You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/256456367

Sintesis FAME dari CPO menggunakan lipase dan Pseudomonas cepacia


(synthesis of FAME from CPO using Pseudomonas cepacia lipase)

Conference Paper · August 2008

CITATIONS READS

0 160

5 authors, including:

Krishna Purnawan CANDRA Arba Susanty


Universitas Mulawarman Baristand Industri SMD
35 PUBLICATIONS   18 CITATIONS    7 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Oil palm empty fruit bunch View project

Sialidase View project

All content following this page was uploaded by Krishna Purnawan CANDRA on 03 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


,4i,lu tt . ktcrt,-
0c :d
.l re -6: FIP ;
E
i}
_lt '! eE -9q .gsa c0
,Fc. =>
CN
6nE
,r2 =
:" ;=F
€ ;€ q 1 r'l -e t(t
il; v
F
-. 'P.E
:'l
- F r.lt tr=. 6 t
'eE aE-t
E
E*$ E ;E
ta7 €
*5
OI
bI E E; '^ 3€S
Z6a E :;Ei= >..s
L
- 9r -3r
ta 'i & .'r=
a4
i
.
9
-L
icE
QtL
A.,_ E .9-r La- F
H€,.O .a< i.i,5 d? ES!,EE !-- E; S € $'! .23,a
.FdE E L.-
sE.s€t FEE
nit
GI
; l?E r ;.v* r:s
F S'e E F! E
; ^< E .lt
d gE <B .l: !
= = a!^ -s -v
o
E ,i ,- ,?
2 !3r.= S=
d^rr- Es8 +'d
=l!,t-rtS {!
rc o=tt't
F .:
i,9
<n h
ci Y n
a5{
zE ,- E l'-/ I q9
E ETEE '=*9€r.E
Rl
';lE 82
-- .9 0
E<Us cid: i:d,:?=9s-
4\ oE Et :qsD
E
Efrfr
I JA .E E
33;.F <- !
*-E E F#
-j{.5 d/i'
E E.F5.ES
?YE
1-tu
.-zZ
3 i,?ie
<o s d .?Ei
t +lE.- .Z F
=l.i 6 Jal !i ?
= a= de3 r-r iE E 9-- !u F- =e,* r.gi:
ql Ei.6
F<H E?S.S "u= oE=
Ei€ =
r!l-
>rdtl- t
!9'E:i9 E* E* 6lo €s# =-,?iia
E r-i ,l .;59 ^L r- ';
-r<E aE =
=<'; E r3I! L
gE !f si€.i1x
E ![.Ee$E EE
r5 E! E€
€ !r i:* ,; i.l
nlE 3;, E F E"E I( tr
aef, l- I rl,lE€€
E r-r l- !. acr< Ad Ao.trl eZXlQ<tr = E5gFFd LiEtfS;
q) q) E
619
=: T!:E E'E e - E I! EQ
l0iriEror
\o o c.l
\c
c0
t v g |l g rZ
-t: z
I I i I I I I I I I
.'! .1 oo.l oo 8e
1.1 .1 -.1
c-
io tn
Fo
'c SB
uDE F
Iri
-= =E
Er9 rS
.F
g i.3
=F
2;
ziE d'&
b4 4,/
Y el
rs i
A
o? A !Eq"Y"S
!;B otr t.l E'e Js a gR
< -l!
Al a
€E
<io 6q
b €q -1 9R b! FiE
6€* t
iE E trct
L
q0
>r!
v^' Et= s d
w;
>,: s= =E tr
*'6 llE EIJ a)
! 'tr tt: ss
== i tn! ,--s 4- 'F 1€ 'lt- 6EgE
:i*'s iq r.l-g
E Q
{rtrF-
!:€EE9
X
.gEE e'F € s€
!N= -at =
.a
E.i'it
! ii?cr
E-r' T:EE
-s a'! g c{'-;
..= t\':.
tr 0
rl cl;c! €Y
i:6 d.d
EEE ct
t E *€t
= ES E Tri{
= I ! E! g', I cr 1: l:
dJ
Ji
=.=.4-:
,,=
e...E B IE
dn E ':-clrtr o.) E{;:€ rrE'; 'a
E:i4* 'E
=
I
- .;t .s6ESES
c. d a-l|. .-'== d .: *E E.; 927 N (l)! -3:9 i E g.l
=! 'l.EF
(lo:? !.: S
<,5 6 gz )a! v
e!!lc:
"
\c Ir 00
A o- o. A A
6,c
3FE H;€i€ iiEEgi
iEESii:T;E
Esis€EigEEEFFEiE'3eIgi:I:;s
E;isigEEgFgiiFi
;=i Fii€ a;E!s E p€?r,=
,=siiiiiigiEffliiEi€
;* 3i r:rE !ifiii3$aI5i
=F ;l x:!3
i itsi€i
vt ril
_- -.
;i€seigisFi
1?e;;^tz-:
> { i Z a2
;:i27:ir_:1t
= = = =
li;
i.r;):,r'; PT. BESHAANALITIKA
iig{!,i Ruko Pulogadung Trade Centre Btok 88 No 59
-:'-l'., Jl. Raya Bekasi KM 21, Jakarta 13920
si{ Phone: (021),1683'5883 (hunting) , Fax: (021) 4683-2968
lu.i- Email : info@besha-anatitika.com Mobite phone / SMS : 0815-188236

ru ExcluslveAgents / Distributor for:


CrinlLRtOl lJ . High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
. lon Chromatography (lC), Amino Acids Anatyzer
. Gel Permeation Chromatography (GPC)
Hffi€ . Osmometer
. heparative Chromatography / Simutated Moving Beds (SMB)
. LCIMS , LCli1S/i S
y' Gas Chromatography (GC)
r'
ll' GuM,s
y' Naturat Gas Anatyzer
y' Autosampler, Purge and Trap Sampter, Head Space Sampter
t
NW
lnductively Coupted Ptasma (lCP - OES)
Spark Emmissions/ Gtow Discharge Spectromete
Spectroftuoromete
Circutar Dichroism Spectrophotometer (CD Spectrophotometer)

Spectrophotometer Uv-Visible

@
-dPEL
Spectrophotometer Visibte
Hb ileter, Coagutometer, Bitirubin tleter
Fitter Photometer

Aquatab aW lileter Desk Top


Pawkit Portable aW I'teter
AOAC Approved methods
L/arylcrs
''.lDECAE0/II Safe Storage Monitor
Thermat Properties Analysis

Automatic Continuous Analyzer

qffis#€F Automatic Cyanide Ana(fzer


Automatic lon Anatyzer
TOC Anatyzer

Protein Anatysis Systems


Fat Anatysis Systems
Labor-Teohnik
r-r Fiber Analysis Systems

'o Spray Dryer (Lab Scate, Pitot Scate)


0ther o Freeze Dryer (Lab scate, Pitot Scale)
o FT NIR, FI.IR
lnstruments o Fermentor / Bioreaktor / lncubatsd Shaker
-\r:LfqI_
)i-oE4$>-r+,.
.71

Sintesis FAME dari CPO menggunakan lipase dari Psea domonas cepacia
(Synthesis of FAME from CPO using Pseudomonas cepacia lipase)

Krishna Purnawan Candrar), Suk"ttint), susan2), Fitri, Mutawakil2)


l)LaboratoriumKimiadanBiokimia'JurusanTeknologiHasilPertqnian'FakultdsPertaniqn,
f\niversitqs Mulowarman, Kampus IJNMIJL Gunung Kelua' Jl Tanah Grogot'
Samatindq
Industri sqmarinda, JI.Biola, sam^rinds
z1 totoriiori"i u1 robiologi, Balai'Riset 4an Stqndardisasi

Abstrak
Saat ini produksi biodiesel secara massal pada umumnya dilakukan secara
kimia. Namun sejak satu dekade terakhir, telah banyak penelitian sintesis biodiesel
secara enzimatis. Pada proses secara enzimatis, esteriftkasi maupun
transesterifikasi dapat terjadi secara bersamaan Disamping itu, telah diketahui
banyak keuntungan yang diperoleh dari prodr'rksi secara enzimatis
-biodiesel
dibanding secara-timia' lroses produksi biodiesel (FAME) menggunakan
CPO dan
metanol-sebagaibahanbakuyangdikatalisisdenganlipasedaiPseudomonas
cepacia telai dicoba. Berbeda dengan bila menggunakan rninyak goreng'
perbandingan mol CPO dan metanol sampai dengan 1:9 masih menunjukkan
Lenaikan Faue y*g dihasilkan.
yield FAME yang diperoleh pada penelitian ini
masih sangat reniah, untuk itu perlu dicoba pengunaan emulsifier dalam sintesis
FAME ini.

Abstract
Nowatlays, mass biodiesel production usuully using chemical reaction
method. Howiver, since last decade there are many biodiesel researches using
enzwatic method. In this enzymatic process, esteriJication and trnrsesterification
hopp", concurrently. Besides, there are many advantages using enzymdtic
"oi
methoi iompared to chemicl method. Bbiodiesel (FAME) production process using
CPO dan mithanol as raw material catalysis by lipase dari Pseudomonas cepacia
was obsemed. Compared to CPO instead of cooking oil as row material, the yield
of FAME producei still increase at oil-methanol moleculor ratio of 1:9' fhe
yield
if f,lMn'of cooktng oil was optimum at oil-methanol molecular ratio of 1:6' The

-using "7 fiUn


yata proiuced in this experinent was still very low, so that experiment
imulsfi.ei in biodiesel sinthesys enzymatically is interesting to be conduted.

Pendahuluan
Biodiesel dapat mengurangi polJSi sampai sepertiga dibandingkan dengan
sumber energi fosil. Selain itu bahan bakar ini dapat telbarukan. Biodiesel adalah alkil
ester, dengan alkohol rantai pendek sering digunakan sebagai sumber alkilnya seperti
metanol, etanol, propanol, dan butanol.
Selama ini biodiesel diproduksi melalui proses esterifikasi diikuti dengan
transesterifikasi kimia, tetapi dalam satu dekade terakhir ini telah dikembangkan
penelitian-penelitian penggunaan bioteknologi untuk memproduksi biodiesel tersebut'
yaitu proses esterifikasi dan transesterifikasi enzimatis menggunakan lipase'
Berbagai minyak nabali sudah dicoba sebagai bahan baku pembuatan biodiesel
secara enzimatis ini, tetapi belum ada laporan penggunaan cPo untuk keperluan
ini.
Indonesia merupakan produsen cPo kedua terbesar di dunia setelah Malaysia.
Provinsi Kalimantan Timur merupakan saiah satu sentra produksi CPO yang besar
setelah Sumatera dan Kalimantan Barat.
Pada penelitian ini dicoba untuk merancang disain proses produksi biodiesel
(F AME, fattyacid methyl ester) secata enzimatis menggunakan CPO dan methanol
-1-
sebagai bahan baku dengan lipase amobil sebagai katalisnya. Lipase amobil dibuat
dengan dari lipase komersial dari Pseudomonas cepacia menggunakan kaolin sebagai
carrier/matriksnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi produksi biodiesel
dengan proses enzimatis menggunakan CPO (Crude Palm Oil) dan metanol sebagai
bahan bakunya.
Tinjauan Pustaka
Biodiesel (fatty acid alkil ester) dapat dibuat dari berbagai sumber alkohol dan
minyak nabati. Dalam tahapan komersial lakohol yang digunakan pada umumnya
adalah methanol. Biodiesel yang dibuat dengan menggunakan methanol dan minyak
nabati ini disebut sebagai FAME (fatty acis methyl ester). Indonesia sebagai produsen
CPO kedua terbesar dunia setelah Malaysia mempunyai potensi pengembangan
diversifikasi CPO sebagai bahan baku untuk sumber energi terbarukan (renewable
energy) (Economics and Industry Development Division of Malaysian Palm Oil
Board, 2006).
Walaupun CPO sebagai bahan baku biodiesel ini masih diperdebatkan karena
CPO dapat dimanfaatkan sebagai produk pangan, tetapi dalam kenyataannya banyak
negara telah menggunakannya dalam proses pembuatan biodiesel secara kimia
termasuk Indonesia yang dikerjakan oleh Wilmar Group dengan lokasi pabrik di Riau.
Karakteristik CPO disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Crude Palm Oil (CPI, 2007)


Karakteristik Keterangan
Titik leleh 31-41 oC (rata-rata 35 oC)
Asam lemak jenuh 49,9 %
Asam miristat (C14:0) 1,0 %
Asam palmitat (C16:0) 44,3 %
Asam stearat (C18:0) 4,6 %
Asam lemak tak jenuh 50,1 %
Asam oleat (C18:1) 38,7 %
Asam linoleat (C18:2) 10,5 %

Kelarutan alkohol dalam proses pembuatan biodiesel secara enzimatis


diketahui dipengaruhi oleh panjang rantainya. Alkohol dengan rantai pendek (metanol
dan etanol) memerlukan emulsifier seperti dioxane, tetapi tidak untuk rantai sedang
seperti propanol, iso-propanl, butanol, dan isobutanol. Disamping perbandingan molar
antara minyak dan alkohol, jenis alkohol yang digunakan pada proses ini juga
berpengaruh terhadap yield yang diperoleh (Abigor et al., 2000).
Lipase yang dapat digunakan dalam proses pembuatan FAME adalah lipase
yang mempunyai aktivitas esterase, dapat melakukan esterifikasi dan juga
transesterifikasi. Telah banyak mikroba yang menghasilkan lipase jenis ini, antara lain
adalah Pseudomonas fluorescens dan Pseudomonas cepacia (Noureddini et al., 2005).
Lipase dari Pseudomonas cepacia ini termasuk enzim termostabil dan basa, suhu
optimumnya adalah 40-70 oC pada pH 8.
Proses pembuatan biodiesel secara enzimatis masih terkendala dengan
mahalnya lipase karena lipase merupakan enzim yang sangat luas peranannya di dunia
-2-
industri seperti industri farmasi, kosmetik, pangan, domestik, dan waste treatment
(Joseph et al., 2007). Untuk mengatasi hal ini, beberapa cara yang diterapkan adalah
penggunaan enzim amobil (Mukesh Kumar Modi et al., 2006). Keuntungan enzim
amobil ini adalah partikel enzim dapat diperoleh kembali setelah proses produksi
untuk kemudian digunakan lagi. Beberapa metode enzim amobil yang dikenal adalah
membran, gel/sol, dan ikatan silang (cross linking) Carrier/matrik yang sering
digunakan (Jech-Wei Chen dan Wen-Teng Wu, 2003; Sulaiman Al-Zuhair, 2005).
Kaolin dan celite adalah dua bahan yang sering digunakan untuk metode ikatan silang.

Bahan dan Metode

CPO sebagai sumber asam lemak diperoleh dari PTPN XIII, di Kabupaten
Paser, methanol absolut sebagai sumber alkil, natrium sulfat anhidrat, dan heksan
diperoleh dari Merck, lipase dari Pseudomonas cepacia sebagai katalisator diperoleh
dari Sigma, kaolin dan celite 545 sebagai carrier enzim amobil, standar alkil ester
untuk C14:0, C16:0, C16:1, C18:0, C18:1, C18:2, dan C18:3, kalium dihidrogen
fosfat dan kalium hidrogen fosfat diperoleh dari Merck, kit analisis protein diperoleh
dari Bio-Rad.
Khromatografi gas (Hawlett-Packard) dengan kolom kapiler dari Innowax
digunakan untuk analisis FAME, spektrofotometer digunakan untuk pengukuran
protein, dan alat-alat lain untuk proses pembuatan biodiesel seperti penangas air
bergoyang, corong pemisah, sentrifus, mkropippet, dan timbangan analitik.
Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu (i) pengujian aktivitas
metanolisis dari lipase, (ii) penentuan perbandingan molar antara CPO dan methanol,
(iii) imobilisasi lipase, (iv) metode produksi biodiesel menggunakan enzim amobil
yang dihasilkan.

Pengujian aktivitas esterase


Sebanyak 30 gram (33,9 mmol) CPO dicampurkan dengan methanol dengan
perbandingan molar antara CPO dan metanol adalah 1:3. Satu mL lipase dalam
larutan buffer fosfat (0,1 mg/mL) dimasukkan kedalam campuran minyak-metanol,
dan diinkubasikan selama 4 jam pada suhu 50 oC. FAME yang terbentuk diuji dengan
GC menggunakan kolom Innowax dan detector FID.
Contoh (1 mL) diambil dari campuran CPO metanol dan disentrifus untuk
memisahkan gliserol dan air dari metil ester yang terbentuk. Bagian atas adalah metil
ester untuk kemudian dianalisis kandungannya dengan gas khromatografi. Untuk
analisis FAME dengan gas khromatografi, diambil 100 L bagian atas contoh yang
telah disentrifusi tadi, kemudian ditambahkan natrium sulfat anhidrat dan tambahkan
1,0 mL heksan. Natrium anhidrat digunakan untuk menyerap kandungan air yag
masih ada. Setelah dikocok dengan vortek dan disentrifus. Bagian atasnya digunakan
untuk analisis menggunakan gas khromatografi dengan menyuntikkan sebanyak 1 L
contoh menggunakan metode split.
Kondisi uji adalah suhu inlet 220 oC, suhu detector 275 oC, sedangkan suhu
kolom diatur secara gradient, yaitu 150 oC selama 1,0 menit, suhu dinaikkan 15 oC per
menit ke 240 oC, dinaikkan lagi 5 oC per menit ke 260 oC, kemudian suhu

-3-
dipertahankan pada 260 oC selama 8 menit. Untuk beberapa kasus digunakan juga
suhu awal 150 oC selama 0,5 menit.

Penentuan perbandingan molar antara CPO dan metanol


Pengujian ini sama dengan pengujian sebelumnya untuk aktivitas metanolisis,
tetapi digunakan beberapa perbandingan molar yang berbeda-beda antara CPO dan
metanol, yaitu 1:3, 1:6, dan 1:9. FAME dianalisis dengan menggunakan
khromatografi gas.

Immobilisasi lipase
Immobilisasi lipase dicoba pada 2 jenis carrier/matriks (celite dan kaolin).
Sebelum dilakukan proses amobilisasi, carrier dicuci terlebih dahulu dengan 3 kali
volume 0,1 M buffer fosfat pH 7. Pencucian dilakukan sebanyak 3 kali. Sebanyak 5
gram matriks ditimbang dan dicuci menggunakan buffer fosfat setelah itu dimasukkan
dalam larutan lipase (0,6 g lipase per 60 mL larutan buffer fosfat pH 7,0). Kadar
protein larutan lipase dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan metode protein
assay dari Bio-Rad. Campuran tersebut kemudian di kocok pada suhu ruang. Setelah 4
jam, matriks dipisahkan dan keringkan dengan secara vakum pada suhu ruang selama
semalam. Jumlah lipase yang termobilisasi dihitung berdasarkan perbedaan protein
yang terikat pada matriks tersebut, yang diketahui dengan cara mengukur kadar
protein fase cair campuran larutan lipase dan matriks setelah inkubasi (proses
amobilisasi).

Metode produksi biodiesel menggunakan enzim amobil yang dihasilkan


Suhu dan lama inkubasi pada prose pembuatan biodiesel dilakukan dengan
cara menggunakan perbandingan molar antara CPO dan methanol sebesar 1:6. Reaksi
dilakukan pada suhu 40, 50, 60, dan 70 oC. Setiap perlakuan suhu kemudian dianalisis
kandungan FAME-nya pada waktu 4, 6, 8, dan 10 jam.

Hasil dan Pembahasan

Pengujian aktivitas esterase


Gambar 1. menunjukkan khromatogram dari FAME standar yang digunakan
yaitu metil ester untuk C:14 (asam miristat), C:16 (asam palmitat), C:16:1 (asam
palmitoleat, C18:0 (asam staerat), C18:1 (asam oleat), C18:2 (asam linoleat), C18:3
(asam linolenat). Dari hasil uji kandungan FAME (fatty acid methyl ester) pada CPO
dan minyak goreng (BIMOLI) diketahui bahwa keduanya tidak mengandung metil
ester (Gambar 1b dan 1c), tetapi kedua minyak ini masing-masing dapat membentuk
metil ester melalui proses metanolisis (Gambar 2).
Hal ini memberi informasi bahwa enzim lipase yang digunakan (lipase dari
Pseudomons cepacia) mempunyai aktivitas esterase dengan CPO dan metanol sebagai
substratnya. Abigor et al. (2000) telah melaporkan bahwa minyak inti sawit, minyak
dari kernel buah sawit, dapat digunakan sebagai substrat pembuatan biodiesel ini
disamping minyk kelapa dalam (minyak laurat). Laporan ini adalah pertama yang

-4-
mengungkapkan kemungkinan CPO dapat digunakan sebagai subtrat (bahan baku)
dalam proses pembuatan biodiesel secara enzimatis.
3
1 2
56
4 7

(a) (b) (c)


Gambar 1. (a) Standar FAME; (b) minyak goreng (BIMOLI); (c) CPO
Keterangan gambar: (1) asam miristat (C14:0), (2) asam palmitat (C16:0), (3) asam
palmitoleat (C16:1), (4) asam stearat (C18:0), (5) asam oleat (C18:1), (6) asam linoleat
(C18:2), (7) asam linolenat (C:18:3)

(a) (b) (c)


Gambar 2. Metil ester dari (a) Minyak goreng; dan (b) CPO setelah proses metanolisis
dengan enzim powder. Metil ester dari (c) CPO setelah metanolisis dengan
enzim amobil

Penentuan perbandingan molar antara CPO dan metanol


Secara teoritis perbandingan molar antara minyak dan alkohol adalah 1:3,
tetapi perbandingan molar ini ternyata sangat bervariasi pada setiap proses tergantung
jenis minyak dan alkohol yang digunakan. Pada penelitian ini dicoba perbandingan
molar minyak dan metanol sebanyak 1:3, 1:6, dan 1:9. Untuk bahan yang berasal dari
minyak goreng, perbandingan molar antara minyak dan metanol 1:6 memberikan hasil
yang paling baik (Tabel 2.). Pada perbandingan 1:3, jumlah mol metanol yang tersedia
dapt berkurang selama proses pembuatan biodiesel karena penguapan, sedangkan
perbandingan yang terlampau tinggi (1:9) dapat menghambat kerja lipase, karena

-5-
protein termasuk enzim dapat mengendap dalam alkohol. Tetapi untuk kasus CPO
sampai pada perbandingan 1:9 masih menunjukkan kenaikan hasil FAME.

Tabel 2. Pengaruh perbandingan mol antara minyak dan metanol dalam


sintesis FAME

Perbandingan mol % FAME yang diperoleh dari


Minyak : Metanol CPO BIMOLI
1:3 0,81 4,23
1:6 2,76 4,55
1:9 3,33 1,15

Immobilisasi lipase
Pada penelitian ini dicoba dua macam matriks, yaitu kaolin dan celite. Pada
metode imobilisasi yang digunakan, kemampuan kedua matriks tersebut dalam
mengikat protein disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kemampuan matriks dalam mengikat protein


Kadar protein Larutan enzim (mg/mL) Protein yang terikat pada
Jenis matriks
Awal Akhir matriks (mg/mL)
Kaolin 1,7274 0,3690 1,3584
Celite 1,7106 0,9559 0,7547

Kaolin mempunyai ukuran yang lebih halus dibanding celite. Pada proses
amobilisasi, kaolin dapat tersebar secara merata selama pengocokan, sedangkan celite
yang digunakan mempunyai partikel yang lebih besar sehingga dalam proses
amobilisasi partikel celite ini berada pada dasar tabung (tidak tersebar merata). Hal ini
menyebabkan kaolin mempunyai kontak antara matrik dengan protein yang lebih baik
dibanding celite. Dari hasil ini maka kaolin kemudian digunakan sebagai matriks
dalam percobaan selanjutnya.

Pengujian enzim amobil / Pengujian metode reaksi / produksi


Enzim amobil yang digunakan pada penelitian ini adalah enzim amobil yang
menggunakan kaolin sebagai matriksnya. Berbeda dengan pengujian sebelumnya
yang menggunakan larutan enzim, pada pengujian FAME yang dilakukan dari proses
metanolisis menggunakan enzim amobil ini hanya diperoleh dua macam FAME yaitu
metil eser palmitat dan metil ester oleat, yang masing-masing berasal dari asam
palmitat dan oleat (Gambar 2b dan 2c.). Kedua jenis asam lemak ini merupakan dua
asam lemak utama yang penyusun CPO.
Terikatnya enzim lipase ini pada matrik dapat menyebabkan konformasinya
berubah sehingga hanya mengenal asam palmitat dan asam oleat saja. Walaupun
demikian, karena kandungan kedua asam lemak ini dalam CPO mencapai 83 %, maka
proses metanolisis menggunakan enzim lipase amobil dengan matriks kaolin sangat
potensial untuk digunakan.
Dari proses metanolisis yang dicoba, diketahui bahwa proses metanolisis
menggunakan enzim lipase dari Pseudomonas cepacia ini baik bila dilakukan pada
suhu diatas 50 oC (Gambar 3.). Hal ini sangat menguntungkan untuk proses

-6-
pembuatan biodiesel dengan bahan baku CPO karena CPO mempunyai titik cair pada
suhu 31-41 oC, sehingga pada suhu diatas 50 oC CPO dalam keadaan yang benar-
benar cair yang memungkinkan proses reaksinya menjadi lebih baik.

Gambar 3. Pengaruh lama dan suhu inkubasi pada sintesis FAME

Pada percobaan ini diperoleh yield FAME yang masih sangat rendah. Untuk
mengatasi hal itu sedang dicoba menggunakan emulsifier untuk mengoptimalkan
kerja enzim dalam proses esterifikasi dan transesterifikasi seperti disarankan oleh Iso
et al. (2001) Saat ini, kami juga sedang mengeksplorasi bakteri potensial penghasil
lipase yang dapat digunakan untuk sintesis FAME.

Daftar Pustaka
Abigor RD, Uadia PO, Foglia TA, Haas MJ, Jones KC, Okpefa E, Obibuzor JU, Bafor
ME (2000) Lipase-catalysed production of biodiesel fuel from some Nigerian
lauric oils. Bochemical Society Transaction 28(6): 978-981.
Economics and Industry Development Division of Malaysian Palm Oil Board (2006)
World oils and fats 2005. http://econ.mpob.gov.my/economy/EID_web.htm.
Iso M, Chen B, Eguchi M, Kudo T, Shrestha S (2001) Production of biodiesel fuel
from triglycerides and alcohol using immobilized lipase. J Mol Cat 16: 53-58
Jech-Wei Chen, Wen-Teng Wu (2003) Regeneration of immobilized Candida
antarctica lipase for transesterification. J Biosci and Bioeng 95(5): 466-469
Joseph B, Ramteke PW, Thomas G, Shrivastava N (2007) Standard review cold-
active microbial lipases: a versatile tool for industrial application.
Biotechnology and Molecular Biology Review 2(2): 39-48.
Mukesh Kumar Modi, Reddy JRC, Rao BVSK, Prasad RBN (2006) Lipase-mediated
Transformation of Vegetable Oils into Biodiesel using Propan-2-ol as Acyl
Acceptor. Biotechnology Letters 28(9): 637-640
Noureddini H, Gao X, Philkana RS (2005) Immobilized Pseudomonas cepacia lipase
for biodiesel fuel production from soybean oil. Bioresource Technology 96(7):
769-777.
Sulaiman Al-Zuhair (2005) Production of biodiesel by lipase-catalyzed
transesterification of vegetable oils: A kinetics study. Biotechnol Prog 21(5):
1442 -1448.

-7-

View publication stats

You might also like