Professional Documents
Culture Documents
“KEPEMIMPINAN”
OLEH :
KELOMPOK III :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat. Karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “KEPEMIMPINAN” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Agnes
Mersatika Hartoyo, S.KM., M.Kes., selaku dosen mata kuliah Organisasi &
Manajemen Pelayanan Kesehatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Definisi Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut
Young (dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi
sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari
atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang bahwa
kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya
dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist)
cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan
pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok
sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kepemimpinan?
2. Apa saja teori kepemimpinan?
3. Apa saja fungsi-fungsi kepemimpinan?
4. Apa saja sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin?
5. Apa saja macam-macam gaya kepemimpinan?
6. Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan yang baik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari kepemimpinan
2. Untuk mengetahui teori kepemimpinan
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi kepemimpinan
4. Untuk mengetahui sifat-sifat seorang pemimpin
5. Untuk mengetahui macam-macam gaya kepemimpinan
6. Untuk mengetahui ciri-ciri kepemimpinan yang baik
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kepemimpinan
3
Definisi lain, para ahli kepemimpinan merumuskan definisi, sebagai
berikut:
Dari beberapa definisi di atas, ada beberapa unsur pokok yang mendasari
atau sudut pandang dan sifat-sifat dasar yang ada dalam merumuskan definisi
kepemimpinan, yaitu:
a. Unsur-unsur yang mendasari
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang
dikemukakan di atas, adalah: (1) Kemampuan mempengaruhi orang lain
(kelompok/bawahan). (2) Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah
laku orang lain atau kelompok. (3) adanya unsur kerja sama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
4
b. Sifat dasar kepemimpinan
Sifat-sifat yang mendasari kepemimpinan adalah kecakapan memimpin.
Paling tidak, dapat dikatakan bahwa kecakapan memimpin mencakup tiga unsur
kecakapan pokok, yaitu:
1) Kecakapan memahami individual, artinya mengetahui bahwa setiap
manusia mempunyai daya motivasi yang berbeda pada berbagai saat dan keadaan
yang berlainan.
2) Kemampuan untuk menggugah semangat dan memberi inspirasi.
3) Kemampuan untuk melakukan tindakan dalam suatu cara yang dapat
mengembangkan suasana (iklim) yang mampu memenuhi dan sekaligus
menimbulkan dan mengendalikan motivasi-motivasi
B. Teori Kepemimpinan
1. Teori Otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah
pemaksaan dan tindakan yang agak abiter dalam hubungan antra pemimpin
dengan pihak bawahan. Pimpinanan disini cendrung mengarahkan perhatian
sepenuhnya pada pekerjaan; ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin
dengan maksud agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin
otokratis menggunakan perintah-perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya
sanksi-sanksi.
2. Teori Psikologis
Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwafungsi seorang
pemimpin adalah pengembangan sistem motivasi terbaik. Pemimpin merangsang
bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran organisatoris
maupun memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka. Kepemimpinn yang memotivasi
sangat memperhatiakan hal-hal seperti pengakuan (REORGANIZING), kepastian
emosional, dan kesemptan untuk memperhatiakan keinginan dan kebutuhannya
5
3. Teori Sosiologis
Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha
yang melancarkan aktifitas para pemimpin dan berusaha untuk menyelesaikan
setiap konflik organisatoris antara npara pengikut. Pemimpin menetapkan tujuan-
tujuan dengan mengikutsertakan para pengikut dalam pengambilan keputusan
terakhir.
Usaha-usaha untuk mencapai tujuan mempengaruhi interaksi antara para
pengikut, kadang-kadang hingg tingkat timbulnya konflik yng merusak di dalam
atau di antara kelompok-kelompok. Dalam situasi demikian, pemimpin diharap
untuk mengambil tindakan-tindakan korektif, menjalankan pengaruh
kepemimpinannya dan mengembalikan harmoni antara koordinatif dan
pengikutnya.
4. Teori supportif
Pemimimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu
mempertebal keinginan pda setiap pengikut untuk melksanakan pekerjaan sebaik
mungkin, bekerjasama dengan pihk lain, serta mengembangkan skillnya dan
keinginannya sendiri.
5. Teori “Laissez Fire”
Pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para
pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Teori merupakan kebalikan
dari teori otokratis.
6. Teori Perilaku Pribadi
Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi
ataupun pola-pola kelakuan para pemimpin. Seorang pemimpin dapat menerapkan
macam-macam gaya kepemimpinan yang tergantung dari evaluasi pemimpin yang
berang bersangkutan tentang situasi yang dihadapi, kemauan-kemauan, keinginan
untuk memutuskan jumlah pengawasan yang akan dijalankan. Pemimpin yang
macam ini memberikan banyak kebebasan kepada bawahannya.
7. Teori Perilaku Sosial atau Sifat
a. Intelegensi
6
Orang umumnya beranggapan bahwa intelegensi seorang individu
memberikan petunjuk tentang kemungkinan baginya untuk berhasil sebagai
seorang pemimpin hingga suatu tingkat intelegensi tertentu. Sukses diterangakan
berdasarkan fakta bahwa individu bahwa individu memiliki tingkat intelegensi
sangat tinggi menganggap bahwa aktivitas-aktivitas kepemimpinan dan tantangan
tidak cukup bagi mereka; mereka lebih senang dengan ide-ide abstrak dan
pekerjaan riset dasar.
b. Inisiatif
Hal ini terdiri dari dua bagian;
1) Kemampuan untuk bertindak sendiri dan mengatur tindakan-tindakan
2) Kemampuan untuk melihat arah tindakan yang tidak terlihat oleh pihak
lain
c. Energi atau Rangsangan
Banyak orang berpendapat bahwa salah satu diantara ciri pemimpin yang
menonjol adalah lenih energik dalam usaha mencapai tujuan dibandingkan dengan
seorang bukan pemimpin. Yaitu energi mental dan fisik sangat dibutuhkan dalam
memimpin.
d. Kedewasaan Emosional
Seorang pemipmpin dapat diandalkan jani-janjinya mengenai sps ysng
sksn dilaksanakan dan ia bersedia bekerja lama dan menyebarluasakan sikap
“enthusiasme”diantara para pengikutnya.
e. Persuasif
Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan tersebut, seorang
pemimpin biasanya harus menggunakan persuasi.
f. Skill Komunikatif
Seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk mengemukakan secara
singkat pendapat-pendapatnya, dan dapat mengambil intisari dari pernyataan
pihak lain. Seorang pemipmpin menggunakan komunikasi dengan tepat untuk
tujuan-tujuan persuasif, informatif serta stimultif.
g. Kepercayaan Diri Sendiri
Seorang pemimpin adalah orang yang cukup matang dan ia tidak memiliki
sifat-sifat anti-sosial.
7
h. Perseptif
Sifat berehubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri-ciri dan
kelakuan orang lain, terutama dengan bawahannya.
i. Kreatifitas
Kapasitas untuk bersifat orisinil, untuk memikirkan cara-cara baru
merintis jalan baru, guna memecahkan sebuah problem merupakan sifat yang
sangat didambakan oleh seorang pemimpin.
j. Partisipasi Sosial
Mampu menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok dan memiliki
kemampuan untuk berhadapan dengan orang-orang dari kalangan manapun serta
berkemampuan untuk melakukan konversi tentang berbagai macam subjek.
C. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
8
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan
penentukan prosedur-prosedur yang diperlukan.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan –
hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
9
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak
mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk
melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani
mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul
tertulis dan lain sebagainya.
10
2) Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh
dan berkembang
3) Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4) Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui
pertumbuhan dan perkembangan
5) Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap
anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai
tujuan organisasi.
11
9. Rasional objektif, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan objektif dalam
mengatasi berbagai masalah dan objektif dalam menilai anak buahnya.
10. Manajemen waktu, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan mengatur
jadwal atau waktunya secara efektif dan efisien.
11. Berani mengambil resiko, dengan sifat ini, seorang pemimpin tidak akan
ragu dalam mengambil keputusan yang strategis, tentunya dengan penuh
pertimbangan dan tetap menekankan pada resiko keci dengan
keuntungannya (benefit) besar.
12. Ada naluri prioritas, dengan sifat ini, seorang pemimpin dapat melakukan
pekerjaannya atau menjadwalkan pekerjaannya sesuai prioritas, tidak
sekedar memprioritaskan jadwal.
13. Efisisen dalam bertindak, dengan sifat ini, seorang pemimpin akan selalu
penuh perhitungan dalam melakukan aktivitas yang bertujuan agar efisien
dalam segala aktivitasnya.
14. Haus informasi, dengan sifat ini, seorang pemimpin tidak akan ketinggalan
informasi atau selalu up-to-date dalam pengumpulan informasi atau data
untuk mendukung pengambilan keputusan.
12
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi.
13
pemimpin harus dapat menganalisa dan mumutuskan adanya gejala yang
terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat dalam tujuan organisasi.
3) Keseimbangan Emosi Orang yang mudah naik darah, membuat kekacauan
menandakan emosinya belum stabil, dan tidak memililki keseimbangan
emosi. Orang yang demikian tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang
pemimpin harus mampu membuat suasana tenang dan senang. Maka
seorang pemimpin harus mempunyai keseimbangan emosi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak harus
memiliki tiga ciri, yaitu:
1. Penglihatan sosial
2. Kecakapan berpikir abstrak
3. Keseimbangan emosi
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17