tabel
dibawah ini :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Karbohidrat dengan Berbagai Metode.
Metode Sampel Hasil reaksi Keterangan
Uji Molisch Glukosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Fruktosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
6

Galaktosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat


Maltosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Laktosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Sukrosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Amilum Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Arabinosa Terbentuk cincin ungu (+) Karbohidrat
Akuades keruh (-) Tidak terbentuk
Uji Iod Glukosa Tidak berwarna  (-) Tidak terbentuk
kuning
Amilum Tidak berwarna  biru (+) Amilum / pati
tua
Akuades Tidak berwarna  (-) Tidak terbentuk
kuning
Uji Bennedict Glukosa Biru  coklat (endapan) (+) Monosakarida
Arabinosa Biru  coklat (endapan) (+) Monosakarida
Akuades Biru  biru (-) Sukrosa
Uji Glukosa Tidak berwarna (-) Tidak terbentuk
Selliwanoff
Fruktosa Merah muda (+) Aldoheksosa
Sukrosa Merah muda (+) Aldoheksosa
Uji Bial Glukosa Kuning  kuning (-) Heksosa
kecoklatan 3
Fruktosa Kuning  kuning (+) Heksosa
kecoklatan
Galaktosa Kuning  kuning (+) Heksosa
kecoklatan
Maltosa Kuning  kuning (-) Tidak terbentuk
Laktosa Kuning  kuning (+) Heksosa
Sukrosa Kuning  kuning (+) Heksosa
kecoklatan
Amilum Kuning  kuning (+) Heksosa
Arabinosa Kuning  kuning (+) Heksosa
kehijauan
Akuades kuning (+) Heksosa

Tabel 2. Hasil Pengamatan Karbohidrat dalam Mie Instant dengan Berbagai


Metode.
Sampel Metode Hasil Keterangan
Ektrak mie instant Uji Mollisch Kuning  ungu (+) Karbohidrat
Uji Iod Kuning  ungu (+) Amilum
7

PEMBAHASAN
Reagen adalah zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk sebuah
analisis atau percobaan. Reaksi kimia yaitu proses perubahan kimia antara zat-zat
pereaksi (reaktan) yang berubahmenjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi
kimia, suatu zat berubah menjadi satu ataulebih zat lain, yang jenisnya baru. Uji
molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya
karbohidrat. Uji ini efektif untuk senyawa – senyawa yang dapat didehidrasi oleh
asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural yang tersubstitusi,
seperti Hidroksimetil furfural. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua
karbohidrat menghasilkan cincin berwarna ungu. Dalam larutan asam yang encer,
walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan
dengan asam kuat yang pekat dalam hal ini uji karbohidrat diatas, monosakarida
menghasilkan furfural atau derifatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah
reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Pada percobaan
ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan yang
menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain)
menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan
turunannya (Sumardjo, Damin. 2009: 235).
Pada percobaan uji molish dengan menguji kesembilan larutan karbohidrat
yang telah ditetesi dengan pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam
sulfat pekat (H2SO4) maka terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai
karbohidrat polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida. Dimana
berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan yang diuji
(glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, amilum, arabinosa, dan
akuades) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna
pada kedelapan tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat tersebut. Larutan
yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika
direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Percobaan uji iod ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida,
monosakarida dan disakarida. Iod memberikan warna kompleks dengan
polisakarida. Amilum memberikan warna biru pada iod, sedangkan glikogen dan
tepung yang sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah
sampai coklat dengan iodium. Pada percobaan yang telah dilakukan, satu sampel
amilum yang diujikan menghasilkan warna iodium yaitu biru tua, sedangkan
sampel glukosa dan akuades menghasilkan warna kuning. percobaan ini
membuktikan bahwa glukosa dan akuades bukanlah polisakarida dan amilum
termasuk pada polisakarida (Sumardjo, Damin. 2009: 237).
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. merupakan
uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas. Uji
benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton
bebas dalam suasana alkalis biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat
atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan, CuCO3 uji positif ditandai
dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta adanya
endapan. Pada percobaan ini dengan menguji larutan karbohidrat (5 tetes) sampel
ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan reagen benedict serta dipanaskan.
8

Dimana dari ketiga larutan karbohidrat (glukosa, arabinosa, dan akuades)


ditambahkan larutan benedict, larutan karbohidrat yang bereaksi adalah larutan
glukosa dan arabinosa. Dan reaksi yang diberikan oleh kedua larutan karbohidrat
tersebut berupa hasil warna larutan yang berwarna coklat dan terdapat endapan
(Sumardjo, Damin. 2009: 237).
Uji seliwanoff bertujuan membuktikan adanya ketosa (fruktosa). Dasar
teorinya adalah dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan
hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorcinol akan mengalami
kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah oranye. Pereaksi
Seliwanoff dibuat dengan mencampurkan 3,5 mL resorcinol 0,5% dengan 12 mL
HCl pekat, lalu encerkan dengan akuades sampai 35 mL. Pada percobaan uji
saliwanoff dengan menggunakan 10 tetes saliwanoff, Ditambahkan 1 pipet tetes
dari masing-masing larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, sukrosa). Untuk
glukosa tidak mengalami reaksi (warna bening atau warnanya tidak berubah).
Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya gugus keton dapat
dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat yang
memiliki gugus keton, jika karbohidrat yang mengandung gugus keton
direaksikan dengan saliwanoff akan menunjukkan warna merah (kuning +)
sebagai reaksi positifnya (Sumardjo, Damin. 2009: 238).
Pengujian bial dilakukan untuk membuktikan adanya pentosa. Uji Bial
bertujuan membuktikan adanya pentosa. Dasar teori dari uji bial adalah dehidrasi
pentosa oleh HCl pekat menghasilkan furfural dan dengan penambahan orsinol
(3,5-dihidroksi toluena) akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks
berwarna biru. Pereaksi Bial dibuat dengan melarutkan 5,0 gram orsinol dalam
alkohol 95% sampai volume 100 mL. Pemanasan pentosa akan menghasilkan
furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan ion feri. Hasil pemanasan akan
menghasilkan warna biru kehijauan yang menunjukkan adanya gula pentosa.
Untuk sampel mie instan dapat diketahui bahwa terdapat karbohidrat dengan uji
mollisch yang menghasilkan warna ungu dari sebelumnya berwarna kuning. Uji
iod juga menunjukan bahwa terdapat kerbohidrat dengan perubahan warna dari
kuning menjadi ungu yang menandakan terdapat amilum dalam mie instan. Dari
setiap uji terdapat kontrol akuades yang merupakan pembanding dari hasil reaksi
yang telah dilakukan (Sumardjo, Damin. 2009: 239).
9

SIMPULAN
Karbohidrat penting peranannya dalam kehidupan, selain sebagai sumber
tenaga, karbohidrat memiliki fungsi sebagai pusat metabolisme, struktural dan
penyangga. Berdasarkan hasil percobaan, karbohidrat dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat-sifatnya menurut pembagian jenisnya, yaitu monosakarida,
oligosakarida dan polisakarida. Pada pengujian karbohidrat terdapat beberapa
metode yaitu uji mollisch, uji iod, uji benedict, uji sellwanoff, dan uji bial. Antara
larutan karbohidrat satu dengan yang lain memiliki sifat-sifat khusus tersendiri,
missal hanya monosakarida dan beberapa oligosakarida yang dapat mereduksi
gula.
Suatu zat atau larutan yang mengandung karbohidrat dapat ditunjukkan
dengan adanya cincin furfural berwarna ungu bila ditambahkan dengan pereaksi
molisch yang biasa disebut dengan uji mollisch. Suatu zat atau larutan yang
mengandung gula pereduksi dapat ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna
kuning kecoklatan bila ditambahkan dengan pereaksi bial yang biasa disebut
dengan uji bial. Pada mie instan saat melakukan uji mollisch dihasilkan warna
ungu karena mengandung karbohidrat, glukosa pada karbohidrat mengubah warna
kuning menjadi ungu. Pada mie instan dengan uji Iod menghasilkan warna ungu
karena mengandung amilum, sehingga glukosa akan mengubah warna kuning
pada ekstrak mie menjadi ungu.
10

DAFTAR PUSTAKA
Aisya. 2012. Bahaya Makan Mie Instan. (http://forum.kompas.com/food/163871-
bahaya-makan-mie-instan.html). Diakses pada tanggal 4 Juli 2014
Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3561/1/gizi-
halomoan.pdf). Diakses pada tanggal 5 Juli 2014.
Irawan, M. 2007. Karbohidrat. (http://www.pssplab.com/journal/03.pdf). Diakses
pada tanggal 20 Oktober 2013
Nurhayati, Ai. 2010. Karbohidrat.
(http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KE
LUARGA/196710051993022-AI_NURHAYATI/karbohidrat.pdf). Diakses
pada tanggal 5 Juli 2014
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Wahyu, Iwan. 2006. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Bogor: CV Regina
Yayan, Sunarya dan Agus Setiabudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Jakarta: PT Setia Purna Inves

You might also like