You are on page 1of 1

Peta adalah gambaran permukaan bumi (dataran rendah, dataran tinggi, gunung, rawa, laut dan

sebagainya) yang dibuat dengan menggunakan skala tertentu pada bidang datar (kertas).
Adapun kumpulan peta yang dibukukan disebut atlas. Peta topografi merupakan salah satu
jenis peta yang mempunyai ciri khusus yang ditandai dengan skala besar dan juga detail. Peta
topografi biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Peta merupakan suatu
bagian yang tidak terpisahkan bagi seorang peneliti lapang. Diawali dengan bagaimana cara
memperoleh data untuk membuat peta, cara untuk mengolah data, dan untuk membuat peta
yang baik dan benar. Dalam mengetahui suatu kondisi daerah tertentu, dengan adanya data
hasil survey lapangan yang digambarkan dalam bidang dua dimensi yang disebut peta, maka
akan dapat dengan mudah menganalisa bagaimana keadaan suatu daerah tersebut.

Pengembangan kota yang baik dibuat dengan mempertimbangkan kondisi di bawah


permukaan bumi. Struktur geologi dan kondisi geomorfologi perlu diperhatikan sehubungan
dengan potensi bencana maupun kandungan sumber mineral dan tambang di suatu wilayah
yang bermanfaat untuk perkembangan di wilayah tersebut (Daryono dkk., 2009; Nakamura
dkk., 2000). Selain itu, perkembangan kota yang semakin massif memerlukan ruang yang
lebih untuk menampung aktivitas warga yang semakin dinamis, sehingga ruang bawah bumi
merupakan potensi ruang yang dapat dimanfaatkan untuk efisiensi penggunaan lahan
(Mazzini, 2009; Sawolo dkk., 2009; Satyana, 2008).

Salah satu cara untuk mengetahui potensi lahan adalah dengan metode desktriptif melalui
pemetaan topografi. Pemetaan topografi dilakukan untuk menentukan posisi planimetris (x,y)
dan posisi vertical (z) dari objek-objek di permukaan yang meliputi unsur-unsur alamiah,
seperti sungai, gunung, danau, padang rumput, rawa, dan sebagainya, serta unsur-unsur buatan
manusia, seperti, rumah, sawah, jembatan, jalan, jalur pipa, rel kereta api, dan sebagaina dan
memuat informasi umum tentang keadaan permukaan tanah beserta informasi ketinggiannya
menggunakan garis kontur, yaitu garis pembatas bidang yang merupakan tempat kedudukan
titik-titik dengan ketinggian sama terhadap bidang referensi (pedoman/acuan) tertentu
(Prahasta, 2001).

You might also like