Professional Documents
Culture Documents
net/publication/256456367
CITATIONS READS
0 160
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Krishna Purnawan CANDRA on 03 October 2017.
Spectrophotometer Uv-Visible
@
-dPEL
Spectrophotometer Visibte
Hb ileter, Coagutometer, Bitirubin tleter
Fitter Photometer
Sintesis FAME dari CPO menggunakan lipase dari Psea domonas cepacia
(Synthesis of FAME from CPO using Pseudomonas cepacia lipase)
Abstrak
Saat ini produksi biodiesel secara massal pada umumnya dilakukan secara
kimia. Namun sejak satu dekade terakhir, telah banyak penelitian sintesis biodiesel
secara enzimatis. Pada proses secara enzimatis, esteriftkasi maupun
transesterifikasi dapat terjadi secara bersamaan Disamping itu, telah diketahui
banyak keuntungan yang diperoleh dari prodr'rksi secara enzimatis
-biodiesel
dibanding secara-timia' lroses produksi biodiesel (FAME) menggunakan
CPO dan
metanol-sebagaibahanbakuyangdikatalisisdenganlipasedaiPseudomonas
cepacia telai dicoba. Berbeda dengan bila menggunakan rninyak goreng'
perbandingan mol CPO dan metanol sampai dengan 1:9 masih menunjukkan
Lenaikan Faue y*g dihasilkan.
yield FAME yang diperoleh pada penelitian ini
masih sangat reniah, untuk itu perlu dicoba pengunaan emulsifier dalam sintesis
FAME ini.
Abstract
Nowatlays, mass biodiesel production usuully using chemical reaction
method. Howiver, since last decade there are many biodiesel researches using
enzwatic method. In this enzymatic process, esteriJication and trnrsesterification
hopp", concurrently. Besides, there are many advantages using enzymdtic
"oi
methoi iompared to chemicl method. Bbiodiesel (FAME) production process using
CPO dan mithanol as raw material catalysis by lipase dari Pseudomonas cepacia
was obsemed. Compared to CPO instead of cooking oil as row material, the yield
of FAME producei still increase at oil-methanol moleculor ratio of 1:9' fhe
yield
if f,lMn'of cooktng oil was optimum at oil-methanol molecular ratio of 1:6' The
Pendahuluan
Biodiesel dapat mengurangi polJSi sampai sepertiga dibandingkan dengan
sumber energi fosil. Selain itu bahan bakar ini dapat telbarukan. Biodiesel adalah alkil
ester, dengan alkohol rantai pendek sering digunakan sebagai sumber alkilnya seperti
metanol, etanol, propanol, dan butanol.
Selama ini biodiesel diproduksi melalui proses esterifikasi diikuti dengan
transesterifikasi kimia, tetapi dalam satu dekade terakhir ini telah dikembangkan
penelitian-penelitian penggunaan bioteknologi untuk memproduksi biodiesel tersebut'
yaitu proses esterifikasi dan transesterifikasi enzimatis menggunakan lipase'
Berbagai minyak nabali sudah dicoba sebagai bahan baku pembuatan biodiesel
secara enzimatis ini, tetapi belum ada laporan penggunaan cPo untuk keperluan
ini.
Indonesia merupakan produsen cPo kedua terbesar di dunia setelah Malaysia.
Provinsi Kalimantan Timur merupakan saiah satu sentra produksi CPO yang besar
setelah Sumatera dan Kalimantan Barat.
Pada penelitian ini dicoba untuk merancang disain proses produksi biodiesel
(F AME, fattyacid methyl ester) secata enzimatis menggunakan CPO dan methanol
-1-
sebagai bahan baku dengan lipase amobil sebagai katalisnya. Lipase amobil dibuat
dengan dari lipase komersial dari Pseudomonas cepacia menggunakan kaolin sebagai
carrier/matriksnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi produksi biodiesel
dengan proses enzimatis menggunakan CPO (Crude Palm Oil) dan metanol sebagai
bahan bakunya.
Tinjauan Pustaka
Biodiesel (fatty acid alkil ester) dapat dibuat dari berbagai sumber alkohol dan
minyak nabati. Dalam tahapan komersial lakohol yang digunakan pada umumnya
adalah methanol. Biodiesel yang dibuat dengan menggunakan methanol dan minyak
nabati ini disebut sebagai FAME (fatty acis methyl ester). Indonesia sebagai produsen
CPO kedua terbesar dunia setelah Malaysia mempunyai potensi pengembangan
diversifikasi CPO sebagai bahan baku untuk sumber energi terbarukan (renewable
energy) (Economics and Industry Development Division of Malaysian Palm Oil
Board, 2006).
Walaupun CPO sebagai bahan baku biodiesel ini masih diperdebatkan karena
CPO dapat dimanfaatkan sebagai produk pangan, tetapi dalam kenyataannya banyak
negara telah menggunakannya dalam proses pembuatan biodiesel secara kimia
termasuk Indonesia yang dikerjakan oleh Wilmar Group dengan lokasi pabrik di Riau.
Karakteristik CPO disajikan pada Tabel 1.
CPO sebagai sumber asam lemak diperoleh dari PTPN XIII, di Kabupaten
Paser, methanol absolut sebagai sumber alkil, natrium sulfat anhidrat, dan heksan
diperoleh dari Merck, lipase dari Pseudomonas cepacia sebagai katalisator diperoleh
dari Sigma, kaolin dan celite 545 sebagai carrier enzim amobil, standar alkil ester
untuk C14:0, C16:0, C16:1, C18:0, C18:1, C18:2, dan C18:3, kalium dihidrogen
fosfat dan kalium hidrogen fosfat diperoleh dari Merck, kit analisis protein diperoleh
dari Bio-Rad.
Khromatografi gas (Hawlett-Packard) dengan kolom kapiler dari Innowax
digunakan untuk analisis FAME, spektrofotometer digunakan untuk pengukuran
protein, dan alat-alat lain untuk proses pembuatan biodiesel seperti penangas air
bergoyang, corong pemisah, sentrifus, mkropippet, dan timbangan analitik.
Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahapan, yaitu (i) pengujian aktivitas
metanolisis dari lipase, (ii) penentuan perbandingan molar antara CPO dan methanol,
(iii) imobilisasi lipase, (iv) metode produksi biodiesel menggunakan enzim amobil
yang dihasilkan.
-3-
dipertahankan pada 260 oC selama 8 menit. Untuk beberapa kasus digunakan juga
suhu awal 150 oC selama 0,5 menit.
Immobilisasi lipase
Immobilisasi lipase dicoba pada 2 jenis carrier/matriks (celite dan kaolin).
Sebelum dilakukan proses amobilisasi, carrier dicuci terlebih dahulu dengan 3 kali
volume 0,1 M buffer fosfat pH 7. Pencucian dilakukan sebanyak 3 kali. Sebanyak 5
gram matriks ditimbang dan dicuci menggunakan buffer fosfat setelah itu dimasukkan
dalam larutan lipase (0,6 g lipase per 60 mL larutan buffer fosfat pH 7,0). Kadar
protein larutan lipase dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan metode protein
assay dari Bio-Rad. Campuran tersebut kemudian di kocok pada suhu ruang. Setelah 4
jam, matriks dipisahkan dan keringkan dengan secara vakum pada suhu ruang selama
semalam. Jumlah lipase yang termobilisasi dihitung berdasarkan perbedaan protein
yang terikat pada matriks tersebut, yang diketahui dengan cara mengukur kadar
protein fase cair campuran larutan lipase dan matriks setelah inkubasi (proses
amobilisasi).
-4-
mengungkapkan kemungkinan CPO dapat digunakan sebagai subtrat (bahan baku)
dalam proses pembuatan biodiesel secara enzimatis.
3
1 2
56
4 7
-5-
protein termasuk enzim dapat mengendap dalam alkohol. Tetapi untuk kasus CPO
sampai pada perbandingan 1:9 masih menunjukkan kenaikan hasil FAME.
Immobilisasi lipase
Pada penelitian ini dicoba dua macam matriks, yaitu kaolin dan celite. Pada
metode imobilisasi yang digunakan, kemampuan kedua matriks tersebut dalam
mengikat protein disajikan pada Tabel 3.
Kaolin mempunyai ukuran yang lebih halus dibanding celite. Pada proses
amobilisasi, kaolin dapat tersebar secara merata selama pengocokan, sedangkan celite
yang digunakan mempunyai partikel yang lebih besar sehingga dalam proses
amobilisasi partikel celite ini berada pada dasar tabung (tidak tersebar merata). Hal ini
menyebabkan kaolin mempunyai kontak antara matrik dengan protein yang lebih baik
dibanding celite. Dari hasil ini maka kaolin kemudian digunakan sebagai matriks
dalam percobaan selanjutnya.
-6-
pembuatan biodiesel dengan bahan baku CPO karena CPO mempunyai titik cair pada
suhu 31-41 oC, sehingga pada suhu diatas 50 oC CPO dalam keadaan yang benar-
benar cair yang memungkinkan proses reaksinya menjadi lebih baik.
Pada percobaan ini diperoleh yield FAME yang masih sangat rendah. Untuk
mengatasi hal itu sedang dicoba menggunakan emulsifier untuk mengoptimalkan
kerja enzim dalam proses esterifikasi dan transesterifikasi seperti disarankan oleh Iso
et al. (2001) Saat ini, kami juga sedang mengeksplorasi bakteri potensial penghasil
lipase yang dapat digunakan untuk sintesis FAME.
Daftar Pustaka
Abigor RD, Uadia PO, Foglia TA, Haas MJ, Jones KC, Okpefa E, Obibuzor JU, Bafor
ME (2000) Lipase-catalysed production of biodiesel fuel from some Nigerian
lauric oils. Bochemical Society Transaction 28(6): 978-981.
Economics and Industry Development Division of Malaysian Palm Oil Board (2006)
World oils and fats 2005. http://econ.mpob.gov.my/economy/EID_web.htm.
Iso M, Chen B, Eguchi M, Kudo T, Shrestha S (2001) Production of biodiesel fuel
from triglycerides and alcohol using immobilized lipase. J Mol Cat 16: 53-58
Jech-Wei Chen, Wen-Teng Wu (2003) Regeneration of immobilized Candida
antarctica lipase for transesterification. J Biosci and Bioeng 95(5): 466-469
Joseph B, Ramteke PW, Thomas G, Shrivastava N (2007) Standard review cold-
active microbial lipases: a versatile tool for industrial application.
Biotechnology and Molecular Biology Review 2(2): 39-48.
Mukesh Kumar Modi, Reddy JRC, Rao BVSK, Prasad RBN (2006) Lipase-mediated
Transformation of Vegetable Oils into Biodiesel using Propan-2-ol as Acyl
Acceptor. Biotechnology Letters 28(9): 637-640
Noureddini H, Gao X, Philkana RS (2005) Immobilized Pseudomonas cepacia lipase
for biodiesel fuel production from soybean oil. Bioresource Technology 96(7):
769-777.
Sulaiman Al-Zuhair (2005) Production of biodiesel by lipase-catalyzed
transesterification of vegetable oils: A kinetics study. Biotechnol Prog 21(5):
1442 -1448.
-7-