You are on page 1of 9

Potensi Teh Hijau (Camelia sinensis L.

)
Reza A, T.R. Soeprobowati, dan Nanik H.S.15– 23

POTENSI TEH HIJAU (Camelia sinensis L.) DALAM PERBAIKAN FUNGSI


HEPAR PADA MENCIT YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT
(MSG)

Reza Anindita*, Tri Retnaningsih Soeprobowati*, dan Nanik Heru Suprapti*


*Magister Biologi Universitas Diponegoro

ABSTRACT

This study aimed to assess the condition of the liver histology in mice given the green tea MSG
induced and analyze the potential of green tea (Camelia sinensis L.) in improving liver function in mice
induced MSG. The study was conducted for 30 days with test animals such as male mice strain Balb/c.
This study used a completely randomized design factorial. Each treatment consisted of P0 as controls who
were given distilled water 0.5 ml/bb/day, which were given green tea P1 0.015 gr/bb/day, given P2 MSG
0.84 gr/bb/day, P3 given MSG 0, 84 gr/bb/day and green tea 0,015 gr/bb/day. The results showed that the
induction dose of MSG 0.084 gr/bb/day have an impact on the decrease in liver weight, elevated levels of
ALT and hepatocyte diameter. The administration of green tea dosage 0.015 gr/bb/day in mice MSG
induced or without MSG induction can increase liver weight, decreased levels of ALT and hepatocyte
diameter. Interaction of MSG and green tea occurs in hepatocytes diameter, so it can be concluded that
the administration of green tea dosage 0.015 gr/bb/day is able to repair damage hepatocytes caused by
MSG induction dose of 0.084 gr/bb/day.

Key word : green tea, MSG, hepatocyte

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi histologi hepar yang diberi teh hijau pada mencit
yang diinduksi MSG dan menganalisis potensi teh hijau (Camelia sinensis L.) dalam memperbaiki fungsi
hepar pada mencit yang diinduksi MSG. Penelitian dilakukan selama 30 hari dengan hewan uji berupa
mencit jantan strain Balb/c. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial. Tiap
perlakuan terdiri dari P0 sebagai kontrol yang diberi akuades 0,5 ml/bb/hr, P1 yang diberi teh hijau 0,015
gr/bb /hari, P2 yang diberi MSG 0,84 gr/bb/hr, P3 yang diberi MSG 0,84 gr/bb/hr dan teh hijau 0,015
gr/bb/hr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi MSG dosis 0,084 gr/bb/hr memberi dampak pada
penurunan bobot hepar, peningkatan kadar SGPT dan diameter hepatosit. Adapun pemberian teh hijau
dosis 0,015 gr/bb/hr pada mencit yang diinduksi MSG maupun tanpa induksi MSG mampu meningkatkan
bobot hepar, penurunan kadar SGPT dan diameter hepatosit. Interaksi MSG dan teh hijau terjadi pada
diameter hepatosit, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian teh hijau dosis 0,015 gr/bb/hr mampu
memperbaiki kerusakan pada hepatosit yang disebabkan oleh induksi MSG dosis 0,084 gr/bb/hr.

PENDAHULUAN peningkatan dari tahun ke tahun (Elpiana,


Monosodium glutamat (MSG) 2011). Penggunaan MSG dalam jumlah
merupakan salah satu bahan aditif sintetis optimal dapat bermanfaat meningkatkan
yang banyak digunakan oleh manusia transmisi impuls syaraf untuk mendukung
sebagai penyedap rasa pada makanan. fungsi koordinasi dan regulasi, namun
Penggunaan MSG terus mengalami penggunaan dalam jumlah yang berlebihan
15
21
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 2, Oktober 2012

dapat berdampak pada efek sitotoksik dan Mengacu kondisi tersebut, upaya
mengakibatkan terjadinya stres oksidatif penanganan stres oksidatif dapat dilakukan
(Noor dan Mourad, 2010). menggunakan bahan herbal atau tanaman
Salah satu organ yang diketahui obat. Tanaman herbal, selain mudah
bersifat rentan terkena stres oksidatif akibat diperoleh juga diyakini mengandung bahan
induksi MSG secara berlebihan adalah antioksidan yang relatif aman dan telah
hepar (Pavlovic et al. 2007). Bukti banyak digunakan oleh masyarakat secara
penelitian melaporkan, pemberian MSG turun-temurun (Devasagayam et al. 2004).
400 mg/bb/hr pada tikus jantan Teh hijau (Camelia sinensis)
memperlihatkan adanya perubahan merupakan salah satu jenis tanaman herbal
histologi berupa nekrosis, hemoragi pada yang berasal dari Cina. Tanaman ini banyak
hepatosit, dan kongesti sinusoid yang dibudidayakan di Asia Tenggara sebagai
ditandai peningkatan jumlah sel Kupffer bahan baku pembuatan obat tradisional
pada hepar. Pengaruh MSG pada hepar juga (herbal medicine). Konsumsi teh hijau
diteliti Bhattacharya et al. (2011) dengan secara teratur dapat meningkatkan sistem
menggunakan mencit yang diberi MSG pertahanan dan memperbaiki fungsi organ
dosis 2 mg/bb/hr selama 75 hari secara oral. tubuh. Hal ini disebabkan teh hijau
Hasil penelitian menemukan adanya mengandung polifenol dalam jumlah yang
perubahan histologi pada hepar, yang tinggi. Bukti penelitian melaporkan bahwa
meliputi kerusakan inti hepatosit, inflamasi, kandungan polifenol pada daun teh hijau
dan peningkatan diameter hepatosit. lebih tinggi dibanding teh hitam. Persentase
Berbagai cara telah dilakukan dalam kandungan polifenol pada daun teh hijau
upaya menurunkan resiko penurunan fungsi sebanyak 30-40 %, sedangkan persentase
organ tubuh yang disebabkan oleh radikal kandungan polifenol pada daun teh hitam
bebas akibat induksi MSG. Dimitrios sebanyak 3-10 % (Zowail et al. 2009).
(2006) menyatakan bahwa pemberian Salah satu jenis polifenol penting
antioksidan dapat menurunkan produksi adalah flavonoid. Flavonoid terdiri dari
radikal bebas di dalam tubuh. Berbagai berbagai jenis, seperti flavonol, flavones,
macam antioksidan meliputi, superoksida flavonem isoflavon, antosianin dan katekin.
dismutase, katalase, glutation peroksidase, Sebagai bahan bioaktif, antosianin dan
vitamin A, D, E, dan C, namun penggunaan katekin berfungsi menangkap radikal bebas
antioksidan tersebut masih terkendala oleh sehingga dapat menghambat terjadinya
keterbatasan bahan dan harga yang tidak kerusakan pada membran sel (Chaturvedula
terjangkau oleh masyarakat. dan Prakash, 2011). Mekanisme ini lebih
16
Potensi Teh Hijau (Camelia sinensis L.)
Reza A, T.R. Soeprobowati, dan Nanik H.S.15– 23

efektif dibandingkan vitamin C dan E 3. Penentuan dosis dan pemberian MSG


(Heim et al. 2002). serta seduhan daun teh hijau
Berdasarkan potensi dan mekanisme Penentuan dosis MSG mengacu
yang dimiliki daun teh hijau, penelitian ini pada dosis yang memicu kerusakan testis
dilakukan dengan harapan bahwa tikus, yaitu 6 gr/bb/hr (Eweka dan Iniabohs,
pemberian seduhan daun teh hijau dapat 2008). Dosis MSG pada mencit dihitung
berpotensi memperbaiki fungsi hepar yang dengan menggunakan tabel konversi tikus
diinduksi oleh monosodium glutamat. ke mencit. Nilai konversi dari tikus ke
mencit adalah 0,14, sehingga diperoleh
METODOLOGI
dosis MSG untuk mencit, yaitu 0,14 x 6 gr
1. Tempat dan Waktu Penelitian
= 0,84 gr/bb/hari.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium
Penentuan dosis seduhan daun teh
Biologi dan Struktur Fisiologi Hewan,
hijau dalam penelitian ini mengacu dosis
Universitas Diponegoro dan Laboratorium
yang diberikan pada tikus, yaitu 0,108
Fisiologi Hewan Universitas Negeri
gr/bb/hr (Dewi, 2007). Dosis seduhan daun
Semarang dari bulan Maret-April 2012.
teh hijau pada mencit dihitung dengan
2. Rancangan Penelitian
menggunakan tabel konversi tikus ke
Penelitian ini menggunakan rancangan
mencit. Nilai konversi dari tikus ke mencit
acak lengkap (RAL) faktorial, terdiri dari
adalah 0,14, sehingga diperoleh dosis
kelompok Po yang diberi akuades 0,5
seduhan daun teh hijau untuk mencit, yaitu
ml/bb/hari, kelompok P1 yang diberi MSG
0,108 x 0,14 = 0,015 gr/bb/hari (Ngatidjan,
0,84 gr/bb/hari, kelompok P2 yang diberi
1991).
teh hijau 0,015 gr/bb/hari, dan kelompok P3
4. Preparasi dan penentuan level serum
yang diberi MSG dan teh hijau.
glutamik piruvat transaminase
2. Aklimasi hewan uji
(SGPT)
Penelitian diawali dengan aklimasi
Pada akhir perlakuan, mencit dibius
mencit jantan strain Mus musculus selama
dengan menggunakan eter dan dilanjutkan
satu minggu di Laboratorium Fisiologi
dengan pengambilan sampel darah dari
Hewan Universitas Negeri Semarang.
sinus orbitalis. Sampel darah dimasukkan
Selama aklimasi, mencit percobaan
ke dalam apendorf dan dilakukan
dipelihara dalam kandang secara individu
sentrifugasi untuk mendapatkan serum.
pada kondisi lingkungan yang homogen.
Penentuan SGPT menggunakan metode
spektrofotometer pada panjang gelombang
340 nm sesuai hasil penelitian Ibrahim et
17
23
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 2, Oktober 2012

al. (2011) dengan beberapa modifikasi di


Laboratorium Kesehatan Semarang. 8. Analisis data
6. Preparasi pembuatan sediaan Semua data hasil penelitian dianalisis
histologis hepar menggunakan uji deskriptif. Data
Pada akhir perlakuan mencit selanjutnya dianalisis dengan uji anova dua
dikorbankan, dilanjutkan dengan isolasi arah atau two ways anova pada taraf 5 %
hepar untuk difiksasi ke dalam formalin (P<0,05) untuk melihat perbedaan nyata
10% selama 4-8 jam. Langkah pertama antar kelompok perlakuan dan interaksi dua
pembuatan sediaan histologis hepar, yaitu faktor kelompok perlakuan (Hanafiah,
dehidrasi menggunakan etanol bertingkat 2012).
(70%, 80%, 95%, dan 100%), dilanjutkan
embedding, dan pemotongan menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
mikrotom dengan ketebalan 7 µm. Hasil 4.1.1. Bobot hepar
pemotongan kemudian diwarnai Hasil penelitian ini menunjukkan
menggunakan hematoksilin-eosin dan bahwa pemberian teh hijau mampu
diamati dengan mikroskop cahaya (Ali, meningkatkan bobot hepar pada mencit
2007). yang diinduksi MSG maupun tanpa induksi
7. Prosedur pengukuran diameter MSG. Analisis statistik menunjukkan
hepatosit pebedaan tidak nyata (P>0,05) pada bobot
Prosedur pengukuran hepatosit hepar yang diberi teh hijau baik pada
menggunakan mikroskop cahaya dengan mencit yang diinduksi MSG maupun tanpa
lensa okuler yang dilengkapi mikrometer induksi MSG. Hasil analisis bobot hepar
(perbesaran 40x) dengan 2x ulangan. antara kelompok perlakuan dan kontrol
Diameter hepatosit ditentukan dengan cara dapat dilihat pada Tabel 4.1.
menghitung rata-rata diameter hasil
pengukuran bagian paling panjang dan
pendek hepatosit (Zeinab et al. 2011).
Tabel 4.1. Hasil uji Anova bobot hepar antara kelompok perlakuan dan kontrol pada mencit
jantan
Dosis teh hijau Tanpa MSG Induksi MSG Total Teh
(gr/bb/hr) (0,84 gr/bb/hr) hijau
0 10,6 9,4 2,02a
0,015 11,3 9,9 1,62a
Total MSG 21,9a 19,3a
Keterangan : Superskrip yang sama pada lajur dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata
(P<0,05)
18
Potensi Teh Hijau (Camelia sinensis L.)
Reza A, T.R. Soeprobowati, dan Nanik H.S.15– 23

Bukti penelitian ini menunjukkan reaksi radikal bebas dan mencegah


bahwa pemberian MSG dosis 0,84 gr/bb/hr apoptosis atau nekrosis hepatosit, sehingga
mengakibatkan penurunan bobot hepar. pemberian teh hijau mampu meningkatkan
Bukti ini sesuai penelitian El-Agouza bobot hepar.
(2010) yang melaporkan bahwa induksi
MSG 400 mg/bb/hr pada tikus 4.1.2. Kadar SGPT
menyebabkan apoptosis atau kematian Hasil uji kadar SGPT menunjukkan
hepatosit yang berakibat pada penurunan bahwa pemberian teh hijau mampu
bobot hepar. menurunkan kadar SGPT pada mencit yang
Hasil penelitian ini juga diinduksi MSG maupun yang tidak
membuktikan bahwa pemberian seduhan diinduksi MSG. Analisis statistik
daun teh hijau pada mencit yang diinduksi menunjukkan perbedaan tidak nyata
MSG maupun tanpa induksi MSG mampu (P<0,05) pada kadar SGPT yang diberi teh
meningkatkan bobot hepar. El-Daly (2011) hijau pada mencit, baik yang diinduksi
melaporkan bahwa teh hijau mengandung MSG maupun tanpa induksi MSG. Hasil
flavonoid yang berfungsi melindungi analisis statistik kadar SGPT antara
membran sel dari stres oksidatif. Flavonoid kelompok kontrol dan perlakuan dapat
berperan penting dalam memutus rantai dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2. Hasil uji Anova kadar SGPT antara kelompok perlakuan dan kontrol pada mencit
jantan

Dosis teh hijau Tanpa MSG Induksi MSG Total Teh


(gr/bb/hr) (0,84 gr/bb/hr) hijau
0 92,1 161,6 253,7a
0,015 82,3 97,2 179,5a
Total MSG 174,4a 258,8a

Keterangan : Superskrip yang sama pada lajur dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata
(P>0,05)

Hasil penelitian ini menunjukkan pada tikus menyebabkan nekrosis dan


bahwa pemberian MSG dosis 0,84 gr/bb/hr apoptosis pada hepar yang terindikasi dari
berakibat pada peningkatan kadar SGPT. peningkatan kadar SGPT dalam serum
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian darah.
Ibrahim et al. (2011) yang melaporkan Marwa dan Manal (2012)
bahwa induksi MSG dosis 60 mg/bb/hr melaporkan, ada dua mekanisme asam

1925
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 2, Oktober 2012

glutamat dalam menginduksi kematian sel, SGPT. Penurunan kedua senyawa ini
yaitu melalui jalur eksitotoksik dan sebagai indikator penghambatan stres
oksidatif. Mekanisme eksitotoksik oksidatif dan perbaikan fungsi hepar pada
melibatkan peningkatan aktivasi reseptor mencit yang diinduksi MSG secara
glutamat, yaitu N-metil-D-Aspartat berlebihan. Bukti tersebut sesuai dengan
(NMDA) pada membran sel yang memicu hasil penelitian Godwin et al. (2010) yang
2+
peningkatan influks Ca , sedangkan jalur melaporkan bahwa pemberian teh hijau
oksidatif ditandai dengan penurunan level dosis 3 gr/bb/hr mampu menurunkan kadar
glutation sebagai akibat produksi radikal SGPT dalam serum tikus. Bukti penelitian
bebas secara berlebihan. Kondisi ini lain menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
berdampak pada kerusakan mitokondria teh hijau dosis 1,5 gr/bb/hr menghasilkan
sehingga produksi ATP menjadi terhenti. penurunan kadar SGPT pada tikus yang
Akibatnya, terjadi aktivasi caspase yang diinduksi leflunomida (Issabeagloo et al
menginduksi apoptosis disertai pelepasan .2012)
enzim SGPT ke dalam serum. Mekanisme Singh et al. (2010) melaporkan
apoptosis diawali dengan pelepasan bahwa teh hijau merupakan tanaman herbal
sitokrom c pada mitokondria ke dalam yang mengandung polifenol seperti katekin,
sitoplasma, selanjutnya sitokrom c epikatekin, epigallokatekin. Adanya
berikatan dengan protein sitoplasma apaf-1. komponen antioksidan polifenol diduga
Ikatan antara sitokrom c dan apaf-1 dapat menghambat nekrosis dan apoptosis
menyebabkan aktivasi protein caspase melalui mekanisme inaktivasi protein
sebagai eksekutor apoptosis (Madesh dan caspase di dalam sitoplasma, selain itu teh
Hajnoczky, 2001). hijau juga mampu menghasilkan
Hasil penelitian ini juga peningkatan kadar antioksidan endogen,
membuktikan bahwa pemberian seduhan kandungan protein anti-apoptosis,
daun teh hijau dosis 0,015 gr/bb/hr pada penurunan kadar SGPT, sitokinin, dan
mencit yang diinduksi MSG maupun tanpa produksi ROS pada hepar (Godwin et al.
induksi MSG mampu menurunkan kadar 2010; Akbar et al. 2012).
4.1.3. Diameter Hepatosit statistik menunjukkan perbedaan nyata
Hasil pengamatan histologis pada (P<0,05) pada diameter hepatosit yang
hepar menunjukkan bahwa pemberian teh diberi teh hijau baik pada mencit yang
hijau mampu menurunkan diameter diinduksi MSG maupun tanpa induksi MSG
hepatosit pada mencit yang diinduksi MSG (Tabel 4.3.)
maupun tanpa induksi MSG. Analisis
20
Potensi Teh Hijau (Camelia sinensis L.)
Reza A, T.R. Soeprobowati, dan Nanik H.S.15– 23

Tabel 4.3. Hasil uji anova diameter hepatosit antara perlakuan dan kontrol
Dosis teh hijau Tanpa MSG Induksi MSG Total Teh hijau
(gr/bb/hr) (0,84 gr/bb/hr)
0 0,0038 0,0057 0,0095a
0,015 0,0036 0,0049 0,0086b
Total MSG 0,0074b 0,0107a
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada lajur dan kolom yang berbeda menunjukkan
perbedaan nyata (P<0,05).

Hasil penelitian ini membuktikan, mampu memperbaiki fungsi hepar yang


pemberian MSG dosis 0,84 gr/bb/hr ditandai dengan penurunan diameter
mengakibatkan pembengkakan yang hepatosit. Hal ini disebabkan teh hijau
ditandai dengan peningkatan diameter mengandung flavonoid yang berperan
hepatosit. Hasil tersebut didukung oleh dalam scavenging radikal bebas. Aktivitas
penelitian Bhattacharya et al. (2011) yang scavenging flavonoid diawali dengan
melaporkan bahwa induksi MSG 2 pemberian gugus hidrogen atau elektron
mg/bb/hr pada tikus menimbulkan dampak pada radikal bebas (R•). Pemberian gugus
perubahan struktur histologis, seperti hidrogen pada radikal bebas akan
pembengkakan atau degenerasi hepatosit menghasilkan molekul radikal flavonoid
pada hepar. Degenerasi hepatosit diawali (FlO•) dan molekul stabil (RH). Radikal
dengan peningkatan influk ion kalsium, flavonoid (FlO•) memiliki reaktivitas yang
gangguan transpor lintas membran, dan lebih rendah dibandingkan radikal bebas
pembengkakan sel. Induksi MSG secara (R•). Adapun radikal flavonoid (FlO•) akan
berlebihan juga dapat mengakibatkan berikatan dengan radikal lainnya menjadi
gangguan keseimbangan antara antioksidan senyawa non reaktif (Sandhar et al. 2011).
dengan oksidan sehingga menyebabkan
KESIMPULAN
kerusakan membran hepatosit pada hepar
a. Pemberian MSG dosis 0,084
(Onyema et al. 2006).
gr/bb/hr memberi dampak pada
Ibrahim et al. (2011) melaporkan,
penurunan bobot hepar, peningkatan
pemberian teh hijau dosis 200 mg/bb/hr
kadar SGPT dan diameter hepatosit
pada tikus dapat mencegah terjadinya
b. Pemberian teh hijau dosis 0,015
degenerasi atau kerusakan hepatosit pada
gr/bb/hr mampu meningkatkan bobot
hepar. Hasil penelitian ini membuktikan
hepar, penurunan kadar SGPT dan
bahwa pemberian seduhan daun teh hijau
diameter hepatosit.
dosis 0,015 gr/bb/hr pada mencit yang
c. Interaksi MSG dan teh hijau terjadi
diinduksi MSG maupun tanpa induksi MSG
pada diameter hepatosit. Hal ini
27
21
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XX, Nomor 2, Oktober 2012

menunjukkan bahwa teh hijau dosis Of Mice Exposed to UV Irradiation.


Biology Department / Educationan
0,015 gr/bb/hr mampu memperbaiki
college / Mosul University.
kerusakan pada hepatosit akibat Bhattacharya. T, Bhakta. A, and Ghosh,
S.K. 2011. Long term effect of
induksi MSG dosis 0,084 gr/bb/hr.
monosodium glutamate in liver of
albino mice after neo-natal exposure.
SARAN Nepal Med Coll J; 13(1): 11-16
Chaturvedula, V.S.P and Prakash, I. 2011.
1. Pemberian seduhan daun teh hijau
The aroma, taste, color and
sebaiknya dilakukan dengan dosis bioactive constituents of tea. Journal
of Medicinal Plants Research Vol.
bertingkat sehingga dapat
5(11)
diperoleh dosis optimum atau Devasagayam, P.A. Tilak, J.C. Boloor,
K.K. , Sane, K., Ghaskadbi, S.S.,
terbaik dari daun teh hijau dalam
and Lele, R.D. 2004. Free Radicals
memperbaiki fungsi pada hepar. and Antioxidants in Human Health:
Current Status and Future Prospects
2. Perlu dilakukan uji fraksinasi
JAPI : Vol. 52
menggunakan kromatografi lapis Dewi, K. 2007. Pengaruh Ekstrak Teh
Hijau (Camelia sinensis) terhadap
tipis untuk memperoleh informasi
Penurunan Berat Badan, Kadar
detail tentang kadar polifenol yang Trigeliserida, dan Kolesterol Total
Pada Tikus Jantan Galur Wistar.
terkandung di dalam daun teh
Fakultas Kedokteran Universitas
hijau Kristen Maranatha : Bandung
Dimitrios, B. 2006 Sources of natural
3. Terkait dengan pengaruh rantai
phenolic antioxidants aboratory of
reaksi radikal bebas pada hepar, Food Chemistry and Technology,
School of Chemistry, Aristotle
disarankan untuk dilakukan
University of Thessa-loniki.
penelitian lanjutan tentang El-Agouza, M.A., El-Nashar, E.D. and.
Eissa, S.S. 2010. The Possible Ultra
pemberian teh hijau terhadap
Structural Ameliorative Effect of
profil malonaldehida (MDA) Taurine in Rat’s Liver Treated with
Monosodium Glutamate (MSG). The
sebagai senyawa indikator adanya
Open Hepatology Journal, 2 : 1-9
stres oksidatif pada organ target. El-Daly. A. The Protective Effect of Green
Tea Extract Againts Enroflaxin
Action on The Rat Liver :
DAFTAR PUSTAKA Histological, Histochemical, and
Akbar, A.A. Daryoush, M. Ali, R. and Ultrastructural Studies. 2011.
Mehrdad, R. 2012. Green Tea Journal American Science 7 (4) :
Attenuates Hepatic Tissue Injury in 669-679.
STZ-Streptozotocin-Induced Elpiana, 2011. Pengaruh MSG Terhadap
Diabetic Rats. Journal of Animal and Kadar Hormon Testosteron dan
Veterinary Advances 11 (12) : 2081- Berat Testis Pada Tikus Putih
2090 Jantan (Rattus Norvegicus). Tesis.
Ali, H.T. 2007. Beneficial Effects Of Program Studi Biomedik Universitas
Nigella sativa On The Testis tissues Andalas :Padang.

22
Potensi Teh Hijau (Camelia sinensis L.)
Reza A, T.R. Soeprobowati, dan Nanik H.S.15– 23

Eweka, O.A. and Iniabohs, F.A.E. 2008. Bioteknologi UGM. Yogyakarta, pp:
Histological Studies of The Effect of 94-152.
Monosodium Glutamat on The Noor, A. N. and Mourad, M.I. 2010
Testis of Adult Wistar Rats. The Evaluation of Antioxidant Effect of
Internet Journal of Urology : 1528- Nigella sativa oil on Monosodium
8390. Glutamate-Induced Oxidative Stress
Godwin A. Sina I., Benjamin A. 2010. in Rat Brain. Journal of American
Histological and biochemical Science 6 : (12)
markers of the liver of Wistar rats on Onyema, O.O. Farombi, O.E. Emerole,
subchronic oral administration of O.G. Ugoha, I.A. and Onyeze, O.G.
green tea. North American Journal 2006. Effect vitamin E on
of Medical Sciences : Volume 2. No. Monosodium Glutamat Induced
8. Hepatotoxicty and Stres Oxidative in
Hanafiah, A.K. 2011. Rancangan Rats. Indian Journal of Biochemistry
Percobaan : Teori dan Aplikasi. PT. and Biophysics Vol 43 pp 20-24
Raja Grafindo Persada : Jakarta Pavlovic, V. Dusica, P. Gordana, K. Dusan,
Heim, KE, Tagliaferro, AR, Bobliya, DJ. S. Tatjana, J.S. Snezana, C. Dragana,
2002. Flavonoids antioxidants: V. 2007. Effect of Monosodium
Chemistry, metabolism and structure Glutamate on Oxidative Stress and
activity relationships. The Journal of Apoptosis in Rat Thymus Mol Cell
Nutritional Biochemistry; 13: 572- Biochem 303:161–166
584. Sandhar, K.H. Bimlesh, K., Prasher, S.,
Ibrahim, A.M., Buhari, O.G., Aliyu B., Prashant, T., Salhan, M. and Sharma,
Yunusu, I., Bisala, M. 2011. P. 2011. A Review of
Amelioration of Monosodium Phytochemistry and Pharmacology
Glutamate Induced Hepatotoxicity of Flavonoids. International
by Vitamin C. European Journal of Pharmaceutica Sciencia. Vol 1. Issue
Scientific Research. Vol.60 No.1 1.
(2011), pp. 159-165. Singh, R. Akhtar,N. and Haqqi, M.T. 2010.
Issabeagloo, E. Ahmadpoor, F. Green Tea Polyphenol
Kermanizadeh, P. Taghizadieh, M. Epigallocatechin-3-Gallate:
2012 Hepatoprotective Effect of Inflammation and Arthritis. Life Sci.
Green Tea on Hepatic Injury Due to 86 (25-26): 907–918
Leflunomide in Rat. Asian Zeinab M. A. El-Gohary, Souad, A.
J.Exp.Biol. Sci. Vol 3 (1): 136 – 141 Khalifa, Afaf M. El-Said Fahmy and
Madesh, M and Hajnoczky, G. 2001. Yasmin, M. 2012 Comparative
VDAC-Dependent Permeabilization Studies on the Renal Structural
of The Outer Mitochondrial Aspects of the Mammalian Species
Membrane by Superoxide Induces Inhabiting Different Habitats.
Rapid and Massive Cytochrome c Journal of American Science. 7(4)
Release. J Cell Biol 155:1003-1015. Zowail, M.E.M.; Khater, E.H.H. and EL-
Marwa A. A.and Manal R. A.2011. Asrag, M.E.M. 2009. Protective
Evaluation of Monosodium effect of green tea extract against
Glutamate Induced Neurotoxicity cytotoxicity induced by enrofloxacin
and Nephrotoxicity in Adult Male in rat Egypt. Acad. J. biolog. Sci., 1
Albino Rats. Journal of American (1): 45-64
Science 7 : (8)
Ngatidjan. 1991. Petunjuk Laboratorium
Metode laboratorium dalam
Toksikologi. Pusat Antar Universitas

2329

You might also like