You are on page 1of 14

Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 3 No.

1, Januari – Juni 2015

ANALISIS KEPUTUSAN KEPATUHAN PAJAK:


STRATEGI AUDIT RANDOM, PROBABILITA AUDIT CERAPAN
DAN ETIKA PAJAK
(Studi Eksperimen Laboratorium)

Meinarni Asnawi
Univeritas Cenderawasih

ABSTRACT

This study aims to provide empirical evidence that random audit strategy, perceived probability of
audit, and tax ethics, have impacts on tax compliance. This study uses a laboratory experiment to test the
impacts of one economic factor (random audit strategy) and two psychology factors (perceived probability
of audit and tax ethics) on tax compliance decision. 78 participants in this experiment come from magister
science, doctoral program, and magister accounting of FEB UGM Yogyakarta. The experiment uses
counterbalanced Designs and standards of fieldwork media for software and tax ethics film. The results
provide empirical evidence that random audit strategy, perceived probability of audit, and tax ethics, have
significant relations with tax compliance decisions. Random audit strategy has indirect relations to tax
compliance decisions by perceived probability of audit. In particular, the relations between tax ethics and
tax compliance behavior are well documented. In this study, it is proposed a model which is intended to
clarify the mechanism through tax ethics that impact tax compliance decisions. The results highlight the
importance of obtaining a proper understanding of these factors for developing effective policies to increase
the level of tax compliance.

Keywords: perceived probability of audit, random audit strategy, tax ethical, and tax compliance decision

PENDAHULUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN


Riset ini menggunakan pendekatan HIPOTESIS
eksperimen untuk memperjelas perubahan Berbagai teori yang menjelaskan tentang
perilaku partisipan setelah tritmen diberikan. Riset keputusan kepatuhan pajak banyak dihubungkan
ini juga memberikan bukti bahwa isu perilaku dengan pendekatan ekonomi tradisional dan
individual dari sudut pandang psikologi (etika didasarkan pada teori utilitas telah valid.Walaupun
pajak dan probabilita audit cerapan) serta sudut terdapat berbagai penjelasan tentang mengapa
pandang ekonomi seperti strategi audit para pembayar pajak patuh atau tidak patuh
randomtidak dapat diabaikan dalam upaya terhadap peraturan-peraturan pajak, tetapi
peningkatan kepatuhan wajib pajak.Riset ini juga penjelasan secara ekonomis tidaklah cukup dan
merekomendasikan etika pajak dari wajib pajak lengkap dalam menjelaskan keputusan kepatuhan
merupakan faktor penting dalam proses pajak. Riset ini mencoba untuk
pembuatan keputusan kepatuhan pajak. mengkombinasikan faktor ekonomi seperti strategi
audit random, dan faktor psikologi seperti
Penjelasan berikut dari paper ini akan
probabilita audit cerapan dan etika pajak dalam
menguraikan tentang teori dan pengembangan
suatu pengujian rasionalitas keputusan kepatuhan
hipotesis, model penelitian, metode penelitian,
pajak.
analisis data, pengujian hipotesis dan diskusi.

40 IARN (iarn.detikjogja.com)
Asnawi

lain dilakukan oleh (Milliron dan Toy, 1988) yang


mengembangkan dua model pengujian kepatuhan
Keputusan Kepatuhan Pajak
yaitu economic deterence model dan fiscal
Kepatuhan wajib pajak dapat ditingkatkan psychology model. Hasilnya membuktikan bahwa
melalui aspek ekonomi dan psikologis. Riset fiscal psychology model merupakan kunci untuk
kepatuhan pajak yang menggunakan pendekatan meningkatkan kepatuhan pajak. Penelitian
ekonomi pertama kali dilakukan oleh Becker lainnya berkaitan dengan kepatuhan pajak diteliti
(1968) dengan memperkenalkan pendekatan oleh Makhfatih (2005) berfokus pada penggelapan
economics of crime, dimana individu diasumsikan pajak membuktikan bahwa perilaku penggelapan
akan memaksimalkan utilitas-ekspektasinya pajak dipengaruhi oleh probabilita terdeteksi,
melalui suatu permainan penghindaran pajak penalti, tarif pajak, negosiasi dan insentif.
dengan melakukan under-reporting disatu sisi dan
Dari berbagai hasil riset di atas dapat
denda ataupenalti pada sisi lainnya.
dikatakan bahwa terdapat banyak kasus yang
Kepatuhan dapat dilakukan dengan berbagai berkaitan dengan kepatuhan atau sebaliknya
cara, salah satunya dengan cara melaporkan ketidakpatuhan pajak. ketidakpatuhan pajak dapat
dengan benar jumlah kewajiban pajaknya, karena dilakukan dengan cara tidak melaporkan atau
sengaja mengurangi jumlah kewajiban pajak melaporkan namun tidak sesuai dengan keadaan
merupakan hal yang berhubungan dengan sebenarnya atas pendapatan yang bisa dikenai
ketidakpatuhan(Hyman, 1993). Atas dasar inilah pajak. Hal ini bisa saja terjadi karena wajib pajak
keputusan kepatuhan pajak atau ketidakpatuhan memiliki kebijakan sendiri untuk menentukan
dapat dipengaruhi oleh faktor internal individu berapa penghasilan yang akan dilaporkan dalam
(psikologis) dan faktor eksternal individu atau pelaporan pajaknya.
dalam beberapa riset disebut dengan faktor non-
ekonomi dan ekonomi (Alm, 1995). Alm (1995) Strategi Audit Random
menyebutkan faktor internal sebagai faktor non- Beberapa riset awal yang berkaitan dengan
ekonomi seperti moral, etika, probabilita audit kepatuhan pajak pada dasarnya menggambarkan
cerapan, keadilan, dll. Sedangkan faktor eksternal model kepatuhan pajak sebagai suatu permainan
individu sebagai faktor ekonomi seperti kebijakan (simulasi) antara wajib pajak dan insititusi pajak,
pemerintah dalam menentukan tarif pajak, strategi karena di satu sisi kepatuhan pajak diperhadapkan
audit, penetapan tingkat audit, dll. dengan memaksimalkan kesejahteraan wajib pajak
(utilitas pribadi) dan di pihak lain institusi
Beberapa studi yang telah dikemukakan
berupaya untuk memaksimalkan penerimaan
sebelumnya membuktikan bahwa kepatuhan pajak
pemerintah melalui strategi audit yang tepat
tidak hanya dapat dilihat dari sudut pandang
(Beck, 1989, Reiganum, 1985).
ekonomi saja (Allingham, 1972, Yithaki,1974
,Cowell,1988), tetapi juga faktor non-ekonomi. Alm dkk. (1993) mengemukakan bahwa
Studi yang menginvestagi perilaku individu terdapat beberapa cara atau strategi untuk seleksi
melalui eksperimen laboratorium untuk melihat audit pajak yaitu dengan random audit rule dan
pengaruh non-ekonomi (individu) terhadap fixed audit rule. Beberapa riset membuktikan
kepatuhan (Alm, 1998,1995)(Ghosh danCrain, bahwa strategi audit yang bersifat random akan
1996), membuktikan bahwa faktor nonekonomi meningkatkan kepatuhan pajak karena wajib pajak
seperti rasa keadilan dan standar etika merupakan yang berada pada kondisi ketidakpastian akan
faktor yang tidak dapat diabaikan dalam cenderung untuk menghindari risiko penalti
pertimbangan kepatuhan pajak. (Ghosh dan Crain, 1996, Beck, 1991,
Jackson,1986).
Sejak ditemukannya bukti-bukti empiris
yang terkait dengan faktor-faktor yang Untuk lebih memahami strategi audit dengan
memengaruhi kepatuhan, maka terdapat banyak pendekatan random. Alm dkk. (1993)
riset yang mulai mendasarkan risetnya pada menggunakan economics-of-crime methodology
beberapa model yang dikemukakan sebagai yang pertama kali dikembangkan oleh Allingham
penjelasan terjadinya ketidakpatuhan pajak, antara dan Sandmo (1972).Mereka menemukan bahwa

IARN (iarn.detikjogja.com) 41
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 3 No.1, Januari – Juni 2015

individu yang diasumsikan menerima pendapatan Beberapa bukti riset menjelaskan bahwa
tetap akan menggunakan kewenangan pajak untuk terdapat pengaruh probabilita audit yang dirasakan
melakukan underreported income dengan cara dengan kepatuhan pajak. Milliron dan Toy (1988)
memaksimalkan fungsi utilitasnya dan menginvestigasi tujuh faktor kepatuhan pajak
menanggung akibatnya jika penghindaran yang terdiri dari deduction permitted, IRS
pajaknya terdeteksi dan dikenakan penalti. information services, withholding and information
reporting, the probability of audit, preparer
Berbagai hasil riset di atas memperjelas
responsibilities, tax rates and taxpayer penalties.
bahwa asumsi informasi assimetri yang terjadi
Variabel-variabel di atas kemudian
dalam konteks hubungan antara Dirjen Pajak
dikelompokkan dalam dua pendekatan yaitu
sebagai prinsipal dan wajib pajak sebagai agen
economic deterrence model and psychology
seperti yang dijelaskan dalam teori keagenan
paradigm. Hasil riset mereka menyimpulkan
memungkinkan perlu adanya monitoring. Tujuan
bahwa probability of audit merupakan salah faktor
dilakukan monitoring adalah untuk melihat
penentu keputusan kepatuhan pajak.
dengan lebih akurat apakah wajib pajak
melakukan kepatuhan ataukah sebaliknya. Berbeda dengan Milliron dan Toy (1988),
riset Alm (1988) terkait dengan perceived
Monitoring dalam konteks pajak identik
probability of audit didasarkan pada model
dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh Dirjen
hubungan antara principal (institusi pajak) dan
pajak terhadap wajib pajak. Tujuan dilakukan
agent (pembayar pajak). Hubungan ini
pemeriksaan adalah untuk menghindari
menghasilkan suatu aturan yang berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya moral hazard atau
seleksi audit. Jika wajib pajak melaporkan
adverse selection yang bisa saja dilakukan oleh
pendapatan yang diterima lebih rendah dari batas
wajib pajak dalam pengisian SPT.Beberapa hasil
minimum atau ”cutoff level” maka akan memiliki
riset di atas menyimpulkan bahwa strategi audit
kemungkinan diaudit lebih besar dan sebaliknya.
random yang digunakan untuk meningkatkan
probabilitas terdeteksi merupakan faktor penting Penjelasan di atas mengasumsikan bahwa
untuk memrediksi perilaku individu terhadap pembayar pajak (agent) dan prinsipal akan
peningkatan kepatuhan pajak. Dengan demikian berinteraksi dalam suatu permainan dimana
strategi pemeriksaan yang tepat menjadi hal yang institusi pajak akan mempelajari bagaimana para
perlu dipertimbangkan dalam menentukan kapan pembayar pajak menentukan besarnya pajak yang
dan mengapa seorang wajin pajak (WP) perlu akan dibayarkan melalui self-assesment pelaporan
diperiksa. pajak dan dipihak lain para pembayar pajak
melihat kecenderungan probabilita audit yang
Dari berbagai penjelasan di atas maka hipotesis
akan diterima sebagai kebijakan pembayar pajak
yang akan diuji adalah:
untuk memilih diaudit atau tidak atas laporan yang
H1. Strategi audit random berpengaruh positif dibuat oleh mereka. Secara psikologi, wajib pajak
terhadap keputusan kepatuhan pajak yang menyadari bahwa probabilita mereka untuk
Probabilitas audit cerapan (Perceived diaudit adalah rendah secara sistimatis individu
probability of audit) tersebut bisa saja merasa bahwa probabilita audit
mereka lebih tinggi dibandingkan probabilita yang
Sistem self assessment yang diterapkan ditetapkan Kahneman dan Tversky (1979).
dalam perhitungan pajak pribadi maupun badan
memungkinkan terjadinya ketidakpatuhan pajak. Hasil temuan ini sejalan dengan temuan
Seseorang atau wajib pajak (WP) dapat Ghosh dan Crain (1996) yang membuktikan
melaporkan lebih rendah atau tidak melaporkan bahwa semakin tinggi perceived probability of
pendapatan kena pajaknya yang seharusnya audit semakin rendah tingkat ketidakpatuhan
dilaporkan apalagi jika wajib pajak tersebut pajak. Analisis yang dilakukan Beck dan Jung
merasa bahwa laporan pendapatan yang diajukan (1991) juga membuktikan bahwa pendapatan yang
tidak akan diaudit karena telah memenuhi standar dilaporkan mengalami peningkatan pada saat
pelaporan pajak yang ditetapkan. adanya peningkatan probabilita yang diterima dan
tarif penalti.

42 IARN (iarn.detikjogja.com)
Asnawi

Penjelasan di atas membuktikan bahwa sesuatu yang secara moral adalah salah atau tidak
wajib pajak akan membuat pelaporan pendapatan bermoral. Hasil riset mereka menunjukkan bahwa
yang memungkinkannya untuk tidak di audit terdapat hubungan positif antara etika dan
dengan mempertimbangkan berapa besar kepatuhan pajak, sedangkan riset yang
kemungkinan mereka akan diaudit. Namun hal ini menunjukkan hasil negatif ditunjukkan oleh
akan berbeda jika individu tidak mengetahui Webley dan Eidjar (2001).
dengan pasti kapan atau mengapa mereka diaudit. Riset yang secara spesifik menguji etika
Dengan metode random WP akan lebih bersikap untuk memrediksi kepatuhan pajak dilakukan oleh
konservatif dalam membuat keputusan pajaknya. Henderson (2005) dengan menginvestigasi efek
Dari berbagai penjelasan di atas maka hipotesis dari orientasi etika dan evaluasi etika
yang akan diuji dalam riset ini adalah: membuktikan bahwa orientasi etika memengaruhi
etika evaluasi dan selanjutnya secara positif
H2 Probabilita audit cerapan memediasi hubungan
memengaruhi kepatuhan pajak.
antara strategi audit randomdan keputusan
kepatuhan pajak Proses psikologis dari etika pajak tergantung
pada bagaimana self-determination dan self-
Etika Pajak
esteem dipengaruhi oleh audit pajak, karena audit
Secara umum pemahaman terhadap etika pajak dapat digunakan oleh lembaga pajak untuk
dapat diartikan sebagai suatu refleksi dari suatu meningkatkan moral pajak jika pembayar pajak
kumpulan kepercayaan yang terdapat dalam diri memiliki self-determination yang tinggi
individu tentang benar dan salah. Sedangkan (Deci,1999). Dari penjelasan di atas menunjukkan
pengertian secara kontekstual, pemahaman etika bahwa pada dasarnya perilaku individu berperan
merupakan kepercayaan yang ada dalam diri dalam menentukan keputusan yang akan diambil
individu yang merefleksikan kepercayaan etika berkaitan dengan kepatuhan pajak.
yang lebih spesifik tentang dan dalam konteks
Teori etika seperti theological theory
perilaku kepatuhan pajak (Henderson, 2005).
memberikan pemahaman mendasar tentang
Riset awal yang menguji peran etika dalam bagaimana individu membuat keputusan dan
kepatuhan pajak dilakukan oleh Schwartz dan menyadari dengan sepenuhnya atas setiap
Orleans (1967) yang berfokus pada aspek konsekuensi yang akan diterima dari setiap
komitmen sosial terhadap kepatuhan pajak. keputusan yang dibuatnya. Dengan demikian
Jackson dan Milliron (1986) selanjutnya pemahaman ini sesuai dengan keputusan individu
mengembangkan riset Schwartz, dkk., dengan berkaitan dengan keputusan kepatuhan pajak,
mendefenisikan etika dalam dua pengukuran yaitu karena setiap keputusan yang akan diambilnya
orientasi etika dan evaluasi etika. baik patuh atau tidak memiliki konsekuensi yang
Orientasi etika mengarah pada pengertian harus diterima.
etika secara umum atau lebih dikaitkan dengan Walaupun terdapat bukti-bukti tentang
teori–teori psikologi tentang konsistensi antara hubungan antara pemahaman etika dan perilaku
tindakan dan kepercayaan yang dimiliki (Lindzey, kepatuhan pajak, masih diperlukan suatu
1985). Sedangkan pengertian evaluasi etika lebih investigasi yang lebih mendalam antara hubungan
terfokus pada pengertian etika secara kontekstual antara evaluasi etika atau pemahaman etika
yaitu menghubungkan sikap individu dan dengan keputusan kepatuhan pajak. Dalam
kepercayaan yang bisa saja berbeda tergantung konteks kepatuhan pajak, etika evaluasi di bagi
dari situasi yang dihadapi (misalnya dalam tiga dimensi yaitu moral equity, relativism,
ketidakpatuhan pajak dapat dibedakan dengan contractualism, atau yang disebut dengan multi-
bentuk kriminal lainnya). dimensional ethics scale (MES).
Grasmick dan Green (1980), Grasmick dan Dari berbagai hasil riset di atas maka
Scott (1982), Kaplan dan Reckers (1985) serta hipotesis yang akan diuji adalah:
Reckers dkk. (1994), mendefinisikan etika dalam
konteks perilaku ketidakpatuhan pajak sebagai

IARN (iarn.detikjogja.com) 43
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 3 No.1, Januari – Juni 2015

H3.Etika pajak memoderasi hubungan antara Hubungan antara variabel keputusan


probabilita audit cerapan dan keputusan kepatuhan pajak dengan keberadaan variabel
kepatuhan pajak strategi audit, probabilita audit cerapan (perceived
probability of audit)dan etika pajak, dapat
Model Penelitian
ditunjukkan dalam bentuk model skematis berikut
ini:

STRATEGI PERCEIVED KEPUTUSAN


AUDIT PROBABILITY OF KEPATUHAN
RANDOM AUDIT PAJAK

ETIKA PAJAK

Gambar 1. Model Penelitian Keputusan Kepatuhan Pajak

METODE PENELITIAN Partisipan dalam riset ini berasal dari


mahasiswa S2 dan S3 Fakultas Ekonomi dan
Riset ini mengunakan eksperimen
Bisnis UGM meliputi Program Doktor dan
laboratorium untuk proses pengumpulan data.
Program Magister Sainsdari 3 bidang ilmu yaitu
Tujuannya adalah untukmemperjelas arah
ilmu akuntansi, ilmu manajemen dan ilmu
hubungan model keputusan kepatuhan pajak.Riset
ekonomi dan Program Magister Akuntansi FEB
keperilakuan kepatuhan pajak dengan
UGM. Sedangkan untuk uji kelayakan media
menggunakandata sekunder telah banyak
eksperimen menggunakan partisipan dari
dilakukan namun memiliki kelemahaan karena
mahasiswa S1 program Internasional Jurusan
mengukur kepatuhan pajak dari rasio pembayaran
Akuntansi FEB UGM, S1 Jurusan Akuntansi
pajak dan jumlah pajak. Penggunaan data
Fakultas Ekonomi Universitas Cenderawasih dan
sekundertersebut tidak dapat menggambarkan
Magister Ilmu Ekonomi Universitas
kondisi riil mengapa seorang wajib pajak atau
Cenderawasih.
individu tidak mau membayar pajak.
Pengujian dengan eksperimen untuk riset Pengukuran
keperilakuan memiliki beberapa kelebihan antara 1. Strategi audit random, pengukuran diberikan
lain, peneliti dapat melakukan manipulasi melalui tritmen.Partisipan akan diberitahu
terhadap variabel independen sehingga bahwa mereka memiliki kemungkinan yang
kemungkinan adanya perubahan pada variabel sama(acak/random)untuk diauditsetelah
dependen benar-benar merupakan fungsi adanya laporan pajak mereka. Selanjutnya partisipan
peningkatan perlakuan (treatment). Selain itu akan diukur dengan menggunakan item
dengan riset eksperimen, variabel-variabel yang pertanyaan yang telah diuji validitasnya pada
dapat menimbulkan bias terhadap hasil dapat riset sebelumnya. Item-item pertanyaan dibuat
dikontrol sehingga lebih efektif dibandingkan dengan mengacu pada riset yang dilakukan
dengan desain riset lainnya. Keuntungan lainnya oleh Alm dkk. (1993)
adalah memiliki kemampuan replikasi yang tinggi 2. Etika Pajak. Tritmen dibuat dalam bentuk
dengan setting partisipan, waktu dan situasi yang video/filmyang memberikan gambaran tentang
berbeda. prosedur pembayaran pajak sesuai dengan
undang-undang yang berlaku, yaitu tentang

44 IARN (iarn.detikjogja.com)
Asnawi

bagaimana seharusnya mengisi SPT, lain dilakukan oleh Alm (1998), Milliron (1985),
menetapkan penghasilan serta menghitung serta Jackson dan Milliron (1986).
penghasilan tidak kena pajak. selain itu juga
Desain Eksperimen.
diberikan gambaran tentang manfaat pajak
serta pemeriksaan pajak. Narasi video etika Eksperimen ini menggunakan desainpost test
pajakdisesuaikan dengan instrumen Multi only design. Untuk mencegah keterbatasan pada
Ethical Scale (MES) yang dikembangkan oleh desian ini maka peneliti melakukan cek
Reidenbach (1988) dan kemudian manipulasi berulang untuk memastikan adanya
dikembangkan dalam riset akuntansi oleh perubahan perilaku pada partisipan sebelum dan
Flory (1992) dan Henderson (2005). sesudah tritmen diberikan. Riset ini terbagi dalam
lima (5) tahapan.Tujuan menggunakan lima
3. Probabilita audit cerapan (Perceived tahap/sesi dalam eksperimen ini adalah untuk
Probability of Audit) merupakan kondisi yang
memudahkan partisipan dalam memahami desain
menggambarkan perasaan partisipan untuk eksperimen yang digunakan dalam riset ini.
diperiksa. Instrumen yang digunakan dalam
riset ini dikembangkan dari instrumen yang Tahap pertama:
digunakan oleh Milliron dan Toy (1988). Sesi ini merupakan sesi awal dimana
4. Keputusan Kepatuhan Pajak dikembangkan partisipan melakukan pendaftaran untuk
menggunakan ratio perbandingan antara mendapatkan buku petunjuk eksperimen,
jumlah pendapatan yang dilaporkan dengan mengambil tempat sesuai dengan nomor yang
pendapatan kena pajak yang sebenarnya serta tertera dalam buku petunjuk dan menandatangani
beberapa item instrumen pertanyaan yang pernyataan yang isinya menyatakan akan
dibuat dan dikembangkan mengacu dari riset mengikuti eksperimen secara sungguh-sungguh
Alm(1998). sampai eksperimen selesai.
Seleksi Partisipan Tahap Kedua:
Partisipan dalam riset ini berjumlah 78 Pada sesi ini, partisipan telah mengambil
orang, seluruh partisipan yang mengikuti tempat sesuai dengan nomor yang tertera pada
eksperimen ini mendaftarkan diri secara sukarela buku petunjuk. Selanjutnya partisipan mendapat
untuk mengikuti seluruh rangkaian eksperimen penjelasan singkat berkaitan dengan bagaimana
hingga selesai. Partisipan mendaftarkan diri menggunakan perangkat lunak yang telah
setelah membaca pengumuman yang disebarkan disiapkan untuk sesi eksperimen. selanjutnya
melalui media milis formadegama (internet) dan partisipan diminta untuk membaca buku petunjuk
pengumuman yang ditempelkan pada dinding agarmemahami setiap tugas dan langkah yang
informasi Program M.Si dan Doktor UGM. harus ditempuh sesuai prosedur ekseperimen.
Eksperimen dilaksanakan di laboratorium Tahap Ketiga:
komputer Program M.Si dan Doktor FEB UGM Sesi ini merupakan sesi utama eksperimen,
dengan daya tampung 30 (tigapuluh) partisipan setiap partisipan berhadapan dengan 1 unit
dalam setiap pelaksanaan eksperimen. komputer yang telah berisi program yang dibuat
Pengumpulan data dalam riset ini dilakukan dalam khusus untuk eksperimen ini. Skenario eksperimen
3 (tiga) kali tahap eksprimen disesuaikan dengan dibuat bertujuan untuk mengamati respon atas
kondisi dan daya tampung laboratorium. besarnya laporan pendapatan kena pajak atas
Eksperimen dilaksanakan setiap hari sabtu selama pendapatan yang sebenarnya diterima
kurang lebih 2.5 jam dimulai jam 09.30 WIB dan dihubungkan dengan berbagai perlakuan
berakhir pada jam 12.30 WIB. (treatment) yang diberikan, yaitu perlakuan sistem
Beberapa riset sebelumnya yang random audit, probabilita audit cerapan dan etika
menggunakan mahasiswa sebagai partisipan pajak.
dengan desain riset eksperimen perpajakan antara Agar partisipan bersungguh-sungguh dalam
mengikuti eksperimen, maka setiap partisipan

IARN (iarn.detikjogja.com) 45
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 3 No.1, Januari – Juni 2015

mendapatkan 5 tiket (vouchers) yang diambil dibuat berbasis web (web system). Sistem ini
kembali jika dalam proses audit partisipan digunakan karena lebih mempermudah peneliti
membuat kesalahan dalam penetapan penghasilan untuk melihat perubahan perilaku partisipan pada
kena pajak (istilah yang digunakan dalam saat diberi perlakuan (treatment). Sistem web juga
eksperimen ini adalah “terkena memungkinkan data partisipan dapat langsung
audit/pemeriksaan”).Pada akhir sesi seluruh tiket terhubung dengan server peneliti dan
yang masih dimiliki partisipan akan diundi untuk mempermudah pengacakan atau penentuan
mendapatkan hadiah yang telah disediakan, yaitu partisipan yang akan diaudit. Selain itu sistem ini
3 buah Flasdisk serta 3 buku riset eksperimen juga memudahkan peneliti untuk mendapatkan
(bidang keuangan, akuntansi dan ilmu ekonomi) dan menyimpan data secara langsung sehingga
untuk 3 partisipan. Sebagai ucapan terimakasih lebih mempermudah proses pengolahan data.
atas keikutsertaannya dalam riset ini, semua Pembuatan software dipercayakan kepada 2
partisipan mendapatkan fasilitas snack dan makan orang tenaga teknis dari Techno Gama. Nama
siang serta 1 buah cd berisi softcopy buku-buku Program yang digunakan adalah SQLyog, dengan
riset eksperimen bidang ekonomi, manajemen dan menggunakan bahasa pemograman php dan
akuntansi serta buku penunjang riset lainnya, serta database mysql. Software tersebut berisi
1 buah pena dan tas. perlakuan strategi audit random, perceived
Tahap Keempat: probability of audit dan etika pajakbeserta item
pengukuran dan item pertanyaan untuk cek
Tahap keempat merupakan tahap akhir
manipulasi. Sedangkan untuk mengukur etika
eksperimen dimana partisipan diminta untuk
pajak, partisipan diberikan stimuli dengan
menjawab dan mengisi kuesioner yang berkaitan
menonton video berisi konsep dan manfaat pajak.
demografi partisipan seperti umur, jenis kelamin
Bagian akhir dari software berisi beberapa item
dan pendidikan. Selain itu partisipan jugaakan
pertanyaan berkaitan data demografi partisipan
mengisi kuesioner yang berhubungan dengan
dan pendapat partisipan tentang pelaksanaan
kegiatan eksperimen yang telah berlangsung
eksperimen.
seperti perlakuan yang diberikan, cek manipulasi,
sikap yang berhubungan dengan kepatuhan pajak Kontrol Variabel
dan kompensasi yang dijanjikan.Pada kesempatan Beberapa riset sebelumnya tentang
ini akan dipilih secara acak melalui komputer kepatuhan pajak mengindentifikasikan bahwa
beberapa partisipan untuk mendapatkan insentif terdapat sejumlah variabel yang memiliki
yang disediakan. kemungkinan mempengaruhi keputusan kepatuhan
Tahap kelima: pajak (Jackson dan Milliron, 1986, Long dan
Swingen, 1991, Alm dan McKee, 1998, Reckers
Tahap terakhir dari riset ini merupakan tahap
dkk,1994) sehingga dalam riset ini terdapat
penyegaran partisipan, yaitu tahap dimana
beberapa variabel yangdikontrol, variabel-
partisipan akandiberikan penjelasan singkat
variabel tersebut adalah tarif Pajak dan tarif
tentang eksperimen yang dilakukan. Selain itu
penalti (denda) dan pendapatan.
partisipan juga diminta untuk tidak membicarakan
berbagai hal yang berkaitan dengan eksperimen ini Analisis Data Eksperimen
kepada pihak lain. Tujuandiberikan penjelasan ini Untuk menguji hubungan langsung dan tidak
adalah untuk mengembalikan situasi dan emosi langsungserta mengestimasi hubungan antar
partisipan pada kondisi semula seperti sebelum konstruk dalam riset ini akan menggunakan model
eksperimen dilakukan.Akhir dari tahapan analisis path. Teknik pengujian data menggunakan
eksperimen ini adalah penyerahan cindera mata Partial Least Square (PLS).
dan hadiah sebagai ucapan terima kasih.
ANALISIS
Rancangan Eksperimen
Demografi Partisipan dan manipulation check
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan,
maka rancangan perlakuan dalam eksperimen Gambaran karakteristik partisipan
merupakan hal penting dalam riset eksperimen,

46 IARN (iarn.detikjogja.com)
Asnawi

latar belakang partisipan diharapkan dapat diperlukan sebagai partisipan adalah mereka yang
menunjukkan bahwa partisipan dalam riset ini merupakan pembayar pajak dan berpotensi
telah mewakili fenomena populasi dari kondisi menjadi pembayar pajak atau wajib pajak.Selain
sesungguhnya yang diharapkan terwakili dalam itu partisipan yang berpartisipasi dalam riset ini
eksprimen ini. Jumlah partisipan berjumlah 78 memiliki keseimbangan jender (laki-laki39
orang dan pernah mendapatkan mata kuliah partisipan dan perempuan 39 partisipan).Begitu
perpajakan pada saat menempuh pendidikan S1. juga dengan umur partisipan yang beragam dan
tidak mengelompok pada umur tertentu.
Partisipan terdiri dari tiga disiplin ilmu yaitu
ilmu akuntansi 47 partisipan (60,26%), ilmu Hasil cek manipulasi mununjukkan terdapat
manajemen 26 partisipan (33,33%) dan ilmu perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah
ekonomi 5 partisipan (6,41%), seluruh partisipan eksperimen dilakukan(strategi audit t-statistik
sedang menempuh pendidikan lanjutan yaitu 14,624, sig.0.000, probabilita audit
sedang mengikuti pendidikan S2 sebanyak 65 cerapan(perceived probability of audit) t-statistik
partisipan (83%) dan sedang mengikuti 18,212, sig 0.000 dan etika pajak t-statistik 7,879
pendidikan S3 sebanyak 13 partisipan (17%). Dari sig 0.000). Hasil ini menunjukkan bahwa
78 orang partisipan, yang bekerja sebagai dosen tritmen/perlakuan yang diberikan dapat
31 partisipan (40%), PNS 14 partisipan (18%) dan menggambarkan kondisi perubahan perilaku
swasta 2 partisipan (2,5%) sedangkan 31 sesuai dengan yang diinginkan dalam riset ini.
partisipan (40%) belum bekerja. Pengalaman kerja Kualitas pengukuran
rata-rata 53,38 bulan, umur maksimum partisipan
50 tahun dan terendah 21 tahun dengan rata-rata Kualitas pengukuran dapat tercapai jika
umur 31,3 tahun. desain eksperimen mempertimbangkan ancaman-
ancaman terhadap validitas internal seperti
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian
histori,maturasi, testing, instrumentasi,
besar partisipan telah melakukan aktivitas mortalitas,regresi statistik, seleksi, difusi,
pembayaran pajak, sedangkan yang belum bekerja penyamaan manipulasi, rivalitas antar kelompok
dalam aktivitas kesehariannya pernah melakukan dan demoralisasi (Cook, 1979). Riset ini telah
pembayaran pajak melalui pemotongan pajak mempertimbangkan semua ancaman tersebut
langsung. Gambaran kondisi partisipan di atas dalam desain eksperimen yang digunakan.
sesuai dengan harapan peneliti bahwa yang
Tabel 1.Hasil Validitas dan Reliabilitas Konstruk
Discriminat validity Convergen Validity Reliability
Konstruk Correlations Akar AVE AVE Communality Cronbachs Composite
Alpha Reliability
KKP 0,0000 0,8340* 0,695565 0,695565 0,88959 0,91926
PA 0,4902 0,8090* 0,654448 0,654448 0,824799 0,882838
PA * EP 0,2516 0,7085* 0,501833 0,501833 0,974794 0,975604
EP 0,4340 0,7609* 0,578938 0,578938 0,918875 0,932091
SR 0,4267 0,7786* 0,606238 0,606238 0,784091 0,859641

Sumber: Data diolah KKP= Keputusan Kepatuhan Pajak, PA: probabilita audit cerapan, EP: Etika pajak, SR:
Audit Random
Tabel 1 di atas memperlihatkan hasil antara akar AVE dengan korelasi dari setiap
pengukuran validitas dan reliabilitas. Discriminat konstruk untuk melihat apakah konstruk memiliki
validity dapat dilihat dengan membandingkan discriminat validity yang baik ataukah tidak. Hasil

IARN (iarn.detikjogja.com) 47
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 3 No.1, Januari – Juni 2015

analisis menunjukkan discriminat validity reliabilitas karena memiliki nilai composite


tercapaikarena semua konstruk dalam model yang reliability dan conbrach alpha berada di atas 0.7.
diestimasi memenuhi kriteria (nilai akar AVE sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
untuk tiap-tiap konstruk menunjukkan nilai yang indikator yang digunakan dalam riset ini reliabel
lebih besar dari korelasi antar konstruk). Dengan (Chin, 1998).
demikian semua indikator yang digunakan
Pengujian Hipotesis dan Diskusi
merupakan pengukur yang tepat untuk setiap
konstruk yang digunakan dalam riset ini. Riset ini menduga bahwa strategi audit
random (acak) berpengaruh positif pada
Pengujian validitas konvergen telah keputusan kepatuhan pajak (H1) dan melalui
tercapai, hal ini dapat dilihat dari nilai perceived probability of audit, strategi audit
komunalitas dan nilai AVE yang lebih besar 0,5 randomberpengaruh terhadap peningkatan
(Chin, 1998). Uji reliabilitas konstruk untuk
keputusan kepatuhan pajak (H2b). Selain itu
keseluruhan variabel dilakukan dengan dua pengujian juga dilakukan untuk menguji
kriteria yaitu berdasarkan composite reliability hubungan antara perceived probability of audit
dan conbrach alphadari blok indikator yang dan etika pajak terhadap peningkatan keputusan
mengukur konstruk. Keseluruhan konstruk yang kepatuhan pajak (H2 dan H3).
digunakan dalam riset ini memenuhi syarat

Tabel 2. Effek langsung dan tidak langsung pengaruh strategi audit random, probabilita audit
cerapan dan etika pajak terhadap keputusan kepatuhan pajak

Original Sample Standard Standard T Statistics Prob


Sample (O) Mean (M) Deviation Error (|O/STERR|)
(STDEV) (STERR)
PA -> KKP 0,277096 0,2727 0,048916 0,048916 5,664684 2,53868E-08
PA * EP -> 0,415452 0,417777 0,057197 0,057197 7,263546 4,11693E-12
KKP
EP -> KKP 0,409025 0,404802 0,052893 0,052893 7,73314 2,51618E-13
EP -> PA 0,255663 0,257692 0,051456 0,051456 4,968565 7,22317E-07
SR -> KKP 0,38441 0,386 0,039326 0,039326 9,77497 5,37724E-19
SR -> PA 0,442089 0,445581 0,042931 0,042931 10,29775 1,58744E-20

Sumber: Data dianalisis , KKP= Keputusan Kepatuhan Pajak, PA: probabilita audit cerapan, EP: Etika pajak,
SR: Audit Random. Data diolah (* sig. pada nilai t-statistik > 1.96)

Tabel 2menunjukkan bahwa strategi audit berhati-hati menentukan penghasilan kena


random memberikan arah hubungan langsung pajaknya (Ghosh dan Terry,1996, Beck,1991,
(direct effect)dengan koefisien sebesar 0,38 (38%) Jackson dan Milliron,1986).
terhadap kepatuhan pajak. Temuan ini Begitu pula hubungan langsung antara
memperkuat beberapa riset sebelumnya yang probabilita audit cerapan (PA) dan keputusan
membuktikan bahwa strategi auditrandom kepatuhan pajak dengan arah hubungan 0,277
meningkatkan kepatuhan pajak karena wajib pajak (28%). Hasil temuan ini sejalan dengan temuan
berada pada kondisi ketidakpastian akan Ghosh dan Terry (1996) yang membuktikan
cenderung untuk menghindari risiko penalti dan bahwa semakin tinggi probabilita audit

48 IARN (iarn.detikjogja.com)
Asnawi

cerapansemakin rendah tingkat ketidakpatuhan keputusan kepatuhan pajak: SR PA


pajak. Analisis yang dilakukan Beck dan Jung KKPsemuanya signifikan pada nilai t-statistik >
(1991) juga membuktikan bahwa pendapatan yang 1,96.Informasi lain yang ditunjukkan pada tabel 2
dilaporkan mengalami peningkatan pada saat adalah etika pajak merupakan variabel moderasi
adanya peningkatan probabilita yang diterima dan antara probabilita audit cerapan dengan keputusan
tarif penalti. kepatuhan pajak.Quasi moderationterjadi pada
interaksi tersebut. Hubungan interkasi ditunjukkan
Etika Pajak dan keputusan kepatuhan pajak
dengan nilai koefisien sebesar 42% , signifikan
dengan arah hubungan sebesar 0,409 (41%).
dengan nilai t-statistik > 1,96. hasil ini sesuai
Temuan ini memperkuat temuan Ghosh and Terry
dengan temuan riset dari Handerson, 2005 dan
(1996) bahwa seseorang yang memiliki standar
Ghosh dan Crain, 1996.
etika tinggi serta memiliki kemungkinan diaudit
akan memiliki ketidakpatuhan yang rendah dan Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa
sebaliknya. hipotesis H1, H2, dan H3dapat diterima.
Besarnya pengaruh dari masing-masing variabel
Tabel 2 juga menginformasikan bahwa
terhadap keputusan pajak dapat dilihat pada tabel
terjadi partial mediation antara strategi audit
3 berikut ini.
random ke probabilita audit cerapan terhadap

Tabel 3.Kontribusi Variabel Bebas terhadap Keputusan Kepatuhan Pajak


Variabel ’j Korelasi KontribusiR2(%)
(R2 = j Cor(y,xj))

SR -> KKP 0,38441 0,426679 28


PA -> KKP 0,277096 0,49018 23
EP -> KKP 0,409025 0,433952 31
PA * EP -> KKP 0,415452 0,251558 18

Sumber: data dianalisis

Hasil yang tampak pada tabel 3 Ketidakpastian audit yang digambarkan


menunjukkan bahwa variabeletika pajak melalui strategi audit random ternyata dapat
merupakan variabel penting dalam model menjadi stimuli yang tepat untuk memicu
keputusan kepatuhan pajak karena memiliki perasaan diaudit yang dirasakan wajib pajak
pengaruh yang dominan terhadap keputusan sehingga untuk meningkatkan kepatuhan pajak
kepatuhan pajak dibandingkan dengan variabel sebaiknya pemerintah perlu mengupayakan siatem
lainnya yaitu strategi audit random dan probabilita audit dengan mengunakan strategi random/acak.
audit cerapan (perceived probability of audit). Hal Pengujian kesesuaian validitas model
ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan dapat dilakukan dengan menghitung index GoF
kepatuhan pajak pemerintah perlu memberi dengan persamaan:
penyuluhan atau gambaran tentang apa,
√ ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ ,Index
bagaimana serta manfaat pajak tidak saja kepada
wajib pajak tetapi juga kepada yang berpotensi GoFsemakinmendekati nilai 1 berarti validitas
menjadi wajib pajak sejak dini secara kontinu dan model semakin baik (Tenenhaus M., 2005).
terstruktur. Pengujian validitas model dapat dilihat dari index
GoF berikut ini:

IARN (iarn.detikjogja.com) 49
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 3 No.1, Januari – Juni 2015

0,67730541
Hasil GoF di atas menunjukkan bahwa
validitas model semakin baik, karena nilainya
mendekati 1 atau 0,68. Dengan demikian model
yang diajukan dalam riset dapat dikatakan
memiliki validitas yang baik.
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
KETERBATASAN
Riset ini memberi simpulan bahwa untuk
meningkatkan kepatuhan pajak, pemerintah tidak
hanya memperhatikan faktor-faktor ekonomi
seperti strategi audit random tetapi juga perlu
mempertimbangkan faktor psikologis seperti
probabilita audit cerapan etika pajak. Hasil riset
ini membuktikan bahwa etika pajak memiliki
pengaruh yang dominan dalam peningkatan
keputusan kepatuhan pajak dibandingkan faktor
ekonomi (strategi audit random).
Riset ini memberikan implikasi penting bagi
kebijakan perpajakan di Indonesia seperti
penerapan strategi auditdengan sistem
random/acak untuk memicu kondisi
ketidakpastian audit sehingga wajib pajak lebih
konservatis dalam pelaporan pajak. Selain itu
pemberian pengetahuan mengenai etika pajak
sejak dini dengan cara memberi pengarahan yang
lebih konsisten dan berkelanjutan bagi wajib pajak
dan yang berpotensi menjadi wajib pajak menjadi
mutlak dilakukan.
Riset ini memiliki beberapa keterbatasan
dalam desain eksperimen, seperti potensi terjadi
historis dalam setting laboratorium karena
pelaksanaan eksperimen dilakukan dalam
beberapa minggu dan kedua situasi laboratorium
yang memungkinkan partisipan dapat berdiskusi
dengan partisipan lain. Walaupun hal-hal tersebut
sudah diantisipasi dan diminimalisasi agar tidak
terjadi namun hal-hal tersebut bisasaja terjadi.
Keterbatasan lain adalah tidak semua variabel
kontrol dapat diantisipasi dalam riset ini, untuk
riset selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan
preferensi risiko yang dimiliki wajib pajak.

50 IARN (iarn.detikjogja.com)
Asnawi

DAFTAR PUSTAKA
Allingham, M. G., dan Sandmo, Agnar. 1972. Income Tax Evasion: A Theoritical Analysis. Journal of
Public Economics, 1: 323-338.
Alm, J., dan., Michael McKee. 1998. Extending the Lessons of Laboratory Experiments on Tax Compliance
to Managerial and Decision Economics. Managerial dan decision Economics, 19(June-August): 259-
275.
Alm James, B. R., Jackson, dan M.,McKee. 1992. Estimating the Determinants of Taxpayer Compliance
With Experimental Data. National Tax Journal, 45: 107-114.
Alm James, M. B., Cronshaw, dan M.,McKee. 1993. Tax Compliance With Endogenous Selection Rules.
KYKLOS, 46(1): 27-45.
Alm James., I., Sanchez., dan Ana De Juan. 1995. Economic and Non-economic Factors in Tax Compliance.
KYKLOS, 48(1): 8-18.
Alm., J. 1988. Uncertain Tax Policies, Individual behavior and Welfare. The American Economic Review,
27: 237 - 245.
Alm., J. 1991. A Perspective on the Experimental Analysis of Taxpayer Reporting. The Accounting Review,
66(3): 577-593.
Beck, P., J dan., W. Jung. 1991. Experimental Evidence on Tax Payer Reporting Under Uncertainty. The
Accounting Review, 66: 535 - 558.
Becker, G. S. 1968. Crime and Punishment: An Economic Approach. The Journal of Political Economy, 34:
169 - 217.
Chin, W. 1998. Issues and Opinion on Structural Equation Modeling. MIS Quartely, 22 (1): 7-16.

Deci, E. L., R, Koestner., dan R.M. Ryan., 1999. A meta-analytic Review of Experiments Examining The
Effects of Extrinsic Rewards on Intrinsic Motivation. Psychological Bulletin, 125: 627-668.
Direktur Jenderal Pajak. 2000, Jakarta Post, Vol. July 31.
Flory, S. M., T.J, Philips, Jr., E.R. Reidenbach, dan D.P. Robin. 1992. A Multidimensional Analysis of
Selected Ethical Issues In Accounting. The Accounting Review, 67(April): 284-302.
Ghosh Dipankar danCrain L., C. 1996. Experimental Investigation of Ethical Standards and Perceived
Probability of Audit on Intentional Noncompliance. Behavioral Research in Accounting,
8(Supplement 1996): 219-244.
Grasmick, H. G., dan D.E, Green. 1980. Legal Punishment, Social Disapproval and Internalization as
Inhibitors of Illegal Behavior. The Journal of Criminal Law and Criminology, 71(3): 325-335.

Grasmick, H. G., dan W.J, Scott. 1982. Tax Evasion and Mechanism of Social Control : A Comparison with
Grand Petty and Theft. Journal of Economic Psychology, 2: 213-230.
Gunadi.2006. Pokok Pikiran Pembaharuan Perpajakan Menuju Kesinambungan Penerimaan Negara. Paper
presented at the Seminar Nasional Perpajakan Indoensia: Reformasi Perpajakan Menuju
Kesinambungan Fiskal Indonesia, Yogjakarta.
Hanno M.D. dan G.R,Violette. 1996. An Analysis of Moral and Social Influences on Taxpayer Behavior.
Behavioral Research in Accounting, 8(Supplement): 57-75.

Handeson C.B., K. S. (2005). An Examination of Role Of Ethics in Tax Compliance Decisions. JATA, 27
(1-Spring), 39-72.

IARN (iarn.detikjogja.com) 51
Indonesia Accounting Research Journal | Vol. 3 No.1, Januari – Juni 2015
Hyman, D., N. 1993. Public Finance: A Contemporary Application of Theory To Policy (Fourth ed.): The
Eryden Press.
Jackson, B. R., dan V.C. Milliron. 1986. Tax Compliance Research: Findings, Problems and Prospect.
Journal of Accounting Literature, 5: 125-157.
Kahneman, D., dan A. Tversky. 1979. Prospect Theory: An Analysis of Decision Under Risk.
Econometrica, 47: 263-291.
Kaplan,S.E., dan P.M.J, Reckers.1985. A Study of Tax Evasion Judgments. National Tax Journal,
38(March): 97-102.

Lindzey, G., dan E, Aronson. 1985. Handbook of Social Psychology (Third ed.). New York: NY: Random
House.

Long, S. B., dan J.A, Swingen. 1991. Taxpayer Compliance: Setting new agendas for Reserach. Law and
Society Review, 25(3): 637-683.
Makhfatih, A. 2005. Penggelapan Pajak di Indonesia : Studi Pajak Hotel Non Bintang. Unpublished
Disertasi, Universitas Gadjah Mada, Yogjakarta.
May., J.Peter. 2005. Regulation and Compliance Motivations: Examining Different Approaches. Public
Administration Review, 65(1 Jan/Feb): 31-44.
Milliron Valerie C. 1985. A Behavioral Study of The Meaning and Influence of Tax Complexity. Journal of
Accounting Research, 23(2 Autumn).
Milliron Valerie C. dan Daniel R, T. 1988. Tax Compliance: An Investigation of Key Features. The Journal
of the American Taxation Association(Spring): 84-104.
Randall, D. M. 1989. Taking Stock: Can Theory of Reasoned action explain unethical conduct ? Journal of
Business Ethics, 8: 873-882.
Reidenbach, R. E., dan D.P,Robin. 1988. Some Initial Steps Toward Improving The Measurement of Ethical
Evaluations of Marketing Activities. Journal of Business Ethics, 7(November): 871-879.

Reiganum, J. F., dan L.L,Wilde. 1985. Income Tax Compliance in Principal-Agent Framework. Journal of
Public Economics, 16: 265-288.

Reckers, P. M. J., D.L, Sanders., dan S.J, Roark. 1994. The Influence of Ethical Attitudes on Taxpayer
Compliance. National Tax Journal, 47(December): 825-836.

Schwartz, R. D., dan S, Orleans. 1967. On Legal Sanction. University of Chicago Law`Review, 34(Winter):
274-300.
Scotchmer, S., dan., J, Slemrod. 1989. Randomness in Tax Enforcement. Journal of Public Economics, 38:
17 -32.
Tenenhaus M., V. C. 2005. PLS Path Modeling. Computational Statistic and Data Analysis , 159-205.

Uppal, J. S. 2005. Kasus Penghindaran Pajak di Indonesia. Economic Review Journal, 201: 1 - 5.

Webley, P., M,Cole., dan O,Eidjar. 2001. The Prediction of Self-reported and Hypothetical Tax Evasion :
Evidence From England, France and Norway. Journal of Economic Psychology, 22(2): 141-155.
Yithaki, S. 1974. A Note on Income Tax Evasion A Theoretical Analysis. Journal of Public Economics, 36:
201-202.

52 IARN (iarn.detikjogja.com)
Asnawi

IARN (iarn.detikjogja.com) 53

You might also like