Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fasilitas Pelayanan :
1. Puskesmas Jelekong Kabupaten Bandung merupakan Puskesmas
Rawat Jalan berdasarkan Peraturan Bupati Kab Bandung Tahun 2016
tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan
Organisasi, Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT)
a. Bangunan/Gedung
Ada satu gedung untuk tempat pelayanan kesehatan yaitu Gedung
PuskesmasInduk seluas 222,5 m² yang lokasinya berada di Desa
Babakan Penghulu. Gedung Puskesmas Cinambo berada di lokasi yang
mudah dijangkau. Berada di
pinggir jalan aspal yang bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda
empat.
b. Ruangan
1) Gedung Puskesmas
Ruangan di gedung Puskesmas terdiri dari dua lantai :
a) Lantai bawah
terdiri dari :
Ruang
Pendaftaran
Ruang Rekam Medis dan
Kasir Ruang Tunggu Pasien
Ruang Pemeriksaan Umum
Ruang Pelayanan KIA dan KB
Ruang Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Ruang Pelayanan MTBS dan Konseling (Gizi,Kesling,
c. Lingkungan Gedung
Depan puskesmas terdapat halaman sebagai tempat parkir karyawan dan
pengunjung. Dilengkapi juga dengan sarana pembuangan limbah medis
dan non medis yang memadai, baik limbah padat maupun limbah cair.
Puskesmas Jelekong juga mempunyai sarana jaringan listrik dan sarana
air bersih yang memadai. Untuk keamanan dari petir, gedung sudah
dilengkapi dengan penangkal petir.
h. Perlengkapan Edukasi
Perlengkapan edukasi yang tersedia di Puskesmas Jelekong Kabupaten
Bandung diantaranya :
Poster dan leaflet Majalah
Buku
Koran
Food model
LCD projector
C. KEBIJAKAN MUTU
7
1. Kebijakan mutu Puskesmas Jelekong Kabupaten Bandung
ditetapkan dan disepakati oleh seluruh karyawan. Kebijakan mutu
dituangkan dan ditandatangani bersama oleh seluruh karyawan
Puskesmas Jelekong Kabupaten Bandung yaitu :
8
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan
Pasien
menunggu Pasien
panggilan dari
Pasien Pasien
ruang pelayanan diperiks
datang mendaftar
dan Kasir yang dituju
E. RUANG LINGKUP
F.TUJUAN
9
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan manual/pedoman mutu
ini
Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 Tahun
2004
Masyarakat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pusat
Kesehatan
Masyarakat
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Standar
berikut :
1. Pelanggan
Pelanggan atau langganan merujuk pada individu atau rumah tangga,
perusahaan
10
b. Ketidaksesuaian (non-conformance) adalah tidak
terpenuhinya suatu
persyaratan.
c. Persyaratan (requirement) adalah harapan atau kebutuhan yang
dapat berupa ketetapan, kebiasaan, atau kewajiban, baik yang
dinyatakan ataupun
tidak dinyatakan.
6. Tindakan
preventif
(mencegah sebelum
terjadi). 7. Pedoman
mutu
standar yang
diharapkan. 8.
Dokumen
11
Adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber
daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Definisi lain dari proses
adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi, yang
mengubah input menjadi output. Kegiatan ini memerlukan alokasi sumber
daya seperti orang dan materi.
Realible : sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata / sesuatu yang tidak
nyata
12
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU
A. PERSYARATAN UMUM
penyelenggaraan pelayanan,
2. Kejelasan penanggungjawab, penyediaan sumberdaya,
penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan
yang berdasarkan kebutuhan masyarakat/pelanggan,
3. Verifikasi terhadap rencana yang disusun,
4. Pelaksanaan pelayanan,
5. Verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang
dicapai,
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
13
Dokumen sistem manajemen mutu dipastikan terkendali. Dokumen
sistem manajemen mutu adalah dokumen-dokumen yang memuat
informasi yang
pihak terkait.
Prosedur pengendalian dokumen mengatur hal-hal sebagai berikut :
1. PENETAPAN JENIS DOKUMEN
a. Wakil Manajemen menetapkan dokumen-dokumen yang
dikendalikan
2. PENGESAHAN DOKUMEN
Setiap dokumen terkendali yang dibuat harus ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas.
Nomor
terbitan
Nomor revisi
14
Contoh Header sebagai berikut :
JUDUL SOP
No Dokumen :
Halaman : 15/34
diterbitkan.
i. Halaman diisi nomor halaman dan jumlah halaman dalam
dokumen
tersebut
4. PENERBITAN DOKUMEN
a. Setiap akan diterbitkan atau direvisi, suatu dokumen terlebih dulu
harus dibicarakan dengan petugas yang bersangkutan berkaitan
dengan pelaksanaan dan pengendalian dokumen tersebut.
b. Konsep dokumen harus diedarkan kepada semua pihak
yang
15
d. Unit / Bagian yang menerima distribusi salinan dokumen harus
menandatangani formulir tanda bukti penerimaan dokumen. Dokumen
asli
Mutu, ,jika :
Mengalami revisi
Terjadi perubahan sistem mutu
Ada perubahan struktur organisasi yang mempengaruhi isi
dokumen Ada perubahan teknologi
Instruksi kerja sudah tidak sesuai dengan urutan pelaksanaan
tugas
7. DISTRIBUSI DOKUMEN
a. Semua dokumen sistem manajemen mutu harus didistribusikan
secara tercatat sesuai ketentuan yang telah disepakati. Formulir
pendistribusian dapat
16
c. Nama penerima dokumen tercantum pada halaman
pertama dokumen
yang didistribusikan.
d. Daftar nama-nama penerima dokumen dituangkan dalam daftar
penerima dokumen yang dikelola / disimpan di secretariat
penarikan dokumen.
c. Salinan dokumen yang sudah ditarik, dimusnahkan
dengan cara
lagi.
e. Formulir penarikan dokumen dan formulir berita acara pemusnahan
dokumen disimpan oleh Wakil Manajamen.
penarikan.
b. Setiap dokumen ditinjau ulang secara berkala 3 tahun
sekali.
c. Bila revisi tidak diperlukan maka MR membubuhkan paraf
dan tanggal
DOKUMEN TERKAIT
17
a) Arsip adalah dokumen berisi informasi historis yang timbul dari
DOKUMEN TERKAIT
perbaikan kinerja, konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan
18
“Puskesmas Cinambo sebagai Puskesmas Andalan
Pilihan
Masyarakat”
dengan melakukan perbaikan kinerja dan mutu pelayanan
kesehatan secara terus menerus dan berkesinambungan
sesuai dengan tata nilai,
visi, misi dan tujuan puskesmas.
Kinerja/Mutu
keselamatan pasien
DOKUMEN TERKAIT
1. Setiap koordinator/penanggungjawab/karyawan
dipastikan
19
5. Uraian tugas dibuat berdasarkan nama nama
posisi yang ada
yang ditetapkan
Memastikan bahwa personil yang berada dibawah
koordinasinya melaksanakan tugas sesuai dengan
ditetapkan
DOKUMEN TERKAIT
Mutu
fungsi
20
4. Menjamin sistem manajemen mutu diperbaiki terus
menerus
Mutu
Prosedur Tunjangan Manajemen
7. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara briefing pagi,
pertemuan lokakarya mini bulanan puskesmas, pertemuan
koordinasi program dan kegiatan, audit internal, Rapat Tinjauan
Manajemen, pertemuan konsultasi program dan kegiatan dan
media komunikasi elektronik (whatsapp, telepon dan short
message service/SMS).
8. Tinjauan Manajemen
lalu
Perubahan terhadap kebijakan mutu
Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem
21
Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah
peningkatan efektivitas sistem manajemen mutu,
peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan
pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan, termasuk
penyediaan sumberdaya yang
perlu dilakukan.
DOKUMEN TERKAIT
1. Penyediaan sumberdaya
terpenuhi.
b. Sumber daya yang diperlukan diidentifikasi oleh koordinator
unit dan disampaikan kepada kepala puskesmas melalui
mekanisme
eksternal puskesmas.
b. Kompetensi yang diperlukan oleh setiap karyawan agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara tepat dan
benarsesuai dengan sasaran kinerja dan persyaratan yang telah
direncanakan
diupayakan dipenuhi.
DOKUMEN TERKAIT
Prosedur
Kepegawaian
Kompetensi
Karyawan
3. Infrastruktur / Sasaran Kerja
22
b. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat-alat
medis maupun fasilitas pendukungan agar senantiasa dalam
kondisi baik dan siap dioperasikan.
c. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya
diidentifikasi dan
4. Lingkungan kerja
DOKUMEN TERKAIT
1. Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) a. Perencanaan
UKM
1) Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat disusun
berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dengan
melibatkan masyarakat dan sektor terkait dan berdasarkan
hasil analisis permasalahan di lapangan serta pencapaian
kinerja.
23
2) Rencana upaya kesehatan di Puskesmas dituangkan
dalam bentuk rencana lima tahunan dan rencana tahunan
berupa Rencana Ususlan Kegiatan (RUK) untuk anggaran
tahun berikut dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
untuk anggaran tahun berjalan.
b. Penyelenggaraan UKM
1) Pengorganisasian UKM
Dalam melakasanakan tugas dan tanggungjawab,
koordinator, penanggunjawab, dan pelaksana UKM dipandu
dengan uraian tugas dan kewenangan yang jelas dan sudah
ditetapkan.
4) Evaluasi UKM
Agar sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
tercapai
kinerja UKM.
Kebijakan dan prosedur evaluasi kepatuhan
terhadap peraturan, kerangka acuan, prosedur dalam
pengelolaan dan pelaksanaan UKM ditetapkan
Kepala Puskesmas.
Kebijakan dan prosedur evaluasi kinerja UKM
b) Audit internal
24
Pimpinan Puskesmas, Koordinator dan penanggunjawab
UKM melakukan evaluasi kegiatan perbaikan kinerja
melalui audit internal yang dilaksanakan secara periodik
c) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Peningkatan kinerja Puskesmas dilakukan secara
berkesinambungan. Jika hasil pelayanan atau hasil
upaya/kegiatan yang tidak mencapai target, maka
dilakukan upaya perbaikan berupa koreksi, tindakan
korektif maupun tindakan preventif
yang memadai.
Pasien membutuhkan informasi yang jelas
ditempat pendaftaran, oleh karena itu informasi
pendaftaran harus tersedia dengan jelas yang
dapat dengan mudah diakses dan dipahami oleh
pasien.
b) Pelayanan Klinis
Tahapan pelayanan klinis diinformasikan kepada
pengobatan
Hasil kajian awal pasien dianalisis oleh
petugas kesehatan profesional dan/atau tim
kesehatan antar profesi yang digunakan untuk
menyusun keputusan
layanan klinis
Terdapat peralatan dan tempat yang
memadai untuk melakukan kajian awal pasien
25
Rencana tindakan dan pengobatan serta
rencana layanan terpadu jika diperlukan
penanganan oleh tim kesehatan antar profesi
disusun dengan tujuan yang
anggotanya
Persetujuan tindakan medik diminta
sebelum pelaksanaan tindakan bagi yang
membutuhkan persetujuan tindakan medik
Rujukan sesuai kebutuhan pasien ke sarana
26
Seluruh petugas kesehatan memperhatikan
dan menghargai kebutuhan dan hak pasien
selama
pelaksanaan layanan
Pelayanan klinis harus diberikan dengan
efektif dan efesien. Dalam perencanaan maupun
pelaksanaannya harus menghindari pengulangan
yang tidak perlu
Tersedia pelayanan anestesi sederhana dan
kepada pasien/keluarga
Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal
perlu ada kerjasama antara petugas kesehatan
dan pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu
mendapatkan penyuluhan kesehatan dan edukasi
yang terkait dengan penyakit dan kebutuhan klinis
pasien, oleh karena itu penyuluhan dan pendidikan
pasien/keluarga perlu dipadukan dalam pelayanan
klinis. Pendidikan dan penyuluhan kepada pasien
termasuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Agar penyuluhan dan pendidikan pasien/keluarga
dilaksanakan dengan efektif maka dilakukan
dengan pendekatan komunikasi interpersonal
antara pasien dan petugas kesehatan, dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
pasien/keluarga
27
dan prosedur pelayanan laboratorium mulai dari
permintaan, penerimaan, pengambilan dan penyimpanan
spesimen, pengelolaan reagen pelaksanaan
pemeriksaaan, penyampaian hasil pemerilsaan kepada
pihak yang membutuhkan, serta pengelolaan limbah
medis dan bahan berbahaya dan beracun (B3)
d) Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan
tersedia
2) Pelayanan Obat
a) Berbagai jenis obat yang sesuai dengan
kebutuhan
28
c) Ada jaminan kebersihan dan keamanan dalam
penyimpanan, penyiapan, dan penyampaian obat kepada
pasien
29
b) Inventaris, pengelolaan, peyimpanan dan penggunaan
bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan
limbah berbahaya dilakukan berdasarkan perencanaan
yang memadai
5) Manajemen Peralatan
a) Untuk menjaga agar peralatan siap pakai dan
dalam
klinis
c) Setiap tenaga mendapat kesempatan
mengembangkan ilmu dan ketrampilan yang diperlukan
untuk meningkatan mutu pelayanan bagi pasien
30
d) Untuk menjamin bahwa asuhan dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang tepat dan kompeten, maka harus ada
kejelasan petugas dan wewenang untuk tiap tenaga
kesehatan yang memberikan asuhan klinis di
Puskesmas. Dalam kondisi tertentu, jika tenaga
kesehatan yang memenuhi persyaratan tidak tersedia,
maka dapat ditetapkan tenaga kesehatan dengan
pemberian kewenangan untuk menjalankan asuhan klinis
tertentu oleh pejabat yang berwenang
pelayanan klinis
2) Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem
pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku dalam pemberikan
pelayanan. Tenaga klinis perlu melakukan evaluasi terhadap
perilaku dalam pemberian pelayanan dan melakukan upaya
perbaikan baik pada sistem pelayanan maupun perilaku
pelayanan yang mencerminkan budaya keselamatan, dan
budaya perbaikan
pertimbangan lain
5) Agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik,
maka perlu dilakukan pembakuan standar dan prosedur
layanan klinis.
31
Standar dan prosedur tersebut perlu disusun berdasarkan
acuan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, dan
bila memungkinkan berdasarkan bukti ilmiah terkini dan yang
terbaik
jatuh
7) Untuk mengetahui nilai keberhasilan pencapaian mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien, maka perlu
ditetapkan target (batasan) yang harus dicapai untuk tiap-
tiap indikator yang dipilih
telah disusun
11) Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan
32
BAB III
PENUTUP
Demikian manual mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas
Jelekong Kabupaten Bandung untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemen mutu serta
tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang
yang telah diberikan.
33
Cinambo, 17 Juli 2017
Bandung