Professional Documents
Culture Documents
Departemen Kesehatan RI
610.696
Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal
k Bina Pelayanan Medik.
Kebijakan akselerasi pengembangan pelayanan
dok- ter keluarga. — Jakarta : Departemen
Kesehatan
RI, 2009.
I. Judul 1. PHYSICIANS,
FAMILY 2. PRIMARY CARE PHYSICIANS
3 OMA Ona
TIM PENYUSUN :
Kontributor :
1. Dr. H. Guntur Bambang Hamurwono, SpM
2. Dr. Petrus Maturbongs, MKes
3. Dr. Elzarita Arbain, M.Kes
4. DR Dr R. Hapsoro Habib Rachmat, DPH (Konsultan
CO NAK
Depkes)
Dr. IGP Wiadnyana,MPH (Expert)
Dr. Donald Pardede, MPPM (Depkes)
Dr. Sugito Wonodirekso, MS,PKK
(PDKI) Dr. Gatot Soetono, MPH (IDI)
. Dr Erna Mulati, MSC-CM FM (DEPKES)
10. Dr. Nitra Rifki (FKUI)
11. Dr Mary St Maryam, MHA (DEPKES)
12. Dr Zunilda S Bustami,MS
13. Dr I Made Sudaarsana, MKes (Dinkes Kab Jembrana)
14. Dr Dyah Retnani Basuki, Mkes (Dinkes Kab. Purbalingga)
15. Dr Hanevi Djasri, MARS (FK UGM)
16. Drg Ramadanura, MPHM (Dinkes Prov Sumbar)
17. Dr Monika Saraswati Sitepu (Depkes)
Jakarta, 2007
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Farid W. Husain
NIP 130808593
DH HD ak aa Td
berawan namne BABI
Pendahuluan..................ooocooo.oooo
A1 Latar Belakang asa
B. TuUjUaN..........ioooooooWo mann
C. Pendekatan........ooooooooooooo.o.co.coo.ooooooo
DN
BAB III Landasan Pengembangan Pelayanan Kedokteran
KUBA anna BAsntamrenan adan
P3: PEngerUAnnasa 23
B. Prinsip Pelayanan Dokter keluarga................ 24
Cc. Peranan dan Tanggungjawab Dokter
Keluar mma 26
D . Atribut Dokter
Kelyarga....oooooco.o.coco.coo.oo. K
P
D
28
vii
BABV Pelayanan Dokter Keluarga Dalam SKN............. 31
Lampiran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi kesehatan sedunia (WHO) dan Organisasi
Dokter Keluarga Se-dunia (WONCA) telah menekankan
pentingnya peranan dokter keluarga ini dalam mencapai
pemerataan pelayanan kesehatan. Sebagai salah satu
anggota WHO, Departemen Kesehatan dan institusi
pendidikan serta masyarakat profesional perlu menata
pelayanan kedokteran keluarga dalam suatu struktur
yang tersistem. Untuk mendukung percepatan
terselenggaranya pelayanan kedokteran keluarga dan
pengadaan dokter keluarga, kebijakan
nasional di bidang pelayanan kesehatan merupakan acuan
mutlak agar perubahan ke arah sistem yang lebih
baik berlangsung sinambung.
Saat ini upaya kesehatan, termasuk upaya kesehatan
strata pertama belum terselenggara secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan meskipun sarana
pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah maupun
pelayanan kesehatan swasta berbasis masyarakat
terdapat di semua kecamatan. Begitu pula dengan
sistem rujukan upaya kesehatan perorangan juga
belum dapat berjalan dengan baik. Untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, perubahan yang fundamental
harus dilakukan dalam sistem pelayanan kesehatan,
fakultas kedokteran, profesi medik, dan institusi
pendidikan kesehatan lainnya.
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 1
Sistem pelayanan kesehatan perlu diarahkan agar
lebih terstruktur dan berjenjang dan ditingkatkan mutunya
melalui penerapan pelayanan kedokteran keluarga
strata pertama yang dapat menjamin efektivitas,
efisiensi, pemerataan, dan kesinambungan pelayanan
kesehatan. Dokter Keluarga yang mendapat peran utama
dalam pencapaian tingkat tersebut
harus memiliki kompetensi yang memadai dalam
pelayanan individu dan mampu mengintegrasikan
pelayanan kesehatan individu, keluarga, dan
komunitas.
Pembiayaan pelayanan kesehatan harus dikaitkan
dengan peningkatan akses terhadap kebutuhan
dan prioritas pelayanan kesehatan.
Investasi perlu disediakan untuk menjamin
ketersediaan infrastruktur pada pelayanan
kedokteran keluarga di strata pertama (sumberdaya
manusia, sarana/ prasarana, peralatan, prosedur
pelayanan,uraian tugas) yang memenuhi standar.
Praktik dokter keluarga harus senantiasa ditingkatkan
mutunya melalui sertifikasi, registrasi, lisensi ,
pendidikan, dan pelatihan yang sinambung, serta
pemantauan terhadap
kinerja dokter dalam menyelenggarakan prakteknya.
Sejalan dengan UU Praktek Kedokteran maka
pengadaan dokter keluarga harus dikaitkan langsung
dengan upaya registrasi yang berada di bawah
tanggung jawab Konsil Kedokteran Indonesia.
Sementara itu, tuntutan global mengharuskan
fakultaskedokteran diseluruh
duniamulaimempertimbangkan perannya dalam
pembangunan kesehatan dan
menjalin kemitraan dengan institusi dan kelompok
lain di sektor kesehatan dan sosial. Mereka dituntut
untuk menghasilkan dokter yang menjalankan 5 fungsi
dasar (“5 star doctor”) yang pada dasarnya adalah
fungsi dokter keluarga.
Sesuai dengan semangat desentralisasi maka
fungsi Departemen Kesehatan adalah menetapkan
regulasi sedang fungsi daerah adalah melaksanakan
pelayanan dokter
2
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
keluarga sesuai regulasi yaitu kebijakan,standar,
pedoman dan indikator nasional yang telah
disepakati bersama.
- Tujuan
Memberikan arah bagi pengembangan Pelayanan
dokter Keluarga Indonesia guna Mewujudkan
Indonesia Sehat 2010 dan Millenium Development
Goal.
Pendekatan
Acuan pengembangan pelayanan dokter keluarga ini
didasarkan pada pemikiran Dokter Keluarga oleh
Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar, Dirjen Bina
Yanmed, Rencana Akselerasi Pengembangan Pelayanan
Dokter Keluarga Indonesia (Rancangan Awal, 6
Nopember 2001) oleh Komisi A, Badan Pekerja Dokter
Keluarga Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia dan
bahan-bahan lain yang terkait dari
Departemen Kesehatan R.I, Perhimpunan Dokter Keluarga
Indonesia (PDKI), Organisasi Kesehatan Sedunia
(WHO), Organisasi Dokter Keluarga Sedunia
(WONCA).
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 3
BABII
LANDASAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
DASAR -DASAR, VISI, MISI DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN KESEHATAN
1. Visi:
Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat
2. Values :
a. Keberpihakan pada
0»
3. Misi:
Membuat Rakyat Sehat
4. Grand Strategi :
a. Menggerakkan & memberdayakan masyarakat
untuk hidup sehat
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga FA
b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas
c. Meningkatkan sistem surveilance, monitoring
dan informasi kesehatan
d. Meningkatkan pembiayaan Kesehatan
2. Tujuan Khusus :
a. Jangka Pendek
1) Menetapkan KebijakanNasionalPengembangan
Pelayanan Kedokteran Keluarga sebagai
landasan untuk pengembangannya ke
seluruh wilayah Indonesia.
2) Mewujudkan prototipe pelayanan kedokteran
keluarga.
8 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
3) Menyusun komponen kesisteman yang
dibutuhkan untuk mendukung
penyelenggaraan
pelayanan kedokteran keluarga.
4) Mereplikasi prototipe pelayanan kedokteran
keluarga.
b. Jangka Panjang
1) Masyarakat mempunyai akses yang mudah
terhadap pelayanan kedokteran keluarga.
4, Sasaran :
5. Upaya-upaya :
a. Membangunsistem pelayanan kesehatan
berjenjang dengan dokter keluarga sebagai
pelaku di tingkat primer
Memberikan pemahaman kepada masyarakat
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 9
tentang pelayanan dokter keluarga agar dapat
ditanamkan paradigma sehat pada seluruh
rakyat Indonesia
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyeluruh, terpadu, dan bermutu bagi
semua individu dalam keluarga sebagi unit
terkecil dalam masyarakat
d. Mengakselerasi pelayanan dokter keluarga di
seluruh Indonesia
2. Masalah
a. Penjenjangan pelayanan kesehatan dan
sistem pembiayaan kesehatan belum tertata
baik untuk berkembangnya pelayanan dokter
keluarga
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga1 1
Mutu upaya kesehatan perorangan strata
pertama sangat beragam dan belum merata.
Fokus pelayanan kesehatan strata pertama
belum sepenuhnya berorientasi pada kebutuhan
klien (client — driven), masih berorientasi
pada provider
— dIriven.
Standar perizinan dan akreditasi belum
menjadi bagian dari pembinaan dan penilaian
kinerja institusi pelayanan medik dasar.
Sepuluh tahun mendatang dibutuhkan cukup
banyak dokter di tingkat primer. Masih perlu
dipertanyakan apakah proporsi tenaga
kesehatan sekarang ini dan 10 tahun
mendatang sudah mencerminkan penjenjangan
pelayanan kesehatan
Sistem pencatatan dan pelaporan antara
pelayanan primer dan rujukan masih menggunakan
klasifikasi berbeda (ICD 9 dan ICD 10).
Sumber daya tenaga kependidikan yang ada
tidak sesuai dengan kebutuhan pengadaan
dokter keluarga
Kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
asuransi masih rendah dan masyarakat belum
bisa menyisihkan uang untuk membeli resiko
yang tidak pasti karena penghasilan penduduk
rendah.
3. Peluang
a. Pembangunan Kesehatan Menuju Indoneia
Sehat 2010 merupakan momentum yang tepat
dalam pengembangan pelayanan kedokteran
keluarga dan pengembangan dokter keluarga
serta tenaga lain yang terkait.
12 Kebijakan Akseterasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
Ketidaksiapan Departemen Kesehatan mengambil
peran dalam masa transisi ini. Departemen
Kesehatan perlu membangun koordinasi yang
efektif dengan institusi pendidikan dan ikatan
profesi untuk menata pelayanan dan akselerasi
penyediaan dokter keluarga.
5. Isu Strategis
a) Standar profesi (standar perilaku, standar
kompetensi, standar kinerja dan standar
pelayanan) untuk dokter keluarga belum
disepakati secara
luas.
b) Penjenjangan pelayanan kesehatan/kedokteran
(sistem rujukan) belum berjalan baik antara
lain karena belum diterapkannya standar
profesi secara
baik dan benar.
Sistem pembiayaan kesehatan, khususnya sistim
kapitasi dan insentif dokter keluarga, belum
memenuhi azas berkeadilan bagi pemberi
pelayanan kesehatan.
Indikator Nasional
Untuk mengetahui keberhasilan pengembangan
pelayanan dokter keluarga dan pengembangan
profesi dokter keluarga maka perlu adanya
indikator nasional.
18 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
Hasil Antara
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan :
1) Pelayanan Kesehatan :
3) Manajemen Kesehatan :
a) Ketersediaaan unit kerja yang memproses
izin dokter keluarga dan izin klinik
dokter keluarga di Dinkes Kab/Kota
Persentase dokter keluarga yang memiliki
izin praktek/lokasi
Persentase klinik dokter keluarga yang
memiliki izin
Persentase klinik dokter keluarga yang
terakreditasi
Angka ketidaklengkapan pengisian
catatan medik
Ketersediaanpenjadwalanpenyelenggaraan
program akselerasi dokter praktek umum
menjadi dokter keluarga & CPD bagi
dokter keluarga
A. Pengertian
Upaya Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya secara terpadu dan saling dukung
untuk
menjamin tercapainya derajat kesehatan yang
setinggi- tingginya. Ada dua bentuk upaya
kesehatan, yaitu upaya kesehatan masyarakat (UKM)
dan upaya kesehatan perorangan (UKP).
Pemberi layanan (care provider) adalah individu
profesi yang menjalankan peranannya dalam memberikan
layanan kesehatan.
Kedokteran keluarga adalah suatu pokok ilmu (body
of knowledge) yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu kedokteran (terutama ilmu
penyakit dalam, kesehatan anak, kebidanan dan
kandungan, bedah, kesehatan jiwa) dan
diperkaya oleh ilmu perilaku dan ilmu biologi
sehinggga membentuk suatu kesatuan yang terpadu untuk
mempersiapkan setiap dokter menjalankan peranan
yang unik dalam menyelenggarakan pelayanan
kedokteran (tata laksana pasien/klien) yang disebut
sebagai pelayanan dokter keluarga
Dokter keluarga adalah dokter yang menjalankan
upaya dalam bidang kedokteran maupun kesehatan,
memiliki pengetahuan serta ketrampilan melalui
pendidikan khusus
di bidang kedokteran keluarga dan mempunyai
wewenang untuk menjalankan praktik dokter keluarga.
6. Koordinasi
Dalam upaya mengatasi masalah pasiennya dokter
keluarga perlu berkonsultasi dengan disiplin lain, merujuk
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga 25
ke spesialis atau rumah sakit, dan memberi
informasi yang sejelas-jelasnya kepada pasien.
Karena itu DK bertindak sebagai koordinator yang
mengurusi segala hal yang berkaitan dengan
kesehatan pasien.
7. Kolaborasi
8. Family oriented
Dalam mengatasi masalah pasiennya, DK
mempertimbangkan konteks keluarga, dampak
kondisi si pasien terhadap keluarga dan
sebaliknya tanpa mengesampingkan pengaruh
lingkungan sosial dan budaya tempat pasien
tinggal dan bekerja.
9. Community oriented
DK dalam mengatasi masalah pasien haruslah
tetap memperhatikan dampak kondisi pasien
terhadap komunitas dan sebaliknya.
Cc. 26
Perana Dalam pelayanan kedokteran seperti yang diuraikan di
n Dan atas, seorang dokter keluarga dituntut untuk
Tanggu menjalankan fungsinya sebagai seorang “The Five-star
ng Doctor” yang memperlihatkan lima peranan di bawah
Jawab ini:
Dokter
Keluar
ga
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
Pemberi layanan (Care provider)
Sebagai pemberi layanan, dokter keluarga
mempertimbangkan kebutuhan pasien secara total
(fisik, mental, dan sosial) baik sebagai individu
maupun
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keluarga
dan komunitasnya. Seorang dokter keluarga
memberikan pelayanan dengan komitmen yang
kuatterhadap mutu. Karena pelayanannya bersifat
pribadi (personal) maka ia memandang pasien dan
keluarganya sebagai mitra
dalam upayanya memelihara kesehatan pasiennya.
Komunikator (Communicator)
Untuk dapat menjalankan kelima perannya dalam
sistem pelayanan dokter keluarga seorang
dokter dituntut mampu berkomunikasi penuh empati
karena hanya degan caraitu ia dapat
memberdayakan individu maupun kelompok untuk
meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui
perilaku hidup sehat. Seorang dokter keluarga
harus dapat menyampaikan pesan
kesehatan dengan keteladanan dan penjelasan yang
rasional.
Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga27
4. Pemimpin kelompok (Community leader)
Dokter keluarga merupakan orang yang
memperoleh kepercayaan dari masyarakat di
wilayah kerjanya sehingga ia harus mampu
menggalang peran serta masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan.
5. Manajer
Sebagai koordinator dalam pemeliharaan kesehatan bagi
pasien dan keluarganya, dokter keluarga seyogianya
dapat bekerja sama secara harmonis dengan setiap
individu dan institusi, baik di dalam maupun di luar
sistem pelayanan kesehatan.
IL
28 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
Memiliki pengaruh kuat pada kehidupan pasien.
Seorang DK terlibat dalam kehidupan kliennya
mulai sejak kelahiran sampai ke kematiannya
untuk memberikan pengaruh baik dalam kehidupan
sang klien
agar terbentuk perilaku yang mendukung untuk
hidup sehat
el
PELAYANAN DOKTER KELUARGA DALAM
SISTIM KESEHATAN NASIONAL
FORMULA INDIKATOR
1. Hasil Antara
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
(1) Rata-rata kunjungan pasien ke klinik DK
(2) Ratio kunjungan baru Jlh kunjungan baru keklinik DK di suatu wilayah
dgn total kunjungan -
ke klinik DK Jlh kunjungan ke klinik DK di wilayah dan pada tahun yang
sama
(3) Persentase pasien Jih pasien yang dirujuk olh klinik DK disuatu wilayah pada
yangdirujuk oleh kurun waktu tertentu
klinik DK z X 10076
(2) Persentasepasien Jlh pasien dengan JPK yang dilayani klinik Dokter Keluarga
dengan JPK yang di suatu wilayah
dilayani klinik Jih pasien yang dilayani
DK klinik DK di
wilayah dan
pada X10074
tahun
yang
sama
(4) Persentase keluarga Jlh keluarga miskin dgn JPK yang mendapat
pelayanan miskin yang memiliki kesehatan di klilnik DK di
suatu wilayah
JPK & mendapat” - X10096
pelayanan kesehatan Total jlh keluarga miskin yang mendapat pelayanan
diklinik DK kesehatan di klinik DK diwilayah & pada tahun yang sama
(1) Ketersediaan unit kerja yang memproses izin dokter keluarga danizin
klinik dokter keluarga di Dinkes Kab/Kota
(2) Persentase DK yang Jlh dokter keluarga yang memiliki izin praktek DK di suatu
memiliki izin praktek wilayah
dokter keluarga s X 10074
Jih dokter keluarga yang memberikan pelayanan
kedokteran keluarga di wilayah dan pada
tahun yang sama
38 Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga
(3) Persentase klinik DK” Jlh klinik DK yang memiliki izin di suatu wilayah X 1007
tertentu
yang memilikiizin -
Jih klinik DK yang ada di wilayah & pada tahun
yang sama
4 X100Y5
Persentase Klinik DK” Jlh klinik DK yangterakreditasi di suatu wilayah
tertentu yang terakreditasi -
Jlh klinik DK yang adadi wilayah & pada tahun yang
sama
(5)
Angka ketidaklengkapan pengisian catatan medik