You are on page 1of 74

Katalog Dalam Terbitan.

Departemen Kesehatan RI
610.696
Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal
k Bina Pelayanan Medik.
Kebijakan akselerasi pengembangan pelayanan
dok- ter keluarga. — Jakarta : Departemen
Kesehatan
RI, 2009.
I. Judul 1. PHYSICIANS,
FAMILY 2. PRIMARY CARE PHYSICIANS
3 OMA Ona
TIM PENYUSUN :

Dr. Ratna Rosita, MPHM


Dr. H. Guntur Bambang Hamurwono,
SpM Dr. Untung Susenno, M.Kes
Dr. Petrus Maturbongs, MKes
Dr. Elzarita Arbain, M.Kes
Drg Yuliani Mulyaningrum,Mkes
Dr Monika Saraswati Sitepu

Kontributor :
1. Dr. H. Guntur Bambang Hamurwono, SpM
2. Dr. Petrus Maturbongs, MKes
3. Dr. Elzarita Arbain, M.Kes
4. DR Dr R. Hapsoro Habib Rachmat, DPH (Konsultan
CO NAK

Depkes)
Dr. IGP Wiadnyana,MPH (Expert)
Dr. Donald Pardede, MPPM (Depkes)
Dr. Sugito Wonodirekso, MS,PKK
(PDKI) Dr. Gatot Soetono, MPH (IDI)
. Dr Erna Mulati, MSC-CM FM (DEPKES)
10. Dr. Nitra Rifki (FKUI)
11. Dr Mary St Maryam, MHA (DEPKES)
12. Dr Zunilda S Bustami,MS
13. Dr I Made Sudaarsana, MKes (Dinkes Kab Jembrana)
14. Dr Dyah Retnani Basuki, Mkes (Dinkes Kab. Purbalingga)
15. Dr Hanevi Djasri, MARS (FK UGM)
16. Drg Ramadanura, MPHM (Dinkes Prov Sumbar)
17. Dr Monika Saraswati Sitepu (Depkes)

Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga iii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat-Nya buku ini dapat tersusun.
Untuk mencapai pemerataan pelayanan kesehatan
maka organisasi kesehatan sedunia (WHO) dan Organisasi
Dokter Keluarga Sedunia (WONCA) telah menekankan
pentingnya peranan dokter keluarga. Departemen
Kesehatan RI menyambut seruan tersebut dengan
melakukan upaya pengembangan
pelayanan dokter keluarga.Upaya tersebut mulai
dilaksanakan oleh Pusat Jaminan Kesehatan Depkes
tahun 1994 bersama
dengan profesi. Akan tetapi karena pengembangan dokter
keluarga berjalan lambat maka dengan berdirinya Sub
Direktorat Pelayanan Kedokteran Keluarga pada tahun 2002
mulai dilaksanakan upaya akselerasi pengembangan pelayanan
dokter keluarga. Upaya akselerasi ini dirumuskan dalam
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter
Keluarga yang telah disusun bersama-sama dengan istitusi
pendidikan dan profesi.
Disadari bahwa saat ini upaya kesehatan belum
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Untuk itu sistem pelayanan kesehatan
diarahkan agar lebih terstruktur, berjenjang dan
ditingkatkan mutunya melalui penerapan pelayanan dokter
keluarga.
Buku ini disusun untuk mendukung percepatan
terselenggaranya pelayanan kedokteran keluarga dan
memberikan arah bagi pengembangan pelayanan dokter
keluarga Indonesia guna mewujudkan masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat.
Tersusunnya buku ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
menyampaikan
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga V
penghargaan dan ucapan terima kasih atas sumbang saran
yang telah diberikan sehingga pedoman ini dapat
tersusun. Mudah- mudahan buku ini bermanfaat bagi kita
semua dan segala upaya yang telah dilakukan akan dapat
mencapai tujuan kita bersama.

Jakarta, 2007
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik

Farid W. Husain
NIP 130808593

vi Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga


DAFTAR ISI

Kata Pengantar aa sein ganasma oto Baba

DH HD ak aa Td
berawan namne BABI

Pendahuluan..................ooocooo.oooo
A1 Latar Belakang asa
B. TuUjUaN..........ioooooooWo mann
C. Pendekatan........ooooooooooooo.o.co.coo.ooooooo

BAB II Landasan Pembangunan Bidang Kesehatan ......

DN
BAB III Landasan Pengembangan Pelayanan Kedokteran
KUBA anna BAsntamrenan adan

A. Visi dan Misi Departemen Kesehatan dalam


pembangunan bidang kesehatan ..................
B. Grand Design Pengembangan Pelayanan
Kedokteran Keluarga...............WoWo oo 8
YO

Analisa Situasi dan Kecendrungan................ 11


Rencana Program Pengembangan Pelayanan
Dokter Keluarga..................oooooooW 15
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian ... 18
7m

Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan,


Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian ...21
G. Program Penelitian dan Pengembangan .......22

BAB IV Konsep Dasar Pelayanan Dokter Keluarga .......... 23

P3: PEngerUAnnasa 23
B. Prinsip Pelayanan Dokter keluarga................ 24
Cc. Peranan dan Tanggungjawab Dokter
Keluar mma 26
D . Atribut Dokter
Kelyarga....oooooco.o.coco.coo.oo. K
P
D
28

vii
BABV Pelayanan Dokter Keluarga Dalam SKN............. 31

A. Kedudukan dengan SKN, SKK dan Antar


sarana Pelayanan Kesehatan Strata
PertaMa...........oooooWo”WoWo Woo 31
B. Gambaran Dokter Keluarga dalam
Mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010 ........ 32

BABV | PENUtdp esa mas 35

Lampiran
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi kesehatan sedunia (WHO) dan Organisasi
Dokter Keluarga Se-dunia (WONCA) telah menekankan
pentingnya peranan dokter keluarga ini dalam mencapai
pemerataan pelayanan kesehatan. Sebagai salah satu
anggota WHO, Departemen Kesehatan dan institusi
pendidikan serta masyarakat profesional perlu menata
pelayanan kedokteran keluarga dalam suatu struktur
yang tersistem. Untuk mendukung percepatan
terselenggaranya pelayanan kedokteran keluarga dan
pengadaan dokter keluarga, kebijakan
nasional di bidang pelayanan kesehatan merupakan acuan
mutlak agar perubahan ke arah sistem yang lebih
baik berlangsung sinambung.
Saat ini upaya kesehatan, termasuk upaya kesehatan
strata pertama belum terselenggara secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan meskipun sarana
pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah maupun
pelayanan kesehatan swasta berbasis masyarakat
terdapat di semua kecamatan. Begitu pula dengan
sistem rujukan upaya kesehatan perorangan juga
belum dapat berjalan dengan baik. Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, perubahan yang fundamental
harus dilakukan dalam sistem pelayanan kesehatan,
fakultas kedokteran, profesi medik, dan institusi
pendidikan kesehatan lainnya.
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 1
Sistem pelayanan kesehatan perlu diarahkan agar
lebih terstruktur dan berjenjang dan ditingkatkan mutunya
melalui penerapan pelayanan kedokteran keluarga
strata pertama yang dapat menjamin efektivitas,
efisiensi, pemerataan, dan kesinambungan pelayanan
kesehatan. Dokter Keluarga yang mendapat peran utama
dalam pencapaian tingkat tersebut
harus memiliki kompetensi yang memadai dalam
pelayanan individu dan mampu mengintegrasikan
pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan
komunitas.
Pembiayaan pelayanan kesehatan harus dikaitkan
dengan peningkatan akses terhadap kebutuhan
dan prioritas pelayanan kesehatan.
Investasi perlu disediakan untuk menjamin
ketersediaan infrastruktur pada pelayanan
kedokteran keluarga di strata pertama (sumberdaya
manusia, sarana/ prasarana, peralatan, prosedur
pelayanan,uraian tugas) yang memenuhi standar.
Praktik dokter keluarga harus senantiasa ditingkatkan
mutunya melalui sertifikasi, registrasi, lisensi ,
pendidikan, dan pelatihan yang sinambung, serta
pemantauan terhadap
kinerja dokter dalam menyelenggarakan prakteknya.
Sejalan dengan UU Praktek Kedokteran maka
pengadaan dokter keluarga harus dikaitkan langsung
dengan upaya registrasi yang berada di bawah
tanggung jawab Konsil Kedokteran Indonesia.
Sementara itu, tuntutan global mengharuskan
fakultaskedokteran diseluruh
duniamulaimempertimbangkan perannya dalam
pembangunan kesehatan dan
menjalin kemitraan dengan institusi dan kelompok
lain di sektor kesehatan dan sosial. Mereka dituntut
untuk menghasilkan dokter yang menjalankan 5 fungsi
dasar (“5 star doctor”) yang pada dasarnya adalah
fungsi dokter keluarga.
Sesuai dengan semangat desentralisasi maka
fungsi Departemen Kesehatan adalah menetapkan
regulasi sedang fungsi daerah adalah melaksanakan
pelayanan dokter

2
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
keluarga sesuai regulasi yaitu kebijakan,standar,
pedoman dan indikator nasional yang telah
disepakati bersama.

- Tujuan
Memberikan arah bagi pengembangan Pelayanan
dokter Keluarga Indonesia guna Mewujudkan
Indonesia Sehat 2010 dan Millenium Development
Goal.

Pendekatan
Acuan pengembangan pelayanan dokter keluarga ini
didasarkan pada pemikiran Dokter Keluarga oleh
Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Dirjen Bina
Yanmed, Rencana Akselerasi Pengembangan Pelayanan
Dokter Keluarga Indonesia (Rancangan Awal, 6
Nopember 2001) oleh Komisi A, Badan Pekerja Dokter
Keluarga Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia dan
bahan-bahan lain yang terkait dari
Departemen Kesehatan R.I, Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia (PDKI), Organisasi Kesehatan Sedunia
(WHO), Organisasi Dokter Keluarga Sedunia
(WONCA).
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 3
BABII
LANDASAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
DASAR -DASAR, VISI, MISI DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN KESEHATAN

Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju


Indonesia Sehat 2010, telah ditetapkan Dasar-dasar
Pembangunan Kesehatan sebagai berikut :
1) Perikemanusian
2) Pemberdayaan dan Kemandirian
3) Adil dan Merata
4) Pengutamaan dan Manfaat

Visi pembangunan kesehatan adalah Indonesia Sehat


2010, yaitu masyarakat, bangsa dan negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan
dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi — tingginya diseluruh
wilayah Republik Indonesia.

Untuk dapat Mewujudkan Indonesia Sehat 2010, telah


ditetapkan
4 (empat) misi pembangunan kesehatan, yaitu :
(1). Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan.
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 5
(2). Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
(3).Memelihara dan Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau.
(4). Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Selanjutnya dalam melaksanakan misi pembangunan


kesehatan tersebut, telah ditetapkan juga Strategi
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat
2010, yaitu :
1). Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan,
2). Profesionalisme,
3). Desentralisasi dan
4). Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
6 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
BAB IIIBN

LANDASAN PENGEMBANGAN PELAYANAN


KEDOKTERAN KELUARGA

A. Visi Dan Misi Departemen Kesehatan Dalam


Pembangunan Bidang Kesehatan

1. Visi:
Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat

2. Values :
a. Keberpihakan pada

rakyat Bertindak cepat


dan tepat Kerjasama
tim
Integritas yang tinggi
Transparan & akuntabel
po

3. Misi:
Membuat Rakyat Sehat

4. Grand Strategi :
a. Menggerakkan & memberdayakan masyarakat
untuk hidup sehat
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga FA
b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas
c. Meningkatkan sistem surveilance, monitoring
dan informasi kesehatan
d. Meningkatkan pembiayaan Kesehatan

Mengacu pada Visi, Value, Misi serta Grand Strategi


Departemen Kesehatan dalam pembangunan Bidang
Kesehatan khususnya dibidang Pengembangan
Pelayanan Kedokteran Keluarga di Indonesia,
perlu disusun suatu grand design pengembangan
pelayanan kedokteran keluarga.

B. Grand Design Pengembangan Pelayanan Kedokteran


Keluarga

1. Tujuan Umum : meningkatkan derajat kesehatan


dan kualitas hidup setiap individu dalam keluarga
Indonesia.

2. Tujuan Khusus :

a. Jangka Pendek
1) Menetapkan KebijakanNasionalPengembangan
Pelayanan Kedokteran Keluarga sebagai
landasan untuk pengembangannya ke
seluruh wilayah Indonesia.
2) Mewujudkan prototipe pelayanan kedokteran
keluarga.
8 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
3) Menyusun komponen kesisteman yang
dibutuhkan untuk mendukung
penyelenggaraan
pelayanan kedokteran keluarga.
4) Mereplikasi prototipe pelayanan kedokteran
keluarga.

b. Jangka Panjang
1) Masyarakat mempunyai akses yang mudah
terhadap pelayanan kedokteran keluarga.

2) Menyelenggarakan pendidikan kedokteran


dengan kurikulum berbasis pendekatan
kedokteran keluarga

3. Target : Pada tahun 2010 setiap individu dalam


keluarga Indonesia mempunyai seorang dokter
keluarga sebagai mitra dalam pemeliharaan dan
peningkatan kesehatannya

4, Sasaran :

Untuk Mewujudkan Indonesia Sehat 2010,


diperlukan pelayanan dokterkeluarga1
dokterkeluarga berbanding 2500 penduduk/500 KK

5. Upaya-upaya :
a. Membangunsistem pelayanan kesehatan
berjenjang dengan dokter keluarga sebagai
pelaku di tingkat primer
Memberikan pemahaman kepada masyarakat
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 9
tentang pelayanan dokter keluarga agar dapat
ditanamkan paradigma sehat pada seluruh
rakyat Indonesia
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyeluruh, terpadu, dan bermutu bagi
semua individu dalam keluarga sebagi unit
terkecil dalam masyarakat
d. Mengakselerasi pelayanan dokter keluarga di
seluruh Indonesia

Strategi Pencapaian Tujuan :


a. Mengembangkan kebijakan teknis, pedoman,
standar, prosedur, indikator pengembangan
pelayanan dokter keluarga, termasuk sistem
pembiayaan.
b. Mendorong pemberdayaan masyarakat secara
luas
Cc. Mengembangkan dokter keluarga sebagai
pelaku utama dalam sistem pelayanan
kedokteran tingkat primer di Indonesia
d. Mengadakan penelitian dan pengembangan
untuk menetapkan langkah yang setepat-
tepatnya baik untuk jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang
Strategi ini dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan
bekerjasama dengan organisasi profesi dan organisasi
masyarakat lain yang terkait serta sesuai dengan
fungsi masing-masing.

10 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga


C. Analisa Situasi Dan Kecenderungan
Analisa Situasi dan Kecenderungan yang berkaitan
dengan pelayanan kedokteran keluarga, secara
ringkas adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan
a. Pelaksanaan Undang-Undang Praktek Kedokteran
No. 29 Thn 2004 adalah upaya untuk
memperbaiki kualitas pelayanan dasar dan
kualitas dokter praktek umum di Indonesia.
Pada SKN 2004 telah digariskan bahwa upaya
kesehatan perorangan strata pertama memakai
konsep dokter keluarga.
Pendekatan Pelayanan Kedokteran Keluargadi
masa depan, merupakan hasil akhir fakultas
kedokteran sebelum menjalankan prakteknya
dimasyarakat.
Pendidikan dokter saat ini sedang
mengalami transisi untuk mengupayakan
pelayanan kesehatan yang lebih bertanggung
jawab dan profesional.
Pelaksanaan Undang-Undang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) No. 40 Thn 2004 yang
salah satunya adalah jaminan kesehatan akan
menjadi payung perlindungan sosial setiap
rakyat, khususnya akses terhadap pelayanan
kesehatan yang terstruktur dan berjenjang.

2. Masalah
a. Penjenjangan pelayanan kesehatan dan
sistem pembiayaan kesehatan belum tertata
baik untuk berkembangnya pelayanan dokter
keluarga
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga1 1
Mutu upaya kesehatan perorangan strata
pertama sangat beragam dan belum merata.
Fokus pelayanan kesehatan strata pertama
belum sepenuhnya berorientasi pada kebutuhan
klien (client — driven), masih berorientasi
pada provider
— dIriven.
Standar perizinan dan akreditasi belum
menjadi bagian dari pembinaan dan penilaian
kinerja institusi pelayanan medik dasar.
Sepuluh tahun mendatang dibutuhkan cukup
banyak dokter di tingkat primer. Masih perlu
dipertanyakan apakah proporsi tenaga
kesehatan sekarang ini dan 10 tahun
mendatang sudah mencerminkan penjenjangan
pelayanan kesehatan
Sistem pencatatan dan pelaporan antara
pelayanan primer dan rujukan masih menggunakan
klasifikasi berbeda (ICD 9 dan ICD 10).
Sumber daya tenaga kependidikan yang ada
tidak sesuai dengan kebutuhan pengadaan
dokter keluarga
Kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
asuransi masih rendah dan masyarakat belum
bisa menyisihkan uang untuk membeli resiko
yang tidak pasti karena penghasilan penduduk
rendah.

3. Peluang
a. Pembangunan Kesehatan Menuju Indoneia
Sehat 2010 merupakan momentum yang tepat
dalam pengembangan pelayanan kedokteran
keluarga dan pengembangan dokter keluarga
serta tenaga lain yang terkait.
12 Kebijakan Akseterasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
Ketidaksiapan Departemen Kesehatan mengambil
peran dalam masa transisi ini. Departemen
Kesehatan perlu membangun koordinasi yang
efektif dengan institusi pendidikan dan ikatan
profesi untuk menata pelayanan dan akselerasi
penyediaan dokter keluarga.
5. Isu Strategis
a) Standar profesi (standar perilaku, standar
kompetensi, standar kinerja dan standar
pelayanan) untuk dokter keluarga belum
disepakati secara
luas.
b) Penjenjangan pelayanan kesehatan/kedokteran
(sistem rujukan) belum berjalan baik antara
lain karena belum diterapkannya standar
profesi secara
baik dan benar.
Sistem pembiayaan kesehatan, khususnya sistim
kapitasi dan insentif dokter keluarga, belum
memenuhi azas berkeadilan bagi pemberi
pelayanan kesehatan.

d) Sinergisme diantara para pelaku dalam


pelayanan dokter keluarga dan
berbagai pihak dalam
pengembangan pelayanan dokter keluarga
umumnya belum optimal.
Belum adanya standar sertifikasi dokter
keluarga membuat belum jelasnya masalah
perizinan bagi pelayanan DK.
Penetapan standar klinik atau standar praktek
dokter keluarga yang berbasis rumah sakit dan
komunitas penting sebagai ajang latihan dan
pendidikan calon dokter keluarga.
14 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
9g) Penetapan perangkat regulasi praktek dokter
keluarga (perizinan dan akreditasi) perlu
segera dibakukan untuk akselerasi
pengembangan pelayanan dokter
keluarga.

D. Rencana Program Pengembangan Pelayanan Dokter


Keluarga
Berdasarkan pada Analisa Situasi dan Kecenderungan
serta strategi tersebut diatas, maka perlu
dilaksanakan berbagai program yang secara garis
besar meliputi :

1. Program pengembangan perangkat kebijakan dan


pembinaan teknis
a. Pengembangan kebijakan teknis pelayanan
dokter keluarga, termasuk penyusunan peraturan
perundangan.
Diharapkan berbagai stakeholders terkait
mengembangkan bersama proyek percontohan.
Peraturan perundangan dikembangkan sampai
di tingkat petunjuk teknisnya dengan tujuan
tercapainya misi pengembangan pelayanan
dokter
keluarga. Peraturan perundangan ini
hendaknya memungkinkan profesi, masyarakat
dan pemerintah (Departemen Kesehatan dan
BUMN) menjalankan fungsi pengawasan di
sektornya masing - masing.

Penyusunan perangkat pembinaan berupa


berbagai standar, pedoman, indikator
nasional untuk pelayanan dokter keluarga dan
sistem pembiayaan.
Standar, pedoman, instrumen monitoring dan

Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga1 5


evaluasi pelayanan dokter keluarga disusun
oleh berbagai stakeholdersdengan
mengacu pada
paradigmasehat(mengutamakanpelayananpromotif
dan preventif) dan prinsip pelayanankesehatan
berjenjang dengan praktek dokter keluarga
sebagai komponen dalam pelayanan tingkat
pertama.
Penyusunan standar, pedoman, dan instrumen
monitoring dan evaluasi ini perlu
diujicobakan melalui proyek percontohan
sebelum direplikasi ke seluruh Indonesia.

c. Pengembangan sistim informasi.


Pengembangan sistim informasi diarahkan untuk
memungkinkan (1). terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang bertanggungjawab, (2).
mengalirnya arus informasi kesehatan dari unit
terdepan ke pusat dan sebaliknya, (3).
diperolehnya data kesehatan yang akurat, (4).
terselenggaranya pengendalian mutu dan (5)
berlangsungnya pembinaan jarak jauh.

Program Pemberdayaan Masyarakat dan Swasta


Program ini ditujukan untuk meningkatkan peran
masyarakat, baik masyarakat profesi maupun
masyarakat umum serta pemberdayaan swasta
untuk turut mengambil bagian dalam
penyelenggaraan pelayanan dokter keluarga.
Program pengembangan secara garis besar
adalah :
a. Peningkatan peran profesi meliputi
penyediaan standar profesi untuk menjamin
mutu pelayanan, pembinaandanpengawasan
profesi, pengembangan
16 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
ilmu pengetahuan dan sosialisasi praktek dokter
keluarga.
Peningkatan peran serta masyarakat melalui :-
1) Penyuluhan bagi individu, keluarga dan
masyarakat.
2) Penyuluhan bagi organisasi kemasyarakatan
3) Penyuluhan bagi aparatur pemerintah
Peningkatan peran serta swasta melalui
penyediaan modal dan sarana prasarana, pasar
dan enterpreneurship dalam pengembangan
praktek dokter keluarga

3. Program Pengembangan Dokter Keluarga


Program Pengembangan dokter keluarga secara
garis besar meliputi :
a. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan dokter
keluarga dengan ratio dokter keluarga
dengan populasi yang dilayani adalah 1
dibanding 2500 penduduk (Indikator
Indonesia Sehat 2010)
Pendayagunaan dokter keluarga diarahkan
untuk mengatasi permasalahan kesehatan
masyarakat dengan mempertimbangakan
pemerataan, peningkatan mutu berkelanjutan,
peningkatan karier dan pembinaan dan
penilaian.
Pendidikan dan Pelatihan Dokter Keluarga meliputi:
1) Peningkatan metodologi dan teknologi diklat
melalui konversi dokter praktek umum untuk
jangka pendek dan melalui Continuing
Professional Development untuk jangka
panjang.
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 17
2) Peningkatan Sumber Daya diklat meliputi
pengajar ( TOT ), penyelenggara,
pembiayaan serta sarana dan prasarana
yang memenuhi standar dan terakreditasi.

E. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian

1. Sejalan dengan Sistim Kesehatan Nasional


pengawasan dan pertanggung jawaban pembangunan
Kesehatan dilaksanakan dengan mengacu pada
pedoman, standar dan indikator nasional.
a. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
pelayanan dokter keluarga dilakukan melalui
akuntabilitas penerapan kebijakan teknis,
program dan pemenuhan terhadap pedoman,
standar perizinan,
standar akreditasi, standar pelayanan, pencapaian
indikator nasional pelayanan dokter keluarga .
b. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
pengembangan dokter keluarga dilaksanakan
melalui penilaian kompetensi secara berkala
(sertifikasi/resertifikasi), registrasi, lisensi dan
relisensi dokter keluarga.
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
perencanaan, pendayagunaan dan diklat
dokter keluarga dilaksanakan dengan mengacu
pada indikator nasional

Indikator Nasional
Untuk mengetahui keberhasilan pengembangan
pelayanan dokter keluarga dan pengembangan
profesi dokter keluarga maka perlu adanya
indikator nasional.
18 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
Hasil Antara
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan :

(1) Rata-rata kunjungan pasien ke klinik


dokter keluarga
(2) Ratio kunjungan baru dengan total
kunjungan ke klinik dokter keluarga
(3) Persentase pasien yang dirujuk oleh klinik dokter
keluarga
4)
dokter
Persentase pasien yang kembali
keluarga
ke dirujuk
klinik

Proses dan Masukan

1) Pelayanan Kesehatan :

a) Waktu tunggu dilayani oleh dokter


keluarga

b) Persentase pasien dengan Jaminan


Pemeliharaan Kesehatan yang oleh
dokter dilayani
keluarga
Rata-rata kunjungan rumah yang
dilakukan
tim dokter

d) Persentase keluarga miskin yang memiliki


Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan
mendapat kesehatan dokter
pelayanan

2) Sumber Daya Kesehatan :


a) Rasio dokter keluarga per penduduk di
suatu wilayah
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga1 9
b) Rasio tim klinik dokter keluarga
(perawat,bidan,dr gigi) dengan penduduk
yang dilayani di suatu wilayah

3) Manajemen Kesehatan :
a) Ketersediaaan unit kerja yang memproses
izin dokter keluarga dan izin klinik
dokter keluarga di Dinkes Kab/Kota
Persentase dokter keluarga yang memiliki
izin praktek/lokasi
Persentase klinik dokter keluarga yang
memiliki izin
Persentase klinik dokter keluarga yang
terakreditasi
Angka ketidaklengkapan pengisian
catatan medik
Ketersediaanpenjadwalanpenyelenggaraan
program akselerasi dokter praktek umum
menjadi dokter keluarga & CPD bagi
dokter keluarga

9) Ketersediaan institusi penyelenggara


program akselerasi yang telah
terakreditasi

h) Ketersediaan standar profesi (standar


kompetensi, standar perilaku,standar
praktek, standar manajemen klinik/non
klinik dan standar pelayanan) dokter
keluarga oleh PDKI

20 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga


F. Langkah-langkah dalam pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian dan penilaian meliputi :
1: Untuk keberhasilan pengembangan pelayanan dokter
keluarga dengan prinsip desentralisasi dan
otonomi daerah, fungsi Departemen Kesehatan adalah
melakukan asistensi, advokasi dan fasilitasi
penerapan kebijakan dan program, pedoman, standard
dan indikator nasional pelayanan dokter keluarga
terhadap daerah (Propinsi dan Kabupaten/Kota)

Dinas Kesehatan Propinsi berfungsi merumuskan


kebijakan teknis,pembinaan dan bantuan teknis
pelayanan dokter keluargasesuai kebijakan dan
program, standar, pedoman Departemen Kesehatan
serta wajib
membuat dan mengirimkan laporan pelaksanaan dan
hasil pengembangan pelayanan dokter keluarga
kepada Departemen Kesehatan

3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berfungsi:


a. Merumuskan kebijakan, pemberian izin dan
pelaksanaan pelayanan dokter keluarga sesuai
dengan kewenangan desentralisasi
b. Wajib membuat dan mengirimkan pelaksanaan
dan hasil pengembangan pelayanan dokter
keluarga kepada Departemen Kesehatan dan
Dinas Kesehatan Propinsi
4. Perhimpunan Profesi Dokter keluarga berfungsi :
a. Melakukan advokasi dan fasilitasi penerapan
standar profesi yang diterapkan terhadap semua
anggotanya baik di propinsi maupun
kabupaten kota
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga21
b. Secara teratur menyelenggarakan pendidikan
berkelanjutan terhadap anggotanya

Penyebarluasan indikator, standar atau


Pedoman dan peraturan perundangan yang berlaku
ke seluruh organisasi kesehatan,baik
pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta
Pelaksanaan pengawasan yang berupa evaluasi,
yaitu membandingkan dan menilai hasil yang dicapai
terhadap indikator, standar maupun peraturan
perundangan yang berlaku
Pelaksanaan tindak lanjut berupa tindakan
koreksi, baik yang bersifat bimbingan teknis,
maupun fasilitasi yaitu penyesuaian kembali
kegiatan terhadap rencana maupun peraturan
perundangan yang berlaku

G. Program Penelitian Dan Pengembangan

Program ini meliputi :


Pelaksanaan dan pembiayaan pelayanan dokter
keluarga
Sistim manajemen, termasuk manajemen informasi
Sistim pengawasan, pengendalian dan evaluasi
Dokter Keluarga
2 terasi P' banggan Pel
y
BABIV
KONSEP DASAR
PELAYANAN DOKTER
KELUARGA

A. Pengertian
Upaya Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya secara terpadu dan saling dukung
untuk
menjamin tercapainya derajat kesehatan yang
setinggi- tingginya. Ada dua bentuk upaya
kesehatan, yaitu upaya kesehatan masyarakat (UKM)
dan upaya kesehatan perorangan (UKP).
Pemberi layanan (care provider) adalah individu
profesi yang menjalankan peranannya dalam memberikan
layanan kesehatan.
Kedokteran keluarga adalah suatu pokok ilmu (body
of knowledge) yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu kedokteran (terutama ilmu
penyakit dalam, kesehatan anak, kebidanan dan
kandungan, bedah, kesehatan jiwa) dan
diperkaya oleh ilmu perilaku dan ilmu biologi
sehinggga membentuk suatu kesatuan yang terpadu untuk
mempersiapkan setiap dokter menjalankan peranan
yang unik dalam menyelenggarakan pelayanan
kedokteran (tata laksana pasien/klien) yang disebut
sebagai pelayanan dokter keluarga
Dokter keluarga adalah dokter yang menjalankan
upaya dalam bidang kedokteran maupun kesehatan,
memiliki pengetahuan serta ketrampilan melalui
pendidikan khusus
di bidang kedokteran keluarga dan mempunyai
wewenang untuk menjalankan praktik dokter keluarga.

Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 23


Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan dokter keluarga sebagai UKP strata pertama
merupakan pelayanan yang mengacu pada kepentingan
status kesehatan yang setinggi-tingginya dari pengguna jasa
dengan konteks keluarga. Untuk itu dokter keluarga
selaku pemberi pelayanan dituntut untuk memenuhi
beberapa prinsip pelayanan yang merupakan landasan
berpikir dan bertindak. Prinsip pelayanan yang
dimaksud diuraikan di bawah ini.

1. Dokter kontak pertama (first contact)


DK adalah pemberi layanan kesehatan (provider)
yang pertama kali ditemui oleh pasien/klien
dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya. Pada
kenyataannya 90 masalah kesehatan yang umum
terdapat di masyarakat dapat ditangani di
tingkat pelayanan strata pertama, oleh karena itu
dengan dokter keluarga sebagai kontak pertama,
rujukan ke strata kedua dan ketiga hanya dilakukan
pada pasien yang benar-benar membutuhkan.
Dengan demikian penyelenggaraan pelayanan menjadi
lebih cost efektif.

2. Layanan bersifat pribadi (personal care)


DK memberikan layanan yang bersifat pribadi
dengan mempertimbangkan pasien/klien sebagai
bagian dari keluarga. Adanya hubungan baik dengan
pasien dan seluruh keluarga memberi peluang
kepada seorang DK untuk memahami masalah
pasien secara lebih luas. Dengan demikian
keputusan medisnya dibuat tidak hanya dari aspek
medis tetapi juga dengan mempertimbangkan
aspek sosial, budaya dan ekonomi si pasien
dan keluarga.
24 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
3. Pelayanan paripurna (comprehensive)
DKmemberikanpelayananmenyeluruhyangmemadukan
promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek fisik,
psikologis, dan sosial-budaya sesuai dengan
kebutuhan pasien/klien. Namun, dalam memberikan
layanannya DK berangkat dari paradigma sehat
dengan mengutamakan upaya
promotif dan preventif.

Pelayanan bersinambung (continuous care)


Pelayanan DK berpusat pada orangnya (patient-
centered) bukan pada penyakitnya (diseases-
centered). Prinsip ini melandasi hubungan jangka
panjang antara
DK dan pasiennya dengan layanan kesehatan yang
sinambung dalam beberapa tahap kehidupan
pasien. Dengan demikian layanannya tidak
terbatas pada satu episode penyakit.

Mengutamakan pencegahan (prevention first)


Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya
pencegahan oleh DK dilaksanakan sedini mungkin
sehingga yang sehat dipertahankan sehat dan yang
sakit dicegah agar tidak menjadi lebih parah dan
segera kembali produktif. Prinsip ini antara lain
dilaksanakan melalui penilaian faktor risiko,
program imunisasi, konseling, dan monitoring
kesehatan pasien/klien.

6. Koordinasi
Dalam upaya mengatasi masalah pasiennya dokter
keluarga perlu berkonsultasi dengan disiplin lain, merujuk
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 25
ke spesialis atau rumah sakit, dan memberi
informasi yang sejelas-jelasnya kepada pasien.
Karena itu DK bertindak sebagai koordinator yang
mengurusi segala hal yang berkaitan dengan
kesehatan pasien.

7. Kolaborasi

Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada di


luar kompetensinya, DK bekerja sama dan
mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada pihak
lain yang memiliki
kompetensi sesuai dengan kebutuhan medis pasien.
Dalam hal ini ia perlu berpartisipasi aktif sebagai
anggota tim yang terdiri dari berbagai disiplin.

8. Family oriented
Dalam mengatasi masalah pasiennya, DK
mempertimbangkan konteks keluarga, dampak
kondisi si pasien terhadap keluarga dan
sebaliknya tanpa mengesampingkan pengaruh
lingkungan sosial dan budaya tempat pasien
tinggal dan bekerja.

9. Community oriented
DK dalam mengatasi masalah pasien haruslah
tetap memperhatikan dampak kondisi pasien
terhadap komunitas dan sebaliknya.

Cc. 26
Perana Dalam pelayanan kedokteran seperti yang diuraikan di
n Dan atas, seorang dokter keluarga dituntut untuk
Tanggu menjalankan fungsinya sebagai seorang “The Five-star
ng Doctor” yang memperlihatkan lima peranan di bawah
Jawab ini:
Dokter
Keluar
ga
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
Pemberi layanan (Care provider)
Sebagai pemberi layanan, dokter keluarga
mempertimbangkan kebutuhan pasien secara total
(fisik, mental, dan sosial) baik sebagai individu
maupun
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keluarga
dan komunitasnya. Seorang dokter keluarga
memberikan pelayanan dengan komitmen yang
kuatterhadap mutu. Karena pelayanannya bersifat
pribadi (personal) maka ia memandang pasien dan
keluarganya sebagai mitra
dalam upayanya memelihara kesehatan pasiennya.

Pengambil keputusan (Decision maker)


Dokter dalam sistem pelayanandokter keluarga ini
bertindak sebagai mitra bagi pasiennya dalam
mengambil keputusan medis dengan memilih dan
menggunakan teknologi kedokteran dan
kesehatan yang tepat secara rasional, beretika, dan
sadar biaya. Dengan demikian sumberdaya
pasien dan komunitas yang dilayaninya
dapat dimanfaatkan bagi sebesar-besar manfaat
individu dan komunitasnya.

Komunikator (Communicator)
Untuk dapat menjalankan kelima perannya dalam
sistem pelayanan dokter keluarga seorang
dokter dituntut mampu berkomunikasi penuh empati
karena hanya degan caraitu ia dapat
memberdayakan individu maupun kelompok untuk
meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui
perilaku hidup sehat. Seorang dokter keluarga
harus dapat menyampaikan pesan
kesehatan dengan keteladanan dan penjelasan yang
rasional.
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga27
4. Pemimpin kelompok (Community leader)
Dokter keluarga merupakan orang yang
memperoleh kepercayaan dari masyarakat di
wilayah kerjanya sehingga ia harus mampu
menggalang peran serta masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan.

5. Manajer
Sebagai koordinator dalam pemeliharaan kesehatan bagi
pasien dan keluarganya, dokter keluarga seyogianya
dapat bekerja sama secara harmonis dengan setiap
individu dan institusi, baik di dalam maupun di luar
sistem pelayanan kesehatan.

D. Atribut Dokter Keluarga


Untuk menjalankan peranannya, dibutuhkan dokter yang
memiliki ciri tertentu." Kelima ciri (atribut) yang
melekat pada seorang dokter keluarga ini perlu dipahami
dan dihayati agar pelayanan strata pertama dapat
berlangsung manusiawi.

1. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang


dinamika seorang manusia seutuhnya.
Dengan pemahaman demikian seorang DK akan
selalu mempertimbangkan semua hal yang
mempengaruhi kesehatan seseorang sehingga
layanannya bersifat terpadu dan inklusif, yaitu
melibatkan keluarga dan masyarakat dalam upaya
pencegahan dan penanganan masalah
kesehatannya

IL
28 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
Memiliki pengaruh kuat pada kehidupan pasien.
Seorang DK terlibat dalam kehidupan kliennya
mulai sejak kelahiran sampai ke kematiannya
untuk memberikan pengaruh baik dalam kehidupan
sang klien
agar terbentuk perilaku yang mendukung untuk
hidup sehat

Mampu untuk memberikan layanan kesehatan yang


manusiawi.
Melalui kemitraan sejati yang dikembangkan
bersama kliennya seorang dokter keluarga
membangun kemampuan komunikasi efektif
dengan pasiennya sehingga ia mampu
menjelaskan masalah medis yang rumit secara
sederhana.

Mampu menguasai kerumitan masalah kesehatan.


Seorangdokterkeluargasadarbetul dengan ketaktentuan
(uncertainty) dan kerumitan (complexity) masalah
kesehatan, dan terlatih untuk memanfaatkan segala
sumber daya untuk kepentingan kesehatan kliennya.

Selalu membuka hubungan multidimensi.


Seorang dokter keluarga tidak hanya dapat
ditemui tetapi dapat dihubungi setiap saat dengan
cara apapun oleh pasien serta keluarga dan
temannya. Ia senantiasa menyediakan diri untuk
berkomunikasi dengan siapapun yang terlibat
dalam asuhan medisnya.
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga29
BA

el
PELAYANAN DOKTER KELUARGA DALAM
SISTIM KESEHATAN NASIONAL

A. Kedudukan Pelayanan Dokter Keluarga Menurut


Keterkaitannya Dengan Sistim Kesehatan Nasional,
Sistim Kesehatan Kabupaten/Kota Dan Antar
Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

1. Sistim Kesehatan Nasional


Kedudukan Praktik Dokter Keluarga dalam
Sistim Kesehatan Nasional adalah sebagai institusi
pelayanan kesehatan yang berada ditingkat primer
dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Institusi ini bersifat Upaya
Kesehatan Perorangan yang menyelenggarakan
pelayanan kedokteran keluarga paripurna kepada
masyarakat diwilayah kerjanya.

2. Sistim Kesehatan Kabupaten/Kota


Kedudukan praktik dokter keluarga dalam sistim
Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai
unit pelaksana teknis yang bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
tingkat
primer dibawah binaan organisasi profesi dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Praktik Dokter
Keluarga ini dapat diselenggarakan melalui praktek
mandiri oleh masyarakat, swasta maupun oleh
pemerintah melalui puskesmas di daerah terpencil.
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 31
3. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Kedudukan Praktik dokter keluarga antar sarana
pelayanan Kesehatan strata pertama adalah
sebagai mitra dalam memelihara dan meningkatkan
produktivitas dan kualitas hidup masyarakat.

B. Gambaran Dokter Keluarga (Dk) Dalam Mewujudkan Visi


Indonesia Sehat 2010
4, DK berperan sebagai ujung tombak dalam
sistim pelayanan kesehatan nasional yang
berhadapan langsung dengan masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat pertama
DK ikut dalam program pemerintah dan berperan
pada pelayanan tingkat primer dan rujukan
terutama dalam upaya penurunan angka kematian
ibu dan anak serta peningkatan derajat
kesehatan masyarakat
DK memiliki kemampuan dan karakter“ Five Star
Doctor “ yaitu : care provider, decision maker,
communicator, community leader dan manager
DK secara teratur mengikuti program CME/CPD
melalui jurnal, website, seminar dan pelatihan
yang diselenggarakan oleh profesinya
DK dapat menerima pembayaran secara kapitasi
dari pasien yang sudah menjadi peserta (kapitasi
perbulan per peserta) atau fee for service
DK bekerja dalam tim dan dapat bergabung dengan
beberapa dokter keluarga untuk membangun
klinik dokter keluarga yang memberikan
layanan dengan pendekatan kedokteran keluarga
serta dikelola berdasarkan prinsip manajemen
yang mantap. Klinik
32 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
ini harus memenuhi standar perizinan dan
menjadi bagian dari jejaring pelayanan rujukan.
DK dapat menjalankan profesinya di rumah sakit
yang menerapkan prinsip dokter keluarga dengan
berperan sebagai triage
DKdiberi wewenang untuk merawat pasiennya di rumah
sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku
DK mendapat penghargaan (recognition) dari
profesinya atas jerih payahnya dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terbaik
dengan biaya terjangkau bagi pasiennya dan atas
usahanya memajukan profesi dokter keluarga
10. Klinik DK mengikuti akreditasi yang menjadi
syarat menentukan kualitas pelayanan.
BABVI
PENUTUP
Dipandang penting bahwa pengabdian dokter keluarga ini dapat
memberikan sumbangan yang berharga dalam rangka reformasi
yang mendasar dan terarah dalam pembangunan kesehatan
secara nasional dewasa ini .
Dorongan dan pengaturan pemerintah perlu untuk
meningkatkan penyelenggarakan pelayanan kedokteran
keluarga yang bermutu secara merata dan efisien.
Demikian pula kerjasama dengan berbagai organisasi
masyarakat yang terkait sangat penting dalam proses
akselerasi ini.

Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 35


LAMPIRAN

FORMULA INDIKATOR

1. Hasil Antara
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
(1) Rata-rata kunjungan pasien ke klinik DK

(2) Ratio kunjungan baru Jlh kunjungan baru keklinik DK di suatu wilayah
dgn total kunjungan -
ke klinik DK Jlh kunjungan ke klinik DK di wilayah dan pada tahun yang
sama

(3) Persentase pasien Jih pasien yang dirujuk olh klinik DK disuatu wilayah pada
yangdirujuk oleh kurun waktu tertentu
klinik DK z X 10076

Totaljih pasien di klinik DK yang adadi wilayah &


pada tahun yang sama

(4) Persetase pasien Jlh pasien yang dirujuk kembali ke klinik DK di


suatu
yang dirujuk kembali wilayah X 100”
ke klinik DK z
Jih pasien yangdirujuk oleh klinik DK di wilayah &
pada
tahun yang sama

Proses dan Masukan


Pelayanan Kesehatan

(1) Waktu tunggu untuk dilayani di klinik DK

(2) Persentasepasien Jlh pasien dengan JPK yang dilayani klinik Dokter Keluarga
dengan JPK yang di suatu wilayah
dilayani klinik Jih pasien yang dilayani
DK klinik DK di
wilayah dan
pada X10074
tahun
yang
sama

Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga37


(3) Rata-rata kunjungan Jlh kunjungan rumah yangdilakukan tim klinik DK di suatu
wilayah rumah yang dilakukan - tim klinik DK Jlh
kunjungan pasienke klinik DKdi wilayah & pada tahun
yang sama

(4) Persentase keluarga Jlh keluarga miskin dgn JPK yang mendapat
pelayanan miskin yang memiliki kesehatan di klilnik DK di
suatu wilayah
JPK & mendapat” - X10096
pelayanan kesehatan Total jlh keluarga miskin yang mendapat pelayanan
diklinik DK kesehatan di klinik DK diwilayah & pada tahun yang sama

b. Sumber Daya Kesehatan

(1) Ratio dokter keluarga Jumlah DK yang memberikan pelayanan


kesehatan per penduduk di suatu - X100”4
wilayah Jumlah penduduk di wilayah dan pada
tahun yang sama

(2) Ratio tim klinik DK Jlh tim klinik DK (perawat,bidan,drg) di suatu


wilayah
(perawat,bidan,drg) -
dengan penduduk yang Jlh penduduk di wilayah dan pada tahun
yang sama
dilayani di suatu wilayah

Cc. Manajemen Kesehatan

(1) Ketersediaan unit kerja yang memproses izin dokter keluarga danizin
klinik dokter keluarga di Dinkes Kab/Kota

(2) Persentase DK yang Jlh dokter keluarga yang memiliki izin praktek DK di suatu
memiliki izin praktek wilayah
dokter keluarga s X 10074
Jih dokter keluarga yang memberikan pelayanan
kedokteran keluarga di wilayah dan pada
tahun yang sama
38 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga

(3) Persentase klinik DK” Jlh klinik DK yang memiliki izin di suatu wilayah X 1007
tertentu
yang memilikiizin -
Jih klinik DK yang ada di wilayah & pada tahun
yang sama
4 X100Y5
Persentase Klinik DK” Jlh klinik DK yangterakreditasi di suatu wilayah
tertentu yang terakreditasi -
Jlh klinik DK yang adadi wilayah & pada tahun yang
sama
(5)
Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medik

(6) Ketersediaan penjadwalan penyelenggaraan program akselerasi dokter


praktek umum menjadi dokter keluarga & CPD bagi dokter keluarga

(7) Ketersediaan institusi penyelenggara program akselerasi dokter keluarga


yangtelah terakreditasi

(8) Ketersediaan standar profesi (standar kompetensi, standar perilaku,


standar praktek, standar manajemen klinik/non klinik dan standar
pelayanan) dokter keluarga oleh PDKI
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 39

You might also like