You are on page 1of 2

2.3.

1 Debit Saluran

Dalam perhitungan debit saluran, digunakan rumus strickler:

1. Perhitungan elevasi muka air saluran.


𝑡1 −𝑡2
I= ………….........................……………………………….. (2.1)
𝐿

Dimana :

I : Kemiringan tanah/dasar saluran

𝑡1 : Elevasi di titik awal/bagian tertinggi, m

𝑡2 : ELevasi di titik akhir/bagian terendah, m

L : Panjang saluran di titik awal sampai akhir, m

2. Perhitungan dimensi dan debit saluran, (Persegi)

A :bxh

P : b + 2h

R : A/P

V : k.𝑅 2/3 . 𝐼1/2

Qs : A x V ................................................................................... (2.2)

3. Perhitungan dimensi dan debit saluran, (Trapesium)

𝑎+𝑏
A : xh
2

P : b + 2h´

R : A/P

V : k.𝑅 2/3 . 𝐼1/2


Qs :AxV

Dimana:

A :Luas penampang basah, m2

P : Keliling basah, m

R : Jari-jari hidrolis saluran, m

V : Kecepatan aliran, m/dtk

Qs: Debit saluran, m3/dtk

k : Koefisien kekasaran Strickler

4. Koefisien kekasaran Strickler

Untuk menentukan kekasaran saluran, maka telah didapat ketentuan-ketentuan seperti yang

terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Koefisien kekasaran Strickler

Debit rencana k b h
3 1/3/dt
m /dt m (lebar saluran,m) (tinggi air,m)

Q > 10 45 3.9 – 6,5 1,60 – 2,19


5 < Q < 10 42,5 2,9 – 3,9 1,41 – 1,60
1<Q<5 40 1,5 – 2,9 0,92 – 1,32
Q < 1 dan saluran tersier 35 1,0 – 1,5 0,62 – 0,78

Sumber : KP-03 Saluran Irigasi

You might also like