You are on page 1of 17

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah.

Setiap milliliter darah mengandung rata-


rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah merah),yang secara klinis sering dilaporkan dalam hitung
sel darah merah sebagai 5 juta per millimeter kubik (mm3).

Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf,yang merupakan sel gepeng berbentuk


piringan yang dibagian tengah dikedua sisinya mencekung,seperti sebuah donat
dengan bagian tengah mengepeng bukan berlubang. dengan diameter 8 µm, tepi
luar tebalnya 2 µm dan bagian tengah 1 µm.
[1]

Sel darah merah memiliki struktur yang jauh lebih sederhana dibandingkan kebanyakan sel pada
manusia. Pada hakikatnya, sel darah merah merupakan suatu membran yang membungkus
larutan hemoglobin (protein ini membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan
tidak memiliki organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel darah
manusia, seperti sebagian sel darah merah pada hewan, tidak berinti. Namun, sel darah merah
tidak inert secara metabolis. Melalui proses glikolisis, sel darah merah membentuk ATP yang
berperan penting dalam proses untuk memperthankan bentuknya yang bikonkaf dan juga dalam
pengaturan transpor ion (mis. oleh Na+-K+ ATPase dan protein penukar anion serta pengaturan
air keluar-masuk sel. Bentuk bikonkaf ini menigkatkan rasio permukaan-terhadap-volume sel
darah merah sehingga mempermudah pertukaran gas. Sel darah merah mengandung komponen
sitoskeletal yang berperan penting dalam menentukan bentuknya. [2]

Metabolisme Eritrosit
'''Eritrosit''' adalah cakram bikonkaf yang fleksibel dengan kemampuan menghasilkan energi
sebagai adenosin trifosfat (ATP) melalui jalur gikolisis anaerob(Embden Meyerhof) dan
menghasilkan kekuatan pereduksi sebagai NADH melalui jalur ini serta sebagai nikotamida
adenine dinukleotida fosfat tereduksi (NADPH) melalui jalur pintas heksosa monofosfat
(hexsose monophosphate shunt) (Hoffbrand et al, 2005). Jalur Embden-Meyerhof juga
menghasilkan NADH yang diperlukan oleh enzim methemoglobin reduktase untuk mereduksi
methemoglobin (hemoglobin teroksidasi) yang tidak berfungsi, yang mengandung besi ferri
(dihasilkan oleh oksidasi sekitar 3% hemoglobin setiap hari) menjadi hemoglobin tereduksi yang
aktif berfungsi. 2,3-DPG yang dihasilkan pada pintas Luebering-Rapoport (Luebering-Rapoport
Shunt), atau jalur samping pada jalur ini membentuk suatu kompleks 1:1 dengan hemoglobin,
dan seperti telah disebutkan di atas, penting dalam regulasi afinitas hemoglobin terhadap oksigen
(Hoffbrand et al, 2005). Jalur Heksosa Monofosfat (pentosa fosfat). Sekitar 5% glikolisis terjadi
melalui jalur oksidatif ini, dengan perubahan glukosa-6-fosfat menjadi 6-fosfo-glukonat dan
kemudian menjadi ribulosa-5-fosfat. NADPH dihasilkan dan berkaitan dengan glutation yang
mempertahankan gugus sulfhidril (SH) tetap utuh dalam sel, termasuk SH dalam hemoglobin
dan membran eritrosit. NADPH juga digunakan oleh methemoglobin reduktase lain untuk
mempertahankan besi hemoglobin dalam keadaan Fe2+ yang aktif secara fungsional. Pada salah
satu kelainan eritrosit diturunkan yang sering ditemukan (yaitu defisiensi glukosa-6-fosfat
dehidrogenase (G6PD)), eritrosit sangat rentan terhadap stres oksidasi (Hoffbrand et al, 2005).

Daur Hidup
Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning (yolk sac) . Proses
pembentukan eritrosit disebut eritropoisis.Sejak usia 6 minggu sampai bulan ke 6 dan 7 masa
janin.Sumsum tulang Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa,
dan sumsum tulang (Sherwood,2001). Produksi eritrosit dirangsang oleh hormon eritropoietin.
Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Sel pembentuk eritrosit adalah
hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang. Semakin bertambah usia
seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun.sumsum kuning berlemak yang
tidak mampu melakukan eritropesis secara betahap menggantikan sumsum merah,yang hanya
tersisa disternum,vertebra,iga,dasar tengkorak,dan ujung-ujung atas ekstermitas yang paling
panjang.Sumsum merah tidak hanya menghasilkan sel darah merah tetapi juga merupakan
sumber leukosit dan trombosit, eritrosit. Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari.
Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama
dalam limfa dan hati (Sherwood,2001).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fragilitas Eritrosit


Ada 2 macam hemolisa, yaitu hemolisa osmotik dan hemolisa kimiawi. Hemolisa osmotik terjadi
karena adanya perubahan yang besar antara tekanan osmosa cairan di dalam sel darah merah
dengan cairan di sekeliling sel darah merah. Dalam hal ini tekanan osmosa sel darh merah jauh
lebih besar daripada tekanan osmosa di luar sel. Tekanan osmosa di dalam sel darah merah sama
dengan tekanan osmosa larutan NaCl 0.9%. Bila sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan
0.8% belum terlihat adanya hemolisa, tetapi sel darah merah yang dimasukkan ke dalam larutan
NaCl 0.4% hanya sebagian saja yang megalami hemolisa, sedangkan sebagian sel darah merah
yang lainnya masih utuh. Perbedaan ini disebabkan karena umur sel darah merah, SDM yang
sudah tua, membran selnya mudah pecah sedangkan SDM muda membran selnya masih kuat.
Bila SDM dimasukkan ke dalam larutan NaCl 0.3% semua SDM akan mengalami hemolisa. Hal
ini disebut hemolisa sempurna. Larutan yang mempunyai tekanan osmosa lebih kecil daripada
tekanan osmosa ini SDM disebut larutan hipotonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan
osmosa lebih besar dari tekanan osmosa isi SDM disebut larutan hipertonis. Suatu larutan yang
mempunyai tekanan osmosa yang sama besar dengan tekanan osmosa isi SDM disebut larutan
isotonis. Sedangkan pada jenis hemolisa kimiawi, SDM dirusak oleh macam-macam substansi
kimia. Dinding SDM terutama terdiri dari lipid dan protein, membentuk suatu lapisan
lipoprotein. Jadi, setiap substansi kimia yang dapat melarutkan lemak (pelarut lemak) dapat
merusak atau melarutkan membran SDM. Kita mengenal bermacam-macam pelarut lemak, yaitu
kloroform, aseton, alkohol benzen, dan eter. Substansi lain yang dapat merusak membran SDM
diantaranya adalah bisa ular, bisa kalajengking, garam empedu, saponin, nitrobenzen, pirogalol,
asam karbon, resin, dan senyawa arsen. (Asscalbiass, 2011) Sel penyusun suatu organisme pasti
berada dalam suatu cairan yang mengandung berbagai zat yang diperlukan oleh sel. Cairan
tersebut berupa cairan ekstraseluler yang dapat dibedakan menjadi cairan interstitial dan/atau
plasma darah. Sel pada umumnya berada dalam cairan interstitial, sedangkan eritrosit berada
dalam plasma darah. Membran sel eritrosit seperti hanya membran sel lainnya tersusun atas lipid
bilyer, dan bersifat semipermeabel. Pada kondisi cairan hipertonis, maka air akan berpindah dari
dalam eritrosit ke luar sehingga eritrosit akan mengalami penyusutan (krenasi). Sebaliknya pada
kondisi larutan hipotonis, maka air akan masuk ke dalam sitoplasma eritrosit sehingga eritrosit
akan menggembung yang kemudian pecah (lisis). Kecepatan hemolisis dan krenasi eritrosit
diperngaruhi oleh konsentrasi larutan (Syamsuri 2000).
Referensi
1. ^ Sherwood, Lauralle (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.
2. ^ Murray, Robert K., Daryl K. Granner, dan Victor W. Rodwell (2009). Biokimia Harper
Edisi 27. Jakarta : EGC.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit,
adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan. Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga mempunyai
fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik anhidrase, yang
mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga meningkatkan kecepatan
reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya reaksi ini membuat air dalam
darah bereaksi dengan banyak sekali karbon dioksida, dan dengan demikian
mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk ion bikarbonakt (HCO3-).
Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga merupakan dapar asam-basa (seperti
juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggung jawab untuk
sebagian besar daya pendaparan seluruh darah. Sel darah merah normal, berbentuk
lempeng bikonkaf dengan diameter kirakira 7,8 mikrometer dan dengan ketebalan pada
bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau
kurang. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik.
Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler.
Sesungguhnya, sel darah merah merupakan suatu “kantung” yang dapat diubah
menjadi berbagai bentuk. Selanjutnya, karena sel normal mempunyai membran yang
sangat kuat untuk menampung banyak bahan material di dalamnya, maka perubahan
bentuk tadi tidak akan meregangkan membran secara hebat, dan sebagai akibatnya,
tidak akan memecahkan sel, seperti yang akan terjadi pada sel lainnya. Seperti telah
disebutkan sebelumnya bahwa fungsi terpenting sel darah merah adalah transpor O2
dan CO2 antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein eritrosit, yaitu hemoglobin,
memainkan peranan penting pada kedua proses tersebut.
1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui cara menghitung eritrosit.
 Untuk menghitung jumlah eritrosit dalam darah.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian eritrosit?
2. Bagaimana cara pengambilan darah kapiler yang tepat ?
3. Bagaimana cara menghitung jumlah sel eritrosit ?
4. Mengetahui jumlah normal sel eritrosit !
5. Penyakit akibat kekurangan atau kelebihan jumlah sel eritrosit !

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Eritrosit


Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada
seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada
seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.
Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM
dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena
dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin.
Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin.
Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke
seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara
hemoglobin dengan oksigen.
2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)
Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.
4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti
hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual
dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu
menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.
Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk
memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang
digunakan adalah:

 Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g,
aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat
dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux,
aglutinasi.
 Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest
200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.
 Natrium klorid 0.85 %

Harga Normal :
 Dewasa laki-laki : 4.50 – 6.50 (x106/μL)
 Dewasa perempuan : 3.80 – 4.80 (x106/μL)
 Bayi baru lahir : 4.30 – 6.30 (x106/μL)
 Anak usia 1-3 tahun : 3.60 – 5.20 (x106/μL)
 Anak usia 4-5 tahun : 3.70 – 5.70 (x106/μL)
 Anak usia 6-10 tahun : 3.80 – 5.80 (x106/μL)

Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di
dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin,
yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin
dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-
kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang
dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.

2.2 Penurunan eritrosit


kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma
multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi
berlebihan.

GEJALA ANEMIA
Adapun gejala-gejala dari anemia adalah:
1.Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.
2.Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.
3.Jantung berdebar nafas pendek.
4.Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa.
5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.
6. Mual dan diare
Penyebab
Difesiensi besi adalah penyebab anemia paling umum. Defesiensi besi dapat
terjadidari pola makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang protein, asam folat, vitamin
B12 dari makanan sehari-hari juga memungkinkan terjadinya anemia, mengingat
pentingnya unsure-unsur tersebut dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia
juga bisa disebabkan hal-hal lain seperti pendarahan kecil tetapi terus menerus (slow
bleeding) seperti akibat wasir, tukak lambung, kanker lambung atau usus dan efek
penggunaan aspirin atau obat-obat nonsteroidal anti inflamasi terus menerus,
menstruasi berat, penyakit yang berhubungan dengan darah seperti leukemia dan
infeksi (cacing, malaria). Pecandu alcohol, perokok, pasien dengan penyakit saluran
pencernaan (gastritis, celiac disease atau crohn’s disease), vegetarian ekstrim, orang
lanjut usia dan wanita hamil termasuk yang beresiko defisiensi besi, akibat gizi buruk
atau kurang gizi atau penyerapan gizi kurng baik.

Pengobatan untuk penderita anemia


Makanlah variasi makanan yang kaya besi, asam folat, dan B12 dari empat
kelompok makanan wajib (protein, karbohidrat, lemak, sayuran dan buah) seperti
polong-polongan kering dan kacang-kacangan, hati, daging, telur, ikan, kerang-
kerangan, buah kering, sayuran hijau, kelompok buah sitrus.
Jika anda sering mengalami menstruasi berat, seger konsultasikan dengan dokter
karena anda mempunyai risiko anemia. Bagi yang sedang hamil atau berencana untuk
hamil, tanyakan pada dokter tentang perlu tidaknya mengkonsumsi suplemen besi.
Segera pergi ke dokter jika anda melihat ada bercak darah pada fases atau urine anda.
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C ( asam askorbat) seperti jeruk,
tomat, mangga dan lain-lain, sebab asam askorbat dapat meningkatkan penyerapan zat
besi.
Pengobatan untuk penderita anemia defisiensi zat besi:

 60 gram daun bayam merah direbus dengan air secukupnya. Selanjutnya


ditambahkan satu kuning telur ayam kampung. Ramuan tersebut dapat dimakan.
 100 gram kacang hijau + 10 butir angco direbus/ditim + 30 gram kismis, direbus
hingga menjadi bubur cair, kemudian dimakan.
 30 gram daun kacang panjang + 30 gram daun bayam duri + 25 gram lempuyang
wangi, dicuci dan diblender dengan 100 cc air, disaring, airnya diminum.
 30-50 buah buni yang matang + 20 buah murbei + 20 gram kunyit, diblender dengan
menambahkan 100 cc air, tambahkan 1 sendok makan madu lalu dimakan.
2. 3 Peningkatan eritrosit
Peningkatan eritrosit dapat meyebabkan polisitemia era, hemokonsentrasi/dehidrasi,
hipertensi , penyakit kardiovaskuler.
Salah satu penyakit akibat peningkatan eritrost adalah hipertensi, hipertensi tidak
menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan
dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,
wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

 sakit kepala
 kelelahan
 mual
 muntah
 sesak napas
 gelisah
 pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera.

a) Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara
yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah
tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih
tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah
tinggi.

b) Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat
mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda
bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas
yang normal.

c. Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan
cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi
ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.

d. Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda,
dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan kolesterol,
silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.

e. Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.

f. Stres
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga tekanan
darah tinggi.

g. Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan
jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika
memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan
memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.

h. Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman
cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.

i. Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.

j. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan
tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan
darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita
tekanan darah tinggi.

Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi

Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal
ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi,
maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:

 Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan
darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.

 Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium,


magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.

 Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan
darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang
menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari
sedangkan wanita 15 ml per hari.
 Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita
tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari
santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali
seminggu.

 Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat,
wortel, melon, dan jeruk.

 Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan
emosi Anda.

 Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau
hipertensi.

 Kendalikan kadar kolesterol Anda.

 Kendalikan diabetes Anda.

 Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika
Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak
meningkatkan tekanan darah.

BAB III
METODE KERJA

Prinsip :
Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar
hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu. Dengan mengkalikan terhadap
faktor perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.

3.1 Alat dan bahan


a. Alat
1. Hemositometer, terdiri dari :
- Kamar/bilik hitung
- Kaca penutup
- Pipet eritrosit
- Karet penghisap dengan pipa kecil
2. Auto clik / lanset
3. Kertas saring/tissu
4. Mikroskop
b. Bahan
- Darah kapiler
c. reagen
- Alcohol
- Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.2
g, aquadest 100 ml.

3.2 Cara Kerja


1. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. mengambil dara kapiler

a. Mease jari tangan, yang bisa digunakan adalah 3 jari tengah karena
ada selaputnya.
b. Jari yang akan di tusuk di usap dengan alkohol 70%
c. Gunakan lancet yang steril.

d. Tusuk jari yang sudah di beri alkohol


e. Buang 3 tetesan pertama
f. Segera gunakan pemeriksaan karena mudah membeku
g. Usap jari dengan kapas pada bekas tusukan tadi.

3. mengisi pipet thoma

a. Isaplah darah kapiler sampai pada garis tanda “0,5″ tepat.

b. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet


c. Masukkan ujung pipet kedalam larutan HAYEM sambil mempertahankan darah
tetap pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan
HAYEM dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda “11″ tepat. Hati-hati jangan
sampai terjadi gelembung udara.
d. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian
lepaskan karet penghisap.
e. Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung letakkan
pipet dalam posisi horizontal.

4. Mengisi kamar hitung

a. Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang
terpasang mendatar di atas meja.

b. Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan sampai
ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)
c. Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 – 4 tetes) dan
kemudian sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung pinggir
kaca penutup pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut terisi cairan
perlahan-lahan dengan gaya kapilaritasnya sendiri.
d. Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar leukkosit-
leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar hitung
tersebut dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.

5. Cara menghitung sel

a. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x), kemudian
lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x),
b. Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus
mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan sendirinya leukosit-
leukosit akan jelas terlihat.
c. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16
bidang kecil (misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan
satu bidang di bagian tengah). Cara dan ketentuan menghitung sel sama
dengan cara menghitung leukosit.Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus
ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri dan seterusnya.
Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang, sel-sel yang
menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung.
Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak
boleh dihitung.

6. Perhitungan
Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400 mm
kuatdrat, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam 5 x 16
bidang kamar kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuatdrat. Faktor
untuk mendapatkan jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10.000.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pengamatan diatas hasinya dapat dihitung sebagai berikut :
Kotak I : 100
Kotak II : 110
Kotak III : 80
Kotak IV : 87
Kotak V : 90
+
467

N x 10.000
467 x 10.000 = 4.670.000/mm3

Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm3

4.2 Pembahasan
Menghitung jumlah eritrosit yang terkandung dalam darah memang bukan suatu
hal yang mudah karena sel-sel darah merah yang terkandung dalam darah berukuran
sangat kecil sehingga dibutuhkan seperangkat alat yang dinamakan dengan
Haemocytometer dengan bantuan mikroskop. Dalam proses penghitungan sel-sel
darah merah dibutuhkan juga ketelitian dan konsisten dalam cara menghitung.
Penghitungan sel-sel darah merah dihitung di dalam kamar hitung yang bersakala atau
berukuran kecil dengan jumlah 40 buah. Contoh gambar sel-sel darah yang terkandung
di dalam kamar hitung.
Namun pada saat dilakaukan percobaan bisa saja kita mendapatkan kesalahan,
yang mana akan sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan, oleh karena itu ketelitian
sangat diperlukan dalam praktikum ini.
Sumber kesalahan :
a. Jumlah darah/larutan Heyem yang diisap kedalam pipet tidak tepat.
b. Memakai pipet yang basah
c. Berkurangnya darah dalam pipet pada waktu penghapusan darah yang
melekat pada bagian luar ujung pipet.
d. Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu menghisap
darah/larutan pengencer.
e. Adanya bekuan darah
f. Darah tidak homogen
g. Kamr hitung/kaca penutup kotor
h. Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar hitung
i. Letak kaca penutup tidak tepat
j. Meja mikroskop tidak datar
k. Menghitung sel yang menyinggung garis batas tidak benar
l. Kaca penutup bergeser karena tersebtuh oleh lensa mikroskop
m. Larutan pengencer kotor
n. Menghitung eritrosit tidak memakai lensa obyektif 40x sehingga kurang teliti.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah
pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada
seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.
Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit ialah 20x
tetapi menurut keadaan (leukositas tinggi atau leucopenia) pengenceran itu dapat
diubah sesuai dengan keadaan itu.Pengaenceran dilakukan lebih tinggi pada
leukositas dan lebih rendah pada leocopenia.
Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm 3

5.2 Kritik dan Saran


Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, untuk
itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata.R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta. 1967


http://belibis-a17.com/tag/kamar-hitung/.html
http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menghitung-jumlah-eritrosit-dan-
leukosit/.html
http://kharismamerrin.blogspot.com/2011/05/antal-eritrosit.html
http://analislaboratoriumkesehatan.blogspot.com/2010/09/menghitung-sel-sel-
darah.html
http://aniamaharani.blogspot.com/2011/12/praktikum-darahmenghitung-eritrosit.html
http://hirokotuna.wordpress.com/2010/11/02/menghitung-umlah-leukosit/
http://fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium-
hematologi/

You might also like