You are on page 1of 15

Definisi Variabel Penelitian

Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)

Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :

Hatch & Farhady (1981)

Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi
antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.

Kerlinger (1973)

 Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.


Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin,
golongan gaji, produktifitas kerja, dll.

 Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values).
Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.

Kidder (1981)

Variable adalah suatu kualitas qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya.

Bhisma Murti (1996)

Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu
bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.

Sudigdo Sastroasmoro

Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke
subyek lainnya.

Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)

Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah


penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal
mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable.

Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)

 Variable mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
 Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau
didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.
 Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan,
pendapatan, penyakit, dsb.

Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan definisi Variabel


Penelitian adalah :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”
Definisi Operasional Variabel

(Jurnal 3: Pengaruh Pelatihan Logika Terhadap Pertimbangan Audit)

Logika

Logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang
sahih (valid, correct) dan yang tidak sahih (tidak valid, incorrect). Proses berpikir yang terjadi di
saat menurunkan atau menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang diketahui benar atau
dianggap benar itu sering juga disebut dengan penalaran (reasoning) (Markaban, 2004). Menurut
Sjarif (1990) Dengan mempelajari logika seseorang akan tahu bagaimana seharusnya berpikir
agar dapat menghindarkan suatu kesalahan dalam berpikir.

Menurut Novack (2000) Logika adalah ilmu tentang proses berpikir. Wirodikromo
(2004) juga mengemukakan bahwa agar kesimpulan yang diambil merupakan kesimpulan yang
valid (sah), ada beberapa prinsip yang dapat digunakan. Perlu diperhatikan pula bahwa dalam
menarik kesimpulan, pernyataan haruslah bernilai benar.

Pertimbangan Audit (Audit Judgment)

Pertimbangan audit (Audit Judgment) berkonsentrasi pada suatu asersi laporan keuangan
tertentu, memulai dengan keyakinan awalnya mengenai asersi tersebut dan ada proses perbaikan
setelah menerima dan menilai bukti audit yang baru. Dalam proses ini dipertimbangkan apakah
hasil prosedur yang dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai
tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, mungkin diperlukan untuk memperoleh informasi
tambahan mengenai kondisi dan peristiwa beserta bukti-bukti yang mendukung informasi
tersebut (Suartana, 2007).

Hogarth (1992) dalam Jamilah dkk (2007) mengartikan judgment sebagai proses kognitif
yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Akuntan membutuhkan pertimbangan audit
(audit judgment) dalam melaksanakan audit sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat
terhadap laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi
keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan standar atau prinsip tersebut
diterapkan secara konsisten (Zulaikha, 2006).

Jamilah dkk (2007) berpendapat bahwa Judgment merupakan suatu proses yang terus
menerus dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan
untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih lanjut. Proses judgment
tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses unfolds. Kedatangan informasi
bukan hanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat.
Setiap langkah, di dalam proses incremental judgment jika informasi terus menerus datang, akan
muncul pertimbangan baru dan keputusan/pilihan baru.
Teori Yang Mengawali Terbentuknya Variabel

(Jurnal 3: Pengaruh Pelatihan Logika Terhadap Pertimbangan Audit)

Audit sebagai cabang dari ilmu akuntansi secara tidak langsung juga berdasarkan pada
logika. Hal ini diperkuat dengan pendapat filsuf audit, yaitu Mautz dan Sharaf (1991) yang
berargumentasi sebagai berikut :

“Auditing has its primary roots in logics, on which it draws heavily, but it reaches into
other field as well such as mathematics, the behavioral sciences, communications, and ethics for
portions of its theory. And although auditing does borrow a good deal from other field, this does
not mean that it has no independent identity. “

Argumen di atas menjelaskan bahwa logika merupakan induk dari ilmu audit. Sebagai
induk dari ilmu audit, seharusnya materi logika dipelajari oleh mahasiswa akuntansi. Tetapi pada
kenyataannya, literatur mata kuliah akuntansi yang membahas mengenai logika masih sangat
sedikit, bahkan tidak menyentuh materi logika sama sekali.

Sebagai induk dari ilmu audit, logika merupakan suatu komponen menarik dalam
penelitian akuntansi. Karena, kemampuan mengevaluasi argumen berdasarkan peraturan logika
dapat digunakan dalam proses critical thinking (berpikir kritis) bagi akuntan. Berpikir kritis
(critical thinking) sangat diperlukan dalam proses pertimbangan audit. Schafersman dalam
Abrori (2006) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah berpikir berdasarkan pengetahuan yang
sesuai dan dapat dipercaya, atau cara berpikir yang beralasan, dapat digambarkan, bertanggung
jawab dan mahir. Seorang dikatakan berpikir kritis bila menanyakan suatu hal dan mencari
informasi dengan benar. Informasi tersebut digunakan untuk menyelesaikan masalah dan
mengelolanya secara logis, efisien, dan kreatif, sehingga dapat membuat kesimpulan yang dapat
diterima akal. Selanjutnya informasi digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dengan tepat berdasarkan analisis informasi dan pengetahuan yang dimilikinya (Abrori, 2006).

Ilmu Audit sendiri tidak secara khusus membahas mengenai logika ataupun
membicarakan bagaimana hubungan logika dengan audit (Ratliff dan Reding dalam Nelson dkk,
2003), tetapi akuntan menggunakan logika dalam audit untuk mempertimbangkan keputusan-
keputusan yang akan diambil berdasarkan bukti dan informasi yang diperolehnya.

Variabel Prediksi

Nelson dkk (2003) menunjukkan bahwa mahasiswa yang menguasai ilmu logika lebih
baik daripada mahasiswa dan auditor profesional yang tidak menguasai ilmu logika dalam
mendeteksi adanya kesalahan pertimbangan audit (audit judgment) pada proses pengambilan
keputusan.
Variabel Kontrol

Pelatihan Logika

Variabel Penjelas

Logika Merupakan anak dari ilmu audit. Sebagai induk dari ilmu audit, logika merupakan
suatu komponen menarik dalam penelitian akuntansi. Karena, kemampuan mengevaluasi
argumen berdasarkan peraturan logika dapat digunakan dalam proses critical thinking (berpikir
kritis) bagi akuntan. Berpikir kritis (critical thinking) sangat diperlukan dalam proses
pertimbangan audit.
Jurnal 1

Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap Konsep Dasar Akuntansi


(Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi S1 Uin Suska Riau yang Berasal Dari Latar Belakang
Sekolah Menengah yang Berbeda)

Variabel Penelitian

Ada tiga variabel yang dijadikan pengukuran perbedaan tingkat pemahaman mahasiswa
terhadap konsep dasar akuntansi yaitu aktiva, kewajiban dan modal.

Sedangkan objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berasal dari
SMK jurusan akuntansi (SMEA Akuntansi), SMA IPS dan Madrasah Aliyah Umum jurusan
sosial.

Definisi Variabel

Konsep dasar pemahaman akuntansi menurut (Munawir, 2004) terdiri dari tiga bagian
utama yaitu aktiva, hutang dan modal.

1. Aktiva

Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja,
tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered changes) atau
biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak
berwujud lainnya (intangible asset) misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan dan
sebagainya.

Aktiva di bagi dalam 5 jenis, yaitu :

1) Aktiva Lancar

Adalah semua harta perusahaan yang dapat direalisir menjadi uang kas atau dipakai atau
dijual dalam satu kali perputaran normal perusahaan (biasanya dalam jangka waktu satu tahun).

2) Aktiva Tetap

Merupakan aktiva perusahaan yang tidak dimaksudkan untuk diperjual-belikan melainkan


untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan yang umurnya lebih dari satu tahun dan merupakan
pengeluaran perusahaan dalam jumlah yang relatif besar.
3) Aktiva Tetap Tidak Berwujud

Yaitu aktiva yang tidak mempunyai sifat-sifat fisik tetapi mempunyai kegunaan. Seperti Hak
Paten, Copyright, Organization cost atau Biaya pendirian Francise, Good will, dan sebagainya.

4) Beban / Biaya Yang Ditangguhkan

Biaya yang dibayar dimuka (Prepaid Expenses) dan biaya yang ditangguhkan (Deferred
Charge) merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan akan tetapi mempunyai kegunaan atau
menjadi beban tahun-tahun yang akan datang.

5) Aktiva Lain-Lain

Ialah semua aktiva perusahaan yang tidak dapat digolongkan dalam aktiva tersebut diatas,
misalnya mesin-mesin yang tidak dapat dipakai lagi.

2. Hutang

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari
kreditur. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang
jangka pendek) dan hutang jangka panjang (Munawir, 2004).

3. Modal

Adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik Perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan
nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya (Munawir, 2004).

Pengukuran Variabel

Sebelum kuesioner disebarkan kepada sampel (responden) dilakukan pilot testing terlebih
dahulu untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas data kuesioner.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji data tiga sampel
(independen) yang tidak berhubungan yaitu uji Kruskal Wallis yaitu untuk mengetahui
perbedaan pemahaman tentang aktiva, kewajiban dan modal antara mahasiswa berasal dari SMK
Jurusan Akuntansi, SMA Jurusan IPS dan Madrasah Aliyah Umum yang dilihat dari nilai
signifikansi (Santoso, 2004).

Pada penelitian ini untuk menguji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov-Test.
Jurnal 2

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi

Variabel Penelitian

Kecerdasan emosional sebagai variabel independen dan tingkat pemahaman akuntansi


sebagai variabel dependen. Kecerdasan emosional diukur dengan pengenalan diri, pengendalian
diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial, sedangkan tingkat pemahaman akuntansi diukur
dengan nilai-nilai mata kuliah di bidang akuntansi.

Definisi Variabel

Menurut Wibowo (2002) dalam Melandy dan Aziza (2006) kecerdasan emosional adalah
kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk
mengendalikan emosi sehingga memberikan dampak yang positif. Kecerdasan emosional dapat
membantu membangun hubungan dalam menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.

Menurut Cooper dan Sawaf (1998) dalam Maslahah (2007) kecerdasan emosional adalah
kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi
sebagai sumber energy, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Sedangkan menurut
Salovey dan Mayer dalam Melandy dan Aziza (2006), pencipta istilah “kecerdasan emosional”,
mendefinisikan kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan
membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan
mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan
intelektual.

Menurut Goleman (2003) dalam Maslahah (2007) terdapat lima dimensi atau komponen
kecerdasan emosional (EQ) yaitu:

1. Pengenalan Diri (Self Awareness)

Menurut Gea et al. (2002) dalam Melandy dan Aziza (2006), mengenal diri berarti
memahami kekhasan fisiknya, kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat-bakat
alamiah yang dimilikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri
dengan segala kesulitan dan kelemahannya.
2. Pengendalian Diri (Self Regulation)

Menurut Goleman (2000) dalam Maslahah (2007), pengendalian diri merupakan sikap
hati-hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan emosi, bukan menekan emosi,
karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna. Menurut Melandy dan Aziza (2006),
pengendalian diri merupakan pengelolaan emosi yang berarti menangani perasaan agar perasaan
dapat terungkap dengan tepat.

3. Motivasi (Motivation)

Menurut Goleman (2000) dalam Maslahah (2007), motivasi didefinisikan sebagai sutu
konsep yang digunakan jika menguraikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap diri individu
untuk memulai dan mengarahkan perilaku atau segala sikap yang menjadi pendorong timbulnya
suatu perilaku. Menurut Terry dalam Melandy dan Aziza (2006), motivasi didefinisi.

4. Empati (Empathy)

Menurut Goleman (2000) dalam Maslahah (2007), empati adalah perasaan simpati dan
perhatian terhadap orang lain, khususnya untuk berbagai pengalaman atau secara tidak langsung
merasakan penderitaan orang lain. Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan
pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia
akan terampil membaca perasaan orang lain.

5. Keterampilan Sosial (Social Skills)

Menurut Jones (1996) dalam Melandy dan Aziza (2006), kemampuan membina
hubungan dengan orang lain adalah serangkaian pilihan yang dapat membuat anda mampu
berkomunikasi secara efektif dengan orang yang berhubungan dengan anda atau orang lain yang
ingin anda hubungi.

Pengukuran Variabel

Teknik analisis data yang di gunakan peneliti dalam melakukan pengukuran variabel
adalah Analisis Regresi Linier Berganda.
Jurnal 3

Pengaruh Pelatihan Logika Terhadap Pertimbangan Audit

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian mencakup 2 elemen, yaitu variabel pelatihan logika (variabel
independen) dan variabel pertimbangan audit (variabel dependen).

Definisi Variabel

Logika

Logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-penurunan kesimpulan yang
sahih (valid, correct) dan yang tidak sahih (tidak valid, incorrect). Proses berpikir yang terjadi di
saat menurunkan atau menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang diketahui benar atau
dianggap benar itu sering juga disebut dengan penalaran (reasoning) (Markaban, 2004). Menurut
Sjarif (1990) Dengan mempelajari logika seseorang akan tahu bagaimana seharusnya berpikir
agar dapat menghindarkan suatu kesalahan dalam berpikir.

Menurut Novack (2000) Logika adalah ilmu tentang proses berpikir. Wirodikromo
(2004) juga mengemukakan bahwa agar kesimpulan yang diambil merupakan kesimpulan yang
valid (sah), ada beberapa prinsip yang dapat digunakan. Perlu diperhatikan pula bahwa dalam
menarik kesimpulan, pernyataan haruslah bernilai benar.

Pertimbangan Audit (Audit Judgment)

Pertimbangan audit (Audit Judgment) berkonsentrasi pada suatu asersi laporan keuangan
tertentu, memulai dengan keyakinan awalnya mengenai asersi tersebut dan ada proses perbaikan
setelah menerima dan menilai bukti audit yang baru. Dalam proses ini dipertimbangkan apakah
hasil prosedur yang dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai
tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, mungkin diperlukan untuk memperoleh informasi
tambahan mengenai kondisi dan peristiwa beserta bukti-bukti yang mendukung informasi
tersebut (Suartana, 2007).

Hogarth (1992) dalam Jamilah dkk (2007) mengartikan judgment sebagai proses kognitif
yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Akuntan membutuhkan pertimbangan audit
(audit judgment) dalam melaksanakan audit sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat
terhadap laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi
keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum; dan standar atau prinsip tersebut
diterapkan secara konsisten (Zulaikha, 2006).
Jamilah dkk (2007) berpendapat bahwa Judgment merupakan suatu proses yang terus
menerus dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan
untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih lanjut. Proses judgment
tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses unfolds. Kedatangan informasi
bukan hanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat.
Setiap langkah, di dalam proses incremental judgment jika informasi terus menerus datang, akan
muncul pertimbangan baru dan keputusan/pilihan baru.

Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel independen dilakukan dengan quasi eksperimen, yakni


mengelompokkan beberapa responden menjadi 2, yakni responden yang diberi pelatihan
mengenai logika dan responden yang tanpa pelatihan. Kelompok kedua ini terdiri dari auditor
yang memiliki pengalaman mengaudit dan mahasiswa yang sedang dan telah mengambil mata
kuliah audit 1.

Uji kualitas data pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment
Pearson dan uji reliabilitas menggunakan analisis Cronbach’s Alpha.

Sebelum dilakukan analisis statistik terhadap jawaban responden, dilakukan tabulasi nilai
terlebih dahulu atas jawaban responden yang benar dan yang salah setelah dicocokkan dengan
kunci jawaban yang ada. Nilai setiap responden dianalisis dengan menggunakan alat analisis
one-way anova (analysis of variance).
Jurnal 4

Pemetaan Perilaku Mahasiswa Ekonomi Ditinjau Dari Perspektif Etika Teleologi (Studi
Intepretif)

Variabel Penelitian

Pada penelitian ini disebutkan perilaku mahasiswa sebagai variabel dependen dan etika
bisnis sebagai variabel independen.

Definisi Variabel

Perilaku

Perilaku pasti akan ada dalam setiap individu. Perilaku berawal dari sebuah kebutuhan.
Dari kebutuhan-kebutuhan tersebut akan lahir motivasi yang merupakan kekuatan atau energi
yang mendorong individu untuk mencapai tujuan tersebut. (Sudrajat, 2008).

Etika dan Etika Bisnis

Menurut Susanto (1992: 42) dalam Hermawati (2007) etika atau dalam bahasa Inggris
“ethics” adalah sebuah ilmu tentang kesusilaan yang memperhatikan atau mempertimbangkan
tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral, etika mengarahkan atau
menghubungkan penggunaan akal budi individual dengan obyektivitas untuk menentukan
“kebenaran” atau “kesalahan” dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain. Etika bisnis
menurut Dirgantoro dalam Hermawati (2007) adalah standar-standar nilai yang menjadi
pedoman atau acuan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik.

Teori Pendukung Etika Bisnis

Teori pendukung etika bisnis yaitu: Teori teleologi. Menurut teori ini kualitas etis suatu
perbuatan atau tindakan diperoleh dengan dicapainya tujuan dari perbuatan itu sendiri. Ada dua
macam aliran dalam teori teleologi ini yaitu: utilitarisme dan egoisme etis (Abiyoga, 2009).
Utilitarisme adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh David Hume. Dalam teori ini suatu
perbuatan atau tindakan dapat dikatakan baik jika dapat menghasilkan manfaat. Akan tetapi
bukan bermanfaat untuk pribadi seseorang saja, tapi untuk sekelompok orang atau sekelompok
masyarakat. Sedangkan egoisme etis menurut Rachels (2004: 146) artinya teori mengenai
bagaimana kita seharusnya bertindak, tanpa memandang bagaimana kita biasanya bertindak.
Menurut teori ini hanya ada satu prinsip perilaku yang utama, yakni prinsip kepentingan diri, dan
prinsip ini merangkum semua tugas dan kewajiban alami seseorang.
Pengukuran Variabel

Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan metode wawancara secara langsung


kepada responden. Jenis metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, metode
penelitian ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang suatu
realitas/fenomena/gejala (Sugiyono, 2008: 1).
Jurnal 5

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Minat Untuk Mengikuti Program Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk)

(Survey pada Mahasiswa Dan Alumni Program Studi Akuntansi S1 Universitas X Bandung)

Variabel Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa maupun alumni untuk mengikuti


program PPAk sebagai variabel independen, dan pendidikan professi akuntan sebagai variabel
dependen.

Definisi Variabel

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa maupun alumni untuk mengikuti


program PPAk menurut hasil deskripsi profil responden yaitu:

1) Jenis Kelamin
2) Usia
3) Pekerjaan Orang Tua
4) Penghasilan Orang Tua
5) Mengetahui Program Pendidikan Profesi Akuntansi
6) Keberminatan Mengikuti Program PPAk
7) Alasan Melanjutkan Ke Program PPAk
8) Biaya Pendidikan PPAk

Profesi Akuntan

Menurut International federation of Accountants (Regar, 2003) yang dimaksud dengan


profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang
akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan public, akuntan intern yang bekerja pada
perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan
sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan
oleh akuntan sebagai akuntan public yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak
dan konsultan manajemen.

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan Pendidikan Profesi Akuntansi


adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program sarjana ilmu ekonomi pada
program studi akuntansi. Pendidikan profesi akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang
menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi akuntansi. Lulusan
pendidikan profesi akuntansi berhak menyandang sebutan gelar profesi akuntan yang selanjutnya
disingkat Ak.

Pengukuran Variabel

Pemberian nilai atau skor untuk setiap jawaban responden menggunakan skala Likert
(Sugiyono:2000). Teknik analisis data untuk menguji perbedaan secara nyata factor dominan
yang berpengaruh terhadap minat mengikuti program PPAk antara mahasiswa dengan alumni
menggunakan teknik analisis diskriminan.

Teknik analisis data untuk menguji perbedaan secara nyata faktor dominan yang
berpengaruh terhadap minat mengikuti program PPAk antara mahasiswa dengan alumni
menggunakan teknik statistik uji beda (uji t).

You might also like