You are on page 1of 1

Masukkan atas Revisi RTRW DIY

23 Maret 2018

1. Penggambaran kawasan cagar budaya pada peta rencana pola ruang agar dibuat menjadi satu
legenda saja yakni simbol. Sedangkan untuk kawasan yang berbentuk polygon, yang
digambarkan adalah kaw budidaya yang dominannya, serta tetap diatur dalam IAPZnya.
2. Nomenklatur kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang ada pada peta rencana pola
ruang agar sesuai dengan batang tubuh yakni kawasan cagar budaya, serta bukan masuk dalam
orde kawasan lindung lainnya.
3. Penggambaran kawasan cagar alam geologi agar dibuat satu legenda saja yakni polygon untuk
kawasan yang sudah memiliki SK dari instansi terkait. Sedangkan untuk kawasan yang
berbentuk titik agar digambarkan di peta tematik.
4. Legenda kawasan rawan bencana agar sinkron dengan yang tergambar di muka peta, dengan
demikian legenda yang berbentuk titik agar dihilangkan supaya sinkron antara legenda dan
muka peta.
5. Penggambaran pola ruang yang diarsir agar lebih terlihat lagi perbedaanya dengan pola arsira
yang lain.
6. Total luas kawasan pertambangan agar dicantumkan di batang tubuh.
7. Apakah kawasan pariwisata memang tidak ada polanya di peta rencana pola ruang?
8. Kalimat bencana kegagalan teknologi yang ada di ketentuan khusus IAPZ kawasan Bandar udara
agar diperbaiki mengingat yang dimaksud dengan kalimat tersebut (konteksnya) hanya berupa
kegagalan operasional dan bukan teknologi.
9. Besaran KDB 10% untuk kawasan cagar alam geologi agar diperbaiki menjadi 5% saja karena
terlalu besar. Apakah saat ini sudah ada bangunan eksisting dengan KDB 10% di kawasan cagar
alam geologi?

You might also like