Professional Documents
Culture Documents
Ketimpangan berdasarkan wilayah dalam hasil pemberian makanan dan gizi anak
60% Perkotaan
Perdesaan
40%
Rata-rata
20% nasional
Kalimantan
14 45 44 10 Selatan
0%
Berat lahir rendah ASI eksklusif Stunting pada anak Berat badan berlebih pada anak
TUJUAN 3 KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
Meskipun sudah ada kemajuan, angka kematian anak masih relatif termasuk dalam hal peningkatan akses terhadap metode
tinggi. Untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, 30 bayi yang baru lahir kontrasepsi modern.
meninggal pada bulan pertama kehidupan dan 57 meninggal
Pada tahun 2015, delapan puluh dua persen bayi menerima
sebelum mencapai usia 5 tahun.
vaksinasi campak, dan hampir empat di antara lima bayi menerima
Mayoritas perempuan dapat mengakses layanan persalinan dan tiga dosis vaksin DTP yang dianjurkan. Diperlukan upaya
92 persen kelahiran dibantu oleh penolong persalinan terlatih. berkelanjutan untuk mencapai dan mempertahankan cakupan
Namun, layanan kesehatan reproduksi tetap masih perlu perbaikan, imunisasi yang tinggi di wilayah perdesaan dan perkotaan.
Persalinan di fasilitas
60
59
kesehatan
50
Kelahiran yang dibantu 40
penolong persalinan terlatih 92
30
20
Kesehatan anak
Cakupan imunisasi –
DPT3
79
10
Cakupan imunisasi – 73 30 57
82 0
campak
Angka kelahiran dari Angka kematian Angka Kematian
remaja (per 1.000 neonatal (per Balita (AKBa) per
0% 20% 40% 60% 80% 100% perempuan) 1.000 kelahiran 1.000 kelahiran
hidup) hidup
Pendidikan
100% tinggi
Menengah
60% pertama
40% Dasar
PAUD
20%
0%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Usia (pada awal tahun ajaran)
TUJUAN 5 KESETARAAN GENDER
Provinsi Kalimantan Selatan memiliki salah satu tingkat perkawinan Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
usia anak tertinggi di Indonesia. Hampir satu di antara empat perkawinan usia anak
perempuan usia 20–24 tahun sudah menikah atau hidup bersama
sebelum berusia 18 tahun pada tahun 2015. Tingkat pernikahan anak 40% Kuintil
lebih tinggi di kalangan anak perempuan dari rumah tangga termiskin. terkaya
Tidak ada data yang representatif tentang kekerasan terhadap
perempuan dan anak perempuan di tingkat provinsi. Namun, data 30% Kuintil
termiskin
dari survei nasional menunjukkan bahwa jenis kekerasan ini tersebar
luas: Sebanyak 28 persen dari perempuan dan anak perempuan
20% Rata-rata
yang pernah memiliki pasangan pernah mengalami kekerasan nasional
fisik, seksual, dan/atau psikologis yang dilakukan oleh mantan atau
pasangan intimnya saat ini. Kalimantan
10% Selatan
23%
menikah 23
perempuan sebelum 0%
berusia Perkawinan usia anak
Anak-anak di bawah
garis kemiskinan (%) 3
SDG 1
SDG 2
Stunting pada anak (%) 30
Kemampuan minimal
dalam matematika (%) 21
SDG 4
Kemampuan minimal
dalam membaca (%) 11
SDG 5
Perkawinan usia anak (%) 34
0 20 40 60 80 100
Keterangan warna: Kuartil terbaik (1–8) Kuartil kedua (9–17) Kuartil ketiga (18–25) Kuartil terbawah (26–34)
Catatan
Sumber: S
urvei rumah tangga nasional (SUSENAS, RISKESDAS, SDKI) dan data administratif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Kesehatan). Informasi terperinci tentang sumber data dan definisi indikator tersedia online di: https://sdg4children.or.id
1 Kemiskinan anak multidimensi didefinisikan sebagai anak-anak yang mengalami deprivasi pada setidaknya dua dimensi berikut: pangan dan gizi; kesehatan;
pendidikan; perumahan; air dan sanitasi; dan perlindungan.
2 Saat ini, Indonesia masih belum memiliki data nasional yang representatif tentang kualitas air yang dapat digunakan untuk menghitung indikator SDG terkait
penggunaan layanan air minum yang dikelola secara aman. Namun setidaknya telah digunakan indikator proxy dalam menyusun baseline data untuk SDG 6.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di: jakarta@unicef.org