Professional Documents
Culture Documents
Ketua
Anggota
1. Patricia Ching, Hong Kong - Founding Chairperson, Hong Kong Infection Control Nurses
Association (HKICNA)
2. Ammar Widitaputra, Indonesia - Secretary, Himpunan Sterilasi Sentral Indonesia (HISSI)
[Central Sterilization Association of Indonesia]
3. Alison Stewart, New Zealand - Representative, New Zealand Sterile Services
Association(NZSSA)
4. Nanthipha Sirijindadirat, Thailand - Vice President of Central Sterilizing Services Association
(Thailand)
5. Dr. Le Thi Anh Thu, Vietnam - President of Ho Chi Minh City Infection Control Society (HICS)
Disetujui oleh:
oleh:
Acknowledgment/Penghargaan
Acknowledgment/Penghargaan
APSIC memberikan penghargaan atas support dan bantuan Dr David Weber, Profesor of Medicine,
Pediatrics and Epidemiology School of Medicine and Gillings School of Global Public Health
University of North Carolina; dan Ms Sue Klacik,Konsultan sterilisasi, Klacik memberikan konsultasi
untuk mereview guideline dan memberikan masukan yang berharga.
Disclaimer:
This document, whose original source is the Ontario Ministry of Health and Long-Term Care/Public
Health
Division/Provincial Infectious Diseases Advisory Committee, was adapted with
permission from the ntario Agency for Health Protection and Promotion (Public Health
Ontario)/ Provincial Infectious Diseases Advisory Committee (PIDAC). PIDAC documents
contain information that requires knowledgeable interpretation and is intended primarily
for use by health care workers and facilities/organizations providing health care including
pharmacies, hospitals, long-term care facilities, community-based health care service
providers and pre-hospital emergency services in non-pandemic settings. Public Health
Ontario assumes no responsibility for the content of any
publication resulting from changes /adaptation of PIDAC documents by third parties.
Daftar Isi
Daftar Istilah/Glossary …………………………………………………………………………..................6
Pendahuluan ………………………………………………………………………………………………………….14
Prinsip-
Prinsip-prinsip Umum ……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………..14
…………………..14
Faktor-
Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi prosedur pengolahan ulang/re
ulang/re-prosesing..19
re-prosesing..19
A. Fisik Ruangan
Ruangan …………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………. 27
B. Kualitas udara..…………………………………………………………………………
udara..…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………… 30
C. Kualitas Air …………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………. 31
D. Kebersihan lingkungan ………………………………………………………………..
……………………………………………………………….. 31
A. Pendahuluan ……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………. ………. 33
B. Pemilihan Produk / Proses pengolahan ulang/reprosesing
ulang/reprosesing ……………………….
………………………..
………….. 34
C. Monitoring berkelanjutan dan Pengaktifan system kegagalan/failure….
kegagalan/failure….……...
……....
…….... 36
D. Prosedur Pengadaan Peralatan Kesehatan
Kesehatan ……………………………………………
……………………………………………. ……. 37
E. Instrument Pinjam/Loaner Instrument ……………………………………………
…………………………………………… 38
A. Pra
Pra--Pembersihan………………………………………………………………………
Pembersihan……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………52
……52
B. Pembersihan/pencucian
Pembersihan/pencucian ….……………………………………………………………
….………………………………………………………………….
…………………………………………………………………. 54
C. Paska Pe
Pembersihan
mbersihan ………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………….....
…..... 57
Sterilisasi …………………………………………………………………………………………….,,, 73
Immediate Use Steam Sterilization(IUSS) atau lebih dikenal Flash Sterilisasi …….74
Monitoring Rutin……………………………………………………………………………………………76
1. Monitor Fisik……………………………………………………………………
Fisik…………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………... 78
2. Indikator Biologi (BI) …………………………………………………………………
…………………………………………………………………78
………………78
3. Indikator Kimiawi (CI)………………………………………………… ……………..79
……………..79
4. Proses Challenge Device (PCD) ……………………………………………
…………………………………………… 79
Menggunakan peralatan/perangkat
peralatan/perangkat steril ………………………………………………………………
……………………………………………………………… .87
Kalibrasi …………………………………………………………………………………………… 90
Lampiran 1 ………………………………………………………………………………………………………..105
Lampiran 2 ………………………………………………………………………………………………………..106
Lampiran 3 ………………………………………………………………………………………………………...118
DAFTAR ISTILAH
(GLOSSARY)
Aktivasi sterilant:
sterilant Proses pencampuran material sterilant kimiawi yang terdapat pada dua wadah
(vial kecil sebagai cairan aktivator; wadah bahan kimia); menjaga dua bahan kimia terpisah
sampai digunakan sehingga memperpanjang shelf life dari bahan kimia.
Aerasi:
Aerasi Metode yang dipergunkan pada ethylene oxide (ETO) untuk menghilangkan ETO pada
peralatan dengan menggunakan sirkulasi udara dalam tempat (chamber) tertutup, yang secara
khusus didesain untuk kepentingan ini.
Agen Antimikrobial:
Antimikrobial Agen yang membunuh dan menekan pertumbuhan mikroorganisme.
Antiseptik:
Antiseptik zat atau material yang mencegah atau menahan pertumbuhan atau tindakan
mikroorganisme dengan menghambat aktivitas atau dengan menghancurkannya. Istilah ini
digunakan terutama untuk persiapan dan dipalikasikan pada jaringan hidup.
Asepsis:
Asepsis Mencegah kontak dengan mikroorganisme
Bactericidal:
Bactericidal agent untuk membunuh bakteri
Bioburden:
Bioburden Jumlah dan type mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan layak pada alat atau
item yang terkontaminasi, juga disebut bioload atau load mikroba.akumulasi
Biofilm:
Biofilm Akumulasi kelompok besar bakteri dan material extracellular dimana menempel secara
kuat dipermukaan dan sukar untuk dihilangkan
Bowie-
Bowie-Dick Test:
Test Pengujian diagnostic pada mesin sterilisasi tentang kemampuan
menghilangkan udara didalam chamber pada mesin sterilisasi steam dengan dynamic air
removal. Pengosongan udara atau Bowie-Dick test bukan pengujian sterilisasi.
Culture medium:
medium bahan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
Detergen:
Detergen Bahan pembersih dibuat tanpa klaim antimicrobial dalam label. Terdiri dari komponen
hidrofilik dan komponen lipofilik dan dapat dibagi menjadi empat jenis: anionik, kationik,
amfoter, dan deterjen non-ionik.
Disinfektan:
Disinfektan biasanya agen kimia (tapi kadang-kadang agen fisik) yang menghancurkan patogen
penyebab penyakit. Hal ini mengacu pada zat diterapkan untuk benda mati
Disinfeksi:
Disinfeksi penghancuran dengan panas atau kimiawi mikroorganisme pathogen atau
mikroorganisme tipe lain.Desinfeksi kurang mematikan daripada sterilisasi karena
menghancurkan mikroorganisme patogen tetapi belum tentu semua bentuk mikroba (misalnya,
spora bakteri).
D-value:
value waktu atau dosis radiasi yang diperlukan untuk menonaktifkan 90% dari populasi
pengujian mikroorganisme di bawah kondisi yang menyatakan paparan.
Endoscope: Intrument yang memungkinkan untuk melakukan pemeriksaan dan treatment dalam
saluran tubuh dan rongga tubuh.
Enzymatic cleaner:
cleaner material atau agen pembersih yang mengandung enzim (misalnya, protease,
amalase, lipase) yang memecah protein seperti darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi dari
permukaan dan peralatan. Enzyme digunakan untuk mengangkat dan melarutkan material
organik sebelum dibersihkan. Agen dapat menggunakan enzim tunggal atau beberapa jenis
enzim
Exposure Time-
Time-Waktu Paparan:
Paparan Periode dalam proses desinfeksi atau sterilisasi dimana barang
/itam terpapar oleh disinfektan atau sterilant pada parameter pengguna yang telah ditentukan.
Misalnya, dalam proses sterilisasi uap/steam), waktu pemaparan adalah periode di mana
barang-barang atau instrument terpapar oleh saturasi steam (uap jenuh) pada suhu tertentu.
Fungicidal:
Fungicidal agen yang menghancurkan jamur (termasuk ragi) dan / atau spora jamur patogen
untuk manusia atau hewan lain pada lingkungan mati.
Germicidal:
Germicidal agen yang menghancurkan mikroorganisme, terutama mikroorganisme pathogen
High-
High-level disinfection (HDL): Membunuh dan menghancurkan bakteri vegetative, virus, jamur,
mycobacteria pada peralatan, kecuali sejumlah kecil bakteri berspora.
Inanimate surface:
surface Permukaan benda mati (misal: lantai, dinding, furniture)
Inkubator:
Inkubator Alat untuk mempertahankan suhu yang konstan dan sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroorganisme
Infectious microorganisms:
microorganisms mikroorganisme mampu menyebabkan penyakit pada host yang
sesuai.
Immediate
Immediate use steam sterilization (sebelumnya dikenal dengan sterilisasi flash): proses dimana
sterilisasi peralatan dikirim secara aseptik untuk daerah operasi secara singkat dimana secara
praktik dipergunakan setelah diambil dari mesin (lebih sering ditemukan instrument tidak
dibungkus dan secepatnya dipergunakan)
Implantable device:
device Peralatan yang ditempatkan melalui pembedahan dalam rongga atau
terbentuk secara alami pada tubuh dimana terpasang untuk jangka waktu 30 hari atau lebih.
Lipid virus:
virus virus yang dikelilingi oleh sebuah amplop dari lipoprotein selain inti biasa asam
nukleat yang dikelilingi lapisan protein. Jenis virus (misalnya, HIV) umumnya mudah dilemahkan
oleh berbagai jenis desinfektan. Juga disebut virus menyelimuti atau lipofilik.
Low-
Low-level disinfection (LLD):
(LLD) Tingkat atau level disinfeksi yang menghancurkan semua bakteri
vegetatif (kecuali Mycobacterium Tubercullosa), virus lipid, beberapa virus non-lipid, dan
beberapa jamur, tetapi tidak bakteri berspora.
Medical Device:
Device Instrumen, peralatan, materi, atau artikel lainnya, apakah digunakan sendiri
atau dalam kombinasi, termasuk perangkat lunak yang diperlukan untuk diterapkan,
dimaksudkan oleh produsen/manufacturing untuk digunakan bagi manusia untuk diagnosis,
pencegahan, pemantauan, pengobatan atau penanggulangan penyakit.
Microorganisms:
Microorganisms hewan atau tanaman tumbuhan dengan ukuran mikroskopis. Seperti dalam
pelayanan kesehatan, umumnya mengacu pada bakteri, jamur, virus, dan spora bakteri.
Mycobacteria: bakteri dengan dinding tebal, mantel lilin yang membuat mereka lebih tahan
terhadap germisida kimia daripada jenis lain dari bakteri vegetatif (misalnya, M. tuberculosis,
agen yang menyebabkan tuberkulosis).
Non lipid-
lipid-Viruses: umumnya dianggap lebih tahan terhadap inaktivasi dari virus lipid. Juga
disebut non-enveloped atau virus hidrofilik
Pasteurization:
Pasteurization: proses yang dikembangkan oleh Louis Pasteur untuk melakukan pemanasan
susu, anggur, atau cairan lainnya dengan suhu 65⁰C – 77⁰C (atau setara) selama kurang lebih
30 menit untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme pathogen dan
pembusukan oleh mikroorganisme selain bakteri berspora.
Permissible exposure limit (PEL): Waktu-pemberatan konsentrasi maksimum rata-rata dari
kontaminan udara dimana seorang pekerja bisa terkena, sesuai dengan standar OSHA; biasanya
dihitung lebih dari 8 jam, dengan paparan yang dihubungkan dengan jam kerja lebih dari 40
jam per minggu.
Parts per million (ppm): pengukuran umum untuk konsentrasi volume gas tanda kontaminan
di udara (atau bahan kimia dalam cairan); 1 volume gas yang terkontaminasi per 1 juta volume
udara yang terkontaminasi atau 1 ¢ di $ 10,000 kedua sama dengan 1 ppm. Bagian per juta = ug
/ mL atau mg / L.
Monitoring Fisik: adalah penggunaan alat mekanis untuk memantau kondisi fisik dari proses
sterilisasi (misalnya grafik, alat pengukur, cetakan).
Prion:
Prion agen patogen yang menular menyebabkan berbagai penyakit neurodegenerative pada
manusia dan hewan, termasuk domba dan kambing, bovine spongiform encephalopathy pada
sapi, dan Creutzfeldt-Jakob penyakit pada manusia. Mereka tidak seperti agen patogen
infeksius lain prion terdiri dari isoform konformasi normal dari sel normal protein, prion protein
(PrP). Prion sangat tahan terhadap inaktivasi oleh proses sterilisasi dan agen desinfektan.
Process challenge device (PCD): Item yang dirancang untuk mensimulasikan produk yang akan
disterilkan dan merupajikan tantangan yang ditetapkan untuk proses sterilisasi untuk menilai
kinerja yang efektif dari proses
Recommended exposure limit (REL): ambang batas yang direkomendasikan oleh National
Institute for Safety and Health- NIOSH untuk pelindung kesehatan dan keselamatan pekerja
selama bekerja sepanjang hidup, sering dinyatakan sebagai 40 jam waktu pemaparan-
tertimbang rata-rata hingga 10 jam per hari selama 40 jam kerja perminggu.
Shelf life:
life Lamanya waktu yang produk/Cairan disimpan atau di-gunakan dan tetap aktif dan
efektif. Juga mengacu pada lamanya waktu produk disterilkan (misalnya, steril instrumen set)
diperkirakan akan tetap steril.
Single-
Single-Use Device (SUD):
(SUD) adalah peralatan yang dipergunakan hanya untuk satu kali
penggunaan atau untuk satu pasien dan satu prosedur.
Spaulding classification:
classification Strategi untuk pengolahan/re-prosesing peralatan medis yang
terkontaminasi. Sistem ini membagi dan mengkalisifikasikan instrument dan peralatan sebagai
critical, semi-kritikal dan non- kritikal mengacu terhadap keselamatan pasien dari kontaminasi
peralatan. Sistem ini juga menetapkan tiga level aktivitas membunuh mikroorganisme
(sterilisasi, high-level disinfection/disinfeksi tingkat tinggi, dan low-level disinfection/disinfeksi
tingkat rendah) untuk strategi dengan 3 kalisifikasi peralatan medis (kritis, semi kritis, dan non-
kritis).
Spore: dikelilingi dengan relatif kurang air berbentuk elips dalam kondisi istirahat yang terdiri
atas sitoplasma dan inti yang dikelilingi oleh dinding sel tahan atau mantel. Spora relatif tahan
terhadap desinfektan dan aktifitas sterilisasi dan kondisi kering (khususnya di genera Bacillus
dan Clostridium).
Spore strip:
strip Kertas strip yang ditumbuhi (penuh) populasi yang diketahui spora yang memenuhi
definisi indikator biologis
Steam Quality: Karakteristik steam yang mencerminkan sedikit tingkat kekeringan (berat uap
kering dalam campuran uap jenuh kering) dan tingkat gas tidak-terkondensasi (udara atau gas
lain yang tidak akan mengembun di bawah kondisi temperatur dan tekanan yang digunakan
selama proses sterilisasi). Fraksi kekeringan (yaitu, proporsi uap yang benar-benar kering pada
yang dipertimbangkan) tidak boleh kurang dari 97%.
Steam Sterilisation
Sterilisation:
terilisation Proses sterilisasi yang menggunakan uap jenuh di bawah tekanan untuk
waktu paparan tertentu dan pada suhu tertentu, sebagai agen sterilisasi.
Sterile atau Sterility: Suatu keadaan bebas dari semua mikroorganisme. Dalam prakteknya,
biasanya digambarkan sebagai fungsi probabilitas, misalnya, sebagai probabilitas dari
mikroorganisme hidup bertahan dalam proses sterilisasi menjadi satu dalam satu juta.
Sterility assurance level (SAL): probabilitas dari satu mikroorganisme yang ditemukan pada unit
produk setelah sterilisasi. Biasanya dinyatakan sebagai 10-6; a SAL 10-6 berarti <1/1 juta
kemungkinan bahwa satu mikroorganisme ditemukan pada item disterilkan.
Area Sterilisation:
Sterilisation Area atau daerah difasilitas kesehatan yang dirancang sebagai rumah
peralatan sterilisasi, seperti mesin steam, ethylene oxide, hydrogen peroxide gas plasma, atau
ozone.
Steriliser: Alat yang digunakan untuk sterilisasi peralatan medis, dengan secara langsung
terpapar oleh agen sterilisasi.
Type Steriliser,
Steriliser, steam-
steam-flush pressure-
pressure-pulse:
pulse Tipe mesin sterilisasi di mana proses berulang yang
terdiri dari memasukkan steam/uap dan pulse tekanan untuk mengosongkan udara dalam
chamber mesin dan proses material dengan menggunakan tekanan diatas tekanan atmosfir
(tidak memerlukan vaccum). Seperti mesin sterilisasi pra-vakum, steam-flush pressure-pulse
steriliser cepat menghilangkan udara dari chamber mesin sterilisasi dan barang-barang yang
dikemas; Namun, sistem ini tidak rentan terhadap kebocoran udara karena udara yang
dihilangkan didalam chamber mesin dengan menggunakan tekanan diatas tekanan atmosfer.,
jenis suhu yang biasa dioperasionalkan adalah 121-123oC, 132-135oC.
Terminal sterilisation: Proses di mana sebuah produk disterilkan dalam kemasan dan sterilitas
dipertahankan sampai dipergunakan.
Vegetative
Vegetative bakteri:
bakteri: aktif tumbuh / mereproduksi bakteri yang tanpa spora dan biasanya dapat
segera dinonaktifkan oleh banyak jenis antimikroba.
References
1. CDC Guideline for Disinfection and Sterilization in Healthcare Facilities, 2008
2. Best Practices for Cleaning, Disinfection and Sterilization of Medical
Equipment/Devices in All Health Care Settings, 3rd edition. Provincial Infectious
Diseases Advisory Committee (PIDAC). May 2013.
PENDAHULUAN
Prinsip-
Prinsip-prinsip Umum
Tujuan dari pengolahan peralatan/instrument medis yang efektif dan aman adalah:
Desinfeksi adalah proses yang menghilangkan semua mikroorganisme patogen, kecuali bakteri
berspora, pada satu benda mati.
Secara umum, Sistem Klasifikasi Spaulding digunakan dalam menentukan metode yang
tepat pengolahan peralatan/instrument perawatan untuk pasien. Sistem ini mengklasifikasikan
peralatan/instrument medis menjadi Critical/critical, Semi-Critical/Semi-Critikal, Non-
Critical/non Kritikal atas dasar risiko untuk keamanan serta keselamatan pasien dari kontaminasi
peralatan/intrumen. Sistem ini juga membagi tiga tingkat aktivitas germicidal (Sterilisasi,
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), dan Disinfeksi Tingkat Rendah (DTR) sebagai strategi untuk tiga
klasifikasi peralatan medis (Kritikal, Semi-Kritikal dan Non-Kritikal ).
Pada saat merumuskan kebijakan dan prosedur tertulis, langkah-langkah reprosesing berikut
harus dilakukan:
Adalah penting bahwa inventarisasi keseluruhan dari semua praktik reprosesing dalam
pelayanan kesehatan dilakukan, termasuk dokumentasi ke mana, bagaimana dan oleh siapa
semua peralatan / instrument diproses dan apakah standar saat ini telah terpenuhi, sebagaimana
tercantum dalam dokumen ini. Semua proses harus terus diaudit secara teratur (missal;
setidaknya setiap tahun), dengan konsekuensi yang jelas, dan diketahui dihasilkan dari ketidak
patuhan.
Sebagai tekhnologi pengelolaan dan pengolahan kembali yang baru, dan proses akan tersedia,
maka harus dilakukan evaluasi dengan menggunakan kriteria yang sama dan metodelogi yang
saat ini ada. Memverifikasi bahwa:
Secara rutin dan periodik pengendalian infeksi melakukan ronde ke area yang
menggunakan mesin sterilisasi untuk distandarisasi dan yang memungkinkan perbaikan serta
mengidentifikasi varians kompetensi operator,dokumentasi catatan sterilisasi, termasuk
pengujian hasil indikator kimiawi dan indikator biologi; pemeliharaan mesin sterilisasi dan
pengemasan; dan nomor load pada kemasan. Ronde ini juga dapat mengidentifikasi kegiatan
perbaikan untuk memastikan bahwa operator mengikuti standar yang ditetapkan.
Faktor-
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Efikasi Prosedur Re-
Re-Prosesing
Kebijakan dan prosedur sehubungan dengan proses desinfeksi dan sterilisasi harus
menyertakan laporan dan informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi efektivitas re-prosesing. Prosedur ini harus mudah diakses oleh staf pada yang
melakukan re-prosesing.
Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas re-prosesing, terutama ketika re-prosesing kimia
digunakan. Faktor-faktor ini meliputi:
b) Karakteristik Peralatan/Alat
Peralatan/Alat
i. Lumen yang sempit, panjang dan saluran/rongga sulit dibersihkan;
ii. Material seperti karet dan plastik memerlukan perlakuan khusus;
iii. Permukaan yang kasar atau berongga akan menjadi perangkap mikroorganisme
(misalnya ; bergelombang, , membuat alur , membentuk seperti sambungan); dan
iv. Engsel, retak, kumparan, katup, sambungan, klem, celah-celah pada peralatan /
perangkat mungkin menghambat efektifitas desinfeksi / sterilisasi.
c) Tipe dan Konsentrasi Produk
i. Produk yang digunakan untuk desinfeksi dan / atau sterilisasi harus disiapkan
sesuai dengan rekomendasi pabrikan untuk mencapai pengenceran yang tepat;
jika konsentrasi disinfektan terlalu rendah, efikasi/khasiat akan menurun; jika
konsentrasi terlalu tinggi, risiko kerusakan pada instrumen atau efek toxic pada
pengguna akan meningkat.
ii. Peralatan / alat medis harus dalam kondisi kering setelah dibersihkan, sebelum
dilakukan perendaman pada disinfektan, untuk mencegah pengenceran pada
caiaran disinfektan;
iii. Buang larutan pada atau sebelum tanggal kadaluwarsa; pengenceran produk
yang inheren menyebabkan tidak stabil setelah dicampur petunjuk produsen
untuk durasi penggunaan harus diikuti;
iv. Penggunaan strip untuk pengujian efektifitas dan efikasi cairan disinfektan
Tingkat Tinggi (DTT); untuk peralatan /alat reusable, pengenceran dan akumulasi
penumpukan material kotoran organik dapat menyebabkan konsentrasi bahan
aktif serta menurun.;
v. Penggunaan disinfektan / sporicide yang tepat ; pencegahan dan pengendalian
infeksi harus menyetujui penggunaan desinfektan; dan
vi. Beberapa mikroorganisme tahan terhadap desinfektan / sporicides, dan ini harus
menjadi pertimbangan ketika pemilihan produk untuk proses.
B. Iradiasi Ultraviolet
Efektivitas germicidal dari radiasi ultraviolet (UV) dipengaruhi oleh bahan organik,
panjang gelombang, jenis suspensi, suhu, jenis mikroorganisme dan intensitas UV. Yang
terakhir ini dipengaruhi oleh jarak dan tabung yang kotor. Penerapan sinar UV dalam
fasilitas pelayanan kesehatan terbatas pada penghancuran organisme udara (misal;
saluran ventilasi) atau inaktivasi mikroorganisme terletak pada permukaan (misalnya
laboratorium hood ). Ini bukan metode yang dapat diterima untuk proses desinfeksi /
sterilisasi peralatan /perangkat medis.
D. Chemiclave
Sterilisasi Uap kimiawi non saturated ('chemiclave') melibatkan pemanasan larutan kimia
terutama alkohol dengan 0,23% formaldehid dalam ruang bertekanan tertutup. Karena
risiko lingkungan yang terkait dengan formaldehida, metode sterilisasi tidak disarankan.
Jika digunakan, maka harus diawasi secara ketat dan peraturan setempat untuk
pembuangan limbah berbahaya harus diikuti dan sampling udara untuk uap beracun
dapat teridentifikasi
Urutan penurunan resistensi mikroorganisme untuk desinfeksi dan sterilisasi dan tingkat
disinfeksi atau sterilisasi (Referensi: CDC Pedoman Disinfeksi dan Sterilisasi di Fasilitas
Kesehatan, 2008)
Susceptible
Susceptible
Fasilitas Desain: Persyaratan
Persyaratan Lingkungan Untuk Area Re-
Re-prosesing
A. Ruang Fisik
Harus ada area tersentral (sentralisasi) untuk reprosesing peralatan / perangkat
medis. Reprosesing dilakukan tidak secara sentral (diluar CSSD) dipertahankan secara
minimum dan harus memperoleh persetujuan dari Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi. Unit tersebut bertanggung dalam hal operasional dalam melakukan reprosesing
peralatan/instrument medis harus mampu menjamin keamanan serta harus memenuhi
semua persyaratan sebagai sebuah unit untuk melakukan reprosesing peralatan atau
instrument. Apabila sentralisasi reprosesing tidak memungkinkan, kebijakan dan
prosedur antara lokasi yang konsisten harus dapat diimplementasi dimasing masing unit
atau tersebut. Dalam unit pelayanan yang lebih kecil seperti klinik atau puskesmas,
reprosesing peralatan dan instrument secara minimal harus dipisahkan antara area kotor
dan area bersih dengan lokasi yang jauh dari pasien dan atau komunitas.
B. Kualitas Udara
Batas minimal paparan seperti ambang batas paparan tertinggi -ceiling exposure
value (CEV) untuk material/agen kimiawi (seperti; glutaraldehid, etilen oksida) harus
dipenuhi sesuai dengan peranturan dan ketentuan lingkungan. CEV adalah konsentrasi
udara maksimum dari bahan kimia dimana seorang pekerja terpapar dalam batas waktu
tertentu. Jika upaya dan prosedur pengukuran tidak tersedia selama pemrosesan
kembali yang melibatkan material kimia, sampling udara mungkin diperlukan untuk
memastikan bahwa batas minimal diatur pada saat material/agen kiiawi
dipergunakan.(Referensi: Pedoman CDC untuk Disinfeksi dan Sterilisasi di Fasilitas
Kesehatan, 2008)
Fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki pengaturan udara, suhu, kelembaban
yang terpenuhi untuk proses/produk sebelum dipergunakan. Di fasilitas kesehatan
dimana proses pengolahan dilakukan secara terpusat (sentralisasi), aliran udara dengan
tekanan negative harus dapat dipertahankan pada are pembersihan dan aliran udara
dengan tekanan positif harus dapat dijaga pada area bersih serta dilakukan monitoring.
C. Kualitas Air
Fasilitas kesehatan harus menyadari terhadap kualitas pasokan air dan membuat
dan mengembangan kebijakan untuk permasalahan yang dihadapi. Harus terdapat
secara tertulis rencana antisipas mengatasi kehilangan air minum, pelaporan boil water
dan situasi lain di mana pasokan air menjadi terganggu. Fasilitas pelayanan kesehatan
harus memiliki kebijakan tertulis tentang bagaimana mengelola tumpahan air termasuk
air minum dan air yang terkontaminasi.
D. Kebersihan Lingkungan
Housekeeping harus berkonsultasi dengan manager CSSD dan team pencegahan
dan pengendalian infeksi untuk membuat dan menetapkan kebijakan dan prosedur
dalam praktik pembersihan dan menentukan frekuensi pembersihan, minimum:
Rekomendasi
1. Ruang/area pembersihan harus secara fisik dipisahkan dari area bersih dengan dinding
atau partisi. (IIA)
2. Reprocessing dilakukan di luar CSSD harus dihaga seminimal mungkin dan harus
disetujui oleh Komite Pengendalian Infeksi atau unit bertanggung jawab untuk praktik
pengolahan yang aman dan harus sesuai dengan persyaratan sebagai ruang reprosesing/
pengolahan. (IIIB)
3. Di mana pun kimia desinfeksi / sterilisasi dilakukan, kualitas udara harus dimonitor ketika
menggunakan produk yang menghasilkan uap beracun dan asap . (IA)
4. Harus ada jadwal rutin untuk membersihkan lingkungan di CSSD yang meliputi prosedur
tertulis dan tanggung jawab yang jelas. (IIB)
References
1. The American Institute of Architects Academy of Architecture for Health. Guidelines
for Design and Construction of Hospital and Health Care Facilities’. 2006 edition.
2. Guidelines for design and construction of hospitals and outpatient facilities. The
Facility Guidelines Institute. 2014 edition
Kebijakan dan Prosedur
A. Pendahuluan
Proses Reprosesing
Reprosesing Produk
Reprosesing
Produk yang digunakan untuk setiap dan semua tahapan dalam reprosesing (yaitu,
pembersihan, desinfeksi, sterilisasi) harus:
Alasan recall dilakukan sebagai hasil tidak tepat dilakukan proses sterilisasi terhadap
suatu produk yang aka dipergunkan untuk kegiatan.
Prosedur tertulis harus dibuat dan ditetapkan untuk proses recall dan reprosesing yang
tidak adekuat pada peralatan/perangkat medis.
Semua peralatan / perangkat medis untuk setiap load harus dilakukan pencatatan untuk
kemudahan dalam melakukan tracking (melacak) jika terjadi recall. Prosedur recall harus
mencakup:
a) Trial/evaluasi
b) Penelitian;
c) Untuk menggantikan peralatan/perangkat/instrumen yang sedang
diperbaiki;
d) Diberikan sebagai bagian dari ketentuan pengadaan bahan habis pakai;
dan
e) Peralatan/perangkat/instrument yang kuran dan belum melakukan
pembelian.
Peralatan/ instrument yang pinjam (loaner instrumen merupakan masalah terhadap
loaner instrumen)
risiko yang sama untuk pasien dan keselamatan pengguna yang umum ditemukan di
CSSD dan karena itu harus dikelola dengan tepat.
Prosedur harus mencakup sebagai berikut:
Rekomendasi
A. Praktek Rutin
Praktik rutin harus menjadi bagian dari semua pendidikan dan pelatihan staf dalam
upaya mencegah paparan cairan tubuh.Praktik rutin di daerah pengolahan meliputi:
Kewaspadaan standar harus dipatuhi oleh semua staf. Staf yang terlibat dalam
reprosesing perangkat/peralatan harus dilatih dalam hal cara penggunaan yang
benar,kapan digunakan, batasan dan indikasi penggunaan APD:
Prosedur pembuangan dan penanganan benda tajam harus tersedia ditempat untuk
mencegah cedera dari benda tajam. Ketika bekerja dengan benda tajam, staf di daerah
dekontaminasi harus:
D. Pembatasan Kerja
Staff di ruang reprosesing harus tunduk terhadap beberapa batasan dalam pekerjaan:
a) Staf yang memiliki masalah pernapasan (misalnya asma) harus dievaluasi oleh
team kesehatan dan keamanan serta keselamatan sebelum bekerja pada saat
menggunakan bahan disinfektan atau bahan pembersih kimia; dan
b) Staf yang memiliki lesi eksudatif atau dermatitis yang dipermukaan di tubuh
(yaitu, lengan di bawah siku, wajah atau leher) staff harus diistirahatkan untuk
tidak melakukan reprosesing peralatan/perangkat sampai masalah teratasi.
Rekomendasi
Tujuan dari transportasi dan penanganan terhadap peralatan/perangkat medis yang sudah
dipergunakan (kotor):
Untuk mengurangi risiko kontaminasi silang dan kerusakan peralatan / perangkat beberapa
instrumen khusus tidak harus diproses seperti dengan alat bedah umum, misalnya peralatan
pembedahan mata viscosurgical. Cairan yang digunakan dalam tindakan pembedahan ini dapat
sangat cepat kering pada instrumen mata. Untuk mencegah Toxic Anterior Segmen Syndrome
(TASS) instrumen harus dibersihkan dengan spons tau material bebas serat dibasahi dengan air
steril selama prosedur. Instrument intraokular mungkin perlu direndam degan air steril pada
akhir prosedur bedah untuk mengurangi pembentukan biofilm yang melekat pada permukaan
instrumen ini. Instrument selanjutnya di kirim ke CSSD untuk reprosesing dengan menggunakan
wadah tertutup, dan jika terkontaminasi maka wadah tersebut diberikan label Biohazard.
1. Angkat dan bersihkan segera kotoran yang menempel pada instrument setelah
dipergunakan ditempat pengguna. Jenis kotoran meliputi, jaringan, lemak tubuh darah
dan bentuk cairan tubuh lainnya.
2. Lepaskan komponen-komponen sekali pakai mengacu metode pembuangan. Benda-
benda tajam sekali pakai ditempatkan pada wadah yang tidak mudah tertusuk dari
tempat pengguna.
3. Peralatan/perangkat medis yang memerlukan perbaikan harus diidentifikasi.
4. Intrument/peralatan dipertahankan dalam kondisi lembab, penggunaan produk-produk
pre-treatment yang telah disetujui seperti spray atau dengan direndam atau
menggunakan handuk yang dilembab diatas instrument atau perlatan pada wadah
tertutup dapat diimplementasikan.Selalu ikuti instruksi produsen peralatan atau
perangkat.
5. Pengiriman instrument/peralatan menggunakan troly tertutup atau wadah tertutup yang
dijamin, dan dirancang untuk mencegah barang-barang jatuh dan mencegah tumpahan
cairan, dengan permukaan mudah dibersihkan. Tray dan kontainer harus dibersihkan
setelah digunakan.
6. Instrument/peralatan yang telah dipergunakan harus segera dikrim secara
langsung.hindari route dengan lalu lintas tinggi atau area publik. Lebih disarankan,
dengan lift khusus dengan akses langsung ke area pembersihan yang dipergunakan
untuk mengangkut barang-barang yang digunakan.
Rekomendasi
References
A. Pre-
Pre-Cleaning
Kotoran (feses, sputum dan darah) harus dibersihkan secepatnya di tempat
penggunaan.
Jika pencucian tidak dapat segera dilakukan, peralatan/perangkat medis harus
dipertahankan dalam kondisi lembab dengan menggunakan produk pre-treatment
seperti spary atau direndam atau dengan meletakkan handuk lembab dengan cara
menutupi peralatan/perangkat medis untuk mencegah kotoran (organic) mongering.
Selalu mengikuti rekomendasi dan petunjuk pabrik/produsen.
Setiap peralatan/perangkat medis yang diterima di area reprosesing harus sudah
dilakukan disasembley (dibongkar), dipilah dan dibersihkan.
a) Disasembly (dibongkar)-
(dibongkar)- Memfasilitasi agen/material/cairan pencuci,
disinfektan dan sterilant kontak dengan permukaan:
i. Peralatan/perangkat (instrument, peralatan, rigid container) harus sudah
di-disasembly (dibongkar) sebelum dilakukan pembersihan, jika terdapat
satu atau lebih bagian yang dilepas, kecuali direkomendasikan oleh
pabrik/produsen.
ii. Rekomendasi pabrik/produsen harus diikuti ketika melakukan
disassembly peralatan/perangkat medis sebelum dilakukan pembersihan:
b) Pemilahan (sortir)-
(sortir)- Peralatan/perangkat harus dikelompokkan untuk alasan
keamanan dan untuk mencegah kemungkinan hilang dan salah penempatan
i. Instrumen yang dipergunakan kembali (reusable) dan tajam harus
dipisahkan dari instrumen lain dan dibatasi dengan menggunakan wadah
yang ditempat penahan terhadap tusukan, untuk mencegah injuri
terhadap staff serta kerusakan peralatan/perangkat medis.
ii. Peralatan / perangkat harus dipilah ke dalam kelompok seperti kebutuhan
yang sama terhadap proses;
iii. Peralatan / perangkat diidentifikasi untuk perbaikan harus dipisahkan di
berikan label/tanda.
iv. Hindari perendaman yang terlalu lama (semalaman) untuk mencegah
kerusakan peralatan/perangkat.
B. Cleaning
Pembersihan adalah menghilangkan material asing (kotoran dan material
organic) yang melekat pada permukaan instrument dan umumnya dilakukan dengan
menggunakan air dengan deterjen atau produk enzimatik.
Pembersihan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mesin
pembersih mekanik (misalnya: washer-
washer-disinfector, washer setelah semua
disinfector ultrasonik washer)
kotoran telah dihilangkan.
Mesin otomatis dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan efektivitas
pembersihan, mengurangi paparan aerosol dan mengurangi paparan staf dari darah dan
cairan tubuh. Pembersihan secara manual mungkin diperlukan untuk
peralatan/perangkat yang halus atau rumit.
Instruksi pembersihan harus diikuti mengacu dengan pabrik/produsen
peralatan/perangkat, termasuk spesifikasi untuk jenis deterjen, suhu air dan metode
pembersihan. Berikut adalah prosedur yang harus diikuti dalam proses pembersihan:
a) Produk Pembersih/Pencuci
i. Produk harus disetujui oleh komite /tim yang bertanggung jawab untuk
pemilihan produk; oleh staff yang memiliki keahlian dalam reprosesing
dan staff dengan kompetensi dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi.
ii. Produk yang digunakan dalam proses pembersihan dan disinfeksi harus
kompatibel dengan peralatan / perangkat untuk reprosesing dan
digunakan sesuai dengan instruksi pabrik;
iii. Produsen harus memberikan instruksi tertulis dan aspek pertimbangan
keamanan (bulletin data produkdan lembar data keselamatan
(SDS/MSDS)
iv. Instruksi pabrik harus dapat diakses oleh semua staf;
v. Deterjen dan bahan kimia lainnya harus disimpan dalam penyimpanan
bahan kimia; dan
vi. Prosedur penanganan dan pengelolaan tumbahan kimiawi(chemical spill)
termasuk spill kit, harus dibuat mengacu dan sesuai dengan SDS/MSD
atau kebijakan lokal;
c) Pencucian Mekanik
e) Pembilasan
f) Pengeringan
C. Paska Pembersihan
Referensi
A. Inspeksi
B. Lubrikasi(pelumasan)
D. Pengemasan
Rekomendasi
Referensi
Hydrogen peroxide 7.5% 30 mins pada suhu 20⁰C 6 Jam pada suhu
20⁰C
Peracetic acid 0.2% NA 12 menit pada suhu
50-56⁰C
Glutaradehyde ≥2% 20-90 menit pada suhu 20- 10 jam pada suhu
25⁰C 20-25⁰C
Ortho-phthalaldehyde 0.55% 5 menit pada suhu 20⁰C, 5 Tidak
(OPA) menit pada suhu 25⁰C pada
AER
Hydrogen 15 menit pada suhu 20⁰C 3 jam pada suhu 20⁰C
peroxide/paracetid acid
(7.35%/0.23%)
Terdapat dua metode utama disinfeksi yang dipergunakan di fasilitas kesehatan- caiaran
kimiawi dan pasterisasi
c) Pelaksanaan disinfeksi harus diaudit secara teratur dan proses peningkatan kualitas
harus dilakukan untuk menangani setiap penyimpangan / temuan yang dihasilkan
dari audit;
d) Larutan yang telah dibuat sebelumnya tidak boleh ditambah dengan larutan baru.
e) Jika desinfeksi manual dilakukan, wadah/tempat yang digunakan untuk desinfeksi
harus terus tertutup selama penggunaan dan dicuci, dibilas dan dikeringkan ketika
penggantian larutan; dan
f) Pembilasan peralatan/perangkt medis setelah proses disinfeksi memerlukan tiga
pembilasan yang terpisah, menggunakan air sterile dan air untuk pembilasan harus
diganti untuk setiap proses.
2. Pasterisasi
Referensi
Bagian ini memberikan panduan tentang sterilisasi, pengujian dan monitoring mesin
sterilisasi dan verifikasi proses sterilisasi sebagai bagian integral dari mencegah dan
pengendalian infeksi. Metode sterilisasi yang dipilih harus sesuai dengan peralatan/instrument
yang disterilkan untuk menghindari kerusakan dan harus dapat mencapai tingkat jaminan
sterilitas-Sterilization Assurance Level (SAL) dengan angka probabilitas 10-⁶ untuk instrument/
peralatan yang dilakukan sterilisasi.
Intruksi/petunjuk dari pabrik/produsen mesin sterilisasi harus diikuti untuk proses
loading yang benar dan pengeoperasionalan setiap mesin sterilisasi. Metode monitoring kimia
dan monitoring biologi harus didesain untuk tujuan tersebut, disimpan dan digunakan sesuai
dengan petunjuk/instruksi dari pabrik/produsen indicator tersebut dipergunakan. Sterilisasi
adalah proses bukan peristiwa serta pengalaman.
Sterilisasi
Ada berbagai ukuran dan tipe mesin sterilisasi steam. Tipe yang diidentifikasi dengan
metode menghilangkan udara dari dalam chamber dan load. Mesin sterilisasi steam apakah
sistem gravitasi atau system dynamic air removal (pra-vakum dan di bawah tekanan atmosfer).
Mesin sterilisasi steam kecil diklasifikasikan menurut tipe dari cycle untuk oleh jenis siklus yang
mampu dilakukan. (B, N dan S) [ lihat Tabel 4].
Setelah selesai cycle sterilisasi yang dipilih, peralatan harus ditangani dengan hati-hati
untuk memastikan risiki kontaminasi ulang berkurang.Instrument/peralatan steril hanya
ditangani dengan tangan yang bersih. Instrument/peralatan sterile harus dipindahkan dari dalam
chamber mesin pada akhir cycle dan ditempatkan di daerah lalu lalang orang/staff dan jauh dari
AC atau ventilasi udara dingin.
Instrumnet/peralatan yang sudah disterilisasi harus tetap di troly mesin sterilisasi sampai
kemasan/set dingin untuk dapat di sentuh sebelum dipindahkan ke ruang penyimpanan steril.
Instrumen/peralatan yang dilakukan sterilisasi dengan menggunakan mesin sterilisasi
ethylene oxide harus dilakukan aerasi didalam chamber mesin yang sama dan tidak boleh
dipindahkan dari chamber mesin atau dipergunakan sampai fase aerasi telah selesai.
Semua set/kemasan harus diperiksa kekeringnnya, perubahan warna pada indicator
eksternal telah sesuai dengan instruksi pabrik/produsen indicator dan parameter sterilisasi
benar dan lengkap. Kemasan/set basah dianggap terkontaminasi bahkan jika tidak tersentuh.
Semua mengecekan dan hasil monitoring harus didokumentasikan sebagai bagian dari traking
dan manajemen mutu.
Tujuan dari pengujian mesin sterilisasi adalah untuk membuktikan mesin sterilisasi
berfungsi sebagaimana yang dimaksud oleh pabrik/produsen mesin sterilisasi dan dapat
melakukan sterilisasi peralatan/instrument yang dipergunkan difalitas pelayanan kesehatan.
Pengujian yang dilakukan terantung dari tipe mesin serilisasi dan metode sterilisasi. Beberapa
pengujian memerlukan produk-produk penguji untuk dipergunkan untuk membuktikan fungsi
dari mesin sterilisasi seperti pengujian Bowie & Dick untuk pengujian mesin sterilisasi dynamic
air removal. Pengujian Bowie-Dick dilakukan setiap hari pada mesin sterilisasi pre-vaccum dan
dalam kondisi chamber mesin kosong dimana menggunkan PCD pack yang termasuk type 2
indikator kimiawi untuk proses awal sebelum proses sterilisasi dengan load. Proses dilakukan
pada suhu 132 ° - 134ºC selama 3,5 sampai 4 menit. Instruksi tertulis dari pabrik/produsen untuk
penggunaan Bowie & dick harus diikuti.
Tujuan dari monitoring adalah untuk memverifikasi mesin sterilisasi mencapai parameter
yang diperlukan untuk mencapai SAL 10-6 untuk peralatan/perangkat yang
disterilisasikan.Monitoring dipergunakan setiap load untuk instrument/perangkat yang
diproses melalui mesin steriliser dan memberikan konfirmasi parameter telah terpenuhi dan
matinya mikroorganisme. Tiga jenis monitoring yang digunakan, monitoring fisik, monitoring
kimia dan monitoring mikrobiologi. Setiap monitoring memberikan informasi tentang
pencapaian parameter sterilisasi.
Monitoring Rutin
Monitoring rutin (fisik, biologis dan pemantauan kimia) dilakukan untuk memverifikasi
fungsi dari smesin sterilisasi terilisasi dan untuk proses sterilisasi. Monitoring dilakukan pertama
kali pada saat mesin sterilsasi selesai diinstall sebelum dipergunakan untuk penggunaan umum
dan untuk menilakinerja rutin setelahnya. Monitoring performance (kinerja) pemantauan kinerja
menggunakan ketiga jenis monitor harus dipergunakan secara keseluruhan untuk semua mesin
sterilisasi untuk memastikan bahwa efektifikas mesin sterilisasi telah dicapai.
Monitoring rutin meliputi monitoring untuk setiap kemasan dan setiap load sterilisasi,
efikasi mesin sterilisasi dan pengujian secara periodic jaminan kualitas produk.
Monitoring minimal berikut yang harus dilakukan untuk load dengan perlatan medis;
a) Monitoring fisik- pemantauan fisik – meliputi print out pembacaan digital, grafik gauge
untuk memverifikasi parameter setiap cycle telah terpenuhi. Printout harus disimpan
dengan aman sesuai dengan kebijakan institusi pelayanan kesehatan.
b) Monitoring Kimiawi - indikator kimia harus ditempatkan di luar dan di dalam setiap paket.
Indikator eksternal (Tipe 1, Kategori e) mengidentifikasi proses dan belum diproses
instrument/peralatan.Indikator internal (Tipe 3, 4, 5, 6, Kategori i) memverifikasi
material/agen sterilisasi (sterilant) telah mencapai setiap isi kemasan dan critical variable
dari proses telah dipenuhi. Variabel yang dimonitor akan tergantung pada tipe tertentu
dari indicator kimiawi internal. Untuk load yang mengandung implan, PCD yang terdiri
indikator biologis (BI) dan Tipe 5 indikator integrator n harus disertakan dalam setiap
load.
c) Monitoring biologis – dipergunakan setiap hari pada load pertama dengan instrument
dan dianjurkan untuk setiap load dengan kandungan implant. PCDs dengan BI diperlukan
untuk setiap load yang mengandung implan.
1. Monitoring Fisik
Monitoring fisik adalah perangkat yang dipergunkan untuk memonitor parameter
fisik dari mesin sterilisasi, seperti waktu, suhu dan tekanan yang diukur selama cycle
proses sterilisasi, dicatat (sebagai printout atau catatan elektronik) pada setiap akhir
cycle. Setiap mesin sterilsasi memiliki perangkat monitoring fisik built-in sebagai satu
komponen yang diperlukan.
2. Indikator Biologi(BI)
Indikator biologis adalah sistem pengujian (test) yang dengan menggunakan
kandungan mikroorganisme hidup (misalnya, spora strip atau botol) memberikan
resistensi untuk proses sterilisasi yang ditentukan. BI umumnya terdapat di dalam proses
Challeng Device (PCD) yang mensimulasikan tantangan dalam penggunaannya yang
ditunjukan oleh peralatan yang dikemas.
Rekomendasi frekuensi pengujian BI pada mesin sterilisasi steam dilakukan setiap hari,
untuk mesin sterilisasi suhu rendah (sterilisasi ethylene oxide, hidrogen peroksida plasma)
dilakukan setiap load.
Indikator Biologi (BI) BI diinkubasi sesuai dengan instruksi pabrik/produsen indikator itu.
Indikator Biologi yang saat ini tersedia umumnya membutuhkan waktu inkubasi 10 sampai
48 jam untuk pengujian hasilnya, baru-baru ini, pembacaan cepat (rapid readout) indikator
biologis telah tersedia yang memberikan pengujian indicator biologi (BI) dalam dalam satu
jam. Indikator-indikator ini mendeteksi enzim dari Geobacillus stearothermophilus
(pengujian mikrooraginsme untuk mesin steam) dengan membaca produk fluorescent
(berpendar) yang dihasilkan oleh pemecahan enzimatik dari substrat non-fluorescent. Studi
telah menunjukkan bahwa sensitivitas pengujian rapid readout untuk mesin sterilisasi steam
(1 jam untuk 132 ° C-135 ° C pada mesin sterilisasi vaccum sterilisers vakum) paralel dengan
pengujian secara khusus indicator biologi (BI) konvensional.
Indikator kimia adalah sistem yang merespon perubahan dalam satu atau lebih variabel
proses yang telah ditetapkan dengan kimiawi atau perubahan fisik. Terdapat 6 type indicator
kimiawi ( lihat table 2) , 'Klasifikasi Internasional Indikator Kimia').
4. Process
Process Challenge Device(PCD)
Pengujian harus mencakup penggunaan indicator biologi (BI) dan indicator internal
kimiawi (CI) (tipe 4, 5 atau 6). Jumlah indicator biologi (BI) dan internal indicator kimiawi
(CI) yang dipergunakan tergantung pada ukuran dan susunan produk yang diuji dan ukuran
keseluruhan load secara lengkap. Indikator harus ditempatkan pada lokasi load yang paling
sukar untuk penetrasi sterilisasi. Contoh penempatan indicator biologi (BI) dan Internal
indicator kimiawi adalah:
Seluruh proses perlu didokumentasikan dan hasil pengujian disimpan untuk referensi
ketika pengujian ulang dilakukan atau perubahan diperlukan.
1. Kebijakan dan prosedur proses sterilisasi, termasuk loading dan unloading mesin
sterilisasi, pengoperasionalan mesin sterilisasi, pengujian dan monitoring
didokumentasikan dan tersedia. (IIA)
2. Petunjuk/Instruksi penggunaan tertulis dari pabrikan/produsen mesin sterilisasi tersedia
dan tata letak, parameter cycle harus diikuti. Lembar Data keselamatan
(SDS/MSDS)untuk sterilisasi kimiawi harus tersedia.(IIIA)
3. Instruksi penggunaan peralatan medis, termasuk tipe mesin sterilisasi yang
dipergunakan dan parameter cycle harus tersedia, termasuk set/instrument pinjaman
(loaner set/instrument). (IIIB).
4. Kebijakan dan prosedur khusus untuk Immediate use steam sterilization (umumnya
dikenal Flash Sterilization) didokumentasikan dan tersedia. Catatan perawatan dan
perbaikan, ulasansegera sterilisasi menggunakan uap (IUSS) didokumentasikan dan
tersedia. Catatan dipelihara, review dan penggunaan IUSS dibatasi dan tidak untuk
peralatan/perangkat implant.(IIA)
5. Prosedur untuk loading harus menjamin barang yang sama dam membutuhkan
parameter cycle yang sama dikelompokkan bersama. Tata letak didalam chamber harus
memperhataikan hal-hal dibawah ini;
6. Kemasan atau set harus dipindahkan dari mesin sterilisasi pada akhir cycle proses
serilisasi dan biarkan kemasan/set tetap pada trolly mesin sterilisasi selama minimal 30
menit atau sampai bagain luar dingin untuk disentuh. Untuk mesin sterilisasi kecil
kemasan/set harus segera dipindahkan dari dalam chamber mesin dan diletakkan pad
arak yang dingin, Kemasan/set sterile didinginkan dan di daerah dimana rendah lalu
lintas tanpa terpapar AC. (IIIB)
7. Load sterilisasi, termasuk IUSS didokumentasikan, hasil indicator load dicatat dan
parameter yang telah tercapai diverifikasi dan load direlease untuk dipergunakan,
pengecekan dibuat adalah:
a) Parameter diverifikasi dengan mereview hasil yang terdiri waktu paparan,
suhu dan cycle telah selesai ditandatangani.
b) Pengujian Bowie Dick dengan Bowie-Dick Pack dilakukan setiap hari
untuk setiap mesin sterilisasi steam Vaccum Assitance.;
c) Monitoring biologi dilakukan minimal setiap hari , kecuali untuk load
dengan mengandung implant dilakukan monitoring dengan indicator
biologi setiap load, dan untuk setiap sterilisasi dengan suhu rendah
monitoring dengan indicator biologi dilakukan setiap load.;
Referensi
1. Centre for Healthcare Related Infection Surveillance and Prevention: Disinfection and
Sterilisation, Infection Control Guidelines 2006 [internet].
2008 [2016 Apr 5]; Available from: www.health.qld.gov.au/chrisp
2. Standards Australia, Australia / New Zealand Standards 4187 Reprocessing of reusable
medical devices in health service organizations. Sydney, NSW, SAI Global Limited,
Australia 2014
3. Association for Advancement of Medical Instrumentation, ANSI / AAMI ST79:2010 &
A1:2010 & A2:2011 & A3: 2012 & A4:2013 (Consolidated Text) Comprehensive guide to
steam sterilisation and sterility assurance in health care facilities. Arlington, VA: AAMI
2013
4. International Standards Organisation, ISO 11139 Sterilisation of health care products -
Vocabulary,Switzerland: ISO 2006
5. Rutala W A, Weber D J, Guideline for Disinfection and Sterilisation of Prion-
Contaminated Medical Instruments. Infection Control and Hospital Epidemiology. 2010
February; 31 (2): 107-117
6. British Standards Institution, BS EN 13060 Small steam sterilisers. UK: BSI Standards
Limited 2014
7. Food and Drug Administration (US), Liquid chemical sterilisation [Internet]. FDA; 2014
[Cited 2016Apr 23] Available from:
http://www.fda.gov/MedicalDevices/ProductsandMedicalProcedures/GeneralHospit
alDevicesandSupplies/ucm208018.htm
8. International Standards Organisation, ISO 17665-1 Sterilisation of health care products
Part 1: Requirements for the development validation and routine control of a
sterilisation process for medical devices. Switzerland: ISO 2006
9. International Standards Organisation, ISO 11607-1 Packaging for terminally sterilised
medical devices Part 1 Requirements for materials, barrier systems and packaging
systems. Switzerland: ISO 2006
10. International Standards Organisation, ISO/FDIS 11140 - 1 Sterilisation of health care
products -Chemical indicators Part 1: General requirements. Switzerland: ISO 2014
11. Mosley GA. Using high-temperature formaldehyde sterilisation as a model for studying
gaseous sterilisation [Internet]. Biomed Instrum Technol [cited 2016 Apr19].
Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18510419
12. Association of periOperative Registered Nurses. Guidelines for perioperative practice.
Denver, CO
2016
Pengiriman ke Ruang Penyimpanan dan Distribusi ke pengguna
Sesi ini menyediakan petunjuk dalam aktivitas yang dibutuhkan untuk mengirimkan
peralatan yang sudah di sterilisasi kemudian ditransportasikan ke titik penggunaan. Semua
kebijakan dan prosedur harus terdokumentasikan dan termasuk pencegahan infeksi dan control
pada praktik terbaik (bset Practice) untuk meminimalisasi resiko kontaminasi Kemasan steril.
Prosedur untuk meninjau catatan dan mengirimkan perangkat medis dari proses
sterilisasi haruslah spesifik dan terdokumentasi. Berikut pemeriksaan visual yang minimal harus
diselesaikan:
a. Kemasan yang digunakan cocok untuk proses sterilisasi dan memiliki ukuran yang tepat
untuk peralatan yang disterilkan.
b. Kemasan diberikan label yang benar untuk mengidentifikasi isi, segel masih utuh dan
indikator proses kimia memiliki perubahan yang benar.
c. Parameter siklus dicapai dan ditandatangani sebagai tanda bahwa sudah dicek.
d. Load dengan yang mengandung indikator biologis dikarantina hingga hasilnya diketahui
dan tercatat. Load dapat dikeluarkan ketika sudah tidak ada hasil pertumbuhan pada
proses BI PCDs jika digunakan, sudah dibaca dan benar.
e. Tidak ada kelembapan atau tetesan yang terlihat.
Tidak ada perangkat yang boleh dikirim apabila kriteria diatas belum tercapai. Kebijakan
penarikan/recall dan prosedurnya harus diikuti ketika ada perangkat sterilisasi non-conforming.
Informasi yang diperoleh dari bagian mengirimkan perangkat sterilisasi harus menjadi bagian
dari catatan traceability sehingga pasien dapat ditelusuri kembali ketika proses. Perangkat IUSS
harus dikirimkan dengan cara yang sama sebagaimana perangkat menuju melalui proses yang
sama.
Setelah dikeluarkan dari proses sterilisasi, peralatan dipindahkan dari rak mesin sterilisasi dan
ditempatkan di penyimpanan steril menunggu penggunaan. Semua peralatan steril harus
diinspeksi secara visual sebelum ditempatkan kedalam rak. Dalam menangani harus dilakukan
dengan tangan yang bersih untuk meminimaliasi resiko kontaminasi.
Area penyimpanan steril harus ditempatkan berdekatan dengan area sterilisasi, sebaiknya
dipisahkan, tertutup, memiliki akses yang terbatas. Persyaratan untuk area ini adalah:
a) Wadah yang digunakan untuk penyimpanan peralatan yang disterilkan harus
tahan terhadap kelembapan dan mudah dibersihkan. Kardus cokelat tidak cocok
untuk digunakan sebagai wadah karena mengeluarkan/memproduksi lint.
b) Peralatan disimpan dalam kondisi ventilasi yang baik, bersih, kering, bebas debu
(rak tertutup lebih baik), tidak diletakan di lantai, dan setidaknya satu meter dari
saluran air, kelembapan, untuk mencegah kontaminasi.
c) Rak penyimpanan peralatan sterilisasi tersimpan setidaknya 20-25 cm diatas
lantai, setidaknya 45 cm dibawah langit-lanngit atau alat penyiram (kebakaran),
dan setidaknya 5 cm dari dinding.
d) Persediaan dan bahan yang digunakan untuk pengolahan tidak boleh disimpan di
tempat penyimpanan steril.
e) Wadah penyimpanan harus dijaga agar bebas debu.
Shelf Life-
Life-Masa Kadaluarsa
Shelf life untuk kemasan steril lebih terkait pada suatu kondisi dari pada waktu. Shelf life yang
terkait kondisi ini didasarkan pada konsep bahwa peralatan yang telah benar dibersihkan,
dibungkus, disterilkan, dan tersimpan dengan baik pada kondisi lingkungan yang terkontrol dan
telah ditangani oleh tangan yang bersih akan selalu steril tanpa batas waktu, kecuali terdapat
kondisi pada kemasan yang terganggu (terbuka, basah, kotor).
Label batch untuk kondisi terkait sterilitas memiliki tanggal pembuatan, bukan tanggal expire.
Stok steril harus dirotasi sehingga sediaan yang tertua digunakan pertama. Hal ini dinamakan
metode first in first out (FIFO).
Menjaga Sterilitas
Fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki prosedur untuk penyimpanan dan penanganan
untuk perangkat medis yang bersih dan steril, hal ini termasuk:
a) Perangkat medis yang dibeli dalam steril harus digunakan sebelum exp date, jika
terdapat tanggalnya.
b) Perangkat medis yang diolah kembali harus tersimpan pada kondisi bersih, kering
dengan perlakuan yang dapat meminimalisasi kontaminasi atau kerusakan.
c) Tempat penyimpanan steril harus memiliki control temperature dan kelembapan untuk
membantu menjaga umur simpan yang panjang dari perangkat yang disterilisasi.
d) Perangkat harus di perlakukan dengan baik untuk mencegah adanya kontaminasi alat.
e) Wadah steril yang sudah tidak baik harus dikemas ulang dan disterilisasi ulang sebelum
digunakan.
Penggunaan Peralatan/Perangkat Steril
Steril
Pada titik penggunaan, ketika membuka perangkat medis reproses, pengecekan harus
dilakukan untuk integritas/keutuhan kemasan dan perangkat. Mereka yang melakukan
pemeriksaan ini harus memiliki pengetahuan mengenai:
a) Hasil validasi dari indicator kimiawi tape dan indicator kimia internal, jika ada.
b) Pengecekan visual peralatan untuk pengecekan adanya perubahan warna; jika ada,
maka alat harus dipindahkan dan di proses ulang.
c) Mengecek peralatan/perangkat yang rusak dan dipindahkan dari penggunaan.
d) Pengecekan untuk kelembapan atau kebasahan (misal: kelembapan tinggi) ; jika ada,
proses ulang dapat dibutuhkan.
e) Pembuatan ulang set/kemasan, jika dibutuhkan.
Rekomendasi
1. Aturan tertulis dan prosedur tersedia untuk penyimpanan, penanganan, rotasi, dan
pemberian label kemasan steril. (IIA)
2. Peralatan/perangkat medis yang sudah diproses harus disimpan pada kondisi bersih,
kering dengan perlakukan meninimalisasi kontaminasi atau kerusakan. Jalur di area
penyimpanan steril dikontrol oleh akses yang terbatas; tidak ada eksternal. Tidak
disarankan melakukan penyimpanan dengan menggunakan box/kardus. Rak setidaknya
20-25 cm diatas lantai, setidaknya 45 cm dari langit-langit atau kran pemadam, dan
setidaknya 5 cm dari dinding. Peralatan/kemasan hanya disimpan pada rak yang sudah
di desain, konter dan gerobak (bukan pada jendela, lantai, dll). (IIA)
3. Area penyimpanan steril memiliki suhu pada umumnnya ≤24oC, kelembapan relative
tidak melebihi 70 %, perubahan udara minimum per jam dalam downward-draft tipe 4.
(IIB)
4. Rotasi stok dijaga dalam basis first in first out (FIFO).
5. Pada saat penggunaan, saat pembukaaan perangkat medis reproses, cek integritas dari
wadah dan perangkat; validasi hasil monitor kimia jika dilampirkan ; dan buat ulang
perangkat jika dibutuhkan. (IIA)
References
Instalasi
Peralatan harus dipasang sesuai instruksi pabrik konstruksi untuk menjamin bahwa
peralatan sudah sesuai dengan yang user inginkan dan bekerja dengan baik. Pabrikan peralatan
akan menyediakan secara spesifik, instruksi tertulis pada utilitis (I.e. air, elektronik, uap, mesin
kompres) dibutuhkan untuk kesuksesan penggunaan peralatan mereka. Fasilitas penyedia
kesehatan, dalam diskusinya dengan pabrikan, harus mengidentifikasi setiap kekurangan dan
memperbaikinya sebelum instalasi dilakukan. Setiap kekurangan dengan pasokan utilitas dapat
secara signifikan berakibat terhadap efisiensi penggunaan dan keseluruhan produksi dalam
lingkungan pengolahan.
Tes Kualifikasi
Kelanjutan dari pembelian, peralatan baru harus menuju proses validasi. Proses ini membuktikan
bahwa peralatan telah dipasang sesuai dengan permintaan pabrikan, dapat dioperasikan
dengan benar dan tidak ada kerusakan selama transportasi dan verifikasi bahwa peralatan dapat
dikirim secara efektif dan proses pengecekan hasul diperlukan untuk perangkat yang diproses.
Semua peralatan harus menjalani kualifikasi tes sebelum diletakkan untuk aktivitas rutin
untuk servis setelah instalasi baru dan rekualifikasi terkait relokasi, perbaikan besar, perubahan
proses produk (untuk WD dan AER) (ie produk pembersih/detergen, enzyme dan produk
disinfektan) atau perubahan lingkungan lain untuk memastikan parameter proses yang
dibutuhkan sudah tercapat untuk load dan siklus yang terpilih.
Washer Disinfector harus melalui tiga load berturut-turut per tipe carriage setiap siklus
carriage digunakan. PCD pada washer dimasukkan dalam setiap siklus sebagai verifikasi
tambahan dari efikasi serta efektifitas pembersihan, sebagai tambahan untuk inspeksi visual.
Kalibrasi
Instrumen yang digunakan untuk memonitor dan control peralatan pengolahan : timer, gauge
dan temperature, perangkat monitoring, harus dikalibrasi secara berkala untuk menjaga
akurasinya, setidaknya setiap tahun dan segeranya untuk kualifikasi.
Maintenance records
records
Jadwal untuk pemeliharaan dan pekerjaan yang dilakukan harus diatur untuk setiap peralatan
pengolahan. Pencatatan harus menunjukan data historical dari pemeliharaan rutin termasuk jika
ada perubahan jadwal perbaikan dan pemeliharaan. Pencatatan termasuk informasi berikut ;
a) Identitas dari peralatan dilihat dari model, serial number, dan lokasi;
b) Tanggal untuk pemeliharaan atau perbaikan yang telah dilakukan;
c) Alasan mengapa pemeliharaan atau perbaikan dan deskripsi apa yang telah dikerjakan;
d) Detail dari penggantian komponen; dan
e) Nama orang yang melakukan pekerjaan dan orang yang mengembalikan peralatan untuk
digunakan.
Pencatatan ini harus dimonitor oleh supervisior yang bertanggung jawab untuk peralatan atau
siapapun yang dianggap tepat oleh pengurus fasilitas kesehatan.
Rekomendasi
References
Untuk tujuan dari dokumen ini, endoskopi dibagi menjadi dua tipe:
I. Critical Endoscope:
Endoscope Endoskopi digunakan dalam pemeriksaan rongga kritikal, seperti
sendi dan rongga steril. Kebanyakan dari endoskopi rigid/kaku dan tidak memiliki
lumen. Contoh dari endoskopi kritikal adalah arthroscopes dan laparoscopes.
II. Semi-
Semi-critical Endoscope:
Endoscope Fiberoptic atau video endoscopes digunakan untuk
pemeriksaan rongga saluran pencernaan. Endoskopi ini secara umum masuk hanya
rongga semi kritikal, namun begitu beberapa diantaranya dipergunakan hingga
masuk ke jaringan atau area kritikal. Contohnya dari semi-critical endoscopes adalah
laryngoscopes, nasopharyngeal endoscopes, transesophageal probes,
colonoscopes, gastroscopes, duodenoscopes, sigmoidoscopes and enteroscopes.
Karena kompleksitas dari desain, flexible fiberoptic dan video endoskopi (semi-
critical endoscopes) membutuhkan pembersihan dan handling yang khusus.
Semua staff difasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, ambulatory care dan
kantor dokter) dimana endoskopi harus dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan
infeksi dan prinsip-prinsip pengendalian yang akan mempertahankan lingkungan yang aman
dan bebas dari kemungkinan penyebaran penyakit ke pasien dan rekan kerja.
B. Prosedur Pembersihan
Pembersihan: Beberapa langkah terkait dengan prosedur pembersihan yang harus diikuti:
Prosedur untuk disinfeksi dan sterilisasi dari endoskopi harus memastikan minimal
disinfeksi tingkat tinggi digunakan untuk semua endoskopi dan aksesoris mereka, termasuk
biopsy forcep dan sikat (yang dibutuhkan untuk sterilisasi). Langkah-langkah berikut harus
diikuti pada prosedur disinfeksi/sterilisasi:
Ikuti prosedur interim CDC terkait pengawasan untuk kontaminasi bakteri dari
duodenoscopes setelah reprosesing menggunakan tes dan metode kultur khusus.
Direkomendasikan pengujian setiap duodenoscopes baik sebulan sekali atau setelah 60 kali
tindakan atau prosedur prosedur ERCP dilakukan.
F. Biopsy Forceps dan Sikat
a) Pembilasan awal ntuk dari semua channel dengan udara disaring atau udara
medis.
b) Bilas semua chanel dengan 70% isopropyl alcohol (IPA) untuk membantu proses
pengeringan;
c) Pembilasan kedua pada channel dengan peralatan atau pengering dengan grade
udara didalam drying cabinet HEPA-filtered.
a. Lepaskan tutup, katup dan komponen yang dapat dilepas lainnya selama penyimpanan
dan rakit kembali sebelum digunakan. Penyimpanan ditutup dengan perlakuan khusus
agar endoskopi tidak terkontaminasi.
b. Penyimpanan endoscopy semi-kritikal dengan menggantung secara vertical secara
tertutup, lemari berventilasi di luar area dekontaminasi dan ruang prosedur.
c. Drying cabinet dengan HEPA filter digunakan untuk penyimpanan.
d. Simpan endoskopiyang sudah di sterilisasikan di dalam wadah/container sterilisasi
e. Pastikan endsokopi tidak tergulung atau tertekuk, menyentuh sisi, lantai atau dasar dari
kabinet saat di handling, atau disimpan didalam wadah.
f. Pastikan bahwa tempat penyimpananan endoskopi dibuat dari bahan non pori yang
mudah dibersihkan.
g. Bersihkan dan disinfeksi tempat penyimpanan endoskopi setidaknya seminggu sekali
dengan disinfektan tingkat rendah.
Colonoscopes memiliki umur simpan maksimal 7 hari, jika disimpan kering. Tidak ada
rekomendasi mengenai shelf life dari endoscopy.
Botol air dan tabung yang menghubungkan, digunakan untuk membersihkan lensa
endoskopi dan irigasi saat prosedur ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography),
harus dibersihkan dan dilakukan disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi setidaknya setiap hari
mengikuti instruksi pabrikan. Air steril harus digunakan untuk mengisi botol air.
H. Record-
Record-keeping
Akurat, mencatat permanen penggunaan endoskopi dan proses reprosesing dan akan
membantu mentracking/telusur endoscopy pada pasien pada saat terjadi recall atau follow up
:
a) Untuk setiap prosedur, dokumen nama pasien/residen dan record
number,tanggal dan waktu prosedur, tipe prosedur, endoscopist, dan nomor seri
atau indentifier lainnya baik untuk endoskopi dan AER (if used) untuk membantu
apabila ada investigasi kejadian.
b) Catat nomor endoskopi pada pencatatan pasien
c) Jaga pencatatan terkait dengan aturan dari fasilitas
Rekome
Rekomendasi
1. Individu yang bertugas untuk reprosesing endoskopi harus memiliki pelatihan khusus dan
memiliki persyaratan kompetensi tertulis mengenai proses endoskopi, termasuk edukasi
yang terus menerus dan pelatihan dan test setiap tahun mengenai kompetensi (IA)
2. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan di mana prosedur endoskopi dilakukan harus
tertulis, detail prosedur pembersihan dan penanganan endoskopi. (IIA)
3. Endoskopi kritikal harus disterilisasi sebelum pengunaan. (IA)
4. Endoskopi Semi-kritikal memerlukan minimal disinfeksi tingkat tinggi sebelum
digunakan. (IA)
5. Ventilasi yang memadai diperlukan untuk menghilangkan uap beracun yang dihasilkan
oleh, atau yang muncul dari pembersihan atau disinfektan.
6. Pembersihan endoskopi harus dimulai segera setelah selesainya prosedur klinis.
7. Paten dan integritas dari selubung endoskopi harus diverifikasi setelah tes kebocoran,
setelah tiap penggunaan. (IA)
8. Peralatan/perangkat endoskopi harus dibilas dan sisa air bilas dibuang sebelum
disinfeksi atau sterilisasi. (IIA)
9. Aksesoris endoskopi ( misal: biopsy forceps dan sikat) yang memasuki jaringan steril atau
sistem vascular harus dapat dilepas atau disterilkan setiap selesai penggunaan. (IA).
10. Pengeringan akhir endoskopi semi-kritikal harus difasilitasi dengan flushing untuk
semua channel dengan udara yang disaring, diikuti dengan 70% isopropil alkohol, diikuti
oleh membersihkan semua channel denga udara tekan yang disaring. (IA)
11. Endoskopi semi kritikal harus disimpan di tempat yang pasti, tertutup, terdapat ventilasi
diluar cabinet area r danerposesing dan ruangan prosedur. (IIA)
12. Botol air dan katup penghubung, digunakan untuk membersihkan lensa endoskopi dan
irigasi saat prosedur ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography), harus
dibersihkan dan disterilkan mengikuti instruksi pabrikan. (IIIA)
13. Program preventif maintenance untuk AER harus diimplementasikan dan
terdokumentasikan. (IIIA)
14. Fasilitas pelayanan kesehatan hasrus memiliki kebijakan dan memberikan pencatatan
secara permanen dari penggunaan endoskopi dan reprosesing, serta sistem untuk
melacak endoskopi dan klien / pasien / penduduk yang mencakup merekam jumlah
endoskopi di klien / pasien. (IIIA)
15. Peningkatan dalam metode untuk duodenoscopes pengolahan harus diikuti dan
didokumentasikan. (IIA)
16. surveilans rutin untuk kontaminasi bakteri dari duodenoscopes setelah pemrosesan
kembali menggunakan metode kultur dan uji dianjurkan. (IIA)
References
Manajer dan semua supervisor yang terlibat dalam reprosesing minimal harus, telah
menyelesaikan kualifikasi/sertifikasi kursus yang diakui dalam praktik reprosesing. Rencana
disetiap unit untuk setiap staff yang terlibat dalam reprosesing untuk mendapatkan kualifikasi
ini. Sangat disarankan bahwa pendidikan berkelanjutan dan atau re-sertifikasi diperoleh secara
regular:
a) Setiap individu yang terlibat dalam proses pembersihan, disinfeksi dan atau sterilisasi
peralatan/perangkat medis sudah mendapat training yang sesuai standart.
b) Training termasuk informasi dalam pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi, kesehatan
kerja dan masalah keamanan, dan pencegahan dan pengendalian infeksi;
c) Orientasi dan edukasi berlanjut disediakan dan didokumentasikan kepada setiap staff
yang terlibat dalam reprosesierlatan/perangkat medis.
d) Feedback disediakan untuk staff reprocessing pada waktu yang tepat.
References
1. Best Practices for Cleaning, Disinfection and Sterilization in All Health Care Settings | May
2013 (PIDAC).
Apendik 1
Tabel 6 Kategori Untuk Kekuatan setiap Rekomendasi
Kategori Untuk Kekuatan Setiap Rekomendasi
Kategori Definisi
A Bukti yang baik/kuat untuk mendukung sebuah rekomendasi bisa digunakan
B Bukti moderat untuk mendukung sebuah rekomendasi bisa digunakan
C Bukti yang tidak memadai mendukung sebuah rekomendasi bisa digunakan
atau tidak digunakan
D Bukti Moderat untuk mendukung sebuah rekomendasi tidak bisa digunakan
E Bukti kuat untuk mendukung sebuah rekomendasi tidak bisa digunakan
Kategori Kualitas dari Bukti dimana rekomendasi di buat
Grade Definisi
1 Bukti dari setidaknya satu uji coba control yang diacak secara tepat
2 Bukti yang diperoleh setidaknya satu unji klinis yang dirancang dengan baik
tanpa proses acak dari studi analisis case control atau cohort, lebih utamakan
dari lebih dari satu pusat, dari multiple time series atau dari hasil dramatic
dalam uji coba tidak terkontrol
3 Bukti dari pendapat pihak berwenang yang diakui berdasarkan pengalaman
klnis, studi diskriptif atau laporan komite ahli
Appendix 2
APSIC Checklist
Catatan: Warna Kuning dalam box mengacu terhadap item checklist yang harus ad atau
dilakukan
(A) Penanganan,
Penanganan, Pengumpulan dan Transportasi InstrumentTerkontaminasi
InstrumentTerkontaminasi
Penyimpanan
1. Terdapat kebijakan dan prosedur untuk penyimpanan,
penanganan, rotasi, dan penandaan instrumen steril
2. Lalu lintasi di area penyimpanan dibatasi
3. Kontainer luar dan karton tidak digunakan untuk menyimpan
barang steril di ruang penyimpanan
4. Suhu du ruang penyimpanan di bawah 24oC dan kelembaban
tidak lebih dari 70%
5. Instrumen steril disimpan 20-25 cm dari lantai, 45 cm di bawah
langit langit dan 5 cm dari dinding
6. Rak dan kereta penyimpanan memiliki barrier fisik antara rak
terbawah dan lantai
7. Instrumen steril tidak disimpan di bawah wastafel, di bawah
jalur air terbuka, atau lokasi lain yang memiliki resiko basah
8. Suplai disimpan di tempat yang semestinya, bukan di lantai
atau jendela
9. Saat menumpuk kontainer rigid harus dipastikan posisi telah
stabil
Distribusi
10. Instrumen steril didistribusikan dengan prinsip FIFO (First In
First Out) dan ditangani dengan hati-hati
11. Kemasan dicek secara visual untuk integritas dan pelabelan
sebelum digunakan
12. Kereta pengiriman memiliki barrier fisik antara rak terbawah
dan lantai.
Penutup kereta pengiriman dibersihkan setiap penggunaan
13. Kereta didekontaminasi dan dikeringkan sebelum digunakan
untuk pengiriman instrumen steril
Dokumentasi
Distribusi
10 Peralatan/perangkat didistribusikan secara First In First Out
(FIFO)
No. Review Proses Ya Tdk Perbaikan
11 Kemasan diperiksa secara visual untuk integritas, dan
pelabelan,sebelum menggunakan peralatan/instrumen
12 Troli transportasi harus memiliki penghalang fisik antara
rak bawah dan lantai.
- Penutup Reusable harus dibersihkan setelah digunakan.
13 Troli didekontaminasi / dikeringkan kering sebelum digunakan
kembali untuk mengangkut perlengkapan steril.
(F)
F) Dokumentasi
No. Review Proses Ya Tdk Perbaikan
Dokumentasi peralatan dan siklus
1. Dokumentasi untuk washer disinfector dijaga. Pemantauan dan
verifikasi proses pembersihan (printout)
2. Dokumentasi untuk mesin sterilisasi dijaga. Pemantauan dan
verifikasi proses sterilisasi (printout)
3. Untuk setiap printout proses sterilisasi:
Verifikasi siklus dimulai
Memastikan siklus dipilih sesuai dengan beban instrumen
yang dimasukkan
Verifikasi waktu dan suhu telah terpenuhi
Memastikan tidak terdapat kegagalan siklus
4. Catatan untuk setiap siklus:
Nomor lot
Isi beban/ jenis instrumen yang diproses
Waktu dan suhu paparan
Nama/ inisial petugas
Hasil dari uji indikator biologi jika dilakukan
Hasil dari uji Bowie Dick jika dilakukan
Hasil dari indikator kimia dalam kemasan; laporkan apabila
terdapat indikator kimia yang tidak berubah
5. Sistem penelusuran instrumen dan system komputerisasi lainnya
digunakan
Recall Produk
6. Kebijakan dan prosedur jelas
Dokumentasi dilakukan
Nomor lot digunakan yang meliputi; nomor mesin sterilisasi,
nomor lot, tanggal sterilisasi, tanggal kadaluwarsa, nama
kemasan dan inisial
7. Kegagalan proses sterilisasi:
No. Review Proses Ya Tdk Perbaikan
Saat tidak dapat menentukan penyebab kegagalan, instrumen
harus diproses ulang dan memproses semua instrumen hingga
hasil indikator biologi negatif yang terakhir
(G) Desain Fasilitas
PCD (Process Challenge Device ) adalah Pengujian Terhadap Kemasan dengan cara
melakukan Challenge pada kemasan.Tergantung pada penggunaan sebagai bagian dari
monitoring proses sterilisasi, PCD berisi:
a) Indikator biologi (BI).
b) BI dan Type 5 indikator kimiawi (mengintegrasikan CI), atau
c) Tipe 5 CI (mengintegrasikan) atau Tipe 6 kategori (emulating CI).
PCD harus terdiri dari 16 handuk bedah dengan kondisi baik dengan ukuran 41 cm C 66 cm.
Setiap handuk dilipat memanjang menjadi tiga dan kemudian dilipat lebar pada bagian tengah
Setelah mereka dilipat, handuk ditempatkan satu di atas yang lain, dengan lipatan berlawanan
satu sama lain, membentuk tumpukan yang kira-kira 23 cm X 23 cm X 15 cm.
Setelah tumpukan terbentuk, BI (satu atau lebih) ditempatkan di pusat geometris dibagian
tengah tumpukan (antara handuk kedelapan dan kesembilan). CI diposisikan dalam cara yang
sama dalam kemasan. Pack kemudian ditambahkan indicator tape (eksternal indicator) untuk
mengamankan handuk dan isinya.